Anda di halaman 1dari 25

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sustainable
Development Goals disingkat dengan SDGs adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan
tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan
manusia dan planet bumi .[1] [2] Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas
pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai ambisi
pembangunan bersama hingga tahun 2030. [1] Tujuan ini merupakan kelanjutan atau pengganti
dari Tujuan Pembangunan Milenium yang ditandatangani oleh pemimpin-pemimpin dari 189 negara
sebagai Deklarasi Milenium di markas besar PBB pada tahun 2000 dan tidak berlaku lagi sejak akhir
2015.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Agenda pembangunan berkelanjutan yang baru dibuat untuk menjawab tuntutan kepemimpinan
dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi
nyata. [3] Konsep Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lahir pada Konferensi Pembangunan
Berkelanjutan PBB, Rio+20, pada 2012 dengan menetapkan rangkaian target yang bisa diaplikasikan
secara universal serta dapat diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan
berkelanjutan; (1) lingkungan, (2) sosial, dan (3) ekonomi.[3]

Agenda 2030 terdiri dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs) atau Tujuan Global, yang
akan menjadi tuntunan kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke depan (2030). [3]

Untuk mengubah tuntutan ini menjadi aksi nyata, para pemimpin dunia bertemu pada 25 September
2015, di Markas PBB di New York untuk memulai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Tujuan ini diformulasikan sejak 19 Juli 2014 dan diajukan pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-
Bangsa oleh Kelompok Kerja Terbuka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dalam proposal ini
terdapat 17 tujuan dengan 169 capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang
berkelanjutan. Termasuk didalamnya adalah pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan
kesehatan, dan pendidikan, pembangunan kota yang lebih berkelanjutan, mengatasi perubahan
iklim, serta melindungi hutan dan laut. [4]

Tujuan[sunting | sunting sumber]

Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan berikut ini:[5]

Tujuan 1 - Tanpa kemiskinan

Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.[6][7]

Tujuan 2 - Tanpa kelaparan

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta


menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.[8]

Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan sejahtera

Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.[9]


Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas

Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar
seumur hidup bagi semua orang [10]

Tujuan 5 - Kesetaraan gender

Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.[11]

Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi layak

Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.[12]

Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau

Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk
semua. [13]

Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi

Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan


pekerjaan yang layak untuk semua. [14]

Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur

Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong


inovasi. [15]

Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan

Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara. [16]

Tujuan 11 - Kota dan komunitas berkelanjutan

Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan. [17]

Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab

Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan [18]

Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim

Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya. [19]

Tujuan 14 - Ekosistem laut

Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan [20]

Tujuan 15 - Ekosistem daratan

Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan
dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati. [21]

Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh

Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif [22]

Tujuan 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan

Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.[23]


https://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Berkelanjutan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda
internasional yang menjadi kelanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium
Development Goals (MDGs). SDGs disusun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan
melibatkan 194 negara, civil society, dan berbagai pelaku ekonomi dari seluruh penjuru dunia.
Agenda ini dibuat untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan,
kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata. SDGs ditetapkan pada 25 September
2015 dan terdiri dari 17 (tujuh belas) tujuan global dengan 169 (seratus enam puluh sembilan) target
yang akan dijadikan tuntunan kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke depan dan diharapkan
dapat tercapai pada tahun 2030. Tujuan dan target tersebut meliputi 3 (tiga) dimensi pembangunan
berkelanjutan, yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Pada mulanya, konsep SDGs diusulkan oleh Kolombia dalam government retreat yang diadakan oleh
Indonesia pada Juli 2011 di Solo sebagai persiapan konferensi Rio+20. Usulan ini kemudian dibawa
oleh Departemen Informasi Publik PBB pada 64th NGOs Conference pada September 2011 dan
menghasilkan 17 usulan tujuan berkelanjutan serta target-target terkait. Usulan ini juga banyak
didiskusikan pada konferensi Rio+20, hingga menghasilkan suatu resolusi yang dikenal dengan
nama "The Future We Want". Disepakati pula dalam konferensi bahwa pembentukan SDGs harus
berorientasi pada tindakan, ringkas dan mudah dikomunikasikan, serta dapat diaplikasikan secara
universal oleh berbagai negara dengan mempertimbangkan kapasitas, tingkat pembangunan, serta
menghormati kebijakan dan prioritas setiap negara.

Pada 19 Juli 2014, Grup Kerja Terbuka (Open Working Group, OWG) PBB meneruskan usulan SDGs
kepada Majelis Umum PBB. Usulan tersebut terdiri atas 17 tujuan dan 169 target yang menjangkau
isu-isu pembangunan berkelanjutan secara luas. Pada 5 Desember 2014, Majelis Umum PBB
menerima usulan OWG sebagai dasar untuk membentuk agenda pasca-MDGs. Negosiasi dengan
pemerintah berbagai negara dimulai pada Januari 2015 dan berakhir pada Agustus 2015. Setelah
negosiasi, usulan diadopsi ke dalam UN Sustainable Development Summit pada 25 – 27 September
2015 yang diselenggarakan di New York, Amerika Serikat.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini terdiri atas 17 tujuan, yaitu:

Tujuan 1

Tanpa kemiskinan – Mengentas segala bentuk kemiskinan di seluruh tempat.

Tujuan 2

Tanpa kelaparan – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta
menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.

Tujuan 3

Kehidupan sehat dan sejahtera – menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk
semua usia.

Tujuan 4

Pendidikan berkualitas – Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
Tujuan 5

Kesetaraan gender – Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.

Tujuan 6

Air bersih dan sanitasi layak – Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.

Tujuan 7

Energi bersih dan terjangkau – Memastikan akses pada energy yang terjangkau, bisa diandalkan,
berkelanjutan dan modern untuk semua.

Tujuan 8

Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi – Memproosikan pertumbuhan ekonom berkelanjutan


dan inklusif, lapangan pekerjaan yang layak untuk semua.

Tujuan 9

Industri, inovasi dan infrastruktur – Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi


berkelanjutan, dan mendorong inovasi.

Tujuan 10

Berkurangnya kesenjangan – Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.

Tujuan 11

Kota dan komunitas berkelanjutan – Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan
berkelanjutan.

Tujuan 12

Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab – Memastikan pola konsumsi dan produksi yang
berkelanjutan.

Tujuan 13

Penanganan perubahan iklim – Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan
dampaknya.

Tujuan 14

Ekosistem laut – Perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara
berkelanjutan.

Tujuan 15

Ekosistem darat – Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun,
menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman
hayati.

Tujuan 16

Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh – Mendorong masyarakat adil, damai, dan
inklusif.
Tujuan 17

Kemitraan untuk mencapai tujuan – Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan
berkelanjutan.

http://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/publikasi/prinsip-dan-kesepakatan-
internasional/Pages/Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan.aspx

Sustainable Development Goals

Pembangunan ekonomi memiliki hubungan dua arah dengan kesehatan. Pembangunan ekonomi
mempengaruhi kesehatan populasi, sebaliknya kesehatan populasi mempengaruhi pembangunan
ekonomi. Kesehatan merupakan sumberdaya yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi.
Tingkat kesehatan populasi yang tinggi dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan
pendapatan keluarga, yang secara agregat nasional meningkatkan Produk Domestik Bruto per
Kapita. Sebaliknya pembangunan ekonomi berpengaruh terhadap kemampuan keberlanjutan sistem
pendukung yang diperlukan bagi populasi untuk menciptakan kesehatan dan kualitas hidup yang
baik. Pembangunan ekonomi menggunakan sumberdaya alam, energi, dan sumberdaya manusia
secara masif. Pembanguan ekonomi yang tidak terkontrol, penggunaan sumberdaya alam dan energi
untuk produksi maupun konsumsi, yang tidak berhati-hati, hingga melebihi kapasitas bumi, dapat
merusak kondisi lingkungan sosial dan eko-sistem, sehingga menurunkan tingkat kesehatan dan
kualitas hidup populasi.

Pembangunan yang bijak bagi masyarakat adalah pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang bertujuan meningkatkan
kualitas hidup orang di seluruh dunia, baik dari generasi sekarang maupun yang akan datang, tanpa
mengeksploitasi penggunaan sumberdaya alam yang melebihi kapasitas dan daya dukung bumi.
Tujuan tersebut bisa dicapai melalui empat elemen tujuan pembangunan berkelanjutan: (1)
Pertumbuhan dan keadilan ekonomi; (2) Pembangunan sosial; (3) Konservasi sumberdaya alam
(perlindungan lingkungan); (4) Pemerintahan yang baik (good governance). Keempat elemen
tersebut saling mendukung satu dengan lainnya, menciptakan tujuan pembangunan yang berkaitan
dan berkelanjutan.

Dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diadakan di Rio de Janeiro (Brasil) pada
Juni 2012 dibahas agenda pembangunan berkelanjutan yang disebut Sustainable Development
Goals (SDGs). SDGs merupakan seperangkat tujuan, sasaran, dan indikator pembangunan yang
berkelanjutan yang bersifat universal. SDGs merupakan kelanjutan dan perluasan dari Millennium
Development Goals (MDGs) yang telah dilakukan oleh negara-negara sejak 2001 hingga akhir 2015.

Delapan MDGs sebagai berikut:

1. Mengurangi kemiskinan dan kelaparan

2. Mencapai pendidikan yang universal;

3. Meningkatkan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan

4. Mengurangi kematian anak

5. Meningkatkan kesehatan maternal


6. Membasmi HIV, malaria, dan penyakit lainnya

7. Menjamin keberlanjutan lingkungan

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Meskipun beberapa target MDGs berhasil dicapai, banyak tujuan dan target lainnya dinilai belum
tercapai. MDGs bertujuan mengurangi kemiskinan, tetapi gagal memperhatikan dan mengatasi akar
masalah kemiskinan. MDGs tidak secara khusus memperhatikan pentingnya mencapai tujuan
perbaikan pembangunan ekonomi. MDGs kurang memperhatikan sifat holistik, inklusif, dan
keberlanjutan pembangunan. Demikian juga MDGs dinilai kurang memperhatikan kesetaraan gender
dan hak azasi manusia (Gambar 1). Secara teoretis MDGs ingin diterapkan di semua negara, tetapi
kenyataannya MDGs hanya diterapkan pada negara berkembang atau miskin, dengan bantuan
pendanaan dari negara kaya (UN, 2016; Guardian, 2016; Knoema, 2016).

Beberapa masalah utama yang belum bisa diatasi sampai dengan berakhirnya era MDGs (UN, 2016)
sebagai berikut:

1. Masih terdapat jurang yang lebar antara rumahtangga yang miskin dan rumahtangga, antara
daerah pedesaan dan perkotaan

2. Masih terdapat ketidaksetaraan gender (Gambar 1)

3. Banyak terjadi konflik (peperangan dsb,) yang merupakan ancaman nyata bagi
pembangunan manusia

4. Jutaan orang miskin hidup dalam kemiskinan dan kelaparan, tanpa akses terhadap
pelayanan dasar

5. Perubahan iklim dan degradasi lingkungan merongrong kemajuan yang diperoleh, dan
kelompok masyarakat miskin terkena dampak yang paling besar

Gambar 1 menyajikan hasil analisis data UNDP yang menunjukkan ketidaksetaraan gender di
berbagai negara dunia tahun 2011. Ketidaksetaraan gender diukur dalam Gender Inequality
Index (GII), terdiri atas tiga dimensi: (1) kesehatan reproduksi, (2) pemberdayaan, dan (2) lapangan
kerja. GII=0 menunjukkan, kesetaraan sempurna antara laki-laki dan perempuan. GII= 1
ketidaksetaraan sempurna, perempuan tidak diuntungkan maksimum. Indonesia termasuk di antara
negara berkembang dengan ketidaksetaraan gender tinggi (GII 0.49-0.60) (Knoema, 2016).

Sustainable Development Goals secara eksplisit bertujuan memberantas kemiskinan dan kelaparan,
mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara, memperbaiki manajemen air dan energi, dan
mengambil langkah urgen untuk mengatasi perubahan iklim. Berbeda dengan MDGs, SDGs
menegaskan pentingnya upaya mengakhiri kemiskinan agar dilakukan bersama dengan upaya
strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menerapkan langkah kebijakan sosial untuk
memenuhi aneka kebutuhan sosial (seperti pendidikan, kesehatan, proteksi sosial, kesempatan
kerja), dan langkah kebijakan untuk mengatasi perubahan iklim dan proteksi lingkungan.

Gambar 3 menyajikan hasil analisis data UNDP yang menunjukkan ketidaksetaraan gender di
berbagai negara dunia tahun 2011. Ketidaksetaraan gender diukur dalam Gender Inequality
Index (GII), terdiri atas tiga dimensi: (1) kesehatan reproduksi, (2) pemberdayaan, dan (2) lapangan
kerja. GII=0 menunjukkan, kesetaraan sempurna antara laki-laki dan perempuan. GII= 1
ketidaksetaraan sempurna, perempuan tidak diuntungkan maksimum. Indonesia termasuk di antara
negara berkembang dengan ketidaksetaraan gender tinggi (GII 0.49-0.60) (Knoema, 2016).

Pada pertemuan tingkat tinggi di markas PBB pada September 2015, sebanyak 193 negara anggota
PBB sepakat untuk menjadikan SDGs sebagai kerangka agenda pembangunan dan kebijakan politis
selama 15 tahun ke depan mulai 2016 hingga 2030. Pemerintah di setiap negara anggota PBB– baik
negara kaya, menengah, maupun miskin, baik negara maju maupun berkembang – memiliki
tanggungjawab mengimplementasikan SDGs untuk mencapai SDGs. Negara adalah pihak yang
memiliki tanggungjawab utama dalam pembangunan sosial dan ekonomi, pembuatan kebijakan
nasional, menentukan strategi pembangunan, yang diperlukan untuk tujuan mencapai
pembangunan berkelanjutan. Pemerintah semua negara diharapkan menerapkan agenda dan
kebijakan politis pembangunan ekonomi nasional, untuk meningkatkan kemakmuran dan sekaligus
melindungi planet bumi.

SDGs secara eksplisit bertujuan memberantas kemiskinan dan kelaparan, mengurangi ketimpangan
dalam dan antar negara, memperbaiki manajemen air dan energi, dan mengambil langkah urgen
untuk mengatasi perubahan iklim. Berbeda dengan MDGs, SDGs menegaskan pentingnya upaya
mengakhiri kemiskinan agar dilakukan bersama dengan upaya strategis untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, menerapkan langkah kebijakan sosial untuk memenuhi aneka kebutuhan
sosial (seperti pendidikan, kesehatan, proteksi sosial, kesempatan kerja), dan langkah kebijakan
untuk mengatasi perubahan iklim dan proteksi lingkungan.

SDG terdiri atas 17 tujuan dan 169 target, yang meliputi aneka isu pembangunan
berkelanjutan (Gambar 2).

Daftar 17 tujuan dalam SDGs sebagai berikut:

1. Kemiskinan (Poverty) – Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di setiap tempat


2. Panngan (Food) – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan gizi, dan
meningkatkan pertanian yang berkelanjutan

3. Kesehatan (Health)– Menjamin hidup yang sehat dan meningkatkan kesehatan /


kesejahteraan bagi semua pada semua usia

4. Pendidikan (Education) –Menjamin pendidikan yang berkualitas, inklusif dan adil,


meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua

5. Perempuan (Women) – Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita


dan gadis

6. Air (Water)– Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan
bagi semua

7. Energi (Energy) – Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau (terbeli), andal,
berkelanjutan, dan modern, bagi semua

8. Ekonomi (Economy) – Meningkat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif;


partisipasi penuh dalam pekerjaan yang produktif, jenis pekerjaan yang layak bag semua

9. Infrastruktur (Infrastructure) – Membangun infrastuktur (prasarana) yang awet/ kuat,


meningkatkan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, mendukung inovasi

10. Ketidaksetaraan (Inequality) – Mengurangi ketidaksetaraan (inequality) dalam dan antar


negara

11. Pemukiman (Habitation) – Membangun kota dan pemukiman manusia yang inklusif, aman,
awet/ kuat, dan berkelanjutan

12. Konsumsi (Consumption) – Menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan

13. Iklim (Climate) – Mengambil langkah-langkah tindakan yang segera untuk mengatasi
perubahan iklim dan dampaknya

14. Ekosistem Kelautan (Marine Ecosystem)– Melindungi dan menggunakan lautan, laut, dan
sumberdaya kelautan secara berkelanjutan untuk pembangunan yang berkelanjutan

15. Ekosistem (Ecosystem) – Melindungi, memulihkan, dan meningkatkan penggunaan


ekosistem bumi secara berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, menghentikan
dan membalik degradasi (kerusakan) tanah, dan kehilangan biodiversitas (keragaman hayati)

16. Kelembagaan (Institutions) – Menciptakan masyarakat yang damai dan inklusif untuk
pembangunan yang berkelanjutan, memberikan akses terhadap keadilan bagi semua,
membangun lembaga yang efektif, akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan), dan inklusif,
pada semua level

17. Keberlanjutan (Sustainability)– Memperkuat cara implementasi dan merevitalisasi


(menghidupkan kembali) kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan.

Hampir semua tujuan dalam SDGs merupakan determinan sosial kesehatan yang terletak di berbagai
level. Hanya tujuan ke 3 (Health) yang bukan merupakan determinan kesehatan, melainkan tujuan
kesehatan itu sendiri yang ingin dicapai. Tujuan ke 3 SDGs dengan jelas menyebutkan bahwa tujuan
yang ingin dicapai adalah kehidupan yang sehat bagi semua (keadilan kesehatan) pada semua usia
(kesetaraan kesehatan menurut usia).
Dengan menggunakan kerangka konsep Dahlgren dan Whitehead (1991) bahwa determinan sosial
kesehatan terletak di berbagai level, dan fakta bahwa SDGs yang ingin dicapai merupakan
determinan kesehatan, maka jika SDGs dapat dicapai dengan lebih cepat, maka implikasinya tujuan
untuk meningkatkan kesehatan populasi dan distribusi kesehatan yang adil dalam populasi dan antar
populasi akan dapat dicapai dengan lebih cepat pula.

http://theicph.com/id_ID/id_ID/icph/sustainable-development-goals/

Agenda pembangunan berkelanjutan yang baru

Di seluruh dunia, muncul suara yang menuntut kepemimpinan mengatasi kemiskinan, kesenjangan,
dan perubahan iklim. Untuk mengubah tuntutan ini menjadi aksi nyata, para pemimpin dunia
bertemu pada 25 September 2015, di Markas PBB di New York untuk memulai Agenda
Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Agenda 2030 terdiri dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs) atau Tujuan Global, yang
akan menjadi tuntunan kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke depan, yang dimulai dengan
pernyataan bersejarah untuk mengakhiri kemiskinan. Di semua tempat. Secara permanen.

Konsep SDGs lahir pada Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rio+20, pada 2012. Tujuannya
adalah untuk membuat rangkaian target yang bisa diaplikasikan secara universal
untuk menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan: lingkungan, sosial, dan
ekonomi.

Tujuan Global menggantikan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), yang pada September 2000
mengajak dunia untuk menghentikan rasa malu akibat kemiskinan melalui agenda 15 tahun yang
serupa.

MDGs menetapkan target yang bisa diukur dan disetujui secara universal untuk memusnahkan
kemiskinan ekstrem dan kelaparan, mencegah penyakit mematikan yang sebenarnya bisa
disembuhkan, dan memperluas kesempatan bagi semua anak untuk mendapatkan pendidikan, serta
beberapa tujuan pembangunan lainnya.

MDGs mendorong kemajuan dalam beberapa hal penting:

· Pendapatan rendah

· Akses ke sumber air yang lebih baik

· Keikutsertaan dalam pendidikan dasar

· Angka kematian anak-anak

Tugas yang diperuntukkan bagi jutaan orang ini belum selesai, kita perlu berusaha hingga batas akhir
untuk mengakhiri kelaparan, meraih kesetaraan gender secara penuh, meningkatkan layanan
kesehatan, dan memastikan setiap anak mendapat pendidikan. Sekarang, kita harus memindahkan
dunia menuju jalur yang berkelanjutan. Tujuan Global dimaksudkan untuk itu, dengan 2030 sebagai
target waktunya.

Agenda pembangunan yang baru ini berlaku untuk semua negara, mempromosikan masyarakat yang
damai dan inklusif, menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih baik dan menghadapi tantangan
lingkungan masa kini, terutama perubahan iklim. Tahun ini para pemimpin dunia diharapkan untuk
mencapai kesepakatan global mengenai perubahan iklim pada Paris Climate Conference.

Tujuan Global harus menuntaskan pekerjaan yang dimulai oleh MDGs, dan memastikan tidak ada
seorang pun yang tertinggal.

http://www.id.undp.org/content/indonesia/id/home/post-2015.html

Sustainable Development Goals (SDGs)

Posted on 04/07/201604/07/2016 by Indecon

Sustainable Development Goals (SDGs) diusulkan untuk menawarkan perbaikan besar pada
Millenium Development Goals (MDGs). Mereka berusaha untuk membangun Millenium
Development Goals dan menyelesaikan apa yang belum dicapai. Mereka berusaha untuk
mewujudkan hak asasi manusia dan untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan semua
perempuan dan anak perempuan. Ini terintegrasi, tak terpisahkan dan seimbang dengan tiga
dimensi pembangunan berkelanjutan: ekonomi, sosial dan lingkungan. PBB mengumumkan 17
tujuan pembangunan berkelanjutan dan 169 target yang menunjukkan skala dan ambisi agenda
secara universal. Tujuan dan target tersebut akan dilaksanakan selama lima belas (15) tahun ke
depan di daerah-daerah penting untuk kemanusiaan dan planet.17 tujuan pembangunan
berkelanjutan antara lain:
• Mengakhiri kemiskinan disemua tempat dalam bentuk apapun
• Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi dan mempromosikan
pertanian berkelanjutan
• Memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan berkeadilan dan mempromosikan
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua
• Pencapaian kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan perempuan
• Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan bagi semua
• Memastikan akses energi yang terjangkau, handal, berkelanjutan, dan modern untuk semua
• Mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif dan keberkelanjutan ekonomi, tenaga
yang produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua
• Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi yang inklusif and berkelanjutan
dan membantu pengembangan inovasi
• Mengurangi ketidaksetaraan dalam dan antar negara
• Membuat kota dan pemukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan
• Memastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan
• Tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya *
• Melestarikan penggunaan sumber daya laut untuk pembangunan berkelanjutan
• Melindungi, memulihkan, dan mempromosikan pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem,
pengelolaan hutan, memerangi degradasi, dan menghentikan degradasi lahan dan menghentikan
hilangnya keanekaragaman hayati
• Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan,
memberikan akses keadilan bagi semua dan membangun institusi akuntabel dan inklusif yang efektif
• Memperkuat sarana implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan

Baca selengkapnya dan unduh disini untuk target SDGs dan agenda 2030 pengembangan
berkelanjutan.

http://www.indecon.or.id/learning/sustainable-development-goals-sdgs/
SDGs

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDG’S)

Makalah

Organisasi Manajemen

Dosen Pengampu: Fenny Bintarawati, S.ST

Oleh:

Putri Eka Fransiska (13006)

AKADEMI KEBIDANAN SOKO TUNGGAL

SEMARANG

2015

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Daftar Isi................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................... 2

B. Tujuan........................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian SDG’s........................................................................ 6

B. Konsep SDG’s............................................................................. 6

C. Indikator SDG’s.......................................................................... 7

D. Perbandingan SDG’s dengan MDG’s......................................... 7

E. Tujuan SDG’s............................................................................. 9

F. Prinsip SDG’s............................................................................ 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................... 12

Daftar Pustaka......................................................................................... 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum menggagas bagaimana implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) kedepan, akan
lebih baik jika kita menengok sebentar ke belakang, melihat pencapaian Millennium Development
Goals (MDGs) di Indonesia. Kita tahu, MDGs adalah sebuah paradigma pembangunan global yang
dideklarasikan oleh 189 negara anggota. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada bulan September
2000.

Sejak deklarasi tersebut negara-negara yang hadir bersepakat untuk mengintegrasikan MDGs
sebagai bahan pembangunan nasionalnya. Indonesia sebagai salah satu Negara yang
menandatangani deklarasi MDGs mempunyai komitmen untuk melaksanakan MDGs dalam program-
program pembangunan yang di rancang, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
Bagaimana hasilnya? Seperti yang tercantum dalam laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Millennium di Indonesia tahun 2011 (Bappenas, 2011) disampaikan beberapa capaian pelaksanaan
MDGs di Indonesia.

Pencapaian ini diindikasikan oleh angka kejadian dan tingkat kematian, serta proporsi
tuberkulosis yang ditemukan, diobati dan disembuhkan dalam program DOTS. Kedua, tujuan MDGs
yang telah

menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 (on-track) adalah
(MDG 1), yaitu terdapat kemajuan yang sangat besar dari indeks kedalaman kemiskinan, proporsi
tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja,
dan pervalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi; (MDG 2), yaitu APM SD, proporsi
murid kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar, serta angka melek huruf penduduk usia 15-
24 tahun, perempuan dan laki-laki yang semuanya sudah mendekati 100 persen; (MDG 3), yaitu
rasio APM perempuan/laki-laki di tingkat SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dari pendidikan tinggi
yang hampir mendekati 100 persen serta kontribusi perempan dalam pekerjaan upahan di sector
non pertanian, dan proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR yang meningkat; (MDG 4), yaitu
penurunan yang sudah mendekati dua pertiga angka kematian neonatal, bayi dan balita serta
proporsi anak usia 1 tahun yang mendapat imunisasi campak yang meningkat pesat; (MDG 5), yaitu
berupa peningkatan angka pemakaian kontasepsi bagi perempuan menikah dengan menggunakan
cara modern, penurunan angka kelahiran remaja perempuan umur 15-19 tahun, peningkatan
cakupan pelayanan antenatal baik 1 maupun 4 kali kunjungan, dan penurunan kebutuhan KB yang
tidak terpenuhi (unmet need); (MDG 6), yaitu mengendalikan penyebaran dan AIDS berupa
peningkatan proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan
Antiretroviral (ARV).
Selain itu, pengendalian penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria yang
diindikasikan oleh peningkatan proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu ber-insektisida
belum memadai dalam rangka menurunkan jumlah kasus baru malaria; (MDG 7), yaitu berupa
penurunan konsumsi bahan perusak ozon, proporsi tangkapan ikan yang tidak melebihi batas
biologis yang aman, serta rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman
hayati terhadap total luas kawasan hutan dan rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas
perairan territorial yang keduanya meningkat; (MDG 8), yaitu berupa keberhasilan pengembangan
system keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak
diskriminatif yang diindikasikan oleh rasio ekspor dan impor terhadap PDB, rasio pinjaman terhadap
simpanan di bank umum, dan rasio pinjaman di BPR yang semuanya meningkat pesat.

Setelah pelaksanaan MDGs, mainstream agenda pembangunan global dipandu oleh dokumen
baru sebagai kelanjutan MDGs yang disebut dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Meskipun saat ini dalam tahap pembahasan, namun nampaknya dokumen SDGs yang akan dibahas
pada akhir September ini tidak akan banyak mengalami perubahan dari drfat yang sudah ada.
Artinya, bila komunitas masyarakat global bersepakat dengan konsep dan berbagai indikator yang
tertuang dalam dokumen yang sudah ada, maka SDGs akan efektif diterapkan mulai tahun 2016
untuk 15 tahun kedepan, melanjutkan MDGs yang akan berakhir pada tahun ini.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud SDGs.

2. Untuk mengetahui bagaimana Konsep SDGs.

3. Untuk mengetahui apa saja Indikator SDGs.

4. Untuk mengetahui apa saja Perbandingan SDGs dengan MDGs.

5. Untuk mengetahui apa Tujuan SDGs.

6. Untuk mengetahui bagaimana Prinsip SDGs.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian SDG’s

Singkatan atau kepanjangan dari sustainable development goals, yaitu sebuah dokumen yang akan
menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia.

B. Konsep SDG’s

Konsep SDG’s ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua
perubahan yang terjadi pasca 2015-MDG’S. Terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia
sejak tahun 2000 mengenai isu deplation sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim
semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan pembangunan yang lebih
berpihak pada kaum miskin. Hal ini dijelaskan oleh Dr. Ir. Rr. Endah Murniningtyas, Msc, Deputi
bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, pada rapat pemikiran awal pengembangan konsep
Sustainable Development Goals (SDGS): Kerangka Pembangunan Pasca 2015, Rabu (12/9) diruang SS
4. Rapat tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai kementrian/lembaga.

Sustainable Development Goals (SDGS) ini menjadi salah satu isu yang dibahas di KTT Rio. Oleh
karenanya melalui rapat ini, Bappenas beserta Kementrian/Lembaga lainnya dapat merumuskan
suatu konsep penyusunan indikator untuk SDGS ini. Ditambahkan oleh Dana A Kusuma, Staf Ahli
Menteri Lingkungan Hidup Bidang Perekonomian dan Pembangunan Berkelanjutan, terkait dengan
pengembangan konsep awal SDGs tersebut, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan pasca MDGs
2015 semestinya dapat menjamin kelanjutan dari lingkunga hidup dan sumber daya alam.

Terutama yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi oleh dunia internasional kedepannya,
yaitu ketahanan pangan, ketahanan energy dan ketahanan air. Ketiga masalah tersebut sangat
penting diperhatikan dalam pengembangan konsep SDGs 2015.

C. Indikator SDG’s

Adapun tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs, yaitu:

1. Indikator yang melekat pada pembangunan manusia (Human Development), seperti pendidikan
dan kesehatan.

2. Indikator yang melekat pada lingkungan kecil (Social Economic Development), seperti
ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan serta pertumbuhan ekonomi.

3. Indicator yang melekat pada lingkungan yang lebih besar (Environmental Development), seperti
ketersediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan yang baik.
D. Perbandingan MDGs dan SGDs

Saat ini PBB telah merubah arah dan tujuan pembangunan global dari MDGs 2015 menjadi SDGs
2030, ini harus menjadi perhatian kita semua sebagai praktisi kesehatan, khususnya dibidang
kesehatan lingkungan agar kita mencermati lebih jeli program dan kegiatan apa saja yang mesti
dilakukan dalam mendukung pembanganan global yang dicanangkan oleh PBB tersebut.

Dalam laporan citiscope yang terbaru diminggu ini dikatakan bahwa tujuan PBB bekerja selama
2010-2030, yang dikenal sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs. Aktifitas perkotaan
diseluruh dunia bekerja keras untuk mendapatkan tujuan eksplisit terkait dengan kota-kata yang
termasuk dalam daftar yang disetujui oleh kelompok kerja PBB pada bulan juli. Tujuan akan
disempurnakan lebih lanjut dan dipilih oleh majelis umum PBB di September 2015.

Maksud SDGs adalah upaya untuk melanjutkan tindak lanjut secara luas dipublikasikanya Millenium
Develoment Goals (MDGs) yang telah dilaksanakan dari tahun 2000-2015. Beberapa lembaga yang
menyetujui adanya SDGs ini mengatakan bahwa upaya ini belum pernah terjadi sebelumya diera
MDGs untuk memenuhi kebutuhan orang-orang termiskin didunia. Para kritikus mengatakan sudah
ada implementasi dibeberapa Negara namun pencapaianya sangat tidak merata sesuai dengan
tujuan berdasarkan topic MDGs, Negara atau wilayah dunia. Untuk itulah SDGs ini dicadangkan oleh
PBB.

Inilah perbedaan antara butir-butir tujuan MDGs 2015 dan SDGs 2030 sebagai berikut:

Isi The Millennium Development Goals (MDGs) untuk 2000-2015

1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim

2. Mewujudkan pendidikan dasar

3. Mempromosikan kesehatan gender dan pemberdayaan perempuan

4. Menurunkan angka kematian anak

5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya

7. Memastikan kelestarian lingkunngan

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

E. Tujuan SDGs

Tujuan pembangunan berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk 2016-2030:

1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya dimana-mana

2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan mempromosika
pertanian berkelanjutan

3. Pastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua segala usia

4. Menjamin kualitas pendidikan inklusif, adil dan mempromosikan kesempatan belajar seumur
hidup untuk semua

5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua

7. Menjamin akses keenergi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern
untuk semua

8. Mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif dan berkelanjutan ekonomi,


kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua

9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi insklusif dan berkelanjutan


dan mendorong inovasi

10. Mengurangi kesenjangan didalam dan antar nagara

11. Membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan

12. Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan

13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya

14. Melestarikan dan berkelanjutan menggunakan samudra, laut dan sumber daya kelautan untuk
pembangunan berkelanjutan

15. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem darat,


berkelanjutan mengelola hutan, memerangi desertifikasi, dan menghantikan dan membalikkan
degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati

16. Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi yang efektif, akuntabel
dan inklusif disemua tingkatan

17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan.

F. Prinsip SDG’s

Prinsip-prinsip SDG’s berdasarkan Outcome Document Rio+20, yaitu:

1. Tidak melemahkan komitmen internasional terhadap pencapaian MDGs pada tahun 2015.

2. Mempertimbangkan perbedaan kondisi, kapasitas dan prioritas nasional.

3. Fokus pada pencapaian ketiga dimensi pembangunan berkelanjutan secara berimbang ekonomi,
sosial dan lingkungan.

4. Koheren dan terintegrasi dengan agenda pembangunan pasca 2015.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sustainable Development Goals (SDGs) , yaitu sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan
dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia. Konsep SDG’s diperlukan
sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca
2015-MDG’S. Terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000.

SDGs sendiripun mempunyai prinsip indicator dan tujuan untuk lebih baik lagi dalam memperbaiki
MDGs. Didalam MDGs dan SGDs ini sendiri mempunyai perbedaan dimana isi dari SDGs ini lebih
diperbanyak dan lebih berfokus.

B. Saran

Penulis mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini untuk
menambah wawasan untuk mengetahui tentang Kelanjutan dari MDGs ke SDGs.

DAFTAR PUSTAKA

http://citicope.org/story/2014/comparing-mdgs-and-sdgs

http://putryfransiska.blogspot.co.id/2015/12/sdgs.html

BAB II
PEMBAHASAN

A. Millennium Development Goals (MDGs)

Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Tujuan
Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan gobal yang dideklarasikan
Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di
New York pada bulan September 2010.

Adapun 8 tujuan dari MDGs sebagai berikut :


1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan

2. Mewujudkan pendidikan dasar bagi semua

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

4. Menurunkan angka kematian balita

5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya

7. Menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Adapun hasil yang telah dicapai oleh MDGs adalah sebagai berikut :

Pencapaian MDGs Global

1. Target dengan kemajuan signifikan

a. Penurunan proporsi populasi global yang hidup dalam kemiskinan ekstrim (turun menjadi 22%
pada 2010).

b. Tercapainya penurunan tingkat kelaparan global (turun dari 23,2 persen pada 1990-1992
menjadi 14,9 persen pada tahun 2010-2012).

c. Kemajuan signifikan dalam perang melawan malaria dan TBC (1,1 dan 20 juta kematian dapat
dihindarkan).

d. Penurunan populasi yang tinggal di kawasan kumuh di kota-kota Negara-negara berkembang


(>200 juta penduduk).

e. Lebih dari 2 miliar populasi dunia telah mendapatkan akses air minum (mencapai 89% pada 20
juta).

2. Target yang memerlukan kerja keras

a. Penurunan tingkat kematian ibu (47%) dan anak (41%).

b. Akses/pengetahuan tentang pencegahan virus HIV perlu diperluas (pada 2011, terdapat 43 juta
penduduk mengidap HIV).

c. Peningkatan hak anak-anak untuk mendapatkan pendidikan dasar (pada 2011, terdapat 57 juta
anak tidak mengenyam SD).

d. Meningkatkan akses terhadap air bersih (hingga 2011, 1,9 miliar orang mendapat akses air
bersih).

e. Perunan bantuan kepada Negara-negara miskin/terbelakang (turun 13% menjadi $26 M)

3. Target Yang Perlu Perbaikan Labih Lanjut

a. Kesenjangan daerah kota – pedesaan.

Misal : akses kesehatan (desa : kota = 53% : 84%).


b. Anak-anak miskin yang meninggalkan sekolah lebih tinggi (3x lipat) dibandingkan anak-anak
keluarga mampu.

c. Ketidak setaraan gender dalam politik dan jaringan pengambilan keputusan.

Pencapaian MDGs Di Indonesia

1. Target Yang Telah Tercapai

a. MDG 1, proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) perkapita per hari.

b. MDG 3, Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi,;
dan rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki umur 15-24 tahun.

c. MDG 6, angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian, serta proporsi jumlah kasus
tuberculosis yang ditemukan, diobati dan disembuhkan.

d. MDG 8, Proporsi penduduk yang memiliki telepon seluler.

2. Target On Track

Target MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada
tahun 2015 (on-track) antara lain :

a. MDG 1, prevalensi balita dengan berat bdan rendah/ kekurangan gizi.

b. MDG 2, Angka Partisipasi Murni (APM) SD, proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan
sekolah dasar; serta angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun (perempuan dan laki-laki).

c. MDG 4, angka kematian neonatal, bayi, dan balita serta proporsi anak usia 1 tahun yang
mendapat imunisasi campak.

d. MDG 6, Angka kejadian Malaria (per 1.000 penduduk), proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut
yang memiliki akses pada obat-obatan Antiretroviral (ARV).

3. Target Perlu Usaha Keras (Off Track)

Target MDGs yang telah menunjukkan kemajuan namun masih diperlukan kerja keras :

a. MDG 1, persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional, proporsi
penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum 1400 kkal/kapita/hari dan
2000 kkal/kapita/hari.

b. MDG 5, angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. angka pemakaian kontrasepsi (CPR)
pada perempuan umur 15-19 tahun per 1000 perempuan usia 15-19 tahun, kebutuhan KB yang tidak
terpenuhi (unmet need).

B. MDG’s dengan SDG’s

SDGs ini tidak terpisah dari MDGs, SDGs merupakan bentuk penyempurnaan MDGs. SDGs
merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada MDGs (Millenium Development Goals).

Apabila MDGs terdiri dari 8 tujuan (goals), 18 sasaran (target) dan 58 indikator, sedangkan SDGs
terdiri dari 17 tujuan (goals) yang terbagi menjadi 169 target dan 300 indikator.

Situs theguardian.com menyebutkan beberapa alasan mengapa pelaksanaan SDGs nantinya akan
lebih baik dari MDGs, yaitu : (1) SDGs lebih berkolaborasi secara global karena melibatkan seluruh
negara anggota PBB, baik negara berpenghasilan rendah dan menengah; (2) sektor swasta dalam
SDGs memiliki peran yang lebih besar untuk terlibat; (3) MDGs tidak berakar pada standar hak asasi
manusia, sementara SDGs dinilai sudah didukung dengan dasar-dasar dan prinsip-prinsip HAM yang
lebih baik; (4) SDGs bersifat inklusif; (5) Indikator dalam SDGs memberikan kesempatan untuk
keterlibatan masyarakat sipil; (6) PBB dapat menginspirasi dulia lewat SDGs; dan (7) The 2015 United
Nations Climate Change Conference adalah kesempatan lain untuk membuat kemajuan.

C. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)

Konsep pembangunan yang berkelanjutan yang telah disepakati pada tahun 1987 oleh The
Brundtland Comission of The Uniterd Nations. Adapun definisi dari pembangunan yang
berkelanjutan adalah pembangunan yang berasaskan kelestarian dimana memenuhi kebutuhan saat
ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi dimasa akan datang.

Laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang
utama yakni ekonomi, sosial dan lingkungan yang saling bergantung dan memperkuat.

Gambar 2.1 Konsep Suitainable Development. Sumber : (United Nations 2008)

Jadi Pembangunan Berkelanjutan itu mempunyai 3 kaki yaitu keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan
sosial dan keberlanjutan lingkungan. Keberlanjutan ekonomi tidak bisa jalan apabila keberlanjutan
sosial berantakan. Keberlanjutan ekonomi dan sosial tidak bisa berjalan juga kalau lingkungan
berantakan, pertama adalah dengan menempatkan modal alam sebagai faktor utama.

D. Isi Dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s)

SDG’s memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang
ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan
dan mengatasi perubahan iklim. Untuk mencapai tiga tujuan mulia tersebut, maka disusunlah 17
Tujuan Global sebagai berikut :
17 Tujuan Global (Global Goals)

1. Tanpa Kemiskinan

Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di seluruh penjuru dunia.

2. Tanpa Kelaparan

Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta mendorong budidaya
pertanian yang berkelanjutan.

3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan

Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di
segala umur.

4. Pendidikan Berkualitas

Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan keempatan belajar untuk
semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan
belajar seumur hidup bagi semua orang.

5. Kesetaraan Gender

Mencapai kesetaraan gender dn memberdayakan kaum ibu dan perempuan.

6. Air Bersih dan Sanitasi

Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang.

7. Energi Bersih dan Terjangkau

Menjamin akses terhadap sumber energy yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan, dan modern
untuk semua orang.

8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak


Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang penuh
dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.

9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur

Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri yang inklusif dan
berkelanjutan serta mendorong inovasi.

10. Mengurangi Kesenjangan

Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah Negara maupun di antara Negara-negara di


dunia.

11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas

Membangun kota-kota serta pemukiman yng inklusif, berkualitas, aman, berketahanan dan
berkelanjutan.

12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab

Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.

13. Aksi Terhadap Iklim

Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.

14. Kehidupan Bawah Laut

Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut untuk
perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.

15. Kehidupan Darat

Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem darat,


mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus, serta tukar guling tanah,
memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan
kerugian keanekaragaman hayati.

16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian

Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan


akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh
kalangan, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.

17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk pembangunan yang
berkelanjutan.

E. Prinsip-Prinsip SDG’s

Adapun prinsip-prinsip dari MDG’s berdasarkan Outcome Document Rio+20 adalah sebagai berikut :
1. Tidak melemahkan komitmen internasional terhadap pencapaian MDG’s pada tahun 2015;

2. Mempertimbangkan perbedaan kondisi, kapasitas dan prioritas nasional;

3. Fokus pada pencapaian ketiga dimensi pembangunan berkelanjutan secra berimbang, yaitu
ekonomi, sosial, dan lingkungan;

4. Koheren dan terintegrasi dengan agenda pembangunan pasca-2015.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

SDGs ini tidak terpisah dari MDGs, SDGs merupakan bentuk penyempurnaan MDGs. SDGs
merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada MDGs (Millenium Development Goals).
SDG’s memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang
ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan
dan mengatasi perubahan iklim.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menjadikan
makalah ini menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas (2015). Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah 2015-2019. Jakarta: Bappenas

Bappenas. (2015). http://www.bappenas.go.id/berita-dan-siaran-pers/berita-harian-


bappenas/konsep-sdgs-kerangka-pembangunan-pasca-2015/. Retrieved November 26, 2015, from
www.bappenas.go.id.

Sekretariat MDGs. (2015, Oktober 12). sekretariatmdgs.or.id/. Retrieved November 26, 2015,
from. United Nations. 2013. Sustainable Develoment Knowledge Paltform.
http://sustainabledevelopment.un.org/index.php?menu [ 20 Mei 2014].
Optimalisasi Pendidikan melalui Sustainable Development Goals ( SDGs )

Indonesia merupakan salah satu dari lebih 190 negara lainnya yang ikut serta mengesahkan hasil
sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 25 September 2015 lalu di New York-Amerika
Serikat. Yaitu dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs sebagai kesepakatan
pembangunan global.

Sustainable Development Goals (SDGs) sendiri merupakan sistem pembangunan yang berkelanjutan,
yang melanjutkan tujuan dari Mellennium Development Goals (MDGs) yang baru mengentaskan
hasil dari separuhnya. Karnanya SDGs dibentuk untuk menuntaskan masalah-masalah negara dari
berbagai ketimpangan-ketimpangan yang ada di dalam negara khususnya dibidang pendidikan.
Mulai tahun 2016, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015-2030 secara resmi
menggantikan Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) 2000-2015. SDGs berisi seperangkat tujuan
transformatif yang disepakati dan berlaku bagi seluruh bangsa tanpa terkecuali.

Tingkat pendidikan yang terlalu rendah di Indonesia menjadikan semakin ketertinggalannya negara
Indonesia dari negara-negara berkembang lainnya. Dengan adanya SDGs, negara yang mempunyai
kendala pada masalah pendidikan, khususnya di Indonesia dapat diminimalisir bahkan
mengentaskan keseluruhan masalah-masalah pendidikan itu sendiri. Pengoptimalan pendidikan
dengan SDGs dapat ditinjau dari cita-cita negara Indonesia, yaitu keselarasan Nawacita Indonesia
dengan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs akan dapat mengakselarasikan pencapaian dengan
optimal. Pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada bidang pendidikan, yaitu “Kualitas pendidikan
yang baik” dengan substansi “Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan
kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.” Dalam Nawacita, poin ke-2
“Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis dan terpercaya.” Poin ke-3 “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan kerangka negara kesatuan.” Poin ke-4 “Menolak negara lemah
dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya.” Poin ke-5 “Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program “Indonesia
Pintar” dengan wajib belajar 12 tahun bebas pungutan, …” Poin ke-6 “Meningkatkan produktivitas
rakyat dan daya saing di pasar internasional.” Poin ke-7 “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi dan domestik.” Poin ke-8 “Melaukan revolusi
karakter bangsa melalui penataan kurikulum pendidikan Nasional.” Dari goals Nawacita yang telah
dipaparkan, tujuan dan sasarannya telah jelas yaitu bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan ilmu
dan rendahnya tingkat pendidikan. Untuk mengoptimalkan pendidikan, seperti yang telah
disebutkan dalam poin ke-5 dan 8. Mulai dari pengadaan program “Indonesia Pintar”, wajib belajar
12 tahun tanpa pungutan biaya dan bagi siapapun tanpa adanya batas perbedaan antara golongan
menengah keatas ataupun golongan menengah kebawah, pemberlakuan kurikulum 2013 yang
merevolusi karakter anak bangsa menjadi lebih aktif, produktif dan kreatif, penyebaran guru hingga
ke daerah pelosok tanpa ada yang terlewatkan, dan adanya beasiswa-beasiswa yang diluncurkan
guna menambah semangat dilingkar pendidikan. Dengan upaya-upaya pemerintah yang diwujudkan
bagi bidang pendidikan, telah mampu mengangkat ketimpangan dibidang pendidikan walaupun
belum secara keseluruhan. Sistem kelola efektif yang terjaga akan mampu mengoptimalkan
pendidikan di Indonesia, sehingga mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) untuk terjun
mewakili Indonesia dipasar Internasional. Dengan upaya merealisasikan Nawacita bangsa,
merupakan bukti pengoptimalan pendidikan melalui sistem Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs). Vira Chania
https://lsofordista.wordpress.com/2017/05/21/optimalisasi-pendidikan-melalui-sustainable-
development-goals-sdgs/

Anda mungkin juga menyukai