OLEH:
KELOMPOK 9
RISMAWATI 2120203870230014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpahkan segala karunia-Nya yang tidak terhingga, khususnya nikmat Iman dan
Islam, yang dengan keduanya diperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Sholawat dan
Salam semoga selalu tercurah atas baginda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi
wasallam beserta keluarga dan sahabatnya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan Dakwah
pada Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, pada
Institut Agama Islam Negeri Parepare. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa gagasan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap aktivitas dakwah akan menuai reaksi
baik positif maupun negatif. Artinya adalah setiap dakwah akan memiliki efek (atsar)
pada objek dakwah. Kemampuan menganalisa efek dakwah sangat penting dalam
menetukan langkah-langkah dan strategi dakwah selanjutnya. Tanpa menganalisis efek
dakwah kemungkinan kesalahan strategi dakwah yang bisa merugikan tujuan dakwag
dapat terulang kembali. Efek dakwah seringkali disebut feed back (umpan balik) dai’
proses dakwah ini seringkali diabaikan oleh pelaku dakwah. Mereka seakan merasa tugas
dakwah selesai manakala telah selesai menyampaikan materi dakwah.
Nilai penting dari efek dakwah terletak dalam kemampuan mengevaluasi dan
koreksi terhadap metode dakwah. Hal tersebut harus dilakukan dengan komprehensif dan
radikal, artinya tidak parsial, menyeluruh, tidak setengah-setengah. Seluruh unsur-unsur
dakwah harus dievaluasi secara total guna efektifitas yang menunjang keberhasilan tujuan
dakwah. Menurut Jalaludin rahmay efek Kognitif bisa terlihat bila ada perubahan pada
apa yang diketahui,dipahami dan dipersepsi khalayak. Efek Afektif timbul bila ada
perubahan pada apa yang disenangi dan dibenci khalayak yang meliputi emosi, sikap serta
nilai. Sedangkan efek behavioral dapat diketahui dengan perilaku nyata yang diamati,
yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.
1
tingkah laku seseorang dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik berdasarkan ajaran
agama Islam. Dakwah sebagai kewajiban bagi setiap orang harus memperhatikan sasaran,
tujuan dan berbagai unsur-unsur dakwah. Secara defenisi pengertian dakwah dapat
diuraikan berdasarkan pendapat beberapa ahli, antara lain: Menurut Ali Mahfuz
mengatakan bahwa dakwah adalah “Mendorong manusia untuk berbuat baik menurut
petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan danmelarang dari yang munkar agar mereka
mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat”4 Pengertian lain dikatakan bahwa “dakwah
Islamiyah adalah mengajak orang untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syari’at
Islam yang terlebih dahulu elah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah itu sendiri.” :
Artinya: "Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)." (QS. Yunus: 25)
Pada ayat tersebut, Allah SWT berdakwah (menyeru) kepada manusia untuk
menuju jalan yang lurus (Islam) sebagai syarat untuk masuk ke surga-Nya. Namun, Allah
SWT menekankan bahwa tidak semua manusia dikehendaki-Nya (sadar dan tunduk)
terhadap ajaran Islam. Abdul Wahid menyimpulkan, sebagai sasaran dakwah tidak semua
manusia bersedia menerima pesan-pesan dakwah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Macam Macam Efek Dakwah
Dengan demikian penelitian atau evaluasi terhadap obyek dakwah yang telah
menerima dakwah tersebut ditekankan untuk dapat menjawab sejauhmana ketiga aspek
perubahan tersebut, yaitu aspek kognitif, aspek efektif dan asfek behavioral pada diri
obyek daskwah.
1. Efek Kognitif :
Setelah menerima pesan/materi dakwah, obyek dakwah akan menyerap
isi pesan tersebut setelah melalui proses berfikir, dan efek kognitif ini bias
terjadi apabila ada perubahan pada apan yang diketahui, diifahami dan
dimengerti oleh obyek tentang isi pesan yang diterimanya. Berfikir disini
menunjukkan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan
lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa. Sedangkan kegunaan
berfikir adalah untuk memahami realitas dalam rangka mengambil
keputusan (decation making) memecahkan masalah (problem solving) dan
menghasilkan yang baru
Jadi dengan menerima pesan melalui kegiatan dakwah, diharapkan akan
dapat merubah cara berfikir seorang tentang ajaran agama sesuai dengan
pemahaman yang sebenarnya. Seorang dapat faham atau mengerti setelah
melalui proses berfikir. Dalam berfikir seseorang mengolah,
mengorganisasikan bagain-bagian dari pengetahuan yang diperolehnya,
dengan harapan pengetahuan dan pengalaman yang tidak teratur dapat
tersusun rapid an merupakan kebulatan yang dpat dikuasai dan difahami.
2. Efek Afektif :
Efek ini adalah merupakan pengaruh dakwah berupa perubahan
sikap komunikan (obyek dakwah) setelah menerima pesan. Sikap adalah
sama dengan proses belajar dan dengan tiga variable sebagi penunjangnya,
yaitu perehatian, pengertian dan penerimaan. Efek Afektif ini merupakan
salah satu bentuk efek yang berkaitan dengan bagaimana sikap,
daribobyek dakwah didalam akepada mereka. Pada tahap atau aspek ini
pula penerima dakwah dengan penertian dn pemikirannya terhadap kesan
dakwah yangb telah diterimanya akan membuat keputusan untuk
menerima atau menolak pesan dakwah.
4
3. Efek Behavioral :
Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang berkenaan dengan
pola tingkah laku obyek dakwah dalam merealisasikan materi dakwah
yang telah disajikan dalam kehidupan sehar-hari. Efek ini muncul setelah
melalui proses kognitif dan afektif
5
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa atsar (efek) dakwah atau
sering disebut dengan feedback (umpan balik) dari proses dakwah ini seringkali dilupakan
atau tidak banyak menjadi perhatian da’i. Kebanyakan mereka menganganggap bahwa
setelah dakwah disampaikan maka selesailah dakwah. Padahal, atsar dakawah sangat
besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis
atsar dakwah maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan pencapaian
tujuan dakwah akan selalu terulang kembali. Sebalikknya dengan menganalisa atsar
dakwah secara cermat dan tepat, suatu kesalahan startegis dakwah akan segera diketahui
untuk diadakan penyempurnaan langkah-langkah berikutnya (corrective Action)
demikian juga strategi dakwah termasuk didalamnya penentuan unsur-unsur dakwah
yang dianggap baik dapat ditingkatkan.