Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis

IMPLEMENTASI BUDAYA ORGANISASI BERLANDASKAN KONSEP TRI HITA KARANA


PADA PT. SEMANGAT CATUR MERTA

Ela Monika1, Dr. A.A.N. Oka Suryadinatha Gorda ,SE., MM 2


1Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Nasional Denpasar
2Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Nasional Denpasar
e-mail: elamonika92@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi budaya organisasi berlandaskan
konsep Tri Hita Karana pada PT. Semangat Catur Merta. Penelitian ini dilakukan di PT. Semangat Catur
Merta. Informan dalam penelitian ini adalah pemilik/pengelola, manager, karyawan, konsumen, dan
masyarakat sekitar PT. Semangat Catur Merta. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik
wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
teknik deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data. Hasil temuan dan
pembahasan menunjukkan bahwa budaya organisasi PT. Semangat Catur Merta telah
diimplementasikan dengan cukup baik oleh seluruh karyawan. Konsep Tri Hita Karana yaitu Parhyangan
dan Palemahan sudah mampu diimplementasikan dengan baik oleh PT. Semangat Catur Merta, hanya
saja implementasi konsep Pawongan masih banyak yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh PT.
Semangat Catur Merta. Konsep pawongan menjadi hal yang cukup krusial dalam penelitian ini karena
kedua kasus yang ditemukan berkaitan dengan konsep pawongan. Komunikasi menjadi hal yang sangat
menentukan, komunikasi yang baik akan membuat tim mampu bekerja dengan baik dan membuat
perusahaan dapat mencapai tujuannya. Banyak cara yang dapat dibangun guna mewujudkan
komunikasi yang baik dan lancar, salah satu caranya adalah mengadakan kegiatan atau pertemuan
intern perusahaan seperti perkemahan, makan malam bersama, perlombaan, atau kegiatan-kegiatan
sosial yang melibatkan keikutsertaan seluruh karyawan. Kegiatan ini akan mendorong setiap karyawan
untuk saling berkomunikasi, dari komunikasi yang sudah terjalin baik, maka karyawan akan mampu
mengenal satu sama lainnya sehingga akan terjalin kerjasama yang lebih baik dan lancar diantara
seluruh karyawan PT. Semangat Catur Merta.

Kata kunci: Budaya Organisasi, Tri Hita Karana

IMPLEMENTATION OF ORGANIZATIONAL CULTURE RELATED TO THE CONCEPT OF


TRI HITA KARANA IN PT. SPIRIT CATUR MERTA

Abstract: This study aims to determine the implementation of organizational culture based on the
concept of Tri Hita Karana at PT. Semangat Catur Merta. This research was conducted at PT.
Semangat Catur Merta. Informants in this study are the owner / manager, manager, employees,
consumers, and the community around PT. Semangat Catur Merta. Data collection techniques used are
interview techniques, observation techniques, and documentation techniques. Data analysis technique
in this research is qualitative descriptive technique. In this study using data triangulation. The findings
and discussion show that the organizational culture of PT. The spirit of Merta Chess has been
implemented well enough by all employees. The concept of Tri Hita Karana namely Parhyangan and
Palemahan have been able to be implemented well by PT. Merta Certa Spirit, it's just that the
implementation of the concept of Pawongan still much to be improved and improved by PT. Semangat
Catur Merta. The concept of pawongan became quite crucial in this study because both cases were
found related to the concept of pawongan. Communication becomes a very decisive thing, good
communication will make the team able to work well and make the company can achieve its goals.There
are many ways that can be built to achieve good and smooth communication, one way is to organize
corporate events or meetings such as camp, joint dinners, competitions, or social activities involving the
participation of all employees. This activity will encourage every employee to communicate each other,
from the communication that has been established well, then the employees will be able to know each
other so that will be established better and smooth cooperation among all employees of PT. Semangat
Catur Merta.

Keywords: Organizational Culture, Tri Hita Karana


Implementasi Budaya Organisasi Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana Pada Pt. Semangat Catur Merta .................
(Monika, Gorda)

PENDAHULUAN lain. PT. Semangat Catur Merta ini memiliki


Budaya organisasi merupakan peluang beberapa budaya organisasi seperti jam kerja
membangun sumber daya yang mampu yang dimulai dari pukul 08.00 wita sampai
menyesuaikan diri dengan tantangan dan dengan pukul 17.00 wita, Beberapa kegiatan
budaya organisasi juga merupakan kekuatan lainnya yang dilakukan oleh PT. Semangat
sosial yang tidak tampak dan dijadikan alat Catur Merta diantaranya adalah PT.
strategis dalam menghadapi perubahan dan Semangat Catur Merta sudah mempunyai
menjadi pilar pembangunan. Kinerja jadwal karyawan yang melakukan
Keberhasilan suatu organisasi memerlukan persembahyangan, baik itu
jaminan perolehan kebudayaan yang persembahyangan harian, sampai dengan
menganut bersama seperangkat nilai dan persembahyangan Purnama, Tilem,
metode menjalankan bisnis yang relatif Galungan, Kuningan, dan Tumpek Landep.
konsisten. PT. Semangat Catur Merta juga rutin
Bali merupakan salah satu Provinsi mengadakan kegiatan pelatihan untuk
yang memiliki budaya, norma, dan adat karyawan. Selain itu kegiatan donor darah
istiadat yang sangat kental dengan nilai-nilai juga selalu rutin diadakan setiap 4 bulan
keagamaan. Unsur-unsur kebudayaan di Bali sekali dari PMI.
yang bersifat universal dan dinamis adalah Budaya organisasi yang telah dijalankan
THK (Tri Hita Karana). Tri Hita Karana oleh PT. Semangat Catur Merta tidak lepas
berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” dari permasalahan yang dihadapi. Salah satu
yang berarti kebahagiaan dan “Karana” permasalahan budaya organisasi yang
yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri dihadapi PT. Semangat Catur Merta yaitu
Hita Karana berarti “Tiga penyebab kurangnya kerjasama tim dalam menjalankan
terciptanya kebahagiaan”. Konsep kosmologi pekerjaan. Permasalahan berikutnya adalah
Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup masih tidak adanya layanan bagi konsumen
tangguh. Falsafah tersebut memiliki konsep untuk memberikan keluhannya kepada
yang dapat melestarikan keanekaragaman perusahaan atas pelayanan yang diterima,
budaya dan lingkungan ditengah hantaman kondisi produk, kenyamanan konsumen, dan
globalisasi dan homogenisasi. lain sebagainya.
Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Berdasarkan data dan permasalahan
Karana menekankan pada tiga hubungan tersebut, maka topik mengenai budaya
manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga organisasi dan konsep Tri Hita Karana
hubungan itu meliputi hubungan antara menjadi topik yang penting untuk diteliti dan
manusia dengan Tuhannya (Parhyangan), dibahas. Budaya organisasi merupakan
selanjutnya hubungan manusia dengan fondasi utama dalam sebuah perusahaan.
sesamanya (Pawongan). Hubungan yang Budaya organisasi yang baik akan membantu
ketiga hubungan antara manusia dengan perusahaan untuk berjalan pada jalan
alam lingkungannya (Palemahan). Apabila kesuksesan dan dapat bertahan dalam
keseimbangan dari tiga hubungan ini persaingan bisnisnya. Budaya organisasi juga
tercapai, manusia akan hidup dengan harus fleksibel dan mampu menyesuaikan
menghindari segala tindakan buruk. Hidupnya dengan budaya, adat istiadat, serta norma
akan seimbang, tentram, dan damai. yang menjadi pedoman masyarakat dimana
Budaya Tri Hita Karana ini menekankan perusahaan melakukan kegiatannya.
perlunya menyeimbangkan kinerja budaya Konsep Tri Hita Karana merupakan
dan kinerja bisnis dalam setiap kegiatan konsep budaya yang menjadi pedoman bagi
perekonomian. Konsep Tri Hita Karana ini masyarakat Bali dalam melakukan setiap
merupakan konsep yang sangat tepat bila kegiatan. Konsep ini bersifat universal dan
diterapkan dalam kegiatan usaha, karena mampu diterima oleh seluruh golongan.
konsep ini mampu untuk mendukung dan Perusahaan/organisasi yang melakukan
memberikan kelancaran dalam setiap aktivitasnya di Bali harus menyadari dan
kegiatan bisnis yang kita miliki. memahami konsep ini. Konsep ini akan
PT. Semangat Catur Merta merupakan mampu membimbing perusahaan untuk
dealer sepeda motor merek Yamaha dan mencapai tujuannya yang berlandaskan pada
telah menjalankan budaya organisasinya dari Ketuhanan, hubungan yang baik dengan
tahun ke tahun seperti halnya perusahaan alam, dan hubungan yang baik dengan
Jurnal Ilmiah Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis

sesama manusia. Konsep Tri Hita Karana ini mempengaruhi perilaku serta tindakan para
tidak hanya menjadi perbincangan nasional anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan
saja melainkan sudah menjadi perbincangan kepada anggota termasuk anggota yang baru
dunia, sehingga sangat menarik untuk sebagai suatu cara yang benar dalam
dipahami dan diteliti lebih mendalam. mengkaji, berpikir, dan merasakan masalah
Peneliti berharap dengan nilai-nilai adat yang dihadapi (Robbins dan Coulter, 2010).
yang ada di Bali, seperti Tri Hita Karana ini Budaya organisasi merupakan kerangka kerja
dapat menjadi salah satu cara untuk kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-nilai,
memecahkan setiap permasalahan yang norma perilaku dan harapan yang diterima
dihadapi oleh perusahaan baik itu yang bersama oleh anggota organisasi (Wibowo,
berasal dari internal maupun eksternal 2010 : 515).
perusahaan. Nilai-nilai budaya organisasi
yang berlandaskan konsep Tri Hita Karana Indikator – Indikator Budaya Organisasi
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Indikator-indikator budaya organisasi
mengacu pada permasalahan yang dihadapi menurut Robbins (2006:59) adalah sebagai
oleh PT. Semangat Catur Merta yaitu lebih berikut :
memfokuskan pada kerjasama tim dan 1. Pengarahan yaitu setiap organisasi
perbaikan mutu pelayanan terhadap mempunyai arah yang ditentukan oleh
konsumen. pimpinannya dalam mencapai tujuan
Pelaksanaan budaya organisasi begitupun dalam instansi swasta, setiap
berlandaskan konsep Tri Hita Karana instansi pasti diarahkan pimpinan untuk
diharapkan mampu membuat perusahaan memperoleh tujuan yang akan dicapai.
menjalankan bisnisnya secara lebih 2. Inisiatif yaitu kebebasan yang di berikan
bertanggungjawab, transparan, memiliki oleh organisasi terhadap indivudu dalam
inisiatif sendiri untuk menjaga kelestarian mengemukakan ide - ide untuk dapat
lingkungan, serta meningkatkan memperoleh kemajuan yang lebih baik,
kesejahteraan dan kemandirian komunitas di hal ini juga di lakukan oleh perusahaan
sekitarnya. swasta, dimana setiap pegawai berhak
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka mengemukakan ide - ide yang ada untuk
peneliti akan membahas mengenai memperoleh kinerja yang baik dalam
bagaimana pengimplementasian budaya perusahaan, serta memperoleh kemajuan
organisasi yang berlandaskan konsep Tri Hita suatu perusahaan.
Karana pada PT. Semangat Catur Merta. 3. Ketulusan merupakan suatu pekerjaan
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis yang di lakukan secara sungguh -
tertarik untuk menelitinya dan sungguh dan iklas dalam menjalani suatu
mengusulkannya dalam skripsi dengan judul: pekerjaan yang di berikan oleh
“Implementasi Budaya Organisasi perusahaan.
Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana 4. Integritas yaitu sikap dan mental yang
Pada PT. Semangat Catur Merta”. menujung tinggi nilai kebenaran dalam
Berdasarkan latar belakang tersebut, organisasi. Hal ini perlu dilakukan oleh
maka rumusan masalah dari penelitian ini perusahaan, sebab dalam perusahaan
adalah: "Bagaimana implementasi budaya pada saat menjalankan tugas
organisasi berlandaskan konsep Tri Hita pegawai/karyawan dapat menjalankan
Karana pada PT. Semangat Catur Merta?". tugas berdasrkan prosedur berdasrkan
Adapun tujuan dari penulis melakukan aturan dari perusahaan tersebut.
penelitian ini adalah untuk mengetahui 5. Kontrol yaitu adanya pengawasan dari
implementasi budaya organisasi para pimpinan terhadap para pegawai
berlandaskan konsep Tri Hita Karana pada dengan menggunakan peraturan -
PT. Semangat Catur Merta. peraturan yang telah ditetapkan demi
kelancaran organisasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Budaya Organisasi Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan Robbins (2002) mengatakan ada 7
sehimpunan nilai, prinsip, tradisi, dan cara karakteristik budaya organisasi, yaitu:
bekerja yang dianut bersama dan
Implementasi Budaya Organisasi Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana Pada Pt. Semangat Catur Merta .................
(Monika, Gorda)

1. Inovasi dan pengambilan resiko: tingkat Terbentuknya Budaya Organisasi


daya dorong karyawan untuk bersikap Terdapat tiga macam proses
inovatif dan berani mengambil resiko. terbentuknya budaya organisasi menurut
2. Perhatian terhadap detail: tingkat tuntutan Agung (2007), yaitu :
terhadap karyawan untuk mampu 1. Budaya diciptakan oleh pendirinya.
memperlihatkan ketepatan, analisis dan 2. Budaya terbentuk sebagai upaya
perhatian terhadap detail. menjawab tantangan dan peluang dari
3. Orientasi terhadap hasil: tingkat tuntutan lingkungan internal dan eksternal.
terhadap manajemen untuk lebih 3. Budaya diciptakan oleh tim manajemen
memusatkan perhatian pada hasil sebagai cara untuk meningkat kan kinerja
dibandingkan perhatian pada tekhnik dan perusahaan secara sistematis.
proses yang digunakan untuk meraih hasil Dibutuhkan waktu yang lama untuk
tersebut. pembentukan suatu budaya organisasi.
4. Orientasi terhadap individu: tingkat Sekali terbentuk, budaya itu cenderung
keputusan manajemen dalam berurat berakar, sehingga sulit bagi para
mempertimbangkan efek-efek hasil manajer untuk mengubahnya (Robbins dan
terhadap individu yang ada di dalam Judge, 2007).
organisasi.
5. Orientasi terhadap tim: tingkat aktivitas Fungsi Budaya Organisasi
pekerjaan yang diatur dalam tim, bukan Fungsi umum budaya organisasi
secara perorangan. menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki
6. Agretivitas: tingkat tuntutan terhadap (2006:86) yaitu:
orang – orang agar berlaku agresif dan 1. Budaya konstruktif adalah budaya dimana
bersaing, dan tidak bersikap santai. para karyawan didorong untuk
7. Stabilitas: tingkat penekanan aktivitas berinteraksi dengan orang lain dan
organisasi dalam mempertahankan status mengerjakan tugas dan proyeknya
quo berbanding pertumbuhan. dengan cara yang akan membantu
mereka dalam memuaskan
Nilai-nilai dalam Budaya Organisasi kebutuhannya, berhubungan dengan
Tiga tingkatan unsur atau nilai-nilai pencapaian tujuan aktualisasi diri,
budaya organisasi menurut Susanto (2004) penghargaan yang manusiawi, dan
yakni: persatuan.
1. Artifacts yang terjemahan bebasnya 2. Budaya pasif-defensif bercirikan
adalah sesuatu yang dimodifikasi oleh keyakinan yang memungkinkan bahwa
manusia untuk tujuan tertentu. Artifacts karyawan berinteraksi dengan karyawan
merupakan hal yang paling mudah dilihat lain dengan cara yang tidak mengancam
dan ditangkap saat kita memasuki sebuah keamanan kerjanya sendiri. Budaya ini
organisasi karena hubungan erat dengan mendorong keyakinan normatif yang
apa yang kita lihat, kita dengar dan kita berhubungan dengan persetujuan,
rasakan saat berada di dalamnya. Mary konvensional, ketergantungan, dan
Jo Hatch mengindikasikan artefak penghindaran.
sebagai aktivitas yang tidak banyak 3. Perusahaan dengan budaya agresif-
diketahui orang, artefak merupakan defensif mendorong karyawannya untuk
manifestasi dari kegiatan dalam budaya mengerjakan tugasnya dengan keras
perusahaan. untuk melindungi keamanan kerja dan
2. Espoused Value (nilai yang didukung oleh status mereka. Tipe budaya ini lebih
perusahaan), yang mencakup strategi, bercirikan keyakinan normatif yang
tujuan dan filosofis dasar yang dimiliki mencerminkan oposisi, kekuasaan dan
oleh organisasi. Nilai-nilai ini dapat kompetitif.
dipahami jika seseorang sudah mulai
menyelami perusahaan tersebut. Strategi Organisasi
3. Basic Assumption (asumsi dasar), yaitu Strategi yang terimplementasikan
asumsi-asumsi tersirat yang dipegang dengan baik akan mempengaruhi perilaku
bersama dan menjadi dasar pijakan. suatu organisasi yang berujung pada
peningkatan kinerja karyawan. Terdapat tujuh
Jurnal Ilmiah Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis

pilar yang dapat membuat sebuah organisasi Walaupun didasarkan atas konsep
dapat berdiri dengan baik menurut Alwi keagamaan (agama Hindu di Bali), konsep Tri
(2001), Ketujuh pilar tersebut adalah: 1) Hita Karana ini telah mendapatkan
Strategy, 2) Structure, 3) System, 4) Styles,5) pengakuan dunia sebagai konsep yang
Staff, 6) Share Values, dan 7) Skills. Dari universal (Parma, 2013).
semua pilar yang ada posisi paling penting
dimainkan oleh Share Values, karena Share
Values-lah yang akan mempengaruhi pilar KERANGKA PEMIKIRAN
pilar organisasi lainnya. Share Values itulah Berdasarkan penelusuran teori dan
yang disebut sebagi budaya organisasi. pembahasan hasil penelitian sebelumnya,
Keberhasilan strategi harus dipahami maka kerangka pemikiran dapat digambarkan
sebagai keberhasilan implementasinya. sebagai berikut:
Secara umum dapat dikatakan bahwa
implementasi strategi harus sejalan dengan Observasi Terkait Penerapan Budaya Organisasi di
arah strategiknya (strategic direction) seperti PT. Semangat Catur Merta
visi, misi, nilai dan tujuan. Untuk mencapai
hal tersebut, harus didukung oleh faktor-
faktor struktur, SDM, teknologi, sistem dan Mengidentifikasi Permasalahan yang Terjadi Terkait
budaya organisasi. Beberapa faktor yang Penerapan Budaya Organisasi di PT. Semangat
potensial untuk dapat menjadi penghambat Catur Merta
bagi kesuksesan implementasi strategi
adalah: 1. Lemahnya kepemimpinan 2.
Komunikasi internal yang tidak efektif 3. Wawancara Kepada Pemilik, Manager, Karyawan,
Kapasitas pembelajaran yang rendah. dan Pelanggan PT. Semangat Catur Merta

Budaya Organisasi berbasis Tri Hita


Karana Pemecahan Masalah dengan Menerapkan,
Filosofi Tri Hita Karana sebagai nilai Menyatukan, dan Memperdalam Konsep Tri Hita
kultur masyarakat Bali terdiri dari tiga kata Karana pada Budaya Organisasi PT. Semangat
yaitu, Tri artinya tiga, Hita artinya Catur Merta
kebahagiaan, dan Karana artinya penyebab.
Jadi Tri Hita Karana dapat diartikan sebagai
tiga penyebab kebahagiaan. Ketiga penyebab Mengimplementasikan Budaya Organisasi yang
kebahagiaan tersebut diantaranya Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana di
parhyangan yang artinya hubungan yang PT. Semangat Catur Merta
harmonis antara manuia dan Tuhan,
pawongan yang artinya hubungan yang
harmonis antara manusia dan sesamanya, METODELOGI PENELITIAN
palemahan yang artinya hubungan yang Lokasi penelitian ini adalah PT.
harmonis antara manusia dan lingkungannya. Semangat Catur Merta Jalan Sunset Road
Ungkapan secara umum Tri Hita Karana No.33 Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung,
dapat dimaknai sebagai konsep harmoni dan Bali, Indonesia. Pemilihan lokasi penelitian ini
kebersamaan (Windia dan Dewi, 2011). karena peneliti sudah pernah melakukan
Berdasarkan pembuktian kuantitatif kegiatan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa
melalui metode regresi multivariat, Anak sehingga peneliti sudah memahami budaya
Agung Gde Agung membuktikan bahwa organisasi di PT. Semangat Catur Merta.
falsafah hidup Bali Tri Hita Karana Selain itu pertimbangan pemilihan lokasi ini
merupakan wahana terbaik untuk adalah supaya dapat memberikan masukan
melestarikan tradisi, adat – istiadat, dan pertimbangan bagi pihak manajemen PT.
kebudayaan, dan alam Bali. Selain berporos Semangat Catur Merta dalam
kuat pada agama Hindu-Bali, Tri Hita Karana pengimplementasian budaya organisasi
memiliki kepercayaan kosmologi yang jelas berlandaskan konsep Tri Hita Karana.
mengenai posisi manusia dalam alam Jenis data yang digunakan untuk
semesta dan hubungannya dengan unsur- mendukung penelitian ini adalah data
unsur lain dari alam semesta tersebut. kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
Implementasi Budaya Organisasi Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana Pada Pt. Semangat Catur Merta .................
(Monika, Gorda)

yang diperoleh, yaitu hasil dari wawancara bervariasi guna memperoleh data. Sumber-
dengan manager, karyawan, dan konsumen sumber tersebut berasal dari 4 orang
PT. Semangat Catur Merta tentang budaya informan dan hasil observasi Lapangan yang
organisasi dan konsep Tri Hita Karana. Data dilakukan peneliti di PT. Semangat Catur
kuantitatif yang diperoleh, yaitu laporan Merta periode 5 Juni sampai 20 Juli 2017,
jumlah dan data karyawan PT. Semangat serta penggunaan sumber data yang berasal
Catur Merta terkait jenis kelamin, usia, tingkat dari penelitian sebelumnya guna menambah
pendidikan, masa kerja, dan absensi. variasi sumber data serta memperkuat
Jenis data yang penulis gunakan dalam pembahasan penelitian.
penulisan skripsi ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer dalam HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
penelitian ini yaitu wawancara dengan Hasil Analisis Data dan Pembahasan
manager dan karyawan di PT. Semangat
Catur Merta terkait penerapan budaya Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis
organisasi dan penerapan konsep Tri Hita Kelamin
Karana dalam aktivitas organisasi. Data Data karyawan PT. Semangat Catur
sekunder dalam penelitian yakni struktur Merta yang diperoleh berdasarkan jenis
organisasi, data mengenai sejarah PT. kelamin dipaparkan dalam tabel berikut:
Semangat Catur Merta, website resmi Tabel Karakteristik Karyawan Berdasarkan
Yamaha, dan juga data-data karyawan PT. Jenis Kelamin
Semangat Catur Merta yang berupa absensi, Jumlah Karyawan
Jenis Kelamin
jumlah karyawan ataupun data mengenai (Orang)
masa kerja karyawan. Laki – laki 25
Informan dalam penelitian ini adalah Perempuan 16
manager, karyawan, dan konsumen PT. Jumlah 41
Semangat Catur Merta. Penggunaan Berdasarkan pada tabel tersebut dapat
informan yang sesuai dengan kriteria agar dicermati bahwa mayoritas karyawan dari PT.
informasi yang diterima adalah informasi Semangat Catur Merta adalah laki – laki, hal
yang benar dan dapat dipercaya. ini dikarenakan jenis pekerjaan yang berupa
Teknik pengumpulan data yang dipakai jasa service motor, dan sales lebih banyak
oleh penulis adalah penelitian lapangan (field membutuhkan tenaga kerja laki – laki.
work research) yaitu suatu metode dengan
melakukan peninjauan ke objek yang diteliti, Karakteristik Karyawan Berdasarkan
guna memperoleh data yang diperlukan yaitu Usia
Data Primer. Penulis dalam memperoleh data Data karyawan PT. Semangat Catur
primer menggunakan tiga metode yaitu teknik Merta yang diperoleh berdasarkan usia
wawancara, teknik observasi, dan teknik dipaparkan dalam tabel berikut:
dokumentasi. Tabel Karakteristik Karyawan Berdasarkan
Teknik analisis yang digunakan dalam Usia
penelitian ini adalah teknik kualitatif. Jumlah Karyawan
Penelitian ini disebut sebagai penelitian Usia (Tahun)
(Orang)
kualitatif karena sifatnya yang alamiah dan 18 – 23 8
deskriptif. Aktivitas yang dilakukan dalam 24 – 29 15
analisis data pada penelitian ini terdiri dari 4 30 – 35 12
tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, > 35 6
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Jumlah 41
Dalam menguji kebenaran data
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat
digunakan teknik triangulasi yaitu teknik
dicermati bahwa mayoritas jumlah karyawan
pemeriksaan keabsahan data yang
adalah yang berusia 24 sampai 29 tahun,
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
mayoritasnya tenaga kerja dengan usia ini
itu untuk pengecekan atau sebagai
dikarenakan golongan usia ini umumnya
pembanding terhadap data tersebut. Teknik
sudah memiliki cukup kecakapan, ilmu,
triangulasi yang digunakan dalam penelitian
pengalaman, dan terutama adalah mental
ini adalah triangulasi sumber, yaitu peneliti
kerja yang sudah dikategorikan baik sehingga
mengakses sumber-sumber yang lebih
pada saat proses adaptasi dan pelaksanaan
Jurnal Ilmiah Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis

setiap pekerjaan dapat dikerjakan dengan Hasil Temuan Penelitian


baik dan dengan hasil yang memuaskan.
Temuan Implementasi Budaya Organisasi
Karakteristik Karyawan Berdasarkan PT. Semangat Catur Merta
Jenjang Pendidikan Berikut adalah hasil temuan dan
Data karyawan PT. Semangat Catur pembahasan penelitian ini. Informan pertama
Merta yang diperoleh berdasarkan jenjang yang diwawancari adalah Bapak Raymond
pendidikan dipaparkan dalam tabel berikut: Iskandar, wawancara dilakukan pada tanggal
Tabel Karakteristik Karyawan Berdasarkan 20 November 2017 dimulai pukul 10.00
Jenjang Pendidikan WITA. Bapak Raymond Iskandar adalah
Pendidikan Jumlah Karyawan Kepala Toko PT. Semangat Catur Merta.
Terakhir (Orang) Terdapat 11 pertanyaan mengenai budaya
SMA/SMK organisasi. Berikut beberapa pernyataannya
14 dari Bapak Raymond Iskandar:
Sederajat
Diploma 11 “Laporan harus disampaikan apa
Sarjana 16 adanya dan tidak ada yang ditutupi. Sopan
Jumlah 41 santun sudah menjadi budaya perusahaan
sehingga kepada siapa pun kita harus
Pada tabel tersebut jenjang pendidikan
menjunjung tinggi budaya sopan santun. Jika
Sarjana menjadi mayoritas pendidikan
bertemu dengan teman dan atasan
terakhir yang dimiliki oleh karyawan.
semuanya diawali dengan menyapa seperti
Pendidikan Sarjana menjadi salah satu
mengucapkan selamat pagi. Selain itu,
harapan besar bagi perusahaan, dikarenakan
karyawan PT. Semangat Catur Merta selalu
karyawan yang memiliki gelar Sarjana sudah
diberi motivasi tujuannya adalah agar
memiliki cukup ilmu dan keahlian dalam hal
karyawan selalu semangat dan mampu untuk
penanganan setiap pekerjaan dan
berkembang”.
permasalahan. Pendidikan Sarjana
Informan kedua yang diwawancarai
diharapkan pula sudah mampu dalam
adalah Ibu Komang Ari Wahyuni. Wawancara
mengatur setiap tindakan dan terutama
dilakukan pada tanggal 20 November 2017
emosi, sehingga diharapkan mampu untuk
dimulai pukul 14.00 WITA. Ibu Komang Ari
bekerja dengan sangat baik.
Wahyuni adalah Supervisor PT. Semangat
Catur Merta. Berikut beberapa hasil
Karakteristik Karyawan Berdasarkan Masa
pernyataannya.
Kerja
“Jika seseorang yang lebih tua menjadi
Data karyawan PT. Semangat Catur
lawan bicara atau atasan akan menggunakan
Merta yang diperoleh berdasarkan masa
bahasa yang sopan, tetapi jika lawan bicara
kerja dipaparkan dalam tabel berikut:
seumuran maka menggunakan bahasa
Tabel Karakteristik Karyawan
sehari-hari. Kita selalu menyapa dan
Berdasarkan Masa Kerja
mengucapkan salam, terlebih lagi jika atasan
Masa Kerja Jumlah Orang
yang baru datang. Atasan mampu untuk
< 1 tahun 12
memotivasi kita, selain itu atasan juga
1 – 3 tahun 10 memberi contoh disiplin kerja, sehingga kita
4 – 6 tahun 13 merasa segan dan malu jika kita tidak disiplin.
>6 tahun 6 Atasan memiliki disiplin kerja yang baik,
Jumlah 41 selain itu atasan juga sangat ramah pada
Pada tabel tersebut dapat dicermati customer sehingga menjadi contoh bagi
bahwa mayoritas karyawan sudah bekerja di seluruh karyawan”.
PT. Semangat Catur Merta selama 4 sampai
6 tahun. Masa kerja ini bukanlah masa kerja Temuan Implementasi Konsep
yang sebentar, perlu semangat kerja yang Parhyangan pada PT. Semangat Catur
baik, pengendalian emosi, serta mental kerja Merta
yang kuat agar karyawan mampu bekerja Wawancara mengenai konsep Tri Hita
dengan baik dan mampu memperoleh Karana yaitu Parhyangan ini masih
kepercayaan perusahaan. menggunakan informan yang sama yaitu
Bapak Raymond Iskandar dan Ibu Komang
Implementasi Budaya Organisasi Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana Pada Pt. Semangat Catur Merta .................
(Monika, Gorda)

Ari Wahyuni pertanyaan mengenai konsep Berikut ini pemaparan jawaban dari Ibu
Parhyangan ini merupakan pertanyaan Komang Ari Wahyuni.
lanjutan setelah pertanyaan budaya "Untuk program pelestarian budaya Bali
organisasi. Mengenai konsep Parahyangan memang tidak ada, tetapi jika bertepatan
ada 4 pertanyaan yang diajukan. Berikut dengan hari raya besar agama Hindu, kami
pernyataan dari Bapak Raymond Iskandar. selalu menggunakan pakaian adat Bali.
"Untuk kegiatan Tirta Yatra perusahaan Perusahaan memberikan jaminan kesehatan
tidak melakukannya, semuanya dikembalikan terhadap pegawai berupa BPJS. Terkait
kepada masing-masing individu karyawan fasilitas perawatan kesehatan didalam
untuk melaksanakan Tirta Yatra dilingkungan perusahaan disediakan kotak P3K".
tempat tinggalnya masing-masing. Selain pemaparan jawaban dari dua
Perusahaan berkontribusi (dana punia) informan tersebut peneliti juga mewawancarai
terhadap kegiatan keagamaan seperti kepada 2 orang konsumen. Kegiatan wawancara
banjar dan lingkungan. Pelangkiran dilakukan pada hari Rabu tanggal 22
terpasang disemua lantai perusahaan, dari November 2017 pada pukul 11.00 WITA.
lantai 1 sampai lantai 3 semua terpasang Informan pertama yaitu Ibu Martha, informan
pelangkiran. Untuk Dharma Wacana kedua yaitu Ibu Icha. Masing-masing
perusahaaan tidak melakukannya hanya informan diajukan pertanyaan yang sama
mengikuti Dharma Wacana pada saat yaitu apakah konsumen memiliki keluhan
kegiatan di Banjar." terhadap PT. Semangat Catur Merta, dan
Informan kedua juga menyatakan hal bagaimana tanggapan dari karyawan PT.
yang sama. Dalam hal ini, informan Semangat Catur Merta terhadap keluhan
menyatakan bahwa : tersebut. berikut pernyataannya.
"Perusahaan memang tidak pernah "PT. Semangat Catur Merta belum
melaksanakan kegiatan Tirta Yatra, karena memiliki solusi terhadap konsumen yang
kesibukan kerja yang cukup padat. Lalu tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mengenai dana punia, perusahaan rutin menunggu antrian service dimana ada
memberikannya kepada pihak Banjar pekerjaan atau keperluan lainnya, tetapi
setempat. Hampir disetiap ruangan sangat memerlukan jasa service tersebut
terpasang pelangkiran. Perusahaan tidak agar kendaraan dapat digunakan dengan
pernah melakukan Dharma Wacana atau lebih baik. Disini juga tidak ada kotak saran
Dharma Tula. " bagi konsumen untuk menyampaikan kritik
dan saran, selain itu saya juga sudah sempat
Temuan Implementasi Konsep Pawongan menyampaikan keluhan ini kepada karyawan
pada PT. Semangat Catur Merta tetapi belum ada tindak lanjut dari
Wawancara mengenai konsep Tri Hita perusahaan atas keluhan tersebut".
Karana yaitu Pawongan ini masih Berbeda dengan informan kedua yang
menggunakan informan yang sama yaitu menyatakan bahwa belum ada keluhan
Bapak Raymond Iskandar dan Ibu Komang terhadap pelayanan yang diberikan dan
Ari Wahyuni pertanyaan mengenai konsep masih cukup puas dengan hasil service yang
Pawongan ini merupakan pertanyaan lanjutan diterimanya. Guna menambah hasil temuan
setelah pertanyaan mengenai Parhyangan. peneliti juga memasukkan hasil observasinya
Mengenai konsep Pawongan ada 3 selama melakukan kegiatan Praktek Kerja
pertanyaan yang diajukan. Berikut Lapangan di PT. Semangat Catur Merta
pernyataan dari Bapak Raymond Iskandar periode 5 Juni 2017 sampai 20 Juli 2017
"Pelestarian budaya Bali tidak dilakukan dengan hasil temuan yaitu terdapat kasus
atas nama perusahaan, tetapi kalau atas kurangnya kerjasama tim dalam menjalankan
nama masing-masing individu karyawan itu pekerjaan di dalam perusahaan, dimana
menjadi kewajiban dan tanggungjawabnya. setiap anggota perusahaan tidak adanya rasa
Perusahaan tentunya memberikan jaminan saling membantu satu sama lainnya.
kesehatan terhadap pegawai. Kami
menyiapkan jaminan kesehatan berupa Temuan Implementasi Konsep Palemahan
BPJS. Untuk fasilitas perawatan kesehatan pada PT. Semangat Catur Merta
hanya tersedia didalam perusahaan yaitu Wawancara mengenai konsep Tri Hita
penyediaan kotak P3K". Karana yaitu Palemahan ini masih
Jurnal Ilmiah Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis

menggunakan informan yang sama yaitu otomatis meningkatkan kinerja perusahaan


Bapak Raymond Iskandar dan Ibu Komang secara keseluruhan. Hal ini didukung oleh
Ari Wahyuni pertanyaan mengenai konsep penelitian yang dilakukan Anshari, dkk (2014)
Palemahan ini merupakan pertanyaan yang mendapatkan hasil yaitu secara
lanjutan setelah pertanyaan mengenai simultan komunikasi organisasi dan budaya
Pawongan. Mengenai konsep Palemahan organisasi mampu memberikan pengaruh
ada 7 pertanyaan yang diajukan dan berikut yang cukup besar dan signifikan terhadap
pemaparan beberapa jawaban dari Bapak kinerja pegawai.
Raymond Iskandar.
"Sampah dilingkungan dikumpulkan Pembahasan Implementasi Konsep
dan diambil oleh petugas kebersihan Parhyangan pada PT. Semangat Catur
lingkungan, dan perusahaan juga rutin Merta
mengikuti dan mengadakan kegiatan gotong Berdasarkan pemaparan jawaban dari
royong, serta perusahaan juga selalu rutin informan, berbagai macam kegiatan
untuk membayar iuran kebersihan. Semua keagamaan yang dilakukan, serta
karyawan saling menjaga tanaman yang ada, memfasilitasi setiap kegiatan keagamaan
misalkan ada yang mati diganti dengan yang sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa
baru, dan selalu disiram setiap harinya”. konsep Tri Hita Karana yaitu Parhyangan
Berikut ini pemaparan jawaban dari sudah mampu diimplementasikan dengan
informan kedua yaitu Ibu Komang Ari baik oleh PT. Semangat Catur Merta.
Wahyuni. Penerapan dengan baik konsep Parhyangan
"Kalau bengkel ada limbah oli bekas, ini akan membuat perusahaan mampu untuk
limbah itu akan dikumpulkan dan pihak terus berkarya, selain itu kondisi atau aura
perusahaan sudah bekerja sama untuk lingkungan kerja akan lebih baik dan
mengangkut limbah oli tersebut. Hanya kondusif, serta hubungan antara sesama
limbah oli, agar tidak mencemari lingkungan, karyawan akan menjadi lebih baik.
bekerja sama dengan pihak lain untuk Semua dikembalikan kepada kuasa
mengambil oli tersebut." Tuhan, usaha yang jujur, kerja keras, disiplin,
dan berdoa merupakan kunci yang utama
Pembahasan Penelitian dan menjadi pedoman yang harus
ditanamkan dalam diri masing-masing
Pembahasan Implementasi Budaya individu. Pernyataan ini didukung penelitian
Organisasi PT. Semangat Catur Merta dari Winata, dkk (2015) yang menyatakan
Berdasarkan hasil wawancara ini, bahwa dalam konteks parhyangan, nilai yang
peneliti mengasumsikan bahwa budaya mendasari adalah bahwa dicapainya
organisasi PT. Semangat Catur Merta telah keberhasilan kegiatan bisnis yaitu tujuan
diimplementasikan dengan cukup baik oleh perusahaan merupakan bentuk kepercayaan
seluruh karyawan PT. Semangat Catur Merta. dan pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha
Hal ini harus dipertahankan oleh seluruh Kuasa. Pengabdian tersebut diterapkan
karyawan, karena banyak faktor yang dapat dalam sistem kerja perusahaan.
merubah budaya organisasi suatu
perusahaan, sejatinya budaya organisasi Pembahasan Implementasi Konsep
merupakan hubungan antara unsur-unsur Pawongan pada PT. Semangat Catur Merta
tangible dan unsur-unsur intangible serta Mengatasi masalah yang terjadi di PT.
internal dan eksternal (Putera dan Supartha, Semangat Catur Merta menurut Santosa
2014). (1992:29) menyatakan dimana manajemen
Hanya perlu menjadi fokus perhatian, dealer harus menjalin komunikasi yang baik
dimana budaya menyapa tidaklah harus antara staff satu sama lain. Semua anggota
karena perbedaan jabatan. Menyapa dapat tim harus memiliki tujuan yang sama untuk
meningkatkan semangat kerja karyawan, memuaskan pelanggan, tim harus memiliki
dengan menyapa akan mampu mempererat komitmen yang kuat dan selaras, semua
tali pertemanan antara sesama karyawan, pihak yang terlibat tahu apa peran masing-
menyapa berkaitan erat dengan komunikasi, masing pihak dan tidak ada yang ditutupi,
sehingga dari hal tersebut akan mampu staff harus menumbuhkan rasa semangat
meningkatkan kinerja karyawan dan secara
Implementasi Budaya Organisasi Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana Pada Pt. Semangat Catur Merta .................
(Monika, Gorda)

kebersamaan dan rasa kekeluargaan Hambatan Penelitian


diantara anggota tim. Peneliti dalam penelitian ini
Cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh beberapa hambatan yang terjadi
mewujudkan kerja sama tim yang baik yaitu diantaranya pada saat penetapan jadwal
harus adanya komunikasi rutin dan terbuka, wawancara yang diundur waktunya karena
adakan acara yang bersifat kebersamaan, informan sedang ada kepentingan lain
team harus menciptakan lingkup kerja yang diwaktu tersebut, serta keterbatasan waktu
positif dan bersahabat, usahakan wawancara yang dikarenakan masih ada
menggunakan kata “tolong” bila meminta kepentingan tugas yang harus dikerjakan
sesuatu kepada rekan kerja. Jadi Sumber para informan.
Daya Manusia (SDM) yang bekerja tidak
hanya memerlukan pendidikan yang tinggi Hambatan PT. Semangat Catur Merta
tetapi sikap melayani dengan tulus, antusias dalam Mengimplementasikan Konsep Tri
yang tinggi dan keramahan dalam menjaga Hita Karana
suatu hubungan kerja sangat diperlukan. Hambatan yang menjadi fokus
perhatian peneliti adalah kurangnya
Pembahasan Implementasi Konsep kerjasama tim dalam menjalankan pekerjaan
Palemahan pada PT. Semangat Catur di dalam perusahaan. Kemudian masih
Merta terdapat keluhan pelanggan yang belum
Berdasarkan hasil penelitian terdapat ditindak lanjuti dengan baik. Konsep
tempat untuk pembuangan limbah berupa pawongan menjadi hal yang cukup krusial
asap kendaraan, asap kendaraan dibuang dalam penelitian ini karena kedua kasus ini
melalui cerobong yang terdapat di tempat berkaitan dengan konsep pawongan.
service kendaraan, sehingga asap tersebut Hubungan antara sesama manusia
tidak mengganggu kenyamanan konsumen, merupakan hubungan yang bisa dikatakan
konsumen pun disediakan ruang tunggu rumit bisa juga mudah, karena sangat
khusus sehingga tidak tergangu dengan dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan
kegiatan montir yang bekerja. Tersedia pula Banyak faktor yang mempengaruhi
tempat penampungan limbah padat berupa kurangnya kerjasama tim seperti masih
kemasan spare part, botol atau kaleng oli, adanya pengaruh senior dan junior, kemudian
kardus, dan lain sebagainya. kurang pahamnya karyawan terhadap
Penyediaan sarana dan prasarana ini tuntutan pekerjaannya, serta permasalahan
merupakan SOP perusahaan yang sudah mengenai komunikasi yang masih belum
dikaji dengan baik sehingga meminimalisir lancar dan baik. Komunikasi menjadi hal yang
terjadi polusi atau pencemaran terhadap sangat menentukan, komunikasi yang baik
lingkungan disekitar usaha. Tersedianya akan membuat tim mampu bekerja dengan
tanaman-tanaman didalam maupun diluar baik dan membuat perusahaan dapat
perusahaan pun menjadi nilai tambah guna mencapai tujuannya.
meningkatkan kenyamanan konsumen, dan
juga sekaligus merawat lingkungan usaha SIMPULAN DAN SARAN
agar tetap nyaman, asri, dan indah. Simpulan
Berdasarkan hal ini maka peneliti Berdasarkan hasil analisis penelitian dan
menyimpulkan bahwa konsep Tri Hita Karana hasil pembahasan yang telah dilakukan,
yaitu Palemahan sudah mampu maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,
diimplementasikan dengan baik oleh PT. yaitu:
Semangat Catur Merta, hanya saja memiliki 1. Budaya organisasi PT. Semangat Catur
beberapa catatan khusus yang harus menjadi Merta telah diimplementasikan dengan
bahan pertimbangan perusahaan untuk dikaji cukup baik oleh seluruh karyawan PT.
kembali sehingga kedepannya diharapkan Semangat Catur Merta. Hal ini harus
pengimplementasian konsep Tri Hita Karana dipertahankan oleh seluruh karyawan,
ini mampu dijalankan dengan lebih baik lagi. karena banyak faktor yang dapat merubah
budaya organisasi suatu perusahaan.
2. Konsep Tri Hita Karana yaitu Parhyangan
sudah mampu diimplementasikan dengan
baik oleh PT. Semangat Catur Merta.
Jurnal Ilmiah Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis

Penerapan dengan baik konsep manajemen, maka saran yang dapat


Parhyangan ini akan membuat diberikan yaitu penyediaan kotak saran atau
perusahaan mampu untuk terus berkarya, penyediaan nomor telepon untuk pengaduan
selain itu kondisi atau aura lingkungan konsumen, selain itu cara yang dapat
kerja akan lebih baik dan kondusif, serta dilakukan untuk mewujudkan kerja sama tim
hubungan antara sesama karyawan akan yang baik yaitu harus adanya komunikasi
menjadi lebih baik. rutin dan terbuka.
3. Berdasarkan pada pemaparan jawaban Saran yang dapat diberikan mengenai
dari setiap informan dan adanya kasus bagian dari konsep Tri Hita Karana yaitu
yang ditemukan peneliti, dapat Palemahan yaitu Perlu adanya penegasan
disimpulkan bahwa implementasi konsep kembali yang dilakukan oleh atasan melalui
Pawongan masih banyak yang perlu program-program menjaga lingkungan yang
diperbaiki dan ditingkatkan oleh PT. bersifat prioritas sehingga seluruh karyawan
Semangat Catur Merta. Semua kegiatan akan memiliki rasa untuk menjaga dan
yang dilakukan perusahaan merupakan merawat lingkungannya.
wujud dan sarana untuk membuat dan
menjaga hubungan yang baik antara Bagi Peneliti Selanjutnya
sesama manusia dan sinergi yang positif Bagi peneliti yang ingin meneliti
nantinya akan terbangun mulai dari pembahasan Budaya Organisasi dan konsep
atasan, karyawan, konsumen, masyarakat Tri Hita Karana diharapkan untuk mengambil
sekitar hingga masyarakat luas. data yang lebih dalam serta melibatkan
4. Konsep Tri Hita Karana yaitu Palemahan narasumber yang lebih banyak. Disarankan
sudah mampu diimplementasikan dengan juga kepada peneliti selanjutnya untuk
baik oleh PT. Semangat Catur Merta, melakukan penelitian dengan mengadakan
hanya saja memiliki beberapa catatan perbandingan terhadap masing-masing
khusus yang harus menjadi bahan cabang dari perusahaan yang sama, karena
pertimbangan perusahaan untuk dikaji dimungkinkan adanya perbedaan
kembali sehingga kedepannya diharapkan pengimplementasi budaya organisasi dan
pengimplementasian konsep Tri Hita penerapan konsep Tri Hita Karana dimasing-
Karana ini mampu dijalankan dengan lebih masing cabang tersebut walaupun sudah
baik lagi. memiliki SOP perusahaan yang sama. Selain
5. Konsep pawongan menjadi hal yang cukup itu, penulis mengharapkan peneliti
krusial dalam penelitian ini karena kedua selanjutnya untuk menggunakan referensi
kasus ini berkaitan dengan konsep dan literatur yang lebih banyak dari dalam
pawongan. Komunikasi dalam kasus ini maupun luar negeri.
menjadi hal yang sangat menentukan,
komunikasi yang baik akan membuat tim
mampu bekerja dengan baik dan membuat DAFTAR PUSTAKA
perusahaan dapat mencapai tujuannya.
Agung, A.M., Lilik. 2007. Dari Budaya
Saran Perusahaan ke Budaya Kerja, dalam
Bagi Pihak Manajemen buku Corporate Culture, Challenge to
Mengenai budaya organisasi PT. Excellence. Jakarta: PT Elex Media
Semangat Catur Merta maka saran yang Komputindo.
dapat diberikan yaitu hanya perlu menjadi
fokus perhatian, dimana budaya menyapa Alwi, Syafarudin. 2001. Manajemen Sumber
tidaklah harus karena perbedaan jabatan. Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Mengenai bagian dari konsep Tri Hita Karana
yaitu Parhyangan maka saran yang dapat Parma, I.P.G. 2013. Pengamalan Konsep Tri
diberikan yaitu untuk kegiatan Tirta Yatra dan Hita Karana di Hotel: Sebuah Studi
Dharma Wacana dapat direkomendasikan Kasus Pengembangan Hotel
sebagai saran agenda kegiatan tahunan dari Berwawasan Budaya Di Matahari
perusahaan. Bagian dari konsep Tri Hita Beach Resort And Spa. Jurnal Media
Karana yaitu Pawongan harus menjadi Bina Ilmiah Lembaga Pengembangan
perhatian yang khusus bagi pihak Sumber Daya Insani (LPSDI) Vol: 4
Implementasi Budaya Organisasi Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana Pada Pt. Semangat Catur Merta .................
(Monika, Gorda)

No.2 April 2010 ISSN 1978-3787 Robert, Kreitner dan Angelo, Kinicki. 2006.
Halaman: 1-8). Budaya Organisasi. Edisi 1. Jakarta :
Rajawali.
Putera, I.D.G.W. dan W.G. Supartha. 2014.
Penerapan Konsep Tri Hita Karana Santosa. 1992. Cara Meningkatka Kerjasama
dalam Hubungannya dengan Budaya Tim. Jakarta : Bumi Aksara.
Organisasi di Rektorat Unud. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Susanto, A.B. dan H. Wijanarko. 2004. Power
Udayana. VOL 3 NO 7 (2014). Branding. Bandung: Quantum.

Robbins, S.P. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Edisi
Organisasi. Jakarta: Erlangga. Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.

Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi. Winata, IGK. A., W. Windia. dan I.W.
Edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Suartana. 2015. Membangun Strategi
Kelompok Gramedia. Operasi melalui Budaya Organisasi
Berbasis Tri Hita Karana untuk
Robbins, S.P. and Judge. 2007. Perilaku Mencapai Keunggulan Bersaing
Organisasi Buku 2. Jakarta: Salemba Berkelanjutan: Kasus pada Lembaga
Empat Hal 256. Perkreditan Desa di Kabupaten
Buleleng. Jurnal Manajemen
Robbins, S.P. dan Mary Coulter. 2010. Agribisnis Vol. 3, No. 2, Oktober 2015.
Manajemen, diterjemahkan oleh Bob
Sabran, Wibi Hardani. Jakarta: Windia, Wayan, dan Dewi Ratna Komala.
Erlangga. 2011, Analisis Bisnis Berlandaskan Tri
Hita Karana, Udayana University
Press, Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai