Anda di halaman 1dari 4

Pembelajaran Luring dan Daring

Oleh: Yensly Kesaulia, S.Pd., M.Pd.

Pembelajaran merupakan proses belajar-mengajar antara pendidik


dan peserta didik dalam suatu ruang dan waktu yang tidak terbatas.
Menurut KBBI pembelajaran berasal dari kata ‘ajar’, adalah proses, cara, P
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Oleh sebab itu, E
pembelajaran memegang peran penting bagi makhluk hidup terkhususnya M
manusia untuk belajar sesuatu hal yang tidak diketahui sebelumnya. Hal B
ini menjadi kultur yang tidak bisa dilepaspisahkan. Di masa pandemi
U
covid-19 yang menjadi momok menakutkan bagi manusia, karena virus
K
yang tak kasat mata tetapi berpeluang membunuh secara diam-diam, A
sehingga berdampak global dalam seluruh aktivitas manusia.
Manusia, sebagai makhluk yang paling sempurna, yang
menjadikan belajar-mengajar sebagai budaya turun-temurun, tentu akan
terganggu. Pembelajaran luring (akronim dari ‘luar jaringan’) seolah-olah
hilang tanpa dihilangkan karena situasi yang urgent menjadikannya tiada,
hingga tak terkira batasan waktu. Pembelajaran luring tentu memiliki
idealisme yang kuat karena mampu melahirkan generasi tua hingga muda
dalam bertatap muka di dunia nyata. Kegiatan luring ini memberi kesan
tersendiri karena interaksi secara langsung tanpa jaringan internet, tentu
I
ada ciri khas dan mudah membangun chemistry antar dua belah pihak
karena seluruh gerak-gerik otomatis dikeluarkan sesuai suasana dan
harapan ‘tuk pencapaian hasil belajar itu sendiri. Dalam masa pandemi, S
aktivitas luring yang hanya pengecualian bisa dilakukan adalah
menonton acara TVRI sebagai pembelajaran siswa, juga mengumpulkan
karya berupa dokumen.
Efektivitas dibutuhkan dalam menggarap dan memproyeksikan I
materi-materi pembelajaran agar lebih maksimal diberikan oleh pendidik
dan diterima oleh peserta didik. Kegiatan luring selalu memiliki kriteria
yang baik dalam pencapaian hasil belajar. Aktivitas di kelas memberi
ruang gerak yang luas, tanpa ada ikatan-ikatan yang mengganggu dari
luar. Peserta didik tentu memiliki jiwa sosial tinggi karena lingkungan
yang heterogen, mengenal lebih dekat dengan peserta didik lain di dalam
kelas belajar. Hal ini juga menjadi sesuatu yang penting bagi mahasiswa
I
karena perkembangan aspek pengetahuan dalam bidang kognitif dan
aspek afektif dalam pengembangan minat dan bakat serta aspek
psikomotorik. Setiap materi pembelajaran dalam bentuk luring akan
secara maksimal pencapaiannya karena lebih terarah dan fleksibel. Mata S
kuliah yang sulit sekalipun dapat dijelaskan tanpa terbatas ruang dan
gerak. Namun, adanya pandemi ini, kegiatan pembelajaran luring
menjadi terhenti secara otomatis karena situasi tidak memungkinkan
adanya kegiatan itu dilangsungkan. Terlalu berisiko terhadap I
keselamatan banyak orang apalagi pada generasi muda yang menjadi
garda terdepan bangsa Indonesia dalam pembangunan insan manusia
yang cerdas dan bermartabat. Oleh sebab itu, solusi yang ditawarkan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, baik itu dari jenjang bawah
sampai perguruan tinggi melaksanakan pembelajaran daring sebagai
alternatif pencegahan covid-19.

Foto: tatap muka secara langsung di kelas foto: Tatap muka secara daring (Zoom)
Pola pembelajaran pendidikan tinggi di tahun ajaran 2020/2021
yang akan berlangsung pada bulan Agustus 2020 pada semua zona wajib
melaksanakan pembelajaran secara daring untuk mata kuliah teori,
bahkan juga untuk mata kuliah praktik. Aktivitas mahasiswa di kampus
seperti penelitian di laboratorium, bimbingan skripsi, tesis dan disertasi
serta kegiatan praktikum, studio, bengkel wajib menggunakan protokol
kesehatan. Nah, pembelajaran daring pada tahun ajaran tetap
dilaksanakan dan berperan penting bagi peserta didik khususnya
mahasiswa di perguruan tinggi. Metode pembelajaran ini mengharuskan
setiap dosen dan mahasiswa harus mampu menyesuaikan diri dengan I
bertatap langsung via piranti komputer dan gadget dengan beragam
aplikasi seperti zoom, webex meet, google meet dan Microsoft teams.
Stikom Ambon menawarkan akses pembelajaran daring
S
menggunakan aplikasi Edlink sebagai tempat berbagi materi-materi
pembelajaran dan zoom yang digunakan untuk video conferences.
Banyak kendala yang terkadang membuat masalah-masalah
penggunaannya, seperti absensi, jaringan yang error. Tetapi semua bisa I
diatasi dengan kebijakan dari pimpinan kampus dan juga pengertian baik
dari seluruh civitas akademika kampus Stikom Ambon. Ketiga
komponen belajar pada apek kognitif, afektif dan psikomotor kadang
kurang maksimal, saat video conference berlangsung, terkadang dosen
hanya mengajar kepada mahasiswa yang tak tampak wajah mungkin
keengganan mereka karena belum siap atau ada yang sedang dikerjakan
sehingga mematikan video. Realitas seperti itu memberi dampak
psikologis yang kurang baik bagi pengajar.
Penguasaan teknologi harus dipahami oleh dosen dan mahasiswa
P
agar pembelajaran daring dapat berlangsung dengan baik. Model-model
E
pembelajaran seperti penggunaan power point dengan menggunakan N
animasi atau video interakti sangat dibutuhkan sebagai pengantar proses U
pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, perlu adanya kesadaran dari kedua T
U
belah pihak untuk bisa bekerja sama agar tercipta pembelajaran yang
P
membangun semangat belajar.
Salam literasi, salam sehat, salam semangat belajar!

Anda mungkin juga menyukai