Dosen Pengampu : Ir. Muhammad Dominique Mendoza, S.E., S.Kom., M.M., IPM.
KELOMPOK 10
PTIK A 2020
Puji syukur selalu kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayahnya CJR ini dapat dibuat. Makalah CJR ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Managemen Proyek TI. Tidak lupa kami ucapkan juga terima kasih
kepada yang terhormat Bapak Ir. Muhammad Dominique Mendoza, S.E., S.Kom., M.M.,
IPM.yang telah memberi arahan dalam mengerjakan tugas ini serta teman-teman dan keluarga
yang selalu mendukung kami dalam menyelesaikan Makalah CJR ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan Makalah CJR ini dan hasil dari
Makalah terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga kami sangat membuka bagi siapa
pun yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun bagi kami. Kami berharap dengan
selesainya Makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, amin.
Penyusun K10
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................1
1.3 Manfaat.............................................................................................................................1
BAB IV Penutup.............................................................................................................................5
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................5
4.2 Saran.......................................................................................................................................5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen proyek merupakan strategi yang perlu dilakukan dalam pencapai efisiensi
dan efektifitas bagi perusahaan. Bagi manajer proyek TI harus memiliki keterampilan teknis
dan manajerial dengan kemampuan mengintegrasi batasan proyek, mengelola waktu,
mengelola biaya, mengelola sumber daya manusia, menangani stakeholder dan sekaligus
memastikan semua system IT berjalan lancar. Dengan sekarang ini yang dimana-mana serba
digitalisai mau tidaknya ya pasti pasti merasakannya , apalagi disetiap perusahaan pasti
menginginkan sebuah goals yang efisiensi dan efektif.
Banyak sekali jurnal-jurnal yang membahas mengenai MPTI , dan jurnal yang membahas
MPTI ini tidak sedikit yang pembahasannya lebih focus pada tahapan pembuatan dan
perancangan dari MPTI maka dari itu kami telah menyediakan jurnal mengenai MPTI yang
akan kami review, mudah-mudan dengan review jurnal ini pembaca dapat menambah
wawasan dan jurnal yang kami review ini cocok.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Dapat memenuhi tugas Mata Kuliah Management Proyek TI
Dapat menambah pengetahuan tentang Management proyek yang baik
Untuk memahami dan mengerti isi jurnal yang akan dikritik
1
Untuk membandingkan banyak hal tentang kajian jurnal yang dianalisis serta
mengambil kesimpulan atas ringkasan jurnal tersebut
Jurnal Utama
Judul Jurnal : Towards a paradigm shift in vehicle project management: From a traditional
multi-project-management to an integrated process-based digital approach
Email : emre2.kilic@tu-dortmund.de
Jurnal Pembanding
Judul Jurnal :IT Project Management : Supply Chain Optimization for Service Operations
Penerbit : Copyright © 2022 The Authors. This is an open access article under the CC
BY-NC-ND license. Peer review under responsibility of International Federation
of Automatic Control.
2
3
BAB II
Isi Jurnal
2.1 Jurnal Utama
A. Perkenalan
Industri otomotif menghadapi pergolakan radikal sebagai dampak dari perubahan cepat
dalam lingkungan, dengan beberapa tantangan utama seperti penggerak listrik, pengemudian
otonom, layanan mobilitas, keberlanjutan, digitalisasi, dan konektivitas kendaraan. Produsen
otomotif tidak hanya terkena dampak perubahan ini, tetapi juga mempercepatnya dengan
mengadopsi perkembangan tertentu seperti peningkatan perangkat lunak jarak jauh, transformasi
pabrik untuk memproduksi kendaraan baterai-listrik, dan investasi besar dalam pengembangan
sel baterai. Meskipun banyak penelitian telah difokuskan pada aspek teknis seperti
pengembangan perangkat lunak, pengembangan sel baterai, dan produksi, artikel ini menyoroti
bahwa dampak dan persyaratan transformasi terhadap bidang bisnis utama, elemen organisasi,
dan proses bisnis yang mendasarinya belum diteliti secara menyeluruh. Dalam konteks
transformasi digital yang sedang berlangsung, metode, alat, teknik kerja dasar, dan proses bisnis
dalam manajemen proyek kendaraan (VPM) perlu dipertimbangkan ulang dan diperbarui
sepenuhnya.
Adapun untuk mengelola transformasi digital ini dengan baik, artikel tersebut
menekankan perlunya perubahan paradigma dari praktik manajemen multi-proyek tradisional ke
pendekatan digital berbasis proses yang terintegrasi. Artikel ini berusaha membangun landasan
ilmiah dan pemahaman umum tentang terminologi dalam konteks VPM dan manajemen
perubahan kendaraan (VCM). Tujuan akhirnya adalah untuk mengusulkan pendekatan
digitalisasi berbasis proses yang dapat membantu mencapai praktik target yang diinginkan dalam
transformasi digital tersebut. Sebagai ringkasan, artikel ini menetapkan dasar untuk penelitian
lebih lanjut dalam penerapan metode dan alat canggih dalam VPM dan VCM dalam konteks
transformasi digital industri otomotif.
Desain Penelitian
Melakukan tinjauan pustaka yang komprehensif dan terperinci untuk mendapatkan wawasan luas
dan substansial tentang literatur ilmiah yang relevan. Pencarian istilah-istilah seperti manajemen
4
proyek, manajemen perubahan, pembaruan model, otomotif, dan kendaraan dilakukan untuk
mengidentifikasi literatur yang paling relevan dengan subjek penelitian. Fokus pada Manajemen
dan Organisasi: Penelitian ini secara khusus menekankan fokus pada kewajiban pemantauan dan
pengendalian Manajemen Proyek Kendaraan (VPM) pada tingkat yang lebih luas dan lebih
tinggi, dengan penekanan pada aspek manajemen dan organisasi. Penelitian ini mencoba
memahami dan memproses semua jenis perubahan kendaraan dalam konteks transformasi
digital.Batasan Ruang Lingkup: Penulis secara eksplisit menyatakan bahwa makalah ini tidak
memuat penelitian mengenai aspek rekayasa teknis atau manufaktur yang sering dikaitkan
dengan ruang lingkup VPM. Fokus utama adalah pada pemahaman karakteristik dan persyaratan
VPM dan Manajemen Perubahan Kendaraan (VCM) dalam konteks transformasi digital.
Membina dan mengelola perubahan paradigma dalam proyek kendaraan dan manajemen
perubahan
5
Secara sederhana, sumbangan utama makalah ini terletak pada jawaban terhadap pertanyaan
mengenai kebutuhan perubahan paradigma dan bagaimana melaksanakan transisi yang lancar
menuju desain sistem target secara sistematis. Fokusnya adalah mempertanyakan keefektifan
penerapan praktik manajemen proyek klasik dalam proyek kendaraan serta manajemen
perubahan sepanjang berbagai fase produk, mengingat meningkatnya kompleksitas produk dan
pergeseran menuju transformasi digital.Pengembangan pemahaman, istilah, dan konsep yang
diperlukan untuk kemajuan ini menjadi bagian integral dari tujuan penelitian di dalamnya.
Dalam kerangka ini, digunakan konsep dasar VPM dan VCM, dengan mempertimbangkan
kondisi penelitian saat ini. Pengertian manajemen proyek kendaraan dalam konteks ini mencakup
pengelolaan holistik terhadap semua aspek yang relevan dengan suatu kendaraan, melibatkan
tantangan tidak hanya dalam ranah teknik, tetapi juga dalam aspek manufaktur, desain,
keuangan, dan bisnis.Manajemen perubahan kendaraan diartikan sebagai pendekatan yang bukan
hanya terbatas pada disiplin teknik atau manufaktur, melainkan sebagai cara untuk mengelola
berbagai jenis perubahan tanpa memandang skala, kompleksitas, jenis, penggunaan sumber daya,
atau upaya yang dibutuhkan untuk implementasinya. Perlu dicatat bahwa manajemen ramp-up
dipisahkan dari konsep ini, karena secara spesifik merujuk pada periode di antara akhir
pengembangan produk dan mencapai kapasitas produksi serial penuh.
Dalam hal ini, setiap fase proses produk harus diperiksa secara berbeda karena karakteristik dan
persyaratan fase tertentu.
Gambar 3 mengontraskan kurva ramp-up dari kedua fase. Pertama, kurva ramp-up pada fase
pembaruan produk jelas lebih curam pada fase awal produksi dan bertujuan untuk mencapai
pemanfaatan kapasitas produksi penuh jauh lebih awal dibandingkan pada fase pengembangan
produk.
6
Perbandingan langsung dari isi fase sepanjang tonggak utama produksi kendaraan memperjelas
bahwa setiap fase memiliki karakteristik dan fitur tersendiri (Gbr. 4), sehingga memerlukan
serangkaian metode, teknik, dan pendekatan tersendiri yang secara kolektif membentuk fase-
kemampuan tertentu
(Gbr. 4). Kesesuaian praktik BPM untuk pemanfaatan pada tahap pembaruan produk dapat
dijelaskan oleh fakta bahwa manajemen proses bisnis adalah a“disiplin yang menggunakan
berbagai metode untuk menemukan, memodelkan, menganalisis, mengukur, meningkatkan dan
mengoptimalkan proses bisnis”[36], untuk“menciptakan dan mengelola proses berkinerja tinggi,
yang beroperasi dengan biaya jauh lebih rendah, kecepatan lebih tinggi, akurasi lebih besar, aset
lebih sedikit, dan fleksibilitas lebih baik
Manajemen proyek kendaraan tradisional, yang ditenagai oleh pencapaian dan hasil, menjadi
kurang relevan pada fase pembaruan produk. Fase ini memerlukan pendekatan yang lebih
berbasis proses dan peristiwa. Artikel ini menyoroti kebutuhan akan transisi ini dan
mengembangkan arsitektur target terkait dengan pendekatan digital terintegrasi. Desain arsitektur
tersebut menekankan konsep tingkat, memungkinkan pembagian disiplin ilmu dan kontennya ke
berbagai tingkatan untuk penggunaan praktik dan metode yang sesuai serta memudahkan
spesifikasi persyaratan.Pentingnya pengetahuan dalam kedua fase, baik pengembangan produk
maupun pembaruan produk, diakui. Namun, manajer perubahan di fase pengembangan produk
dihadapkan pada ketidakpastian yang memerlukan komunikasi intens antar departemen,
sementara manajer perubahan dalam pembaruan produk harus mencapai standarisasi, stabilitas
proses, dan penghematan biaya yang signifikan.Struktur proses pembaruan produk harus dapat
menangani banyak permintaan perubahan dalam berbagai jenis dan ukuran, terjadi secara
bersamaan di semua varian dan model kendaraan. Oleh karena itu, pemantauan proses dan
7
pengendalian yang canggih menjadi krusial pada fase ini. Artikel menegaskan bahwa untuk
mengatasi tantangan ini, pendekatan BPM (Business Process Management) dengan metode dan
alat yang khusus disediakan dapat memberikan respons dan implementasi yang lebih efektif pada tingkat
proses operasional.
8
bagian: kestabilan fungsi sistem informasi dan estimasi efektivitas penerapan sistem informasi
secara keseluruhan. Proses pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan model siklus hidup dan
standar yang sesuai serta peraturan lainnya. Pemeliharaan sistem informasi melibatkan
penghapusan kesalahan dan modifikasi perangkat lunak yang diperlukan selama pengoperasian.
Proses pemeliharaan juga mencakup manajemen konfigurasi perangkat lunak, pengendalian
kualitas perangkat lunak, proses verifikasi dan validasi perangkat lunak, proses revisi dan audit
perangkat lunak, serta pemecahan masalah perangkat lunak. Proses integrasi perangkat lunak
dapat ditambahkan ke dalam proses pemeliharaan perangkat lunak. Penilaian efektivitas proyek
investasi merupakan tugas analisis ekonomi kompleks dan seharusnya dilakukan pada tahap pra-
investasi. Pemilihan metode pelaksanaan proyek, disebut penganggaran investasi, merupakan
keputusan penting dalam proses pembuatan proyek (Ionova et al., 2012).
Analisis biaya investasi melibatkan analisis biaya untuk pilihan-pilihan alternatif dan
perbandingan berdasarkan kriteria yang dipilih. Model matematika yang dikembangkan dalam
penelitian ini didasarkan pada algoritma untuk menentukan karakteristik sistem antrian
multisaluran dengan ekspektasi, dan model ini dapat membantu memperkirakan waktu rata-rata
untuk menyelesaikan pemeliharaan serta menentukan tenaga kerja optimal untuk tim proyek
dalam fase pemeliharaan. Penting untuk mencatat bahwa penelitian ini juga mencakup artikel-
artikel ilmiah lainnya, seperti manajemen konfigurasi perangkat lunak, pengendalian kualitas
perangkat lunak, proses verifikasi dan validasi perangkat lunak, proses revisi, audit, pemecahan
masalah perangkat lunak, dan integrasi perangkat lunak. Dalam tahap pra-investasi, model
dengan parameter tertentu memungkinkan estimasi waktu rata-rata untuk menyelesaikan
pemeliharaan dan menentukan tenaga kerja optimal untuk tim proyek. Model ini didasarkan pada
penelitian sebelumnya (Zalozhnev et al., 2015, 2018a, dan 2021) yang mencakup jumlah rata-
rata pekerjaan untuk memelihara sistem informasi, waktu rata-rata untuk memelihara sistem
informasi oleh anggota tim program, dan waktu rata-rata yang diperbolehkan sejak tim proyek
menerima pekerjaan pemeliharaan hingga selesainya pekerjaan ini tanpa penalti kepada tim
proyek.
Deskripsi model optimalisasi tenaga kerja tim proyek untuk fase pemeliharaan siklus
hidup sistem informasi
Interval waktu rata-rata antara permintaan yang terpisah adalah 1/λ, dan intensitas rata-rata aliran
permintaan per satuan waktu adalah λ.
Kepadatan distribusi, yang mencirikan probabilitas interval waktu t antara penerimaan dua
permintaan layanan terpisah, diberikan dengan rumus (1):
Pekerjaan setiap anggota tim proyek (Tim Dukungan Layanan TI) ditandai dengan waktu
layanan rata-rata 1/μ.
Waktu layanan permintaan adalah variabel acak yang berdistribusi eksponensial dengan fungsi
kepadatan probabilitas (2)
9
Ini adalah sistem antrian n-channel. Jika hubungan itu bertahan (3)
kemudian ada mode operasi stasioner dengan panjang antrian layanan yang terbatas. Sesuai
dengan tugasnya, waktu layanan untuk permintaan ke tim dukungan layanan TI tidak boleh lebih
dari ; jika tidak, tim dukungan layanan TI akan membayar denda kepada pelanggan sebesar 1 pl
untuk setiap unit penundaan waktu yang telah berlalu sebelum tim dukungan layanan TI mulai
mengerjakan permintaan tersebut.
Untuk sistem antrian dengan λ dan μ yang diketahui serta n yang diketahui, waktu ratarata yang
dihabiskan dalam antrian berdasarkan permintaan ditentukan oleh
10
11
BAB III
Pembahasan
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka :
12
13