PEMBAHASAN
2
3
3. Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang
wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlihat oleh laki-laki bila ia
berada di mall, namun jika ia berada di pasar, kemungkinannya sangat besar
bahwa para lelaki akan memandangnya.
Atribusi Internal
Jika perilaku seseorang yang diamati disebabkan oleh factor-faktor internal,
misal sikap, sifat-sifat tertentu, ataupun aspek-aspek internal yang lain. Contoh,
jika anak memperoleh nilai raport yang jelek, maka sebabnya dapat saja karena
anak itu malas, terlalu banyak main, atau bodoh.
Atribusi eksternal
Jika perilaku sosial yang diamati disebabkan oleh keadaan atau lingkungan di
luar diri orang yang bersangkutan. Contoh, jika anak memperoleh nilai raport
yang jelek, maka sebabnya dapat saja karena ada masalah dengan
lingkungannya, orang tuanya bercerai, hubungan yang jelek dengan orang tua,
ditekan oleh teman-teman, ataupun gurunya yang tidak menarik.
b) Konsistensi
Konsisten adalah derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap stimulus atau
peristiwa yang sama pada waktu yang berbeda. Apakah pelaku yang
bersangkutan cenderung melakukan perilaku yang sama di masa lalu dalam
situasi yang sama. Kalau ya, konsistensinya tinggi, kalau tidak,
konsistensinya rendah.
c) Distingsi atau kekhususan
Distingsi merupakan derajat perbedaan reaksi seseorang terhadap berbagai
stimulus atau peristiwa yang berbeda-beda. Apakah pelaku yang bersangkutan
cenderung melakukan perilaku yang sama di masa lalu dalam situasi yang
berbeda-beda. Bila seseorang memberikan reaksi yang sama terhadap stimulus
yang berbeda-beda, maka dapat dikatakan orang yang bersangkutan memiliki
distingsi yang rendah.
tunggal yang mempengaruhi kesan keseluruhan mereka atas orang lain yang
mereka nilai.
Terdapat pula beberapa aplikasi spesifik dari jalan pintas dalam organisasi :
1.Wawancara Kerja
Riset membuktikan kita dapat membentuk kesan atas orang lain hanya dalam 10
detik, berdasarkan pandangan pertama. Riset baru mengindikasikan bahwa
intuisi individual kita mengenai sebuah kandidat pekerjaan tidak dapat
diandalkan dalam memprediksi kinerja, tetapi bahwa mengumpulkan semua
masukan dari banyak elevator independen dapat menjadi lebih prediktif.
Kebanyakan keputusan pewawancara berubah sangat sedikit sesudah 4 atau 5
menit pertama wawancara. Sebagai hasilnya, informasi yang diperoleh dari awal
wawancara membawa bobot yang lebih besar dibandingkan informasi yang
diperoleh sedudahnya.
6
2. Ekspektasi Kinerja
Istilah prediksi pemenuhan diri dan efek Pygmalion menjelaskan bagaimana
perilaku seorang individu ditentukan oleh ekspektasi orang lain. Ekspektasi
menjadi realita
3. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja sangat bergantung pada proses perceptual. Meskipun penilaian
bisa jadi objektif, tetapi lebih banyak orang yang menilai secara subjektif. Tentu
ini adalah peikiran yang keliru.
4) Membuat alternatif
Pengambil keputusan harus dapat menghasilkan alternatif yang mungkin bisa
berhasil menyelesaikan masalah
Sebuah proses tanpa sadar yang diciptakan dari pengalaman yang di peroleh
pengambilan keputusan intuitif terjadi diluar pikiran sadar berpegang pada
asosiasi holistis atau kaitan antara potongan-potongan informasi yang tidak
sama, cepat,dan secara efektif di bebankan berarti melibatkan emosi.
Perbedaan Budaya
Budaya berbeda dalam orientasi waktu, pentingnya rasionalitas,
kepercayaan dalam kemampuan orang memecahkan masalah, dan prefensi
pengambilan keputusan kolektif. Beberapa budaya menekankan pemecahan
masalah, sedangkan yang lain fokus pada menerima situasi sebagaimana
adanya, Amerika Serikat masuk dalam kategori memecahkan masalah
sedangkan Thailand dan Indonesia termasuk dalam negara yang menerima
situasi sebagaimana adanya.
b) Batasan Organisasi
Evaluasi Kinerja
Manajer dipengaruhi oleh kriteria yang menjadi dasar mereka dievaluasi.
Jika seorang manajer divisi percaya bahwa kinerja pabrik yang berada di
bawah tanggung jawabnya beroprasi terbaik ketika ia tidak mendengar hal
negatif, kita akan mendapati manajer pabriknya bekerja menghabiskan
banyak waktu untuk memastikan tidak ada informasi negatif yang sampai
padanya.
Sistem Imbalan
Sistem imbalan organisasi mempengaruhi pengambilan keputusan dengna
menyarankan pilihan apa yang memiliki pembayaran pribadi yang lebih
baik. Jika organisasi menghargai pengindraan risiko, manajer lebih mungkin
untuk mengambil keputusan konservatif. Dari tahun 1930-an General
Motors secara konsisten memberikan promosi dan bonus pada manajer yang
tetap low profile dan menghindari kontroversi. Eksekutif ini menjadi ahli
dalam menghindari isu-isu dan menyerahkan keputusan-keputusan
kontroversial pada komite.
Peraturan Baku
Organisasi membuat peraturan dan kebijakan untuk memprogram keputusan
dan mengarahkan individu bertindak sesuai yang diharapkan. Dalam
melakukan hal demikian, mereka membaasi pilihan-pilihan keputusan.
Batasan Waktu Akibat Sistem
Hampir smeua keputusan penting muncul dengan tenggat waktu eksplisit.
Sebuah laporan tentang pengembangan produk baru bisa saja harus siap
10
a) Kriteria Utilitarianisme
Kriteria utilitarianisme adalah suatu keputusan yang dibuat berdasarkan hasil
atau konsekuensinya. Tujuan dari keputusan utilitarianisme adalah memberikan
kebaikan besar pada jumlah yang terbanyak. Pandangan ini mendominasi
keputusan bisnis dan konsisten dengan sasaran seperti efisiensi, produktivitas,
dan laba tinggi. Misalnya, dengan memaksimalkan laba seorang pembisnis dapat
memperlihatkan bahwa dia mendapatkan kebaikan dalam jumlah terbanyak dan
ketika ia mengeluarkan peringatan pencatatan untuk 15 persen karyawannya.
a) Pengertian Kreativitas
c) Perilaku Kreatif
Terdapat empat langkah untuk memunculkan dan mengembangkan perilaku
kreatif :
1. Formulasi masalah, yaitu tahapan perilaku dimana kita mengidentifikasikan
sebuah masalah atau peluang yang membutuhkan sebuah solusi yang belum
diketahui.
2. Pengumpulan informasi, yaitu tahapan perilaku kreatif ketika solusi-solusi
yang mungkin atas masalah di inkubasikan dalam pikiran individu.
3. Pemunculan ide, yaitu tahapan perilaku kreatif dimana kita mengembangkan
solusi solusi yang mungkin atas sebuah masalah dari informasi dan
pengetahuan yang relevan.
4. Evaluasi ide, tahapan dimana kita mengevaluasi solusi-solusi potensial untuk
mengidentifikasi yang terbaik.
d) Penyebab perilaku kreatif
Terbagi menjadi tiga sebab :
1) Potensi Kreatif
2) Lingkungan Kreatif
3) Keluaran dari Kreatif (inovasi)