Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MK.

SEJARAH DAN TEORI PERENCANAAN DAN


PENGEMBANGAN WILAYAH
(PEMILIHAN LOKASI PUSAT INDUSTRI BAHAN BAKU BERAT)

OLEH :

NAMA : IRFAN

NIM : P022221005

PROGRAM STUDI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH


MAGISTER PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
PEMILIHAN LOKASI PUSAT INDUSTRI BAHAN BAKU BERAT

A. Kajian Teori
Teori Lokasi Industri Weber(1929).
Alfred Weber lewat bukunya yang berjudul “Uber den Standart
der Industrien” atau Theory of The Location of Industries. Menurut
Weber, pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip meminimalisir
biaya. Teori tersebut menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknya
diletakkan di tempat yang memiliki biaya sewa lahan minimal. Weber juga
menyebutkan faktor yang mempengaruhi lokasi industri yaitu biaya
transportasi, upah tenaga kerja, dan dampak aglomerasi dan deaglomerasi
industri.
Biaya transportasi diasumsikan berbanding lurus terhadap jarak
yang ditempuh dan berat barang, sehingga titik terendah biaya transportasi
menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku dan distribusi
hasil produksi. Biaya transportasi akan bertambah secara proporsional
dengan jarak. Titik terendah biaya transportasi adalah titik yang
menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku (input) dan
distribusi hasil produksi.
Dalam teori penentuan lokasi industri yang dikemukakan oleh
alfred webber. Dijelaskan ada konsep isotim (kurva garis biaya
transportasi) dan isodapane (kurva gariskenaikan biaya transportasi).

Gambar 1. Pola Isotim dan Isodapane dalam Teori webber


Konsep isotim dan isodapane dalam penentuan lokasi indutri oleh
Alfred webber sebagai berikut :
 Sebuah isotim, yang merupakan garis biaya transportasi yang sama
untuk setiap produk atau materi.
 Isodapane yang merupakan garis biaya transportasi total. Isodapane
ini ditemukan dengan menambahkan semua isotims di lokasi.
Dari pengertian keduanya maka konsep tersebut dapat disimpulkan
bahwa semakin dekat lokasi industri terhadap bahan baku maka semakin
kecil biaya transportasi yang dikeluarkan, sedangkan jika semakin jauh
lokasi industri dari bahan baku dan semakin dekat dengan pasar maka
biaya transportasi yang dikeluarkan semakin besar. Hal tersebut
disebabkan teori ini diterapkan pada produk industri yang memiliki daya
tahan bahan baku minim.
B. Penentuan Lokasi Industri
Pemilihan lokasi industri baik pabrik baru maupun perluasan
(ekspansi) dimaksudkan untuk memperoleh lokasi yang mampu
memberikan unit cost dari proses produksi dan distribusi yang rendah atau
mampu memberikan efisiensi yang maksimum.
Tahap yang perlu diperhatikan :
 Menentukan daerah
 Menentukan lingkungan masyarakat
 Memilih lokasi yang terbaik (kota besar, Di pinggir kota, di luar
kota)
Faktor – faktor yang mempengaruhi Penentuan Lokasi Industri :
 Lokasi pasar
 Sumber bahan baku
 Transportasi
 Sumber energi atau tenaga listrik
 Iklim
 Buruh atau tingkat upah
 Undang-undang dan sistem perpajakan
 Sikap masyarakat
 Air dan limbah industri
Metode Penentuan Lokasi Industri :
 Metode beban skor
adalah penentuan lokasi pabrik secara kualitatif. metode ini sangat
mudah digunakan tetapi penilaiannya sangat subyektif, sehingga
jarang digunakan. langkah-langkahnya:
1. Menentukan faktor-faktor yang akan dinilai
2. Memberikan skor untuk setiap faktor yang dinilai
3. Memberikan bobot berdasarkan tingkat kepentingan
masing-masing faktor.
4. Mengalikan skor x bobot setiap faktor
5. Menentukan lokasi dengan mendasarkan pada nilai beban
skor tertinggi
 Metode perbandingan biaya
Metode ini dilakukan dengan membandingkan total biaya masing-
masing alternatif lokasi.
 Metode break even point (bep)
Bep merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menganalisa alternatif pemilihan lokasi pabrik yang optimum.
Bep adalah titik dimana
Total pendapatan = total biaya.
 Metode transportasi
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan
produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan secara
optimal. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
Penggunaan metode transportasi adalah:
1. kapasitas pabrik sebagai sumber
2. kapasitas permintaan di wilayah pemasaran atau gudang
Sebagai tujuan
3. biaya produksi masing-masing pabrik
4. biaya distribusi dari tempat asal ke tempat tujuan.
 Metode load distance
Metode Load Distance adalah metode yang mempertimbangkan
beban pekerja (load) serta jarak (distance). Lokasi yang dipilih
adalah tempat yang meminimumkan jumlah perkalian antara load
dan distance. Apabila load distance terkecil berarti dapat
mendekatkan tempat-tempat yang loadnya besar.
 Metode centre of gravity
Dalam metode center of gravity akan dicari koordinat X dan Y
dari lokasi pabrik/perusahaan yang direncanakan dengan
menggunakan rata-rata hitung. Koordinat X sebesar rata-rata
tertimbang dari koordinat X semua titik. Timbangan menggunakan
load atau beban kerja masing-masing tempat pabrik/perusahaan.
C. Bahan Baku Berat ( Bahan Tambang Semen)
Memasuki era globalisasi dan era zaman MEA ini, Indonesia
merupakan salah satu negara yang sedang berkembang juga tidak luput
menjadi sasaran dan target dari industrilisasi negara-negara maju yang
tujuan hanya tertuju pada upaya memaksimumkan keuntungan pada
investasi yang telah ditanamkan kepada negara kita ini. Namun demikian
kelanjutan hidup Negara tetap mesti bisa dilakukan dengan cara salah
satunya yakni menciptakan pembangunan ekonomi yang
berkesinambungan. Ini bisa dapat dilakukan melalui peranan dari sektor
industri pengolahan, termasuk industri pengolahan bahan tambang bahan
galian non logam bukan mineral seperti industri semen. Sektor bahan
galian non logam bukan mineral ini juga telah terbukti memberikan
sumbangsih terhadap pendapatan negara, membuka kesempatan lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat atau penduduk di sekitar pemukiman
wilayah industri semen beroperasi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi
wilayah dan pertumbuhan ekonomi nasional serta dapat mengembangkan
sektor-sektor perekonomian lainnya yang dapat menciptakan nilai tambah
di dalam pembangunan ekonomi negara.
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan semen
adalah batu kapur/batu gamping dan tanah liat. Kedua bahan baku tersebut
diperoleh dari proses penambangan di quarry. Penambangan bahan baku
merupakan salah satu kegiatan utama dalam keseluruhan proses produksi
semen. Perencanaan penambangan bahan baku sangat menentukan pada
proses – proses selanjutnya yang akhirnya bermuara pada kualitas dan
kuantitas semen. Dampak yang ditimbulkan pada industri bahan baku
seperti bahan tambang semen adalah :
 Dampak ekonomi
industri pertambangan ini biasanya muncul akibat dari dampak
ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan
yang mempengaruhi system ekonomi lokal, nasional serta pada
skala global yang terdiri dari tiga jenis dampak ekonomi, yakni:
dampak ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung dan
dampak ekonomi imbas/lanjutan. Dampak ekonomi secara
langsung ini merupakan perubahan potensi produktif kegiatan
ekonomi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan komunitas dan
prospek pembangunan dalam jangka panjang. Sedangkan yang
dimaksud dengan dampak ekonomi tidak langsung adalah
konsekuensi tambahan yang muncul sebagai akibat pengaruh
langsung transaksi keuangan dan aliran uang antara, dan dampak
ekonomi imbas/lanjutan merupakan lanjutan dari konsekuensi
dampak ekonomi langsung dan dampak ekonomi tidak langsung
yang dilihat dari transaksi keuangan antara pihak-pihak terkait.
 Dampak Sosial
Kegiatan pertambangan tidak selalu dapat dilaksanakan dengan
baik oleh kontraktor yang ditunjuk atau pemegang izin
pertambangan. Dalam melaksanakan kegiatan penambangan,
kontraktor yang ditunjuk selalu menimbulkan masalah. Masalah itu
tidak hanya terjadi antara masyarakat dengan kontraktor atau
pemegang izin pertambangan tapi juga antara Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Daerah. Kesenjangan penerimaan penghasilan
juga diperoleh pada level pemerintahan antara pemerintahan daerah
penghasil tambang dengan penerimaan pemerintah pusat serta
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan
pertambangan. Penataan dan pembangunan lingkungan buatan
akan berdampak pada aspek Sumber Daya Alam (SDA) baik air,
udara dan tanah. Semua itu akan memberikan dampak pada aspek
sosial, baik perubahan ke arah negatif maupun ke arah positif
D. Penentuan lokasi industri bahan baku berat
Menurut Glasson dalam Waluyo, 2009 penentuan lokasi industri
berdasarkan pada klasifikasi variabel lokasi industri, yang meliputi
variable lereng, ketinggian tempat, penggunaan lahan, bencana alam
(erosi), ketersediaan air tanah, penduduk, angkatan kerja, prasarana jalan,
fasilitas kesehatan, telepon dan indeks komposit. Sedangkan faktor - faktor
dalam penentuan lokasi industri adalah tenaga kerja, komunikasi, tempat
dan kedudukan bangunan serta faktor lingkungan. Selain faktor - faktor
tersebut metode pendekatan keuntungan terbesar selalu digunakan dalam
menentukan lokasi industri. Metode pendekatan, keuntungan terbesar
mencakup aspek-aspek pendekatan biaya terendah dan pendekatan daerah
pemasaran dan harus selalu diselaraskan dengan kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintah yang berhubungan dengan pertumbuhan
ekonomi yang disertai pemerataan pendapatan dan lapangan kerja.
Pada dasarnya pertumbuhan suatu wilayah atau Kawasan
Peruntukan Industri akan dipengaruhi oleh mekanisme ekonomi dan pasar.
Dengan sendirinya aliran kegiatan ekonomi dan investasi akan menuju
lokasi yang menyediakan imbalan tertinggi atas produk dan jasa yang
dikelolanya, baik berupa kemudahan-kemudahan berinvestasi, adanya
sumberdaya serta ketersediaan prasarana dan sarana, maupun besarnya
nilai tambah atas barang dan jasa yang diproduksi. Proses ini apabila
berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan suatu daerah yang
memiliki peluang akan semakin berkembang, sebaliknya daerah yang
kurang memiliki peluang akan semakin tertinggal. Berbagai kriteria, telah
disusun melalui beragam pendekatan, berdasarkan identifikasi terhadap
beberapa literatur, kriteria-kriteria yang biasa digunakan dalam
pertimbangan pemilihan lokasi industri bahan baku berat diantaranya :
1. Jarak ke Pusat Kota
Pertimbangan jarak ke pusat kota bagi lokasi Kawasan Peruntukan Industri
adalah dalam rangka kemudahan memperoleh fasilitas pelayanan baik
sarana dan prasarana maupun segi pemasaran.
2. Jarak terhadap pemukiman
Pertimbangan jarak terhadap permukiman bagi pemilihan lokasi kegiatan
industri, pada prinsipnya memiliki dua tujuan pokok, yaitu:
 Berdampak positif dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga
kerja dan aspek pemasaran produk. Dalam hal ini juga perlu
dipertimbangkan adanya kebutuhan tambahan akan perumahan
sebagai akibat dari pembangunan Kawasan Peruntukan Industri.
 Berdampak negatif karena kegiatan industri menghasilkan polutan
dan limbah yang dapat membahayakan bagi kesehatan masyarakat.
3. Jaringan Jalan Yang Melayani
Jaringan bagi kegiatan industri memiliki fungsi yang sangat penting
terutama dalam rangka kemudahan mobilitas pergerakan dan tingkat
pencapaian (aksesibilitas) baik dalam penyediaan bahan baku, pergerakan
manusia dan pemasaran hasil-hasil produksi. Jaringan jalan yang baik
untuk kegiatan industri, harus memperhitungkan kapasitas dan jumlah
kendaraan yang akan melalui jalan tersebut sehingga dapat diantisipasi
sejak awal kemungkinan terjadinya kerusakan jalan dan kemacetan. Hal
ini penting untuk dipertimbangkan karena dari kenyataan yang ada dari
keberadaan Kawasan Peruntukan Industri pada suatu daerah ternyata tidak
mudah untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
industri terhadap masalah transportasi.
4. Jarak Terhadap Lokasi Fasilitas dan Prasarana
 Jaringan listrik
Ketersediaan jaringan listrik menjadi syarat yang penting untuk
kegiatan industri. Karena bisa dipastikan proses produksi kegiatan
industri sangat membutuhkan energi yang bersumber dari listrik,
untuk keperluan mengoperasikan alat-alat produksi. Dalam hal ini
standar pelayanan listrik untuk kegiatan industri tidak sama dengan
kegiatan domestik dimana ada prasyarat mutlak untuk kestabilan
pasokan daya maupun tegangan.
 Jaringan telekomunikasi
Kegiatan industri tidak akan lepas dari aspek bisnis dalam rangka
pemasaran maupun pengembangan usaha. Untuk itulah jaringan
telekomunikasi seperti telepon dan internet menjadi kebutuhan
dasar bagi pelaku kegiatan industri untuk menjalankan
kegiatannya. Sehingga ketersediaan jaringan telekomunikasi
tersebut menjadi syarat dalam penentuan lokasi industri.
 Pelabuhan laut/outlet
Kebutuhan prasarana pelabuhan/outlet menjadi banyak bahan
pendukung yang tidak mungkin dipenuhi seluruhnya dari dalam
daerah/wilayah itu sendiri, misalnya kebutuhan peralatan mesin
dan komponen produksi lainnya yang harus diimport, demikian
kebutuhan yang mutlak, terutama bagi kegiatan pengiriman bahan
baku/bahan penolong dan pemasaran produksi, yang berorientasi
ke luar daerah dan keluar negeri (ekspor/impor).
5. Topografi
Pemilihan lokasi peruntukan kegiatan industri hendaknya pada areal lahan
yang memiliki topografi yang relatif datar. Kondisi topografi yang relatif
datar akan mengurangi pekerjaan pematangan lahan (cut and fill) sehingga
dapat mengefisienkan pemanfaatan lahan secara maksimal, memudahkan
pekerjaan konstruksi dan menghemat biaya pembangunan.
Topografi/kemiringan tanah maksimum 0 – 15 derajat.
6. Jarak terhadap sungai atau sumber air bersih
Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri sebaiknya
mempertimbangkan jarak terhadap sungai. Karena sungai memiliki
peranan penting untuk kegiatan industri yaitu sebagai sumber air baku dan
tempat pembuangan akhir limbah industri. Sehingga jarak terhadap sungai
harus mempertimbangkan biaya konstruksi dan pembangunan saluran-
saluran air. Disamping itu jarak yang ideal seharusnya juga
memperhitungkan kelestarian lingkungan daerah aliran sungai (DAS),
sehingga kegiatan industri dapat secara seimbang menggunakan sungai
untuk kebutuhan kegiatan industrinya tetapi juga dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan daerah aliran sungai
(DAS) tersebut. Jarak terhadap sungai atau sumber air bersih maksimum 5
(lima) Km dan terlayani sungai tipe C dan D atau Kelas III dan IV.
7. Kondisi Lahan
Peruntukan lahan industri perlu mempertimbangkan daya dukung lahan
dan kesuburan lahan. Daya dukung lahan erat kaitannya dengan jenis
konstruksi pabrik dan jenis produksi yang dihasilkan. Jenis konstruksi
pabrik sangat dipengaruhi oleh daya dukung jenis dan komposisi tanah,
serta tingkat kelabilan tanah, yang sangat mempengaruhi biaya dan
teknologi konstruksi yang digunakan. Mengingat bangunan industri
membutuhkan fondasi dan konstruksi yang kokoh, maka agar diperoleh
efisiensi dalam pembangunannya sebaiknya nilai daya dukung tanah
(sigma) berkisar antara 0,7 – 1,0 kg/cm2. Sementara itu, kesuburan lahan
merupakan faktor penting dalam menentukan lokasi peruntukan Kawasan
Peruntukan Industri. Apabila tingkat kesuburan lahan tinggi dan baik bagi
kegiatan pertanian maka kondisi lahan seperti ini harus tetap
dipertahankan untuk kegiatan pertanian dan tidak dicalonkan dalam
pemilihan lokasi Kawasan Peruntukan Industri.
8. Ketersediaan Lahan
Kegiatan industri umumnya membutuhkan lahan yang luas, terutama
industri industri berskala sedang dan besar. Untuk itu skala industri yang
akan dikembangkan harus pula memperhitungkan luas lahan yang tersedia,
sehingga tidak terjadi upaya memaksakan diri untuk konversi lahan secara
besar-besaran, guna pembangunan Kawasan Peruntukan Industri.
Ketersediaan lahan harus memasukan pertimbangan kebutuhan lahan di
luar kegiatan sektor industri sebagai ‘multiplier effects’ nya, seperti
kebutuhan lahan perumahan dan kegiatan permukiman dan perkotaan
lainnya.
9. Orientasi Lokasi
Mengingat Kawasan Peruntukan Industri sebagai tempat industri
manufaktur (pengolahan) yang biasanya merupakan industri yang bersifat
‘footlose’ maka orientasi lokasi sangat dipengaruhi oleh aksesibilitas dan
potensi tenaga kerja.
E. Kesimpulan
Dari hasil paparan penentuan lokasi pusat industri bahan baku berat dapat
disimpulkan sebagai berikut:.
a) Dalam menentukan lokasi industri, terdapat tiga faktor penentu
yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan dampak aglomerasi
dan deaglomerasi. Biaya transportasi diasumsikan berbanding lurus
terhadap jarak yang ditempuh dan berat barang, sehingga titik
terendah biaya transportasi menunjukkan biaya minimum untuk
angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi. Biaya
transportasi akan bertambah secara proporsional dengan jarak.
Semakin jauh jaraknya, maka semakin tinggi pula biaya
transportasinya.
b) Peruntukan lahan industri bahan baku berat ( bahan tambang
semen) perlu mempertimbangkan daya dukung lahan dan
kesuburan lahan. Daya dukung lahan erat kaitannya dengan jenis
konstruksi pabrik dan jenis produksi yang dihasilkan. Jenis
konstruksi pabrik sangat dipengaruhi oleh daya dukung jenis dan
komposisi tanah, serta tingkat kelabilan tanah, yang sangat
mempengaruhi biaya dan teknologi konstruksi yang digunakan.
c) Pada dasarnya pertumbuhan suatu wilayah atau Kawasan
Peruntukan Industri akan dipengaruhi oleh mekanisme ekonomi
dan pasar. Dengan sendirinya aliran kegiatan ekonomi dan
investasi akan menuju lokasi yang menyediakan imbalan tertinggi
atas produk dan jasa yang dikelolanya, baik berupa kemudahan-
kemudahan berinvestasi, adanya sumberdaya serta ketersediaan
prasarana dan sarana, maupun besarnya nilai tambah atas barang
dan jasa yang diproduksi.

Anda mungkin juga menyukai