Iriyanto Widisuseno
Universitas Diponegoro
widisusenoiriyanto@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini mengkaji identitas jati diri bangsa Jepang melalui cara pendekatan filosofis.
Pendekatan filosofis ingin menggali nilai-nilai dasar kehidupan yang sedemikian mendasar
menjiwai dan memberi watak cara berfikir dan cara pandangnya mengenai arti hidup dan
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Bangsa Jepang dikenal memiliki sosok kemandirian,
pekerja keras, ulet dan santun, sehingga selalu dianggap sebagai model negara yang sukses
menjalankan modernisasi yang berbasis nilai tradisi budayanya. Peran negara Jepang bagi
kemajuan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama melalui program investasi jasa dan
industri. Hasil penelitian menemukan Bushido sebagai nilai dasar kehidupan yang menjiwai
dan memberi watak cara berfikir dalam mengartikan hidup dan kehidupan bangsa Jepang.
Bushido dalam manifestasinya sebagai identitas jati diri bangsa Jepang melalui delapan
kebajikan Bushido yang mengandung nilai moral: Gi (integritas), Yu (keberanian), Jin
( Murah Hati), Jin ( Murah Hati), Rei (Hormat dan Santun kepada orang lain), Makoto – Shin
(Kejujuran dan tulus ikhlas), Meiyo ( menjaga nama baik dan kehormatan), Chugo (kesetiaan
pada pemimpin), Tei( peduli),
Hasil penelitian ini dapat memberi inspirasi bagi pengembangan strategi dan substansi
pendidikan karakter di Indonesia.
Kata kunci :identitas jati diri; pendekatan filosofis; bangsa Jepang; nilai dasar kehidupan.
Abstract
This research examines the identity of the Japanese nation through a philosophical approach.
Philosophical approach wants to explore the basic values of life that are so fundamental to
animating and giving character to the way of thinking and perspective on the meaning of life
and life in society and nation. The Japanese nation is known to have a figure of independence,
hardworking, resilient and polite, so it is always considered a model of a country that
successfully runs modernization based on the values of its cultural traditions. The role of the
Japanese state for the progress of the Indonesian economy is very large, especially through
services and industry investment programs. The results of the study found Bushido as the
basic value of life that animates and gives character to the way of thinking in interpreting the
life and life of the Japanese nation. Bushido in its manifestation as the identity of the Japanese
nation through eight Bushido virtues which contain moral values: Gi (integrity), Yu
(courage), Jin (generous), Jin (generous), Rei (respect and courtesy to others), Makoto - Shin
(Honesty and sincerity), Meiyo (maintaining good name and honor), Chugo (loyalty to
leaders), Tei (caring),The results of this study can inspire the development of strategies and
substance of character education in Indonesia.
yang unggul (Widisuseno, Iriyanto, 2019). Kekuatan keyakinan akan nilai dasar itulah
Jika terdapat suatu bangsa yang memiliki yang menjadikan bangsa Jepang memiliki
keterbatasan wilayah dan sumber daya sosok kemandirian, kepribadian yang kuat,
alam, tetapi masyarakatnya memiliki sosok pekerja keras, disiplin dan tak kenal
kemandirian sebagai bangsa, keteguhan menyerah, sehingga bangsa Jepang mampu
jiwa dan pantang menyerah, akan mampu mengatasi masalah dengan cepat seperti
menjadi bangsa yang unggul. Sebagai dalam Restorasi Meiji (1868). Restorasi
contoh, Jepang telah membuktikan secara Meiji (明治維新 Meiji-ishin), dikenal juga
nyata. Masyarakat Jepang sangat dengan sebutan Revolusi Meiji atau
menyadari akan pentingnya landasan dan Pembaruan Meiji, adalah serangkaian
pendidikan karakter yang baik bagi warga kejadian yang berpuncak pada
masyarakat. Artinya, identitas jati diri pengembalian kekuasaan di Jepang kepada
harus dibangun melalui pembiasaan hal-hal Kaisar pada tahun 1868. Restorasi Meiji ini
yang baik dari tradisi lingkungan sejak menyebabkan perubahan besar-besaran
anak usia dini. Sehingga hasil dari pada struktur politik dan sosial Jepang, dan
pendidikan di Jepang adalah keunggulan berlanjut hingga zaman Edo, sering juga
jati diri dan karakter yang kuat. disebut akhir Keshogunan Tokugawa dan
awal zaman Meiji
3.2. Kajian Filosofis tentang Identitas Jati
:https://id.wikipedia.org/wiki/Restorasi_M
Diri Bangsa Jepang
eiji. Peristiwa lain yaitu saat Jepang
3.2.1. Kerangka Ontologis menghadapi Perang Dunia ke 2 (1945),
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di
Nilai dasar kehidupan apa yang sedemikian kotaHiroshima dan Nagasaki Jepang pada
mendasar menjiwai dan memberi watak bulan Agustus 1945 dengan persetujuan
cara berfikir dan cara bertindak bangsa dari Britania Raya sebagaimana tertuang
Jepang mengenai arti hidup dan dalam Perjanjian Quebec. Dua operasi
kehidupanbermasyarakat,berbangsa dan pengeboman yang menewaskan sedikitnya
bernegara.Nilai dasar itu secara instrinsik 129.000 jiwa ini merupakan penggunaan
berwujud dan bersifat filosofis, sedang senjata nuklir. Amerika Serikat
secara ekstrinsik (praktis) berupa sebelumnya melaksanakan kampanye
pandangan hidup. Nilai-nilai tersebut pengeboman yang meluluhlantakkan
merupakan kebulatan ajaran tentang banyak kota di Jepang. Bersama Britania
tentang berbagai bidang kehidupan Raya dan Cina, Amerika Serikat meminta
masyarakat bangsa Jepang. Ajaran filsafat pasukan Jepang menyerah dalam Deklarasi
itu sedemikian kuat mempengaruhi alam Potsdam tanggal 26 Juli 1945 atau
pikiran bangsa Jepang, berupa cara menghadapi "kehancuran cepat dan besar".
pandangnya mengenai arti hidup dan Jepang mengabaikan ultimatum tersebut
kehidupan dalam bermasyarakat dan dan Jepang menolak memenuhi tuntutan
bernegara. Sekutu untuk menyerah tanpa syarat.
bertugas, kau tidak boleh sembarangan belajar dan dapat memanfaatkan suatu
bersantai. Lebih baik kau membaca, momentum untuk kepentingan mereka
berlatih kaligrafi, mengkaji sejarah, atau (negara). Misalnya dalam peristiwa-
tata krama keprajuritan (Damar peristiwa seperti Restorasi Meiji (1868),
Priyambodo, bencana gempa bumi dahsyat Kanto (1923)
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil serta pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
safat-bushido.html). (1945), Peristiwa gempa dan tsunami (2012)
dapat dimanfaatkan sebagai suatu hal positif
(7). Chugo (kesetiaan pada pemimpin) dan dijadikan suatu pelajaran dan
Kesetiaan ditunjukkan dengan momentum untuk menjadi lebih baik
dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan ( https://id.wikipedia.org/wiki/Restorasi_M
tugas. Kesetiaan seorang ksatria tidak saja eiji). Jadi, rasa keinginan belajar dan dapat
saat pimpinannya dalam keadaan sukses memanfaatkan suatu momentum untuk
dan berkembang. Bahkan dalam keadaan kepentingan negara adalah salah satu sikap
sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, dan perilku moral Bushido orang Jepang.
pimpinan mengalami banyak beban Melalui Restorasi Meiji angkatan perang
permasalahan, seorang ksatria tetap setia Jepang dibangun secara modern, angkatan
pada pimpinannya dan tidak darat menerapkan strategi Jerman dan
meninggalkannya. Puncak kehormatan angkatan laut menerapkan strategi Inggris.
seorang samurai adalah mati dalam Kementerian Pertahanan tidak bertanggung
menjalankan tugas dan perjuangan. Seperti jawab kepada Parlemen tetapi kepada
sabda Rasulullah “engkau tetap harus setia Tenno (Kaisar). Hal ini menjadikan
mendengar dan taat kepada pemimpin kedudukan Kementerian Pertahanan sangat
meskipun ia memukul punggungmu atau kuat dan menjadi menjadi Gunbatsu
mengambil hartamu, maka tetaplah untuk (pemerintahan diktator militer). Bersamaan
setia mendengar dan taat”. (Damar dengan modernisasi angkatan perang
Priyambodo). muncul kembali semangat Bushido sebagai
dasar jiwa ketentaraan yang melandasi
(8). Tei ( peduli) pendidikan militer di Jepang
Tak peduli seberapa banyak kau ( https://indoculture.wordpress.com/2013/0
menanamkan loyalitas dan kewajiban 7/18/semangat-bushido/Ahmad Elqorni).
keluarga di dalam hati, tanpa perilaku baik
untuk mengekspresikan rasa hormat dan 3.2.3. Kerangka Aksiologis
peduli pada pimpinan da orang tua, maka
kau tidak bisa dikatakan sudah menghargai Norma apa yang menjadi pengangan dan
cara hidup samurai (Damar Priyambodo) arah dalam mencapai tujuan atau
mengaktualisasikan nilai dasar kehidupan
3.2.2. Kerangka epistemologis yang sedemikian mendasar menjiwai dan
memberi watak cara berfikir dan cara
Bagaimana cara bertindak bangsa Jepang mengenai arti
mengaktualisasikan nilai dasar kehidupan hidup dan kehidupan bermasyarakat, dan
yang sedemikian mendasar menjiwai dan bernegara. Persoalan norma dalam
memberi watak cara berfikir dan cara aksiologi hingga saat ini masih terdapat
bertindak bangsa Jepang mengenai arti perdebatan, misalnya mengenai
hidup dan kehidupan bermasyarakat, pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
berbangsa dan bernegara. Cara bangsa terkait dengan kontroversi etika, legal dan
Jepang dalam mengaktualisasikan nilai militer atomic bombings of Hiroshima and
dasar kehidupan Bushido dapat terlihat Nagasaki yang dilakukan oleh Amerika
bagaimana bangsa Jepang dapat mengejar Serikat pada tanggal 6 Agustus dan 9
ketinggalan mereka dari bangsa Barat, Agustus 1945 demi mengakhiri Perang
karena mereka memiliki keinginan Dunia Kedua (1939–1945). Di satu sisi
dianggap sudah tepat karena terbukti dan orangtua. Mereka juga mempunyai
membuat Jepang menyerah, namun di sisi kesabaran, sikap toleran, serta menghargai
yang lain dianggap tidak tepat karena apa saja. Seseorang pemberani adalah
apapun tujuan baiknya telah mereka yang dapat menguasai diri atau
mengakibatkan korban sipil yang banyak nafsunya sewaktu marah (Damar
berjatuhan: Priyambodo:
https://id.wikipedia.org/wiki/Debat_menge http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
nai_pengeboman_Hiroshima_dan_Nagasa safat-bushido.html).
ki.
(3). Jin ( Murah Hati)
Bushido dalam manifestasinya Mencintai sesama, kasih sayang dan
sebagai identitas jati diri bangsa Jepang simpati. Bushido memiliki aspek
melalui delapan kebajikan Bushido yang keseimbangan antara maskulin (yin) dan
mengandung nilai moral, yaitu : feminine (yang). Jin mewakili sifat
feminine. Meski berlatih ilmu pedang dan
(1) Gi (integritas) strategi perang, para samurai harus
memiliki sifat pengasih dan peduli pada
Integritas mengandung arti keutuhan sesama manusia. Kemurahan hati juga
seluruh aspek kehidupan, terutama antara ditunjukkan dalam hal memaafkan.
pikiran, perkataan, dan perbuatan. Mencintai sesama, kasih sayang dan
Integritas berarti, kesatuan, keterpaduan simpati. Meski berlatih ilmu pedang dan
atau ketulusan, sangat baik untuk strategi perang, para samurai harus
mendukung pembentukan sosok pribadi memiliki sifat pengasih dan peduli pada
manusia sesuai yang diharapkan Karena itu sesama manusia (Damar Priyambodo,
kata integritas melekat pada pribadi orang- http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
orang yang “arif dan bijaksana” yang safat-bushido.html).
dalam kehidupan kesehariannya mampu
(4). Rei (Hormat dan Santun kepada
menjadi sosok manusia panutan dan
orang lain)
sebagai teladan. Karena integritas adalah
Ksatria tidak pernah bersikap kasar dan
kualitas paling vital yang harus dimiliki
ceroboh, namun senantiasa menggunakan
oleh seorang pemimpin. (Damar
kode etiknya secara sempurna sepanjang
Priyambodo:
waktu. Sikap santun dan hormat tidak saja
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
ditujukan pada pimpinan dan orang tua,
safat-bushido.html )
namun kepada tamu atau siapa pun yang
ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk,
(2). Yu (keberanian)
berbicara, bahkan dalam memperlakukan
benda ataupun senjata. (Damar
Keberanian merupakan asset yang
Priyambodo,
berharga bagi siapapun yang hidup di
http://goosejarah.blogspot.co.id/2012/10/fil
dunia ini. Tanpa keberanian seseorang
safat-bushido.html)
tidak akan menjadi siapa-siapa dan tidak
akan meraih kesuksesan. Keberanian bisa (5). Makoto – Shin (Kejujuran dan tulus
menjadikan sesuatu yang dianggap ikhlas)
mustahil menjadi kenyataan. Keberanian Samurai mengatakan apa yang mereka
memungkinkan seseorang untuk keluar maksudkan, dan melakukan apa yang
dari kesulitan dan bahkan berhasil meraih mereka katakan. Mereka membuat janji
kesuksesan. Seseorang yang batinnya dan berani menepatinya. Jujur dan tulus
memang pemberani akan menunjukan ikhlas merupakan kode etik samurai yang
loyalitas dan kasih sayang pada pimpinan berarti berkata atau memberikan suatu