Abstract
Characteristics of a nation is formed from the crystallization of the values that are imbued by
society. This research uses a descriptive method. The character of Japanese society mostly derived
from the bushidou code of ethics that is rooted and practiced since feudal times, namely integrity,
honesty, courage, generosity, honor, sincerity, loyalty and loyalty. Japanese society has a habit of
maintaining harmony in behaving with the aim of creating stability in society, speak vaguely to
keep the other person's feelings.Moreover, the value of the shaping characteristics of Japanese
society is the attitude of empathy; attitude dependent; feelings of debt; obligation to pay for
services / merit; feelings of universal love.
karakteristik dan nilai-nilai yang ada dalam manusia yang bersifat subjektif.
masyarakat Jepang? Dorongan naluri (drive) ada tujuh
macam yaitu, (1) dorongan
mempertahankan hidup. (2) dorongan
2. METODE PENELITIAN seks, (3) dorongan mencari makan, (4)
dorongan bergaul dan berinteraksi
Penelitian ini merupakan penelitian dengan sesama, (5) dorongan meniru
studi pustaka. Studi pustaka adalah teknik tingkah laku sesama, (6) dorongan
pengumpulan data dengan melakukan berbakti, dan (7) dorongan akan
penelaahan terhadap berbagai buku, literatur, keindahan dalam arti keindahan bentuk,
catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan warna, suara, atau gerak. Sementara itu,
dengan masalah yang ingin dipecahkan karakter (seikaku) merujuk pada suatu
(Nazir : 1988). Selain itu digunakan metode hal yang berbedadengan yang lain
deskriptifyang bertujuan membuat gambaran, sehingga menjadi suatu ciri penting.
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat Dengan mengetahui persamaan karakter
mengenai data, sifat-sifat serta hubungan pada suatu kelompok individu pada
fenomena-fenomena yang diteliti umumnya dapat menjadi gambaran
(Djajasudarma, 2010 : 9). umum karakter kelompok masyarakat
tersebut.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN DalamKebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010
Kepribadian atau personaliti adalah -2025 disebutkan bahwa karakter adalah
susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang nilai-nilai yang khas yang terpateri dalam diri
menentukan perbedaan tingkah laku atau dan terejawantahkan dalam perilaku.
tindakan dari tiap individu manusia Karakter memancar dari hasil olah pikir, olah
(Koentjaraningrat, 2009:83). Kepribadian hati, olar raga, serta olah rasa dan karsa
merupakanciriwatakindividu yang seseorang atau sekelompok orang.
bersifatkonsisten.Kepribadiandasardalamhub
ungannyadengankepribadianumumberartise
muaunsurkepribadian yang 3.2 Karakter Masyarakat Jepang
dimilikibersamaolehsebagianbesarwargamas
yarakat.Kepribadiandasarterbentukkarenase Seperti yang dikutip dari buku
muaindividu,wargasuatumasyarakatmengala Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter
mipengaruhlingkungankebudayaan yang Bangsa Tahun 2010 -2025, karakter bangsa
samaselamamasatumbuhkembangnya. adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan
yang khas - baik yang tercermin dalam
3.1 Kepribadian kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan
perilaku berbangsa dan bernegara sebagai
Kepribadian terdiri atas hasil olah pikir, olah hati, olah rasa, dan karsa,
pengetahuan, perasaan, dorongan naluri, serta olah raga seseorang atau sekelompok
dan karakter. Pengetahuan merupakan orang.
seluruh penggambaran, persepsi dan
apersepsi, pengamatan, konsep dan
fantasi. Perasaan merupakan kesadaran
diutamakan sebelum on lainnya. Pengabdian yang tertanam dalam hati masyarakat Jepang
kepada kaisar ini dikarenakankaisar ini dianggap sangat berperan dalam
menempati posisi tertinggi dalam lingkup pencapaian akhir dari setiap problematika
kehidupan orang Jepang. Pengabdian kepada kehidupan masyarakat Jepang.
Kaisar berarti pengabdian terhadap negara.
Nilai keberanian pada bushidou diterapkan Pola pikir dan pola hidup yang
orang Jepang dalam mempertahankan diwariskan leluhur ini, menjadikan
negerinya, seperti pasukan Kamikaze yang Jepang yang salah satu negara yang
berani mati pada Perang Dunia II. Jenis melesat maju dan bangkit dari
pembayaran on selanjutnya adalah giri. Giri keterpurukan. Sebagai bukti adalah
mencakup kesetiaan pengikut kepada kebangkitan Jepang dari kekalahan
tuannya dan menjaga nama baik. Kesetiaan dalam Perang Dunia II, dimana
kepada atasan diidentifikasikan sebagai Hiroshima dan Nagasaki hancur dibom
kebajikan seorang samurai, sehingga samurai oleh Amerika. Begitu pula ketika
rela mengorbankan hidup matinya bagi Jepang bangkit dari kehancuran akibat
tuannya, yang telah berjasa gempa 9 skala richter yang
mengurusnya.Selain itu, giri terhadap nama menghantam Sendai. Jepang
baik juga tak kalah penting dalam nilai-nilai menunjukkan semangat untuk bangkit,
Bushidou. Giri mewajibkan setiap orang hal ini terbukti tidak membutuhkan
Jepang untuk menjaga kehormatan nama waktu lama untuk membangun kembali
mereka. Di Jepang, kehormatan merupakan kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
suatu kebajikan dan selalu ingin dicapai oleh gempa tersebut. Semangat bangkitnya
masyarakatnya. Salah satu cara mereka orang Jepang tersebut tidak lepas dari
melakukan giri ini adalah dengan nilai-nilai bushidou yang sudah
mengendalikan diri, contohnya bersikap mengakar dan mendarah daging dalam
tabah. Tindakan mereka merupakan salah hati masyarakat Jepang.
satu wujud menghormati diri mereka. Giri ini Singkatnyabushidoumemiliki tujuh
kemudian berkembang menjadi mental kode etik yang menjadi nilai utama sebagai
bangsa Jepang yang mengutamakan cinta berikut :
nama baik dan hal tersebut tak bisa diraih jika
1. Integritas (Gi 義)
masih ada kotoran (penghinaan) yang masih
melekat pada diri mereka. Jika tidak ada lagi Integritas berarti jujur dan utuh.
pilihan lain yang dapat membersihkan nama Keutuhan yang dimaksud yakni keutuhan
mereka , mereka tidak segan-segan dari segal aspek kehidupan, terutama antara
melakukan bunuh diri karena bunuh diri pikiran, perkataan, dan perbuatan. Nilai ini
merupakan tindakan terhormat untuk sangat dijunjung tinggi dalam falsafah
menegakkan kembali citra mereka. bushidou dan merupakan dasar bagi manusia
Prinsip bushidou mampu memberikan untuk lebih mengerti tentang moral dan etika
dampak dalam sejarah perkembangan
masyarakat Jepang dari waktu ke waktu.
Nilai-nilai dalam prinsip bushidou diajarkan 2. Keberanian (Yu 勇)
para samurai dan tertanam dalam hati Keberanian merupakan sebuah
individu masyarakat Jepang. Aspek mental karakter dan sikap untuk bertahan demi
prinsip kebenaran yang dipercayai meski kehormatan adalah dengan tidak menyia-
mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. nyiakan waktu.
Keberanian juga merupakan ciri para samurai.
7. Loyalitas / Kesetiaan (Chuugi 忠義)
Samurai siap dengan resiko apapun termasuk
memperaruhkan nyawa demi Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi
memperjuangkan apapun yang diyakini dan yang tinggi dalam melaksanakan tugas.
dibela olehnya. Kesetiaan seorang ksatria tidak hanya saat
pimpinannya dalam keadaan sukses dan
3. Welas Asih (Jin 仁)
berkembang. Bahkan dalam situasi yang
Bushidou memiliki aspek tidak diharapkan terjadi, misalnya pimpinan
keseimbangan antara maskulin (yin) dan mengalami banyak beban permasalahan,
feminim (yang). Jin mewakili sifat feminim seorang ksatria tetap setia pada pimpinannya
yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan tidak meninggalkannya. Puncak
dan strategi berperang, para samurai harus kehormatan seorang samurai adalah mati
memiliki sifat mencintai sesama, kasih dalam menjalankan tugas dan perjuangan.
sayang, dan peduli.
4. Penghormatan (Rei 礼) 3.2.2 Harmoni (wa)
Samurai tidak pernah berikap kasar dan Dalam hubungan
ceroboh, namun senantiasa menggunakan kemasyarakatannya,bangsa Jepang lebih
kode etiknya secara sempurna sepanjang mengutamakan interaksi sosial dan
waktu. Sikap santun dan hormat tidak saja kebersamaan dalam kelompok. Hal ini terkait
ditunjukkan pada pimpinan dan orang tua, dengan nilai budaya harmoni (wa) yang
namun kepaa tamu atau siapapun yang dianut dalam masyarakat. Dalam hidup
ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk, bermasyarakat, masyarakat Jepang sangat
berbicara, bahkan dalam memperlakukan memperhatikan 調 和 (chouwa), yaitu
dan merawat benda ataupun senjata. keselarasan, keseimbangan, keserasian,
harmoni, dan keharmonisan dalam
5. Kejujuran (Makoto 信)
masyarakat.
Seorang samurai senantiasa bersikap Sikap memaksakan pendapat sendiri
jujur dan tulus, berkata dan memberikan tanpa memperhatikan kondisi sekitar,
informasi yang sesuai kenyataan dan
dianggap sebagai 我 を 通 す wa o toosu
kebenaran. Para ksatria harus menjaga
ucapannya dan selalu waspada, tidak ‘memaksakan individulitas’ yang tidak
menggunjing, bahkan saat melihat atau disukai dalam kehidupan masyarakat. Orang
mendengar hal-hal buruk tentang kolega. Jepang percaya bahwa harmoni antaranggota
masyarakat sangat penting, dan diperlukan
6. Kehormatan (Meiyo 名誉) dalam membangun stabilitas dalam
Cara samurai menjaga kehormatan masyarakat.Masyarakat Jepang sering
adalah dengan menjalankan kode bushidou disebut sebagaimasyarakat yang berorientasi
secara konsisten sepanjang waktu dan tidak kolektif atau group oriented society.Sebagai
menggunakan jalan yang amoral. Seorang contoh sikap menjaga harmoni dalam
samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang kehidupan bermasyarakat adalah penggunaan
benar-benar dijaga dengan cara berperilaku kata hai ‘ya’ maupun iie‘ya’ yang biasanya
terhormat. Salah satu cara menjaga merupakan tanda pembicara berpendapat
sama / tidak saja dengan lawan bicara,
namun di Jepang kata ini tidak bisa dijadikan loyalitas sebagai masyarakat dengan
patokan apakah yang bersangkutan setuju kesadaran kelompok, tidak terlepas dari tata
atau tidak dengan pendapat lawan bicaranya. nilai dan norma budaya Omoiyari, Amae, On,
Orang Jepang adalah sosok yang menentukan Gimu dan Giri berikut ini.
sikap individu dengan menyesuaikan
perasaan lawan bicara, sikap menjaga 和 wa 1. Omoiyari
seperti demikian memeriksa secara detil 【思い遣り】相手の立場を考える。同情
situasi dan memantauperasaan lawan bicara,
する。いたわる。(Obunsha,1991:159)
mempertimbangkanposisi lawan bicara,
untuk menjaga harmoni. Omoiyari mengacu pada sikap empati dan
Identitas ‘kelompok’ tidak hanya ketulusan tanpa mengharapkan balasan dari
merujuk pada kelompok yang terbentuk pihak penerima. Omoiyari ditunjukkan
karena hubungan darah, namun juga karena dengan kemampuan untuk merasakan apa
ikatan secara geografis, dan hubungan yang dirasakan orang lain. Omoiyari bisa
pekerjaan, seperti dalam perusahaan. berarti membantu mewujudkan mimpi dan
Keterikatan hubungan individu dalam keinginan orang lain. Omoiyari bagi
kelompok menuntut loyalitas dan komitmen masyarakat Jepang merupakan bentuk
yang kuat dari para anggotanya. Sebuah kesiapan untuk memberikan apa yang
kebanggaan yang diperoleh individu akan dibutuhkan orang lain (loyal) dan mencegah
dianggap sebagai kebanggaan kelompok dan perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
sebaliknya sebuah aib yang menimpa seorang
anggotanya akan menjadi aib bagi kelompok 2. Amae
tersebut. Menjaga reputasi (kao) juga
【甘え】人の好意をあてにする気持ち
menjadi salah hal yang penting dalam hal ini.
Amae berarti sikap ketergantungan terhadap
3.2.2 Konsep Uchi Soto orang lain. Hal ini berhubungan dengan
Kesadaran sebagai anggota dalam konsep omoiyori karena dalam pemikiran
kelompok yang kuat menjadi latar mnculnya masyarakat Jepang seseorang yang
konsep uchi soto. Konsep uchi sotoini melakukan omoiyori memerlukan orang yang
membagi kelompok berdasarkan, 1) apakah bergantung kepadanya, demikian pula
seseorang merupakan anggota kelompok sebaliknya.Nilai budaya amae ini tidak
tertentu atau bukan; 2) baru pertama kali berkonotasi negatif, yang mengajarkan
bertemu atau sudah lama kenal; atau 3) masyarakat Jepang untuk tidak mandiri.
apakah orang tersebut secara usia dan Pengertian konsep amae inimempunyai sikap
kepangkatan berada di atas atau bawah menganggap orang lain selalu memiliki niat
pembicara. Hal-hal tersebut menentukan baik dan tulus, sehingga akan selalu siap
sikap dan ragam bahasa yang digunakan oleh membantu kapan saja dibutuhkan.
orang Jepang.
3. On
3.2.3 Omoiyari, Amae, On, Gimu, Giridan
【恩】他の人から受けた世話・情け・め
Ninjou
ぐみ。
Sikap keterikatan, komitmen serta
DAFTAR PUSTAKA