Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BIOMARKER PERAIRAN

Di susun untuk memenuhi tugas Eotoksikologi Perairan

DOSEN PENGAMPUH

Di Susun Oleh:

RAFLIYANTO HABI (1131422005)

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"BIOMARKER PERAIRAN”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Gorontalo, November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN...............................................................6
2.2 BIOMARKER................................................................................................6
2.3 JENIS-JENIS BIOMARKER........................................................................7
2.4 PEMANFAATAN BIOMARKER PERAIRAN...........................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PESTAKA...........................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekotoksikologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai hubungan
atau efek yang timbul akibat dari bahan beracun (toksik) terhadap makhluk hidup
atauorganisme yang berada dalam suatu lingkungan (Batu, 2017). Terdapat
banyak variasi dalam toksisitas yang ditimbulkan oleh zat kimia baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang (Yulianto & Amaloyah, 2017). Senyawa
pencemar yang telah masuk kebadan perairan akan terakumulasi pada organisme
yang secara tidak langsung mampu mempengaruhi struktur komposisi
ketersediaan hayati di dalam ekosistem tersebut (Hertika & Putra, 2019). Salah
satu bidang yang dipelajari untuk melihat efek atau respon dari organisme
terhadap tekanan lingkungan adalah biomarker.

Kata Ekotoksikologi terdiri dari 3 suku kata yaitu : eko (oikos) yang
bermakna rumah atau tempat untuk hidup, toksik (toxic) yang berarti racun, dan
logi (logos) yangberarti ilmu. Sehingga dapat diartikan bahwa suatu ilmu tentang
hubungan antara bahan-bahan racun dan organisme yang hidup dalam suatu
lingkungan. Jadi secara sederhana ekotoksikologi akuatik merupakan ilmu yang
mempelajari mengenai hubungan yang terjadi antara bahan beracun dengan
organisme akuatik dalam suatu lingkungan perairan (Batu, 2017). Dalam
ekotoksikologi dikenal dengan istilah sentinel organism yang berarti organisme
yang dijadikan sebagai alat uji di tingkat laboratorium yang digunakan untuk
monitoring lingkungan atau biasa disebut dengan biomonitoring (Yaqin, 2019).
Salah satu bidang yang dipelajari untuk melihat efek atau respons dariorganisme
terhadap bahan beracun adalah biomarker.

Biomarker merupakan respon dini tingkat molekuler, reaksi awal sebelum


responterjadi pada tingkatan organisasi (spektrum) biologi yang lebih tinggi
(Dewi et al.,2014). Biomarker selalu mengacu kepada sentinel organism yang
dimana organisme tertentu sebagai bioindikator atau memonitoring keadaan
lingkungan sebagai penentu kualitas lingkungan (Yaqin, 2019) atau dapat juga
diartikan sebagai respon biologis terhadap zat kimia (zat toksik) di lingkungan
yang menunjukkan ukuran paparan danterkadang juga berupa efek toksik
(Berniyanti, 2018). Salah satu contoh sentinel organism yang dapat digunakan
untuk mendeteksi efek dari bahan pencemar melalui biomarker yaitu
menggunakan Brown mussel (Perna perna).

1.2 Rumusan masalah


 Bagaimana Ekotoksikologi perairan itu?
 Bagaimana Biomarker Perairan?
 Bagaimana jenis-jenis Biomarker Perairan?
 Bagaimana pemanfaatan Biomarker?
 Bagaimana studikasusnya?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Ekotoksikologi Perairan
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Biomarker
 Untuk mengetahui jenis-jenis Biomarker
 Untuk mengetahui manfaat dari Biomarker
 Untuk mengetahui studi kasus Biomarker di perairan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN
Ekotoksikologi adalah cabang ilmu yang membahas dan mempelajari
tentangzat-zat atau bahan toksik yang berbahaya bagi lingkungan. Sumber-sumber
dari bahanberacun ini dapat berasal dari limbah industri, tambang, limbah rumah
tangga, pabrikpengolahan limbah yang masuk ke badan perairan dan
menyebabkan terjadinyapencemaran dan menimbulkan zat-zat yang beracun bagi
organisme yang hidup dilingkungan tersebut (Hertika & Putra, 2019).
Ekotoksikologi perairan perlu dipelajari untuk mengetahui pengaruh toksikan
terhadap organisme perairan yang harusdiketahui sejak dini serta gangguan
terhadap kesehatan organisme perairan (Batu,2017).

Ekotoksikologi akuatik merupakan ilmu yang mempelajari mengenai


hubunganyang terjadi antara zat-zat atau bahan beracun dengan organisme akuatik
dalam suatulingkungan perairan (Batu, 2017). Senyawa pencemar yang telah
masuk ke badanperairan selanjutnya akan terakumulasi pada suatu bahan yang
secara tidak langsungdapat mempengaruhi struktur komposisi ketersediaan hayati
di dalam ekosistemtersebut. Sehingga dalam keadaan tersebut perlu dilakukan
sebuah solusi untukmengembalikan atau merestorasi kondisi dan fungsi ekosistem
dalam keadaan semula(Muliari, 2019).

2.2 BIOMARKER
Biomarker merupakan tanda-tanda terpapar, efek, atau kerentanan yang
lebihawal tentang kemungkinan kondisi yang buruk. Biomonitoring ditujukan
untukperlindungan kesehatan, paparan, dan penilaian risiko. Biomarker dapat
didefinisikansebagai respon biologis terhadap bahan kimia atau sekelompok agen
kimia tetapikehadiran agen atau metabolitnya di dalam tubuh tidak ditemukan
(dosis internal).(Husamah & Rarahdjanto, 2019). Secara konsep biomarker
digunakan sebagaisubstitusi dalam monitoring lingkungan yang mengandalkan
pendekatan klasikberbasis pada informasi konsentrasi bahan-bahan kimia yang
ada di lingkungan, salahsatunya pada lingkungan perairan. Untuk diaplikasikan
dalam bidang ekotoksikologidalam mendeteksi respon biologis suatu sentinel
organism terhadap tekananlingkungan sebaga alat substitusi dalam kegiatan
monitoring klasik (Yaqin, 2019).Dalam biomarker, yang diukur adalah respon
biologis dari organisme sebagaigambaran terdapatnya stressor dalam lingkungan
hidupnya. Oleh karena itu,biomarker merupakan indikator dini dari perubahan
kondisi fisiologis organisme akibatterdapatnya gangguan atau bahan beracun
dalam lingkungan tempat hidupnya (Tahir,2018).

Biomarker merupakan suatu respons biologis yang dikeluarkan oleh


organisme sebagai efek dari bahan pencemar atau terhadap tekanan lingkungan
(Yaqin, 2019). Selain itu, biomarker juga didefinisikan sebagai respons biologi
terhadap zat kimia berbahan toksik pada lingkungan yang menunjukkan ukuran
paparan dan menimbulkan efek toksiknya, respons biomarker ini dapat terlihat
dalam tingkat molekuler, seluler atau pada organisme (Berniyanti, 2018).

2.3 JENIS-JENIS BIOMARKER


 Biomarker paparan (Biomarker of exposure) meliputi deteksi dan pengukuran
substansi eksogenus atau metabolitnya atau hasil suatu interaksi antara agen
xenobiotic dan beberapa molekul atau sel target yang diukur di dalam suatu
kompartemen di dalam suatu organisme
 Biomarker efek (Biomarker of effect) meliputi perubahan fisik,
biokimiawi atau yang lainnya di dalam jaringan atau cairan suatu
organisme yang dapat dikenali sebagai suatu yang sudah diestabliskan atau
kemungkinan penurunan nilai kesehatan atau penyakit.
 Biomarker kerentanan (Biomarker of suceptability) indikasi kemampuan
inherenatau yang didapat dari suatu organisme untuk merespon tantangan
paparanterhadap zat xenobiotic tertentu, termasuk faktor genetik dan
perubahan dalamreseptor yang mengubah kerentanan suatu organisme
terhadap paparantersebut (Yaqin, 2019).

2.4 PEMANFAATAN BIOMARKER PERAIRAN


Pemanfaatan biomarker perairan dalam konteks kesehatan laut sangat
penting karena mereka bisa memberikan informasi tentang kondisi lingkungan
laut, menunjukkan dampak polusi atau perubahan lingkungan yang mungkin
berdampak pada organisme laut. Biomarker seperti tingkat kualitas air,
keberadaan zat kimia berbahaya, dan kondisi organisme laut dapat
memberikan petunjuk untuk mengevaluasi kesehatan ekosistem laut secara
keseluruhan dalam Gagne dan Blaise (2010) mendefinisikan biomarker
sebagai setiap pengukuran pada tingkat biokimia, fisiologi atau morfologi
yang menyediakan informasi tentang interaksi antara entitas tertentu pada
makhluk hidup dan lingkungannya.
Menurut Achmad (2023) Kriteria kualitas air adalah pedoman atau standar
yang menentukan tingkat polutan yang dapat diterima dalam sistem perairan.
Mereka digunakan untuk menilai dan mengatur kualitas badan air serta
melindungi organisme perairan dan habitat mereka. Biomarker memiliki peran
penting dalam memantau kualitas air. Beberapa manfaat utama biomarker bagi
kualitas air meliputi:
1. Deteksi Pencemaran: Biomarker dapat digunakan sebagai indikator awal
adanya pencemaran di lingkungan air. Perubahan dalam biomarker pada
organisme hidup dapat memberi petunjuk terkait eksposur terhadap polutan
tertentu.
2. Pemantauan Kualitas Air: Biomarker dapat membantu dalam memantau
kualitas air dari waktu ke waktu. Perubahan pada biomarker dapat menjadi
sinyal peringatan tentang kondisi air yang memburuk atau membaik.
3. Identifikasi Sumber Pencemaran: Melalui analisis biomarker pada
organisme hidup, kita bisa mengidentifikasi sumber pencemaran yang
memengaruhi kualitas air. Ini membantu dalam menentukan langkah-langkah
penanganan pencemaran yang efektif.
4. Evaluasi Dampak Lingkungan: Biomarker memberikan informasi tentang
bagaimana organisme merespons terhadap perubahan lingkungan, seperti suhu
air, kandungan zat kimia, atau kehadiran zat berbahaya. Ini membantu dalam
mengevaluasi dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan air.
5. Peringatan Dini tentang Gangguan Lingkungan: Perubahan pada biomarker
dapat menjadi tanda awal masalah lingkungan yang memungkinkan tindakan
cepat dan pencegahan lebih lanjut terhadap penurunan kualitas air.
6. Penelitian Ilmiah: Biomarker memberikan data penting bagi penelitian
ilmiah terkait kesehatan lingkungan, efek perubahan iklim, dan dampak
polutan terhadap organisme hidup di air.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biomarker adalah indikator kondisi kesehatan potensial, yang digunakan
dalam biomonitoring untuk memantau penilaian kesehatan, hama, dan risiko.
Mereka dapat didefinisikan sebagai respons biologis terhadap suatu zat atau
sekelompok zat dalam suatu cairan. Biomarker sangat penting dalam memantau
kondisi lingkungan, seperti kualitas udara, kandungan air, dan kondisi organisme,
untuk mengevaluasi kesehatan ekosistem perairan. Mereka memberikan informasi
tentang interaksi antara entitas tertentu dalam lingkungan hidup dan lingkungan.

3.2 Saran
DAFTAR PESTAKA
Khairani, N. F. (2023). Laporan Ekotoksikologi Akuatik-Nur Fadillah Khairani.

Mendeng, V. A. L. (2023). Laporan Lengkap Ekotoksikologi Akuatik.

Yaqin, K. PENGANTAR PENGGUNAAN BIOMARKER DALAM


PENILAIAN KESEHATAN EKOSISTEM PERAIRAN.

WIDO, A. D. P., & AKUATIK, M. K. E. RESENSI BUKU PETUNJUK


PRAKTIS APLIKASI BIOMARKER SEDERHANA.

Anda mungkin juga menyukai