Anda di halaman 1dari 31

PERANAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN E-COMMERCE TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING


USAHA KECIL MENENGAH
(Study Pada Sentra UKM Industri Tekstil Cigondewah Badung)

Using Information Technology and E-commerce for Competitive advantage Micro,


Small Enterprises Business (Study at Small Textile Industry Cigondewah Bandung)

Seminar Bisnis
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas UTS Seminar Bisnis
Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Ekky Rizki Mulyana


21212010
Bisnis-A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, usulan penelitian dengan judul

Peranan Penggunaan Teknologi Informasi dan E-commerce terhadap Keunggulan

Bersaing Usaha Kecil Menengah (Studi pada sentra industri tekstil di Cigondewah

Bandung) dapat diselesaikan dengan baik, Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun untuk

penyempurnaan selanjutnya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan sehingga


penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Kedua orang tua uang senantiasa memberikan doa dan dukungan
3. Seluruh dosen pengajar UNIKOM
4. Teman-teman MN-2 yang selalu memberikan demangat

Meski jauh dari kesempurnaan, mudah-mudahan tugas yang penulis susun ini

dapat memberikan manfaat bagi diri penulis pada khususnya dan para pembaca

pada umumnya. Amin yaa robbal alamin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, November 2015


Penulis

Ekky Rizki Mulyana


DAFTAR ISI

Hal.
KATA PENGANTAR ..

DAFTAR ISI .....

BAB I PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang Masalah..

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah.

1.2.1 Identifikasi Masalah......


1.2.2 Rumusan Masalah.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...
1.3.1 Maksud Penelitian....
1.3.2 Tujuan Penelitian.....
1.4 Kegunaan Penelitian......
1.4.1 Kegunaan Akademis........
1.4.2 Kegunaan Praktis.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi penelitian.
1.5.2 Waktu Penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS.

2.1 Kajian Pustaka..

2.1.1 Pengertian Teknologi Informasi.


2.1.1.1 Indikator Teknologi Komunikasi
dan Informasi.
2.1.1.2 Karakteristik Teknologi Komunikasi
dan Informasi..
2.1.1.3 Tujuan dan Fungsi Teknologi Informasi
2.1.2 Pengertian E-Commerce.
2.1.2.1 Penggolongan E-Commerce...
2.1.2.2 Indikator E-commerce...
2.1.2.3 Manfaat E-commerce..
2.1.3 Pengertian Keunggulan Bersaing...
2.1.3.1 Indikator Keunggulan Bersaing
2.1.4 Penelitian Terdahulu...
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel.
2.2.1.1 Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap
Keunggulan Bersaing Usaha Kecil Menengah..
2.2.1.2 Aplikasi E-commerce pada Kinerja dan
Keunggulan Bersaing Usaha Kecil

Menengah.............
2.3 Hipotesis.

DAFTAR PUSTAKA.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Penerapan Teknologi Informasi saat ini banyak digunakan para usahawan.

Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu

menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi

Informasi menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. Kita telah melihat

perkembangan teknologi informasi (TI) yang luar biasa selama beberapa dekade

terakhir.

Banyak perusahaan yang melakukan investasi pada teknologi informasi

dengan harapan dapat memberikan keunggulan bersaing juga memberikan outline

yang kuat mengenai kemungkinan teknologi informasi menjadi yang terbesar dalam

mengelola bisnis mereka. Menghadapi mekanisme pasar yang makin terbuka dan

kompetitif, penguasaan pasar merupakan prasyarat untuk meningkatkan

produktivitas. Oleh karena itu, peran teknologi diperlukan dalam mendorong


keberhasilan perusahaan untuk memperluas akses pasar melalui pemanfaatan

teknologi informasi dapat digunakan sebagai media komunikasi pemasaran modern.

Teknologi informasi sudah semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai

organisasi terutama organisasi bisnis. Kegiatan dunia usaha menggunakan teknologi

informasi adalah cara yang inovatif dalam melakukan kegiatan perusahaan untuk

memasuki pasar di dunia maya yang disebut sebagai electronic business (e-business)

dan electronic commerce (e-commerce) (Tamimi, Sebastianelli & Rajan 2005; Wang,

Head & Archer 2002).

Perusahaan harus mengeluarkan modal yang tidak kecil untuk menerapkan

teknologi informasi di perusahaannya. Tetapi karena saat ini penggunaan teknologi

informasi dapat menjadi salah satu parameter keunggulan suatu perusahaan, harga

yang dibayar tersebut memiliki opportunity cost yang sebanding. Namun bagi

sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan teknologi informasi terhadap

perkembangan bisnis suatu perusahaan itu tidaklah penting, melainkan

manajemennya yang harus dibenahi. Teknologi informasi juga dapat digunakan untuk

membantu kinerja perusahaan dalam meningkatkan kecepatan integrasi pengetahuan

dan aplikasinya dengan mengumpulkan atau mengotomatiskan kegiatan-kegiatan

rutin organisasi, sehingga meringankan kerja para karyawan. Maka, seiring dengan

bertambahnya nilai perusahaan, perusahaan menggunakan teknologi informasi baik

internet, seperti email, dan papan buletin elektronik, intranets, database, sistem

manajemen data elektronik dan juga sistem manajemen pengetahuan untuk

meningkatkan sharing pengetahuan di antara para karyawannya.


Saat ini pemanfaatan e-commerce masih didominasi oleh perusahaan-

perusahaan besar (Eva, 2007). Telah banyak UKM mencoba untuk mengaplikasikan

TI guna mendukung kegiatan bisnisnya. Tetapi karena keterbatasan sumber daya yang

dimilikinya, aplikasi TI pada UKM menjadi berbeda dari usaha besar (Welsh dan

White 1981; Fink 1998; Thong 1999 dalam Sarosa dan Zowghi 2011). Keterbatasan

sumberdaya tersebut dalam hal sumber daya manusianya, sumber daya keuangan dan

sumber daya alat-alat (Lesjak, 1995 dalam Seyal et al., 2008), sehingga bagi UKM

penyebaran TI bukanlah suatu proses yang sederhana. Seperti yang dikatakan Iacovau

et al. (1999) dalam Jeanette dan Cavaye (1999) bahwa UKM terlebih dahulu

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dalam aplikasi TI. Penyebaran TI

juga membutuhkan komitmen dari perusahaan tidak hanya terbatas untuk belajar dan

memahami perubahan proses bisnis tetapi juga kesediaannya untuk melakukan

investasi di bidang teknologi.

Masih banyak pimpinan perusahaan yang menganggap bahwa investasi

terhadap teknologi informasi merupakan suatu hal yang tidak terlalu penting untuk

dilakukan oleh perusahaan. Kebanyakan dari mereka merasa bahwa investasi tersebut

sifatnya adalah optional. Dalam kerangka manajemen strategis di era modern saat ini,

pandangan tersebut dapat dianggap benar atau salah sama sekali, tergantung dari

karakteristik investasi yang ada. Dan, teknologi informasi bagi setiap perusahaan

bersifat unik dan spesifik. Hal ini disebabkan karena masing-masing perusahaan

memiliki strategi yang berbeda satu dengan lainnya. Kendati dua buah perusahaan
misalnya, berada pada sebuah industry yang sama, peranan teknologi informasinya

bisa sangat berbeda.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seberapa efektifkah peranan

penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan e-commerce dipakai oleh para

pelaku usaha. Oleh karena itu perlu dimiliki pengetahuan mengenai seberapa besar

penggunaan teknologi informasi dan e-commerce bagi perusahaan, sehingga peneliti

memberi judul Peranan Penggunaan Teknologi Informasi dan E-Commerce

terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus Pada

Sentra UKM Tekstil di Cigondewah, Bandung pada penelitian ini.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah dijelaskan sebelumya, maka identifikasi

masalah yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

1. Usaha Kecil menengah belum sepenuhnya perduli terhadap pentingnya

teknologi informasi dan menerapkan e-commerce dalam meningkatkan

keunggulan bersaing usahanya.


2. Keterbatasan sumberdaya dalam menggunakan teknologi informasi seperti

dalam hal sumber daya manusianya, sumber daya keuangan dan sumber daya

alat-alat membuat masih belum banyak UKM menggunakan teknologi

informasi dan e-commerce.

1.2.2 Rumusan Masalah


Dari identifikasi masalah yang telah didefinisikan di atas, maka penjabaran rumusan

masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagimanakah penggunaan teknologi informasi pada UKM terkstil di

Cigondewah Bandung..
2. Bagaimanakah penggunaan E-commerce pada UKM terkstil di Cigondewah

Bandung.
3. Bagaimanakah keunggulan bersaing pada UKM Cigondewah Bandung.
4. Seberapa besar pengaruh teknologi informasi dan e-commerce terhadap

keunggulan bersaing UKM di Cigondewah secara parsial.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah membangun wawasan bagi para pengusaha

khususnya usaha kecil menengah tentang peranan teknologi informasi dan e-

commerce pada usaha mereka sehingga dapat mengetahui manfaat teknologi

informasi dan e-commerce guna dapat mengembangkan usaha mereka lebih baik lagi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi dapet meningkatkan

produktivitas pada usaha kecil menengah.


2. Untuk menhetahui pengaruh penggunaan E-commerce pada kinerja dan

produktivitas usaha kecil menengah

1.4 Kegunaan Penelitian


1.4.1 Kegunaan Akademis
a. Bagi Pengembangan Ilmu
Kegunaan Penelitian ini dalam Bidang pengembangan ilmu adalah dapat

mengimplementasikan ilmu-ilmu dari penelitian ini yang kelak berguna

dan dapat digunakan dalam mengembangkan ilmunya.


b. Bagi Peneliti
Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai indicator untuk

mengambangkan kemampuan dalam melakukan penelitian, meningkatkan

skill dalam melakukan penelitian dan sebagai bahan evaluasi terhadap

skill dan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.


c. Bagi Peneliti Lain
Kegunaan penelitian ini bagi peneliti lain adalah dapat menjadi salah satu

sumber referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang

berhubungan dengan penelitian yang peneliti bahas.


1.4.2 Kegunaan Praktis
a. Bagi perusahaan tersebut agar tau apakah teknologi informasi dan e-

commece yang di terapkan dalam proses penjualan bisnis tersebut dapat

meningkat produktivitas usaha.

b. Diharapkan dapat menambah wawasan pemikiran dan pengalaman dalam

melakukan penelitian, sehingga penulis dapat melakukan penelitian-

penelitian berkelanjutan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitan ini adalah para pelaku usaha kecil

menengah sentra industry tekstil di Cigondewah Bandung.


1.5.2 Waktu Penelitian

BULAN
KEGIATAN
- - - - - -
Persiapan
1. Studi Kepustakaan
2. Konsultasi dengan Pembimbing mengenai Proposal
3. Konsultasi dengan Pembimbing
4. Penilaian Proposal dan Perbaikan
Pelaksanaan
1. Orientasi lapangan (Penelusuran Kepustakaan)
2. Analisis data dan Penulisan
3. Konsultasi Penulisan
Pertanggungjawaban
1. Penilaian Hasil Penelitian
2. Perbaikan dan Penggandaan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (TI) dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan

informasi. Kata teknologi bermakna pengembangan dan penerapan berbagai peralatan

atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh manusia

dalam kehidupan sehari-hari, kata teknologi berdekatan artinya dengan istilah tata

cara. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi mengenai

teknologi informasi. Menurut Williams dan saywer yang dikutip oleh Seesar (2010:

6), bahwa teknologi informasi merupakan sebuah bentuk umum yang

menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi,

menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyampaikan informasi.

Sedangkan menurut Ishak (2010: 87), teknologi informasi adalah hasil

rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima

sehingga pengiriman informasi akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih

lama penyimpanannya. Selain pendapat di atas, Information Technology Association

of America (ITAA) yang dikutip oleh Sutarman (2010: 13) menyatakan bahwa,

teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi,

dukungan atau manajemen system informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi

perangkat lunak dan perangkat keras komputer

2.1.1.1 Indikator Teknologi Komunikasi dan Informasi

Menurut Sutarman (2010) Komponen-komponen dalam Teknologi Informasi dan

Komunikasi adalah:
1. Hardware (perangkat keras) Perangkat keras komputer, berupa: CPU, storage,

perangkat Input/ Output, terminal untuk interaksi, media komunikasi data.


2. Software (perangkat lunak) Perangkat lunak komputer, berupa perangkat

lunak sistem (sistem operasi dan utilitinya), perangkat lunak umum aplikasi

(bahasa pemrograman), perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi, dll).


3. Brainware (orang yang membuat, menggunakan dan memelihara sistem).

Personil untuk pengelolaan operasi (SDM), meliputi:


a. Clerical personal (untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan

melakukan inquiry = operator)


b. First level manager, untuk mengelola pemrosesan data didukung

dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out of control

dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah.


c. Staff specialist, digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan

pelaporan.
d. Management, untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khusus,

analisis khuusus, laporan khusus, pendukung identifikasi masalah dan

peluang. Aplikasi = program+prosedur pengoperasian.


4. Database (penyimpanan data pada media penyimpanan komputer).
Beberapa keuntungan pemrosesan data berdasarkan database:
a. Pencegahan redundansi data: menghindari pengulangan penyimpanan

melalui struktur yang logik dan hemat (menghindari penyimpanan data

berulang pada file)


b. Konsistensi data: dengan pengendalian duplikasi data maka tampilan data

selalu konsisten karena dari sumber / lokasi penyimpanan yang sama .


c. Integrasi data: dengan diorganisasikannya dalam suatu struktur tunggal

dengan hubungan hubungan logic diantara entitas data yang berkaitan,


maka pengguna dapat dengan mudah menghubungkan suatu data dengan

data lain .
d. Multiple user: pemakaian data bersamaan pada waktu yang sama dengan

sistem network / LAN (local area network).


e. Standarisasi data: dengan mendefinisasikan data dan pembakuan data akan

menghindari ketidakseragaman format .


f. Kemudahan pembuatan aplikasi sistem karena data sudah diintegrasikan

dengan hubungan hubungan antar file dan tidak dalam bentuk berkas

berkas terpisah .
g. Kemudahan akses: karena merupakan koleksi data komputer yang

diorganisasikan
h. Kebebasan data .
i. Keamanan data: Karena dilengkapi program / fasilitas keamanan dari

sistem operasinya dengan pengendalian pemakaian password, pengacakan

data / enkrip dan lain lain.


5. Telekomunikasi dan Prosedur, merupakan langkah-langkah penggunaan

sistem.
Ada beberapa klasifikasi sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi, Sistem

teknologi informasi dapat diklasifikasikan berdasarkan:


1. Klasifikasi Menurut Fungsi Sistem
a. Embedded IT System yaitu sistem teknologi informasi yang

melekat pada produk lain. Contoh sistem pada lift berfungsi untuk

mengendalikan gerakan lift.


b. Dedicated IT System yaitu sistem teknologi informasi yang

dirancang untuk melakukan tugas-tugas khusus. Misalnya ATM

(Anjungan Tunai Mandiri) dirancang khusus untuk melakukan

transaksi keuangan nasabah bank.


c. General Purpose IT System yaitu sistem teknologi informasi yang

digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas yang bersifat

umum. Misalnya sistem komputer yang disebut PC.


2. Klasifikasi Menurut Cara Melayani Permintaan
Pada lingkungan yang memiliki sejumlah komputer yang saling

berhubungan, dikenal dengan istilah client/server. Server adalah

komputer/software yang bertugas melayani permintaan komputer yang

berkedudukan sebagai client. Contoh: web server. Client adalah komputer

yang memanfaatkan layanan yang disediakan server.

2.1.2 Pengertian Perdagangan Elektronik (E-Commerce)

Menurut Rahmati seperti dikutip oleh Irmawati (2011: 97), e-commerce

merupakan singkatan dari Electronic Commerce yang artinya sistem pemasaran

secara atau dengan media elektronik. E-Commerce ini mencakup distribusi,

penjualan, pembelian, marketing dan service dari sebuah produk yang dilakukan

dalam sebuah system elektronika seperti Internet atau bentuk jaringan komputer yang

lain.

Kalakota dan Whinston dalam Irmawati (2011: 98) mendefinisikan e-

commerce yang dapat dilihat dari beberapa perspektif sebagai berikut :

1. Perspektif Komunikasi : e-commerce merupakan pengiriman informasi,

produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau

sarana eletronik lainnya.


2. Perspektif Proses Bisnis : e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju

otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.


3. Perspektif Layanan: e-commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi

keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost

ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.


4. Perspektif Online: e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan

informasi di internet dan jasa online lainnya.

Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa e-commerce

adalah sebuah proses jual-beli, pemasaran, distribusi, dan pelayanan yang mengalami

otomatisasi karena dilakukan secara elektronik berupa jaringan internet dan komputer.

2.1.2.1 Penggolongan E-Commerce

Penggolongan e-commerce yang lazim dilakukan orang ialah berdasarkan

sifat transaksinya. Menurut Nanehkaran (2013: 192) penggolongan dalam e-

commerce, tipe-tipenya dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Business to business (B2B), adalah model e-commerce dimana transaksi bisnis

terjadi antar perusahaan, sehingga proses transaksi dan interaksinya adalah antara

satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Model e-commerce ini adalah

dimana perusahaan menjual bahan mentah, produk dan jasa kepada perusahaan

lain melalui website. Contoh perusahaan yang menggunakan model B2B ini

adalah Cisco, yang juga menerapkan metode just in time manufacturing.


b. Business to Consumer (B2C), adalah model e-commerce dimana pelaku bisnis

yang terlibat secara langsung adalah antara penjual (penyedia jasa e-commerce)

dengan pembeli individu. Contoh model e-commerce ini adalah Amazon.


c. Consumer to Consumer (C2C), adalah model e-commerce dimana transaksi dan

interaksi bisnis terjadi antar perorangan atau individu yang bertindak sebagai

penjual dan pembeli secara langsung. Contoh situs yang menggunakan metode

ini adalah situs jual beli online seperti olx.co.id atau berniaga.com.
d. Consumer to Business (C2B), adalah model e-commerce dimana pelaku

bisnisnya adalah perorangan atau individual yang melakukan transaksi atau

interaksi bisnis dengan suatu atau beberapa perusahaan.


e. M-Commerce, adalah model e-commerce dimana transaksi dan interaksi bisnis

terjadi melalui media tanpa kabel, seperti telepon seluler.

2.1.2.2 Indikator Keberhasilan Penerapan E-Commerce

Menurut Fassnacht dan Koese seperti dikutip oleh Mahmoud Amer, et al.

(2010: 362), dimensi untuk pelayanan elektronik adalah kualitas grafis, kejelasan tata

letak, pilihan yang menarik, kualitas informasi, kemudahan penggunaan, kualitas

teknis, manfaat fungsional, dan manfaat emosional.

Sedangkan menurut Zeithaml, et al. dalam Nimako et al. (2012: 199), dimensi

untuk mengukur suatu bisnis berbasis retail e-commerce adalah: efisiensi,

kehandalan, pemenuhan, privasi, responsivitas, dan kompensasi.

Field, Heim & Sinha (2004) dalam Nimako et al. (2012: 199) mengemukakan

dimensi untuk mengukur suatu layanan berbasis e-commerce sebagai berikut: desain

situs, reliabilitas, keamanan and layanan pelanggan.

Pather & Usabuwera (2010) dalam Nimako et al. (2012: 199) juga

mengidentifikasi dan menyatakan tujuh dimensi untuk mengukur layanan e-


commerce, yaitu: reliabilitas, keamanan, tampilan/estetika, ketersediaan/akses,

kemudahan penggunaan, responsivitas and komunikasi.

Santos dalam Amirzadeh dan Mousavi (2011: 103) berpendapat mengenai

dimensi untuk mengukur pelayanan berbasis e-commerce adalah: kemudahan

penggunaan, tampilan, jaringan, struktur, konten, efisiensi, kehandalan, komunikasi,

keamanan, insentif, pelayanan konsumen.

Dari beberapa teori mengenai alat ukur e-commerce di atas, penulis memilih

teori dari Pather dan Usabuwera untuk digunakan dalam penelitian ini. Penulis

memilih teori tersebut karena teori tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi

perusahaan, jenis e-commerce yang dijalankan perusahaan, dan objek penelitian.

2.1.2.3 Manfaat E-commerce

1. Manfaat bagi organisasi

Manfaat yang dapat diperoleh dari e-commerce bagi organisasi menurut

Irmawati (2011:109) adalah :

- Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar global,

sehingga perusahaan bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, memilih

pemasok terbaik, dan menjalin relasi dengan mitra bisnis yang dinilai

paling cocok
- Menekan biaya menyusun, memproses, mendistribusikan, menyimpan,

dan mengakses informasi berbasis kertas


- Memungkinkan perusahaan mewujudkan bisnis yang sangat

terspesialisasi.
- Menekan biaya persediaan dan overhead dengan cara memfasilitasi

manajemen rantai nilai bertipe pull yang prosesnya berawal dari

pesanan pelanggan dan menggunakan pemanufakturan just-in-time.


- Menekan waktu antara pembayaran dan penerimaan produk/jasa. Akses

informasi lebih cepat.


- Meningkatkan produktivitas karyawan melalui rekayasa ulang proses

bisnis (business process reengineering).


- Menekan biaya telekomunikasi.

2. Manfaat bagi konsumen

Selain mempunyai manfaat bagi perusahaan, e-commerce juga mempunyai

manfaat bagi konsumen (Irmawati, 2011:110), yaitu :

- Memungkinkan konsumen berbelanja atau melakukan transaksi lainnya

setiap saat (7 hari 24 jam).


- Memberikan pilihan produk dan pemasok yang lebih banyak kepada

pelanggan
- Memungkinkan konsumen dalam mendapatkan produk dan jasa yang

lebih murah, karena konsumen bisa berbelanja di banyak tempat dan

melakukan perbandingan secara cepat.


- Produk yang terdigitalisasi, sehingga memungkinkan pengiriman produk

secara cepat dan real-time.


- Memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan pelanggan lainnya dalam

komunitas dan saling bertukar gagasan dan pengalaman.


- Memungkinkan pelanggan berpartisipasi dalam lelang virtual.

3. Manfaat bagi masyarakat


Menurut Irmawati (2011:110) selain manfaat terhadap organisasi, konsumen

e-commerce juga mempunyai manfaat bagi masyarakat, antara lain :

- Memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak harus

keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus kepadatan

lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi.


- Memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga lebih

rendah.
- Memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan wilayah

pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka

dapatkan tanpa e-commerce.

2.1.3 Pengertian Keunggulan Bersaing

Menurut Kotler dan Armstrong (2014: 547), keunggulan bersaing adalah: An

advantage over competitors gained by offering consumers greater value. (Sebuah

keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan menawarkan konsumen nilai lebih).

Dessler seperti dikutip oleh Pakaya (2011: 115) menyatakan bahwa

Competitive advantage is any factor that allow an organization to differentiate its

product or service from those of its competitor to increase market share.

(Keunggulan bersaing adalah faktor yang memungkinkan organisasi untuk

melakukan diferensiasi terhadap produk atau jasa dari para pesaing untuk

meningkatkan pangsa pasar).

Sedangkan Kroll dalam Pakaya (2011: 115) mendefinisikan Competitive

advantage is a firm valuable strategic that cannot be fully duplicated by is competitors


and that result in high financial returns over a lengthy period of time. (Keunggulan

bersaing adalah strategi berharga suatu perusahaan yang tidak dapat diduplikasi

sepenuhnya oleh para pesaing, dan menghasilkan pendapatan kembali yang tinggi

selama suatu periode yang panjang).

Sehingga dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa

keunggulan bersaing adalah suatu keuntungan yang diperoleh sebuah perusahaan

akibat nilai lebih yang diperoleh pelanggan dibandingkan perusahaan pesaing.

2.1.4.2 Strategi Kompetitif Keunggulan Bersaing

Michael Porter, seperti dikutip oleh Kotler dan Armstrong (2014: 557),

menyarankan empat strategi kompetitif dasar yang terdiri atas tiga winning strategies

dan satu losing strategy. Ketiga strategi kemenangan tersebut adalah:

1. Overall Cost Leadership (Kepemimpinan Biaya Keseluruhan)

Disini perusahaan berusaha keras untuk mencapai tingkat biaya produksi dan

distribusi paling rendah. Biaya yang rendah dapat membuat harga jual menjadi lebih

rendah dibandingkan dengan pesaing sehingga dapat memperoleh pangsa pasar yang

besar. Contoh perusahaan yang sukses mengadopsi strategi biaya rendah ini adalah

Walmart dan JetBlue Airways.

2. Differentiation (Diferensiasi)

Dalam strategi diferensiasi ini perusahaan berkonsentrasi dalam menciptakan lini

produk dan program pemasaran yang berbeda dibandingkan dengan pesaing,

sehingga hal tersebut dapat mengantarkan perusahaan memperoleh keunggulan dari


para pesaingnya. Contoh perusahaan yang melakukan strategi ini adalah Nike dan

Caterpillar.

3. Focus (Fokus)

Disini perusahaan berusaha untuk melayani beberapa segmen pasar dengan baik,

daripada berusaha mengejar seluruh pasar. Contoh perusahaan yang mengadopsi

strategi ini adalah Ritz-Carlton.

Menurut Turban et.al. seperti dikutip oleh Mahmood Hemmatfar, et.al. (2010:

161), komponen strategi untuk meningkatkan keunggulan bersaing adalah:

1. Cost Leadership Strategy

Merupakan sebuah strategi untuk melakukan penghematan biaya produksi dan biaya

lainnya, sehingga dapat menurunkan harga jual dan dapat menarik konsumen.

2. Differentiation Strategy

Strategi untuk menawarkan produk atau jasa yang berbeda dan lebih baik

dibandingkan pesaing.

3. Niche Strategy

Perusahaan yang melakukan strategi ini mempersempit segmen pasar sasaran, dan

menjadi perusahaan yang memimpin dalam kualitas, kecepatan, dan biaya di dalam

segmen tersebut.

4. Growth Strategy

Melakukan perluasan pangsa pasar, berusaha mendapatkan konsumen lebih banyak,

atau menjual produk atau jasa lebih banyak.


5. Alliance Strategy

Melakukan kerja sama dan aliansi dengan partner bisnis, sehingga menciptakan

sinergi untuk fokus terhadap bisnis yang dijalankan.

6. Innovation Strategy

Perusahaan melakukan inovasi, dengan cara menciptakan produk atau jasa yang baru,

atau dengan cara yang baru.

7. Operational Effectiveness Strategy

Melakukan peningkatan kualitas di dalam operasional perusahaan, seperti kualitas

SDM, peningkatan kepuasan pelanggan, dan peningkatan kinerja manajemen.

8. Customer-Orientation Strategy

Strategi ini berkonsentrasi pada kepuasan konsumen, sehingga perusahaan berusaha

meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan CRM, dan memiliki pola pikir

bahwa konsumen adalah raja.

9. Time Strategy

Melakukan manajemen waktu yang tepat, dimana perusahaan melakukan segala

kegiatan operasional dengan lebih cepat. Hal yang dapat dilakukan misalnya

melakukan sistem just in time manufacturing.

10. Lock in Customers or Suppliers Strategy

Dengan strategi ini perusahaan melakukan usaha lebih dalam mempertahankan

loyalitas pelanggan dan pemasok.

11. Increase Switching Cost Strategy


Melakukan usaha dengan biaya tambahan untuk mencegah pelanggan dan pemasok

berpindah ke perusahaan pesaing.

2.1.4.1 Indikator Keunggulan Bersaing

Menurut Byrd dan Turner seperti dikutip Lim dan Trimi (2014: 3) untuk

mengukur tingkat keunggulan bersaing, dimensi yang digunakan adalah inovasi,

kustomisasi (penyesuaian/fleksibilitas), tingkat kesulitan untuk diduplikasi, dan posisi

perusahaan di pasar.

Menurut Michael Porter dalam Sumer dan Ali (2012: 105), dimensi yang

digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing meliputi efisiensi biaya, diferensiasi

produk, dan fokus perusahaan (terhadap pasar yang lebih sempit).

Charles Greer dalam Makhija et al. (2013: 77), mengatakan bahwa

keunggulan bersaing dapat dicapai dengan tenaga kerja berkualitas yang membuat

perusahaan mampu bersaing dalam dasar kepekaan terhadap pasar, kualitas

produk/jasa dan layanan, produk/jasa yang terdiferensiasi, dan inovasi teknologi.

Dari beberapa teori dimensi untuk mengukur keunggulan bersaing di atas,

penulis memutuskan untuk menggunakan teori dari Charles Greer dalam penelitian

ini, karena teori tersebut sesuai dengan objek yang diteliti, dan kondisi dan situasi di

lapangan.
2.1.5 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil


Roosdhani, Rifqy ANALISIS TINGKAT Variabel dependen : Variabel Secara umum tingkat penggunaan TIK pada
Roosdhani, PENGGUNAAN -Teknologi informasi dependen: UKM di Jepara pada tingkat sedang,
Wibowo, Purwo Adi TEKNOLOGI Komnikasi cenderung rendah. Hal ini ditunjukkan dari
dan Widiastuti, INFORMASI DAN Metode penelitian: rendahnya kepemilikan peralatan TIK.
Anna (2012) KOMUNIKASI PADA -deskriptif Sedangkan pemanfaatan TIK juga masih
USAHA KECIL verikfikatif rendah. Meskipun demikian secara umum
MENENGAH DI pengusaha UKM memiliki minat besar
KAB. JEPARA dalam memanfaatkan TIK untuk
mendukung bisnis yang dijalankannya.

Jauhari , Jaidan UPAYA Pengembangan UKM Untuk meningkatkan keunggulan bersaing


(2010) PENGEMBANGAN E-commerce UKM serta untuk mendapatkan peluang
USAHA KECIL DAN Aanalisis deskriptif ekspor
MENENGAH (UKM) dan peluang bisnis lainnya dapat dilakukan
DENGAN dengan memanfaatkan perkembangan
MEMANFAATKAN Information and Communication
E-COMMERCE Technology (ICT), utamanya e-commerce
Tidak hanya
memanfaatkan internet sebagai alat untuk
melakukan promosi atau mencari peluang
bisnis,
tetapi juga harus diimbangi dengan
pengelolaan administrasi yang baik melalui
penggunaan software yang tepat. Perlu
dilakukan pengembangan website dan e-
commerce
sebagai sarana untuk promosi dan
pemasaran produk-produk usaha, sehingga
akan
meningkatkan volume penjualan dan
meningkatkan pendapatan. Peningkatan
pendapatan
ini pada akhirnya akan mengembangkan
usaha kecil dan menengah tersebut.
Ramadhani, OPTIMALISASI Teknologi informasi Analisis Dengan menggunakan e-commerce
Fadhilah dan Arifin, PEMANFAATAN berbasis e-commerce Deskriptif diharapkan para pelaku UMKM dapat
Yaenal (2013) TEKNOLOGI Pemasaran memperoleh beberapa keuntungan yang
INFORMASI Keunggulan bersaing meliputi layanan konsumen dan citra
KOMUNIKASI perusahaan para pelaku UMKM dapat
BERBASIS E- menjadi baik, menemukan partner bisnis
COMMERCE baru, proses menjadi sederhana dan waktu
SEBAGAI MEDIA dapat di padatkan, dapat meningkatkan
PEMASARAN keunggulan bersaing, akses informasi
USAHA KECIL menjadi cepat, penggunaan kertas dapat
MENENGAH GUNA dihindari, biaya transportasi berkurang dan
MENINGKATKAN fleksibilitas bertambah. Dengan
KEUNGGULAN pemanfaatan informasi berbasis e-
BERSAING DALAM commerce di harapkan dapat meningkatkan
MENGHADAPI keunggulan bersaing UMKM dalam
MASYARAKAT menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
EKONOMI ASEAN 2015.
2015

Oswari, Teddy, Model Perilaku Faktor individual metode Penggunaan


E.S. Suhendra, dan Penerimaan Teknologi pemilik kuantitatif, komputer terlihat sudah cukup tinggi di
Harmoni, Ati. Informasi: UKM yang yaitu (1) kalangan pengelola UKM, khususnya untuk
2008. Pengaruh Variabel mencakup Metode pembentukan laporan keuangan, namun
Prediktor, Moderating performance pengukuran rasanya perlu diimbangi dengan berbagai
Effect, expectancy, effort skala dengan bentuk pelatihan dan tambahan perangkat
Dampak Penggunaan expectancy, social menggunakan lunak yang memudahkan para pengelola
Teknologi Informasi influence dan semantic UKM dalam memanfaatkan teknologi
Terhadap Keunggulan facilitating condition, differential dan informasi dan komputer untuk menciptakan
bersaing dan Kinerja daya inovasi likert laporan keuangan yang tepat dan cepat.
Usaha Kecil individu; faktor summated
organisasi yang rating
meliputi infrastruktur
teknologi informasi,
jenis usaha,
keberadaan
sumberdaya
teknologi
informasi, dan skala
usaha.
2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang

penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman

yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang

paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses

dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.

Teknologi
Informasi (X1)

Hardware
Software
Brainware
Database
Telekomunikasi
dan Prosedur,
Keunggulan Beraing (Y)

Sutarman (2010) tenaga kerja berkualitas


kepekaan terhadap pasar
kualitas produk/jasa
layanan, produk/jasa yang
terdiferensiasi
E-commerce (X2)
inovasi teknologi
reliabilitas,
Charles Greer dalam
keamanan,
Makhija et al. (2013: 77),
tampilan/estetika,
ketersediaan/akses,
kemudahan
penggunaan,
responsivitas and
komunikasi.

Pather & Usabuwera


(2010)
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel

2.2.1.1 Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Keunggulan bersaing Usaha

Kecil Menengah

Ukm perlu memanfaatkan Teknologi Informasi untuk meningkatkan daya

saingnya, mengingat diera globalisasi ini arena semakin kompetitif, dan bersifat

mendunia. Salah satu strategi untuk meningkatkan daya saing adalah dengan

melalui pemanfaatan Teknologi informasi. Dengan pemanfaatan Teknologi

informasi akan mendorong UKM untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang

bisnis lainnya, menurut ( Arief Rahmana 2011),

Perusahaan yang mampu bersaing dalam sebuah kompetisi adalah yang

mampu mengimplementasikan dan memanfaatkan teknologi ke dalam

operasionalisasi perusahaan (Frissyaline, 2011).

2.2.1.2 Penggunaan E-commerce terhadap Keunggulan bersaing Usaha Kecil

Menengah

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan keunggulan

bersaing adalah dengan menerapkan teknologi e-commerce. Seperti dikemukakan

oleh Michael Porter dalam Daneshvar dan Ramesh (2010: 6252) bahwa di setiap

perusahaan, penerapan teknologi informasi (termasuk e-commerce) memiliki

pengaruh yang kuat terhadap keunggulan bersaing baik itu dalam hal biaya atau pun

diferensiasi.
Penelitian ini mengacu pada dimensi e-commerce yang diungkapkan oleh

Pather & Usabuwera (2010) dalam Nimako et al. (2012: 199). Reliabilitas atau

kehandalan suatu situs dapat menjadi ukuran suatu situs e-commerce. Menurut Lee

dan Lin dalam Allahawiah (2013: 52), reliabilitas atau kehandalan merupakan

kemampuan sebuah situs dalam menjalankan kinerja secara akurat dan konsisten.

Sedangkan menurut Zeithaml dalam Doost et al. (2014: 131), reliabilitas atau

kehandalan fokus terhadap sisi teknis dari kinerja situs, khususnya mengenai produk

atau jasa dan layanan yang ditawarkan.

Teori yang menjadi dasar keterkaitan penerapan e-commerce dengan

keunggulan bersaing juga dikemukakan oleh Michael Porter dalam Daneshvar dan

Ramesh (2010: 6252) bahwa di setiap perusahaan, penerapan teknologi informasi

(termasuk e-commerce) memiliki pengaruh yang kuat terhadap keunggulan bersaing

baik itu dalam hal biaya atau pun diferensiasi.

2.3 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2007:73) Hipotesis dapat dikatakan sebagai

pendugaan sementara mengenai hubungan antar variable yang akan diuji

kebenarannya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung

implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan.

Oleh Karena itu Hipotesis yang diajukan adalah:

Hipotesis Utama
Adanya pengaruh Teknologi Informasi dan e-commerce terhadap Keunggulan

bersaing pada sentra indutri tekstil kawasan Cigondewah Bandung. Secara parsial

Sub Hipotesis
- H1 : Penggunaan Teknologi Informasi dapat meningkatkan keunggulan

bersaing usaha.
- H2 : Pengaplikasian E-commece pada usaha kecil menengah dapat

meningkatkan. kinerja dan keunggulan bersaing usaha.


DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal

Indrawati. 2015. Metode Penelitian Manajemen dan Bisnis Konvergensi Teknologi

Komunikasi dan Informasi. Refika Aditama. Bandung

Jogiyanto Hartono. 2013. Sistem Teknologi Informasi Bisnis: Pendekatan Strategis.

Salemba Empat. Jakarta

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.:

Erlangga. Jakarta

M. Suyanto. 2005. Pengantar Teknologi Informasi Untuk Bisnis. Andi. Yogyakarta

Maryama, Siti. 2013. Penerapan E-Commerce dalam Meningkatkan Daya Saing

Usaha.

Jurnal Liquidity. Vol. 2, No. 1. 73-79.

Raymond McLeod,Jr. George P.schell. Sistem Informasi Manajemen. Salemba

empat. Jakarta

Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan

Aplikasi. Bandung

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Penerbit Genesis. Jakarta.

Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Interisti JR. 2010. Peranan IT dalam organisasi perusahaan.


Noviyanto. 2010. Konsep-konsep dasar sistem informasi dalam bisnis.

Skripsi

Arjuna Eka Saputra. 2014. Penerapan E-commerce Untuk Usaha Mikro (Studi Kasus

Pada

PD.Sasmita). Universitas Kristen Satya Wacana. repository.uksw.edu

Anda mungkin juga menyukai