PENDAHULUAN
akses petani terhadap sumber daya permodalan, serta rendahnya kualitas dan
seperti antara jawa – luar jawa,antara kawasan barat indonesia (KBI) – kawasan
timur indonesia (KTI), serta antara kota – desa[1]. Akibatnya, kota mengalami
nasional.
Saat ini memang telah banyak informasi tentang desa suatu daerah tapi
pemerintah Kota Pali masih terkendala belum adanya aplikasi yang dapat
membantu dalam menentukan desa tertinggal dan tidak tertinggal. Dari hal ini
khas, dibangun atas dasar konsep arsitektur client-server. Tujuan dari penelitian
tugas akhir ini adalah membuat aplikasi dalam bentuk web untuk pemetaan desa
Dari permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini dibuat ”SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS PEMETAAN PEMBANGUNAN
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan sistem ini adalah :
1. Membantu pemerintah mojokerto dalam menentukan desa tertinggal dan
tidak tertinggal.
2. Membantu pemerintah mojokerto dalam pengalokasian anggaran
pembangunan desa tertinggal.
3. Memudahkan pemerintah mojokerto melakukan penanganan terhadap desa
tertinggal dalam mendistribusikan bantuan.
1.6 Metodologi Perancangan Sistem
Metodologi yang dilakukan dalam perancangan aplikasi untuk mengetahui
desa tertinggal dan tidak tertinggal yaitu dengan menggunakan metode SDLC
(System Development Life Cycle). SDLC adalah metode atau cara-cara atau teknik
yang digunakan untuk menganalisa dan merancang sistem dimana sistem tersebut
telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan
penganalisis dan pemakai secara spesifik.
2. Analisa Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisis sistem untuk menentukan syarat-syarat
informasi. Pengumpulan data mengenai kebutuhan user dilakukan dengan cara
wawancara, kuisioner, sampling, dan menganalisis hard data di lokasi terkait.
Kemudian akan dilakukan analisa terhadap proses seleksi pemilihan desa
tertinggal dan tidak tertinggal yang ada di kota mojokerto dengan cara
menganalisa parameter yang dibutuhkan untuk penentuan lokasi yang strategis.
3. Perancangan Sistem
Aplikasi yang akan dibangun menggunakan model Rapid Aplication
Development (RAD) serta Unified Modelling Language (UML) untuk
mendokumentasikan menspesifikasikan serta pemodelan system, proses tersebut
melalui tahapan antara lain:
4. Business Modelling
Pada fase ini akan dilakukan identifikasi mengenai informasi apa saja yang
dibutuhkan salam proses bisnis, informasi apa saja yang dihasilkan, siapa saja dan
siapa yang akan memproses informasi tersebut.
5. Data Modelling
Aliran informasi yang telah di definisikan akan disempurnakan lagi
menjadi sebuah kumpulan objek data yang dibutuhkan untuk mendukung system
tersebut. Karakteristik masing-masing objek diidentifikasi serta relasi antara objek
tersebut didefinisaikan lebih lanjut.
6. Proses Modelling
Objek data yang telah didefinisikan ditranformasi untuk mendapatkan
aliran informasi yang mungkin mengimplementasikan fungsi bisnis. deskripsi
proses dibuat dengan menambah, memodififikasi, menghapus,atau mencari objek
data yang dibutuhkan dalam pemodelan.
Application Generation
Fase application generation meliputi rancangan antar muka (interface),
rancangan basis data (database), dan rancangan program dalam proyek akhir ini,
perancangan antar muka (interface) diimplementasikan menggunakan visio,
perancangan basis data diimplementasikan dengan menggunakan PostgreSQL,
sedangkan perancangan program diimplementasikan menggunakan HTML dan
PHP.
Bab ini menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan judul tugas
akhir, seperti hal-hal yang terkait mengenai Desa tertinggal dan tidak tertinggal,
Metode Skoring dan teori-teori yang terkait dengan pemetaan desa di Kabupaten pali.
Kriteria sebuah daerah tertinggal adalah berdasarkan kondisi sosial, budaya, ekonomi
danwilayah pungsi inter dan intra spasial baik pada aspek lingkungan, aspek
manusianya, maupun prasarana pendukungnya kurang berkembang dibandingkan daerah lain.
Pandangan masyarakat desa di daerah tertinggal cenderung lebih berorientasi pada halmateriil,
yaitu lebih menyukai jika anak-anaknya bekerja membantu orang tua daripada harus belajar di
sekolah.
Mungkin hal inilah yang menyebabkan masyarakat desa di daerah tertinggal.Masyarakat daerah
tertinggal adalah masyarakat yang gamang atau takut terhadap upaya pembaruan. Perubahan
kurikulum, uji coba model, dan uji coba mekanisme sering
dianggap para pengajar sebagai sebuah malapetaka atau setidaknya menjadi beban yang cukup b
erat untuk mereka.