Anda di halaman 1dari 17

Pengaruh Manajemen Kesiswaan Terhadap Prestasi Belajar Taruna

Pada Pendidikan Vokasi Penerbang di Indonesia

Genny Luhung Prasojo, S.S., M.M


Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK — Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen kesiswaan


terhadap prestasi belajar taruna pada Pendidikan Vokasi Penerbang di Indonesia. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah taruna Akademi Penerbangan Indonesia dan Politeknik Penerbangan
Indonesia Curug sebanyak 180 taruna. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
sampling jenuh, sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 180 taruna. Pengumpulan
data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi linier sederhana. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dan positif manajemen kesiswaan terhadap prestasi belajar taruna.
Hal ini menunjukkan pentingnya manajemen kesiswaan dalam membantu peningkatan
prestasi belajar taruna.

Kata Kunci: Manajemen Kesiswaan, Prestasi Belajar

1. Pendahuluan pelaksanaan

K emajuan suatu bangsa sangat


ditentukan dan dipengaruhi oleh
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yang merupakan posisi terpenting dalam
upaya pembangunan di suatu bangsa,
perkembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi di era global yang semakin
cepat juga membawa pengaruh di
segala bidang kehidupan manusia. Oleh
sebab itu diperlukan kesiapan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Kualitas sumber daya manusia di suatu
bangsa sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan dan pengelolaan pendidikan
yang dibentuk oleh suatu bangsa.
Pendidikan merupakan sarana
untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan merupakan faktor
utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Kualitas sumber daya manusia
dapat dilihat dari sejauh mana

ISSN 2746-6102 SKYHAWK Jurnal Aviasi Indonesia 51


pendidikan itu berlangsung dalam suatu
bangsa. Pemerintah sangat menyadari
berapa pentingnya pendidikan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Oleh karena itu, pemerintah
bersama stakeholder senantiasa me-
wujudkan hal tersebut melalui berbagai
upaya pembangunan pendidikan yang
lebih berkualitas. Tujuan pendidikan
agar bisa tercapai, salah satu usahanya
yaitu dengan adanya manajemen
kesiswaan. Manajemen kesiswaan
merupakan suatu penataan atau
pengaturan segala aktivitas yang
berkaitan dengan peserta didik, yaitu
mulai dari masuknya peserta didik
sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut dari suatu lembaga.
Manajemen kesiswaan merupakan
proses kegiatan yang direncanakan dan
di- usahakan secara sengaja serta
pembinaan secara kontinyu terhadap
seluruh peserta didik agar dapat
mengikuti proses belajar

ISSN 2746-6102 SKYHAWK Jurnal Aviasi Indonesia 52


Genny Luhung Prasojo, S.S., Halaman 51 — 58
M.M

mengajar secara efektif dan efisien, demi memberikan kontribusi yang tinggi dan
tercapainya tujuan pendidikan yang telah memberikan dukungan yang kuat
ditetapkan (Sutomo, 2012: 48). terhadap komponen-komponen lain di
Manajemen kesiswaaan berupaya
mengisi kebutuhan layanan yang baik
bagi peserta didik, mulai dari peserta
didik tersebut mendaftarkan diri ke
sekolah sampai dengan menyele- saikan
studinya.
Dengan upaya demikian, peserta
didik diharapkan memperoleh pengala-
man belajar yang utuh hingga seluruh
mayoritas belajarnya berkembang secara
optimal. Dengan demikian, dalam pem-
binaan kesiswaan program dan kegiatan
yang langsung melibatkan peserta didik
se- bagai sasarannya. Sasaran akhir dari
pem- binaan kesiswaan adalah
perkembangan pesertadidik yang optimal
sesuai dengan karasteristik pribadi, tugas
perkembangan, kebutuhan, bakat, minat
dan kreativitas peserta didik itu sendiri.
Sementara di satu sisi, prestasi adalah
hasil yang telah dicapai dari apa yang
dikerjakan.Jadi prestasi be- lajar adalah
suatu hasil yang dicapai oleh peserta
didik selama berlangsungnya pros- es
belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu. Pada umumnya prestasi belajar
disekolah berbentuk pemberian nilai dari
guru kepada peserta didik sebagai
indikasi sejauh mana peserta didik telah
menguasai materi pelajaran yang telah
disampaikan.
Nasihin dan Sururi (2013:203) me-
nyatakan bahwa keberhasilan
penyelengg- araan lembaga pendidikan
(sekolah), akan sangat tergantung pada
manajemen kes- iswaan, karena
manajemen kesiswaan ini akan
Genny Luhung Prasojo, S.S., Halaman 51 — 58
M.M
dalam pencapaian tujuan sekolah, artinya 2010:9).
baik buruknya manajemen kesiswaan, Menurut Imron (2012:6), manajemen
baik secara langsung ataupun tidak
langsung akan mempengaruhi terhadap
prestasi be- lajar siswa. Apabila
manajemen kesiswaan dikeloladengan
baik akan memberikan implikasi
terhadap peningkatan prestasi belajar
siswa,baik prestasi di bidang aka- demik
maupun non akademik terhadap segi-
segi lain selain siswadimaksudkan
untukmemberikan layanan yang sebaik
mungkin kepada siswa (Setiyawan, 2018).
Dengan demikian, tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh manajemen kesiswaan
terhadap prestasi belajar taruna pada
Pendidikan Vokasi Penerbang di
Indonesia yaitu di Akademi
Penerbangan Indonesia dan Politeknik
Penerbangan Indonesia Curug.

2. Landasan Teori
2.1 Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan
suatu aktivitas yang dilakukan untuk
mengelola kegiatan ketarunaan di
sekolah, sehingga seluruh aktivitas
peserta didik terstruktur dengan
sistematis dan terarah dalam prosesnya
untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Sutomo, 2012:48). Manajemen
kesiswaan juga berarti seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja serta
pembinaan secara kontiniu kepada
peserta didik agar dapat mengikuti
proses pembelajaran secara efektif dan
efisien melalui dari penerimaan peserta
didik sampai kepada keluarnya peserta
didik dari suatu sekolah (Gunawan,
kesiswaan merupakan usaha pengaturan Imron (2012:12) terdapat beberapa tujuan
terhadap peserta didik mulai dari peserta manajemen peserta didik adalah sebagai
didik tersebut masuk sekolah sampai
mereka lulus. Yang diatur secara
langsung adalah segi-segi yang
berkenaan dengan peserta didik,
sedangkan secara tidak lang- sung adalah
pengaturan terhadap segi- segi lain
selain peserta didik dimaksudkan untuk
memberikan layanan yang sebaik
mungkin kepada peserta didik.
Soetjipto dan Kosasi (200
9 : 1 6 5 ) menjelaskan bahwa manajemen
kesiswaan merupakan proses pengurusan
segala hal yang berkaitan dengan peserta
didik di suatu sekolah mulai dari
perencanaan, pe- nerimaan, pembinaan
selama peserta didik berada di sekolah,
sampai peserta didik menamatkan
pendidikan melalui pencip- taan suasana
yang kondusif terhadap ber- langsungnya
proses belajar mengajar yang efektif.
Manajemen kesiswaan dilakukan agar
transformasi peserta didik menjadi
lulusan yang dikehendaki oleh tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan, dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.
Menurut Minarti (2011:160), manaje-
men kesiswaan bertujuan untuk
mengatur berbagai kegiatan dalam
bidang ketaru- naan agar kegiatan
pembelajaran di seko- lah dapat berjalan
lancar, tertib, teratur, serta dapat
mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Untuk mewujudkan tujuan seko- lah
tersebut, manajemen kesiswaan me-
liputi empat kegiatan, yaitu penerimaan
peserta didik baru, kegiatan kemajuan
belajar, bimbingan, dan pembinaan disip-
lin serta monitoring. Sedangkan menurut
ISSN 2746-6102 SKYHAWK, Vol. 01, No. 1, Oktober 2020 53
berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan, keter-
ampilan, dan psikomotor peserta
didik.
b. Menyalurkan dan mengembangkan
kemampuan umum (kecerdasan),
bakat dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan
memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Dengan terpenuhinya semua di atas
diharapkan peserta didik dapat
men- capai kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup yang lebih
lanjut dapat belajar dengan baik
dan tercapai cita-cita mereka.

Selain memiliki tujuan, manajemen


kesiswaan memiliki beberapa fungsi.
Menurut Imron (2012:12) fungsi manaje-
men kesiswaan adalah sebagai wahana
bagi taruna untuk mengembangkan diri,
baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosial, aspirasi,
ke- butuhan dan segi-segi potensi taruna
lain- nya. Imron (2012:13-14),
mengungkapkan bahwa ada enam
prinsip dalam manaje- men kesiswaan,
yaitu:
a. Manajemen kesiswaan dipandang
sebagai bagian dari keseluruhan
manajemen sekolah. Oleh karena itu,
harus mempunyai tujuan yang sa-
maatau mendukung terhadap tujuan
manajemen sekolah secara keseluru-
han.
b. Segala bentuk kegiatan manajemen
kesiswaan haruslah mengembang
misi pendidikan dalam rangka men-
didik para peserta didik.
c. Kegiatan-kegiatan manajamen keta-

ISSN 2746-6102 SKYHAWK, Vol. 01, No. 1, Oktober 2020 54


runaan haruslah diupayakan untuk keseluruhan, sebagai hasil
mempersatukan taruna yang pengalamannya sendiri dalam inter- aksi
mempu- nyai aneka ragam latar dengan lingkungan (Slameto, 2010:2).
belakang dan punya banyak
perbedaan.
d. K e g i a t a n m a n a j e m e n k e s i
s wa a n haruslah dipandang
sebagai upaya pembimbingan
peserta didik, oleh karena dalam
membimbing haruslah terdapat
ketersediaan dari pihak yang
dibimbing, yaitu peserta didik itu
sendiri.
e. K e g i a t a n m a n a j e m e n k e s i
s wa a n haruslah mendorong dan
memacu kemandirian peserta didik.
f. Apa yang diberikan kepada peserta
didik dan yang selalu diupayakan
oleh kegiatan manajemen kesiswaan
haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik baik di sekolah dan di
masa depan.

2.2 Prestasi Belajar


Prestasi adalah suatu kegiatan yang
telah diajarkan, diciptakan baik secara
indi- vidual atau kelompok. Menurut
pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai dari
interaksi dengan ling- kungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan
nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Dengan demikian dapat disimpul- kan
bahwa pengertian belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang
un- tuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara
Dimyanti dan Mudjiono (2009:4-5) (Tanzeh, 2009).
menjelaskan bahwa prestasi belajar seb-
agai dampak pengajaran adalah hasil
yang dapat diukur seperti tertuang dalam
angka rapor, angka dalam ijazah atau
kemam- puan meloncat setelah latihan.
Sedangkan menurut Sudjana (2016)
bahwa prestasi belajar di dalamnya
tercakup tiga aspek yatiu: aspek kognitif
(penguasaan intelek- tual), aspek afektif
(berhubungan dengan sikap dan nilai),
serta aspek psikomotor (kemampuan
keterampilan bertindak dan bertingkah
laku). Ketiganya tidak berdiri sendiri
tetapi merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan, bahkan memben- tuk
hubungan hirarki.

3. Metode
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian asosiatif (hubungan) yaitu
penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih (Sugiyono,
2016). Metode yang akan digunakan un-
tuk melakukan penelitian yaitu penelitian
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertu-
juan untuk menguji teori, membangun
fak- ta, menunjukkan hubungan atar
variabel, memberikan deskripsi statistik,
menaksir dan meramalkan hasilnya.
Desain peneli- tian yang menggunakan
pendekatan kuan- titatif harus
terstruktur, baku, formal, dan dirancang
sematang mungkin sebelumnya. Desain
bersifat spesifik dan detail karena dasar
merupakan suatu rancangan pene- litian
yang akan dilaksanakan sebenarnya
3.2 Populasi dan Sampel untuk mencapai tujuan yang telah
Populasi adalah wilayah generalisasi ditetapkan. Manajemen kes-
yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2016).
Populasi dalam penelitian ini adalah
taruna Akademi Penerbangan Indonesia
dan Politeknik Penerbangan Indonesia
Curug sebanyak 180 taruna.
Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2016). Pada
penelitian ini teknik pengambilan sampel
yang diambil adalah teknik sampling
jenuh yaitu teknik penen- tuan sampel
bila semua anggota popu- lasi digunakan
sebagai sampel (Sugiyono,
2016). Dengan demikian, sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 180 taruna di Akademi
Penerban- gan Indonesia dan Politeknik
Penerbangan Indonesia Curug.

3.2 Definisi Operasional Variabel


Berdasarkan penjelasan sebelumnya,
diketahui bahwa terdapat dua variabel
yaitu variabel terikat dan variabel bebas.
Berikut adalah definisi dari setiap
variabel penelitian yang digunakan:

3.2.1. Manajemen Kesiswaan (X1)


Manajemen kesiswaan merupakan
suatu aktivitas yang dilakukan untuk
mengelola kegiatan ketarunaan di
sekolah, sehingga seluruh aktivitas
peserta didik terstruktur dengan
sistematis dan terarah dalam prosesnya
iswaan dalam penelitian ini diukur merupakan sumber data penelitian yang
melalui
beberapa indikator yang mengacu pada
Firmanto (2017), yaitu:
a. Penerimaan murid baru
b. Bimbingan dan pembinaan disiplin
siswa
c. Kelulusan dan alumni
d. Monitoring

3.2.2 Prestasi Belajar (Y)


a. Kognitif
b. Afektif
c. Psikomotorik

Prestasi belajar merupakan hasil


akhir yang dicapai oleh seseorang
sebagai keberhasilan selama mengikuti
pendidi- kan dalam sebuah institusi
pendidikan (O’Connor & Paunonen,
2007). Prestasi belajar dalam penelitian
ini diukur melalui beberapa indikator
yang mengacu pada Firmanto (2017),
yaitu:

3.3. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan adalah
data kuantitatif. Menurut A
r i k u n t o (2013:172) sumber data adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh.
Sumber data yang digunakan adalah
data primer dan sekunder. Menurut
Umar (2013:42) data primer adalah data
yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu atau perseorangan seperti
hasil dari wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh
peneliti. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh melalui penyeba- ran
kuesioner. Sedangkan data sekunder
diperoleh peneliti secara tidak langsung pemberian kuesioner kepada responden
melalui media perantara (diperoleh dan diharapkan dapat mampu memperoleh
dicatat oleh pihak lain) (Indrianto dan informasi yang dibutuhkan relevan den-
Supomo, 2013:143). gan permasalahan yang ada. Cara
tersebut dilakukan dengan melakukan
3.4. Metode Pengumpulan Data pembagian kuesioner kepada responden
Metode yang digunakan untuk yang telah ditentukan. Penelitian ini
peng- umpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala likert dalam
adalah dengan menggunakan metode menjawab pertanyaan pada kuesioner.
survey dengan membagikan kuesioner
secara langsung. Kuesioner merupakan 3.5. Teknik Analisis Data
teknik pengumpulan data dimana Teknik analisis data yang digunakan
partisipian/ responden mengisi
adalah analisis regresi linier sederhana.
pertanyaan atau per- nyataan kemudian Analisis regresi ini digunakan untuk
setelah diisi dengan lengkapmen- guji bagaimana pengaruh masing-
mengembalikan kepada penel- iti masing variabel independen (X) terhadap
(Sugiyono, 2016:192). Berikut adalah variabel dependen (Y) yang
langkah-langkah pengumpulan data diformulasikan dalam bentuk persamaan
pada penelitian ini. sebagai berikut:
1. Membagikan kuesioner kepada re- Y = a + bX
sponden yaitu taruna di Akademi Y = Variabel terikat (Prestasi Belajar
Penerbangan Indonesia dan Poli- )
teknik Penerbangan IndonesiaX = Variabel bebas (Manajemen
Curug. Kesiswaan)
2. Melakukan pengisian kuesioner oleh a = Nilai Intersept (Konstan)
responden dengan petunjuk yang b = Koefisien regresi
telah ditentukan
3. Melakukan pengumpulan hasil kue- 4. Hasil Penelitian
sioner yang telah diisi dan 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
digunakan sebagai acuan dasar Kriteria dikatakan valid jika nilai sig
pengelolahan data untuk penelitian lebih kecil dari 0,05 (Ghozali, 2016), se-
yang dilakukan. Pengumpulan dangkan dikatakan reliable jika Cronbach
dengan melakukan Alpha > 0,6.
Tabel 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan table 1 diketahui bahwa Konstanta
setiap indikator pada variabel 1.938 yang menunjukkan besarnya varia-
Manajemen Kesiswaan dan Prestasi bel Prestasi Belajar yang dipengaruhi oleh
Belajar memiliki ni- lai sig lebih kecil dari
0,05, sehingga setiap indikator yang
digunakan pada Manaje- men Kesiswaan
dan Prestasi Belajar din- yatakan valid.
Selain itu, dari tabel 1 diatas
menunjukkan bahwa hasil pengujian reli-
abilitas semua indikator dari variabel
bebas dan variabel terikat menunjukkan
reliable, karena nilai Cronbach’s Alpha
semua lebih besar dari 0,6, sehingga
dinyatakan bahwa semua indikator telah
Reliabel.

4.2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Gambar 1. Model
Penelitian

Berdasarkan dari hasil perhitungan


pengolahan data dengan bantuan kom-
puter program SPSS for windows maka di-
peroleh persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut:

Y = 1,989 + 0,508 X1 + .... e

Dimana :
Y = Prestasi Belajar
X = Manajemen Kesiswaan

Dari hasil perhitungan SPSS 24


diatas maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Manajemen Kesiswaan, atau Curug. Hasil dalam penelitian ini
varia- mendukung pendapat Firmanto (2017)
bel bebas = 0, maka nilai Prestasi Belajar yang menemu-
sebesar 1,989, dengan asumsi variabel
lain konstan. Variabel Manajemen
Kesiswaan mempunyai nilai sebesar
0,508, Artinya apabila variable
Manajemen Kesiswaan naik satu satuan
akan menambah Prestasi Belajar sebesar
0,508 satuan. Nilai tersebut bernilai
diatas nol, artinya bernilai positif
sehingga semakin tinggi Manajemen Ke-
siswaan, maka akan semakin tinggi juga
Prestasi Belajar.
Untuk menguji hipotesis digunakan
uji t yang menunjukkan pengaruh secara
parsial dari masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan ha- sil pengolahan data
penelitian, diperoleh nilai sig sebesar
0,000 < 0,05, maka H0 ditolak pada
tingkat signifikansi 5% se- hingga
kesimpulannya adalah variabel
Manajemen Kesiswaan (X) mempunyai
pengaruh signifikan dan positif terhadap
Prestasi Belajar (Y).

5. Diskusi
Berdasarkan hasil analisis
menunjuk- kan bahwa terdapat pengaruh
yang signifi- kan antara Manajemen
Kesiswaan terha- dap Prestasi Belajar.
Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
kesiswaan memiliki dampak terhadap
peningkatan prestasi belajar. Pengaruh
kedua variabel tersebut adalah positif
yang berarti semakin baik manajemen
kesiswaan maka akan semakin dapat
meningkatkan prestasi belajar taruna di
Akademi Penerbangan Indonesia dan
Politeknik Penerbangan Indonesia
kan bahwa variabel manajemen pembinaan
kesiswaan memberikan pengaruh nyata dan positif terhadap prestasi belajar siswa.
Adanya pengaruh positif dan signifi- kan antara manajemen kesiswaan terhadap
prestasi belajar menunjukkan pentingnya manajemen kesiswaan dalam meningkat-
kan prestasi belajar taruna di Akademi Penerbangan Indonesia dan Politeknik
Penerbangan Indonesia Curug. Dengan demikian apabila Akademi Penerbangan
Indonesia dan Politeknik Penerbangan Indonesia Curug ingin meningkatkan
prestasi belajar maka sangat perlu untuk memperhatikan manajemen kesiswaan
yang semakin baik. Hal ini mendukung pendapat Nasihin dan Sururi (2013:203) yang
menyatakan bahwa keberhasilan penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah),
akan sangat tergantung pada manajemen kesiswaan, artinya baik bu- ruknya
manajemen kesiswaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa.
Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Suprapto (2017) yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh penerapan
manajemen kesiswaan terhadap hasil bela- jar. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan
Setiyawan (2018) yang menyatakan bahwa apabila manajemen kesiswaan dikelola
dengan baik akan memberikan implikasi terhadap peningkatan prestasi belajar
siswa, baik prestasi di bidang akademik maupun non akademik terhadap segi- segi
lain selain siswa dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin
kepada siswa.

6. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan diskusi dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen
kesiswaan memiliki peran penting dalam peningkatan prestasi belajar. Hal ini dik-
etahui dari adanya pengaruh positif dan signifikan manajemen kesiswaan terhadap
prestasi belajar.

Refenrensi

Bob Wall, (1999) The Visionary Leadersip.Alih bahasa Zoelkifl i Kasip, Interaksara. P.O.Box 238.
Batam Centre 29432.

Buchori Zainun. (1989). Manajemen dan


Motivasi. Jakarta: Balai Aksara.

Earl V. Pullias, (1998), A Teacher is Manything.


England: Fawcett Publication.

Emil Salim. (2006), Aspek Sikap Mental Dalam M a n a j e m e n S u m b e r D a ya M a n u s i a .


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Gary Yukl. 1994. Leadership in Organization.


New Jersey: Prentice Hall Inc.,

R.M. Stogdill dan A.E. Coons (Eds). Leader Behavior: Its description dan measurement. Columbus,
Ohio: Bureau of Business Research, Ohio State University.

H.D. Sudjana S, (2000), Manajemen Program


Pendidikan. Bandung : Falah Production.

Katz , D. (2008). The Social Psychology of Organizations, 2 nd ed. New York : John Wiley.
Matthew J. Culligan, (1993), Management Back to Basics. USA: Prentice Hall Inc.,

Robert K. Cooper, (2007), Leadership IQ & Organization. New York: Jane Rotreson Agency

Anda mungkin juga menyukai