Anda di halaman 1dari 29

INSTRUKSI KERJA

PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
Nomor : BBPJN VII / SMM/ ...../.....
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VII
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal :

LAMPIRAN-22:
PERSETUJUAN

URAIAN NAMA & JABATAN TANDA TANGAN TANGGAL

DISUSUN OLEH

DIPERIKSA OLEH

DISAHKAN OLEH

STATUS DOKUMEN

NO. DISTRIBUSI

TANGGAL
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : i dari iv

DAFTAR ISI
Daftar isi i

Sejarah Dokumen iii

Daftar Distribusi Dokumen dan Notasi iv

1. Ruang lingkup 1

2. Tujuan 1

3. Acuan 1

4. Definisi dan Pengertian 1

4.1 Direksi Pekerjaan 1

4.2 Penyedia Jasa 1

4.3 Perlebaran Perkerasan 2

5. Ketentuan Umum 2

5.1 Ketentuan Pelaksanaan Pengawasan 2

5.2 Ketentuan Bahan 2

5.3 Ketentuan Peralatan 2

5.4 Ketentuan Pada Masing-Masing Langkah Kerja 3

1. Persiapan 3

2. Galian Pelebaran 4

3. Pemadatan Tanah Dasar 5

4. Pemeriksaan 5

5. Perbaikan (Pemadatan Tanah Dasar) 6

6. Penghamparan Lapis Pondasi Agregat 7

7. Pemadatan Lapis Pondasi Agregat 8

8. Pemeriksaan 8

9. Perbaikan (Pemadatan Lapis Pondasi Agregat) 10


INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : ii dari iv

10. Penghamparan Lapis Resap Pengikat 11

11. Pemeriksaan 11

12. Perbaikan (Penghamparan Lapis Resap Pengikat) 12

6. Bagan Alir dan Tata Cara 13

6.1 Bagan Alir 13

6.2 Tata Cara 15

7. Bukti Kerja 17

8. Lampiran 17
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : iii dari iv

SEJARAH DOKUMEN

TANGGAL CATATAN PERUBAHAN KETERANGAN


INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : iv dari iv

DAFTAR DISTRIBUSI DOKUMEN DAN NOTASI


BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VII

No. Distribusi Unit Penerima Dokumen Notasi

011. 1 Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII


011.1.1 Kepala Bagian Tata Usaha BBPJN VII
011.1.2 Kepala Bidang Perencanaan dan Pemantauan BBPJN VII
011.1.3 Kepala Bidang Pembangunan dan Pengujian BBPJN VII
011.1.4 Kepala Bidang Preservasi dan Peralatan BBPJN VII
011.2.1 Ka. Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wil. I Prov. Jawa Tengah
011.2.2 Ka. Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wil. II Prov. Jawa Tengah
011.2.3 Ka. Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan Semarang
Ka. Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Prov. Jawa
011.2.4
Tengah
011.2.5 Ka. SKPD - TP Dinas PU Bina Marga Prov. Jawa Tengah
011.3.1 Ka. Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wil. Prov. DIY
011.3.2 Ka. Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Prov. DIY
011.3.3 Ka. SKPD - TP Dinas PUP dan ESDM Prov. DIY

011.4 Ka. Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Solo - Kertosono


INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 1 dari 22

1. Ruang Lingkup
a. Lingkup Penerapan
Instruksi Kerja (IK) ini berlaku untuk Pengawasan Pekerjaan Pelebaran Perkerasan,
untuk digunakan oleh Penyedia Jasa (Kontraktor/Konsultan) di Lingkungan Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII.
b. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan Pelebaran Perkerasan akan terdiri dari penggalian dan
pembuangan bahan yang ada, pemangkasan tepi perkerasan jalur lalu lintas
(carriageway) lama sampai bahan yang keras (sound), penyiapan dan
pemeliharaan kondisi formasi tanah dasar yang baik (sound) untuk pekerjaan
pelebaran, dan penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis dan dimensi
yang diberikan dalam Gambar atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2. Tujuan
Memberikan panduan tata cara pengawasan Pekerjaan Perlebaran Perkerasan yang akan
menjadi pedoman pada saat pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh hasil yang sesuai
dengan persyaratan.

3. Acuan
1. Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 Tahun 2014
2. SE Dirjen Bina Marga No. UM.01.03-Db/242 tanggal 26 Maret 2008 Lampiran
DJJ/08/02 Ketentuan Desain dan Revisi Desain Jalan dan Jembatan.
3. Gambar Kerja (Shop Drawing).
4. Metode Pelaksanaan.

4. Definisi dan Pengertian


4.1 Direksi Pekerjaan
Yang dimaksud Direksi Pekerjaan dalam dokumen ini sebagaimana dinyatakan
dalam Spesifikasi adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
4.2 Penyedia Jasa
Yang dimaksud Penyedia Jasa dalam dokumen ini sebagaimana dinyatakan dalam
Spesifikasi adalah Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor).
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 2 dari 22

4.3 Perlebaran Perkerasan


Perlebaran Perkerasan adalah penambahan lebar perkerasan lama untuk mencapai
standar lebar perkerasan sesuai dengan ketetapan dalam gambar kerja.
5. Ketentuan Umum
5.1 Ketentuan Pelaksanaan Pengawasan
a. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan Pelebaran Perkerasan hanya dilakukan
pada lokasi pekerjaan yang syarat-syarat dimulainya pelaksanaan atau surat
permintaan mulai pekerjaan /requestnya telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan sebagaimana ketentuan yang diatur dalam petunjuk
pelaksanaaanya.
b. Telah memeriksa kesesuaian bahan,peralatan, personil dan metode kerja
sesuai yang diusulkan pada Request for Work.
c. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan Pelebaran Perkerasan ini dilakukan
sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan dilapangan mulai galian pelebaran,
setiap langkah kegiatan sampai berakhirnya pekerjaan dilakukan minimal
1 (satu) kali pencatatan pada setiap 100 m setiap jenis pekerjaan.
d. Waktu pencatatan pada saat mana dianggap bahwa uji petik pencatatan saat
itu perlu dilakukan.
e. Catatan penyimpangan atau kondisi seketika yang dapat mempengaruhi
mutu, harus dicatat pada kolom catatan yang telah disediakan.

5.2 Ketentuan Bahan


Pekerjaan pelebaran perkerasan akan dilaksanakan dengan menggunakan
timbunan (bila ditunjukkan dalam Gambar), Lapis Pondasi Agregat atau Lapis
Pondasi Semen Tanah, dan Lapisan Beraspal, bersama dengan Lapis Resap
Pengikat yang diperlukan, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan tersebut harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 3.2, 5.1, 5.2, 5.4, 6.1 dan 6.3
dari Spesifikasi Umum, yang berlaku sesuai dengan bahan yang bersangkutan.
(Spesifikasi Umum, Pasal 4.1.2)
5.3 Ketentuan Peralatan
a. Wheel Loader e. Hand Stamper i. Finisher (bila perlu)
b. Dump Truck f. Tandem Roller j. Aspalt Sprayer
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 3 dari 22

c. Motor Grader g. Water Tanker k. PTR


d. Baby Roller h. Alat bantu

5.4 Ketentuan Pada Masing-masing Langkah Kerja


1. Persiapan
a. Persiapan Umum
1) Petugas pengawas harus melakukan pengecekan kesesuaian
kesiapan bahan, peralatan, tenaga kerja, metoda kerja dan
gambar kerja.
2) Harus dipastikan penanggung jawab kegiatan telah ditetapkan
dan berada di lokasi kegiatan.
3) Referensi seperti patok-patok ketinggian telah dipasang dan
sesuai.
4) Penyedia Jasa menyediakan petugas pengendalian lalu-lintas.
5) Penyedia Pekerjaan Konstruksi menyediakan petugas
pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Penebangan dan Penanaman Pohon
1) Penebangan pohon hanya akan dilaksanakan bilamana mutlak
diperlukan untuk pelaksanaan pelebaran jalan, baik pada jalur
lalu lintas maupun pada bahu jalan.
2) Pohon-pohon yang sudah ditebang harus diganti dengan cara
penanaman pohon baru di daerah berm (di luar bahu jalan).
3) Penebangan pohon tidak boleh dilaksanakan bilamana kestabilan
lereng lama menjadi terganggu.
4) Pengukuran dan pembayaran untuk penebangan dan
pembuangan pohon sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan
dan penanaman pohon baru diuraikan dalam Seksi 8.2 dan 8.3
dari Spesifikasi ini.
(Spesifikasi pasal 4.1.3.6))
c. Penyedia Jasa harus menyediakan tambahan rambu-rambu lalu lintas
sementara atau alat pemberi isyarat lalu lintas. Peralatan tersebut harus
sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 4 dari 22

Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan tersebut dalam waktu


48 jam dan memasang serta memelihara peralatan tersebut selama
Periode Pelaksanaan.
(Spesifikasi pasal 1.8.2.14))

d. Utilitas bawah tanah


Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus bertanggungjawab untuk
memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi utilitas bawah
tanah dan untuk memperoleh dan membayar setiap ijin atau wewenang
lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan
dalam Kontrak.
(Spesifikasi pasal 3.1.1.9).a))

e. Cuaca yang diijinkan untuk bekerja


Lapis Pondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau
dipadatkan sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan
setelah hujan atau bila kadar air bahan jadi tidak berada dalam rentang
yang ditentukan dalam Pasal 5.1.3.3.
(Spesifikasi pasal 5.1.1.6))

2. Galian Pelebaran
a. Lebar Galian
1) Galian untuk Pelebaran Perkerasan harus mampu menyediakan
ruang gerak yang cukup untuk alat penggilas (roller) normal
untuk memadatkan badan jalan.
2) Lebar galian untuk pelebaran selebar 1,20 M dipandang sebagai
pelebaran praktis minimum.
3) Detail pelebaran akan ditunjukan dalam gambar.
(Spesifikasi pasal 4.1.3.1).a))

b. Kedalaman Galian
1) Bahan yang ada harus digali hingga kedalaman yang ditunjukan
dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
2) Kecuali jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan , maka bahan galian
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 5 dari 22

tidak boleh digunakan kembali sebagai bahan untuk pekerjaan


Pelebaran Perkerasan.
(Spesifikasi pasal 4.1.3.1).b))

c. Pemangkasan sampai bahan keras perkerasan


Tepi perkerasan jalur lalu lintas yang terekspos harus dipangkas
sampai mencapai bahan yang keras (sound), yang tidak lepas atau
retak atau ketidakstabilan lainnya, untuk membentuk permukaan
vertikal yang bersih, memenuhi ketentuan dalam Pasal 8.1.3 dari
Spesifikasi Umum. (Spesifikasi pasal 4.1.3.3))
e. Tali Air (Sodetan)
Agar galian pelebaran tidak tergenang air maka harus dibuat tali air
(sodetan) setiap interval jarak 5 (lima) meter atau pada tempat yang
mempunyai elevasi terendah dari galian tersebut.

3. Pemadatan Tanah Dasar


a. Rentang Kadar Air
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar
air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum
sampai 1% di atas kadar air optimum.
(Spesifikasi pasal 3.2.3.3).b))
b. Pemadatan pada daerah yang sempit
Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan
pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan
tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10
kg.
(Spesifikasi pasal 3.2.3.3).i))

4. Pemeriksaan
a. Kelandaian formasi
Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian
perkerasan beraspal dan atau perkerasan beton tidak boleh berbeda
lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm dan 1 cm pada setiap titik
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 6 dari 22

untuk galian bahan perkerasan lama.


(Spesifikasi pasal 3.1.1.3).a))
b. Derajat kepadatan
Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah
dasar harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering
maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
(Spesifikasi pasal 3.2.4.2).b))
c. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap
pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka
Penyedia Pekerjaan Konstruksi harus memperbaiki pekerjaan sesuai
dengan pasal 3.2.1.(8) dari seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai
kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, tetapi harus tidak boleh berselang lebih dari 200 m.
(Spesifikasi pasal 3.2.4.2).c))

5. Perbaikan (Pemadatan Tanah Dasar)


a. Perbaikan penampang melintang
Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan
dalam Pasal 3.2.1.(3) harus diperbaiki dengan menggemburkan
permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana
yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan
pemadatan kembali.
(Spesifikasi pasal 3.2.1.8).a))

b. Perbaikan kepadatan dan bahan


Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan
sifat-sifat bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan,
penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air dan
pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.
(Spesifikasi pasal 3.2.1.8).e))
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 7 dari 22

6. Penghamparan Lapis Pondasi Agregat


a. Cuaca yang diijinkan untuk bekerja
Lapis Pondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau
dipadatkan sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan
setelah hujan atau bila kadar air bahan jadi tidak berada dalam rentang
yang ditentukan dalam Pasal 5.1.3.3.
(Spesifikasi pasal 5.1.1.6))

b. Metode penghamparan
1) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai
campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam
rentang yang disyaratkan Kadar air dalam bahan harus tersebar
secara merata.
(Spesifikasi pasal 5.1.3.2).a))
2) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran
yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan
dalam toleransi yang disyaratkan.
Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-
lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
(Spesifikasi pasal 5.1.3.2).b))
3) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah
satu metode yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi
pada partikel agregat kasar dan halus.
Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan
diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
(Spesifikasi pasal 5.1.3.2).c))

c. Tebal Padat Maksimum


Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm , kecuali digunakan
peralatan khusus yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(Spesifikasi pasal 5.1.3.2).d))
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 8 dari 22

7. Pemadatan Lapis Pondasi Agregat


a. Rentang kadar air
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas
kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang
ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang
ditentukan oleh SNI 1743:2008, metode D.
(Spesifikasi pasal 5.1.3.3).c))

b. Derajat kepadatan
Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis
harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan
memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling
sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified)
seperti yang ditentukan oleh SNI 1743:2008, metode D.
(Spesifikasi pasal 5.1.3.3.a)
c. Pengujian kepadatan
Frekuensi pengujian pengendalian kepadatan dan kadar air paling
sedikit harus satu pengujian (SNI 03-2828-1992) untuk setiap 50 m
pekerjaan pelebaran pada masing-masing sisi dari jalan (jika
diterapkan pelebaran dua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan.
(Spesifikasi pasal 4.1.4.1).c))
8. Pemeriksaan
a. Toleransi Kerataan Permukaan.
Pada permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang disiapkan untuk
lapisan resap pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua
bahan yang terlepas harus dibuang dengan sikat yang keras, maka
penyimpangan maksimum pada kerataan permukaan yang diukur
dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau melintang
sumbu jalan, maksimum 1 (satu) cm.
(Spesifikasi pasal 5.1.1.3.,catatan d)
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 9 dari 22

b. Pemeriksaan Dengan Cara Proof Rolling.


Mengingat rentang pemeriksaan kepadatan lapangan lapisan agregat
dilaksanakan dengan jarak yang cukup panjang, maka untuk lebih detil
dilakukan pemeriksaan secara visual dengan cara menggunakan truck
gandar tunggal dengan beban gandar sarat 10 ton (proof rolling)
melintasi lapisan agregat dan ditandai apabila ada bagian-bagian yang
masih melendut, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.
c. Toleransi Dimensi
1) Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Tabel 5.1.1.(1),
dengan toleransi di bawah ini :
Toleransi
Elevasi Permukaan
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat
Relatif Terhadap
Elevasi Rencana
Lapis Pondasi Agregat Kelas B
digunakan sebagai Lapis Pondasi Bawah + 0 cm
(hanya permukaan atas dari Lapisan - 2 cm
Pondasi Bawah).
Permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A
+ 1 cm
untuk Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan
- 1 cm
(Perkerasan atau Bahu Jalan)
Bahu Jalan Tanpa Penutup Aspal
Memenuhi
dengan Lapis Pondasi Agregat Kelas S
Pasal 4.2.1.(3)
(hanya pada lapis permukaan).
(Spesifikasi pasal 5.1.1.3))
2) Pada permukaan semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh
terdapat ketidakrataan yang dapat menampung air dan semua
punggung (camber) permukaan itu harus sesuai dengan yang
ditunjukan dalam Gambar.
(Spesifikasi pasal 5.1.1.3). catatan a)
d. Toleransi ketebalan
1) Tebal total minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan Kelas B
tidak boleh kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan.
(Spesifikasi pasal 5.1.1.3). catatan b)
2) Tebal minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A tidak boleh
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 10 dari 22

kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan.


(Spesifikasi pasal 5.1.1.3).catatan c)

9. Perbaikan (Pemadatan Lapis Pondasi Agregat)


a. Perbaikan hamparan yang tidak memenuhi toleransi.
Lokasi penghamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang
tidak memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan, atau yang
permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah
pelaksanaan, harus diperbaiki dengan membongkar lapis permukaan
tersebut dan membuang atau menambahkan bahan sebagaimana
diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan pembentukkan dan
pemadatan kembali.
(Sumber: Spesifikasi pasal 5.1.1.7).a))
b. Penanganan Hamparan Yang Terlalu Kering Untuk Pemadatan.
Lapis Pondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan,
dalam hal rentang kadar air seperti yang disyaratkan dalam Pasal
5.1.3.3 atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus
diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut yang dilanjutkan dengan
penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup serta mencampurnya
sampai rata.
(Spesifikasi pasal 5.1.1.7).b))
c. Penanganan Hamparan Yang Terlalu Basah Untuk Pemadatan.
1) Lapis Pondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan
seperti yang ditentukan dalam rentang kadar air yang disyaratkan
dalam Pasal 5.1.3.3 atau seperti yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut
secara berulang-ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang
disetujui disertai waktu jeda dalam pelaksanaannya.
2) Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat
diperoleh dengan cara tersebut di atas, maka Direksi Pekerjaan
dapat memerintahkan agar bahan tersebut dibuang dan diganti
dengan bahan kering yang memenuhi ketentuan.
(Spesifikasi pasal 5.1.1.7).c))
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 11 dari 22

d. Penanganan Hamparan Yang Tidak Memenuhi Kepadatan.


Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan
atau sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi
pemadatan tambahan, penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan
pemadatan kembali, pembuangan dan penggantian bahan, atau
menambah suatu ketebalan dengan bahan tersebut.
(Spesifikasi pasal 5.1.1.7).d))
10. Penghamparan Lapis Resap Pengikat
a. Metode penyiapan lahan
1) Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi
Agregat Kelas A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata,
rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang
hanya mengandung agregat halus tidak akan diterima.
(Spesifikasi pasal 6.1.4.1).h))
2) Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang
yang akan disemprot.
(Spesifikasi 6.1.4.1).f))
b. Takaran
Takaran Lapis Resap Pengikat 0,4 sampai 1,3 liter/m 2 untuk Lapis
Pondasi Agregat tanpa bahan pengikat.
(Spesifikasi pasal 6.1.4.2).a))

11. Pemeriksaan
Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus
disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang
diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah praktis
untuk lokasi yang sempit, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian
penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
(Spesifikasi pasal 6.1.4.3).b))
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 12 dari 22

12. Perbaikan (Penghamparan Lapis Resap Pengikat)


a. Penyemprotan tambahan
1) Penyemprotan tambahan pada bagian yang kurang rata.
2) Penyemprotan ulang dengan takaran yang memadai bila takaran
penyemprotan yang sudah dilaksanakan kurang.
b. Penebaran bahan penyerap
1) Tempat-tempat yang disemprot dengan Lapis Resap Pengikat
yang menunjukkan adanya bahan aspal berlebihan harus ditutup
dengan bahan penyerap (blotter material) yang memenuhi
Spesifikasi sebelum penghamparan lapis berikutnya.
2) Bahan penyerap (blotter material) hanya boleh dihampar
4 (empat) jam setelah penyemprotan Lapis Resap Pengikat .

(Spesifikasi pasal 6.1.4.3).j))


INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 13 dari 22

6. Bagan Alir dan Tata Cara


6.1. Bagan Alir
Bagan alir SMM proses pengawasan pekerjaan pelebaran perkerasan (Kode 4.1)
dilakukan melalui 12 (dua belas ) verifikasi sesuai Divisi 4 (Pelebaran dan Bahu
Jalan) Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan (Revisi ke-3, 2010),
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 1.

MULAI

1 PERSIAPAN

2
GALIAN PELEBARAN

3 PEMADATAN TANAH
DASAR

4
PEMERIKSAAN
5

PERBAIKAN

SESUAI
Tdk ya

PENGHAMPARAN ALTERNATIF ALTERNATIF


6 LAPIS PONDASI LAPIS PONDASI LAPIS PONDASI
AGREGAT SEMEN TANAH PERKERASAN
(SOIL CEMENT) BETON (RIGID)

A
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 14 dari 22

PEMADATAN LAPIS
7
PONDASI
AGREGAT (B) , (A)

8
9 PEMERIKSAAN

PERBAIKAN

SESUAI
Tdk

ya
PENGHAMPARAN
LAPIS RESAP 10
AGREGAT

12 PEMERIKSAAN 11

PERBAIKAN

Tdk SESUAI

ya

MULAI

KEGIATAN LAIN
PEKERJAAN
CAMPURAN
ASPAL PANAS

Gambar 1. SMM Proses Pengawasan Pekerjaan Pelebaran Perkerasan (Kode 4.1)


INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 15 dari 22

6.2 Tata Cara


Tata cara pengawasan pekerjaan pelebaran perkerasan (Kode 4.1) , dilakukan
dengan 12 (dua belas) verifikasi, yaitu :
(1) Verifikasi-1 (Persiapan) :
(a) Periksa ulang lokasi kegiatan sesuai dengan gambar kerja.
(b) Periksa ulang metode kerja telah dipersiapkan.
(c) Periksa ulang metode pelaksanaan Pekerjaan Pelebaran Perkerasan.
(d) Periksa ulang ketersediaan material, pastikan tidak ada perubahan.
(e) Periksa dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan
yang telah dilakukan.
(f) Periksa ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya.
(g) Periksa penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
(h) Periksa pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
(i) Periksa kesiapan pengendalian lalu lintas.
(j) Sudah dilakukan Penandaan lokasi utilitas bawah tanah.
(2) Verifikasi-2 (Galian Perlebaran) :
(a) Periksa penyediaan ruang gerak yang cukup untuk alat pemadat.
(b) Periksa Lebar galian sesuai dengan gambar kerja.
(c) Periksa Kedalaman galian sesuai dengan gambar kerja.
(d) Periksa Tepi perkerasan jalur lalu lintas dipangkas sampai mencapai bahan
yang keras.
(e) Periksa Lebar Lapis Pondasi Agregat minimal 1,20 m.
(3) Verifikasi-3 (Pemadatan Tanah Dasar) :
(a) Periksa rentang kadar air – 3% sampai + 1% terhadap kadar air optimum.
(b) Periksa Pemadatan memakai timbris (stamper) pada lokasi yang sempit.
(4) Verifikasi-4 (Pemeriksaan) :
(a) Periksa kelandaian akhir, garis dan formasi (sesudah pemadatan) memenuhi
toleransi yang disyaratkan tidak boleh lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah
3 cm.
(b) Periksa Syarat kepadatan tercapai (100% terhadap kepadatan kering
maksimum).
(c) Periksa Pemeriksaan kepadatan frekuensi maksimum 200 m.
(5) Verifikasi-5 (Perbaikan) :
(a) Periksa Penggemburan, penambahan atau membuang bahan dan pemadatan kembali
untuk perbaikan garis (elevasi).
(b) Periksa Penggemburan, penyesuaian kadar air atau penggantian bahan dan
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 16 dari 22

pemadatan kembali.
(6) Verifikasi-6 (Penghamparan Lapis Resap Pengikat) :
(a) Periksa Penghamparan dan pembentukkan tidak menyebabkan segregasi.
(b) Periksa Tidak ada penebaran dengan tebal lapisan lebih dari 20 cm padat.
(c) Periksa Jika ketebalan rencana > dari 20 cm, maka harus dihampar 2(dua)
kali dengan ketebalan yang sama.
(7) Verifikasi-7 (Pemadatan Lapis Pondasi Agregat) :
(a) Periksa material memiliki kadar air dalam batas rentang -3% dan +1% dari kadar air
optimum.
(b) Periksa Pemadatan dilakukan hingga mencapai 100% kepadatan kering maksimum
modifikasi (SNI 03-1743-1989) metode D.
(c) Periksa Metode pemadatan dilakukan dengan benar.
(d) Periksa Penggilasan akhir dilakukan dengan PTR.
(8) Verifikasi-8 (Pemeriksaan) :
(a) Periksa kerataan dengan menggunakan straight edge 3,0 m, dengan batas
penyimpangan 1,0 cm
(b) Periksa proof rolling dengan menggunakan truk dengan beban gandar sarat
lebih besar 10 ton.
(c) Periksa kondisi permukaan, pastikan tidak ada material terlepas karena tidak
ada ikatan.
(d) Periksa Camber, sesuai dengan gambar.
(e) Periksa Lendutan pada saat dilakukan proof rolling.
(9) Verifikasi-9 (Perbaikan) :
(a) Periksa Jika terjadi salah satu dari yang diatas, lakukan perbaikan sesuai
dengan metode perbaikan.
(b) Periksa Perbaikan LPA yang memiliki kerataan dan ketebalan yang tidak
memenuhi syarat sesuai ketentuan.
(c) Periksa Perbaikan LPA yang diketahui memiliki kadar air yang kurang saat
pemadatan sesuai ketentuan.
(d) Periksa Perbaikan LPA yang diketahui memiliki kadar air yang berlebih saat
pemadatan sesuai ketentuan.
(e) Periksa Perbaikan karena tidak terpenuhinya sifat bahan dan kepadatan sesuai
ketentuan.

(10) Verifikasi-10 (Penghamparan Lapis Resap Pengikat) :


INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 17 dari 22

(a) Periksa Pembersihan dilebihkan 20 cm.


(b) Periksa Lapis resap pengikat disemprotkan pada lapis pondasi yang sudah
dipersiapkan dan Lapis Perekat disemprot pada permukaan vertikal dari tepi
perkerasan lama.
(c) Periksa permukaan Lapis Pondasi yang akan disemprot telah bersih dan
bermosaik.
(d) Periksa Takaran Lapis Resap Pengikat sesuai (0,4 – 1,3 l/m2).
(11) Verifikasi-11 (Pemeriksaan) :
(a) Periksa apakah hasil penyemprotan merata.
(b) Periksa takaran penyemprotan yang menunjukkan bahan aspal kurang.
(c) Periksa tempat-tempat yang menunjukkan adanya bahan aspal yang
berlebihan.
(d) Periksa bagian tepi, apakah ada bagian yang belum tersemprot Lapis Resap
Pengikat.
(12) Verifikasi-11 (Perbaikan) :
(a) Periksa Penyemprotan tambahan pada bagian yang kurang rata.
(b) Periksa Penyemprotan ulang dilakukan apabila takaran kurang.
(c) Periksa Bahan aspal yang berlebihan ditutup dengan bahan penyerap (blotter
material).
(d) Periksa Penebaran bahan penyerap dilakukan minimal 4 jam sesudah
penyemprotan.

7. Bukti Kerja
7.1 Daftar Simak Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Pelebaran Perkerasan (4.1)
8. Lampiran
8.1 Daftar Simak Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Pelebaran Perkerasan (4.1)
( F:01 BBPJN VII/SMM/IK/... Rev:00 )
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 18 dari 22

Lampiran 8.1
Daftar Simak
Tingkat penerapan proses pengawasan pekerjaan pelebaran perkerasan (Kode 4.1), dilakukan
dengan memeriksa dan memverifikasi tiap lingkup detail pengawasan dan pengendaliannya
sebagai berikut :
Nama Paket :............
Segmen diperiksa :............
Pemeriksaan ke :1/2/3/4/5
Tgl. Pemeriksaan :............

Tingkat Penerapan :
(1) = Belum/tidak diterapkan
(2) = Sudah diterapkan tetapi belum sesuai persyaratan
(3) = Sudah diterapkan sesuai persyaratan

Lingkup Detail Pengawasan Pekerjaan Tingkat Penerapan


No Acuan
Pelebaran Perkerasan
(1) (2) (3)
PERSIAPAN :
1 Lokasi kegiatan sesuai dengan gambar kerja.
2 Metode kerja telah dipersiapkan, sesuai.
3 Material yang dipakai sesuai dengan pengajuan.
4 Jumlah dan kapasitas peralatan sesuai.
5 Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja sesuai.
6 Penanggung jawab kegiatan telah ditetapkan.
7 Penanggung jawab kegiatan berada dilapangan.
8 Rambu pengaman lalu lintas tersedia.
9 Dilakukan penandaan lokasi utilitas bawah tanah
(jika ada).
10 Pastikan tidak ada pohon pada jalur pelebaran dan
bahu jalan
11 Cuaca memenuhi syarat untuk Pekerjaan Pelebaran.
GALIAN PERLEBARAN :
12 Galian untuk Pelebaran Perkerasan mampu 4.1.3.1).a)
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 19 dari 22

Tingkat Penerapan :
(1) = Belum/tidak diterapkan
(2) = Sudah diterapkan tetapi belum sesuai persyaratan
(3) = Sudah diterapkan sesuai persyaratan

Lingkup Detail Pengawasan Pekerjaan Tingkat Penerapan


No Acuan
Pelebaran Perkerasan
(1) (2) (3)
menyediakan ruang gerak yang cukup untuk alat
penggilas (roller) normal untuk memadatkan badan
jalan.
Lebar galian untuk pelebaran selebar 1,20 M
13
dipandang sebagai pelebaran praktis minimum.
14 Detail pelebaran akan ditunjukan dalam gambar. 4.1.3.1).a)
Bahan yang ada digali hingga kedalaman yang
15 ditunjukan dalam Gambar atau yang diperintahkan 4.1.3.1).b)
oleh Direksi Pekerjaan.
16 Tepi perkerasan jalur lalu lintas yang terekspos
dipangkas sampai mencapai bahan yang keras, 4.1.3.3)
untuk membentuk permukaan vertikal yang bersih
17 Dipasang rambu pengaman lalu lintas.

PEMADATAN TANAH DASAR :


18 Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan hanya
bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 3.2.3.3).b)
% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas
kadar air optimum.
19 Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai
dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal
3.2.3.3).i)
gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan
dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris
(tamper) manual dengan berat minimum 10 kg.
PEMERIKSAAN :
20 Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah
galian tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm 3.1.1.3).a)
atau lebih rendah 3 cm dan 1 cm pada setiap titik.
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 20 dari 22

Tingkat Penerapan :
(1) = Belum/tidak diterapkan
(2) = Sudah diterapkan tetapi belum sesuai persyaratan
(3) = Sudah diterapkan sesuai persyaratan

Lingkup Detail Pengawasan Pekerjaan Tingkat Penerapan


No Acuan
Pelebaran Perkerasan
(1) (2) (3)
21 Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang
dari elevasi tanah dasar dipadatkan sampai dengan
3.2.4.2).b)
100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
22 Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap
lapis timbunan yang dipadatkan sesuai dengan SNI 3.2.4.2).c)
03-2828-1992
PERBAIKAN (PEMADATAN TANAH DASAR) :
23 Hasil pemeriksaan yang tidak sesuai /disetujui harus
diperbaiki sesuai dengan persyaratan.
PENGHAMPARAN LAPIS PONDASI AGREGAT :
LPA dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang
merata dan dihampar pada kadar air dalam rentang
24 5.1.3.2).a)
yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan harus
tersebar secara merata.
Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi
dengan takaran yang merata agar menghasilkan
25
tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang
disyaratkan. 5.1.3.2).b)
Bilamana dihampar lebih dari satu lapis, maka
26 lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama
tebalnya.
Lapis Pondasi Agregat yang dihampar tidak
27 menyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar 5.1.3.2).c)
dan halus.
Tebal padat maksimum tidak melebihi 20 cm,
28 kecuali digunakan peralatan khusus yang disetujui 5.1.3.2).d)
oleh Direksi Pekerjaan.
PEMADATAN LAPIS PONDASI AGREGAT :
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air
29 5.1.3.3).c)
dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 21 dari 22

Tingkat Penerapan :
(1) = Belum/tidak diterapkan
(2) = Sudah diterapkan tetapi belum sesuai persyaratan
(3) = Sudah diterapkan sesuai persyaratan

Lingkup Detail Pengawasan Pekerjaan Tingkat Penerapan


No Acuan
Pelebaran Perkerasan
(1) (2) (3)
kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air
optimum.
Kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan
30 kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang 5.1.3.3).a)
ditentukan oleh SNI 1743:2008, metode D.
PEMERIKSAAN (PEMADATAN LPA)
31 Kerataan permukaan diukur dengan mistar lurus
sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau melintang 5.1.1.3).d)
sumbu jalan, maksimum 1 (satu) cm.
32 Dengan cara menggunakan truck gandar tunggal
dengan beban gandar sarat 10 ton (proof rolling)
melintasi lapisan agregat dan ditandai apabila ada
bagian-bagian yang masih melendut, untuk
selanjutnya dilakukan perbaikan.
33 Tebal total minimum LPA Kelas A dan Kelas B tidak
5.1.1.3).b)
boleh kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan.
PERBAIKAN
34 Dilakukan perbaikan apabila hasil pemeriksaan,
tidak memenuhi syarat toleransi
PENGHAMPARAN LAPIS RESAP PENGIKAT
35 Permukaan LPA Kelas A telah disapu dan rata,
rapat, bermosaik agregat kasar dan halus,
6.1.4.1).h)
permukaan yang hanya mengandung agregat halus
tidak akan diterima.
Pembersihan dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi
36 6.1.4.1).f)
bidang yang akan disemprot.
37 Dilaksanakan penyemprotan Lapis Perekat pada
permukaan vertikal dan tepi perkerasan lama.
Takaran Lapis Resap Pengikat 0,4 sampai 1,3
41 6.1.4.2).a)
liter/m² untuk LPA tanpa bahan pengikat.
PEMERIKSAAN
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 22 dari 22

Tingkat Penerapan :
(1) = Belum/tidak diterapkan
(2) = Sudah diterapkan tetapi belum sesuai persyaratan
(3) = Sudah diterapkan sesuai persyaratan

Lingkup Detail Pengawasan Pekerjaan Tingkat Penerapan


No Acuan
Pelebaran Perkerasan
(1) (2) (3)
Hasil penyemprotan dapat merata pada setiap titik,
maka bahan aspal harus disemprotkan dengan
42
batang penyemprot dengan kadar aspal yang
sesuai.
Takaran penyemprotan berlebihan, permukaan 6.1.4.3).b)
44
terlalu basah.
Untuk penyemprotan lokasi yang sempit, Direksi
45 Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian dengan
hand sprayer.
PERBAIKAN
46 Dilaksanakan penyemprotan tambahan pada bagian
yang kurang rata.

47 Dilaksanakan penyemprotan ulang dengan takaran


yang memadai bila takaran penyemprotan yang
sudah dilaksanakan kurang.
48 Dilaksanakan penebaran bahan penyerap (blotter
material) pada tempat-tempat yang menunjukan 6.1.4.3).j)
adanya bahan aspal berlebihan.
49 Waktu penebaran bahan penyerap 4 (empat) jam
setelah penyemprotan lapis resap pengikat.
Jumlah Komponen Sesuai Hasil Penilaian
CATATAN :
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKERJAAN
PELEBARAN PERKERASAN (4.1)
No. Dokumen : BBPJN VII/SMM/IK/... Tgl. Berlaku : Paraf :
No. Revisi : 00 Tgl. Kaji Ulang : Hal : 23 dari 22

Tingkat Penerapan :
(1) = Belum/tidak diterapkan
(2) = Sudah diterapkan tetapi belum sesuai persyaratan
(3) = Sudah diterapkan sesuai persyaratan

Lingkup Detail Pengawasan Pekerjaan Tingkat Penerapan


No Acuan
Pelebaran Perkerasan
(1) (2) (3)

Disetujui Oleh, Diperiksa Oleh,

( …………………………… ) ( …………………………… )

Anda mungkin juga menyukai