KELOMPOK 2
Nama Kelompok
221058 ULFANNI HILWA
Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan
buatan (sintetis). Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan
secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat
dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan,
penyimpanan atau pengemasan. Agar makanan yang tersaji tersedia dalam
bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta
awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang
sering disebut zat aditif kimia. Adakalanya makanan yang tersedia tidak
mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi
PENGGUNAAN ZAT ADITIV
1. Zat aditif tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara langsung dan atau tidak diperlakukan sebagai
bahan baku pangan.
2. Zat aditif dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang sengaja ditambahkan ke dalam
pangan untuk tujuan teknologis pada pembuatan, pengolahan, perlakuan, pengepakan, pengemasan,
penyimpanan dan atau pengangkutanpangan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu
komponen atau mempengaruhi sifat pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung.
3. Zat aditif tidak termasuk cemaran atau bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempertahankan atau meningkatkan nilai gizi. Zat aditif tidak pernah bisa dihindari karena dalam
beberapa hal memang dibutuhkan dan tidak semua bahan tambahan pangan berbahaya atau tidak
bernilai gizi, beberapa di antaranya malah berguna bagi tubuh kita karena mengandung vitamin atau
dapat mencegah kanker. Pengetahuan yang memadai tentang bahan tambahan makanan akan
membantu kita dalam mengkonsumsi atau memilih bahan makanan atau minuman yang aman.
Makanan pokok manusia terdiri dari makanan alami dan makanan buatan. Makanan alami terdiri dari
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin serta air.
JENIS-JENIS PENGGUNAAN ZAT ADITIV PERATURAN KEMENKES RI
TERKAIT ZAT ADITIF
Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 235 (1979), tentang zat bahwa makanan yang menggunakan bahan tambahan
aditif : makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan mempunyai
pengaruh langsung terhadap derajat kesehatan manusia.
dikelompokkan menjadi 14 menurut
fungsinya, antara lain: bahwa masyarakat perlu dilindungi dari makanan yang
● antioksidan dan antioksi dan sinergis menggunakan bahan tambahan makanan yang tidak
● pengasam memenuhi persyaratan kesehatan
● penetral dan pendapar
● anti kempal bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
● enzim 235/Menkes/Per/VI/79 tentang Bahan Tambahan Makanan,
● pemutih dan pematang Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
● pemanis buatan 237/Menkes/Per/VI/79 tentang Perubahan Wajib Daftar
● penambah gizi Makanan dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
● pengawet 238/Menkes/SJ/VI/79 tentang Keharusan Menyertakan
● pengeras Sertifikat Analisa Pada Setiap Impor Bahan Tambahan
● pengemulsi Makanan, sudah tidak lagi memenuhi perkembangan ilmu
● pemantap, dan pengental dan teknologi sehingga perlu diatur kembali;
● pewarna alami dan sintesis
● ekuestran penyedap rasa dan aroma bahwa sehubungan dengan huruf a,b dan c tersebut diatas
dan zat aditif makanan lain. perlu ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia tentang Bahan Tambahan Makanan.
PEWARNA
Antioksidan merupakan salah satu zat aditif yang dapat menunda atau
mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas dalam oksidassi lipid.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 Lesitin Terdapat alami sebagai
tentang Bahan Tambahan Makanan, Antioksidan adalah Bahan tambahan pengemulsi
makanan yang dapat mencegah atau menghambat oksidasi.
Antioksidan adalah zat yang dapat mempertahankan kesegaran makanan
dan menghambat reaksi oksidasi terhadap senyawa kimia dalam makanan.
Antioksidan mencegah kemunduran karena oksidasi dalam lemak dan BHA (Butilhidroksianisel) Sintesis, banyak digunakan dan
minyak, sering disebut stabilisator kesegaran atau pencegat oksigen, karena stabil pada suhu tinggi, efisien
lemak yang teroksidasi akan menjadi tengik.
dalam kepekatan rendah
Antioksidan mencegah oksidasi radikal bebas suatu jaringan sehingga tidak
terjadi sintesis yang salah atau kematian sel protein. Antioksidan digunakan
untuk melindungi komponen-komponen makanan yang bersifat tidak jenuh
(mempunyai ikatan rangkap), terutama lemak dan minyak. Meskipun
BHT Sintesis, kurang stabil dan
harganya murah
demikian, antioksidan dapat pula digunakan untuk melindungi komponen-
komponen lain seperti vitamin dan pigmen yang juga banyak mengandung
ikatan rangkap di dalam strukturnya.
Syarat suatu senyawa untuk dijadikan antioksidan: Propil Galat Sintesis, antioksidan dan kuat,
a) senyawa tersebut harus mempunyai sifat-sifat tidak toksik,
kurang stabil, berwarna biru bila
b) efektif pada konsentrasi yang rendah (0,01 – 0,02%), dan
c) dapat terkonsentrasi pada permukaan/lapisan lemak (bersifat lipofilik). steril, dan berwarna hijau jika
d) harus dapat tahan pada kondisi pengolahan pangan pada umumnya. terdapat tembaga
PENGENYAL
Fungsi pengawet sudah sangat jelas, yaitu untuk memperpanjang umur simpan suatu makanan dengan jalan menghambat
pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu sering disebut dengan senyawa antimikroba.
Penggunaan zat pengawet sebaiknya dengan dosis di bawah ambang batas yang telah ditentukan. Bahan pengawet
buatan dapat dibagi menjadi dua kriteria, yaitu berdasarkan fungsinya dan komposisi kimianya.(1) Berdasarkan
fungsinya, bahan pengawet dapat digolongkan menjadi empat golongan seperti pada Tabel berikut:
FUNGSI PRINSIP KERJA
Antiseptik Golongan zat yang dapat cegah terjadinya sepsis (pencemaran oleh aktivitas
mikroorganisme)
Gemisida Golongan Zat yang dapat membunuh bentuk vegetatif dari mikroorganisme
sedangkan bentuk sporanya tidak mati.
Pengawet anorganik :
Zat pengawet anorganik yang masih sering dipakai
adalah sulfit, nitrat dan nitrit. Sulfit digunakan
dalam bentuk gas SO2, garam Na, atau K-sulfit,
bisulfit dan metabisulft. Bentuk efektifnya sebagai
pengawet adalah asam sulfit yang tak terdisosiasi
dan terutama terbentuk pada tingkat keasaman
(pH) dibawah 3.Bahan pengawet makanan yang
telah diuraikan di atas merupakan pengawet yang
diijinkan untuk dipakai dan mendapatkan lisensi
secara internasional oleh badan kesehatan dunia
(WHO) dengan kadar yang diijinkan.
BATAS BATAS PENGGUNAAN ZAT ADITIF
BERDASARKAN BPOM DAN KEMENKES RI
METODE ANALISA KUANTITATIF ZAT ADITIF.
SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE
Penyelesaian :
GRAVIMETRI
adalah sebuah teknik analisis untuk identifikasi zat/senyawa dan memisahkan serta
mengukur jumlahnya dalam suatu larutan campuran. HPLC ini sering digunakan pada
laboratorium kimia (quality control), makanan, limbah, biologi maupun farmasi. Di
industri farmasi sendiri hampir pasti ada unit HPLC yang digunakan untuk menguji
kadar bahan baku, bahan antara maupun produk jadi. HPLC merupakan tipe
kromatografi kolom yang secara luas digunakan di farmasi. HPLC ini sangat berguna
untuk menentukan kadar dan kadar zat terkait pada obat. Secara umum HPLC
digunakan untuk memisahkan komponen zat dalam obat
KEKURANGAN KELEBIHAN
Dibandingkan dengan Kromatografi Gas/Gas Chromatography (GC), HPLC
mempunyai kelebihan yaitu dapat untuk analisis zat yang tidak menguap (volatile)
sedangkan pada gas kromatografi zat yang tidak menguap harus dibuat menguap
dahulu baru bisa analisis. Mengubah zat tidak menguap menjadi menguap ini
membutuhkan usaha yang tidak mudah agar berhasil. Keuntungan menggunakan
HPLC untuk analisis adalah membutuhkan ukuran sampel yang kecil, pengujian dapat
dimodifikasi tergantung pada tingkat kuantifikasi yang diperlukan, dan menghasilkan
hasil yang andal. Kekurangan HPLC adalah membutuhkan analis/SDM khusus untuk
mengoperasikan dikarenakan pengoperasian membutuhkan skill kompetensi khusus. Link Perhitungan
Hal-hal berhubungan dengan HPLC juga mahal-mahal seperti reagen, sparepart dan HPLC
kolom. Harga kolom HPLC bisa sampai puluhan juta rupiah
PRINSIP
Prinsip utama dari kromatografi kolom adalah adanya adsorbsi (penempelan
permukaan) dari solut (cairan sampel) ke dalam larutan melalui fase diam yang
menyebabkan adanya pemisahan solut dengan larutan. Tingkat adsorbsi tergantung
pada afinitas dari fase diam dan fase gerak. Fase diam terdiri dari adsorben seperti
silika https://www.youtube.com/watch?v=pmlbciQL7-A&t=603s
REVIEW JURNAL
Tahun 2020
Volume IX
Natrium Benzoat merupakan bahan pengawet yang paling sering digunakan pada produk makanan dan
minuman, karena memiliki sifat antimikroba, toksisitas rendah, dan lebih efektif karena lebih larut dalam air.
Natrium benzoat efektif pada lingkungan asam (pH 4,5) semakin rendah pH akan semakin meningkatkan
efektifitasnya, karena semakin banyak asam yang tidak terdisosiasi diproduski. Asam yang tidak terdisosiasi ini
akan mempermudah natrium benzoat untuk larut dalam membran sel mikroba dan menghasilkan ion hidrogen
yang akan menurunkan pH sel mikroba dan mengganggu metabolisme sel dan sebabkan kematian pada sel
tersebut.
Konsumsi dari natrium benzoat akan mempengaruhi fungsi tubuh dan proses metabolik yang sebabkan glisin.
Pada paparan natrium benzoat melalui oral, kulit, atau inhalasi didapati laporan urtikaria, asma, rinitis, atau syok
anafilatik yang banyak terjadi pada orang dengan riwayat atopik.
TUJUAN PENELITIAN
(Svehl1979)
(Svehla, 1979)
HASIL ANALISA
KUALITATIF