Oleh :
Santi Rahayu
21181339B
Oleh :
Santi Rahayu 21181339B
i
PENGESAHAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Dengan Judul :
EVALUASI PENYIMPANAN OBAT DAN DISTRIBUSI OBAT DI
INSTALASI FARMASI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO
SRAGEN TAHUN 2020
Oleh :
Santi Rahayu
21181339B
Mengetahui,
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT atas segala nikmat yang telah dianugerahkan
sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
yang merupakan contoh teladan bagi seluruh umatnya hingga akhir zaman kelak.
Proposal Karya Tulis Ilmiah yang merupakan syarat untuk menyelesaikan
jenjang pendidikan Program Studi D-III Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Setia
Budi Surakarta dengan Judul “Evaluasi Penyimpanan Obat dan Distribusi Obat di
Instalasi Farmasi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2020” ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.
Penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan
dukungan dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala rasa
hormat, cinta tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya, maka izinkan penulis
untuk mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat dan karunia-Nya tanpa
henti.
2. Bapak Dr.Ir.Djoni Tarigan.,MBA. Selaku Rektor Universitas Setia Budi
Surakarta yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan studi di
Universitas Setia Budi Surakarta.
3. Ibu apt.Prof.Dr.R.A.Oetari,SU.,MM.,M.Sc. Selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Setia Budi Surakarta yang telah memberikan dukungan dan
kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Setia Budi Surakarta.
4. Bapak apt.Dr.Gunawan Pamudji Widodo,M.Si. Selaku Ketua Program
Studi D-III Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Setia
Budi Surakarta.
5. Ibu apt.Santi Dwi Astuti,S.Farm.,M.Sc. Selaku Dosen Pembimbing Karya
Tulis Ilmiah yang telah memberikan dukungan, bimbingan dan ilmu
pengetahuan.
iii
6. Bapak dan Ibu dosen penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan
kesempatan menyelesaikan tugas akhir.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi DIII Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Setia Budi Surakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama perkuliahan.
8. Mama Ristinah selaku mama saya yang telah memberikan dukungan dan
doa.
9. Bapak Mark Indriyono selaku bapak saya yang telah memberikan dukungan
dan doa.
10. Alm. Kakek Suyadi, Almh. Nenek Kasinah dan Almh. Ibu Endang Miarsih
yang telah memberikan dukungan dan doa.
11. Mas Kris, Mas Titis dan saudara-saudara lainnya yang telah memberikan
dukungan dan doa.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan DIII Farmasi angkatan 2018 Universitas
Setia Budi Surakarta, terutama kelas 2B.
13. Dwi Indriyani sahabat satu frekuensi yang telah memberikan dukungan,
doa, dan menemani penulis selama menyusun Karya Tulis Ilmiah.
14. Ica, Sofia, Dian, Fadila, Elma dan sahabat yang lain selaku sahabat dari
SMA dan teman-teman dari TK, SD, SMP, dan SMA lainnya yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan dan doa.
15. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak keluarga, sahabat dan
teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan banyak bantuan, dukungan dan doa dalam penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah ini.
Santi Rahayu
NIM.21181339B
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Kegunaan Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Rumah Sakit 6
1. Definisi Rumah Sakit 6
2. Jenis-jenis Rumah Sakit 6
3. Kewajiban Rumah Sakit 8
B. RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 8
1. Sejarah RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 8
2. Filosofi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 9
3. Tujuan RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 9
4. Visi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 10
5. Misi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 10
6. Motto RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 10
7. Tugas RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 10
8. Fungsi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 11
C. Pelayanan Kefarmasian 11
D. Instalasi Farmasi Rumah Sakit 12
1. Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit 12
2. Sumber Daya Manusia 13
E. Obat 13
v
1. Definisi Obat 13
2. Penggolongan Obat 15
F. Penyimpanan Obat 16
1. Definisi Penyimpanan Obat 16
2. Persyaratan Penyimpanan 16
3. Metode Penyimpanan 18
4. Sistem Penataan Obat 18
5. Pengaturan Penyimpanan 21
6. Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyimpanan 21
G. Distribusi Obat 22
1. Definisi Distribusi Obat 22
2. Sistem Distribusi Obat 23
3. Sistem Distribusi Untuk Rawat Inap Dan Rawat Jalan 25
H. Landasan Teori 27
I. Keterangan Empirik 29
BAB III METODE PENELITIAN 30
A. Populasi dan Sampel 30
1. Populasi 30
2. Sampel 30
B. Variabel Penelitian 30
1. Identifikasi Variabel Utama 30
2. Klasifikasi Variabel Utama 30
3. Definisi Operasional Variabel Utama 31
C. Alat dan Bahan 31
1. Alat 31
2. Bahan 31
D. Jalannya Penelitian 32
E. Analisis Hasil 33
F. Jadwal Penelitian 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 37
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem penyimpanan obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi
Prijonegoro Sragen tahun 2020?
2. Bagaimana sistem distribusi obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi
Prijonegoro Sragen tahun 2020?
3. Apakah penyimpanan obat dan distribusi obat di Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2020 sesuai dengan Permenkes RI
Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui :
1. Penyimpanan obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro
Sragen tahun 2020.
2. Distribusi obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen
tahun 2020.
3. Kesesuaian penyimpanan obat dan distribusi obat di Instalasi Farmasi
RSUD Sragen tahun 2020 dengan Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
D. Kegunaan penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu sebagai :
1. Bagi Institusi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen.
5
A. Rumah Sakit
1. Definisi Rumah sakit
Menurut Permenkes RI Nomor 58 tahun 2014 Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
meliputi standar pengelolaan Sedian Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dan Pelayanan Farmasi Klinik.
Menurut World Health Organization (WHO), Rumah Sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komperhensif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis
professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien (Azwar, 1996).
6
7
C. Pelayanan Kefarmasian
Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit harus
dilakukan pengendalian mutu pelayanan kefarmasian yang meliputi
monitoring dan evaluasi. Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit dilakukan
di Instalasi Farmasi Rumah sakit melalui sistem satu pintu.
Menurut Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknisi
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
12
E. Obat
1. Definisi Obat
14
2. Penggolongan Obat
Obat dapat digolongkan berdasarkan beberapa kriteria
penggolongan. Penggolongan obat menurut Undang-Undang Kesehatan
dan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000 yaitu :
2.1 Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter
yang disebut Over The Counter (OTC). Obat bebas ditandai dengan
lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam.
2.2 Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter dan
disertai tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat
bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Obat bebas terbatas juga memiliki tanda peringatan yang selalu
tercantum pada kemasan obat yang memuat pemberitahuan penggunaan
obat dan ditulis dengan tinta putih.
2.3 Obat Wajib Apotek.
Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diberikan oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Obat-obat yang
digolongkan dalam golongan ini merupakan obat-obatan yang
diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien.
2.4 Obat Keras
Obat keras adalah obat yang mempunyai khasiat tinggi dan harus
disertai resep dari dokter. Penandaan obat keras yaitu dengan lingkaran
berwarna merah dan garis tepi hitam serta huruf K yang menyentuh
garis.
2.5 Obat Psikotropika dan Narkotika
Obat Psikotropika dan Narkotika adalah zat atau obat yang dapat
menurunkan aktivitas otak atau merangsang susuran syaraf pusat dan
menimbulkan kelainan perilaku disertai dengan munculnya halusinasi,
ilusi, gangguan berfikir, perubahan perasaan dan dapat menyebabkan
16
F. Penyimpanan Obat
1. Definisi Penyimpanan Obat
Penyimpanan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen
logistik farmasi yang dapat menentukan tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan dari manajemen logistik serta penentuan kelancaran
pendistribusian. Penyimpanan obat sendiri ialah suatu kegiatan penjagaan
atau pengamanan terhadap obat-obatan yang telah diterima, hal ini
dilakukan agar obat-obatan terhindar dari kerusakan fisik dan kimia serta
untuk menjamin mutu obat (Depkes RI,2004).
Penyimpanan adalah suatu kegiatan memelihara dan menyimpan
dengan penempatan sesuai dengan standar yang diterima pada tempat yang
dinilai aman dari gangguan fisik maupun kandungannya yang dapat
merusak mutu suatu obat. Tujuan dari proses penyimpanan adalah menjaga
mutu sediaan, menghindari dari penggunaan yang tidak bertanggung jawab,
menjaga ketersediaan obat serta memudahkan dalam hal pengawasan dan
pencarian (Depkes RI,2008).
Tahap penyimpanan merupakan bagian dari pengelolaan obat
menjadi sangat penting dalam memelihara mutu obat-obatan, menghindari
17
2. Persyaratan penyimpanan
Barang yang telah diterima di Instalasi Farmasi akan dilanjutkan
dengan proses penyimpanan sebelum dilakukan proses pendistribusian.
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas, keamanan dan mutu sediaan
farmasi sesuai persyaratan penyimpanan yang telah ditetapkan sebagai
pedoman. Persyaratan penyimpanan yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
2.1 Stabilitas dan keamanan
Stabilitas penyimpanan berpengaruh terhadap stabilitas obat
karena stabilitas merupakan kemampuan suatu produk untuk
mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan pertama
kali dibuat. Terdapat beberapa jenis kondisi penyimpanan berdasarkan
suhu diantaranya :
a) Freezer(beku) : Suhu antara -25°C sampai -15°C
b) Cold(dingin) : Suhu antara 2°-8°C
c) Cool(sejuk) : Suhu antara 8°-15°C
d) Room temperature : Suhu tidak lebih dari 30°C (Karlida,I dan
Musfiroh,I.,2017).
2.2 Sanitasi
Sanitasi adalah usaha maupun tindakan dari seorang terhadap
lingkungan sekitarnya agar bersih dan sehat. Salah satu ruang lingkup
sanitasi adalah bangunan dan fasilitas tersedianya sarana seperti toilet,
ventilasi, tempat cuci tangan, kantin untuk membatasi area makan dan
minum, tempat sampah, dan tempat pembuangan limbah (BPOM, 2012).
2.3 Cahaya
18
3. Metode Penyimpanan
Dalam penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai dapat digunakan metode yang berdasarkan kelas terapi,
bentuk sediaan, dan jenisnya. Metode tersebut yaitu :
3.1 Alfabetis atau abjad
Metode ini disusun secara abjad atau alfabetis yang dapat
mempermudah pengambilan obat apabila terdapat nama yang mirip
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam pengambilan obat.
3.2 Penyusunan obat berdasarkan frekuensi penggunaan
Dalam metode ini terdapat dua sistem yaitu sistem First In First
Out (FIFO) dan sistem First Expired First Out (FEFO).
3.3 Obat disusun berdasarkan volume
Dalam metode ini barang dengan jumlah banyak ditempatkan di
depan agar pada saat pengambilan tidak mengalami kesulitan,
memudahkan pengawasan dan penanganannya, barang dengan jumlah
yang sedikit harus diberi tanda khusus agar mudah ditemukan.
3.4 Look Alike Sound Alike (LASA)
19
penataan gudang, Presentase nilai obat yang kadaluarsa atau rusak dam
Presentase stok mati (dead stock). Penyimpanan perbekalan farmasi di
gudang atau bagian logistik farmasi dapat menggunakan beberapa sistem,
diantaranya :
4.4 Fixed Location
Sistem ini sangat mudah di dalam mengatur barang karena
masing-masing item persediaan selalu di simpan dalam tempat yang
sama dan di simpan dalam rak yang spesifik, rak tertutup, atau dalam
rak bertingkat. Namun juga terdapat kerugian dalam penggunaan sistem
ini diantaranya sistem ini tidak fleksibel, jika ada item baru yang dipesan
mungkin tidak ada tempat untuk menyimpannya, pencurian oleh
karyawan dapat meningkat karena seluruh karyawan mengetahui
tempat-tempat item yang diperhitungkan dan tempat penyimpanan harus
dibersihkan karena tempat yang digunakan untuk jangka waktu yang
lama jadi harus dijaga kebersihannya.
4.5 Fluis Location
Dalam sistem ini penyimpanan di bagi menjadi beberapa tempat
yang dirancang. Masing-masing tempat ditandai sebuah kode. Setiap
item disimpan dalam suatu tempat yang disukai pada waktu pengiriman.
Sistem ini dirancang seperti hotel. Ruangan ditandai hanya ketika
barang datang. Sistem fluid location membutuhkan sistem klarifikasi
dimana dapat dialokasikan dengan kode yang khusus terhadap stok item
yang lain. Selain itu untuk pelaporan stok beberapa batch dari beberapa
item harus dilaporkan letaknya secara fisik dari setiap item yang
disimpan. Dalam sistem ini batch yang berbeda dari setiap item
mungkin disimpan dalam beberapa tempat yang berbeda.
4.6 Semi Fluid Location
Sistem ini merupakan kombinasi dari kedua sistem diatas.
Sistem ini diibaratkan seperti hotel yang digunakan oleh tamu. Setiap
barang selalu mendapatkan tempat yang sama. Barang yang khusus
diberikan tempat tersendiri. Dalam sistem ini setiap item ditandai
21
5. Pengaturan Penyimpanan
Dikutip dari Febriawati pengaturan penyimpanan obat dan persediaan
menurut WHO sebagai berikut :
5.1 Simpan obat-obatan yang mempunyai kesamaan secara bersamaan di
atas rak. Kesamaan berarti dalam cara pemberian obat
(luar,oral,suntikan) dan bentuk ramuannya (obat kering atau cair).
5.2 Simpan obat sesuai tanggal kadaluarsa dengan menggunakan prosedur
First Expiry First Out (FEFO). Obat dengan tanggal kadaluarsa yang
lebih pendek ditempatkan di depan obat yang kadaluarsanya lebih lama.
22
G. Distribusi Obat
1. Definisi distribusi obat
Menurut Permenkes Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit distribusi merupakan suatu
rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan atau menyerahkan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan atau pasien dengan tetap
menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di unit pelayanan.
Pendistribusian obat adalah suatu proses penyerahan obat sejak
setelah sediaan disiapkan oleh IFRS sampai dengan dihantarkan kepada
perawat, dokter, atau professional pelayanan kesehatan lain untuk diberikan
kepada penderita (Siregar,2004).
Sistem distribusi obat rumah sakit adalah tatanan jaringan sarana,
personel, prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu, dan berorientasi
penderita dalam kegiatan penyampaian sediaan obat beserta informasinya
kepada penderita. Sistem distribusi obat mencakup penghantaran sediaan
obat yang telah di dispensing instalasi farmasi ke daerah tempat perawatan
penderita dengan keamanan dan ketepatan obat, ketepatan penderita,
ketepatan jadwal, tanggal, waktu, metode pemberian, ketepatan personal
pemberi obat kepada penderita serta keutuhan mutu obat (Febriawati, 2013).
H. Landasan Teori
Rumah sakit merupakan tempat atau sarana penyelenggaraan dalam
upaya kesehatan, salah satunya adalah adanya pelayanan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu sistem pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat, dan termasuk juga pelayanan farmasi klinik. Dengan
adanya pelayanan kefarmasian diharapkan keselamatan pasien akan lebih
meningkat, namun tidak begitu saja harapan tersebut tercapai. Meskipun telah
ada berbagai aturan, kejadian kesalahan pengobatan atau medication error
masih saja terjadi. Salah satu penyebab kesalahan pengobatan itu adalah dari
segi pemberian obat (Kemenkes RI,2016).
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Menurut Permenkes RI Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit Pelayanan Kefarmasian merupakan suatu
pelayanan langsung kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.
Obat merupakan suatu bahan atau campuran yang digunakan dalam
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
28
penyakit serta penentuan diagnosis, luka atau kelainan baik di dalam dan di luar
tubuh manusia maupun hewan. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologis atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia (Permenkes RI, 2013).
Tujuan pengelolaan obat adalah untuk ketersediaan obat pada saat
dibutuhkan baik dalam bentuk jenis, jumlah dan kualitas yang efisien.
Pengelolaan obat digunakan sebagai penggerak atau proses sumber daya yang
dimiliki agar dapat dimanfaatkan dalam mewujudkan ketersediaan obat pada
saat dibutuhkan supaya oprasional terlaksana secara efektif dalam pelayanan
kefarmasian (Depkes RI,2005).
Penyimpanan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen logistik
farmasi yang dapat meningkatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan dari
manajemen logistik serta penentu kelancaran pendistribusian. Penyimpanan
obat sendiri adalah kegiatan penjagaan atau pengamanan terhadap obat-obatan
yang telah diterima, hal ini dilakukan agar obat-obatan terhindar dari kerusakan
fisika dan kimia serta untuk menjamin mutu obat (Depkes RI, 2004).
Tahap penyimpanan merupakan bagian dari pengelolaan obat menjadi
sangat penting dalam memelihara mutu obat-obatan, menghindari penggunaan
yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan persediaan,
memudahkaan pencarian dan pengawasan, mengoptimalkan persediaan,
memberikan informasi kebutuhan yang akan datang, serta mengurangi resiko
kerusakan dan kehilangan obat (Aditama,2003).
Penyimpanan berfungsi untuk menjamin mutu suatu obat dan
pemenuhan yang tepat dengan biaya yang serendah-rendahnya. Tujuan lain dari
penyimpanan obat yaitu untuk memelihara mutu obat, menghindari
penyalahgunaan dan penggunaan yang salah, menjaga kelangsungan persediaan
dan memudahkan pencarian dan pengawasan (Dirjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan,2010).
29
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyimpanan
Obat dan Distribusi Obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro
Sragen Tahun 2020.
B. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel Utama
Variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penyimpanan Obat dan Distribusi Obat di Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2020.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder penyimpanan obat dan distribusi obat di Instalasi Farmasi
RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2020.
33
D. Jalannya Penelitian
E. Analisis Hasil
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian Karya
Tulis Ilmiah ini dilakukan dengan survei deskriptif melalui pengamatan
langsung pada penyimpanan obat dan distribusi obat tahun 2020 disertai
dengan wawancara dengan informan (Kepala Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soehadi Prijonegoro Sragen) yang terlibat dalam pelaksanaan
penyimpanan obat dan distribusi obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi
Prijonegoro Sragen yang kemudian disesuaikan dengan Permenkes Nomor 72
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
F. Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Tahun 2020-2021
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
1. Studi Pustaka
2. Penyusunan proposal
3. Perijinan
4. Penelitian Lapangan
5. Penyusunan KTI
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang
Baik . Jakarta. BPOM RI.
35
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2014 . Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI. 2010. Materi Pelatihan
Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten atau Kota .
Jakarta. Kementrian Kesehatan RI
dr.Didik Haryanto. 2019. Profil RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2019.
IAI. 2015. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.
Karlida, I, dan Musfiroh, I. 2017. Suhu Penyimpanan Bahan Baku dan Produk
Farmasi di Gudang Industri Farmasi. Jurnal Farmaka. Vol 15 No 4.
36
Permenkes RI Nomor 58 Tahun 2014. 2014. Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
Permenkes RI. 2013. Tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Peraturan Mentri Kesehatan RI.
Sasongko, Catur Dkk. 2016. Akutansi Suatu Pengantar Berbasis PSAK. Jakarta
Selatan : Salemba Empat.
Siregar, C, J. P dan Amalia, L. 2003. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
Jakarta : EGC.
Siregar, C, J. P., dan Amalia L. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
37
Sheina, Baby. M. R. Umam, Solikah. 2010. Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi
Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I. Jurnal Kes Mas UAP.
Vol 4 No 1. Yogyakarta.
38
LAMPIRAN
Tabel.1. Kondisi Ruangan dan Fasilitas Gudang Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2020 berdasarkan Pedoman Pengelolaan
Perbekalan Farmasi Rumah Sakit dan Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun
2016.
Hasil
No Variabel Evaluasi Keterangan
Ya Tidak
1. Gudang penyimpanan obat terpisah dengan
ruang pelayanan atau Apotik RS
2. Gudang cukup besar untuk menyimpan semua
persediaan obat dana man untuk pergerakan
petugas.
3. Terdapat ruang penyimpanan obat yang
terpisah dengan alat kesehatan.
4. Atap gudang dalam keadan baik, tidak bocor
dan aman.
5. Lantai dibuat dari segel atau semen.
6. Dinding dibuat licin.
7. Gudang memiliki ventilasi yang memadai.
8. Gudang memiliki jendela yang berteralis.
9. Gudang memiliki penerangan yang cukup.
10. Gudang memiliki pengatur suhu ruangan.
11. Gudang memiliki Pengatur kelembaban.
12. Gudang memiliki thermometer ruangan.
13. Terdapat lemari atau rak untuk penyimpanan
obat.
14. Terdapat lemari atau ruangan untuk obat yang
mudah terbakar.
15. Terdapat lemari atau ruangan untuk obat
berbahaya.
39
16. Terdapat lemari pendingin untuk menyimpan
jenis obat yang memerlukan suhu dingin.
17. Terdapat lemari khusus yang terkunci untuk
penyimpanan Obat Narkotika dan Obat
Psikotropika.
18. Terdapat lemari atau rak khusus untuk
menyimpan obat rusak dan obat kadaluarsa.
19. Terdapat kartu stok obat untuk memberi
keterangan di rak atau lemari penyimpanan.
20. Terdapat keterangan untuk obat berbahaya.
21. Terdapat keterangan untuk obat mudah
terbakar.
22. Terdapat pendingin ruangan atau AC.
23. Terdapat alat bantu pemindah obat atau
barang.
24. Terdapat papan alas untuk barang.
40
Tabel 2. Kesesuaian antara persyaratan di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen
Tahun 2020 dengan Standar Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016.
Kesesuaian
Standar Persyaratan Penyimpanan dengan
No Ket
(Permenkes No 72 Tahun 2016) Standar
Ya Tidak
1. Stabilitas :
a. Freezer (Beku) : Suhu antara -25°C
sampai -15°C.
b. Cold (Dingin) : Suhu antara 2°C-
8°C.
c. Cool (Sejuk) : Suhu antara 8°C-
15°C.
d. Room temperature : Suhu tidak lebih
dari 30°C.
Keamanan :
a. Pintu dengan kunci / pintu berteralis.
b. Terdapat CCTV.
c. Terdapat ruangan penyimpanan
khusus.
d. Terdapat Alarm.
e. Terdapat Hydrant.
2. Sanitasi :
a. Terdapat Toilet.
b. Terdapat Tempat Cuci Tangan.
c. Terdapat Tempat membuang
sampah.
d. Terdapat Tempat Pembuangan
Limbah.
3. Cahaya :
41
Sediaan Farmasi tidak terpapar langsung
cahaya matahari dengan adanya tirai atau
kaca.
5. Kelembaban antara 45% - 55%
4. Ventilasi
42
Tabel 3. Distribusi Obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2020
berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian.
Hasil
No Standar Pelayanan Rumah Sakit Keterangan
Ya Tidak
1. Menggunakan Metode Sentralisasi.
2. Menggunakan Metode Desentralisasi.
3. Menggunakan Sistem Floor Stock.
4. Menggunakan Sistem Resep Perorangan.
5. Menggunakan Sistem Unit Dosis.
6. Menggunakan Sistem Kombinasi.
43