Anda di halaman 1dari 19

Praktik Membangun Kepercayaan dalam Pembelajaran Matematika

dan Hasil Riset

Managemen Pendidikan

Oleh Ni Putu Sri Suprapti Ningsih(1,a)

NIM 1713011025
1
Prodi S1 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
a)
niputusrisupraptiningsih16@undiksha.ac.id

ABSTRAK

Makalah ini mengulas mengenai salah satu materi dari manajemen pendidikan
yaitu Praktik Membangun Kepercayaan dan Hasil Riset,khususnya membangun
kepercayaan dalam pembelajaran matematika. Adapun pokok bahasan yang akan
dibahas dalam makalah ini yakni : cara membangun kepercayaan, membangun
kepercayaan dalam pembelajaran matematika dan hasi riset. Dalam membangun
kepercayaan ada lima dasar yang digunakan yaitu integeritas, kebajikan, waktu,
pertanggungjawaban, dan bukti.Kepercayaan merupakan kunci dalam
membangun relasi dan kemitraan, persahabatan, keluarga bahkan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Menurut (Usman, 2008) kepercayaan adalah harapan
positif yang dimana memiliki lima kunci kepercayaan yakni integritas(integrity),
kompetensi(competence). Konsistensi(concistency), kesetiaan (loyality), dan
keterbukaan(openness) atau transparansi.Sedangkan menurut wikipedia hasil riset
adalah hasil dari suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif , tekun, dan
sistematis yang bertujuan untuk menemukan atau menginterprestasikan dan
merevisi fakta-fakta. (Hendriana, 2014)mengatakan bahwa “One of the functions
of education is a process of personal formation. Thus education should be able to
play a role in preparing students to build a personality , and growing nation and
character building” Yang artinya salah satu fungsi pendiikan adalah sebagai
proses pembentukan pribadi. Dengan demikian pendidikan harus mampu berperan
dalam menyiapkan peserta didik, membangun kepribadian, dan menumbuhkan
sikap nasional dan membangun karakter. Jadi sebenarnya jika kita lihat dizaman
saat ini di zaman modern ini susah untuk membangun kepercayaan dan
menumbuhkan rasa kepercayaan diri dan juga kepercayaan terhadap orang lain
karena saat ini berita berita yang belum kita ketahui kebenarannya sangat mudah
tersebar seiring berjalannya waktu. Sehingga dalam melaksakan praktik
membangun kepercayaan ini diperlukan waktu yang cukup agar kita bisa percaya
terhadap diri sendiri maupun orang lain.

1
Kata Kunci: Kepercayaan,Membangun Kepercayaan,Praktik Membangun
Kepercayaan dan Hasil Riset.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kepercayaan diri merupakan salah satu kunci untuk dapat
mengoptimalkan potensi yang ada pada diri siswa. Kurangnya rasa
percaya diri dapat menghambat prestasi siswa, sehingga merupakan
kewajiban bagi konselor/ guru BK untuk memberikan bimbingan terhadap
siswa yang kurang percaya diri, mencari penyebabnya serta memberikan
solusi guna meningkatkan rasa percaya diri sehingga siswa dapat lebih
berprestasi(Rahayuningdyah, 2016). Kepercayaan itu adalah kemauan
seseorang atau kelompok orang untuk memberi keyakinan pada seseorang
yang dittujunya, kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis dimana
pada saat seseorang menganggap sesuatu dengan benar. Kepercayaan
terhadap dirinya yang akan memotivasi untuk berusaha mencapai
tujuannya. Kesuksesan dalam segala bidang akan sulit dicapai jika
seseorang tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup. Percaya diri
merupakan salah satu faktor keberhasilan seseorang(Pritama,
2015).Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh
situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil
suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari
orang – orang yang lebih dapat ia percaya daripada yang kurang
dipercayai.
Sikap tidak percaya diri muncul akibat kebiasaan kebiasaan yang
mengembangkan sikap dan pendapat negatif tentang diri sendiri. Sikap
tidak percaya diri ini muncul sebagai akibat dari pengaruh lingkungan
sekitar.Rasa takut menjadikan siswa malas untuk melakukan hal- hal yang
berbeda dari orang lain. Seseorang mempunyai keinginan untuk menjawab
pada saat orang lain memberikan pertanyaan dilingkungan sekitar tetapi
takut, terkadang pada saat ingin berjalan dihadapan orang banyak tetapi
malu. Cara yang paling utama untuk meningkatkan kepercayaan diri kita
adalah kemauan untuk mengubah diri yang muncul tanpa ada paksaan.
Salah satu yang menguatkan kepercayaan diri adalah kasih sayang orang
tua atau orang yang lebih dewasa , terkadang banyak orang tua menaruh
harapan yang terlalu besar terhadap anaknya, tanpa disesuaikan dengan
kemampuan anak itu sendiri.
Penalaran dapat membangun pemahaman matematis untuk
menjelaskan apa yang mereka lihat , mereka pikir dan mereka simpulkan
dalam menyeesaikan permasalahan matematika. Orang yang mempunyai
kepercayaan diri yang kuat akan mampu untuk menjelaskan alasan
mengenai jawaban, mampu menarik kesimpulan dari suatu pertanyaan

2
tanpa ada keraguan pada dirinya. Ktika proses belajar mengajar
berlangsung siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah
matematika dan membangun sendiri pengetahuan yang baru baginya. Cara
untuk menyelsaikan permasalahan matematika tersebut, siswa didorong
untuk membangun suatu ide, merumuskan serta membuktikan dugaan
yang muncul pada saat respon masalah. Setelah menjalani proses tersebut
diharapkan siswa terbiasa mengolah nalarnya dan harus mempunyai
kepercayaan diri untuk menyelesaikan masalah baik dalam ranah
matematika maupun diluarnya(Hendriana, 2014). Oleh karena itu untuk
membangun kepercayaan pada diri diperlukannya praktik-praktik yang
harus digunakan untuk membangun kepercayaan tersebut selain itu jangan
hanya sekedar teori saja melainkan diperlukannya praktik secara langsung
dan membuat sebuah hasil riset mengenai praktik membangun
kepercayaan tersebut.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan
permasalahan yaitu
1. Apa yang dimaksud dengan kepercayaan?
2. Bagaimana cara atau praktik membangun kepercayaan?
3. Bagaimana cara membangun kepercayaan dalam pembelajaran
matematika ?
4. Bagaimana hasil riset dari membangun kepercayaan ?
.

KAJIAN PUSTAKA

3
Kepercayaan diri merupakan modal dasar yang paling utama dalam diri
seseorang untuk bisa mengaktualisasikan diri. Percaya diri merupakan salah satu
hasil karya dari aktualisasi diri yang positif, dengan memiliki kepercayaan diri
siswa mampu mengembangkan bakat, minat dan potensi yang ada di dalam
dirinya sehingga bisa berkembang menjadi sebuah kesuksesan atau yang di sebut
dengan prestasi. Sikap percaya diri memiliki kontribusi yang besar terhadap
motivasi siswa. Seperti dalam melaksanakan kewajiban siswa sebagai pelajar,
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan dalam perencanakan
karir, siswa perlu mengenali potensi diri, membuat target yang akan ditempuh dan
mampu berkembang serta bersaing baik dalam dunia akademik maupun dunia
karir siswa.(Bangkit komara, 2016)

Kepercayaan diri sangat berpengaruh dan menentukan keberhasilan siswa


dalam kehidupannya. Kepercayaan diri sangat mempengaruhi kesuksesan dalam
belajar dan bekerja, dalam lingkungan keluarga, dan hubungan sosial dengan
orang lain. Individu yang memiliki kepercayaan diri yang baik memiliki
keyakinan dan selalu berusaha mengembangkan potensi diri secara maksimal serta
menunjukan yang terbaik dari dirinya dibuktikan dengan sebuah prestasi.
Sebaliknya siswa yang memiliki kepercayaan diri yang kurang baik, mereka tidak
mampu mengambangkan bakat, minat, dan potensi yang ada di dalam dirinya dan
tidak mampu mengaktualisasikan diri dengan maksimal serta bersifat pasif. Oleh
karena itu, peranan guru bimbingan dan konseling sangat penting dalam upaya
memberikan layanan pencegahan (preventif), informasi, motivasi, konseling
individual, dan konseling kelompok bagi siswa.Ada beberapa hal yang perlu
dipahami dalam membangun kepercayaan yaitu:

1. Kunci Membangun Kepercayaan (Usman, 2008)


Adapun kunci dari membangun kepercayaan ada lima meliputi:
a. Integritas ialah sifat-sifat yang jujur dan bermoral menurut
Robbins,2000 dalam(Usman, 2008).kejujuran adalah unsur yang
menentukan dalam peristiwa komunikasi.kejujuran tidak saja
menjadikan proses komunikasi menjadi efektif, tetapi juga mampu
menciptakan pemahaman yang baik di antara kumunikan dan
komunikator.pesan yang dilandasi kejujuran mengarah komunikasi
terhindar dari distori.apalagi jika momentum itu terjadi dalam
dunia pendidikan.nilai kejujuran mutlak dipenuhi.pendidikan tidak
hanya menciptakan tamatan yang pintar,tetapi juga harus
jujur.orang pintar belum tentu jujur, begitu pula sebaliknya orang
jujur belum tentu pintar.kejujuran menyaratkan ketidak
bohongan.orang jujur berarti tidak pernah dusta.tetapi orang yang
paling jujur sekalipun pasti prernah melakukan kebohangan,
namun dilakukan dalam keadaan darurat dan untuk kebaiakan

4
b. Kompetensi terdiri atas kompetensigenerik dan
spesifik.kopetensigenerik ialah kompetensi yang bersifat umum
yang harus dimiliki seorang pekerja.sedangkan kopetensi spesifik
ialah kompetensi khusus untuk mengerjakan pekerjaan khusus.
Secara umum,kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak.kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten
dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi
kompeten,dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan,dan
nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu menurut Puskur, 2002
dalam(Usman, 2008) .sedangkan menurut Conny R. Semiawan
2006 dalam(Usman, 2008) mendefinisikan kompetensi sebagai
kemampuan (ability),keterampialn (skill),dan sikap (attitude) yang
benar dan tuntas untuk menjalankan perannya secara lebih efisien.
c. Konsistensi ialah sifat kokoh atau teguh (persistent) pada
pendirian, meskipun berbagai ancaman menghadang. Orang yang
konsisten dapat diramalkan tingkah lakunya, tidak mudah berubah-
ubah perilakunya (sikap,pikiran,dan perbuatannya),ucapan, dan
janjinya dapat dipercaya, serta cocok antara kata dengan
perbuatannya.ketidak konsistenan antara ucapan dan perbuatan
janji dan buktinya, dapat mengurangi bahkan menghilangkan
kepercayaan.
d. Kesetiaan ialah keinginan untuk selalu
melindungi,menyelamatkan,mematuhi atau taat pada apa yang
disuruh atau dimintanya, dan penuh pengabdian.orang yang setia
tidak akan berkhianat,serong, atau selingkuh.
e. Keterbukaan ialah keadaan dimana setiap orang yang terkait
dengan pendidikan dapat mengatahui proses dan hasil pengambilan
keputusan dan kebijakan sekolah.keterbukaan sama dengan
polos,apa adanya,tidak bohong,tidak curang,jujur,dan terbuka
terhadap publik tetang apa yang dikerjakan oleh sekolah.ha-hal
yang dibuka misalnya adalah administrasi kedinasan,keuangan
sekolah,manajemen sekolah,dan kebijakan sekolah.Pemimpin Unit
Produksi Sekolah (UPS) yang terikat dengan warga sekolah,dalam
pengembangan UPS harus melakuka diskusi terbuka dalam
memajukan UPS menurut Hisrich dan Peters,2002 dalam (Usman,
2008).keterbukaan seseorang entrepreneur manajemen UPS dapat
mengurangi, bahkan menghilangkan rasa saling curiga antara
sekolah dengan stakeholder-nya.sekolah yang dicurigai tidak jujur
akan ditnggalkan stakeholder-nya.
2. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan (al-maqasarry, 2016)
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri. Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri adalah sebagai berikut:

5
 Pengendalian diri
Pengendalian diri mutlak diperlukan bagi siapa saja untuk
mengenali dirinya sendiri. Segala kelebihan maupun kekurangan
setidaknya diketahui untuk dapat meningkatkan perkembangan
pribadi.
 Umpan balik
Umpan balik adalah sarana yang efektif untuk berinteraksi dengan
diri sendiri maupun lingkungannya untuk memperoleh jati diri kita
yang sebenarnya agar mempermudah sikap pribadi.
 Upaya pembentukan sikap
Upaya pembentukan sikap adalah upaya untuk mengembangkan
sisi positif dan mengatasi sisi negatif yang dimiliki sehingga
mampu memupuk sikap-sikap positif.
 Pengembangan diri
Pengembangan diri hendaknya sejalan dengan penyesuaian
terhadap lingkungan sosial yang dapat membangkitkan rasa puas,
karena selain ia mampu mengembangkan diri, lingkungan pun bisa
menerimanya dengan baik.
 Kesuksesan
Kesuksesan yang diraih seseorang akan meyakinkan dirinya bahwa
ia memiliki kemampuan yang cukup. Akan tetapi kesuksesan yang
diraih dengan tingkat kesulitan yang lebih besar akan memupuk
rasa percaya diri dari pada kesuksesan yang diraih dengan usaha
yang sedikit
 Penampilan fisik
Individu yang memiliki penampilan menarik merasakan sikap
sosial yang menguntungkan dan hal ini akan mempengaruhi
konsep diri sehingga lebih percaya diri.
 Bakat
Rasa percaya diri akan meningkat dengan mantap jika seseorang
memiliki bakat/keterampilan yang membuatnya dibutuhkan orang
lain.

Menurut Rini 2000 dalam(al-maqasarry, 2016) kepercayaan diri


tidak diperoleh secara instan, melainkan melalui proses yang
berlangsung sejak usia dini dalam kehidupan. Meskipun banyak faktor
yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, namun faktor pola
asuh dan interaksi di usia dini merupakan faktor yang amat mendasar
bagi pembentukan rasa percaya diri. Sikap orang tua akan diterima
oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orang tua yang
menunjukkan perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta
kelekatan emosional yang tulus dengan anak akan membangkitkan rasa
percaya diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya
berharga dan bernilai di hadapan orang tuanya. Lain halnya dengan

6
orang tua yang kurang memberikan perhatian pada anak atau suka
mengkritik, dan sering memarahi anak. Namun kalau anak berbuat
baik tidak pernah dipuji karena orang tua tersebut tidak pernah puas
dengan hasil yang dicapai oleh anak, ataupun seolah-olah menunjukan
ketidakpercayaan orang tua pada kemampuan dan kemandirian anak.
Terkadang sikap orang tua yang terlalu overprotective terhadap anak,
juga dapat berdampak meningkatkan ketergantungan dan menghambat
kepercayaan diri pada anak sehingga anak tidak dapat belajar
mengatasi masalah dan tantangannya sendiri karena segala sesuatu
disediakan/dibantu orang tua.

3. Aspek – Aspek dalam Membangun Kepercayaan

Menurut Lauster (2002)dalam (kusrini, 2014) mengemukakan ada


lima aspek yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, yaitu (1)
Keyakinan akan kemampuan diri, maksunya sikap positif seseorang
tentang dirinya. (2) Optimisme yaitu sikap positif seseorang yang selalu
berpandangan baik dalam menghadapi segala hal. (3) Objektif yaitu sikap
seseorang yang memandang segala sesuatu sesuai dengan kebenaran yang
semestinya. (4) Bertanggung jawab, yaitu kesediaan seseorang untuk
menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. (5)
Rasional dan realitas, yaitu kemampuan menganalisa masalah atau
kejadian dengan menggunakan pikiran yang masuk akal.

4. Cara –Cara Membangun Kepercayaan

Cara membangun kepercayaan adalah menjadi permimpin yang


mampu menyesuaikan diri, teguh pendiriannya, peduli, dapat dipercaya,
jujur, bersama- sama menciptakan visi dan budaya, bersama- sama
menciptakan nilai dan tujuan, menjadi pendengar yang baik,
mendemonstrasikan pengalaman yang profesional, komitmen terhadap diri
sendiri, kelompok dan organisasi. Tentu saja hal ini susah untuk
dilaksanakan dizaman sekarang ini karena pengarus globalisasi juga dan
penyebaran informasi yang sangat cepat sehingga informasi tersebut
kadangkala belum memiliki fakta yang sebenarnya.(Usman, 2013)

5.Pembelajaran Matematika

Pendidikan matematika di tanah air saat ini sedang mengalami


perubahan paradigma. Terdapat kesadaran yang kuat, terutama di kalangan
pengambil kebijakan, untuk memperbaharui pendidikan matematika.
Tujuannya adalah agar pembelajaran matematika lebih bermakna bagi
siswa dan dapat memberikan bekal kompetensi yang memadai baik untuk
studi lanjut maupun untuk memasuki dunia kerja (Sutarto Hadi, 2005).

7
Paradigma baru pendidikan saat ini masih diharapkan lebih menekankan
pada peserta didik (siswa) sebagai manusia yang memiliki potensi untuk
belajar dan berkembang. Siswa harus aktif dalam pencarian dan
pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak terbatas pada apa yang
disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah perannya, tidak lagi sebagai
pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi
fasilitator yang membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan
oleh diri mereka sendiri(yuliana gazali, 2016).Pembelajaran matematika
bagi para siswa merupakan pembentukan pola fikir dalam pemahaman
suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara
pengertian pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika para
dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang
sifat sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek
(abstraksi) . Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai
alat untuk memahami atau menyampaikan informasi misalnya melalui
persamaan persamaan atau tabel tabel dalam model matematika yang
merupakan penyederhanaan dari soal soal cerita atau soal soal uraian
matematika.

NCTM (National Coucil of Teachers of Mathematics ) merekomendasikan


4(empat) prinsip pembelajaran yaitu:

1. Matematika sebagai pemecahan masalah


2. Matematika sebagai penalaran
3. Matematika sebagai komunikasi
4. Matematika sebagai hubungan (erman)

Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka untuk


memiliki kemampuan berfikir logis , analitis, dan sistematis serta memiliki
kemampuana untuk bekerja sama. Standar isi dan Standar kompetensi
lulusan menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Memahami konsep matematika , menjelaskan keterkaitan antara


konsep dan cara mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes,
akurat ,efisien dan tepat dalam penyelesaian masalah.
b. Menggunakan pola penalaran dan sifat, melakukan manipulasi
matematika, dan membuat generalisasi , menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah ,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menapsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol , tabel, diagram, atau
media lan untuk menjelaskan keadaan /masalah.

8
e. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
sehari hari yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
pelajaran matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.

PEMBAHASAN

Dalam membangun sebuah kepercayaan serta praktik membangun kepercayaan


tersebut terutama secara khusus mengenai praktik membangun kepercayaan dalam
pembelajaran matematika kita harus memahami beberapa hal penting seperti: apa
yang dimaksud dengan kepercayaan, membangun kepercayaan,kunci dasar
membangun kepercayaan, aspek aspek membangun kepercayaan dan
pemebalajaran matematika itu sendiri

9
A. Pengertian Kepercayaan
 Secara umum definisi kepercayaan berkenaan dengan adanya
kepercayaan oleh pihak pertama (one party) kepada pihak kedua
(another party) bahwa pihak kedua akan berperilaku yang
menyebabkan mendatangkan hasil yang positif kepada pihak
pertama. Oleh karena itu, substansi definisi kepercayaan dapat
dibedakan kepada dua hal pokok, yakni kepercayaan adalah
kejujuran partner (trust is the partner’s honesty), yang mencakup
kepercayaan pihak pertama kepada partnernya bahwa partnernya
akan memenuhi janjijanjinya yang diikrarkan, dan kepercayaan
adalah binovelen dari partner (trust is the partner’s benovelence),
yang berkenaan dengan sejauhmana pihak pertama percaya bahwa
pihak kedua benar-benar tertarik kepada kesejahteraan (welfare)
kepada pihak pertama. Oleh karena itu, kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan mencakup tentang bagaimana perusahaan
tersebut berperilaku seperti kejujuran, integritas, kapabilitas,
konsistensi, dan berbagai performa lainnya merupakan hal-hal
yang membentuk kepercayan pelanggan.(sumarwan, 2011)
 Trust secara umum dapat diartikan sebagai kepercayaan kepada
pihak lain dikarenakan pihak tersebut dapat dipercaya. Seseorang
atau perusahaan dapat dipercaya karena mempunyai integritas yang
tinggi yang dihubungkan dengan kualitas seperti konsisten,
berkompeten, jujur, adil, bertanggung jawab, sangat menolong, dan
baik hati (kebajikan).(sumarwan, 2011)
 Sedangkan menurut Wiedenfels yang dikutip oleh Restika
Firdayanti bahwa kepercayaan ada ketika konsumen memiliki
keyakinan terhadap integritas, benovelence, competency dan
predictability. Dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
1. Integritas adalah kejujuran dan kemampuan menepati janji dari
pihak yang dipercaya (penjual). Integritas berkaitan dengan
bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual dalam menjalankan
bisnisnya. Integrity dapat dilihat dari sudut kewajaran
(fairness), pemenuhan (fulfillment), kesetiaan (loyalty),
keterus-terangan (honesty), keterkaitan (dependability), dan
kehandalan (reliability).
2. Benevolence (kebaikan hati) adalah perhatian dan motivasi
untuk bertindak sesuai dengan kepentingan konsumen oleh
penyedia barang. Kebaikan hati merupakan kemauan penjual
dalam memberikan kepuasan yang saling menguntungkan
antara dirinya dengan konsumen. Penjual bukan semata-mata
menjual profit maksimum semata, melainkan juga memiliki
perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen.

10
Benevolence meliputi perhatian, empati, keyakinan, dan daya
terima.
3. Competency adalah kemampuan penjual untuk melaksanakan
kebutuhan dari konsumen. Dalam hal ini, bagaimana penjual
mampu menyediakan, melayani, sampai mengamankan
transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen
memperoleh jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual
dalam melakukan transaksi. Competency meliputi pengalaman,
pengesahan institusional, dan kemampuan dalam ilmu
pengetahuan.
4. Predictability adalah konsistensi perilaku oleh penjual.
Kemampuan penjual untuk memberikan kepastian akan barang
yang dijual, sehingga konsumen dapat mengantisipasi dan
memprediksi tentang kinerja penjual. Predictability meliputi
B. Praktik atau Cara Membangun Kepercayaan
Tentunya tidak mudah mendapatkan penjelasan sosio-Kultural
untuk situasi mental public yang menyulitkan terlaksananya niat baik.
Sebaliknya terselenggaranya niat jahat . Boleh jadi karena semakin
pasifnya perbuatan jahat atau tidak baik kita lakuaka, membuat kita
kemudian menjadi lebih mudah menerimanya sebagai kelumrahan jagang
jangan juga sebagaibagian dari kebaikan. (Usman, 2013)
Kepercayaan terjadi ketika pihak yang memiliki persepsi tertentu
yang menguntungkan satu sama lain yang memungkinkan hubungan untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Seseorang mempercayai, kelompok atau
lembaga akan terbebas dari kekhawatiran dan kebutuhan untuk memonitor
perilaku pihak lain, sebagian atau seluruhnya. Kepercayaan adalah cara
yang efisien untuk menurunkan biaya transaksi dalam hubungan sosial,
ekonomi dan politik menurut Fukuyama, 1995 dalam(nawawi, 2012).
Kepercayaan adalah juga jauh lebih dari itu. Ini adalah fondasi dari semua
hubungan manusia dan interaksi institusional, dan kepercayaan
memainkan peran setiap kali kebijakan baru diumumkan menurut
Ocampo, 2006 dalam (nawawi, 2012)
Salah satu contoh yang dapat dilakukan oleh guru ialah pendekatan
pembelajaran menggunakan media tertentu yang menarik perhatian anak.
Media pembelajaran akan merangsang anak untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, ide untuk mengungkapkan perasaanya secara langsung karena
media wayang tersebut dapat menarik perhatian anak dilihat dari segi
bentuk wayang dan ceritanya. Dalam proses pembelajaran ini dapat
memudahkan kebiasaan siswa untuk dapat berbicara dengan orangorang
yang ada disekitarnya seperti guru, siswa yang lain maupun dengan orang
tua (utami ngesti handayani, 2014)

11
Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri harus ditingkatkan. MenuruL
indenfield 1997 dalam(al-maqasarry, 2016) menjelaskan ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam meningkakan atau
mengembangkan kepercayaan diri diantaranya sebagai berikut:
 Cinta
Yang penting bukan besarnya jumlah cinta yang diberikan,
tetapi mutunya. Individu perlu terus dicintai tanpa syarat,
untuk perkembangan harga diri yang sehat dan langgeng,
mereka harus merasa dihargai karena keadaan mereka
sesungguhnya, bukan keadaan mereka yang seharusnya, bukan
keadaan mereka yang sesungguhnya atau yang diinginkan orang
lain.
 Rasa aman
Ketakutan dan kekhawatiran merupakan hal yang berpengaruh
terhadap kepercayaan diri individu. Individu yang selalu
khawatir bahwa kebutuhan dasar mereka tidak akan terpenuhi,
atau dunia lahiriah atau batiniah mereka setiap saat akan hancur.
Akan sulit mengembangkan pandangan positif tentang diri
mereka, orang lain, dan dunia pada umumnya. Bila indvidu
merasa aman, mereka secara tidak langsung akan mencoba
mengembangkan kemampuan mereka dengan menjawab
tantangan serta berani mengambil resiko.
 Model peran
Mengajar lewat contoh adalah cara paling efektif agar anak
mengembangkan sikap dan ketrampilan sosial yang diperlukan
untuk percaya diri. Dalam hal ini peran orang lain sangat
dibutuhkan untuk dijadikan contoh bagi individu dalam
meningkatkan kepercayaan dirinya.
 Hubungan
Untuk mengembangkan rasa percaya diri terhadap “segala
macam hal”, individu jelas perlu mengalami dan
bereksperimen dengan beraneka hubungan dari yang dekat dan
akrab di rumah, teman sebaya, maupun yang lebih asing. Melalui
hubungan, individu juga membangun rasa sadar diri dan
pengenalan diri yang merupakan unsur penting dari rasa percaya
diri batin.
 Kesehatan
Untuk bisa menggunakan kekuatan dan bakat kita, kita
membutuhkan energi. Jika individu dalam keadaan sehat, bisa
dipastikan bahwa ia akan mendapatkan lebih banyak perhatian,
dorongan moral, dan bahkan kesempatan dalam masyarakat atau
lingkungan sekitarnya.

12
C. Praktik Membangun Kepercayaan dalam Pembelajaran Matematika
Salah satu aspek yang terpenting dalam diri seorang siswa
adalah kepercayaan. Kepercayaan diri berasal dari dalam jiwa
bahwa kehidupan seperti apapun harus dihadapi. Seperti yang
diungkapakan oleh Angelis (2007: 10) bahwa “Percaya diri
merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia bahwa tantangan
hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Percaya diri
itu lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk melakukan
sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukan.” Kepercayaan diri
merupakan kemampuan melihat usaha untuk mengggali potensi
diri yang tersembunyi kemudian mengembangkannya dan mampu
memanfaatkannya dengan baik. Seperti diungkapkan bahwa
“kepercayaan diri adalah kemampuan melihat, menggali,
mengembangkan, dan memanfaatkan potensi diri secara
maksimal”.
Menurut Leonetti Mulya, 2012: 221 dalam (achdiyat, 2016)
mendefinisikan bahwa “percaya diri adalah kepercayaan seseorang
dalam kesanggupannya untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan”.
Kepercayaan akan kesanggupan menghadapi tantangan hidup baik
yang berupa pekerjaan ataupun tugas merupakan bentuk
kepercayaan diri. Semakin sanggup untuk melaksanakan tugas
menunjukan semakin besar pula kepercayaan diri, begitu pula
sebaliknya (achdiyat, 2016)
Selain Kepercayaan Diri, Keaktifan siswa dikelas berperan
pula dalam upaya meraih prestasi belajar matematika, Maka dari
itu siswa yang aktif adalah siswa yang mampu membuat perubahan
yang berupa usaha yang berkembang semakin baik dalam bentuk
mendengarkan, berbicara, atau mengeluarkan pendapat sehingga
menciptakan banyak manfaat dan diperlukan prinsip untuk
mengembangkannya sehingga siswa mampu mendapatkan
presatasi belajar matematika yang baik (achdiyat, 2016)
D. Hasil Riset
Berdasarkan hasil riset cara untuk membangun kepercayaan berhubungan
dengan:
 Keterbukaan diri (self disclosure) merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan dalam interaksi sosial. Individu
yang terampil melakukan self disclosure mempunyai ciri-ciri
yakni memiliki rasa tertarik kepada orang lain daripada mereka
yang kurang terbuka, percaya diri sendiri, dan percaya pada orang
lain Menurut Taylor & Belgrave, 1986; Johnson, 1990 dalam (b
.gainau, 2009). Sebagai salah satu aspek penting dalam hubungan
sosial, self disclosure juga perlu bagi remaja, karena masa remaja
merupakan periode individu belajar menggunakan kemampuannya

13
untuk memberi dan menerima dalam berhubungan dengan orang
lain. Sesuai dengan perkembangannya, remaja dituntut lebih
belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih
luas dan majemuk. Keterampilan self disclosure yang dimiliki
oleh remaja, akan membantu siswa dalam mencapai kesuksesan
akademik dan penyesuaian diri. Apabila remaja tersebut tidak
memiliki kemampuan self disclosure, maka dia akan mengalami
kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya dalam
lingkungan sekolah banyak dijumpai adanya komunikasi yang
kurang efektif antara siswa dengan guru, dan siswa dengan
temantemannya. Salah satu penyebab adalah kurang adanya
keterbukaan diri (self disclosure) siswa. Hal ini dapat dilihat dari
gejala-gejala seperti tidak bisa mengeluarkan pendapat, tidak
mampu mengemukakan ide atau gagasan yang ada pada dirinya,
merasa was-was atau takut jika hendak mengemukakan sesuatu
menurut Johnson, 1990 dalam (b .gainau, 2009)
 Adil
Keadilan dapat diartikan sebagai kebaikan, kebajikan dan
kebenaran, yaitu suatu kewajiban moral yang mengikat antara
anggota masyarakat yang satu dengan lainnya. Keadilan sebagai
nilai yaitu yang menjadi tujuan yang disepakati bersama oleh
anggota masyarakat serta diusahakan pencapaiannya demi keadilan
itu sendiri. Makna lain dari keadilan adalah sebagai hasil atau suatu
keputusan yang diperoleh dari penerapan atau pelaksanaan hukum.
Keadilan juga diartikan sebagai unsur ideal, yaitu sebagai suatu
cita atau suatu ide yang terdapat dalam semua hukum.(johan
nasution, 2014)
 Ungkapan Perasaan Sejujurnya dan Berkata Benar
Jujur adalah kecenderungan untuk berbuat atau berperilaku yang
sesunguhnya dengan apa adanya, tidak berbohong, tidak mengada-
ada, tidak menambah dan tidak mengurangi, serta tidak
menyembunyikan informasi (Suparman, 2011). Bersikap jujur
adalah berkata apa adanya, terbuka, konsisten dengan apa yang
dikatakan dan dilakukan, berani karena benar, serta dapat dipercaya
menurut Jamani, Arkanudin, & Syarmiati, 2013 dalam (Ungusari,
2015)
 Tunjukkan Sikap Konsistensi
Konsistensi ialah sifat kokoh atau teguh (persistent) pada
pendirian, meskipun berbagai ancaman menghadang. Orang yang
konsisten dapat diramalkan tingkah lakunya, tidak mudah berubah-
ubah perilakunya (sikap,pikiran,dan perbuatannya),ucapan, dan
janjinya dapat dipercaya, serta cocok antara kata dengan
perbuatannya.ketidak konsistenan antara ucapan dan perbuatan

14
janji dan buktinya, dapat mengurangi bahkan menghilangkan
kepercayaan.(Usman, 2008)
 Menepati Janji
Menurut Wikipedia Konsistensi atau menepati janji ialah sifat
kokoh atau teguh (persistent) pada pendirian, meskipun berbagai
ancaman menghadang. Orang yang konsisten dapat diramalkan
tingkah lakunya, tidak mudah berubah-ubah perilakunya
(sikap,pikiran,dan perbuatannya),ucapan, dan janjinya dapat
dipercaya, serta cocok antara kata dengan perbuatannya.ketidak
konsistenan antara ucapan dan perbuatan janji dan buktinya, dapat
mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan.
 Kepercayaan
Kepercayaan adalah cara yang efisien untuk menurunkan biaya
transaksi dalam hubungan sosial, ekonomi dan politik menurut
Fukuyama, 1995 dalam(nawawi, 2012). Kepercayaan adalah juga
jauh lebih dari itu. Ini adalah fondasi dari semua hubungan
manusia dan interaksi institusional, dan kepercayaan memainkan
peran setiap kali kebijakan baru diumumkan menurut Ocampo,
2006 dalam (nawawi, 2012)

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan materi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
membangun kepercayaan khususnya kepercayaan diri dalam pembelajaran
matematika serta hasil riset haruslah kita mengetahui beberapa hal terlebih
dahulu yaitu:
1. Kepercayaan diri merupakan modal dasar yang paling utama dalam
diri seseorang untuk bisa mengaktualisasikan diri. Percaya diri
merupakan salah satu hasil karya dari aktualisasi diri yang positif,
dengan memiliki kepercayaan diri siswa mampu mengembangkan
bakat, minat dan potensi yang ada di dalam dirinya sehingga bisa
berkembang menjadi sebuah kesuksesan atau yang di sebut dengan
prestasi.

15
2. Kepercayaan terjadi ketika pihak yang memiliki persepsi tertentu yang
menguntungkan satu sama lain yang memungkinkan hubungan untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Seseorang mempercayai, kelompok
atau lembaga akan terbebas dari kekhawatiran dan kebutuhan untuk
memonitor perilaku pihak lain, sebagian atau seluruhnya. Kepercayaan
adalah cara yang efisien untuk menurunkan biaya transaksi dalam
hubungan sosial, ekonomi dan politik
3. Adapun aspek aspek dalam membangun kepercayaan yaitu:(1)
Keyakinan akan kemampuan diri, maksudnya sikap positif seseorang
tentang dirinya. (2) Optimisme yaitu sikap positif seseorang yang
selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal. (3) Objektif
yaitu sikap seseorang yang memandang segala sesuatu sesuai dengan
kebenaran yang semestinya. (4) Bertanggung jawab, yaitu kesediaan
seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi
konsekuensinya. (5) Rasional dan realitas, yaitu kemampuan
menganalisa masalah atau kejadian dengan menggunakan pikiran yang
masuk akal
4. Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan
pola fikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam
penalaran suatu hubungan diantara pengertian pengertian itu. Dalam
pembelajaran matematika para dibiasakan untuk memperoleh
pemahaman melalui pengalaman tentang sifat sifat yang dimiliki dan
yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi) .
5. Selain Kepercayaan Diri, Keaktifan siswa dikelas berperan pula dalam
upaya meraih prestasi belajar matematika, Maka dari itu siswa yang
aktif adalah siswa yang mampu membuat perubahan yang berupa
usaha yang berkembang semakin baik dalam bentuk mendengarkan,
berbicara, atau mengeluarkan pendapat sehingga menciptakan banyak
manfaat dan diperlukan prinsip untuk mengembangkannya sehingga
siswa mampu mendapatkan presatasi belajar matematika yang baik
6. Berdasarkan hasil riset cara membangun kepercayaan yaitu:
 Keterbukaan diri (self disclosure) merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan dalam interaksi sosial. Individu
yang terampil melakukan self disclosure mempunyai ciri-ciri yakni
memiliki rasa tertarik kepada orang lain daripada mereka yang
kurang terbuka, percaya diri sendiri, dan percaya pada orang lain
 Keadilan dapat diartikan sebagai kebaikan, kebajikan dan
kebenaran, yaitu suatu kewajiban moral yang mengikat antara
anggota masyarakat yang satu dengan lainnya. Keadilan sebagai
nilai yaitu yang menjadi tujuan yang disepakati bersama oleh
anggota masyarakat serta diusahakan pencapaiannya demi keadilan
itu sendiri.

16
 Jujur adalah kecenderungan untuk berbuat atau berperilaku yang
sesunguhnya dengan apa adanya, tidak berbohong, tidak mengada-
ada, tidak menambah dan tidak mengurangi, serta tidak
menyembunyikan informasi
 Konsistensi ialah sifat kokoh atau teguh (persistent) pada
pendirian, meskipun berbagai ancaman menghadang. Orang yang
konsisten dapat diramalkan tingkah lakunya, tidak mudah berubah-
ubah perilakunya
 Orang yang konsisten dapat diramalkan tingkah lakunya, tidak
mudah berubah-ubah perilakunya (sikap,pikiran,dan
perbuatannya),ucapan, dan janjinya dapat dipercaya, serta cocok
antara kata dengan perbuatannya.ketidak konsistenan antara ucapan
dan perbuatan janji dan buktinya, dapat mengurangi bahkan
menghilangkan kepercayaan.
 Kepercayaan adalah juga jauh lebih dari itu. Ini adalah fondasi dari
semua hubungan manusia dan interaksi institusional, dan
kepercayaan memainkan peran setiap kali kebijakan baru
diumumkan

DAFTAR PUSTAKA

Achdiyat, Maman. (2016). Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari


Kepercayaan Diri Dan Keaktifan Siswa Di Kelas. Diambil Dari
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/234984-Prestasi-Belajar-
Matematika-Ditinjau-Dar-6e4d01cc.Pdf
Al-Maqasarry, Ardi. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan
Diri.
B .Gainau, Maryam. (2009). Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa Dalam
Perspektif Budaya Dan Implikasinya Bagi Konseling. Diambil Dari
File:///C:/Users/Ayu/Downloads/17061-17784-1-Pb.Pdf

17
Bangkit Komara, I. (2016). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prestasi
Belajar Dan Perencanaan Karir Siswa, 5. Diambil Dari
File:///C:/Users/Ayu/Downloads/4474-9420-1-Pb.Pdf
Hendriana, H. (2014). Membangun Kepercayaan Diri Siswa Melalui
Pembelajaran Matematika Humanis, 19. Diambil Dari
Http://Journal.Fpmipa.Upi.Edu/Index.Php/Jpmipa/Article/Viewfile/424/32
9
Johan Nasution, Bahder. (2014). Kajian Filosofis Tentang Konsep Keadilan Dari
Pemikiran Klasik Sampai Pemikiran Modern. Diambil Dari
File:///C:/Users/Ayu/Downloads/11106-20138-1-Pb.Pdf
Kusrini, Wiro. (2014). Hubungan Dukungan Sosial Dan Kepercayaan Diri
Dengan Prestasi Bahasa Inggris Siswa Kelas Viii Smp Negeri 6 Boyolali,
15. Diambil Dari File:///C:/Users/Ayu/Downloads/673-966-1-Sm.Pdf
Nawawi, Juanda. (2012). Membangun Kepercayaan Dalam Mewujudkan Good
Governance. Diambil Dari
Http://Repository.Unhas.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/2255/Jurnal-
02b.Pdf?Sequence=4
Pritama, D. (2015). Studi Tentang Upaya Guru Dalam Meningkatkan
Kepercayaan Diri Siswa Sd Negeri 1 Pengasih. Diambil Dari
Http://Journal.Student.Uny.Ac.Id/Ojs/Index.Php/Pgsd/Article/Viewfile/113
6/1008
Rahayuningdyah, E. (2016). Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Melalui
Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas Viii D Di Smp Negeri 3
Ngrambe, 1. Diambil Dari File:///C:/Users/Ayu/Downloads/155-525-1-
Pb.Pdf
Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konsumen: Teori Dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Diambil Dari
Http://Eprints.Stainkudus.Ac.Id/478/14/5.%20bab%20ii%20edit.Pdf
Ungusari, E. (2015). Kejujuran Dan Ketidakjujuran Akademik Pada Siswa Sma
Yang Berbasis Agama Saat Situasi Mengerjakan. Diambil Dari
Http://Eprints.Ums.Ac.Id/36940/1/02.%20naskah%20publikasi.Pdf
Usman, H. (2008). Manajemen, Teori Praktik Dan Riset Pendidikan (2 Ed.).
Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Usman, H. (2013). Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan (4 Ed.). Pt
Bumi Aksara.
Utami Ngesti Handayani, Tri. (2014). Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri
Dengan Metode Bercerita Menggunakan Wayang Kardus Pada Anak.
Diambil Dari Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?
Article=251673&Val=6769&Title=Upaya%20meningkatkan
%20kepercayaan%20diri%20dengan%20metode%20bercerita
%20menggunakan%20wayang%20kardus%20pada%20anak

18
Yuliana Gazali, Rahmita. (2016). Pembelajaran Matematika Yang Bermakna, 2.
Diambil Dari Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/176892-Id-
Pembelajaran-Matematika-Yang-Bermakna.Pdf

19

Anda mungkin juga menyukai