Anda di halaman 1dari 9

Kiryoku, Volume 3 No 3 2019

e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497


Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

STUDI TENTANG IDENTITAS JATI DIRI BANGSA JEPANG


DALAM KAJIAN FILOSOFIS

Iriyanto Widisuseno
Universitas Diponegoro

widisusenoiriyanto@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini mengkaji identitas jati diri bangsa Jepang melalui cara pendekatan filosofis.
Pendekatan filosofis ingin menggali nilai-nilai dasar kehidupan yang sedemikian mendasar
menjiwai dan memberi watak cara berfikir dan cara pandangnya mengenai arti hidup dan
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Bangsa Jepang dikenal memiliki sosok kemandirian,
pekerja keras, ulet dan santun, sehingga selalu dianggap sebagai model negara yang sukses
menjalankan modernisasi yang berbasis nilai tradisi budayanya. Peran negara Jepang bagi
kemajuan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama melalui program investasi jasa dan
industri. Hasil penelitian menemukan Bushido sebagai nilai dasar kehidupan yang menjiwai
dan memberi watak cara berfikir dalam mengartikan hidup dan kehidupan bangsa Jepang.
Bushido dalam manifestasinya sebagai identitas jati diri bangsa Jepang melalui delapan
kebajikan Bushido yang mengandung nilai moral: Gi (integritas), Yu (keberanian), Jin
( Murah Hati), Jin ( Murah Hati), Rei (Hormat dan Santun kepada orang lain), Makoto – Shin
(Kejujuran dan tulus ikhlas), Meiyo ( menjaga nama baik dan kehormatan), Chugo (kesetiaan
pada pemimpin), Tei( peduli),
Hasil penelitian ini dapat memberi inspirasi bagi pengembangan strategi dan substansi
pendidikan karakter di Indonesia.
Kata kunci :identitas jati diri; pendekatan filosofis; bangsa Jepang; nilai dasar kehidupan.

Abstract

This research examines the identity of the Japanese nation through a philosophical approach.
Philosophical approach wants to explore the basic values of life that are so fundamental to
animating and giving character to the way of thinking and perspective on the meaning of life
and life in society and nation. The Japanese nation is known to have a figure of independence,
hardworking, resilient and polite, so it is always considered a model of a country that
successfully runs modernization based on the values of its cultural traditions. The role of the
Japanese state for the progress of the Indonesian economy is very large, especially through
services and industry investment programs. The results of the study found Bushido as the
basic value of life that animates and gives character to the way of thinking in interpreting the
life and life of the Japanese nation. Bushido in its manifestation as the identity of the Japanese
nation through eight Bushido virtues which contain moral values: Gi (integrity), Yu
(courage), Jin (generous), Jin (generous), Rei (respect and courtesy to others), Makoto - Shin
(Honesty and sincerity), Meiyo (maintaining good name and honor), Chugo (loyalty to
leaders), Tei (caring),The results of this study can inspire the development of strategies and
substance of character education in Indonesia.

Keywords: identity, philosophical approach; Japanese nation; basic values of life

172 Copyright @2019, KIRYOKU, e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497


Kiryoku, Volume 3 No 3 2019
e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

1. PENDAHULUAN berbeda. Takeji Furukawa (1927), meneliti


Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa karakter orang Jepang dari segi genetika,
yang memiliki sosok kemandirian, pekerja yaitu jenis golongan darah. Dalam
keras, disiplin dan tak kenal menyerah. penelitiannya dinyatakan, golongan darah
Seperti yang terjadi ketika Perang Dunia II manusia ditentukan oleh protein-protein
(1945) kota Nagasaki dan Hirosima tertentu. Protein tersebut membangun
Jepanghancur akibat serangan bom Atom semua sel di dalam tubuh manusia, dan
oleh tentara Sekutu Amerika. Kemudian oleh karenanya juga menentukan psikologi
juga situasi saat peristiwa gempa bumi dan kita (Weliyati, Anwar, 2015). Peneltian
Tsunami (2011)di wilyah Tohoku Jepang. lain dilakukan oleh Rosita Ningrum
Ribuan korban jiwa dan fasilitas umum (2011), tentang Kanyoku Verba “Dekiru”
milik negara hancur. Dalam waktu singkat dalam konteks sosiolinguistik. Hasil
bangsa Jepang dapat berbenah diri dan penelitian ini dapat menunjukkan, dengan
mengatasi tanpa harus melibatkan bantuan belajar Idiom akan memahami akar budaya
bangsa lain. Sekarang Jepang sudah dalam bahasa yang dipelajari serta
berkembang sebagai negara maju di segala bagaimana menyampaikannya sebagai
bidang kehidupannya (Widisuseno, bentuk komunikasi yang tidak sekedar
Iriyanto, 2016). Fakta sebagaimana gramatikal saja. Penelitian lainnya
tersebut menunjukkan bahwa bangsa dilakukan oleh Iriyanto Widisuseno, Sri
Jepang memiliki kekuatan nilai dasar Wahyu Utami dan Yuliani Rahmah (2015),
kehidupan yang sedemikian mendasar tentang Kanyouku sebagai representasi
dalam menjiwai dan memberi watak cara nilai budaya masyarakat Jepang. Melalui
berfikir dan cara pandangnya mengenai arti penelitiannya dinyatakan, dalam kanyouku
hidup dan kehidupan bermasyarakat dan terkandung ajaran nasihat, dan nilai-nilai
berbangsa. kebijakan hidup. Melalui kanyouku kita
dapat mengetahui karakter dan watak
Nilai-nilai dasar tersebut secara masyarakat tempat berkembangnya idiom
intrinsik berwujud dan bersifat filosofis, tersebut.
sedangkan secara ekstrinsik (praktis) Penelitian kami ini merupakan
berupa pandangan hidup. Secara intrinsik sebuah kajian filosofis, untuk menggali
filosofis nilai-nilai dasar kehidupan kerangka dasar eksistensi kultural bangsa
mengandung ajaran yang mampu Jepang, mencakup : nilai-nilai dasar
mempengaruhi alam pikiran masyarakat kehidupan yang melandasi terbentuknya
Jepang. Sebagai manifestasinya dalam identitas jati diri bangsa Jepang (kajian
kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai- ontologis); bagaimana cara mewujudkan
nilai dasar itu diyakini sebagai puncak nilai dasar kehidupan yang melandasi
budaya bangsa, jiwa dan kepribadaian terbentuknya identitas jati diri bangsa
bangsa Jepang. Relevansi pendekatan Jepang (kajian epistemologis); norma dasar
filosofis di sini terletak pada kajian apa yang dijadikan pegangan dan arah
mendalam tentang bagaimana kerangka dalam mencapai mengembangkan identitas
ontologis, epistemologis dan aksioloigis jati diri bangsa (kajian aksiologis ).Hasil
nilai-nilai dasar kehidupan masyarakat kajian filosofis dari penelitian ini
Jepang yang dalam manifestasinya sebagai memperoleh pemahaman tentang profil
puncak budaya dan kepribadian bangsa identitas jati diri bangsa Jepang secara
Jepang. mendasar dan holistic, menemukan profil
Penelitian tentang nilai-nilai secara utuh.
karakter bangsa Jepang telah banyak Urgensi kajian jati diri bangsa
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sebagai upaya menyikapi berbagai
mereka mengkaji dari sudut pandang yang persoalan mendasar tentang jati diri bangsa

Copyright @2019, KIRYOKU, e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497 173


Kiryoku, Volume 3 No 3 2019
e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

Indonesia, bahwa: (a) Bangsa Indonesia sudut pandang filosofis diperoleh


saat ini sedang menghadapi berbagai pemahaman kerangka dasar ontologis,
persoalan internal bangsa, yaitu semakin epistemologis dan aksiologis tentang
marak fenomena sosial dan budaya yang identitas jati diri bangsa Jepang. Tujuannya
menggambarkan situasi kehidupan dapat menangkap profil dan kerangka
masyarakat semakin lemah komitmen dasar identitas jati diri bangsa Jepang
terhadap nilai –nilai dasar kehidupan yang secara utuh.
telah lama dijadikan sebagai pedoman
hidup dan pandangan hidup bangsa. Tahapan metodoligisnya, diawali
Sementara saat ini pada sebagian besar pendekatan esensial untuk melihat
masyarakat lebih memilih dan berpegang kerangka dasar ontologis identitas jati diri
pada nilai-nilai modern yang berorientasi bangsa Jepang dari kerangka pandangan
pragmatis dan positivistik. Sebaliknya, substantive. Yakni, nilai-nilai dasar apa
nilai-nilai dasar (core values) kehidupan yang melandasi pemahaman bangsa Jepang
yang dulu diyakini sebagai sesuatu yang tentang hakikat hidup dan kehidupan
luhur, sekarang dianggapnya sebagai dalam bermasyarakat dan berbangsa.
sesuatu yang sudah ketinggalan jaman (out Kemudian tahap pendekatan komprehensif,
of date). Faktanya sekarang, timbul untuk melihat kerangka dasar
berbagai anarkhisme sosial yang mengarah epistemologis identitas jati diri bangsa
terjadinya krsis jati diri bangsa; (b) Bangsa Jepang dari kerangka pandangan metodis.
Indonesia sedang menghadapi tantangan Yakni bagaimana cara bangsa Jepang
era revolusi industri 4.0 yang serba mewujudkan konsep hakikat hidup dan
“digitalized dan disruptive, tentu menuntut kehidupan dalam bermasyarakat dan
kesiapan kualits SDM yang memiliki sikp berbangsa. Diakhiri pendekatan normatif
mental dan jati diri yang kuat dalam untuk melihat kerangka dasar aksiologis
menghadapi perubahan yang cepat dan identitas jati diri bangsa Jepang dari
berbagai dampaknya. (c) Kesadaran kerangka pandangan normatif. Yakni
tanggungjawab moral melihat fenomena sistem nilai apa yang dipegang dan
dan realitas sosial budaya tersebut menjadi arah tujuan hidup. Capaian
terpanggil untuk memikirkan serta metodologisnya, yaitu memperoleh profil
mencarikan akar permasalahan serta jalan identitas jati diri bangsa Jepang yang
keluar dari persoalan kebangsaan yang terbentuk dari unsur-unsur kerangka
sedang dihadapi bangsa Indonesia ontologis, epistemologis dan aksiologis
(Widisuseno, Iriyanto, dkk, 2018). eksistensi kehidupan masyarakat bangsa
Jepang.
3. PEMBAHASAN
2. METODE DAN SUMBER DATA
3.1. Pengertian Identitas Jati Diri
PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian Pengertian identitas jati diri
kualitatif, dan etnografis. Untuk menggambarkan ciri khas siapa diri kita
memperoleh data penelitian menggunakan sesungguhnya, di dalamnya mengandung
studi literature dari buku-buku referensi kompleksitas dan ciri tertentu yang
yang berkaitan dengan karakter dan filsafat menandai diri seseorang atau bangsa,
orang Jepang. Objek material penelitian ini sehingga berbeda dengan diri atau bangsa
adalah identitas jati diri bangsa Jepang, dan lain. Identitas jati diri mencerminkan rasa
objek formal penelitiannya adalah bangga, setia sebagai bangsa. Jika terdapat
suatu bangsa yang memiliki keterbatasan
identitas jati diri bangsa Jepang dikaji dari
sudut pandang filosofis ( esensial, wilayah dan sumber daya alam, tetapi
komprehensif dan normative). Melalui masyarakatnya memiliki keteguhan jiwa
dan jati diri, akan mampu menjadi bangsa

174 Copyright @2019, KIRYOKU, e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497


Kiryoku, Volume 3 No 3 2019
e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

yang unggul (Widisuseno, Iriyanto, 2019). Kekuatan keyakinan akan nilai dasar itulah
Jika terdapat suatu bangsa yang memiliki yang menjadikan bangsa Jepang memiliki
keterbatasan wilayah dan sumber daya sosok kemandirian, kepribadian yang kuat,
alam, tetapi masyarakatnya memiliki sosok pekerja keras, disiplin dan tak kenal
kemandirian sebagai bangsa, keteguhan menyerah, sehingga bangsa Jepang mampu
jiwa dan pantang menyerah, akan mampu mengatasi masalah dengan cepat seperti
menjadi bangsa yang unggul. Sebagai dalam Restorasi Meiji (1868). Restorasi
contoh, Jepang telah membuktikan secara Meiji (明治維新 Meiji-ishin), dikenal juga
nyata. Masyarakat Jepang sangat dengan sebutan Revolusi Meiji atau
menyadari akan pentingnya landasan dan Pembaruan Meiji, adalah serangkaian
pendidikan karakter yang baik bagi warga kejadian yang berpuncak pada
masyarakat. Artinya, identitas jati diri pengembalian kekuasaan di Jepang kepada
harus dibangun melalui pembiasaan hal-hal Kaisar pada tahun 1868. Restorasi Meiji ini
yang baik dari tradisi lingkungan sejak menyebabkan perubahan besar-besaran
anak usia dini. Sehingga hasil dari pada struktur politik dan sosial Jepang, dan
pendidikan di Jepang adalah keunggulan berlanjut hingga zaman Edo, sering juga
jati diri dan karakter yang kuat. disebut akhir Keshogunan Tokugawa dan
awal zaman Meiji
3.2. Kajian Filosofis tentang Identitas Jati
:https://id.wikipedia.org/wiki/Restorasi_M
Diri Bangsa Jepang
eiji. Peristiwa lain yaitu saat Jepang
3.2.1. Kerangka Ontologis menghadapi Perang Dunia ke 2 (1945),
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di
Nilai dasar kehidupan apa yang sedemikian kotaHiroshima dan Nagasaki Jepang pada
mendasar menjiwai dan memberi watak bulan Agustus 1945 dengan persetujuan
cara berfikir dan cara bertindak bangsa dari Britania Raya sebagaimana tertuang
Jepang mengenai arti hidup dan dalam Perjanjian Quebec. Dua operasi
kehidupanbermasyarakat,berbangsa dan pengeboman yang menewaskan sedikitnya
bernegara.Nilai dasar itu secara instrinsik 129.000 jiwa ini merupakan penggunaan
berwujud dan bersifat filosofis, sedang senjata nuklir. Amerika Serikat
secara ekstrinsik (praktis) berupa sebelumnya melaksanakan kampanye
pandangan hidup. Nilai-nilai tersebut pengeboman yang meluluhlantakkan
merupakan kebulatan ajaran tentang banyak kota di Jepang. Bersama Britania
tentang berbagai bidang kehidupan Raya dan Cina, Amerika Serikat meminta
masyarakat bangsa Jepang. Ajaran filsafat pasukan Jepang menyerah dalam Deklarasi
itu sedemikian kuat mempengaruhi alam Potsdam tanggal 26 Juli 1945 atau
pikiran bangsa Jepang, berupa cara menghadapi "kehancuran cepat dan besar".
pandangnya mengenai arti hidup dan Jepang mengabaikan ultimatum tersebut
kehidupan dalam bermasyarakat dan dan Jepang menolak memenuhi tuntutan
bernegara. Sekutu untuk menyerah tanpa syarat.

Sebagai manifestasinya dalam Tragedi lain yang dialami bangsa


kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai Jepang yaitu peristiwa Gempa Bumi yang
dasar kehidupan itu diyakini sebagai disertai tsunami Tōhoku 2011suatu Gempa
puncak budaya bangsa, jiwa dan Bumi lepas pantai Samudra Pasifik yang
kepribadian bangsa. Sedemikian mendasar berkekuatan 9,0 dan mengakibatkan
nilai-nilai tersebut dalam menjiwai dan gelombang tsunami setinggi 10 meter
memberi watak bangsa, sehingga (33 ft), berada di lepas pantai Semenanjung
membentuk identitas jati diri bangsa Oshika pantai timur Tōhoku pada 11 Maret
Jepang (Widisuseno, Iriyanto, dkk, 2007). 2011, pukul 05:46 UTC (14:46 waktu

Copyright @2019, KIRYOKU, e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497 175


Kiryoku, Volume 3 No 3 2019
e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

setempat) pada kedalaman 24,4 kilometer tentara. Kedua karakter bersama-sama (武


(15,2 mil). Laporan Japanese National 士 ) berarti prajurit atau penjaga istana.
Police Agency (JNPA) menyatakan bahwa Bagian terakhir dari kata, “dao” ( 道 )
15.269 tewas dan 8.526 lainnya hilang di adalah sama dengan “melakukan” dalam
enam prefektur, dikawatirkan jumlah bahasa Jepang, yang berarti “cara” (Dao,
korban tewas jauh lebih tinggi. Kekuatan 2003) seperti seni bela diri Kendo Jepang
9,0 menjadikan gempa ini sebagai gempa
( 剣 道 ) sehingga diartikan “jalan
terbesar yang mengguncang Jepang
sepanjang sejarah dan satu dari empat pedang”. Bushido (Kanji: 武士道 “tatacara
gempa terbesar di dunia sejak pencatatan ksatria”) juga diartikan adalah sebuah kode
gempa modern dimulai. Gempa ini etik kepahlawanan golongan Samurai
dianggap sebagai yang terbesar yang dalam feodalisme Jepang. Samurai sendiri
mengguncang Jepang dalam 1.200 tahun adalah sebuah strata sosial penting dalam
terakhir tatanan masyarakat feodalisme Jepang.
:https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi Secara resmi, Bushido dikumandangkan
_dan_tsunami_T%C5%8Dhoku_2011. dalam bentuk etika sejak zaman Shogun
Tokugawa. Makna bushido itu sendiri
Fakta sejarah membuktikan, bangsa adalah sikap rela mati negara/kerajaan dan
Jepang dalam waktu cepat dapat mengatasi kaisar. Biasanya para samurai dan Shogun
dampak tragedy tersebut. Sekarang Jepang rela mempartaruhkan nyawa demi tujuan
bangkit sebagai negara maju di berbagai itu, jika ia gagal, ia akan melakukan
bidang. Jepang dapat digambarkan sebagai seppuku (harakiri):
suatu bangsa telah menempatkan nilai https://indoculture.wordpress.com/2013/07
dasar kehidupan sebagai pondasi dan /18/semangat-bushido/. Bushido dalam
kerangka eksistensi yang kokoh. manifestasinya sebagai identitas jati diri
bangsa Jepang melalui delapan kebajikan
Nilai dasar kehidupan bangsa Bushido, yaitu :
Jepang yang dijadikan pondasi dan
kerangka eksistensi, dapat terungkap dalam (1) Gi ( integritas)
Bushido. Secara etimologis Bushi” berarti
ksatria dan “Do” artinya jalan. Bushido Integritas mengandung arti
dapat diartikan sebagai jalan kehormatan keutuhan meliputi seluruh aspek kehidupan,
yang harus ditempuh oleh orang Jepang terutama antara pikiran, perkataan, dan
untuk menyempurnakan hidup. Bushido perbuatan. Nilai ini sangat dijunjung tinggi
dalam falsafah bushido dan merupakan
(武士道?), secara harfiah “jalan prajurit”,
dasar untuk mengerti tentang moral dan
adalah kata dalam bahasa Jepang untuk
etika serta menjalankannya secara utuh dan
cara hidup samurai, cara hidup dengan
menyeluruh. Integritas berarti
konsep ksatria. Etimologisnya dari kata
kesempurnaan, kesatuan, keterpaduan atau
bushido Jepang, yang berasal dari Dinasti
ketulusan, sangat tepat untuk mendukung
Zhou (1111-256 SM) (Zhang, dan Fan,
pembentukan sosok pribadi manusia sesuai
2003) atau (1.818-221 SM) (de Bary, dan
yang diharapkan yaitu manusia “paripurna”
Bloom) Zhou Cina bi 周髀 (Cullen, 1996) atau secara sederhana ialah manusia yang
dan kata wushidao ( 武 士 道 ), berarti penuh dengan “kemuliaan”. Integritas
seorang prajurit terlatih dalam seni bela seringkali ditujukan pada orang yang
diri. Singkatan “wushi,” ( 武 士 ) dibagi dianggap sudah baik secara mental maupun
menjadi dua bagian, pertama istilah “wu” spiritual. Karena itu kata integritas melekat
( 武 ) menggambarkan orang yang pada pribadi orang-orang yang “arif dan
kompeten dalam seni bela diri seperti Raja bijaksana” yang dalam kehidupan
Wu, dengan jabatan kedua “shi,” ( 士 ) kesehariannya mampu menjadi sosok

176 Copyright @2019, KIRYOKU, e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497


Kiryoku, Volume 3 No 3 2019
e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

manusia panutan dan sebagai teladan. Bagi http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil


seoarang pemimpin, integritas merupakan safat-bushido.html )
hal yang utama. Karena integritas adalah
kualitas paling vital yang harus dimiliki (4). Rei (Hormat dan Santun kepada
oleh seorang pemimpin (Damar orang lain)
Priyambodo: Bersikap santun dan hormat pada
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil orang lain. Ksatria tidak pernah bersikap
safat-bushido.html ). kasar dan ceroboh, namun senantiasa
menggunakan kode etiknya secara
(2). Yu (keberanian) sempurna sepanjang waktu. Sikap santun
dan hormat tidak saja ditujukan pada
Keberanian merupakan asset yang pimpinan dan orang tua, namun kepada
berharga bagi siapapun yang hidup di tamu atau siapa pun yang ditemui. Sikap
dunia ini. Tanpa keberanian seseorang santun meliputi cara duduk, berbicara,
tidak akan menjadi siapa-siapa dan tidak bahkan dalam memperlakukan benda
akan meraih kesuksesan. Keberanian bisa ataupun senjata. Hingga saat ini
menjadikan sesuatu yang dianggap kesantunan para samurai masih terlihat
mustahil menjadi kenyataan. Keberanian pada cara orang jepang menundukkan
memungkinkan seseorang untuk keluar kepalanya sebagai tanda hormat (Damar
dari kesulitan dan bahkan berhasil meraih Priyambodo,
kesuksesan. Seseorang yang batinnya http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
memang pemberani akan menunjukan safat-bushido.html).
loyalitas dan kasih sayang pada pimpinan
dan orangtua. Mereka juga mempunyai (5). Makoto–Shin (Kejujuran dan tulus
kesabaran, sikap toleran, serta menghargai ikhlas)
apa saja. Bukan dikatakan pemberani Samurai mengatakan apa yang
karena seseorang cepat meluapkan mereka maksudkan, dan melakukan apa
amarahnya. Seseorang pemberani adalah yang mereka katakan. Mereka membuat
mereka yang dapat menguasai diri atau janji dan berani menepatinya. Jujur dan
nafsunya sewaktu marah (Damar tulus ikhlas merupakan kode etik samurai
Priyambodo: yang berarti berkata atau memberikan
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil suatu informasi yang sesuai kenyataan dan
safat-bushido.html). kebenaran. Para ksatria harus menjaga
(3). Jin ( Murah Hati) ucapannya dan selalu waspada tidak
menggunjing, bahkan saat melihat atau
Mencintai sesama, kasih sayang mendengar hal-hal buruk tentang siapapun.
dan simpati. Bushido memiliki aspek (Damar Priyambodo,
keseimbangan antara maskulin (yin) dan http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
feminine (yang). Jin mewakili sifat safat-bushido.html).
feminine. Meski berlatih ilmu pedang dan
strategi perang, para samurai harus (6). Meiyo (menjaga nama baik dan
memiliki sifat pengasih dan peduli pada kehormatan)
sesama manusia. Sikap ini harus tetap Samurai akan menghormati etika,
ditunjukkan baik di siang hari yang terang bukan talenta. Dan mereka menghormati
benderang, maupun di kegelapan malam. perbuatan, bukan pengetahuan. Salah satu
Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam cara mereka menjaga kehormatan adalah
hal memaafkan. Mencintai sesama, kasih tidak menyia-nyiakan waktu dan
saying dan simpati. (Damar Priyambodo: menghindari perilaku yang tidak berguna.
Jika anda di depan publik, meski tidak

Copyright @2019, KIRYOKU, e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497 177


Kiryoku, Volume 3 No 3 2019
e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

bertugas, kau tidak boleh sembarangan belajar dan dapat memanfaatkan suatu
bersantai. Lebih baik kau membaca, momentum untuk kepentingan mereka
berlatih kaligrafi, mengkaji sejarah, atau (negara). Misalnya dalam peristiwa-
tata krama keprajuritan (Damar peristiwa seperti Restorasi Meiji (1868),
Priyambodo, bencana gempa bumi dahsyat Kanto (1923)
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil serta pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
safat-bushido.html). (1945), Peristiwa gempa dan tsunami (2012)
dapat dimanfaatkan sebagai suatu hal positif
(7). Chugo (kesetiaan pada pemimpin) dan dijadikan suatu pelajaran dan
Kesetiaan ditunjukkan dengan momentum untuk menjadi lebih baik
dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan ( https://id.wikipedia.org/wiki/Restorasi_M
tugas. Kesetiaan seorang ksatria tidak saja eiji). Jadi, rasa keinginan belajar dan dapat
saat pimpinannya dalam keadaan sukses memanfaatkan suatu momentum untuk
dan berkembang. Bahkan dalam keadaan kepentingan negara adalah salah satu sikap
sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, dan perilku moral Bushido orang Jepang.
pimpinan mengalami banyak beban Melalui Restorasi Meiji angkatan perang
permasalahan, seorang ksatria tetap setia Jepang dibangun secara modern, angkatan
pada pimpinannya dan tidak darat menerapkan strategi Jerman dan
meninggalkannya. Puncak kehormatan angkatan laut menerapkan strategi Inggris.
seorang samurai adalah mati dalam Kementerian Pertahanan tidak bertanggung
menjalankan tugas dan perjuangan. Seperti jawab kepada Parlemen tetapi kepada
sabda Rasulullah “engkau tetap harus setia Tenno (Kaisar). Hal ini menjadikan
mendengar dan taat kepada pemimpin kedudukan Kementerian Pertahanan sangat
meskipun ia memukul punggungmu atau kuat dan menjadi menjadi Gunbatsu
mengambil hartamu, maka tetaplah untuk (pemerintahan diktator militer). Bersamaan
setia mendengar dan taat”. (Damar dengan modernisasi angkatan perang
Priyambodo). muncul kembali semangat Bushido sebagai
dasar jiwa ketentaraan yang melandasi
(8). Tei ( peduli) pendidikan militer di Jepang
Tak peduli seberapa banyak kau ( https://indoculture.wordpress.com/2013/0
menanamkan loyalitas dan kewajiban 7/18/semangat-bushido/Ahmad Elqorni).
keluarga di dalam hati, tanpa perilaku baik
untuk mengekspresikan rasa hormat dan 3.2.3. Kerangka Aksiologis
peduli pada pimpinan da orang tua, maka
kau tidak bisa dikatakan sudah menghargai Norma apa yang menjadi pengangan dan
cara hidup samurai (Damar Priyambodo) arah dalam mencapai tujuan atau
mengaktualisasikan nilai dasar kehidupan
3.2.2. Kerangka epistemologis yang sedemikian mendasar menjiwai dan
memberi watak cara berfikir dan cara
Bagaimana cara bertindak bangsa Jepang mengenai arti
mengaktualisasikan nilai dasar kehidupan hidup dan kehidupan bermasyarakat, dan
yang sedemikian mendasar menjiwai dan bernegara. Persoalan norma dalam
memberi watak cara berfikir dan cara aksiologi hingga saat ini masih terdapat
bertindak bangsa Jepang mengenai arti perdebatan, misalnya mengenai
hidup dan kehidupan bermasyarakat, pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
berbangsa dan bernegara. Cara bangsa terkait dengan kontroversi etika, legal dan
Jepang dalam mengaktualisasikan nilai militer atomic bombings of Hiroshima and
dasar kehidupan Bushido dapat terlihat Nagasaki yang dilakukan oleh Amerika
bagaimana bangsa Jepang dapat mengejar Serikat pada tanggal 6 Agustus dan 9
ketinggalan mereka dari bangsa Barat, Agustus 1945 demi mengakhiri Perang
karena mereka memiliki keinginan Dunia Kedua (1939–1945). Di satu sisi

178 Copyright @2019, KIRYOKU, e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497


Kiryoku, Volume 3 No 3 2019
e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

dianggap sudah tepat karena terbukti dan orangtua. Mereka juga mempunyai
membuat Jepang menyerah, namun di sisi kesabaran, sikap toleran, serta menghargai
yang lain dianggap tidak tepat karena apa saja. Seseorang pemberani adalah
apapun tujuan baiknya telah mereka yang dapat menguasai diri atau
mengakibatkan korban sipil yang banyak nafsunya sewaktu marah (Damar
berjatuhan: Priyambodo:
https://id.wikipedia.org/wiki/Debat_menge http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
nai_pengeboman_Hiroshima_dan_Nagasa safat-bushido.html).
ki.
(3). Jin ( Murah Hati)
Bushido dalam manifestasinya Mencintai sesama, kasih sayang dan
sebagai identitas jati diri bangsa Jepang simpati. Bushido memiliki aspek
melalui delapan kebajikan Bushido yang keseimbangan antara maskulin (yin) dan
mengandung nilai moral, yaitu : feminine (yang). Jin mewakili sifat
feminine. Meski berlatih ilmu pedang dan
(1) Gi (integritas) strategi perang, para samurai harus
memiliki sifat pengasih dan peduli pada
Integritas mengandung arti keutuhan sesama manusia. Kemurahan hati juga
seluruh aspek kehidupan, terutama antara ditunjukkan dalam hal memaafkan.
pikiran, perkataan, dan perbuatan. Mencintai sesama, kasih sayang dan
Integritas berarti, kesatuan, keterpaduan simpati. Meski berlatih ilmu pedang dan
atau ketulusan, sangat baik untuk strategi perang, para samurai harus
mendukung pembentukan sosok pribadi memiliki sifat pengasih dan peduli pada
manusia sesuai yang diharapkan Karena itu sesama manusia (Damar Priyambodo,
kata integritas melekat pada pribadi orang- http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
orang yang “arif dan bijaksana” yang safat-bushido.html).
dalam kehidupan kesehariannya mampu
(4). Rei (Hormat dan Santun kepada
menjadi sosok manusia panutan dan
orang lain)
sebagai teladan. Karena integritas adalah
Ksatria tidak pernah bersikap kasar dan
kualitas paling vital yang harus dimiliki
ceroboh, namun senantiasa menggunakan
oleh seorang pemimpin. (Damar
kode etiknya secara sempurna sepanjang
Priyambodo:
waktu. Sikap santun dan hormat tidak saja
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
ditujukan pada pimpinan dan orang tua,
safat-bushido.html )
namun kepada tamu atau siapa pun yang
ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk,
(2). Yu (keberanian)
berbicara, bahkan dalam memperlakukan
benda ataupun senjata. (Damar
Keberanian merupakan asset yang
Priyambodo,
berharga bagi siapapun yang hidup di
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
dunia ini. Tanpa keberanian seseorang
safat-bushido.html)
tidak akan menjadi siapa-siapa dan tidak
akan meraih kesuksesan. Keberanian bisa (5). Makoto – Shin (Kejujuran dan tulus
menjadikan sesuatu yang dianggap ikhlas)
mustahil menjadi kenyataan. Keberanian Samurai mengatakan apa yang mereka
memungkinkan seseorang untuk keluar maksudkan, dan melakukan apa yang
dari kesulitan dan bahkan berhasil meraih mereka katakan. Mereka membuat janji
kesuksesan. Seseorang yang batinnya dan berani menepatinya. Jujur dan tulus
memang pemberani akan menunjukan ikhlas merupakan kode etik samurai yang
loyalitas dan kasih sayang pada pimpinan berarti berkata atau memberikan suatu

Copyright @2019, KIRYOKU, e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497 179


Kiryoku, Volume 3 No 3 2019
e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku

informasi yang sesuai kenyataan dan peristiwa-peristiwa seperti Restorasi Meiji


kebenaran (Damar Priyambodo, (1868),
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil b. Secara filosofis nilai moral dalam
safat-bushido.html). Bushido sudah mengakar, mewarni cara
hidup dan memberi arah kehidupan
(6). Meiyo ( menjaga nama baik dan masyarakat bangsa Jepang.
kehormatan) c. Perkembangan dan penguatan jati diri
Samurai akan menghormati etika, bukan bangsa Jepang sejalan dengan proses jaman
talenta, mereka menghormati perbuatan, yang dilalui serta peristiwa sejarah yang
bukan pengetahuan. Salah satu cara dialami.
menjaga kehormatan adalah tidak menyia-
nyiakan waktu dan menghindari perilaku
DAFTAR REFERENSI
yang tidak berguna (Damar Priyambodo, Widisuseno, Iriyanto. (2015). Etika
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil Taoisme dan Masyarakat Madani,
safat-bushido.html). UNDIP. Press, Semarang.
(7). Chugo (kesetiaan pada pemimpin) Widisuseno, Iriyanto. (2018). Mengenal
Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi Profil Karakter Bangsa Jepang
yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Melalui Filsafat Ganbaru, Kiryoku,
Kesetiaan seorang ksatria tidak saja saat
pimpinannya dalam keadaan sukses dan Widisuseno, Iriyanto. (2007). Pendidikan
berkembang. Bahkan dalam keadaan Pancasila, BP. Undip Press,
sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, Semarang
pimpinan mengalami banyak beban
permasalahan, seorang ksatria tetap setia https://www.researchgate.net/publication/2
pada pimpinannya dan tidak 79275033_Bushido_dalam_Masyara
meninggalkannya (Damar Priyambodo, kat_Jepan_Modern ( Bambang
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil Wibawarta).
safat-bushido.html) http://manfaat94.blogspot.co.id/2016/07/un
(8). Tei ( peduli) sur-unsur-dan-
Menanamkan loyalitas dan kewajiban prosespembentukan.html
kepada sesama di dalam hati, disertai
perilaku baik untuk mengekspresikan rasa
hormat dan peduli pada orang lain, maka
kita bisa dikatakan sudah menghargai cara
hidup samurai (Damar Priyambodo.
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
safat-bushido.html). Itulah butir-butir nilai
moral Bushido yang ditemukan dalam
penelitian ini.
4. SIMPULAN
a. Untuk memahami secara mendalam dan
utuh tentang profil identitas jati diri
bangsa Jepang perlu menelusuri proses
kehidupan bangsa Jepang yang telah dilalui
dan nilai-nilai tradisi yang ada dalam
masyarakat Jepang yang tidak terkikis oleh
derasnya arus modernisasi.Kemudian juga

180 Copyright @2019, KIRYOKU, e-ISSN: 2581-0960 p-ISSN: 2599-0497

Anda mungkin juga menyukai