Oleh :
Santi Rahayu
21181339B
Oleh :
Santi Rahayu 21181339B
i
PENGESAHAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Dengan Judul :
EVALUASI PENYIMPANAN OBAT DAN DISTRIBUSI OBAT DI
INSTALASI FARMASI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO
SRAGEN TAHUN 2020
Oleh :
Santi Rahayu
21181339B
Mengetahui,
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT atas segala nikmat yang telah dianugerahkan
sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
yang merupakan contoh teladan bagi seluruh umatnya hingga akhir zaman kelak.
Proposal Karya Tulis Ilmiah yang merupakan syarat untuk menyelesaikan
jenjang pendidikan Program Studi D-III Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Setia Budi Surakarta dengan Judul “Evaluasi Penyimpanan Obat dan Distribusi
Obat di Instalasi Farmasi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2020” ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan
dukungan dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala rasa
hormat, cinta tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya, maka izinkan
penulis untuk mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat dan karunia-Nya tanpa
henti.
2. Bapak Dr.Ir.Djoni Tarigan.,MBA. Selaku Rektor Universitas Setia Budi
Surakarta yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan studi di
Universitas Setia Budi Surakarta.
3. Ibu apt.Prof.Dr.R.A.Oetari,SU.,MM.,M.Sc. Selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta yang telah memberikan
dukungan dan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Setia
Budi Surakarta.
4. Bapak apt.Dr.Gunawan Pamudji Widodo,M.Si. Selaku Ketua Program
Studi D-III Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Setia
Budi Surakarta.
5. Ibu apt.Santi Dwi Astuti,S.Farm.,M.Sc. Selaku Dosen Pembimbing Karya
Tulis Ilmiah yang telah memberikan dukungan, bimbingan dan ilmu
pengetahuan.
iii
6. Bapak dan Ibu dosen penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan
kesempatan menyelesaikan tugas akhir.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi DIII Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Setia Budi Surakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.
8. Mama Ristinah selaku mama saya yang telah memberikan dukungan dan
doa.
9. Bapak Mark Indriyono selaku bapak saya yang telah memberikan
dukungan dan doa.
10. Alm. Kakek Suyadi, Almh. Nenek Kasinah dan Almh. Ibu Endang Miarsih
yang telah memberikan dukungan dan doa.
11. Mas Kris, Mas Titis dan saudara-saudara lainnya yang telah memberikan
dukungan dan doa.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan DIII Farmasi angkatan 2018 Universitas
Setia Budi Surakarta, terutama kelas 2B.
13. Dwi Indriyani sahabat satu frekuensi yang telah memberikan dukungan,
doa, dan menemani penulis selama menyusun Karya Tulis Ilmiah.
14. Ica, Sofia, Dian, Fadila, Elma dan sahabat yang lain selaku sahabat dari
SMA dan teman-teman dari TK, SD, SMP, dan SMA lainnya yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan dan doa.
15. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak keluarga, sahabat dan
teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan banyak bantuan, dukungan dan doa dalam penyelesaian
Karya Tulis Ilmiah ini.
Santi Rahayu
NIM.21181339B
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Kegunaan Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Rumah Sakit 6
1. Definisi Rumah Sakit 6
2. Jenis-jenis Rumah Sakit 6
3. Kewajiban Rumah Sakit 8
B. RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 8
1. Sejarah RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 8
2. Filosofi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 9
3. Tujuan RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 9
4. Visi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 10
5. Misi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 10
6. Motto RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 10
7. Tugas RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 10
8. Fungsi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen 11
C. Pelayanan Kefarmasian 11
D. Instalasi Farmasi Rumah Sakit 12
1. Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit 12
2. Sumber Daya Manusia 13
E. Obat 13
v
1. Definisi Obat 13
2. Penggolongan Obat 14
F. Penyimpanan Obat 16
1. Definisi Penyimpanan Obat 16
2. Persyaratan Penyimpanan 16
3. Metode Penyimpanan 18
4. Sistem Penataan Obat 18
5. Pengaturan Penyimpanan 21
6. Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyimpanan 21
G. Distribusi Obat 22
1. Definisi Distribusi Obat 22
2. Sistem Distribusi Obat 23
3. Sistem Distribusi Untuk Rawat Inap Dan Rawat Jalan 25
H. Landasan Teori 27
I. Keterangan Empirik 29
BAB III METODE PENELITIAN 30
A. Populasi dan Sampel 30
1. Populasi 30
2. Sampel 30
B. Variabel Penelitian 30
1. Identifikasi Variabel Utama 30
2. Klasifikasi Variabel Utama 30
3. Definisi Operasional Variabel Utama 31
C. Alat dan Bahan 31
1. Alat 31
2. Bahan 31
D. Jalannya Penelitian 32
E. Analisis Hasil 33
F. Jadwal Penelitian 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 37
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem penyimpanan obat di Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2020?
2. Bagaimana sistem distribusi obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi
Prijonegoro Sragen tahun 2020?
3. Apakah penyimpanan obat dan distribusi obat di Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soehadi Prijonegoro Sragen tahun 2020 sesuai dengan Permenkes RI
Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui :
1. Penyimpanan obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro
Sragen tahun 2020.
2. Distribusi obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen
tahun 2020.
3. Kesesuaian penyimpanan obat dan distribusi obat di Instalasi Farmasi
RSUD Sragen tahun 2020 dengan Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
D. Kegunaan penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu sebagai :
5
A. Rumah Sakit
1. Definisi Rumah sakit
Menurut Permenkes RI Nomor 58 tahun 2014 Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit meliputi standar pengelolaan Sedian Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Farmasi Klinik.
Menurut World Health Organization (WHO), Rumah Sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komperhensif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis
professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien (Azwar, 1996).
6
7
C. Pelayanan Kefarmasian
Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien. Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
harus dilakukan pengendalian mutu pelayanan kefarmasian yang meliputi
monitoring dan evaluasi. Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit dilakukan
di Instalasi Farmasi Rumah sakit melalui sistem satu pintu.
Menurut Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknisi
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
12
E. Obat
1. Definisi Obat
14
2. Penggolongan Obat
15
Tanda pada obat golongan ini adalah palang merah didalam lingkaran
putih bergaris tepi merah.
Selain itu juga terdapat obat golongan high alert. Obat high
alert adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan
terjadinya kesalahan atau kesalahan serius (sentinel event) dan obat-
obatan yang berisiki tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak
Diinginkan (ROTD). Kelompok obat high alert diantaranya adalah
obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa
dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look Alike Sound Alike / LASA),
elektrolit konsentrasi tinggi dan obat-obatan sitostatika (Kemenkes RI,
2016).
F. Penyimpanan Obat
1. Definisi Penyimpanan Obat
Penyimpanan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen
logistik farmasi yang dapat menentukan tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan dari manajemen logistik serta penentuan kelancaran
pendistribusian. Penyimpanan obat sendiri ialah suatu kegiatan penjagaan
atau pengamanan terhadap obat-obatan yang telah diterima, hal ini
dilakukan agar obat-obatan terhindar dari kerusakan fisik dan kimia serta
untuk menjamin mutu obat (Depkes RI,2004).
Penyimpanan adalah suatu kegiatan memelihara dan menyimpan
dengan penempatan sesuai dengan standar yang diterima pada tempat yang
dinilai aman dari gangguan fisik maupun kandungannya yang dapat
merusak mutu suatu obat. Tujuan dari proses penyimpanan adalah
menjaga mutu sediaan, menghindari dari penggunaan yang tidak
bertanggung jawab, menjaga ketersediaan obat serta memudahkan dalam
hal pengawasan dan pencarian (Depkes RI,2008).
Tahap penyimpanan merupakan bagian dari pengelolaan obat
menjadi sangat penting dalam memelihara mutu obat-obatan, menghindari
penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan
17
2. Persyaratan penyimpanan
Barang yang telah diterima di Instalasi Farmasi akan dilanjutkan
dengan proses penyimpanan sebelum dilakukan proses pendistribusian.
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas, keamanan dan mutu sediaan
farmasi sesuai persyaratan penyimpanan yang telah ditetapkan sebagai
pedoman. Persyaratan penyimpanan yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
2.1 Stabilitas dan keamanan
Stabilitas penyimpanan berpengaruh terhadap stabilitas obat
karena stabilitas merupakan kemampuan suatu produk untuk
mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan pertama
kali dibuat. Terdapat beberapa jenis kondisi penyimpanan berdasarkan
suhu diantaranya :
a) Freezer(beku) : Suhu antara -25°C sampai -15°C
b) Cold(dingin) : Suhu antara 2°-8°C
c) Cool(sejuk) : Suhu antara 8°-15°C
d) Room temperature : Suhu tidak lebih dari 30°C (Karlida,I dan
Musfiroh,I.,2017).
2.2 Sanitasi
Sanitasi adalah usaha maupun tindakan dari seorang terhadap
lingkungan sekitarnya agar bersih dan sehat. Salah satu ruang lingkup
sanitasi adalah bangunan dan fasilitas tersedianya sarana seperti toilet,
ventilasi, tempat cuci tangan, kantin untuk membatasi area makan dan
minum, tempat sampah, dan tempat pembuangan limbah (BPOM,
2012).
2.3 Cahaya
18
3. Metode Penyimpanan
Dalam penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai dapat digunakan metode yang berdasarkan kelas terapi,
bentuk sediaan, dan jenisnya. Metode tersebut yaitu :
3.1 Alfabetis atau abjad
Metode ini disusun secara abjad atau alfabetis yang dapat
mempermudah pengambilan obat apabila terdapat nama yang mirip
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam pengambilan obat.
3.2 Penyusunan obat berdasarkan frekuensi penggunaan
Dalam metode ini terdapat dua sistem yaitu sistem First In
First Out (FIFO) dan sistem First Expired First Out (FEFO).
3.3 Obat disusun berdasarkan volume
Dalam metode ini barang dengan jumlah banyak ditempatkan
di depan agar pada saat pengambilan tidak mengalami kesulitan,
memudahkan pengawasan dan penanganannya, barang dengan jumlah
yang sedikit harus diberi tanda khusus agar mudah ditemukan.
3.4 Look Alike Sound Alike (LASA)
Metode ini digunakan untuk obat dengan penampilan dan
penamaan yang mirip tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
tanda khusus untuk mencegah terjadinya pengambilan obat. Obat jenis
19
LASA disimpan terpisah dengan obat lainnya dan obat LASA lainnya
yang sama jenis dan disesuaikan dengan stabilitas penyimpanan
(Permenkes, 2016).
5. Pengaturan Penyimpanan
Dikutip dari Febriawati pengaturan penyimpanan obat dan persediaan
menurut WHO sebagai berikut :
5.1 Simpan obat-obatan yang mempunyai kesamaan secara bersamaan di
atas rak. Kesamaan berarti dalam cara pemberian obat
(luar,oral,suntikan) dan bentuk ramuannya (obat kering atau cair).
5.2 Simpan obat sesuai tanggal kadaluarsa dengan menggunakan prosedur
First Expiry First Out (FEFO). Obat dengan tanggal kadaluarsa yang
lebih pendek ditempatkan di depan obat yang kadaluarsanya lebih
lama. Bila obat mempunyai tanggal kadaluarsa sama, tempatkan obat
yang baru diterima dibelakang obat yang sudah ada.
22
G. Distribusi Obat
1. Definisi distribusi obat
Distribusi obat adalah kegiatan yang dilakukan di rumah sakit
sebagai suatu tatanan prosedur jaringan personal, sarana, dan jaminan
mutu dengan mendistribusikan sediaan farmasi untuk melakukan
pelayanan terhadap pasien dalam proses terapi pasien rawat inap, dan
rawat jalan serta sebagai penunjang pelayanan medis. Sistem distribusi
obat yang telah di dispending Instalasi Farmasi Rumah Sakit ke tempat
perawatan penderita dengan keamanan dan ketepatan obat, ketepatan
penderita, ketepatan jadwal, tanggal, waktu dan metode pemberian harus
tepat terhadap personel, menjamin mutu keutuhan obat (Satibi,2014).
Menurut Permenkes Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit distribusi merupakan suatu
rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan atau menyerahkan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan atau pasien dengan tetap
menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di unit pelayanan.
Sistem distribusi obat rumah sakit adalah tatanan jaringan sarana,
personel, prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu, dan
berorientasi penderita dalam kegiatan penyampaian sediaan obat beserta
informasinya kepada penderita. Sistem distribusi obat mencakup
penghantaran sediaan obat yang telah di dispensing instalasi farmasi ke
daerah tempat perawatan penderita dengan keamanan dan ketepatan obat,
ketepatan penderita, ketepatan jadwal, tanggal, waktu, metode pemberian,
ketepatan personal pemberi obat kepada penderita serta keutuhan mutu
obat (Febriawati, 2013).
24
H. Landasan Teori
Rumah sakit merupakan tempat atau sarana penyelenggaraan dalam
upaya kesehatan, salah satunya adalah adanya pelayanan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu sistem pelayanan kesehatan
yang berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat, dan termasuk juga pelayanan farmasi klinik.
Dengan adanya pelayanan kefarmasian diharapkan keselamatan pasien akan
lebih meningkat, namun tidak begitu saja harapan tersebut tercapai. Meskipun
telah ada berbagai aturan, kejadian kesalahan pengobatan atau medication
28
error masih saja terjadi. Salah satu penyebab kesalahan pengobatan itu adalah
dari segi pemberian obat (Kemenkes RI,2016).
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit, Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
sakit harus tetap mampu meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Menurut Permenkes RI Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Pelayanan Kefarmasian merupakan
suatu pelayanan langsung kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Obat merupakan suatu bahan atau campuran yang digunakan dalam
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit serta penentuan diagnosis, luka atau kelainan baik di dalam dan di
luar tubuh manusia maupun hewan. Obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologis atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia (Permenkes RI, 2013).
Tujuan pengelolaan obat adalah untuk ketersediaan obat pada saat
dibutuhkan baik dalam bentuk jenis, jumlah dan kualitas yang efisien.
Pengelolaan obat digunakan sebagai penggerak atau proses sumber daya yang
dimiliki agar dapat dimanfaatkan dalam mewujudkan ketersediaan obat pada
saat dibutuhkan supaya oprasional terlaksana secara efektif dalam pelayanan
kefarmasian (Depkes RI,2005).
Penyimpanan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen logistik
farmasi yang dapat meningkatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan dari
29
I. Keterangan Empirik
Berdasarkan landasan teori, maka dapat disusun hipotesis dari
penelitian sebagai berikut :
30
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyimpanan
Obat dan Distribusi Obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro
Sragen Tahun 2020.
B. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel Utama
Variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penyimpanan Obat dan Distribusi Obat di Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2020.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder penyimpanan obat dan distribusi obat di Instalasi Farmasi
RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2020.
34
D. Jalannya Penelitian
E. Analisis Hasil
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian Karya
Tulis Ilmiah ini dilakukan dengan survei deskriptif melalui pengamatan
langsung pada penyimpanan obat dan distribusi obat tahun 2020 disertai
dengan wawancara dengan informan (Kepala Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soehadi Prijonegoro Sragen) yang terlibat dalam pelaksanaan
penyimpanan obat dan distribusi obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi
Prijonegoro Sragen yang kemudian disesuaikan dengan Permenkes Nomor
72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
F. Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Tahun 2020-2021
No De Jan Feb Mar Ap Mei
v s r
1. Studi Pustaka
2. Penyusunan proposal
3. Perijinan
4. Penelitian Lapangan
5. Penyusunan KTI
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang
Baik . Jakarta. BPOM RI.
36
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek . Jakarta. Kemenkes RI.
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI. 2010. Materi Pelatihan
Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten atau Kota .
Jakarta. Kementrian Kesehatan RI
IAI. 2015. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.
Karlida, I, dan Musfiroh, I. 2017. Suhu Penyimpanan Bahan Baku dan Produk
Farmasi di Gudang Industri Farmasi. Jurnal Farmaka. Vol 15 No 4.
37
Permenkes RI. 2013. Tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Peraturan Mentri Kesehatan RI.
Sasongko, Catur Dkk. 2016. Akutansi Suatu Pengantar Berbasis PSAK. Jakarta
Selatan : Salemba Empat.
Siregar, C, J. P dan Amalia, L. 2003. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
Jakarta : EGC.
Siregar, C, J. P., dan Amalia L. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
38
Syamsuni. 2005. Farmasi Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : ECG.
39
LAMPIRAN
Tabel.1. Kondisi Ruangan dan Fasilitas Gudang Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSUD
dr.Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2020 berdasarkan Pedoman Pengelolaan
Perbekalan Farmasi Rumah Sakit dan Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun
2016.
Hasil
N Keteranga
Variabel Evaluasi Y Tida
o n
a k
1. Gudang penyimpanan obat terpisah dengan
ruang pelayanan atau Apotik RS
2. Gudang cukup besar untuk menyimpan semua
persediaan obat dana man untuk pergerakan
petugas.
3. Terdapat ruang penyimpanan obat yang
terpisah dengan alat kesehatan.
4. Atap gudang dalam keadan baik, tidak bocor
dan aman.
5. Lantai dibuat dari segel atau semen.
6. Dinding dibuat licin.
7. Gudang memiliki ventilasi yang memadai.
8. Gudang memiliki jendela yang berteralis.
9. Gudang memiliki penerangan yang cukup.
10. Gudang memiliki pengatur suhu ruangan.
11. Gudang memiliki Pengatur kelembaban.
12. Gudang memiliki thermometer ruangan.
13. Terdapat lemari atau rak untuk penyimpanan
obat.
14. Terdapat lemari atau ruangan untuk obat yang
mudah terbakar.
15. Terdapat lemari atau ruangan untuk obat
berbahaya.
16. Terdapat lemari pendingin untuk menyimpan
jenis obat yang memerlukan suhu dingin.
17. Terdapat lemari khusus yang terkunci untuk
penyimpanan Obat Narkotika dan Obat
Psikotropika.
40
18. Terdapat lemari atau rak khusus untuk
menyimpan obat rusak dan obat kadaluarsa.
19. Terdapat kartu stok obat untuk memberi
keterangan di rak atau lemari penyimpanan.
20. Terdapat keterangan untuk obat berbahaya.
21. Terdapat keterangan untuk obat mudah
terbakar.
22. Terdapat pendingin ruangan atau AC.
23. Terdapat alat bantu pemindah obat atau
barang.
24. Terdapat papan alas untuk barang.
41
Tabel 2. Kesesuaian antara persyaratan di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen
Tahun 2020 dengan Standar Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016.
Kesesuaian
Standar Persyaratan Penyimpanan dengan
No Ket
(Permenkes No 72 Tahun 2016) Standar
Ya Tidak
1. Stabilitas :
a. Freezer (Beku) : Suhu antara -25°C
sampai -15°C.
b. Cold (Dingin) : Suhu antara 2°C-
8°C.
c. Cool (Sejuk) : Suhu antara 8°C-
15°C.
d. Room temperature : Suhu tidak
lebih dari 30°C.
Keamanan :
a. Pintu dengan kunci / pintu
berteralis.
b. Terdapat CCTV.
c. Terdapat ruangan penyimpanan
khusus.
d. Terdapat Alarm.
e. Terdapat Hydrant.
2. Sanitasi :
a. Terdapat Toilet.
b. Terdapat Tempat Cuci Tangan.
c. Terdapat Tempat membuang
sampah.
d. Terdapat Tempat Pembuangan
Limbah.
3. Cahaya :
Sediaan Farmasi tidak terpapar
langsung cahaya matahari dengan
adanya tirai atau kaca.
Kelembaban antara 45% - 55%
4. Ventilasi
42
Tabel 3. Distribusi Obat di Instalasi Farmasi RSUD dr.Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2020
berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian.
Hasil
No Standar Pelayanan Rumah Sakit Keterangan
Ya Tidak
1. Menggunakan Metode Sentralisasi.
2. Menggunakan Metode Desentralisasi.
3. Menggunakan Sistem Floor Stock.
4. Menggunakan Sistem Resep Perorangan.
5. Menggunakan Sistem Unit Dosis.
43
6. Menggunakan Sistem Kombinasi.
44