Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi budaya organisasi berlandaskan
konsep Tri Hita Karana pada PT. Semangat Catur Merta. Penelitian ini dilakukan di PT. Semangat Catur
Merta. Informan dalam penelitian ini adalah pemilik/pengelola, manager, karyawan, konsumen, dan
masyarakat sekitar PT. Semangat Catur Merta. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik
wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
teknik deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data. Hasil temuan dan
pembahasan menunjukkan bahwa budaya organisasi PT. Semangat Catur Merta telah
diimplementasikan dengan cukup baik oleh seluruh karyawan. Konsep Tri Hita Karana yaitu Parhyangan
dan Palemahan sudah mampu diimplementasikan dengan baik oleh PT. Semangat Catur Merta, hanya
saja implementasi konsep Pawongan masih banyak yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh PT.
Semangat Catur Merta. Konsep pawongan menjadi hal yang cukup krusial dalam penelitian ini karena
kedua kasus yang ditemukan berkaitan dengan konsep pawongan. Komunikasi menjadi hal yang sangat
menentukan, komunikasi yang baik akan membuat tim mampu bekerja dengan baik dan membuat
perusahaan dapat mencapai tujuannya. Banyak cara yang dapat dibangun guna mewujudkan
komunikasi yang baik dan lancar, salah satu caranya adalah mengadakan kegiatan atau pertemuan
intern perusahaan seperti perkemahan, makan malam bersama, perlombaan, atau kegiatan-kegiatan
sosial yang melibatkan keikutsertaan seluruh karyawan. Kegiatan ini akan mendorong setiap karyawan
untuk saling berkomunikasi, dari komunikasi yang sudah terjalin baik, maka karyawan akan mampu
mengenal satu sama lainnya sehingga akan terjalin kerjasama yang lebih baik dan lancar diantara
seluruh karyawan PT. Semangat Catur Merta.
Abstract: This study aims to determine the implementation of organizational culture based on the
concept of Tri Hita Karana at PT. Semangat Catur Merta. This research was conducted at PT.
Semangat Catur Merta. Informants in this study are the owner / manager, manager, employees,
consumers, and the community around PT. Semangat Catur Merta. Data collection techniques used are
interview techniques, observation techniques, and documentation techniques. Data analysis technique
in this research is qualitative descriptive technique. In this study using data triangulation. The findings
and discussion show that the organizational culture of PT. The spirit of Merta Chess has been
implemented well enough by all employees. The concept of Tri Hita Karana namely Parhyangan and
Palemahan have been able to be implemented well by PT. Merta Certa Spirit, it's just that the
implementation of the concept of Pawongan still much to be improved and improved by PT. Semangat
Catur Merta. The concept of pawongan became quite crucial in this study because both cases were
found related to the concept of pawongan. Communication becomes a very decisive thing, good
communication will make the team able to work well and make the company can achieve its goals.There
are many ways that can be built to achieve good and smooth communication, one way is to organize
corporate events or meetings such as camp, joint dinners, competitions, or social activities involving the
participation of all employees. This activity will encourage every employee to communicate each other,
from the communication that has been established well, then the employees will be able to know each
other so that will be established better and smooth cooperation among all employees of PT. Semangat
Catur Merta.
sesama manusia. Konsep Tri Hita Karana ini mempengaruhi perilaku serta tindakan para
tidak hanya menjadi perbincangan nasional anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan
saja melainkan sudah menjadi perbincangan kepada anggota termasuk anggota yang baru
dunia, sehingga sangat menarik untuk sebagai suatu cara yang benar dalam
dipahami dan diteliti lebih mendalam. mengkaji, berpikir, dan merasakan masalah
Peneliti berharap dengan nilai-nilai adat yang dihadapi (Robbins dan Coulter, 2010).
yang ada di Bali, seperti Tri Hita Karana ini Budaya organisasi merupakan kerangka kerja
dapat menjadi salah satu cara untuk kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-nilai,
memecahkan setiap permasalahan yang norma perilaku dan harapan yang diterima
dihadapi oleh perusahaan baik itu yang bersama oleh anggota organisasi (Wibowo,
berasal dari internal maupun eksternal 2010 : 515).
perusahaan. Nilai-nilai budaya organisasi
yang berlandaskan konsep Tri Hita Karana Indikator – Indikator Budaya Organisasi
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Indikator-indikator budaya organisasi
mengacu pada permasalahan yang dihadapi menurut Robbins (2006:59) adalah sebagai
oleh PT. Semangat Catur Merta yaitu lebih berikut :
memfokuskan pada kerjasama tim dan 1. Pengarahan yaitu setiap organisasi
perbaikan mutu pelayanan terhadap mempunyai arah yang ditentukan oleh
konsumen. pimpinannya dalam mencapai tujuan
Pelaksanaan budaya organisasi begitupun dalam instansi swasta, setiap
berlandaskan konsep Tri Hita Karana instansi pasti diarahkan pimpinan untuk
diharapkan mampu membuat perusahaan memperoleh tujuan yang akan dicapai.
menjalankan bisnisnya secara lebih 2. Inisiatif yaitu kebebasan yang di berikan
bertanggungjawab, transparan, memiliki oleh organisasi terhadap indivudu dalam
inisiatif sendiri untuk menjaga kelestarian mengemukakan ide - ide untuk dapat
lingkungan, serta meningkatkan memperoleh kemajuan yang lebih baik,
kesejahteraan dan kemandirian komunitas di hal ini juga di lakukan oleh perusahaan
sekitarnya. swasta, dimana setiap pegawai berhak
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka mengemukakan ide - ide yang ada untuk
peneliti akan membahas mengenai memperoleh kinerja yang baik dalam
bagaimana pengimplementasian budaya perusahaan, serta memperoleh kemajuan
organisasi yang berlandaskan konsep Tri Hita suatu perusahaan.
Karana pada PT. Semangat Catur Merta. 3. Ketulusan merupakan suatu pekerjaan
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis yang di lakukan secara sungguh -
tertarik untuk menelitinya dan sungguh dan iklas dalam menjalani suatu
mengusulkannya dalam skripsi dengan judul: pekerjaan yang di berikan oleh
“Implementasi Budaya Organisasi perusahaan.
Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana 4. Integritas yaitu sikap dan mental yang
Pada PT. Semangat Catur Merta”. menujung tinggi nilai kebenaran dalam
Berdasarkan latar belakang tersebut, organisasi. Hal ini perlu dilakukan oleh
maka rumusan masalah dari penelitian ini perusahaan, sebab dalam perusahaan
adalah: "Bagaimana implementasi budaya pada saat menjalankan tugas
organisasi berlandaskan konsep Tri Hita pegawai/karyawan dapat menjalankan
Karana pada PT. Semangat Catur Merta?". tugas berdasrkan prosedur berdasrkan
Adapun tujuan dari penulis melakukan aturan dari perusahaan tersebut.
penelitian ini adalah untuk mengetahui 5. Kontrol yaitu adanya pengawasan dari
implementasi budaya organisasi para pimpinan terhadap para pegawai
berlandaskan konsep Tri Hita Karana pada dengan menggunakan peraturan -
PT. Semangat Catur Merta. peraturan yang telah ditetapkan demi
kelancaran organisasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Budaya Organisasi Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan Robbins (2002) mengatakan ada 7
sehimpunan nilai, prinsip, tradisi, dan cara karakteristik budaya organisasi, yaitu:
bekerja yang dianut bersama dan
Implementasi Budaya Organisasi Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana Pada Pt. Semangat Catur Merta .................
(Monika, Gorda)
pilar yang dapat membuat sebuah organisasi Walaupun didasarkan atas konsep
dapat berdiri dengan baik menurut Alwi keagamaan (agama Hindu di Bali), konsep Tri
(2001), Ketujuh pilar tersebut adalah: 1) Hita Karana ini telah mendapatkan
Strategy, 2) Structure, 3) System, 4) Styles,5) pengakuan dunia sebagai konsep yang
Staff, 6) Share Values, dan 7) Skills. Dari universal (Parma, 2013).
semua pilar yang ada posisi paling penting
dimainkan oleh Share Values, karena Share
Values-lah yang akan mempengaruhi pilar KERANGKA PEMIKIRAN
pilar organisasi lainnya. Share Values itulah Berdasarkan penelusuran teori dan
yang disebut sebagi budaya organisasi. pembahasan hasil penelitian sebelumnya,
Keberhasilan strategi harus dipahami maka kerangka pemikiran dapat digambarkan
sebagai keberhasilan implementasinya. sebagai berikut:
Secara umum dapat dikatakan bahwa
implementasi strategi harus sejalan dengan Observasi Terkait Penerapan Budaya Organisasi di
arah strategiknya (strategic direction) seperti PT. Semangat Catur Merta
visi, misi, nilai dan tujuan. Untuk mencapai
hal tersebut, harus didukung oleh faktor-
faktor struktur, SDM, teknologi, sistem dan Mengidentifikasi Permasalahan yang Terjadi Terkait
budaya organisasi. Beberapa faktor yang Penerapan Budaya Organisasi di PT. Semangat
potensial untuk dapat menjadi penghambat Catur Merta
bagi kesuksesan implementasi strategi
adalah: 1. Lemahnya kepemimpinan 2.
Komunikasi internal yang tidak efektif 3. Wawancara Kepada Pemilik, Manager, Karyawan,
Kapasitas pembelajaran yang rendah. dan Pelanggan PT. Semangat Catur Merta
yang diperoleh, yaitu hasil dari wawancara bervariasi guna memperoleh data. Sumber-
dengan manager, karyawan, dan konsumen sumber tersebut berasal dari 4 orang
PT. Semangat Catur Merta tentang budaya informan dan hasil observasi Lapangan yang
organisasi dan konsep Tri Hita Karana. Data dilakukan peneliti di PT. Semangat Catur
kuantitatif yang diperoleh, yaitu laporan Merta periode 5 Juni sampai 20 Juli 2017,
jumlah dan data karyawan PT. Semangat serta penggunaan sumber data yang berasal
Catur Merta terkait jenis kelamin, usia, tingkat dari penelitian sebelumnya guna menambah
pendidikan, masa kerja, dan absensi. variasi sumber data serta memperkuat
Jenis data yang penulis gunakan dalam pembahasan penelitian.
penulisan skripsi ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer dalam HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
penelitian ini yaitu wawancara dengan Hasil Analisis Data dan Pembahasan
manager dan karyawan di PT. Semangat
Catur Merta terkait penerapan budaya Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis
organisasi dan penerapan konsep Tri Hita Kelamin
Karana dalam aktivitas organisasi. Data Data karyawan PT. Semangat Catur
sekunder dalam penelitian yakni struktur Merta yang diperoleh berdasarkan jenis
organisasi, data mengenai sejarah PT. kelamin dipaparkan dalam tabel berikut:
Semangat Catur Merta, website resmi Tabel Karakteristik Karyawan Berdasarkan
Yamaha, dan juga data-data karyawan PT. Jenis Kelamin
Semangat Catur Merta yang berupa absensi, Jumlah Karyawan
Jenis Kelamin
jumlah karyawan ataupun data mengenai (Orang)
masa kerja karyawan. Laki – laki 25
Informan dalam penelitian ini adalah Perempuan 16
manager, karyawan, dan konsumen PT. Jumlah 41
Semangat Catur Merta. Penggunaan Berdasarkan pada tabel tersebut dapat
informan yang sesuai dengan kriteria agar dicermati bahwa mayoritas karyawan dari PT.
informasi yang diterima adalah informasi Semangat Catur Merta adalah laki – laki, hal
yang benar dan dapat dipercaya. ini dikarenakan jenis pekerjaan yang berupa
Teknik pengumpulan data yang dipakai jasa service motor, dan sales lebih banyak
oleh penulis adalah penelitian lapangan (field membutuhkan tenaga kerja laki – laki.
work research) yaitu suatu metode dengan
melakukan peninjauan ke objek yang diteliti, Karakteristik Karyawan Berdasarkan
guna memperoleh data yang diperlukan yaitu Usia
Data Primer. Penulis dalam memperoleh data Data karyawan PT. Semangat Catur
primer menggunakan tiga metode yaitu teknik Merta yang diperoleh berdasarkan usia
wawancara, teknik observasi, dan teknik dipaparkan dalam tabel berikut:
dokumentasi. Tabel Karakteristik Karyawan Berdasarkan
Teknik analisis yang digunakan dalam Usia
penelitian ini adalah teknik kualitatif. Jumlah Karyawan
Penelitian ini disebut sebagai penelitian Usia (Tahun)
(Orang)
kualitatif karena sifatnya yang alamiah dan 18 – 23 8
deskriptif. Aktivitas yang dilakukan dalam 24 – 29 15
analisis data pada penelitian ini terdiri dari 4 30 – 35 12
tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, > 35 6
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Jumlah 41
Dalam menguji kebenaran data
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat
digunakan teknik triangulasi yaitu teknik
dicermati bahwa mayoritas jumlah karyawan
pemeriksaan keabsahan data yang
adalah yang berusia 24 sampai 29 tahun,
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
mayoritasnya tenaga kerja dengan usia ini
itu untuk pengecekan atau sebagai
dikarenakan golongan usia ini umumnya
pembanding terhadap data tersebut. Teknik
sudah memiliki cukup kecakapan, ilmu,
triangulasi yang digunakan dalam penelitian
pengalaman, dan terutama adalah mental
ini adalah triangulasi sumber, yaitu peneliti
kerja yang sudah dikategorikan baik sehingga
mengakses sumber-sumber yang lebih
pada saat proses adaptasi dan pelaksanaan
Jurnal Ilmiah Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis
Ari Wahyuni pertanyaan mengenai konsep Berikut ini pemaparan jawaban dari Ibu
Parhyangan ini merupakan pertanyaan Komang Ari Wahyuni.
lanjutan setelah pertanyaan budaya "Untuk program pelestarian budaya Bali
organisasi. Mengenai konsep Parahyangan memang tidak ada, tetapi jika bertepatan
ada 4 pertanyaan yang diajukan. Berikut dengan hari raya besar agama Hindu, kami
pernyataan dari Bapak Raymond Iskandar. selalu menggunakan pakaian adat Bali.
"Untuk kegiatan Tirta Yatra perusahaan Perusahaan memberikan jaminan kesehatan
tidak melakukannya, semuanya dikembalikan terhadap pegawai berupa BPJS. Terkait
kepada masing-masing individu karyawan fasilitas perawatan kesehatan didalam
untuk melaksanakan Tirta Yatra dilingkungan perusahaan disediakan kotak P3K".
tempat tinggalnya masing-masing. Selain pemaparan jawaban dari dua
Perusahaan berkontribusi (dana punia) informan tersebut peneliti juga mewawancarai
terhadap kegiatan keagamaan seperti kepada 2 orang konsumen. Kegiatan wawancara
banjar dan lingkungan. Pelangkiran dilakukan pada hari Rabu tanggal 22
terpasang disemua lantai perusahaan, dari November 2017 pada pukul 11.00 WITA.
lantai 1 sampai lantai 3 semua terpasang Informan pertama yaitu Ibu Martha, informan
pelangkiran. Untuk Dharma Wacana kedua yaitu Ibu Icha. Masing-masing
perusahaaan tidak melakukannya hanya informan diajukan pertanyaan yang sama
mengikuti Dharma Wacana pada saat yaitu apakah konsumen memiliki keluhan
kegiatan di Banjar." terhadap PT. Semangat Catur Merta, dan
Informan kedua juga menyatakan hal bagaimana tanggapan dari karyawan PT.
yang sama. Dalam hal ini, informan Semangat Catur Merta terhadap keluhan
menyatakan bahwa : tersebut. berikut pernyataannya.
"Perusahaan memang tidak pernah "PT. Semangat Catur Merta belum
melaksanakan kegiatan Tirta Yatra, karena memiliki solusi terhadap konsumen yang
kesibukan kerja yang cukup padat. Lalu tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mengenai dana punia, perusahaan rutin menunggu antrian service dimana ada
memberikannya kepada pihak Banjar pekerjaan atau keperluan lainnya, tetapi
setempat. Hampir disetiap ruangan sangat memerlukan jasa service tersebut
terpasang pelangkiran. Perusahaan tidak agar kendaraan dapat digunakan dengan
pernah melakukan Dharma Wacana atau lebih baik. Disini juga tidak ada kotak saran
Dharma Tula. " bagi konsumen untuk menyampaikan kritik
dan saran, selain itu saya juga sudah sempat
Temuan Implementasi Konsep Pawongan menyampaikan keluhan ini kepada karyawan
pada PT. Semangat Catur Merta tetapi belum ada tindak lanjut dari
Wawancara mengenai konsep Tri Hita perusahaan atas keluhan tersebut".
Karana yaitu Pawongan ini masih Berbeda dengan informan kedua yang
menggunakan informan yang sama yaitu menyatakan bahwa belum ada keluhan
Bapak Raymond Iskandar dan Ibu Komang terhadap pelayanan yang diberikan dan
Ari Wahyuni pertanyaan mengenai konsep masih cukup puas dengan hasil service yang
Pawongan ini merupakan pertanyaan lanjutan diterimanya. Guna menambah hasil temuan
setelah pertanyaan mengenai Parhyangan. peneliti juga memasukkan hasil observasinya
Mengenai konsep Pawongan ada 3 selama melakukan kegiatan Praktek Kerja
pertanyaan yang diajukan. Berikut Lapangan di PT. Semangat Catur Merta
pernyataan dari Bapak Raymond Iskandar periode 5 Juni 2017 sampai 20 Juli 2017
"Pelestarian budaya Bali tidak dilakukan dengan hasil temuan yaitu terdapat kasus
atas nama perusahaan, tetapi kalau atas kurangnya kerjasama tim dalam menjalankan
nama masing-masing individu karyawan itu pekerjaan di dalam perusahaan, dimana
menjadi kewajiban dan tanggungjawabnya. setiap anggota perusahaan tidak adanya rasa
Perusahaan tentunya memberikan jaminan saling membantu satu sama lainnya.
kesehatan terhadap pegawai. Kami
menyiapkan jaminan kesehatan berupa Temuan Implementasi Konsep Palemahan
BPJS. Untuk fasilitas perawatan kesehatan pada PT. Semangat Catur Merta
hanya tersedia didalam perusahaan yaitu Wawancara mengenai konsep Tri Hita
penyediaan kotak P3K". Karana yaitu Palemahan ini masih
Jurnal Ilmiah Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis
No.2 April 2010 ISSN 1978-3787 Robert, Kreitner dan Angelo, Kinicki. 2006.
Halaman: 1-8). Budaya Organisasi. Edisi 1. Jakarta :
Rajawali.
Putera, I.D.G.W. dan W.G. Supartha. 2014.
Penerapan Konsep Tri Hita Karana Santosa. 1992. Cara Meningkatka Kerjasama
dalam Hubungannya dengan Budaya Tim. Jakarta : Bumi Aksara.
Organisasi di Rektorat Unud. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Susanto, A.B. dan H. Wijanarko. 2004. Power
Udayana. VOL 3 NO 7 (2014). Branding. Bandung: Quantum.
Robbins, S.P. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Edisi
Organisasi. Jakarta: Erlangga. Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi. Winata, IGK. A., W. Windia. dan I.W.
Edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Suartana. 2015. Membangun Strategi
Kelompok Gramedia. Operasi melalui Budaya Organisasi
Berbasis Tri Hita Karana untuk
Robbins, S.P. and Judge. 2007. Perilaku Mencapai Keunggulan Bersaing
Organisasi Buku 2. Jakarta: Salemba Berkelanjutan: Kasus pada Lembaga
Empat Hal 256. Perkreditan Desa di Kabupaten
Buleleng. Jurnal Manajemen
Robbins, S.P. dan Mary Coulter. 2010. Agribisnis Vol. 3, No. 2, Oktober 2015.
Manajemen, diterjemahkan oleh Bob
Sabran, Wibi Hardani. Jakarta: Windia, Wayan, dan Dewi Ratna Komala.
Erlangga. 2011, Analisis Bisnis Berlandaskan Tri
Hita Karana, Udayana University
Press, Denpasar.