Anda di halaman 1dari 8

“A T S A R”

(Efek Dalam Dakwah)

OLEH:
KELOMPOK 9

RISMAWATI 2120203870230014

RAFLY HIDAYAT 2120203870230012

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Dakwah

DOSEN PENGAMPUH: Dr. SUHARDI DIRI, M.Sos.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpahkan segala karunia-Nya yang tidak terhingga, khususnya nikmat Iman dan
Islam, yang dengan keduanya diperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Sholawat dan
Salam semoga selalu tercurah atas baginda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi
wasallam beserta keluarga dan sahabatnya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan Dakwah
pada Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, pada
Institut Agama Islam Negeri Parepare. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa gagasan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Parepare, Juli 2022

Kelompok 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap aktivitas dakwah akan menuai reaksi
baik positif maupun negatif. Artinya adalah setiap dakwah akan memiliki efek (atsar)
pada objek dakwah. Kemampuan menganalisa efek dakwah sangat penting dalam
menetukan langkah-langkah dan strategi dakwah selanjutnya. Tanpa menganalisis efek
dakwah kemungkinan kesalahan strategi dakwah yang bisa merugikan tujuan dakwag
dapat terulang kembali. Efek dakwah seringkali disebut feed back (umpan balik) dai’
proses dakwah ini seringkali diabaikan oleh pelaku dakwah. Mereka seakan merasa tugas
dakwah selesai manakala telah selesai menyampaikan materi dakwah.

Nilai penting dari efek dakwah terletak dalam kemampuan mengevaluasi dan
koreksi terhadap metode dakwah. Hal tersebut harus dilakukan dengan komprehensif dan
radikal, artinya tidak parsial, menyeluruh, tidak setengah-setengah. Seluruh unsur-unsur
dakwah harus dievaluasi secara total guna efektifitas yang menunjang keberhasilan tujuan
dakwah. Menurut Jalaludin rahmay efek Kognitif bisa terlihat bila ada perubahan pada
apa yang diketahui,dipahami dan dipersepsi khalayak. Efek Afektif timbul bila ada
perubahan pada apa yang disenangi dan dibenci khalayak yang meliputi emosi, sikap serta
nilai. Sedangkan efek behavioral dapat diketahui dengan perilaku nyata yang diamati,
yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.

Dakwah yang artinya mengajak, menyeru, mengundang atau memanggil. Sercara


terminology dakwah mempunyai pengertian, sebagaimana dikemukakan para ahli
dakwah, diantaranya: Menurut M.S. Nasaruddin Latif, dakwah yaitu setiap usaha atau
aktivitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia
lainnya untuk beriman dan mematuhi Alllah SWT sesuai dengan garis akidah dan syari’ah
serta akhlak IslamiyahDakwah juga diartikan sebagai suatu kegiatan mengajak,
mempengaruhi menyeru dan memanggil serta merubah seseorang dari yang kurang baik
menjadi lebih baik.” Sesuai pengertian dakwah di atas dari segi bahasa, maka dapat
dipahami bahwa dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak, menyeru, mengundang
atau memanggil, sedangkan dari segi istilah dakwah adalah mempengaruhi dan merubah

1
tingkah laku seseorang dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik berdasarkan ajaran
agama Islam. Dakwah sebagai kewajiban bagi setiap orang harus memperhatikan sasaran,
tujuan dan berbagai unsur-unsur dakwah. Secara defenisi pengertian dakwah dapat
diuraikan berdasarkan pendapat beberapa ahli, antara lain: Menurut Ali Mahfuz
mengatakan bahwa dakwah adalah “Mendorong manusia untuk berbuat baik menurut
petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan danmelarang dari yang munkar agar mereka
mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat”4 Pengertian lain dikatakan bahwa “dakwah
Islamiyah adalah mengajak orang untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syari’at
Islam yang terlebih dahulu elah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah itu sendiri.” :

Artinya: "Ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana,


pengajaran yang baik dan berdialoglah dengan mereka dengan cara-cara yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Menurut bahasa, dakwah berasal dari kata da'a yang artinya memanggil, mengundang,
ajakan, imbauan dan hidangan. Dalam Al Quran, kata dakwah ini memiliki makna hampir
sama dengan tabligh, nasihat, tarbiyah, tabsyir, dan tanzdir. Namun jika dikaji lebih
mendalam, kata-kata tersebut memiliki makna dan penggunaan yang berbeda.
Abdul Wahid dalam bukunya Gagasan Dakwah mengatakan, secara etimologi dakwah
berasal dari bahasa Arab dari kata da'a-yad'u-da'watan. Kata tersebut memiliki kesamaan
makna dengan an Nida' yang artinya memanggil, mengajak, menyeru.
Apabila dipahami dalam konteks Al Quran, pengertian dakwah tersebut relevan dengan
firman-Nya pada QS. Yunus ayat 25:

Artinya: "Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)." (QS. Yunus: 25)
Pada ayat tersebut, Allah SWT berdakwah (menyeru) kepada manusia untuk
menuju jalan yang lurus (Islam) sebagai syarat untuk masuk ke surga-Nya. Namun, Allah
SWT menekankan bahwa tidak semua manusia dikehendaki-Nya (sadar dan tunduk)
terhadap ajaran Islam. Abdul Wahid menyimpulkan, sebagai sasaran dakwah tidak semua
manusia bersedia menerima pesan-pesan dakwah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Atsar Efek Dakwah


Setiap aksi dakwah akan menimbulakn reaksi. Demikian juga dakwah. Jika
dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan maddah, wasilah, dan thariqah tertentu
maka akan timbul response dan efek (atsar) padaMad’u (obyek dakwah).
Atsar (efek) dakwah atau sering disebut dengan feedback (umpan balik) dari
proses dakwah ini seringkali dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian da’i.
Kebanyakan mereka menganganggap bahwa setelah dakwah disampaikan maka
selesailah dakwah. Padahal, atsar dakawah sangat besar artinya dalam penentuan
langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis atsar dakwah maka
kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan
selalu terulang kembali. Sebalikknya dengan menganalisa atsar dakwah secara cermat
dan tepat, suatu kesalahan startegis dakwah akan segera diketahui untuk diadakan 84
penyempurnaan langkah-langkah berikutnya (corrective Action) demikian juga strategi
dakwah termasuk didalamnya penentuan unsur-unsur dakwah yang dianggap baik dapat
ditingkatkan.
Evalluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah harus dilakukan secara radikal dan
menyeluruh, artinya tidak setengah-setengah. Seluruh komponen system (unsur-unsur)
dakwah harus dievaluasi secara menyeluruh. Sebaiknya evaluasi itu dilakiukan oleh
bberapa da’i, para tokoh masyaralat dan para ahli. Para da’i harus memiliki jiwa
keterbukaan untuk pembaharuan dan perubahan disamping bekerja dengan menggunakan
ilmu. Jika proses evaluasi ini telah menghasilkan bebrapa kesimpulan dan keputusan,
maka segera dikuti dengn tindakan korektif (corrective action). Kalau yang demikian
terlaksana dengan baik, maka terciptalah suatu mekanisme perjuangan dalam bidang
dakwah. Dalam bahasa agama inilah sesungguhnya yang disebut dengan “iktiyar insani”.
Bersamaan dengan itu, haruslah dikiringi dengan doa memohon taufik dan hidayah Allah
untuk kesuksesan dakwah.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam upaya mencapai tujuan dakwah maka
kegiatan dakwah selalu di arahkan untuk mempengaruhi tiga aspek perubahan pada diri
obyeknya, yakni perubahan dari aspek pengetahuan nya 85 (knowledge), aspek sikapnya
(antitude) dan aspek perilakunya (behavioral).

3
Macam Macam Efek Dakwah
Dengan demikian penelitian atau evaluasi terhadap obyek dakwah yang telah
menerima dakwah tersebut ditekankan untuk dapat menjawab sejauhmana ketiga aspek
perubahan tersebut, yaitu aspek kognitif, aspek efektif dan asfek behavioral pada diri
obyek daskwah.
1. Efek Kognitif :
Setelah menerima pesan/materi dakwah, obyek dakwah akan menyerap
isi pesan tersebut setelah melalui proses berfikir, dan efek kognitif ini bias
terjadi apabila ada perubahan pada apan yang diketahui, diifahami dan
dimengerti oleh obyek tentang isi pesan yang diterimanya. Berfikir disini
menunjukkan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan
lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa. Sedangkan kegunaan
berfikir adalah untuk memahami realitas dalam rangka mengambil
keputusan (decation making) memecahkan masalah (problem solving) dan
menghasilkan yang baru
Jadi dengan menerima pesan melalui kegiatan dakwah, diharapkan akan
dapat merubah cara berfikir seorang tentang ajaran agama sesuai dengan
pemahaman yang sebenarnya. Seorang dapat faham atau mengerti setelah
melalui proses berfikir. Dalam berfikir seseorang mengolah,
mengorganisasikan bagain-bagian dari pengetahuan yang diperolehnya,
dengan harapan pengetahuan dan pengalaman yang tidak teratur dapat
tersusun rapid an merupakan kebulatan yang dpat dikuasai dan difahami.
2. Efek Afektif :
Efek ini adalah merupakan pengaruh dakwah berupa perubahan
sikap komunikan (obyek dakwah) setelah menerima pesan. Sikap adalah
sama dengan proses belajar dan dengan tiga variable sebagi penunjangnya,
yaitu perehatian, pengertian dan penerimaan. Efek Afektif ini merupakan
salah satu bentuk efek yang berkaitan dengan bagaimana sikap,
daribobyek dakwah didalam akepada mereka. Pada tahap atau aspek ini
pula penerima dakwah dengan penertian dn pemikirannya terhadap kesan
dakwah yangb telah diterimanya akan membuat keputusan untuk
menerima atau menolak pesan dakwah.

4
3. Efek Behavioral :
Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang berkenaan dengan
pola tingkah laku obyek dakwah dalam merealisasikan materi dakwah
yang telah disajikan dalam kehidupan sehar-hari. Efek ini muncul setelah
melalui proses kognitif dan afektif

5
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa atsar (efek) dakwah atau
sering disebut dengan feedback (umpan balik) dari proses dakwah ini seringkali dilupakan
atau tidak banyak menjadi perhatian da’i. Kebanyakan mereka menganganggap bahwa
setelah dakwah disampaikan maka selesailah dakwah. Padahal, atsar dakawah sangat
besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis
atsar dakwah maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan pencapaian
tujuan dakwah akan selalu terulang kembali. Sebalikknya dengan menganalisa atsar
dakwah secara cermat dan tepat, suatu kesalahan startegis dakwah akan segera diketahui
untuk diadakan penyempurnaan langkah-langkah berikutnya (corrective Action)
demikian juga strategi dakwah termasuk didalamnya penentuan unsur-unsur dakwah
yang dianggap baik dapat ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai