Anda di halaman 1dari 11

Tugas Tutorial 1

No Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial


1 Buatlah proposal perencanaan 100 Modul 1, 2, 3
pembangunan kota mengenai topic.
berikut (pilih salah satu): (1) Kota
yang baru saja terkena bencana; (2)
Daerah tertinggal; (3) Kota besar
yang mengalami permasalahan
kompleks!
a. Proposal dibuat dengan
system bab: Bab 1
Pendahuluan, Bab 2 Tinjauan
Literatur, Bab 3 Metode
Penelitian
b. Jelaskan latar belakang
masalah kota yang akan
dibangun!
c. Jelaskan masalah yang
dihadapi oleh kota yang akan
dibangun!
d. Jelaskan konsep dan teori
yang sesuai untuk
pembangunan kota yang
akan dibangun!
e. Tuliskan daftar pustaka yang
digunakan untuk menulis
proposal
f. Buat cover depan yang berisi
nama, NIM, mata kuliah,
kelas, dosen pengampu,
nama program studi, nama
fakultas , dan tahun
g. Buatlah kata pengantar
h. Buatlah daftar isi
i. Batlah daftar tabel, dan
gambar (jika ada)
j. Font 12, spasi 1.5
Proposal
PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA
Tentang Daerah Tertinggal

Disusun oleh : Kristia Alviora


Nim : 04119503
Pokjar : Kota Palembang

PROGRAM STUDI PERENCANAAN KOTA


FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketertinggalan tingkat kemajuan wilayah perdesaan disebabkan oleh

masih rendahnya produktivitas dan kualitas petani dan pertanian, terbatasnya

akses petani terhadap sumber daya permodalan, serta rendahnya kualitas dan

kuantitas infrastruktur perdesaan. Pada Peraturan Presiden No. 7 tahun 20

Tentang rencana pembangunan jangka menengah ( RPJM ) nasional tahun 2004-

2009 digambarkan bahwa kesenjangan pembangunan antar daerah masih lebar,

seperti antara jawa – luar jawa,antara kawasan barat indonesia (KBI) – kawasan

timur indonesia (KTI), serta antara kota – desa[1]. Akibatnya, kota mengalami

pertumbuhan yang lebih cepat sedangkan wilayah perdesaan relatif tertinggal.

daerah tertinggal sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya

relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala

nasional.

Saat ini memang telah banyak informasi tentang desa suatu daerah tapi

pemerintah Kota Pali masih terkendala belum adanya aplikasi yang dapat

membantu dalam menentukan desa tertinggal dan tidak tertinggal. Dari hal ini

mengakibatkan sulitnya Kabupaten Mojokerto dalam mengalokasikan anggaran

pembangunan desa tertinggal dan sulitnya mendistribusikan bantuan. Sehingga


penulis mencoba memberikan suatu sistem informasi desa tertinggal di kabupaten

Mojokerto dalam bentuk peta agar pemerintah mudah untuk mengalokasikan

anggaran pembangunan dan mendistribusikan bantuan. Penggunaan aplikasi untuk

mendukung perencanaan tersebut mutlak diperlukan untuk menganalisis dan

menyajikan informasi dalam bentuk peta.

Aplikasi sistem geografis berbasis web yang memiliki konfigurasi yang

khas, dibangun atas dasar konsep arsitektur client-server. Tujuan dari penelitian

tugas akhir ini adalah membuat aplikasi dalam bentuk web untuk pemetaan desa

berdasarkan kawasan pemukiman,prasarana dasar wilayah (air bersih, listrik),

irigasi sarana wilayah (sarana ekonomi,sarana industri,sarana kesehatan, sarana

pendidikan, sarana transportasi), kondisi kehidupan masyarakat dengan

menggunakan metode skoring.

Dari permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini dibuat ”SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS PEMETAAN PEMBANGUNAN

DESA DI KABUPATEN MOJOKERTO BERBASIS WEB”. Dengan dibuatnya

sistem informasi ini dapat membantu pemerintah mojokerto dalam menentukan

desa tertinggal dan tidak tertinggal, serta dapat mengalokasikan anggaran

pembangunan desa tertinggal dan mendistribusikan bantuan untuk pembangunan


desa ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang diangkat dalam tugas
akhir ini adalah :
1. Belum adanya aplikasi yang dapat membantu pemerintah mojokerto dalam
menentukan desa tertinggal dan tidak tertinggal
2. Sulitnya pemerintah mojokerto dalam mendistribusikan bantuan
3. Sulitnya pemerintah mojokerto dalam mengalokasikan anggaran
pembangunan desa tertinggal

1.3 Batasan Masalah


Agar dalam penulisan penelitian Tugas Akhir ini dapat terarah dan terfokuskan
serta tidak melebar membahas permasalahan diluar sistem ini, penulis
memberikan batasan masalah yaitu :
1. Data yang digunakan data desa tertinggal Kabupaten Mojokerto per
desa.
2. Data yang digunakan
a. Prasarana Dasar Wilayah (dalam konteks desa)
1. Air Bersih
2. Listrik
3. Irigasi
b. Sarana Wilayah (dalam konteksdesa)
1. Sarana Ekonomi
2. Sarana Industri
3. Sarana Kesehatan
4. Sarana Pendidikan
5. Sarana transportasi
c. Kondisi Kehidupan Masyarakat (dalam konteks desa)
1. Perekonomian
2. Menggunakan Aplikasi Qgis Desktop 2.4.0 dan OpenGeo Suite Dashboa.
3. Menggunakan metode scoring.
1.4 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui sebaran desa tertinggal dan tidak tertinggal di
kabupaten mojokerto berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik)
2. Untuk mengetahui prosentase desa tertinggal dan tidak tertinggal.
3. Untuk mengetahui kategori desa tertinggal dan tidak tertinggal
berdasarkan kawasan pemukiman, prasarana dasar wilayah (air bersih,
listrik), irigasi sarana wilayah (sarana ekonomi, sarana industri, sarana
kesehatan, sarana pendidikan, sarana transportasi), kondisi kehidupan
masyarakat (perekonomian)[1] dengan menggunakan metode skoring.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan sistem ini adalah :
1. Membantu pemerintah mojokerto dalam menentukan desa tertinggal dan
tidak tertinggal.
2. Membantu pemerintah mojokerto dalam pengalokasian anggaran
pembangunan desa tertinggal.
3. Memudahkan pemerintah mojokerto melakukan penanganan terhadap desa
tertinggal dalam mendistribusikan bantuan.
1.6 Metodologi Perancangan Sistem
Metodologi yang dilakukan dalam perancangan aplikasi untuk mengetahui
desa tertinggal dan tidak tertinggal yaitu dengan menggunakan metode SDLC
(System Development Life Cycle). SDLC adalah metode atau cara-cara atau teknik
yang digunakan untuk menganalisa dan merancang sistem dimana sistem tersebut
telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan
penganalisis dan pemakai secara spesifik.

1.6 Metodologi Perancangan Sistem


Metodologi yang dilakukan dalam perancangan aplikasi untuk mengetahui
desa tertinggal dan tidak tertinggal yaitu dengan menggunakan metode SDLC
(System Development Life Cycle). SDLC adalah metode atau cara-cara atau teknik
yang digunakan untuk menganalisa dan merancang sistem dimana sistem tersebut
telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan
penganalisis dan pemakai secara spesifik.

Ada enam siklus pengembangan sistem, yaitu :


1. Identifikasi Masalah
Untuk membangun “SIG Pemetaan Pembangunan Desa” ini dibutuhkan data
sebagai bahan yang akan diolah dalam sistem atau sebagai acuan dalam pembangunan
sistem. Data tersebut diperoleh langsung dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten
Mojokerto mengenai syarat-syarat yang dibutuhkan dalam proses seleksi pemilihan desa
tertinggal dan tidak tertinggal.

2. Analisa Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisis sistem untuk menentukan syarat-syarat
informasi. Pengumpulan data mengenai kebutuhan user dilakukan dengan cara
wawancara, kuisioner, sampling, dan menganalisis hard data di lokasi terkait.
Kemudian akan dilakukan analisa terhadap proses seleksi pemilihan desa
tertinggal dan tidak tertinggal yang ada di kota mojokerto dengan cara
menganalisa parameter yang dibutuhkan untuk penentuan lokasi yang strategis.

3. Perancangan Sistem
Aplikasi yang akan dibangun menggunakan model Rapid Aplication
Development (RAD) serta Unified Modelling Language (UML) untuk
mendokumentasikan menspesifikasikan serta pemodelan system, proses tersebut
melalui tahapan antara lain:

4. Business Modelling
Pada fase ini akan dilakukan identifikasi mengenai informasi apa saja yang
dibutuhkan salam proses bisnis, informasi apa saja yang dihasilkan, siapa saja dan
siapa yang akan memproses informasi tersebut.

5. Data Modelling
Aliran informasi yang telah di definisikan akan disempurnakan lagi
menjadi sebuah kumpulan objek data yang dibutuhkan untuk mendukung system
tersebut. Karakteristik masing-masing objek diidentifikasi serta relasi antara objek
tersebut didefinisaikan lebih lanjut.

6. Proses Modelling
Objek data yang telah didefinisikan ditranformasi untuk mendapatkan
aliran informasi yang mungkin mengimplementasikan fungsi bisnis. deskripsi
proses dibuat dengan menambah, memodififikasi, menghapus,atau mencari objek
data yang dibutuhkan dalam pemodelan.

Application Generation
Fase application generation meliputi rancangan antar muka (interface),
rancangan basis data (database), dan rancangan program dalam proyek akhir ini,
perancangan antar muka (interface) diimplementasikan menggunakan visio,
perancangan basis data diimplementasikan dengan menggunakan PostgreSQL,
sedangkan perancangan program diimplementasikan menggunakan HTML dan
PHP.

Testing and Turnoff


Melakukan tes terhadap komponen-komponen yang telah dibuat karena
proses RAD (Rapid Application Development) mempergunakan kembali
komponen yang sudah ada.
Pengembangan dan Dokumentasi Sistem
Mendesain program komputer yang telah direkomendasikan, kemudian
menulis program komputer, dan mulai mendokumentasikan dengan bantuan file
serta memeriksanya dengan prosedur manual.
Uji Coba dan Maintenance Sistem
Melakukan pengujian program komputer yang telah dibuat, dan perawatan
sistem agar kinerja lebih optimal.
Penerapan dan Evaluasi Sistem
Pada tahap ini ditentukan rencana cadangan apabila nanti terjadi perubahan,
kemudian melatih pengguna untuk menggunakan sistem secara benar dan tepat
agar hasil yang dicapai bisa maksimal.

1.7 Sistematika Penulisan


Pada penulisan laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan sistematika
pembahasan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan judul tugas
akhir, seperti hal-hal yang terkait mengenai Desa tertinggal dan tidak tertinggal,
Metode Skoring dan teori-teori yang terkait dengan pemetaan desa di Kabupaten pali.

BAB III PENUTUP

Kriteria sebuah daerah tertinggal adalah berdasarkan kondisi sosial, budaya, ekonomi
danwilayah pungsi inter dan intra spasial baik pada aspek lingkungan, aspek
manusianya, maupun prasarana pendukungnya kurang berkembang dibandingkan daerah lain.
Pandangan masyarakat desa di daerah tertinggal cenderung lebih berorientasi pada halmateriil,
yaitu lebih menyukai jika anak-anaknya bekerja membantu orang tua daripada harus belajar di
sekolah.
Mungkin hal inilah yang menyebabkan masyarakat desa di daerah tertinggal.Masyarakat daerah
tertinggal adalah masyarakat yang gamang atau takut terhadap upaya pembaruan. Perubahan
kurikulum, uji coba model, dan uji coba mekanisme sering
dianggap para pengajar sebagai sebuah malapetaka atau setidaknya menjadi beban yang cukup b
erat untuk mereka.

Anda mungkin juga menyukai