Anda di halaman 1dari 30

PERSIMPANGAN DENGAN

ALAT PEMBERI ISYARAT


LAMPU LALU LINTAS (APILL)
PERSIMPANGAN

Persimpangan:
• Simpul jaringan jalan
• Lintasan kend. Berpotongan

Persimpangan Perlu Diatur


• Mengurangi/menghindari kecelakaan
karena adanya titik konflik
• Optimalisasi kapasitas persimpangan
saat operasi
KONFLIK PERGERAKAN PADA
PERSIMPANGAN

1. Persilangan Arus
langsung (memotong)

2. Diverging (memisah)

3. Merging (menyatu)

4. Weaving (menyilang))
JENIS PERSIMPANGAN

1. Persimpangan Sebidang
2. Simpang Susun

Klasifikasi Persimpangan Sebidang


1. Tidak terkanalisasi dan tidak
diperlebar
2. Tidak terkanalisasi dan diperlebar
3. Terkanalisasi
PENGATURAN PERSIMPANGAN
1. PRIORITAS
Pergerakan pada simpang diatur sesuai dengan
prioritas baik diatur melalui perambuan yaitu rambu
dan marka atau karena hirarki jalan (Mayor dan
minor)
2. BUNDARAN
Pergerakan pada simpang diatur sesuai dengan hak
utama pergerakan pada bundaran, yaitu kendaraan
yang telah memasuki bundaran mempunyai hak
utama
3. APILL
Pergerakan kendaraan atau pejalan kaki diatur
secara beruturan melalui alat pemberi isyarat lampu
lalu lintas
Dit. LLAJ
APILL

PENGERTIAN APILL
• merupakan suatu alat (manual, mekanis atau
elektris) alternatif, untuk pemberian prioritas bagi
masing-masing pergerakan LL pada persimpangan
secara berurutan, untuk memerintahkan para
pengemudi/ pejalan kaki utk berhenti atau berjalan.

ALAT INI MEMBERIKAN PRIORITAS BERGANTIAN DALAM


SUATU PERIODE WAKTU.
TUJUAN DARI PEMISAHAN WAKTU PERGERAKAN INI -->
UNTUK MENGHINDARKAN TERJADINYA PERGERAKAN YANG
SALING PERPOTONGAN MELALUI TITIK-TITIK KONFLIK
PADA SAAT BERSAMAAN
KAPAN APILL PERLU
DIPERTIMBANGKAN
Suatu persimpangan perlu dipertimbangkan
dipasang APILL, apabila :
1. Minimal rata-rata arus lalu lintas diatas 750 kend/jam
selama 8 jam dalam sehari
2. Waktu menunggu rata-rata telah melampaui 30 detik
3. Rata-rata jumlah pejalan kaki lebih dari 175 orang/jam
selama 8 jam dalam sehari
4. Sering terjadi kecelakaan
5. Kombinasi
6. Telah dipasang suatu sistem pengendalian lalu lintas
terpadu (ATC)
(TIDAK BAKU SESUAI SITUASI & KONDISI SETEMPAT)
MANFAAT APILL

1. Meningkatkan keselamatan LL pada persimpangan


• Mengurangi/menghilangkan Konflik
• Mengontrol Kecepatan Kendaraan

2. Meningkatkan effesiensi pergerakan LL pada


persimpangan  melalui efektivitas pemanfaatan
kapasitas persimpangan

3. Pemberian fasilitas bagi penyeberang pejalan kaki

4. Pengaturan distribusi dari kapasitas berbagai arah


arus lalu lintas (kendaraan umum, kendaraan pribadi,
sepeda motor dan lain-lain).
Keberhasilan ditentukan oleh :
1. Berkurangnya penundaan waktu (delay)
melalui persimpangan;
2. Angka kecelakaan berkurang

9
SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L
• Manual, yaitu digerakkan oleh manusia
(Manual Actuated Traffic Light Controller):
• Full manual : perpindahan nyala lampu
secara penuh dilakukan secara manual;
• Semi manual : Telah mempunyai program
tetap, namun penyalaan lampu hijau dapat
diatur secara manual oleh petugas;

• Kontrol dengan waktu tetap (Pre-timed)


Kontrol ini mempunyai pengaturan waktu hijau
yang telah ditentukan sebelumnya.
(lanj..) SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L
• Vehicle Actuated Traffic Light Controller
Waktu Hijau dihitung atas dari volume arus lalu lintas
yang didapat melalui detector kendaraan.
- maksud: untuk memperkecil waktu tunggu
- kerugian: kesulitan pengkoordinasian

• Semi Vehicle Actuated Traffic Light Controller.


Waktu Hijau minimum yang tetap untuk semua fase
(Fixed time), sesuai dengan keadaan lalu lintas, waktu
minimum dapat diperpanjang hingga mencapai waktu
maksimum.
- dipergunakan pada jalan-jalan yang tidak simetris
beban lalu lintasnya
- Juga untuk penyeberang pejalan kaki.
(lanj..) SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L
• Sistem Koordinasi, Gelombang Hijau (Green
Waves).
 pengabungan beberapa APILL yang
berdekatan sehingga kendaraan yang berada
dalam sistem tersebut akan selalu mendapat
nyala hijau (green waves).

• Mengabungkan beberapa APILL yang berdiri


sendiri (isolated)

• kecepatan tertentu dan tetap


(lanj..) SISTEM PENGATURAN
DENGAN A P I L L
• Computerized Traffic Light Controller.

Area Traffic Control System


Pengkoordinasian APILL secara terpadu dalam
suatu wilayah, berdasarkan volume aktual pada
ruas jalan dan persimpangan yang dikontrol
pada satu lokasi dengan sistem komputerisasi.

Informasi didapat, dari:


- detektor
- kamera TV
PRINSIP DASAR 
MENGKOMPROMIKAN

Jumlah Titik
Konflik Hambatan
VS

1. Pengunaan tahap sesedikit mungkin


2. Arus lalu lintas yg masuk persimpangan harus
dapat ditampung
3. Alokasi waktu tiap tahap sesuai kebutuhan
4. Sebaiknya dikoordinasikan (400 - 1000 m)
TEKNIK-TEKNIK

1. MENGIJINKAN PERGERAKAN
Volume pergerakan belok kanan tidak terlalu besar
Misal: belok kanan dan lurus yg berlawanan

2. MEMBATASI PERGERAKAN
Volume pergerakan belok kanan cukup besar, dan alasan
keselamatan
mis. - melarang belok kanan

3. MEMISAHKAN PERGERAKAN
arus lalu lintas yang akan menyebabkan konflik dipisahkan
adalah beberapa tahap
PERHITUNGAN
WAKTU
LAMPU LALU LINTAS
 Kuliah ke 13
 Parameter dasar dalam perhitungan pengaturan
waktu sinyal secara umum meliputi
 parameter pergerakan,
– Parameter pergerakan yang terutama adalah
untuk mendefinisikan pergerakan baik
kendaraan maupun pejalan kaki. Pergerakan
tersebut dibedakan berdasarkan lokasi
pergerakan dan arah pergerakan seperti alokasi
lajur, lurus, belok kiri, belok kanan.
 parameter waktu dan
 parameter ruang (geometri).
 Pergerakan kendaraan terdiri dari berbagai jenis
(kelas) sesuai jenis pengelompokan kelas yang
berlaku.
 Satuan dari kendaraan tersebut dapat dinyatakan dalam
kendaraan atau satuan mobil penumpang (smp).
 Sedangkan satuan bagi pejalan kaki biasanya dalam jumlah
orang persatuan waktu per lebar fasilitas.
 Perhitungan pengaturan waktu signal juga termasuk
perhitungan kinerja lalulintas di simpang seperti :
 tundaan,
 antrian dan
 jumlah stop
 Parameter waktu sinyal merupakan besaran waktu
yang berkaitan dengan pengaturan pergerakan yang
meliputi
 Waktu Siklus (Cycle Time) adalah waktu selama satu urutan
lengkap dari fase-fase sinyal lalulintas, satuan dalam detik.
 Fase (Phase) adalah satu tahapan sinyal dalam waktu mana
satu atau lebih pergerakan lalulintas mendapatkan
kesempan bergerak.
 Waktu Siklus Optimal (Optimum Cycle Time), Co
adalah waktu siklus yang memberikan nilai minimum
untuk parameter kinerja yang dipilih seperti tundaan,
panjang antrian, jumlah stop satuan dalam detik.
 Waktu Hilang (Lost Time), I adalah perioda waktu yang
secara efektif hilang (tidak dimanfaatkan oleh
pergerakan lalulintas).
 Arus Jenuh (Saturation Flow), S adalah tingkat arus
maksimum yang bergerak dari suatu antrian selama
waktu hijau dalam satuan kendaraan atau smp per
satuan waktu. Nilai arus jenuh dapat dihitung dengan
model yang merupakan fungsi dari lalulintas seperti
komposisi kendaraan, arah pergerakan kendaraan,
geometri simpang seperti lebar lajur, kelandaian,
keberadaan lajur khusus belok. Bila memungkinkan
sebaiknya bagi simpang yang telah ada, nilai arus
jenuh dapat diukur langsung di lapangan
 Waktu Antar Hijau, I adalah waktu antara berakhirnya hijau
dengan berawalnya hijau fase berikut. Panjang periode
intergreen diperoleh dari waktu pengosongan dan masuk
dari arus lalulintas yang konflik mengacu kepada titik
konflik. Kegunaan dari intergreen antara dua fase adalah
untuk menjamin agar kendaraan terakhir untuk fase yang
terakhir melewati titik konflik kritis sebelum kendaraan
pertama dalam fase berikutnya memasuki area yang sama.
PERHITUNGAN WAKTU
LAMPU LALU LINTAS
1. Arus Jenuh
Tingkat arus maksimum pada suatu kaki persimpangan
jika lampu pengatur lalu lintas terus menerus menyala hijau

S = 600 we (smp/jam)
we = lebar efektif kaki persimpangan (m)
FAKTOR-FAKTOR KOREKSI )ARUS JENUH :
a. Faktor ukuran kota (Cs) ;
b. Faktor gesekan samping (Sf) ;
c. Faktor kelandaian (G) ;
d. Faktor kendaraan parkir (P) ;
e. Faktor kendaraan belok kanan (RT) ;
f. Faktor kendaraan belok kiri (LT).
2. Perbandingan Volume dan Kapasitas

Y=Q/S

Q = volume lalu lintas per jam (smp)


S = kapasitas jalan (smp)

3. Waktu Hilang
Total waktu dimana waktu siklus tidak
digunakan secara efektif oleh gerakan
kendaraan.
a. Waktu semua merah, ditambah
b. Hilangnya waktu pada permulaan dan akhir periode hijau,
diasumsikan selama 2 detik.
4. Penetapan Waktu Siklus
a. Waktu Siklus Minimal
L
C1min = (detik)
1 - IFR
b. Waktu Siklus Optimal
1,5 L + 5
Co = (detik)
1 - IFR
L = total waktu hilang setiap fase = nl + R
n = jumlah fase
l = waktu hilang tiap fase, diasumsikan 3 detik
R = waktu semua merah
c. Batasan Panjang Waktu Siklus
 Min : 40 det
 Max: 130 det
5. Waktu Tahap
Waktu hijau ditambah fase waktu hilang.
a. Waktu hijau efektif
 yi, max
Hi = (Co – L)
IFR
Hi = waktu hijau untuk tahap i, det
Co = waktu siklus optimal, det
b. Waktu hijau aktual
Hia = Gi + k - li
Hia = waktu hijau aktual, det
k = waktu kuning, 3 det
li = lost time pada tahap i, det
Contoh perhitungan
Volume dan Kapasitas masing-masing kaki
Utara Selatan Timur Barat
Q (smp) 650 600 1400 1500
S (smp) 1850 1900 3850 3850
y (Q/S) 0,35 0,32 0,36 0,39

0,35 Yi max 0,39


 Y max = IFR 0,74
L = nl + R = (2 x 3) + 3
= 9 detik
1,5 L + 5 1,5 (9) + 5
Co = = = 71 det
1 – IFR 1 – 0,74
Perhitungan waktu hijau
Yus max
 Hus = x (Co – L) det -1
IFR
0,35
Hus = x (71 – 9) det -1 = 28 det
0,74

YTB max
 HTB = x (Co – L) det -1
IFR
0,39
HTB = x (71 – 9) det -1 = 32 det
0,74
DIAGRAM PHASE

Waktu kuning 3 det


Waktu merah 41 det

Fase I US
all red = 3 dt
Fase II TB
Waktu merah 34 det
Waktu hijau 32 det
Waktu siklus 71 det

Anda mungkin juga menyukai