Arifin
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Program Magister Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
Email: arifinsaputra956@gmail.com
Abstrak
Harian Fajar merupakan salah satu harian lokal yang ternama di Sulawesi Selatan
khususnya kota Makassar. Tentunya, para pembaca harian Fajar berasal dari berbagai
lapisan masyarakat. Penelitian ini hanya dipusatkan pada berita utama karena pada kolom
ini, informasi yang disajikan lebih beragam. Penelitian bertujuan mendeksripsikan bentuk
pemakaian istilah bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dalam harian
Fajar dan mendeksripsikan proses perubahan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia
pada harian Fajar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data berupa dokumen, yaitu data
dokumen dari harian Fajar sebagai objek kajiannya. Penelitian ini dapat diterapkan
sebagai materi alternatif di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam
kajian morfologi mengenai penggunaan unsur serapan dalam bahasa Indonesia. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kata serapan dan istilah asing banyak ditemukan pada
berita utama harian Fajar yang berasal dari bahasa Inggris.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan bahasa telah menempatkan bahasa asing pada
posisi strategis yang memungkinkan bahasa tersebut masuk dan memengaruhi
perkembangan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa asing akan menimbulkan pemekaran
kosakata Indonesia yang merupakan akibat dari kontak budaya dan kebahasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain: adanya kontak budaya antarbahasa, antardaerah, antarsuku maupun pengaruh
agama, teknologi, politik, dan sebagainya. Hal tersebut senada dengan apa yang
diungkapkan oleh Hardjopawiro (dalam Sulistyo 2011:1), bahwa Bahasa Indonesia di masa
pertumbuhan dan perkembangannya menerima pengaruh dari Bahasa-bahasa daerah
(terutama Bahasa Jawa) dan Bahasa-bahasa asing (terutama Bahasa Inggris). Masalah
yang kemudian timbul ialah karena tidak semua unsur serapan bermanfaat bagi
perkembangan Bahasa Indonesia, tetapi adapula unsur yang merugikan karena mengganti
secara utuh penggunaan Bahasa Indonesia. Hal ini dapat berimbas terhadap pendidikan di
Indonesia, khususnya pada pembelajaran di jenjang dasar dan menengah. Pelajar akan
lebih sering menggunakan padanan kata dalam bahasa asing maupun daerah dan kurang
memahami penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Untuk itu, dalam
82
Prosiding Seminar Nasional II
“pemartabatan Bahasa Indonesia Melalui Budaya Literasi Dan Optimalisasi Ipteks”
Progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas PGRI Semarang
Semarang, 21 Desember 2017
83
Prosiding Seminar Nasional II
“pemartabatan Bahasa Indonesia Melalui Budaya Literasi Dan Optimalisasi Ipteks”
Progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas PGRI Semarang
Semarang, 21 Desember 2017
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data berupa dokumen, yaitu
data dokumen dari harian Fajar sebagai objek kajiannya. Jenis penelitian ini berbentuk
deksriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah unsure serapan yang terdapat dalam berita
utama harian Fajar. Penelitian ini menggunakan sumber data berupa dokumen, yaitu
kolom berita utama harian Fajar. Adapun kajian teori dalam penelitian ini berupa
morfologi, unsur serapan, bentuk dan proses pembentukan unsur serapan, serta surat
kabar.
84
Prosiding Seminar Nasional II
“pemartabatan Bahasa Indonesia Melalui Budaya Literasi Dan Optimalisasi Ipteks”
Progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas PGRI Semarang
Semarang, 21 Desember 2017
3. Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa
asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia.
Contoh:
Overlap > tumpang tindih
Try out > uji coba
4. Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam
bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki
perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti
penerjemahan. Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3
kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja. Contoh:
Effective > berhasil guna
Spare parts > suku cadang
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata
yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di
samping kata standar, implemen, dan objek.
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi
unsur-unsur serapan. Beberapa kaidah yang berlaku misalnya c di muka a, u, o, dan
konsonan menjadi k (cubic menjadi kubik, construction menjadi konstruksi), q menjadi k
(aquarium menjadi akuarium, frequency menjadi frekuensi), f tetap f (fanatic menjadi
fanatik, factor menjadi faktor), ph menjadi f (phase menjadi fase, physiology menjadi
fisiologi).
Akhiran-akhiran asing pun dapat diserap dan disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia. Misalnya akhiran -age menjadi -ase, -ist menjadi -is, -ive menjadi -if. Akan
tetapi, dengan berbagai kaidah unsur serapan tersebut, kesalahan penyerapan masih
sering kali dilakukan oleh para pemakai bahasa. Pujiono menemukan kata sportifitas lebih
banyak muncul di Google dibandingkan kata sportivitas, demikian pula dengan kata
aktifitas dibandingkan dengan kata aktivitas.
Cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian kata serapan. Umumnya
kata serapan disesuaikan pada lafalnya saja. Meski kontak budaya dengan penutur bahasa-
bahasa itu berkesan silih berganti, proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu
yang tmpang tindih sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari
bahasa yang mereka kenal saja. Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes
dalam menerima dan menyerap unsur dari berbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini
hendaknya tidak membuat kita serampangan dalam membentuk istilah baru dan
mengabaikan khazanah bahasa kita.
85
Prosiding Seminar Nasional II
“pemartabatan Bahasa Indonesia Melalui Budaya Literasi Dan Optimalisasi Ipteks”
Progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas PGRI Semarang
Semarang, 21 Desember 2017
Kata Kata
Kata Asal Kata Asal
NO Serapan NO Serapan
Asing Baku Bahasa Asing Baku Bahasa
1 Actor Aktor Inggris 11 Absent Absen Belanda
2 Allergy Alergi Inggris 12 Accu Aki Belanda
3 Access Akses Inggris 13 Agent Agen Belanda
4 Acting Akting Inggris 14 Album Album Belanda
5 Ballpoint Bolpen Inggris 15 Altaar Altar Belanda
6 Check Cek Inggris 16 Bak Bak Belanda
7 Detail Detil Inggris 17 Barak Barak Belanda
8 Dilemma Dilema Inggris 18 Balsem Balsem Belanda
9 Disco Disko Inggris 19 Bandiet Bandit Belanda
10 Dose Dosis Inggris 20 Batterij Batere Belanda
Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau
imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan
bentuk dasarnya. Beberapa imbuhan serapan itu antara lain:
1) An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
2) Ab - [= dari] ; abrasi, abnormal
3) Tele - [= jauh] ; televisi, telepon
4) Mini - [= kecil] ; miniatur, mini bus
5) Super - [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6) Uni - [= satu] ; unilateral, universitas
7) Nomo - [= satu] ; monoton, monogami, ,monophobia
8) Sub - [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9) Trans - [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10) Semi - [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.
Penggunaan unsur serapan pada berita utama harian Fajar
1. Intensif Gantikan Tunjangan Fungsional
2. Naikkan Daya Pikat Tanjung Bayang, Dorong Industri Kreatif
(Senin, 10 Juli 2017 halaman 13)
3. Lulus Jalur Domisili, Jalur Regular Tertutup
(Jumat, 23 Juni 2017 halaman 13)
4. PD Pasar Fokus Bongkar Lapak
5. Siapkan Aturan Baru Penuhi Daya Tampung
6. Bukan Hanya Penulis, Kritikus Baru Juga Dinanti
7. Sajian Klasik Rasa Asyik
(Minngu, 16 Juli 2017 halaman 13)
8. Desain Modern Klasik Diminati
9. Pasar Sentral Pedagang Minta Pembongkaran Lapak Serentak
86
Prosiding Seminar Nasional II
“pemartabatan Bahasa Indonesia Melalui Budaya Literasi Dan Optimalisasi Ipteks”
Progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas PGRI Semarang
Semarang, 21 Desember 2017
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal, 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: tahapan strategi, metode, dan tekniknya.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Pusat Bahasa. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Surabaya: Citra Media Press.
Sulistyo, Aditya Permana. 2011. “Pemakaian Unsur Serapan dalam Tajuk Rencana pada
Harian Solopos: Makna, Fungsi, dan Proses Pembentukannya” (Skripsi S-1 Prodi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia). Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
87