Anda di halaman 1dari 2

Memahami Manusia Lewat Antropologi Digital

Antropolgi digital berfokus untuk memahami hubungan antara manusia dan teknologi
digital. Mengeksplorasi bagaimana manusia berperilaku dalam konteks teknologi digital, dan
bagaimana sebuah teknologi digital dapat digunakan manusia untuk berinteraksi satu sama
lain. Hal ini juga dapat kita gunakan untuk mengetahui bagaimana seseorang memandang
sebuah merek/brand pada komunitas digital, dan apa hal yang menarik seseorang kepada
merek tersebut. Hal ini termasuk baru didalam bidang antropologi. Tetapi pengaplikasiannya
baru-baru ini untuk menemukan wawasan pemasaran menjadi popular untuk digunakan oleh
para kalangan pemasaran. Dalam konteks pemasaran yang berpusat pada manusia, etnografi
digital sangat memberikan kemudahan untuk dapat mengetahui kecemasan dan keinginan
manusia yang harus dipahami oleh sebuah perusahaan (brand). Metode terkenal yang saat ini
banyak digunakan oleh sebuah brand yaitu, social listening, netnografi, dan emphatic
research.

Social Listening
Merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memantau, mendengarkan apa yang
dikatakan mengenai sebuah brand, produk, kompetitor dan tren yang sedang terjadi di
internet, khususnya di media sosial dan komunitas online. Disini kita akan sering melibatkan
perangkat lunak pemantau media sosial untuk mendapatkan data dan informasi percekapan
sosial. Data dan informasi tersebut selanjutnya akan dianalisis untuk menentukan strategi-
strategi apa yang perlu dilakukan untuk brand kita. Dengan social listening ini kita bisa
melihat percakapan sosial atau tanggapan yang mengandung keluhan yang berpotensi
menyebabkan krisis brand. Ketika sebuah brand dapat melacak percakapan sosial seputar
brand mereka dan pesaing, social listening dapat menjadi alat yang sangat efektif bagi sebuah
brand untuk dapat menyusun konten yang tepat bagi pengguna atau konsumen. Dengan ini
juga kita bisa lebih terinspirasi untuk menyusun ide baru sesuai dengan tren yang sedang
berlangsung, social listening juga bisa membantu meningkatkan costumer service yang sesuai
dengan keinginan konsumen.

Netnografi
Netnografi dikembangkan oleh Robert Kozinets merupakan sebuah metode riset
sosial yang muncul di era internet digital untuk memahami perilaku manusia di dalam
komunitas online atau internet. Netnografi merupakan metode riset yang diadaptasi dari
metode etnografi. Netnografi dan etnografi memiliki tugas yang sama yaitu untuk
mengeksplorasi kelompok atau komunitas kultural dan makna kultural dari sebuah
komunitas. Tapi, perbedaannya adalah netnografi tidak harus memerlukan fieldwork atau
turun kelapangan seperti etnografi, karena netnografi diterapkan didalam konteks digital atau
cukup dilakukan lewat jejaring internet. Metode netnografi berbeda dengan metode social
listening, karena dalam metode netnografi kita diharuskan untuk bergabung dengan
komunitas online, dan terlibat secara mendalam sebagai peserta aktif didalam sebuah
komunitas online. Dengan demikian, netnografi dapat kita katakan sebagai salah satu bentuk
keterkaitan antarmanusia dalam proses riset pasar. Netnografi berfokus pada studi mengenai
media sosial, dimana metode ini digunakan untuk memahami tipe dari relasi sosial pada
jaringan sosial seperti media sosial. Netnografi menjadi salah satu metode terbaik bagi
sebuah brand untuk dapat mengetahui dan meperlajari kebudayaan dan komunitas online,
agar dapat menyusun konsep pemasaran yang tepat.
Emphatic Research
Merupakan sebuah metode yang dipopulerkan oleh perusahan desain IDEO dan Frog
dengan melibatkan perspektif dan empati manusia didalam proses penelitiannya. Metode ini
melibatkan observasi partisipasi dan masuk ke dalam konteks komunitas pelanggan dengan
tujuan agar dapat mengethui apa saja kebutuhan pelanggan yang terpendam. Tidak seperti
social listening dan netnografi, emphatic research membutuhkan observasi langsung, dialog,
bertukar pendapat, dan kolaborasi antara peneliti dan anggota komunitas agar dapat
mensintesis wawasan yang paling relevan. Agar dapat memastikan perspektif manusia yang
luas dan lengkap, proses penelitian akan melibatkan anggota tim multidisiplin, seperti
psikolog, antropolog, desain produk, insinyur, dan marketers (pemasaran). Sekuruh anggota
tim akan keluar dan terlibat langsung ke dalam komunitas pelanggan dan mengamati
langsung perilaku-perilaku mereka. Hasil penemuan setiap anggota tim akan berbeda-beda,
maka anggota tim perlu mengumpulkan dan mensintesiskan hasil temuannya. Dengan itu,
kita akan mendapatkan wawasan baru mengenai pelanggan, yang dapat kita manfaatkan
untuk pengembangan produk baru, pengalaman pelanggan baru, dan kampanye merek baru
yang dapat membuat pelanggan terkejut dan gembira.

Anda mungkin juga menyukai