KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia
pencemaran laut.
membantu kami dalam menyusun laporan ini. Kepada Bapak atau Ibu Dosen, dan
semua pihak yang telah membantu, dan memberikan masukan dalam menyusun
laporan ini.
menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan komentar yang dapat dijadikan
dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
LAMPIRAN ............................................................................................. 16
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Proses di laboratorium............................................................................... 17
1
I. PENDAHULUAN
Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika, kimiawi
maupun biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan manusia. Salah
satu dari bahan pencemar itu adalah hidrokarbon minyak bumi. Minyak bumi
adalah campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun yang lalu di masa
dan hewan. Minyak bumi berupa cairan kental berwarna kehitaman yang teradapat
Substansi kimia yang tidak mudah terurai (seperti organoklorin, hidrokarbon, dan
logam berat) disebut substansi atau komponen yang resisten. Komponen kimia ini
akan berada relatif lama dalam ekosistem perairan pesisir dapat terakumulasi
mana kadarnya dalam tubuh biota tersebut akan meningkat. Pengaruh yang
ditimbulkan dapat bersifat akut ataupun kronik (Riley dan Chester, 1975).
Dengan pertimbangan bahwa banyak atau tidaknya bahan organik dalam suatu
perairan kali maka lewat kesempatan praktikum oseanografi kimia ini kami
2
terakumulasi atau seberapa besar subsidi dari bahan organik total yang ada di
Kandungan bahan organik dan logam berat yang ada di laut berada di sediman di
Mamfaat dari praktikum ini adalah data hasil praktikum dapat menjadi
acuan apakah perairan itu tercemar atau tidak berapa banyak bahan organik dan
perairan yang terdiri dari bahan organik terlarut, tersuspensi dan koloid. Prinsip
analisa didasarkan pada kenyataan semua bahan organik dapat dioksidasi dengan
H2SO4 pekat dan dididihkan beberapa saat (Riley dan Chester, 1975).
organik sebagian besar dihasilkan oleh detritus yang dimanfaatkan sebagai nutrien
bagi tumbuhan air dan organisme dekomposer dan menyatakan bahwa perairan
dengan kandungan bahan organik terlarut di atas 26 ppm tergolong perairan subur.
Empat sumber dari mana senyawa-senyawa organik terlarut dalam air laut berasal,
yaitu:
a. Daratan
fitoplankton
Dewasa ini bahan-bahan organik terlarut yang sampai di laut dari daratan bukan
organik terlarut yang sampai di laut dari daratan. Banyak diantaranya mudah
Sebagian besar bahan buangan organik dapat diuraikan oleh organisme mikro
yang berada di sekitar perairan. Tetapi beberapa komponen organik seperti lignin,
a. Polusi bahan organik kelas I (sedikit). Pada dasar perairan tidak terbentuk
endapan atau lapisan hitam dari Ferosulfida (FeS) warna substrat dasar coklat atau
b. Polusi bahan organik kelas II (sedang). Perairan berarus lambat, luas relatif
c. Polusi organik kelas III (kritis). Substrat pada lapisan perairan yang dalam
d. Polusi organik kelas IV (berat). Substrat lapisan perairan dasar dalam bentuk liat
berhubungan dengan udara berwarna hitam legam, kandungan oksigen terlarut < 2
Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika, kimiawi
maupun biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan manusia. Salah
satu dari bahan pencemar itu adalah hidrokarbon minyak bumi. Minyak bumi
adalah campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun yang lalu di masa
dan hewan. Minyak bumi berupa cairan kental berwarna kehitaman yang teradapat
500 senyawa yang pernah dideteksi dalam suatu cuplikan minyak bumi yang
terdiri dari minyak bumi fraksi ringan dan fraksi berat. Minyak bumi fraksi
minyak bumi fraksi berat komponen utamanya adalah fraksi hidrokarbon dengan
tidik didih tinggi .Keberadaan senyawa hidrokarbon minyak bumi di perairan laut
dapat berasal dari berbagai sumber. Akibat-akibat jangka pendek dari pencemaran
bumi dapat merusak membran sel yang berakibat pada keluarnya cairan sel dan
yang tercemar oleh minyak dan senyawa hidrokarbon akan mengalami berbagai
gangguan struktur dan fungsi tubuh. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma
dan berbau minyak, sehingga berkurang mutunya. Secara langsung minyak dapat
menimbulkan kematian pada ikan. Hal ini disebabkan oleh kekurangan oksigen,
6
Nagalawan Serdang Bedagai pada 10 November 2017 dan proses analisis sampel
Bahan Organik
Bahan : sampel
Logam berat
suling
langsung di Laboratorium Kimia Laut untuk analisis kandungan logam berat dan
dengan rumus :
d = berat cawan dan berat sampel sedimen sebelum pembakaran 550ºC atau
C = berat sampel.
dari aluminium foil kemudian masukkan sediman kedalamnya setelah itu dioven
selama 10 menit dengan suhu 1050C itu ditimbang kemudian diambil sebanya 50
gr dari sedimen tersebut kemudian di oven selama 24 jam dengan suhu 1050C
Setelah Itu Ditimbang Kembali Lalu Dimasukkan Kedalam Furnest Selama 3jam
pertama yang dilakukan adalah dengan memasukkan air sampel sebanyak 250 ml
kedalam corong pisah lalu masukkan ccl4 sebanyak 74 ml yang dibagi 4 menjadi
menit setelah itu cair yang ada didalam akan terbagi 3 yaitu minyak koliform dan
air, kemudian akan diukur volume dari koliform dan minyak tersebut dengan
gelas ukur, setelah diukur samper minyak dan koliform tersebut dioven dengan
suhu 900C sampai coliformnya habis setelah itu timbang beker glass yang sudah
Perhitungan konsentrasi logam berat logam berat data yang diperoleh AAS
dikonversi menjadi nilai sebenarnya dari kandungan logam berat dalam sedimen
C = A×V
G
Keterangan :
4.1 Hasil
pengunjung yang datang kesana untuk rekreasi, keadaan pantainya berpasir dan
landai dengan pasir berwarna putih dan banyak poohon mangove yang baru
Ph = 7
Salinitas = 27 ppm
Suhu = 26 ºC
60
50
40
30
20
10
0
kelompok kelompok kelompok kelompok kelompok kelompok kelompok kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8
d(gr) A(gr) C(gr) Zat organik total (%)
4.2 Pembahasan
pengunjung yang datang kesana untuk rekreasi, keadaan pantainya berpasir dan
landai dengan pasir berwarna putih dan banyak poohon mangove yang baru
Dari parameter suhu dimana suhu 26 ºC yang masih baik untuk biota
Sebagian besar dari makrozoobenthos dapat melakukan toleransi pada suhu air
dibawah 35oC, walaupun ada yang mampu bertahan pada suhu yang ekstrim panas
(pH) merupakan parameter kimia yang menunjukan salinitas dari suatu perairan
dimana biota air dapat hidup didalamnya, pH yang ideal berkisar antara 6,5 – 8,5.
12
Dimana setiap organisme air memiliki toleransi yang berbeda (Purba dan Michael
Dan salinitas tersebut tergolong normal dan belum tercemar yang tinggi
lebih dominan. Menurut Nontji (2012), sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, dan aliran
sungai dan karena daerah tempat pengambilan sampel adalah muara salinitas akan
sering berubah.
Dari tabel hasil dapat kita lihat bahwa zat organik total paling banyak
ditemukan di stasiun 7 dan 8 yang hal ini terjadi hal ini dikarenakan stasiun
kearah laut sehingga jarang ada aktivitas di tempat tersebut dan stasiun 1 tinggi
terhadap ikan).
Sedimen yang berasal dari hancuran bahan-bahan organik dari hewan maupun
tumbuhan yang sudah mati, disebut juga sedimen organik atau sedimen
dari cangkang dan karang) lebih banyak terdapat di daerah dekat pantai dan pada
5.1 Kesimpulan
logam berat, diantaranya Cd, Hg, Pb, Zn, Cu, Fe dan Ni. Perubahan ekosistem laut
Oxygen), dan arus. Identifikasi logam berat dapat dilakukan menggunakan AAS
5.2 Saran
perairan laut, tetapi juga di sedimen dan kawasan tambak. Pada saat praktikum
Jangan mepet mepet Deadline nya. Karena banyak praktikum lain jugayang harus
DAFTAR PUSTAKA
Koesbiono, 2012. Catatan Kuliah Biologi Laut. Fakultas Perikanan, IPB Bogor.
IPB. Bogor
Kohongia, K., 2012. Karakteristik Sedimen Dasar Teluk Buyat. Skripsi. Program
Manado.
Sudarso, J., dan Y. Wardiatno. 2015. Penilaian Status Mutu Sungai Dengan
Wardoyo, S.T.H.. 2013. Kriteria Air Untuk keperluan Pertanian dan Perikanan.
LAMPIRAN
17