Anda di halaman 1dari 203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS


VIII A SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PADA
POKOK MATERI KUBUS DAN BALOK

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh :
Margarita Ika Noviantari
NIM : 121414078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS


VIII A SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PADA
POKOK MATERI KUBUS DAN BALOK

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh :
Margarita Ika Noviantari
NIM : 121414078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi


kekuatan kepadaku.”

~ Filipi 4 : 13

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia


memelihara kamu.”

~ 1 Petrus 5 : 7

Puji syukur kepada Tuhan...

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang senantiasa


selalu menyertai dan selalu memberi penguatan
kepadaku..

Bapak, Ibuk, Linda, Simbah serta seluruh keluarga besar


yang selalu mendukungku dalam bentuk apapun dan
selalu memotivasi untuk terus berjuang..

Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan


meluangkan waktu suka duka bersama.. teman-teman
Pendidikan Matematika Angkatan 2012 yang telah sama-
sama berjuang.. dan kampus tercinta Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Oktober 2016

Margarita Ika Noviantari

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :


Nama : Margarita Ika Noviantari
NIM : 121414078
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS


VIII A SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PADA
POKOK MATERI KUBUS DAN BALOK.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata


Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin diri saya ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 19 Oktober 2016

Yang menyatakan

Margarita Ika Noviantari

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Margarita Ika Noviantari, 2016. Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar


Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 Pada
Pokok Materi Kubus dan Balok. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa pada pokok materi kubus dan balok, (2) mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal tentang kubus dan
balok, (3) mengetahui bagaimana kesulitan belajar siswa dapat diatasi dengan
pengajaran remedial pada pokok materi kubus dan balok di kelas VIII A SMP
Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius
Sleman dengan subjek penelitian adalah tiga orang siswa kelas VIII A yang
mengalami kesulitan belajar matematika pada pokok materi kubus dan balok. Data
penelitian dikumpulkan dengan instrumen tes awal, tes diagnostik, tes akhir, dan
dengan teknik wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) kesulitan yang
dialami oleh siswa pada penyelesaian soal kubus dan balok meliputi kesulitan untuk
menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok (diagonal ruang dan bidang diagonal),
kesulitan dalam menganalisis soal dan menerapkan rumus volume dan luas
permukaan, serta kesulitan dalam menganalisis unsur kubus dan balok (menentukan
bentuk dari bidang diagonal, menentukan panjang diagonal ruang, dan menentukan
titik sudut dari sebuah jaring-jaring balok), (2) faktor-faktor penyebab kesulitan
siswa antara lain faktor internal yaitu kurangnya persiapan belajar, kurangnya
motivasi belajar, kurang dikuasainya materi prasyarat seperti luas persegi, luas
persegi panjang, dan rumus Pythagoras serta kurang terampilnya mengoperasikan
perkalian bilangan bulat, pembagian, dan perkalian bilangan pecahan. Faktor
eksternal dari luar subjek antara lain suasana belajar di sekolah dan di rumah yang
kurang mendukung, (3) pengajaran remedial dengan metode tanya jawab dapat
membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, ditandai dengan
meningkatnya keberhasilan siswa pada penyelesaian soal tes akhir. Peningkatan
subjek A yaitu 50%, subjek B 45 %, dan subjek C 50%.

Kata Kunci : diagnosis kesulitan belajar, kesulitan belajar, materi kubus dan
balok, remediasi

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Margarita Ika Noviantari, 2016. The Diagnosis and Remediation of the


Difficulties Experienced by the Students of Grade VIII A SMP Kanisius Sleman
in the Academic Year 2015/2016 in the Topic of Cubes and Cuboids.
Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of
Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research was aimed to (1) identify the difficulties in the learning process
which was experienced by students in the topic of cubes and cuboids, (2) identify
the factors that cause of the difficulties of the students in doing the test with the
topic of cubes and cuboids, (3) identify how the difficulties in the learning process
could be overcome with a remediation on the topic cubes and cuboids for class VIII
A SMP Kanisius Sleman in the academic year 2015/2016.
The type of this research was exploratory research with qualitative and
quantitative approaches. The research was conducted at SMP Kanisius Sleman,
with the research subjects were three students of class VIII A who had difficulties
in learning mathematics on the topic of cubes and cuboids. The data were collected
using pre-test instruments, diagnostic tests, final test and interview techniques.
Based on the results of this research, the researcher concluded that (1) the
difficulties which were experienced by the subjects in solving the problems about
cubes and cuboids were naming and defining some elements of cubes and cuboids
(particularly plane diagonal and space diagonal), calculating the volume and
surface area of cubes and cuboids, and analyzing the elements of cubes and cuboids
(determining the length of the space diagonal, and determining the vertices of
cuboids), (2) the factors which caused the difficulties which were experienced by
the students were internal factors which were the lack of preparation of the students
to learn, the lack of motivation to learn, the lack of the prerequisites materials such
as square, rectangle, the formula of Pythagoras and also the lack of skills
experienced by the students in operating multiplication of integers, division, and
multiplication of fractions. External factors were the learning environment at
school and at home which did not support the learning process, (3) the remediation
with interview methods helped to overcome the difficulties of the students, that were
indicated by the increase of the scores of the students on the final test or remedial
test. The amount of the increase for subject A was 50%, for subject B 45%, and for
subject C 50%.

Keywords : diagnosis of learning difficulties, learning difficulties, the topics of


cubes and cuboids, remediation

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar
Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 Pada Pokok
Materi Kubus dan Balok.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah membantu
dan membimbing penulis. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Hongki Julie, M. Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
membimbing, memberikan saran dan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
dalam membimbing penulisan skripsi ini.
5. Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd., M.Sc. dan Ibu Margaretha Madha Melissa,
M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah Ibu Nur Sukapti, S.Pd dan Guru Mata Pelajaran Matematika
Bapak Tatak Handaya, S.Pd serta murid-murid kelas VIII SMP Kanisius

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sleman yang telah memberikan tempat dan waktu untuk pengambilan data
penelitian.
7. Bapak, Ibu, serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan,
serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku, teman-teman Pendidikan Matematika Kelas B dan seluruh
teman-teman Pendidikan Matematika Angkatan 2012 yang telah berjuang
bersama selama ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
berbagai macam keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis menerima
segala bentuk masukan dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 25 November 2016

Penulis

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT.......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
F. Penjelasan Istilah ........................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 10


A. Belajar ............................................................................................ 10
B. Belajar Tuntas ................................................................................ 11
C. Kesulitan Belajar............................................................................ 13
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Diagnosis Kesulitan Belajar........................................................... 19


E. Remediasi....................................................................................... 31
F. Kubus dan Balok ............................................................................ 39
G. Kerangka Berpikir.......................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 47


A. Jenis Penelitian .............................................................................. 47
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 48
C. Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................ 48
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 49
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 50
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 53
G. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 56
H. Metode/Teknik Analisis Data ........................................................ 57

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN


PEMBAHASAN ................................................................................................. 58
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 58
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 59
C. Pembahasan ................................................................................... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 96


A. Kesimpulan .................................................................................... 96
B. Saran .............................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 99


LAMPIRAN ...................................................................................................... 101

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Awal ............................................................... 55


Tabel 4.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian .................................................... 58
Tabel 4.2 Validitas Soal Tes Awal ................................................................ 61
Tabel 4.3 Hasil Tes Awal .............................................................................. 62
Tabel 4.4 Letak Kesalahan Subjek (Pada Tes Awal) .................................... 63
Tabel 4.5 Penguasaan Subjek (Pada Tes Awal) ............................................ 64
Tabel 4.6 Hasil Tes Diagnostik ..................................................................... 67
Tabel 4.7 Hasil Wawancara Subjek .............................................................. 70
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir ............................... 73
Tabel 4.9 Hasil Remediasi Subjek A ............................................................ 78
Tabel 4.10 Hasil Remediasi Subjek B ........................................................... 84
Tabel 4.11 Hasil Remediasi Subjek C ........................................................... 89
Tabel 4.12 Persentase Keberhasilan Subjek................................................... 94

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kubus ABCD.EFGH .................................................................... 39


Gambar 2 Unsur-unsur Kubus ABCD.EFGH ............................................... 40
Gambar 3 Luas Permukaan kubus ................................................................. 41
Gambar 4 Volume kubus .............................................................................. 41
Gambar 5 Balok ABCD.EFGH ..................................................................... 42
Gambar 6 Luas Permukaan Balok ................................................................. 43
Gambar 7 Volume Balok .............................................................................. 44

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal Tes Ujicoba ......................................................................... 102


Lampiran 2 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Ujicoba ........... 105
Lampiran 3 Soal Tes Awal & Tes Akhir ....................................................... 122
Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Tes Awal .................................................. 125
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik ..................................................... 126
Lampiran 6 Soal Tes Diagnostik .................................................................... 128
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Tes Diagnostik .......................................... 133
Lampiran 8 Pedoman Wawancara ................................................................ 138
Lampiran 9 Transkrip Wawancara Guru........................................................ 139
Lampiran 10 Transkrip Wawancara Subjek A ............................................... 140
Lampiran 11 Transkrip Wawancara Subjek B ............................................... 142
Lampiran 12 Transkrip Wawancara Subjek C ............................................... 144
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pengajaran Remedial............................. 146
Lampiran 14 Pekerjaan Tes Awal Subjek (A, B, C) ...................................... 147
Lampiran 15 Analisis Tes Diagnostik ............................................................ 156
Lampiran 16 Pekerjaan Tes Akhir Subjek (A, B, C) .................................... 171
Lampiran 17 Lembar Validasi Instrumen Tes .............................................. 180
Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 182
Lampiran 19 Foto-Foto .................................................................................. 183
Lampiran 20 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................ 187

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Crow & Crow (1958) yang dikutip oleh Rohmah Noer

(2012), menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh kebiasaan-

kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Kebiasaan, pengetahuan, dan sikap yang

diperoleh merupakan hasil dari belajar dan sifatnya relatif menetap dalam

diri individu yang belajar. Menurut Hintzman seperti yang dikutip oleh Syah

Muhibbin (2008), belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri

organisme (manusia atau hewan) yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi,

belajar merupakan suatu proses atau kegiatan mengolah pengetahuan dan

pengalaman untuk memperoleh pengetahuan yang baru berdasarkan

pengalaman, pengalaman manusia berinteraksi dengan orang lain atau

lingkungannya.

Belajar menjadi landasan pokok dalam setiap usaha pendidikan.

Sebagai suatu proses, belajar mendapatkan tempat dan perhatian yang besar

dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana manusia

dalam belajar dan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yaitu,

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Lembaga sekolah merupakan lembaga pendidikan sebagai tempat

berlangsungnya proses pendidikan melalui kegiatan belajar mengajar antara

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pendidik dan peserta didik. Proses pembelajaran yang terjadi adalah proses

interaksi antara peserta didik dan pendidik yang memiliki peranan penting

untuk mencapai keberhasilan belajar yang optimal bagi peserta didik. Proses

belajar mengajar di sekolah mengarah pada tujuan-tujuan pembelajaran

tertentu sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan. Hasil dari belajar

dapat dilihat dari keberhasilan belajar, berkembangnya pengetahuan dan

perubahan sikap peserta didik menuju ke arah yang lebih baik.

Keberhasilan siswa dalam belajar ditandai dengan kriteria, salah

satunya yaitu belajar tuntas. Berdasarkan pernyataan Suwarto (2013),

belajar tuntas merupakan suatu sistem belajar yang mengharapkan peserta

didik mencapai kompetensi atau sasaran yang sudah ditetapkan untuk

dicapai peserta didik dalam waktu dan materi tertentu. Dalam hal ini, peserta

didik yang dikatakan lambat belajar atau pencapaiannya jauh dibawah

kriteria belajar tuntas perlu mendapatkan perhatian, bimbingan, dan

kesempatan untuk dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, bakat, dan

minatnya sehingga dapat menguasai materi dengan baik. Beberapa sekolah

menerapkan kriteria ketuntasan belajar antara 70%-80% dari kompetensi

dasar yang ditetapkan. Biasanya di sekolah-sekolah menetapkan nilai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran. Salah

satunya SMP Kanisisus Sleman yang menetapkan nilai KKM yaitu 65

khusus untuk mata pelajaran matematika.

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang

mengandung banyak konsep-konsep abstrak dan menggunakan pola pikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

deduktif dalam mempelajarinya sehingga matematika dinilai sebagai mata

pelajaran yang sulit untuk dipelajari oleh peserta didik di sekolah.

Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang pokok dan wajib

dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari SD hingga perguruan

tinggi karena ilmu dasar matematika penting digunakan di dalam semua

aspek kehidupan. Materi matematika yang dipelajari sifatnya

berkesinambungan, dalam artian materi-materi dasar yang sudah dipelajari

di sekolah dasar akan digunakan di jenjang pendidikan menengah pertama

dan menengah atas. Unsur matematika yang abstrak dan membutuhkan

pengetahuan matematis yang kuat mengharuskan siswa untuk dapat

menguasai setiap pokok materi pembelajaran matematika dengan baik,

supaya di jenjang-jenjang selanjutnya siswa tidak mengalami kesulitan.

Hasil observasi di SMP Kanisius Sleman pada bulan Mei 2016,

menunjukan bahwa pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Kanisius

Sleman berlangsung dengan baik. Pembelajaran matematika diampu oleh

seorang guru matematika yang ramah dengan siswa dan selalu mengajarkan

budaya disiplin kepada siswa.

Berdasarkan wawancara dengan beliau, siswa SMP Kanisius Sleman

heterogen dari segi kemampuan, keterampilan, dan tingkat kognitifnya.

Pembelajaran tidak hanya meningkatkan pengetahuan, namun juga

pembentukan pribadi yang baik. Metode yang digunakan dalam

pembelajaran matematika yaitu dengan latihan soal dan tanya jawab.

Metode ini sedikit mengarah pada metode problem solving, dimana siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diminta untuk belajar berdasarkan masalah atau soal yang diberikan oleh

guru.

Meskipun kegiatan pembelajaran terlihat baik dan lancar, pada saat

mempelajari materi pokok bangun ruang beberapa siswa menyatakan

kesulitan dan banyak siswa yang hanya mengandalkan dengan

menghafalkan rumus untuk menyelesaikan soal tentang bangun ruang,

misalnya rumus volume, luas permukaan, dan sebagainya. Hal ini membuat

siswa menjadi kebingungan ketika mendapatkan soal yang menuntut

pemahaman siswa tentang bangun ruang atau soal aplikasi tentang bangun

ruang sedangkan siswa hanya menghafalkan rumusnya saja sehingga

menyebabkan nilai siswa tidak sesuai harapan. Pada akhirnya tidak sedikit

siswa yang mengeluh sulit, terlihat tidak minat mengerjakan soal, dan ada

yang hanya menunggu jawaban dari teman ketika diberikan soal. Namun,

ada juga beberapa siswa yang bersemangat dalam pembelajaran, terlihat

aktif menjawab pertanyaan guru dan mau mengerjakan soal, tetapi nilai

tesnya dibawah KKM.

Dalam pembelajaran matematika sebagian besar siswa mendapatkan

nilai dibawah KKM di setiap tes evaluasi pembelajaran, namun juga ada

beberapa siswa yang nilainya jauh diatas KKM. Hal ini ditunjukkan dari

hasil ujian tengah semester dan ujian akhir semester yang menunjukkan

bahwa siswa yang tuntas hanya 15% - 25% atau 3 – 5 orang saja di setiap

kelasnya, dan sebagian besar siswa terdaftar mengikuti remidi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bagi siswa yang nilainya belum tuntas atau belum mencapai nilai

KKM upaya yang dilakukan guru adalah dengan mengadakan remidi.

Kegiatan remidi biasa dilakukan untuk memperbaiki nilai tes atau

memperbaiki nilai rapot, sehingga remidi ini diadakan setelah tes akhir

semester. Remidi yang dilakukan adalah dengan meminta siswa

mengerjakan kembali soal tes tersebut sehingga siswa diharapkan

mendapatkan nilai yang lebih baik atau mencapai KKM.

Kegiatan remidi bertujuan untuk membantu siswa mencapai

keberhasilan belajar atau mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan

berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, kegiatan

remidi baiknya dilakukan oleh guru saat setelah diketahui beberapa siswa

tidak tuntas atau sebagian besar gagal dalam mempelajari suatu materi. Hal

ini dilakukan melalui sebuah pembelajaran remedial atau bimbingan

individual dengan metode yang sesuai bagi siswa.

Banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam mempelajari materi

matematika bisa menjadi indikasi bahwa siswa mengalami kesulitan belajar

matematika. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII

A SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 Pada Pokok Materi

Kubus dan Balok.” untuk mengetahui berbagai kesulitan yang dialami oleh

siswa pada materi kubus dan balok, mengetahui sebab-sebab siswa

mengalami kesulitan tersebut, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi

kesulitan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah,

yaitu:

1. Banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM di setiap tes

evaluasi mata pelajaran matematika.

2. Sebagian siswa mengaku mengalami kesulitan dalam mempelajari

materi bangun ruang terutama kubus dan balok.

3. Banyak siswa hanya mengandalkan hafalan dalam mempelajari materi

kubus dan balok.

4. Kegiatan remediasi dilakukan setelah tes akhir semester.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada upaya menemukan

kesulitan siswa dalam mengerjakan soal tentang kubus dan balok,

menemukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan siswa pada pokok

materi kubus dan balok, dan upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut

dengan melaksanakan pengajaran remedial.

D. Rumusan Masalah

Beberapa rumusan permasalahan berdasarkan latar belakang dan masalah

yang teridentifikasi antara lain:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Apa saja kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII A SMP

Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 pada pokok materi kubus dan

balok?

b. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan yang dialami siswa

kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam

mengerjakan soal-soal tentang kubus dan balok?

c. Bagaimana pengajaran remedial dapat membantu siswa kelas VIII A

SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam mengatasi

kesulitan pada pokok materi kubus dan balok?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII A SMP

Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 pada pokok materi kubus dan

balok.

b. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan yang dialami

siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam

mengerjakan soal-soal tentang kubus dan balok.

c. Mengetahui bagaimana pengajaran remedial dapat membantu siswa

kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam

mengatasi kesulitan pada pokok materi kubus dan balok.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Penjelasan Istilah

Beberapa istilah dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut agar

penelitian ini mempunyai makna yang tidak kabur.

1. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah kegagalan dalam mencapai tujuan belajar,

ditandai dengan prestasi belajar yang rendah (nilai yang diperoleh kurang

dari tujuh puluh lima). Proses itu tidak dapat diamati, namun dapat

diketahui atau disimpulkan melalui jawaban siswa atau soal-soal tes.

2. Diagnosis kesulitan belajar

Diagnosis kesulitan belajar adalah proses menemukan letak kesulitan dan

jenis kesulitan yang dihadapi siswa agar pengajaran perbaikan yang

dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif.

3. Remediasi

Remediasi merupakan kegiatan bantuan untuk mengatasi kesulitan

belajar siswa berdasarkan hasil diagnosis yang sudah dilakukan. Dalam

hal kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi ini dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran yang

kurang berhasil.

4. Kubus dan Balok

a. Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam

buah daerah persegi yang kongruen.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Balok merupakan merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk

oleh tiga pasang daerah persegi panjang, yang masing-masing

pasang kongruen dan letaknya saling berhadapan.

Berdasarkan istilah-istilah yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan

maksud dari judul penelitian ini adalah mendiagnosis siswa untuk

menentukan kesulitan belajar matematika, mencari faktor-faktor yang

menyebabkan kesulitan tersebut, serta meremediasi kesulitan belajar

matematika siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran

2015/2016 pada pokok materi kubus dan balok.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengatasi

kesulitan belajar matematika khususnya pada materi kubus dan balok.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan

memberikan gambaran dalam mengadakan diagnosis dan remediasi

belajar untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar matematika.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi bekal dan pengalaman bagi peneliti untuk

mengadakan diagnosis dan remediasi bagi siswa yang mengalami

kesulitan belajar matematika ketika sudah memasuki dunia kerja

sebagai pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

Belajar adalah suatu proses atau kegiatan mengolah pengetahuan dan

pengalaman yang telah dimiliki individu untuk memperoleh suatu pengetahuan

baru yang berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang. Hasil dari proses

belajar ditandai dengan perubahan sikap dan berkembangnya pengetahuan

yang dimiliki individu yang belajar.

Rohmah Noer (2012) menyatakan bahwa belajar adalah key term, ‘istilah

kunci’ yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar

sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Menurut Syah Muhibbin (2008)

belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini

berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung

pada proses belajar yang dialami siswa, baik di sekolah, di lingkungan rumah,

atau di dalam keluarga.

Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian belajar menurut

beberapa ahli seperti dikutip dalam Buku Psikologi Pendidikan yang ditulis

oleh Syah Muhibbin (2008), antara lain:

1. Menurut Chaplin, belajar dikemukakan dalam dua rumusan. Rumusan

pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif

menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua, belajar

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan

khusus.

2. Menurut Hintzman, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri

organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

3. Menurut Reber, belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan

perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan

yang diperkuat.

4. Menurut Biggs, belajar didefinisikan dalam tiga macam rumusan, yaitu

belajar sebagai kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan

kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya, belajar sebagai proses

“validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi

yang telah ia pelajari, dan belajar sebagai proses memperoleh arti-arti dan

pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling

siswa.

Secara umum, belajar dapat dipahami sebagai suatu proses memperoleh

pengetahuan dan perubahan tingkah laku individu berdasarkan pengalaman

dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

B. Belajar Tuntas

Belajar tuntas adalah sebuah filsafat tentang kegiatan belajar siswa dan

seperangkat teknik implementasi pembelajaran (Burns, 1987). Belajar tuntas

memandang masing-masing siswa sebagai individu yang unik, yang berbeda


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

antara satu dengan yang lainnya, yang mempunyai hak yang sama untuk

mencapai keberhasilan belajar optimal. (“Belajar Tuntas”, Jurnal Pendidikan

Luar Biasa, diakses pada 5 Desember 2016)

Belajar tuntas merupakan sistem belajar yang mengharapkan sebagian

besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas dengan

memberikan kualitas pembelajaran yang sesuai dan memberi perhatian khusus

bagi siswa-siswa yang lambat agar menguasai standar kompetensi dan

kompetensi dasar. (“Mastery Learning: Teori dan Praktis”, 2013)

Suwarto (2013) dalam bukunya Pengembangan Tes Diagnostik juga

mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan belajar tuntas, antara lain:

1. Ischak & Warji menyatakan bahwa belajar tuntas adalah suatu sistem

belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan

instruksional umum dari suatu unit pembelajaran. Tujuan umum

dilaksanakannya prinsip belajar tuntas adalah agar tujuan intruksional

dapat dicapai secara optimal sehingga proses belajar mengajar menjadi

lebih efektif dan efisien.

2. Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ada empat prinsip

yang utama dalam pembelajaran tuntas, yaitu: (1) kompetensi yang harus

dicapai siswa dirumuskan dengan urutan yang hierarkis; (2) evaluasi yang

digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap komponen harus

diberikan feedback; (3) pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan

dimana diperlukan; (4) pemberian program pengayaan bagi siswa yang

mencapai ketuntasan belajar lebih awal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

C. Kesulitan Belajar

1. Pengertian kesulitan belajar

The Board of the Association for Children and Adulth with Learning

Disabilities (ACALD) seperti yang dikutip oleh Abdurrahman (2009)

mengemukakan definisi sebagai berikut:

a. Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga

bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu

perkembangan, integrasi, dan/atau kemampuan verbal dan/atau

nonverbal.

b. Kesulitan belajar khusus tampil sebagai suatu kondisi

ketidakmampuan yang nyata pada orang-orang yang memiliki

intelegensi rata-rata hingga superior, yang memiliki sistem sensori

yang cukup, dan kesempatan untuk belajar yang cukup pula. Berbagai

kondisi tersebut bervariasi dalam perwujudan dan derajatnya.

c. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga diri, pendidikan,

pekerjaan, sosialisasi, dan/atau aktivitas kehidupan sehari-hari

sepanjang kehidupan.

Menurut Mulyadi (2010), pada umumnya “kesulitan” merupakan

suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan

dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat

lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu

kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-

hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

kegagalan dalam mencapai tujuan belajar, ditandai dengan prestasi belajar

yang rendah (nilai yang diperoleh kurang dari tujuh puluh lima), yang

terjadi pada proses belajar yaitu kesulitan materi pelajaran. Proses itu tidak

dapat diamati, namun dapat diketahui atau disimpulkan melalui jawaban

siswa atau soal-soal tes.

Suwarto (2013) mengemukakan pendapat bahwa kesulitan karena

mata pelajaran mungkin berkenaan dengan keabstrakan konsep. Suatu

mata pelajaran yang bersifat hierarki, yaitu dimulai dari yang paling

mudah hingga yang paling sukar akan memerlukan pemahaman yang

berkesinambungan. Apabila kesulitan di suatu konsep yang mendasar

tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan kesulitan untuk memahami

konsep yang berikutnya.

Dalam buku Pengembangan Tes Diagnostik karangan Suwarto

(2013), Djamarah mengemukakan bahwa adanya kesulitan belajar siswa

dapat dilihat dari gejala sebagai berikut: (1) menunjukkan prestasi belajar

rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok siswa di

kelas); (2) hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang

dilakukan; (3) lambat dalam mengerjakan tugas-tugas; (4) sikap yang

menunjukkan kurang wajar; (5) menunjukkan tingkah laku yang tidak

seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

2. Komponen utama kesulitan belajar

Lovit (1989) seperti yang dikutip oleh Runtukahu & Selpius

Kandou (2014) mengemukakan beberapa komponen kesulitan belajar

yang utama adalah sebagai berikut:

a. Perhatian

Perhatian adalah kemampuan untuk memilih stimulus (rangsangan)

dari sekian banyak stimulus ia dapat belajar. Kesulitan belajar terkait

respons pada stimuli apa saja yang dihadapinya. Jika siswa tidak

mampu memilih stimulus yang menunjang belajar, ia tidak tahan

belajar dan tidak dapat memusatkan perhatian pada belajar

b. Mengingat (memory)

Mengingat adalah kemampuan untuk meningkatkan apa yang telah

didengar, dilihat, dan dialami waktu belajar. Kesulitan belajar

biasanya kurang atau tidak mampu dalam mengingat kembali apa

yang telah dipelajari.

c. Persepsi

Ketidakmampuan untuk mengerti melalui terjemahan simbol

menyebabkan gangguan orientasi kiri-kanan, orientasi spasial, dan

belajar motorik serta melihat satu objek secara menyeluruh walaupun

yang disajikan adalah bagiannya.

d. Berpikir

Kesulitan utama dalam operasi kognitif ialah adanya kelainan dalam

berpikir, seperti pemecahan masalah, pembentukan konsep, dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

asosiasi. Pemecahan masalah matematika membutuhkan kemampuan

membuat analisis dan sintesis, yaitu perilaku yang dapat membantu

anak mengadakan respons atau beradaptasi dengan situasi baru.

Pembentukan suatu konsep sangat tergantung pada kemampuan

mengklasifikasi objek dan peristiwa.

e. Bahasa

Kelainan jenis ini banyak ditemukan pada anak berkesulitan belajar

yang tidak dapat berbicara dan tidak dapat mengadakan respons

terhadap suatu perintah atau pernyataan verbal seperti yang dilakukan

anak-anak normal.

3. Klasifikasi Kesulitan Belajar

Abdurrahman (2009) mengemukakan bahwa secara garis besar

kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu:

a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

(developmental learning disabilities)

Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa

dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku

sosial. Kesulitan belajar yang bersifat perkembangan umumnya sukar

diketahui baik oleh orang tua maupun oleh guru karena tidak ada

pengukuran-pengukuran yang sistematik seperti halnya dalam bidang

akademik. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan

sering tampak sebagai kesulitan belajar yang disebabkan oleh tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

dikuasainya keterampilan prasyarat, yaitu keterampilan yang harus

dikuasai lebih dahulu agar dapat menguasai bentuk keterampilan

berikutnya.

b. Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities)

Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-

kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas

yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup

penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, dan/atau

matematika. Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru

atau orang tua ketika anak gagal menampilkan salah satu atau

beberapa kemampuan akademik.

4. Jenis dan tingkat kesulitan yang dihadapi siswa

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa bervariasi tingkat dan

jenisnya. Entang (1984) menjelaskan jenis dan tingkat kesulitan yang

dihadapi siswa, antara lain:

a. Ada sejumlah siswa yang belum dapat mencapai tingkat ketuntasan

tertentu akan tetapi hampir mencapainya. Siswa tersebut mendapat

kesulitan dalam memantapkan penguasaan bagian-bagian yang sukar

dari seluruh bahan yang harus dipelajarinya.

b. Sekelompok atau beberapa siswa belum dapat mencapai tingkat

ketuntasan yang diharapkan karena ada konsep dasar yang belum

dikuasainya atau mungkin juga karena proses belajar yang

ditempuhnya tidak cukup menarik atau tidak cocok dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

karakteristik siswa yang bersangkutan. Siswa tersebut mendapat

kesulitan dalam menempuh proses belajar yang harus

dilaksanakannya.

c. Secara konseptual siswa yang bersangkutan tidak menguasai bahan

yang dipelajari secara keseluruhan. Tingkat penguasaan bahan

(ketuntasannya) sangat rendah. Konsep-konsep dasar tidak

dikuasainya, bahkan tidak hanya bagian yang sukar tidak difahaminya

mungkin bagian-bagian yang sedang dan mudah tidak dapat

dikuasainya dengan baik. Terhadap jenis tingkat kesulitan yang

dihadapi siswa semacam ini perlu bantuan dan penanganan khusus

dan individual.

5. Kesulitan belajar matematika

Jamaris Martini (2014) mengemukakan bahwa kesulitan yang

dialami oleh anak yang berkesulitan matematika adalah sebagai berikut:

a. Kelemahan dalam menghitung. Siswa tersebut melakukan kesalahan

karena mereka salah membaca simbol-simbol matematika dan

mengoperasikan angka secara tidak benar.

b. Kesulitan dalam mentransfer pengetahuan. Siswa tidak mampu

menghubungkan konsep-konsep matematika dengan kenyataan yang

ada.

c. Pemahaman bahasa matematika yang kurang. Sebagian siswa

mengalami kesulitan dalam membuat hubungan-hubungan yang

bermakna matematika seperti yang terjadi dalam memecahkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

masalah hitungan soal yang disajikan dalam bentuk cerita.

Pemahaman tentang cerita perlu diterjemahkan ke dalam operasi

matematika yang bermakna.

d. Kesulitan dalam persepsi visual. Siswa mengalami kesulitan dalam

memvisualisasikan konsep-konsep matematika yang membutuhkan

kemampuan dalam menggabungkan kemampuan berpikir abstrak

dengan kemampuan persepsi visual, misalnya dalam menentukan

bentuk yang akan terjadi apabila tiga gambar W W W dirotasi.

D. Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis kesulitan belajar adalah proses menentukan jenis dan

penyebab kesulitan serta alternatif strategi pengajaran remedial yang efektif

dan efisien. (Abdurrahman, 2009)

1. Prinsip diagnosis

Ada beberapa prinsip diagnosis yang perlu diperhatikan oleh guru bagi

anak berkesulitan belajar. Menurut Abdurrahman (2009) prinsip-prinsip

tersebut adalah :

a. Terarah pada perumusan metode perbaikan.

Diagnosis hendaknya mengumpulkan berbagai informasi yang

bermanfaat untuk menyusun suatu program perbaikan atau program

pengajaran remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

b. Efisien

Diagnosis kesulitan belajar sering berlangsung dalam jangka waktu

yang lama. Hal semacam ini dapat menjemukan, sehingga dapat

berpengaruh buruk terhadap motivasi belajar anak. Diagnosis

hendaknya berlangsung sesuai dengan derajat kesulitan anak.

c. Menggunakan catatan kumulatif dan memperhatikan berbagai

informasi yang terkait.

Catatan kumulatif dibuat sepanjang tahun kehidupan anak di sekolah.

Catatan semacam itu dapat memberikan informasi yang sangat

berharga dalam pengajaran remedial. Informasi tersebut dapat

digunakan sebagai landasan untuk menentukan pengelompokan yang

sesuai dengan tingkat kesulitan belajar anak.

d. Valid dan reliabel

Dalam melakukan diagnosis hendaknya digunakan instrumen yang

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (valid) dan instrumen

tersebut hendaknya juga yang dapat diandalkan (reliable). Informasi

yang dikumpulkan hendaknya hanya yang tepat, yang dapat dijadikan

landasan dalam menentukan program pengajaran remedial.

e. Penggunaan tes baku (kalau mungkin)

Tes baku adalah tes yang telah dikalibrasi, yaitu tes yang telah teruji

validitas dan reliabilitasnya. Berbagai tes psikologis terutama tes

inteligensi umumnya merupakan tes baku yang telah diuji validitas

dan reliabilitasnya. Tetapi tidak demikian halnya dengan tes prestasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

belajar yang umunya dibuat guru. Di Indonesia tes prestasi belajar

yang baku masih merupakan barang langka, lebih-lebih yang dapat

digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar. Hal ini mungkin

disebabkan oleh karena menyusun tes baku lebih sulit dan

memerlukan biaya tinggi dibandingkan dengan tes hasil belajar biasa.

f. Penggunaan prosedur informal

Guru hendaknya memiliki perasaan bebas untuk melakukan evaluasi

dan tidak terlalu terikat secara kaku oleh tes baku. Di negara yang

masih belum banyak dikembangkan tes baku, hasil observasi guru

memegang peranan yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis

kesulitan belajar anak. Dari observasi informal sering dapat diperoleh

informasi yang bermanfaat bagi penyusunan program pengajaran

remedial.

g. Kuantitatif

Keputusan-keputusan dalam diagnosis kesulitan belajar hendaknya

didasarkan pada pola-pola sekor atau dalam bentuk angka. Bila

informasi tentang kesulitan belajar telah dikumpulkan, maka

informasi tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga sekor-

sekor dapat dibandingkan. Hal ini sangat berguna untuk mengetahui

kesenjangan antara potensi dengan prestasi belajar anak saat

pengajaran remedial akan dimulai. Informasi yang kuantitatif juga

memungkinkan bagi guru untuk mengetahui keberhasilan pengajaran

remedial yang diberikan kepada anak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

h. Berkesinambungan

Kadang-kadang anak gagal mencapai tujuan pengajaran remedial

yang telah dikembangkan berdasarkan hasil diagnosis. Dalam

keadaan semacam ini perlu dilakukan diagnosis ulang untuk landasan

penyusunan program pengajaran remedial yang lebih efektif dan

efisien. Dengan demikian, diagnosis dilakukan secara

berkesinambungan untuk memperbaiki atau meningkatkan efektivitas

dan efisiensi program pengajaran remedial.

2. Prosedur dan teknik diagnosis

Langkah-langkah pokok prosedur dan teknik diagnosis kesulitan

belajar menurut Entang (1984) antara lain sebagai berikut:

a. Langkah 1: Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang

diperkirakan mengalami kesulitan belajar yaitu: menandai siswa

dalam satu kelas atau satu kelompok yang diperkirakan mengalami

kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum maupun yang

sifatnya lebih khusus dalam mata pelajaran tertentu; atau dengan

teknik-teknik meneliti nilai ujian yang tercantum dalam catatan

akademik, menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan

yang dibuatnya, observasi pada saat pembelajaran, memeriksa buku

catatan pribadi, dan melaksanakan sosiometris untuk melihat

hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

b. Langkah 2: Melokalisasikan letaknya kesulitan (permasalahan).

Setelah menemukan kelas atau individu siswa yang diduga mengalami

kesulitan belajar, maka selanjutnya yang perlu ditelaah adalah:

1) Dalam mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu

terjadi.

Hal ini bisa dilakukan dengan mendekati kesulitan belajar pada

bidang studi tertentu, sehingga menjawab persoalan apakah

kesulitan itu terjadi pada beberapa atau hanya salah satu bidang

studi tertentu saja.

2) Pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang manakah

kesulitan itu terjadi. Burton mengatakan bahwa pada langkah ini

pendekatan yang paling tepat (kalau ada) seyogyanya

menggunakan tes diagnostik. Test diagnostik itu pada hakekatnya

adalah tes prestasi belajar (TPB atau THB). Dengan demikian

dalam keadaan belum tersedia tes diagnostik yang khusus

dipersiapkan untuk keperluan ini, maka analisa masih tetap dapat

dilakukan dengan menggunakan naskah jawaban ujian tengah

semester atau akhir semester.

3) Pada bagian (ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu

terjadi.

4) Dalam segi-segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi. Hal

ini bisa dilakukan dengan beberapa strategi pendekatan, yaitu

dengan pelaksanaan pengumpulan informasi dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

mengidentifikasi permasalahan dapat dilakukan dengan cara

evaluasi reflektif, formatif, dan sumatif, atau dengan desain pre-

post-test dan bisa dilakukan dengan tes diagnostik.

c. Langkah 3: Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan

mereka mengalami berbagai kesulitan.

Secara garis besar penyebab kesulitan dapat timbul dari dua hal yang

berasal dari dalam diri dan luar diri individu, yaitu:

1) Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri

murid itu sendiri. Hal ini antara lain mungkin disebabkan oleh :

a) Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau

kecakapan/bakat khusus tertentu yang dapat diketahui

melalui test tertentu.

b) Kelemahan fisik, pancaindera, syaraf, kecacatan, karena

sakit dan sebagainya.

c) Gangguan yang bersifat emosional.

d) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan

pelajaran-pelajaran tertentu.

e) Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang

dibutuhkan untuk memahami bahan lebih lanjut.

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar yang

menyebabkan timbulnya hambatan atau kesulitan. Faktor

eksternal antara lain meliputi:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

a) Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang

murid untuk aktif antisifatif (kurang kemungkinannya siswa

belajar secara aktif “student active learning”).

b) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.

c) Ketidakseragaman pola dan standard administrasi.

d) Beban studi yang terlampau berat.

e) Metoda mengajar yang kurang memadai.

f) Sering pindah sekolah.

g) Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar.

h) Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan

aktivitas belajar.

Untuk mengenal faktor di atas dapat dipergunakan berbagai

cara dan alat, antara lain: tes kecerdasan, tes bakat khusus, skala sikap

baik yang sudah standard maupun yang secara sederhana bisa dibuat

oleh guru, inventory, wawancara dengan murid yang bersangkutan,

mengadakan observasi yang intensif baik di dalam maupun di luar

kelas, wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua

atau teman-temannya bila dipandang perlu.

d. Langkah 4: Perkiraan kemungkinan bantuan.

Setelah mengetahui letak kesulitan siswa, jenis dan sifat kesulitan

dengan latar belakangnya, faktor-faktor yang menyebabkannya, maka

dapat diperkirakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

a. Siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi

kesulitannya atau tidak.

b. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang

dialami siswa tertentu.

c. Waktu dan tempat pertolongan itu dapat diberikan.

d. Orang yang dapat memberikan pertolongan.

e. Cara untuk menolong siswa agar dapat dilaksanakan secara

efektif.

f. Siapa saja yang harus dilihat sertakan dalam menolong

mahasiswa tersebut.

e. Langkah 5: Penetapan kemungkinan cara mengatasinya.

Langkah yang kelima ini adalah langkah menyusun satu rencana atau

beberapa alternatif rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu

mengatasi kesulitan yang dialami siswa tertentu. Rencana ini

hendaknya berisi:

1) Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan

yang dialami siswa tersebut.

2) Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang.

Ada baiknya rencana ini dapat didiskusikan dan

dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang dipandang

berkepentingan yang kelak diperkirakan akan terlibat dalam

pemberian bantuan kepada yang bersangkutan seperti penasehat

akademis, guru, orangtua, pembimbing penyuluh dan ahli lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

f. Langkah 6: Tindak lanjut (Pelaksanaan Kegiatan Pemberian

Bantuan).

Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran

remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang

mengalami kesulitan dalam belajar. Kegiatan tindak lanjut ini dapat

berupa:

1) Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran

remedial untuk mata pelajaran tertentu.

2) Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu (guru/dosen)

dalam memberikan bantuan kepada siswa dan kepada dosen yang

sedang melaksanakan kegiatan pengajaran remedial.

3) Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa baik pemahaman

mereka terhadap bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun

mencek tepat guna program remedial yang dilakukan untuk setiap

saat diadakan revisi dan improvisasi.

4) Mentransfer atau mengirim (referal case) siswa yang menurut

perkiraan kita tidak mungkin lagi ditolong karena di luar

kemampuan dan wewenang guru maupun guru pembimbing atau

penyuluh atau guru BK (Bimbingan Konseling) di sekolah.

Transfer bisa dilakukan kepada orang atau lembaga lain

(psikolog, psikiater, lembaga bimbingan, lembaga psikologi, dan

sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat membantu siswa

yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

3. Tes diagnostik

Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang

dihadapi siswa, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes diagnostik

dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa gagal

dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu.

Dengan demikian tes diagnostik sangat penting dalam rangka membantu

siswa yang mengalami kesulitan belajar dan dapat diatasi dengan segera

apabila guru atau pembimbing peka terhadap siswa tersebut. Hasil tes

diagnostik memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum

dipahami dan yang telah dipahami. (Suwarto, 2013)

a. Penaksiran Diagnostik

Menurut Nitko & Brookhart seperti yang dikutip oleh Suwarto (2013)

ada enam pendekatan penaksiran diagnostik terkait dengan masalah

pembelajaran, antara lain:

1) Pendekatan profil kekuatan dan kelemahan kemampuan pada

suatu bidang.

Pendekatan ini digunakan untuk melaporkan profil

kekuatan dan kelemahan siswa dalam mata pelajaran di sekolah.

Suatu mata pelajaran sekolah dibagi ke dalam bagian-bagian,

dimana masing-masing bagian dianggap sebagai ciri atau

kemampuan yang terpisah. Penaksiran diagnostik ini sangat

bermanfaat untuk membentuk kelompok-kelompok di kelas, yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

terdiri dari kelompok siswa-siswa kuat dan siswa-siswa yang

lemah.

2) Pendekatan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan prasyarat.

Pendekatan ini mengeksplorasi apakah siswa-siswi

tertinggal dikarenakan mereka tidak memiliki pengetahuan atau

keahlian khusus yang dibutuhkan untuk memahami pelajaran

yang akan datang. Caranya adalah dengan membuat suatu

hierarki dari suatu target pembelajaran kemudian melakukan

analisis untuk mengidentifikasi prasyarat-prasyarat yang harus

dipahami oleh siswa.

3) Pendekatan mengidentifikasi target-target pembelajaran yang

tidak dikuasai.

Pendekatan ini memusatkan penaksiran pada target-target

yang penting dan spesifik dari tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Tes-tes pendek dibuat untuk mengukur keberhasilan

dari masing-masing target pembelajaran. Informasi-informasi

diagnostik yang ingin diperoleh dari pendekatan ini adalah suatu

daftar target pembelajaran yang sudah dikuasai atau tidak

dikuasai.

4) Pendekatan pengidentifikasian kesalahan siswa.

Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi

kekeliruan-kekeliruan siswa. Ketika guru mengidentifikasi dan

mengklasifikasi kekeliruan siswa, selanjutnya guru dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

memberi pelajaran remidi. Mewawancarai siswa adalah cara

terbaik untuk menemukan banyak kekeliruan pada siswa dengan

meminta siswa menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan

sebuah soal, menjelaskan mengapa menjawab seperti itu dan

memberitahukan aturan untuk menyelesaikan suatu soal.

5) Pendekatan mengidentifikasi struktur pengetahuan siswa.

Pendekatan ini dilakukan dengan mengidentifikasi

struktur pengetahuan siswa dengan menggunakan peta konsep.

Peta konsep adalah cara grafis untuk merepresentasikan

bagaimana seorang siswa memahami hubungan konsep-konsep

yang utama dalam materi pelajaran.

6) Pendekatan mengidentifikasi kompetensi untuk menyelesaikan

soal cerita.

Pendekatan ini berpusat pada pendiagnosisan apakah

siswa memahami komponen-komponen soal cerita. Diagnosis di

dalam pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi siswa yang

tidak dapat menyelesaikan soal cerita dan apakah kekurangan

mereka terletak pada pengetahuan linguistik dan faktual,

pengetahuan skematis, pengetahuan strategis, atau pengetahuan

algoritmis.

b. Macam-macam Tes Diagnostik

Beberapa macam tes diagnostik yang pernah digunakan

menurut Suwarto (2013) antara lain:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

1) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda.

2) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai

alasan.

3) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai

pilihan alasan.

4) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda dan uraian.

5) Tes diagnostik dengan instrumen uraian.

E. Remediasi

1. Pengertian remediasi

Remediasi dapat diartikan sebagai tindakan atau proses

penyembuhan. Remediasi merupakan kegiatan bantuan untuk mengatasi

kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil diagnosis yang sudah dilakukan.

Dalam hal kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi ini dapat diartikan

sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki

pembelajaran yang kurang berhasil, kegiatan remediasi dilakukan dalam

bentuk pengajaran remedial atau bimbingan individual.

Pengajaran remedial (remedial teaching) bertolak dari konsep

belajar tuntas (mastery learning), yang ditandai oleh sistem pembelajaran

dengan menggunakan modul. Pada tiap akhir kegiatan pembelajaran dari

suatu unit pembelajaran, guru melakukan evaluasi formatif, dan setelah

adanya evaluasi formatif itulah anak-anak yang belum menguasai bahan

pelajaran diberikan pengajaran remedial, agar tujuan belajar yang telah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian, pengajaran

remedial pada hakikatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah

mereka melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya anak yang

belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.

(Abdurrahman, 2009)

2. Prinsip pengajaran remedial

Berbagai prinsip pengajaran remedial matematika menurut

Abdurrahman (2009) antara lain:

a. Menyiapkan anak untuk belajar matematika.

Banyak anak berkesulitan belajar matematika yang penyebabnya

adalah kurangnya kesiapan anak untuk mempelajari bidang studi

tersebut. Oleh karena itu, diperlukan waktu dan tenaga untuk

membangun kesiapan belajar agar anak tidak mengalami banyak

masalah dalam bidang studi matematika.

b. Maju dari konkret ke abstrak.

Siswa dapat memahami konsep-konsep matematika dengan baik jika

pengajaran mulai dari yang konkret ke abstrak. Pada tahapan konkret,

siswa memanipulasi berbagai objek nyata dalam belajar keterampilan.

Pada tahap abstrak, siswa dapat menggantikan gambar atau simbol

grafis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

c. Menyediakan kesempatan untuk berlatih dan mengulang.

Jika siswa dituntut untuk mampu mengaplikasikan berbagai konsep

secara hampir otomatis, maka mereka memerlukan banyak latihan dan

ulangan.

d. Generalisasi ke situasi baru.

Siswa memperoleh kesempatan yang cukup untuk

menggeneralisasikan keterampilan mereka ke dalam banyak situasi.

Tujuannya adalah untuk memperoleh keterampilan dalam mengenal

dan mengaplikasikan operasi-operasi komputasional terhadap situasi

baru yang berbeda-beda.

e. Menyadari kekuatan dan kelemahan siswa.

Sebelum membuat keputusan tentang teknik yang akan digunakan

untuk mengajar siswa, guru harus memahami kemampuan dan

ketidakmampuan siswa, termasuk penguasaan matematika dan

operasi-operasi yang dapat dilakukan oleh siswa.

f. Membangun fondasi yang kokoh tentang konsep dan keterampilan

matematika.

g. Menyajikan program matematika yang seimbang.

Program matematika yang seimbang mencakup kombinasi antara tiga

elemen, yaitu: konsep, keterampilan, dan pemecahan masalah.

h. Penggunaan kalkulator.

Kalkulator dapat digunakan setelah siswa memiliki keterampilan

kalkulasi, dengan tujuan untuk menanamkan penalaran matematika.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

3. Langkah-langkah pengajaran remedial

Menurut Entang (1984), pengajaran remedial merupakan langkah

lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar dan memang kegiatan ini

harus dilandasi kegiatan diagnosis. Langkah-langkah dalam melaksanakan

kegiatan pengajaran remedial menurut Entang (1984), antara lain:

a. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan.

Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih

definitif tentang seorang siswa dengan permasalahan yang

dihadapinya, kelemahan yang dideritanya, letak kelemahannya, faktor

utama penyebab kelemahan tersebut apakah masih bisa ditolong guru

atau memerlukan bantuan orang lain, berapa lama bantuan harus

diberikan, kapan, oleh siapa, dan sebagainya.

b. Melakukan alternatif tindakan.

Kegiatan ini dilakukan setelah mendapatkan gambaran yang lengkap

tentang siswa yang memerlukan bantuan. Merencanakan kegiatan

alternatif tindakan ini dilakukan menyesuaikan dengan karakteristik

kesulitan yang dihadapinya. Alternatif tindakan ini bisa berupa:

1) Mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberi

petunjuk antara lain:

a) Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat

dalam bahan bacaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

b) Menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap

penting dan merupakan kelemahan bagi siswa yang

bersangkutan.

c) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud

mengarahkan siswa dalam mempelajari materi tersebut.

d) Memberi dorongan dan semangat untuk belajar.

e) Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar

mempermudah pemahaman terhadap bahan yang sedang

dipelajari.

f) Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab

pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.

2) Mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan

belajar-mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai

tujuan yang sama baik yang sifatnya instruksional maupun efek

pengiring.

3) Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan semata-

mata kesulitan dalam belajar akan tetapi disebabkan juga karena

hal lain seperti kesulitan belajar karena berlatar belakang sikap

negatif terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan

belajar yang salah atau masalah lain dalam hubungan dengan

orang tua, teman sebayanya dan sebagainya, maka kepada siswa

tersebut harus terlebih dahulu diberikan pelayanan bimbingan dan

penyuluhan yang bersifat psikoterapi. Jika masalah ini sudah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

dapat diatasi barulah dilaksanakan pengajaran remidial seperti

pada butir a dan b.

c. Evaluasi pengajaran remidial.

Pada akhir kegiatan pengajaran remidial hendaknya dilakukan

evaluasi kembali (re-evaluasi) sampai sejauh mana pengajaran

remidial tersebut dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan paling

utama adalah dipenuhinya kriteria keberhasilan minimal yang

diharapkan misalnya 75% taraf penguasaan (level of mastery). Bila

ternyata masih belum berhasil maka hendaknya dilakukan kembali

diagnosis (re-diagnosis), prognosis, dan pengajaran remidial

berikutnya. Dan demikian daur/siklus ini akan berulang terus.

4. Metode pengajaran remedial

Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan

dalam keseluruhan kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari

langkah-langkah identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak

selanjutnya. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan

pengajaran remedial seperti yang dikutip oleh Mulyadi (2010) yaitu:

a. Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas ialah suatu metode yang dilakukan guru

dengan memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid baik secara

kelompok maupun secara individual, kemudian mereka diminta

pertanggungjawaban atas tugas-tugas tersebut. Metode pemberian

tugas dapat juga digunakan dalam langkah mengenal kasus murid


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

yang mengalami kesulitan belajar disamping juga untuk mengenal

jenis dan sifat kesulitan belajar.

b. Diskusi

Metode diskusi adalah sebagai suatu proses pendekatan dari murid

dalam memecahkan berbagai masalah secara analitis ditinjau dari

berbagai titik pandangan. Tujuannya adalah menemukan pemecahan

masalah, suatu pertemuan pendapat yang disepakati bersama sebagai

gambaran dari gagasan-gagasan terbaik yang diperoleh dari

pembicaraan bersama. Dalam pengajaran remedial metode diskusi

digunakan sebagai salah satu metode dengan memanfaatkan interaksi

antar individu dan kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar

dengan cara sekelompok murid yang menghadapi kesulitan sama

secara bersama-sama mendiskusikan cara-cara pembuatan tugas.

Dengan demikian murid dapat saling membantu memperbaiki

kegiatan belajarnya. Peranan guru dalam diskusi adalah merangsang

dan mengarahkan jalannya diskusi.

c. Tanya Jawab

Dalam pengajaran remedial metode tanya jawab dapat dilakukan

dalam bentuk dialog antara guru dan murid yang mengalami kesulitan

belajar. Metode tanya jawab selain sebagai bentuk bantuan, juga dapat

digunakan sebagai langkah pengenalan kasus dan langkah diagnosis

dalam keseluruhan proses pengajaran remedial.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

d. Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah penyajian dengan cara pemberian

tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok

belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Dalam

kerja kelompok yang terpenting adalah interaksi antara anggota

kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan

pada murid yang mengalami kesulitan belajar.

e. Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah seorang murid yang ditunjuk dan ditugaskan

untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar.

Murid yang dipilih sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam

prestasi belajarnya baik dan mempunyai hubungan sosial yang baik

dengan teman-temannya. Dalam pelaksanaan metode tutor sebaya,

ternyata tutor ini dapat membantu teman-temannya baik secara

individual maupun secara kelompok berdasarkan petunjuk-petunjuk

yang diberikan oleh guru. Tutor dapat berperan sebagai pemimpin

dalam kegiatan kelompok dan dalam hal tertentu tutor dapat berperan

sebagai pengganti guru.

f. Pengajaran Individual

Pengajaran individual adalah suatu bentuk proses belajar mengajar

yang dilakukan secara individual, artinya dalam bentuk interaksi

antara guru dengan seorang murid secara individual. Dengan

pengajaran individual ini guru mempunyai banyak waktu untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

memonitor kemajuan belajar murid, mendorong murid belajar lebih

giat dan membantu secara langsung murid menghadapi kesulitan-

kesulitannya.

F. Kubus dan Balok

c. Kubus

Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah

daerah persegi yang bentuk dan ukurannya sama (kongruen).

Gambar 1. Kubus ABCD.EFGH

a. Bagian-bagian kubus

Kubus terdiri dari beberapa bagian yang membentuk kubus, antara

lain:

1) Sisi kubus

Sisi kubus adalah suatu daerah persegi (permukaan kubus) yang

membatasi bangun ruang kubus. Kubus terdiri dari enam sisi yang

bentuk dan ukurannya sama.

2) Rusuk kubus

Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua

bidang sisi pada sebuah kubus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

3) Titik sudut

Titik sudut kubus adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus.

4) Diagonal sisi atau diagonal bidang

Diagonal sisi kubus adalah ruas garis (bukan rusuk) yang

menghubungkan dua titik sudut dalam satu bidang sisi.

5) Diagonal ruang

Diagonal ruang adalah ruas garis (bukan rusuk) yang

menghubungkan dua titik sudut yang tidak terletak pada satu sisi

yang sama.

6) Bidang diagonal

Bidang diagonal merupakan daerah persegi panjang yang dibatasi

oleh dua rusuk sejajar yang tidak terletak pada satu sisi yang sama

dan dua diagonal sisi yang sejajar.

diagonal sisi

diagonal ruang

bidang diagonal

Gambar 2. Unsur-unsur kubus ABCD.EFGH


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

b. Luas permukaan dan volume kubus

Luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh bidang

(permukaan) kubus atau luas jaring-jaring kubus.

Gambar 3. Luas permukaan kubus

Jika panjang rusuk kubus adalah s, maka:

Luas permukaan kubus = 6 x sisi kubus

= 6 x (s x s)

= 6s2

Volume adalah ukuran untuk menyatakan besarnya ruangan

yang diperlukan bagi suatu bangun ruang. Volume bisa juga disebut

kapasitas, yaitu penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa

ditempati dalam suatu objek/bangun ruang. Secara matematis, volume

kubus adalah banyaknya kubus satuan yang dapat mengisi suatu

kubus.

s
s
Gambar 4. Volume kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Jika panjang rusuk kubus adalah s, maka:

Volume kubus =sxsxs

= s3

d. Balok

Balok merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh tiga pasang

daerah persegi panjang, yang masing-masing pasang sama bentuk dan

ukurannya, dan letaknya saling berhadapan.

Gambar 5. Balok ABCD.EFGH

a. Bagian-bagian balok

Seperti halnya dalam kubus, balok juga mempunyai bagian-bagian

balok yaitu:

1) Sisi balok

Sisi balok adalah suatu daerah persegi panjang (permukaan

balok) yang membatasi bangun ruang balok.

2) Rusuk balok

Rusuk balok adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua

bidang sisi pada sebuah balok.

3) Titik Sudut

Titik sudut balok adalah titik pertemuan dari tiga rusuk balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

4) Diagonal sisi

Diagonal sisi balok adalah ruas garis (bukan rusuk) yang

menghubungkan dua titik sudut dalam satu bidang sisi balok.

5) Diagonal ruang

Diagonal ruang adalah ruas garis (bukan rusuk) yang

menghubungkan dua titik sudut yang tidak terletak pada satu sisi

yang sama.

6) Bidang diagonal

Bidang diagonal merupakan daerah persegi panjang yang dibatasi

oleh dua rusuk sejajar yang tidak terletak pada satu sisi yang sama

dan dua diagonal sisi yang sejajar.

b. Luas permukaan dan volume balok

Luas permukaan balok adalah jumlah luas seluruh bidang

(permukaan) balok atau luas jaring-jaring balok.

l 2
p
1 3 5 6

Gambar 6. Luas permukaan balok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Jika panjang balok p, lebar balok l, dan tinggi balok t, maka:

Luas permukaan balok = Jumlah luas sisi balok

= Luas 1 + Luas 2 + Luas 3 +Luas 4 + Luas 5

+ Luas 6

= (l x t) + (p x t) + (p x l) + (p x t) + (l x t) +

(p x l)

= 2(p x l) + 2(p x t) + 2(l x t)

= 2 (pl + pt + lt)

Volume adalah ukuran untuk menyatakan besarnya ruangan

yang diperlukan bagi suatu bangun ruang. Volume bisa juga disebut

kapasitas, yaitu penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa

ditempati dalam suatu objek/bangun ruang. Secara matematis, volume

balok adalah banyaknya kubus satuan yang dapat mengisi suatu balok.

l
p

Gambar 7. Volume balok

Volume balok = Luas alas x tinggi

= (p x l) x t

=pxlxt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

G. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dinilai sulit

untuk dipelajari oleh para siswa. Dalam kenyataan di kelas, terdapat siswa yang

mampu belajar matematika dengan baik, adapula yang dikatakan gagal dalam

mempelajari suatu materi matematika yang ditunjukkan dengan rendahnya

perolehan nilai akademiknya. Bagi siswa yang dikatakan kurang mampu atau

gagal dalam menyelesaikan tes tersebut diindikasikan siswa tersebut memiliki

kesulitan belajar matematika. Ciri-ciri siswa yang memiliki kesulitan belajar

dapat dilihat dari perolehan nilai yang jauh dibawah nilai standar, serta sulitnya

siswa menguasai suatu materi pembelajaran, sehingga perlu diberikan

remediasi.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru perlu untuk mengetahui

kesulitan siswa dan berupaya membantu mengatasi kesulitan belajar siswa

supaya tidak ada siswa yang mengalami kegagalan dalam belajar atau

tertinggal dalam menguasai materi pembelajaran. Oleh karena itu, untuk

membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa yang mengalami

kesulitan belajar guru perlu melakukan kegiatan diagnosis, yaitu menemukan

letak dan penyebab kesulitan belajar kemudian merancang dan menentukan

langkah kegiatan remediasi yang sesuai yaitu upaya untuk mengatasi kesulitan

belajar yang dialami siswa. Dengan demikian kesulitan belajar yang dialami

siswa dapat teratasi dengan baik melalui bantuan kegiatan remediasi.

Oleh karena itu, penelitian ini mengarah pada kegiatan diagnosis dan

remediasi untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

matematika. Penelitian ini memberikan gambaran langkah-langkah kegiatan

diagnosis dan kegiatan remediasi serta mendeskripsikan kesulitan belajar yang

dialami siswa yang ditinjau dari penyelesaian soal matematika pada materi

kubus dan balok. Alur dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tes Awal Identifikasi Subjek

Tes Diagnostik Diagnosis

Wawancara

Remediasi Tes Akhir

Pada akhirnya nanti, hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah kegiatan

diagnosis dan remediasi yang dilakukan peneliti ini dapat membantu subjek

siswa mengatasi kesulitan belajar matematika pada materi kubus dan balok

melalui proses pengajaran remedial.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis

penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian

eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk menjajagi sesuatu apabila

pengetahuan peneliti terhadap objek tersebut masih sangat sedikit atau terbatas,

atau dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan dilakukannya suatu penelitian

lanjutan yang lebih lengkap. Termasuk dalam jenis penelitian adalah kegiatan

pengembangan atau penentuan suatu peralatan atau prosedur. Sifat penelitian

ini masih terbuka dan mencari-cari (Kartiko Widi, 2010). Dalam hal ini peneliti

memusatkan perhatian pada masalah kesulitan siswa dalam belajar dan

menyelesaikan soal matematika pada materi kubus dan balok dan upaya

mengatasi kesulitan tersebut.

Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini digunakan dalam proses

analisis data hasil belajar siswa dan dampak dari pembelajaran remedial

sebagai upaya untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami

siswa, sedangkan pendekatan kualitatif digunakan dalam proses diagnosis

kesulitan belajar yang dialami siswa dan mendeskripsikan data.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran

2015/2016 pada bulan Juni. Tempat Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius

Sleman yang terletak di Jalan Bhayangkara 17 Triharjo Sleman Yogyakarta.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah tiga orang siswa

kelas VIII A SMP Kanisius Sleman yang mengalami kesulitan belajar

matematika pada materi kubus dan balok. Untuk menentukan siswa-siswa

yang mengalami kesulitan belajar tersebut digunakan ketentuan yang

dikemukakan oleh Abin Syamsudin (Mulyadi, 2010) yaitu dengan PAP

(Penilaian Acuan Patokan) dengan langkah sebagai berikut:

a. Peneliti menetapkan angka kualifikasi minimal yang digunakan

sebagai batas lulus.

b. Peneliti membandingkan angka nilai hasil tes awal siswa dengan nilai

batas lulus dan mencatat murid yang posisi angka nilai atau

prestasinya berada di bawah nilai batas lulus tersebut.

c. Peneliti menghimpun semua siswa yang mempunyai angka nilai atau

prestasi di bawah angka nilai atau prestasi di bawah angka minimal

nilai batas lulus tersebut.

d. Peneliti memberikan prioritas layanan kepada siswa yang diduga

mengalami kesulitan paling berat atau yang paling banyak membuat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

kesalahan, dalam penelitian ini yaitu siswa-siswa yang mendapatkan

skor terendah pada hasil tes awal.

Selain itu, penentuan subjek siswa yang mengalami kesulitan belajar

juga mempertimbangkan pendapat dan kesan dari guru matematika yang

setiap hari berinteraksi dengan siswa dan memahami karakteristik siswa,

sehingga subjek yang diperoleh dalam penelitian ini adalah siswa yang

benar-benar menjadi prioritas untuk diberikan bantuan.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan yang dialami siswa

pada materi kubus dan balok.

D. Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini, antara lain:

1. Kesulitan-kesulitan subjek dalam menyelesaikan soal-soal dengan materi

kubus dan balok.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan subjek mengalami kesulitan pada materi

kubus dan balok.

3. Pengajaran remedial yang digunakan untuk membantu mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dialami subjek.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

E. Metode Pengumpulan Data

1. Tes Awal

Tes awal merupakan soal tes uji coba yang sudah diuji validitas dan

reliabilitasnya kemudian direvisi dan divalidasi oleh pakar/ahli. Tes awal

ini bertujuan untuk menentukan subjek siswa yang mengalami kesulitan

pada materi kubus dan balok dan untuk menemukan kesulitan pada materi

kubus dan balok berdasarkan letak kesalahan siswa. Tes awal ini disusun

berdasarkan tujuan tes tersebut dan cakupan materi kubus dan balok.

Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut kemudian disusun soal tes

awal berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari soal-soal yang mencakup

seluruh materi kubus dan balok sejumlah 20 butir soal meliputi materi

unsur-unsur kubus dan balok, volume dan luas permukaan kubus dan

balok, serta hubungan keruangan antara kubus dan balok. Penyusunan tes

awal ini melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap uji coba soal (Tes Uji Coba)

Tes uji coba adalah tes yang dilakukan untuk menguji validitas dan

reliabilitas soal yang akan diberikan kepada subjek sebagai tes awal.

Tes uji coba ini digunakan untuk menguji kelayakan soal yang akan

digunakan untuk tes awal.

b. Uji validitas dan reliabilitas

Soal yang sudah diujicobakan kemudian diuji validitas dan

reliabilitasnya menggunakan SPSS 17 supaya soal yang digunakan

layak sebagai soal tes awal. Berdasarkan hasil uji menggunakan SPSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

17, soal-soal yang diketahui tidak valid kemudian direvisi dan ditelaah

oleh pakar.

c. Tahap revisi dan telaah pakar

Soal-soal yang tidak valid kemudian diperbaiki dengan meneliti

kembali setiap butir soal yang tidak valid dari aspek kejelasan soal,

tingkat kesulitan soal, kesesuaian soal dengan silabus, ketepatan soal

(memastikan soal tidak mengandung miskonsepsi), dan kesesuaian

jumlah soal dengan waktu. Kegiatan revisi juga mempertimbangkan

hasil telaah dari pakar/ahli yaitu dosen pendidikan matematika dan

guru matematika berkaitan dengan isi dan kualitas soal.

d. Tahap validasi

Setelah tahap revisi atau perbaikan soal kemudian soal divalidasi oleh

pakar/ahli sehingga soal yang digunakan dianggap layak dan sesuai

untuk digunakan sebagai tes awal dengan tujuan untuk menentukan

subjek penelitian dan proses diagnosis.

2. Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang dilakukan untuk menemukan kesulitan-

kesulitan yang dialami subjek dan untuk menentukan penyebab dari

kesulitan-kesulitan tersebut. Setelah menemukan subjek dan menganalisis

hasil tes awal subjek kemudian disusun tes diagnostik berbentuk soal

uraian untuk mendalami kesulitan-kesulitan yang dialami subjek dan

menemukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

3. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dan narasumber atau informan untuk memperoleh

keterangan yang digunakan dalam penelitian. Ada 2 macam wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Wawancara Diagnostik

Wawancara diagnostik adalah wawancara yang dilakukan untuk

menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami subjek dan faktor-faktor

penyebabnya, yaitu faktor penyebab kesulitan belajar pada materi

kubus dan balok. Wawancara ini dilakukan setelah subjek

mengerjakan soal tes diagnostik yaitu dengan menanyakan langkah-

langkah dalam mengerjakan soal-soal tes diagnostik dan disertai

alasannya.

b. Wawancara dengan pihak yang terkait

Wawancara dengan pihak yang terkait dilakukan untuk menambah

keterangan mengenai penyebab kesulitan belajar yang dialami subjek

yang dimungkinkan berasal dari luar materi pembelajaran.

4. Tes Akhir

Tes akhir merupakan tes evaluasi yang dilakukan setelah pengajaran

remedial selesai dilakukan. Tes akhir ini digunakan untuk mendapatkan data

hasil kemajuan subjek setelah dilakukannya proses pengajaran remedial.

Peneliti dapat menemukan kesulitan-kesulitan siswa yang dapat diatasi

berdasarkan hasil tes akhir ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa:

1. Soal tes awal

Soal tes awal merupakan soal tes berbentuk pilihan ganda berjumlah 20

butir soal yang mencakup seluruh materi tentang kubus dan balok. Soal tes

ini sudah diujicobakan untuk memastikan validitas dan reliabilitas soal tes

ini.

Validitas menunjukkan kemampuan alat ukur/instumen penelitian dalam

mengukur suatu hal yang hendak didapatkan dari penggunaan instrumen

ini. Adapun perhitungan validitas menggunakan rumus Korelasi Product

Moment Pearson, yaitu sebagai berikut:

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 )(𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 )

𝑋 = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

𝑌 = 𝑠kor total yang diperoleh dari seluruh item

𝑁 = banyaknya butir soal

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel 𝑋 dan 𝑌

Nilai 𝑟𝑥𝑦 yang telah diperoleh kemudian dibandingkan dengan 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Jika

𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑟𝑥𝑦 maka soal tersebut dinyatakan valid dan akan digunakan

untuk tes awal. Uji validitas soal juga melalui tahap telaah dan revisi butir

pertanyaan oleh pendapat para ahli matematika, yaitu validasi oleh dosen

bidang studi pendidikan matematika dan guru matematika. (lembar

validasi ahli dapat dilihat pada lampiran)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Reliabilitas instrumen menunjukkan seberapa besar suatu instrumen

tersebut dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data.

Perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach, yaitu sebagai

berikut:

𝑘 ∑ 𝜎2
𝑟𝑎̈ = [ ] [1 − 2 ]
𝑘−1 𝜎1

(∑ 𝑥)2
∑ 𝑥2 −
dimana rumus 𝜎 2 = 𝑁
𝑁

𝑟𝑎̈ = Reliabilitas instrumen

𝑘 = Banyaknya butir pertanyaan

∑ 𝜎 2 = Jumlah butir pertanyaan

𝜎12 = Varians total

Interpretasi nilai 𝑟𝑎̈ mengacu pada pendapat Guilford (Haris dan Jihad,

2013):

𝑟𝑎̈ ≤ 0,20 reliabilitas : sangat rendah

0,20 < 𝑟𝑎̈ ≤ 0,40 reliabilitas : rendah

0,40 < 𝑟𝑎̈ ≤ 0,70 reliabilitas : sedang

0,70 < 𝑟𝑎̈ ≤ 0,90 reliabilitas : tinggi

0,90 < 𝑟𝑎̈ ≤ 1,00 reliabilitas : sangat tinggi

Reliabilitas instrumen yang semakin tinggi menunjukkan hasil ukur

yang didapatkan semakin terpercaya (reliabel). Semakin reliabel suatu

instrumen membuat instrumen tersebut akan mendapatkan hasil yang

sama, bila digunakan beberapa kali mengukur pada obyek yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Adapun kisi-kisi soal tes awal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Awal

JUMLAH NOMOR
MATERI POKOK SOAL
BUTIR SOAL SOAL
Kubus Bagian-bagian
4 1, 2, 3, 4
kubus, unsur-unsur
kubus, dan jaring-
jaring kubus
Volume dan luas
6 5, 6, 7, 8, 9, 10
permukaan kubus
Balok Bagian-bagian 11, 12, 13
3
balok, unsur-unsur
balok, dan jaring-
jaring balok.
Volume dan luas 14, 15, 16, 17,
5
permukaan balok 18
Hubungan Hubungan balok,
2 19, 20
keruangan kubus dan prisma.
(Instrumen tes secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3 hal.122)

2. Soal Tes Diagnostik

Soal tes diagnostik berisi soal-soal dengan bentuk essai untuk

mengidentifikasi letak kesulitan dan menemukan penyebab kesulitan

belajar yang dialami oleh subjek dengan cara mengidentifikasi

kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dengan

materi kubus dan balok (kisi-kisi soal tes diagnostik uraian dapat dilihat

pada lampiran). Dalam penelitian ini tes awal dapat juga digunakan

sebagai soal tes diagnostik dengan bentuk pilihan ganda.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan daftar pertanyaan-pertanyaaan yang

akan diajukan kepada narasumber atau orang yang akan diwawancarai,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

dalam penelitian ini yaitu kepada subjek siswa dan guru matematika.

(pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 hal.138)

4. Soal tes remedial/tes akhir

Soal tes remedial dalam penelitian ini berisi soal-soal tes yang sama

dengan soal tes awal. Soal ini digunakan untuk mengukur kemajuan

belajar siswa sesudah pembelajaran remedial dilakukan.

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti mendatangi sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu

SMP Kanisius Sleman dan bertemu dengan kepala sekolah serta guru

mata pelajaran matematika.

b. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran

matematika untuk melakukan penelitian.

c. Peneliti melakukan observasi di kelas VIII A dan VIII B SMP

Kanisius Sleman yang akan digunakan sebagai kelas uji coba dan

kelas penelitian.

2. Tahap Uji Coba Soal

a. Peneliti melakukan uji coba soal tes awal untuk menguji validitas dan

reliabilitas soal. Uji coba soal dilakukan di kelas VIII B SMP Kanisius

Sleman dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa.

b. Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas soal dengan

menggunakan SPSS 17.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

c. Peneliti melakukan revisi soal uji coba dengan memperbaiki soal-soal

yang tidak valid kemudian melakukan validasi pakar yaitu validasi

soal yang sudah diperbaiki kepada guru dan dosen sebelum digunakan

untuk tes awal.

3. Tahap Pengambilan Data

a. Peneliti melakukan tes awal kepada seluruh siswa kelas VIII A SMP

Kanisius Sleman dengan jumlah murid 21 siswa untuk menentukan

subjek.

b. Peneliti melakukan tes diagnostik kepada subjek.

c. Peneliti melakukan wawancara dan pengajaran individual kepada

subjek.

d. Peneliti melakukan pengajaran remedial dan tes akhir kepada subjek.

H. Metode/Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data kualitatif dan kuantitatif yang meliputi reduksi data, penyajian

data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara memilah jawaban tes diagnostik subjek dan hasil

wawancara mendalam terhadap subjek untuk memfokuskan pada kesulitan

siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Penyajian data yaitu

penyajian hasil tes subjek sebelum dan sesudah pembelajaran remidial

dilakukan. Kesimpulan didasarkan pada analisis lembar jawaban subjek dan

hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN

PEMBAHASAN

H. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan secara terjadwal sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian

KEGIATAN WAKTU KETERANGAN


Observasi kelas VIII A Selasa, - bertujuan untuk mengetahui kondisi
17 Mei 2016 dan karakteristik siswa kelas VIII A
sebagai kelas penelitian.
- observasi dilakukan selama 2 jam
pelajaran.
Observasi kelas VIII B Rabu, - untuk mengetahui kondisi dan
18 Mei 2016 kerakteristik siswa kelas VIII B
sebagai kelas uji coba.
- observasi dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
Tes Uji Coba Soal Kamis, - dilaksanakan di kelas VIII B
09 Juni 2016 - waktu pengerjaan 100 menit.
- diikuti oleh 21 siswa.
Tes Awal Selasa, - dilaksanakan di kelas VIII A
14 Juni 2016 - waktu pengerjaan 100 menit.
- diikuti oleh 21 siswa.
Wawancara guru Selasa, - wawancara dengan guru matematika
14 Juni 2016 yaitu Bapak Tatak Handaya, S.Pd.
Tes Diagnostik Rabu, - dilaksanakan di ruang kelas IX untuk
15 Juni 2016 subjek siswa A, B, C.
- waktu pengerjaan tes maksimal 100
menit.
Wawancara subjek Rabu, - dilaksanakan secara bergantian untuk
15 Juni 2016 subjek A, B, C.
- di ruang kelas IX
Pengajaran remidial Kamis, - dilaksanakan di ruang kelas IX
16 Juni 2016 - diikuti oleh subjek A, B, C.
Tes Akhir Kamis, - dilaksanakan di ruang kelas IX
16 Juni 2016 - diikuti oleh subjek A, B, C setelah
selesai pengajaran remedial.

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

I. HASIL PENELITIAN

1. Hasil observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Mei 2016 dan

Rabu, 18 Mei 2016 pada saat pembelajaran matematika berlangsung.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas VIII A dan VIII B,

menunjukkan bahwa karakteristik siswa-siswa kelas VIII A dan kelas VIII

B tidak berbeda jauh dari segi kemampuan kognitifnya, dilihat dari

perolehan nilai ketika mengerjakan latihan soal dan dari perolehan nilai

tengah semester. Nilai rata-rata kelas VIII A 70,0 dan nilai rata-rata kelas

VIII B 70,43. Guru mengajar dengan meminta siswa membaca buku LKS

sebagai panduan belajar dan siswa diminta memahami isinya, kemudian

siswa diberi latihan soal sesuai dengan materi yang dipelajari. Setelah

siswa mengerjakan latihan soal, guru menjelaskan materi dengan cara

tanya jawab.

Pada saat observasi, peneliti melihat siswa-siswa kelas VIII A

cenderung aktif didalam pembelajaran dilihat dari beberapa siswa mau

bertanya setelah guru menerangkan materi, misalnya “kenapa kok gitu

pak?”. Beberapa siswa juga langsung menanggapi dan menjawab

pertanyaan guru pada saat guru menanyakan suatu pertanyaan kepada

siswa. Namun pada saat tertentu keadaan kelas gaduh ketika guru sedang

tidak berada di kelas. Lain halnya dengan kelas VIII B, dalam

pembelajaran matematika kelas VIII B cenderung tenang, namun lebih

pasif daripada kelas VIII A. Dengan jumlah murid yang sama yaitu 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

siswa, kelas VIII B lebih tenang dan kondusif. Pada saat observasi

dilakukan baik kelas VIII A dan kelas VIII B sedang mempelajari materi

bangun ruang dengan metode mengajar yang sama dilakukan oleh guru.

2. Hasil pelaksanaan tes ujicoba soal

Berdasarkan pengamatan dan pertimbangan guru matematika,

peneliti melaksanakan tes uji coba soal di kelas VIII B pada hari Kamis, 9

Juni 2016. Tes uji coba soal ini bertujuan untuk menguji soal agar soal

layak digunakan sebagai soal tes awal. Soal uji coba ini berjumlah 20 soal

berbentuk pilihan ganda. Soal ini diberikan kepada seluruh siswa kelas

VIII B yang berjumlah 21 siswa dengan waktu pengerjaan 100 menit.

Namun dalam pelaksanaannya, kurang dari 100 menit siswa sudah banyak

yang selesai mengerjakan. Pelaksanaan tes uji coba soal ini secara

langsung diawasi oleh peneliti dan sesekali diamati oleh guru matematika

sehingga meminimalisir kemungkinan siswa untuk mencontek pekerjaan

siswa yang lain.

Data hasil uji coba instrumen dianalisis dan diuji menggunakan

SPSS. (hasil analisis data menggunakan SPSS 17 dapat dilihat pada

lampiran 2).

Soal dikatakan valid bila memenuhi kriteria 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑟𝑥𝑦 , dimana

𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,433 pada taraf signifikansi 5% untuk N = 21. Berikut disajikan

hasil ujicoba soal tes awal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Tabel 4.2 Validitas Soal Tes Awal

SOAL 𝒓𝒙𝒚 𝒓 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 KETERANGAN


SOAL 1 0,099 TIDAK VALID
SOAL 2 0,312 TIDAK VALID
SOAL 3 0,432 VALID
SOAL 4 0,042 TIDAK VALID
SOAL 5 0,443 VALID
SOAL 6 0,501 VALID
SOAL 7 0,503 VALID
SOAL 8 0,409 TIDAK VALID
SOAL 9 0,669 VALID
SOAL 10 0,631 VALID
0,433
SOAL 11 0,183 TIDAK VALID
SOAL 12 0,023 TIDAK VALID
SOAL 13 0,099 TIDAK VALID
SOAL 14 0,543 VALID
SOAL 15 0,348 TIDAK VALID
SOAL 16 0,315 TIDAK VALID
SOAL 17 0,699 VALID
SOAL 18 0,672 VALID
SOAL 19 - TIDAK VALID
SOAL 20 0,094 TIDAK VALID

Berdasarkan hasil uji coba soal tersebut, soal nomor 3, 5, 6, 7, 9, 10, 14,

17, 18 dinyatakan valid dan soal nomor 1, 2, 4, 8, 11, 12, 13, 15, 16, 19,

20 dinyatakan tidak valid dan harus diperbaiki. Perbaikan soal dilakukan

dengan meneliti kembali setiap butir soal yang tidak valid dari aspek

kejelasan soal, tingkat kesulitan soal, kesesuaian soal dengan silabus,

ketepatan soal (memastikan soal tidak mengandung miskonsepsi), dan

kesesuaian jumlah soal dengan waktu. Setelah diperbaiki kemudian soal

kembali divalidasi oleh pakar/ahli matematika dan setelah dinyatakan

layak kemudian soal digunakan sebagai tes awal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Sedangkan uji reliabilitas instrumen tes ini menghasilkan nilai reliabilitas

0,647 sehingga dapat dikategorikan reliabilitasnya sedang, berdasarkan

interpretasi nilai reliabilitas yang dijelaskan pada bab sebelumnya.

3. Hasil pelaksanaan tes awal

Hasil tes awal oleh siswa kelas VIII A disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Tes Awal

SISWA JUMLAH KESALAHAN SKOR


SISWA 1 7 13
SISWA 2 12 8
SISWA 3 15 5
SISWA 4 8 12
SISWA 5 15 5
SISWA 6 14 6
SISWA 7 8 12
SISWA 8 14 6
SISWA 9 10 10
SISWA 10 9 11
SISWA 11 15 5
SISWA 12 13 7
SISWA 13 11 9
SISWA 14 9 11
SISWA 15 18 2
SISWA 16 11 9
SISWA 17 9 11
SISWA 18 13 7
SISWA 19 16 4
SISWA 20 12 8
SISWA 21 10 10

Tes awal ini digunakan untuk menentukan subjek siswa yang akan

diberikannya layanan bantuan dengan melihat banyaknya kesalahan siswa.

Berdasarkan banyaknya jumlah kesalahan pada penyelesaian soal tes

pilihan ganda tersebut, siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini

adalah siswa yang mendapatkan nilai urutan tiga terendah pada tes ini,

yaitu siswa 3, siswa 15, dan siswa 19. Siswa 3 sebagai subjek A, siswa 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

sebagai subjek B, dan siswa 19 sebagai subjek C. Penentuan ketiga subjek

siswa ini selain mempertimbangkan dari hasil tes, juga

mempertimbangkan pendapat dari guru matematika yang setiap hari

berinteraksi dengan subjek siswa ini sehingga diperoleh siswa yang

menjadi prioritas untuk diberikan bantuan.

Tes awal ini juga bisa digunakan sebagai tes diagnostik. Tes ini

dapat dikategorikan sebagai tes diagnostik dengan instrumen pilihan

ganda. Tes ini dapat digunakan sebagai alat penentu letak kesulitan siswa.

Analisis letak kesulitan siswa berdasarkan letak kesalahan pada pokok

materi soal tes disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Letak Kesalahan Subjek (Pada Tes Awal)

NO LETAK KESALAHAN
POKOK MATERI
SOAL SUBJEK A SUBJEK B SUBJEK C
1 Bagian-bagian kubus, √ √ √
2 unsur-unsur kubus, dan
3 jaring-jaring kubus √ √ √
4 √ √ √
5 √
6 √ √ √
7 Volume dan luas √ √
8 permukaan kubus √ √
9 √ √ √
10 √ √ √
11 Bagian-bagian balok, √ √
12 unsur-unsur balok, dan √ √ √
13 jaring-jaring balok. √ √ √
14 Volume dan luas √ √ √
15 permukaan balok √ √ √
16 √ √
17 √ √ √
18 √ √ √
19 Hubungan balok, kubus √ √ √
20 dan prisma. √
SKOR 5 2 4
Keterangan : √ = jawaban salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Berdasarkan hasil analisis letak kesalahan subjek siswa dari tabel

diatas, menunjukkan bahwa subjek A, subjek B, dan subjek C memiliki

kesulitan yang hampir sama di setiap pokok materi kubus dan balok.

Tingkat keberhasilan dalam menyelesaikan soal materi kubus dan balok

ini sama-sama rendah. Dari 20 soal yang diberikan, subjek A berhasil

menyelesaikan soal dengan benar 25%, subjek B 10% , dan subjek C 20%.

Tabel 4.5 Penguasaan Subjek (Pada Soal Tes Awal)

NO KEBERHASILAN
POKOK MATERI
SOAL SUBJEK A SUBJEK B SUBJEK C
1 Bagian-bagian kubus,
2 unsur-unsur kubus, dan
1/4 1/4 ¼
3 jaring-jaring kubus
4
5
6
7 Volume dan luas
2/6 1/6 1/6
8 permukaan kubus
9
10
11 Bagian-bagian balok,
12 unsur-unsur balok, dan 0 0 1/3
13 jaring-jaring balok.
14
15
Volume dan luas
16 1/5 0 0
permukaan balok
17
18
19 Hubungan balok, kubus
1/2 0 ½
20 dan prisma.
SKOR 5 2 4

Penentuan pencapaian hasil penyelesaian soal tersebut

menggunakan penaksiran diagnostik dengan pendekatan mengidentifikasi

target-target pembelajaran yang tidak dikuasai, sehingga diperoleh

informasi-informasi diagnostik yaitu daftar target pembelajaran yang

sudah dikuasai atau tidak dikuasai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Dari pencapaian tersebut tampak bahwa ketiga subjek tersebut benar

mengalami kesulitan belajar matematika pada pokok materi kubus dan

balok. Dapat dilihat bahwa ketiga siswa mengalami kesulitan dalam pokok

materi kubus dan balok, yaitu pada pokok materi bagian-bagian kubus dan

balok, volume dan luas permukaan kubus dan balok, serta hubungan antara

kubus, balok, dan prisma. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kesulitan

subjek dan penyebab-penyebab kesulitan subjek lebih lanjut digunakan tes

diagnostik dengan instrumen bentuk uraian serta wawancara.

4. Hasil wawancara dengan guru

Hasil wawancara dengan guru turut menentukan upaya remediasi

untuk mengatasi kesulitan belajar subjek. Guru yang diwawancarai adalah

Bapak Tatak Handaya S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika. Hasil

wawancara dengan guru menunjukkan bahwa subjek A merupakan murid

yang digolongkan sedang dibandingkan dengan siswa dalam satu

kelasnya. Subjek A adalah siswa yang pendiam, sehingga tidak tampak

bermasalah ketika di sekolah. Sedangkan Subjek B menjadi siswa yang

dikategorikan rawan, rawan dalam artian ada kecenderungan untuk

menjadi siswa yang bermasalah di sekolah sejak kelas VII. Namun sejauh

ini subjek B masih bisa dikendalikan oleh guru, tidak bermasalah di

sekolah dan masih mempunyai rasa takut. Lain halnya dengan subjek C,

subjek C dikenal sebagai anak yang terlalu aktif di kelas sehingga kadang-

kadang sikapnya sulit dikontrol ketika di kelas dan harus dikendalikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Subjek C ini diam ketika bertemu dengan guru matematika, yaitu Bapak

Tatak.

Menurut beliau, sejauh ini sikap ketiga subjek saat pembelajaran

matematika berlangsung baik-baik saja, bila diminta belajar mereka juga

belajar. Namun tidak tahu mereka memahami materi pembelajaran atau

tidak. Subjek A dan subjek B selalu remidi setiap kali tes, sedangkan

subjek C tidak selalu remidi. Beliau mengatakan bahwa mereka memang

butuh perhatian khusus untuk melihat sisi lain yang terbaikan dalam artian

mengalami kesulitan/hambatan dalam belajar. Sejauh ini beliau hanya

melihat dari hasil tes yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan.

Yang menarik adalah mereka bertiga dengan beliau bersikap tegang,

didalam pelajaran ataupun diluar jam pelajaran jikalau bertemu dengan

beliau, terutama subjek C ini. Namun sejauh ini mereka bertiga tidak

pernah bermasalah di sekolah.

Menurut pendapat beliau, yang menjadi penyebab kesulitan belajar

matematika adalah dasar pengetahuan yang tidak kuat, sikap-sikap anak

usia SMP yang masih mencari jati diri, sering mengutamakan kesenangan

sehingga nilai pelajarannya turun, dan pengaruh bimbingan orang tua di

rumah. Kebiasaan di waktu SD dengan belajar didampingi orang tua kini

di SMP harus belajar mandiri, orang tua kebanyakan sudah tidak mengajari

mereka belajar di rumah. (transkrip wawancara dengan guru dapat dilihat

pada lampiran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

5. Hasil tes diagnostik

Tes diagnostik sebagai kelanjutan dari tes awal ini digunakan untuk

mendalami kesulitan siswa dan mengetahui penyebab kesulitan siswa

dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok ini.

Hasil tes diagnostik disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Tes Diagnostik

Subjek A - Subjek memahami titik sudut kubus.


- Subjek dapat menunjukkan rusuk kubus dengan Soal 1
benar, namun salah dalam penulisan. (A1)
- Subjek ragu dalam menentukan sisi kubus. (A2)
- Subjek dapat menunjukkan sisi kubus dengan bantuan
media yang berbentuk menyerupai kubus.
- Subjek dapat menunjukkan diagonal sisi, namun salah
dalam penulisan namanya. (A3)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang.
(A4)
- Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal,
dan mengaku lupa. (A5)
- Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus, dan
Soal 2
dapat menentukan mana yang tutupnya jika sisi
alasnya diketahui.
- Subjek tidak dapat menghitung volume kubus, dan
mengaku lupa rumusnya. (A6) Soal 3
- Subjek tidak dapat menentukan luas permukaan Soal 4
kubus. (A7, A8)
- Luas permukaan dapat diketahui dengan bantuan alat
peraga yang menyerupai kubus.
- Subjek dapat menunjukkan sisi dan rusuk balok.
- Subjek masih sedikit ragu dalam menentukan bidang Soal 5
diagonal. (A9)
- Subjek tidak dapat menghitung volume dan luas
permukaan balok karena lupa rumusnya. (A12) Soal 6
- Subjek kesulitan dalam menghitung bilangan Soal 7
berbentuk pecahan. (A13) Soal 8
- Subjek tidak dapat menghitung luas sisi balok.
- Subjek lupa rumus luas persegi panjang dan persegi.
(A8, A11)
- Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang sebuah
balok karena tidak memahami penggunaan rumus Soal 10
Pythagoras. (A14)

Subjek B - Subjek dapat menunjukkan semua rusuk dalam Soal 1


kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

- Subjek tidak dapat menunjukkan sisi, namun setelah


mengetahui, subjek dapat langsung menyebutkan
semuanya. (B1)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal sisi, namun
setelah ditunjukkan subjek langsung mengetahui
jumlahnya. (B2)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang. (B3)
- Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal,
(mengaku pernah belajar, namun lupa). (B4)
- Subjek tidak dapat menghitung volume dan luas
Soal 3
permukaan karena lupa rumusnya. (B5)
Soal 4
- Subjek tidak dapat menghitung luas sisi yang
berbentuk persegi, karena lupa rumus luas persegi.
(B6)
- Subjek tidak mengetahui bahwa tinggi kubus sama
dengan rusuk kubus. (B7)
- Subjek tidak begitu lancar dalam menyebutkan unsur-
unsur balok namun dapat menunjukkan dalam Soal 5
gambar. (B8)
- Subjek dapat menghitung volume dan luas permukaan
balok setelah memahami volume dan luas permukaan Soal 7
kubus. (B10) Soal 8
- Subjek lemah dalam perkalian (contohnya 7x7 = 42,
8x6 = 46). (B9)
- Subjek tidak dapat menghitung panjang diagonal
ruang, karena lupa penggunaan rumus Pythagoras. Soal 10
(B10)
Subjek C - Subjek dapat menyebutkan sisi kubus, namun tidak Soal 1
dapat menyebutkan semuanya.
- Subjek menyebut nama sisi/bidang dengan tidak sesuai
(misalnya sisi ABCD disebutkan ABDC). (C1)
- Subjek dapat menyebutkan contoh diagonal sisi
namun, tidak lengkap dalam menyebutkan keseluruhan
diagonal sisi pada kubus.
- Subjek tidak mengetahui diagonal ruang
(kemungkinan subjek lupa) sehingga cukup lama
dalam mengidentifikasi diagonal ruang suatu kubus.
(C2)
- Siswa terlihat cepat mengalami kejenuhan belajar,
ditandai ketika subjek menyakan lamanya wawancara
tes ini dan ingin segera menyelesaikan.
- Siswa tidak dapat mengidentifikasi bidang diagonal,
subjek tidak mengetahui wujud dari bidang diagonal
adalah bidang. (C3)
- Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus dengan
benar, namun ketika diminta mencari tutup kubus Soal 2
dengan diketahui alasnya subjek kebingungan.
- Subjek dapat membayangkan tutup dan alas kubus
dengan bantuan media menyerupai kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

- Siswa tidak tidak minat mencari bentuk jaring-jaring


kubus lain. Subjek mengatakan “ga bisa mbak” ketika
diminta mencari bentuk lain. (C4)
- Subjek dapat menghitung volume kubus dengan benar,
namun salah dalam menuliskan satuan volume. Soal 3
- Subjek tidak mengetahui istilah “permukaan” kubus Soal 4
adalah seluruh sisi-sisi yang menyelimuti kubus. (C5)
- Subjek bingung dalam menghitung luas permukaan
kubus dengan diketahui rusuk salah satu sisinya. (C6)
- Subjek tidak mengetahui bagaimana menghitung luas
sisi kubus (subjek lupa rumus luas persegi). (C7)
- Subjek bingung dalam menghitung volume kubus
dengan diketahui luas sisi alasnya. (C8)
- Subjek lupa ketika menyebutkan sisi dari sebuah Soal 5
balok. (C9)
- Subjek lupa tentang rumus luas persegi panjang. (C10) Soal 7
- Subjek keliru dalam membagi bilangan 315 : 3 = 15. Soal 8
(C11)
- Subjek tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang Soal 10
suatu balok. (C12)
- Subjek lupa tentang rumus Pythagoras.

(Kisi-kisi tes diagnostik, serta hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 5 hal.
126 dan lampiran 15 hal. 156 - 170)
Ketiga subjek mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal kubus

dan balok hampir di semua pokok materi kubus dan balok, sehingga materi

pada soal tes diagnostik ini dibuat sama untuk ketiga subjek dan materinya

mencakup soal-soal yang hampir sama dengan tes awal namun berbentuk

uraian. Ketiga subjek mengerjakan soal tes diagnostik ini secara pribadi.

Subjek yang sudah selesai dalam menyelesaikan soal diagnostik kemudian

langsung diwawancarai tentang proses penyelesaian soal-soal tersebut dan

kesulitan yang dialami.

Wawancara dilakukan dengan pedoman soal diagnostik yang telah

dikerjakan oleh subjek kemudian dibahas satu per satu. Proses wawancara

ini dapat dikategorikan sebagai wawancara diagnostik untuk mencari

kesulitan-kesulitan siswa secara mendalam dan faktor penyebabnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Kesulitan-kesulitan yang ditemukan segera diatasi supaya siswa segera

menyadari kesalahan dalam penyelesaian soal maupun kesalahan dalam

belajarnya. Oleh karena itu, dari wawancara diagnostik ini peneliti

langsung memberikan penanganan langsung dengan menunjukkan

kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek pada masing-masing soal serta

memberi bimbingan secara individual.

6. Hasil wawancara dengan subjek

Hasil wawancara dengan subjek digunakan untuk mengetahui faktor

penyebab kesulitan belajar subjek. Poin-poin pertanyaan dari wawancara

ini mengarah untuk mengungkapkan faktor-faktor di luar materi yang

mungkin menyebabkan subjek mengalami kesulitan belajar dan tidak

diketahui langsung oleh peneliti. Hasil wawancara ini menjadi salah satu

pertimbangan pemberian pengajaran remidial yang dilakukan secara

individual maupun tanya jawab.

Tabel 4.7 Hasil Wawancara Subjek

SUBJEK A SUBJEK B SUBJEK C


Subjek A belajar jika ada Subjek B jarang belajar Subjek C belajar jika
PR dan jika akan ulangan di rumah, belajar jika pekerjaan rumah sudah
saja. akan ulangan saja. selesai.
Waktu belajar dirumah Waktu belajar dirumah Waktu belajar dirumah
biasanya 2 jam. biasanya 1 jam. adalah 3 jam.
Hambatan belajar Hambatan belajar Subjek belajar jika ada
dirumah adalah televisi. dirumah adalah ketika pelajaran matematika.
Hambatan belajar di menjumpai kesulitan Hambatan belajar
sekolah adalah suasana menyelesaikan soal. dirumah adalah adiknya
kelas yang kadang- Hambatan belajar di yang masih kecil dan
kadang tidak kondusif sekolah adalah suasana sering mengganggu.
dan kadang-kadang kelas yang kadang Hambatan belajar di
subjek terpengaruh ramai, tidak kondusif. sekolah adalah temannya
obrolan temannya. yang sering ramai di
kelas.
(transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran 10 - 12 hal. 140 - 145 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7. Metode pengajaran remedial

Peneliti menyusun program remediasi dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan.

Peneliti mempertimbangkan hasil diagnosis yang dilakukan terhadap

masing-masing subjek, yaitu mempertimbangkan hasil tes awal, hasil

tes diagnostik, dan hasil wawancara. Peneliti menganalisis kesulitan

subjek serta faktor penyebab kesulitan yang ditemukan selama proses

diagnostik.

b. Melakukan alternatif tindakan.

Berdasarkan hasil tes awal subjek dan hasil pekerjaan tes diagnostik

subjek, peneliti melakukan berbagai alternatif tindakan antara lain:

1) Mengulangi bahan yang telah diberikan yaitu mengulangi materi

kubus dan balok dengan memberi petunjuk tentang berbagai

istilah yang harus dipahami seperti istilah permukaan, sisi,

diagonal, bidang diagonal, volume, luas permukaan, peneliti

menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap penting

dan merupakan kelemahan bagi siswa yang bersangkutan seperti

memahami konsep volume dan luas permukaan, dan membuat

pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud mengarahkan siswa.

2) Mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan

belajar-mengajar yang sudah ditempuhnya, yaitu pengajaran

remedial dengan metode tanya jawab dengan subjek. Peneliti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan

siswa serta membahas soal-soal tes diagnostik. Metode ini

dianggap sebagai metode yang paling efisien dari segi waktu

sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dan sesuai dengan

tingkat kesulitan yang dialami subjek. Metode tanya jawab

dilakukan secara aktif dengan memberikan kesempatan siswa

untuk menjawab soal-soal diagnostik baik secara lisan maupun

tertulis di papan tulis. Pengajaran remidial dilaksanakan dengan

menekankan materi yang belum dikuasai oleh ketiga siswa.

Pengajaran remedial dilakukan dengan membahas kembali soal

dan jawaban soal tes diagnostik serta membahas pokok-pokok

materi yang menjadi kesulitan subjek, antara lain materi unsur-

unsur kubus dan balok serta ciri-cirinya, materi tentang luas

permukaan dan volume (rancangan pengajaran remedial dapat

dilihat pada lampiran).

c. Evaluasi pengajaran remedial.

evaluasi pengajaran remedial dilakukan dengan memberikan tes akhir

setelah pengajaran remedial dilakukan. Tes ini digunakan untuk

melihat hasil dari pengajaran remedial yang sudah dilakukan dengan

membandingkan hasil tes awal dan tes akhir/tes evaluasi ini, sehingga

didapat data keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan dilihat dari

data kesulitan yang dapat diatasi dan tidak dapat diatasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

8. Hasil pengajaran remedial

Setelah siswa mengikuti pengajaran remedial siswa diberikan tes

akhir untuk melihat hasil dari kegiatan remediasi. Tes ini juga merupakan

tes evaluasi remedial. Hasil tes akhir dan perbandingannya dengan tes awal

disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

LETAK KESALAHAN LETAK KESALAHAN


NO (TES AWAL) (TES AKHIR)
SOAL SUBJEK SUBJEK SUBJEK SUBJEK SUBJEK SUBJEK
A B C A B C
1 √ √ √ √ √
2 √ √
3 √ √ √ √
4 √ √ √
5 √
6 √ √ √ √
7 √ √ √
8 √ √
9 √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √
13 √ √ √
14 √ √ √ √
15 √ √ √ √
16 √ √ √
17 √ √ √ √
18 √ √ √ √
19 √ √ √ √
20 √
Skor 5 2 4 15 11 14

Berdasarkan hasil tes akhir tersebut, terlihat kesalahan yang

dilakukan oleh masing-masing subjek menurun dan hasil tes subjek

meningkat. Hal ini menjadi bukti bahwa pengajaran remedial yang

dilakukan terhadap subjek cukup membantu mengatasi kesulitan subjek

dalam menyelesaikan soal-soal tentang kubus dan balok. Beberapa poin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

kesulitan subjek yang dapat diatasi dan yang belum dapat diatasi dengan

pengajaran remedial ini lebih lanjut akan disajikan dan dibahas secara

detail di sub bab berikutnya.

J. PEMBAHASAN

1. Hasil Proses Diagnosis dan Remediasi

Dari hasil tes awal dan berdasarkan pertimbangan pendapat guru,

diperolehlah subjek A, B, dan C yang diduga mengalami kesulitan belajar

pada pokok materi kubus dan balok dan perlu mendapatkan bantuan

belajar khusus. Ketiga subjek ini adalah siswa yang mendapatkan nilai

terbawah dari hasil tes awal. Sebagai gambaran, subjek A memiliki

karakter pendiam di kelas, subjek B merupakan siswa yang dinilai rawan

dalam artian rawan “bermasalah” di sekolah, dan subjek C merupakan

salah satu siswa yang aktif di kelas. Ketiga subjek ini memiliki kekhasan

sendiri menurut penilaian guru matematika.

a. Hasil diagnosis dan remediasi subjek A

Pada soal tes awal dengan jumlah 20 butir soal, subjek A mengalami

kesalahan sebanyak 15 soal yaitu soal nomor 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 17, 18, dan 19. Dari kesalahan-kesalahan yang

dilakukan subjek ini dapat disimpulkan bahwa subjek mengalami

kesulitan antara lain sebagai berikut:

1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-

jaring kubus. (soal nomor 3)

3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang

diagonal kubus. (soal nomor 4)

4) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.

(soal nomor 6)

5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang

rusuknya. (soal nomor 8)

6) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling

alasnya. (soal nomor 9)

7) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.

(soal nomor 10)

8) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11)

9) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok. (soal

nomor 12)

10) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok. (soal nomor 13)

11) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan

tingginya. (soal nomor 14)

12) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas

bidang sisinya. (soal nomor 15)

13) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui panjang, lebar,

dan tingginya. (soal nomor 17)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

14) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,

panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)

15) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal

nomor 19)

Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diagnostik, didapati beberapa

kesulitan yang dialami subjek A antara lain:

1) Tidak dapat menuliskan semua rusuk-rusuk kubus dengan benar.

(A1)

2) Tidak dapat menuliskan semua sisi-sisi kubus dengan benar. (A2)

3) Tidak dapat menuliskan diagonal sisi kubus dengan benar. (A3)

4) Tidak dapat menunjukkan diagonal ruang kubus. (A4)

5) Tidak dapat menunjukkan bidang diagonal kubus. (A5)

6) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan kubus dan

mengaku lupa rumusnya. (A6, A7)

7) Tidak dapat menentukan bidang diagonal balok. (A8)

8) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan balok dan

mengaku lupa rumusnya. (A11)

9) Tidak dapat menghitung perkalian bilangan bentuk pecahan.

(A12)

10) Tidak dapat menghitung luas persegi dan luas persegi panjang

karena lupa rumusnya. (A10)

11) Tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang balok dan lupa

penggunaan rumus Pythagoras. (A13)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Dari hasil tes awal dan tes diagnostik tersebut, dapat disimpulkan

bahwa faktor penyebab kesulitan subjek A dalam menyelesaikan soal

kubus dan balok antara lain sebagai berikut:

1) Subjek kurang memahami tentang unsur-unsur kubus dan balok

dengan benar, misalnya yang mana bidang diagonal dan yang

mana diagonal ruang sehingga menyebabkan subjek tidak dapat

menyebutkan masing-masing unsur kubus dan balok tersebut.

2) Subjek tidak memahami atau lupa rumus luas permukaan dan

volume kubus dan balok yang menjadi dasar dalam menghitung

luas permukaan dan volume. Hal ini dapat disebabkan karena

subjek tidak belajar sebelumnya dan konsep tentang luas

permukaan dan volume kurang dipahami subjek ketika

mempelajarinya di kelas.

3) Lemahnya pengetahuan-pengetahuan dasar subjek mengenai luas

persegi dan persegi panjang, perkalian bilangan bentuk pecahan,

dan rumus Pythagoras. Pengetahuan-pengetahuan dasar tersebut

kurang dikuasai oleh siswa sehingga menyebabkan kesulitan

dalam menghitung luas dan volume kubus dan balok.

4) Subjek memiliki kecenderungan diam ketika di kelas dan pasif

seperti halnya dikatakan oleh guru subjek dan pengamatan

peneliti selama wawancara, ketika dirumah suka menonton

televisi yang menjadi hambatan belajar, sehingga dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

disimpulkan motivasi belajar atau semangat belajar subjek

kurang.

Setelah dilakukan tes diagnostik dan pengajaran remedial

sebanyak satu kali, diperoleh hasil kesulitan-kesulitan yang dapat

diatasi dan belum dapat diatasi oleh subjek, dilihat dari letak

kesalahan tes awal dan tes akhir antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Remediasi Subjek A

HASIL HASIL
NO POKOK
TES TES KETERANGAN
SOAL MATERI
AWAL AKHIR
1 Bagian-bagian √ √ Belum dapat diatasi
2 kubus, unsur- √ -
3 unsur kubus, √ Dapat diatasi
dan jaring- √ Dapat diatasi
4 jaring kubus
5 -
6 Volume dan √ Dapat diatasi
7 luas -
8 permukaan √ Dapat diatasi
9 kubus √ Dapat diatasi
10 √ √ Belum dapat diatasi
11 Bagian-bagian √ √ Belum dapat diatasi
12 balok, unsur- √ √ Belum dapat diatasi
unsur balok, √ Dapat diatasi
13 dan jaring-
jaring balok.
14 √ Dapat diatasi
Volume dan
15 √ Dapat diatasi
luas
16 -
permukaan
17 √ Dapat diatasi
balok
18 √ Dapat diatasi
19 Hubungan √ Dapat diatasi
20 balok, kubus -
dan prisma.
11 soal dapat diatasi,
HASIL 4 soal belum dapat
diatasi.
Keterangan: √ = jawaban salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Dari hasil tes akhir tersebut, beberapa soal tes awal yang

dikerjakan subjek dengan salah kini dapat dikerjakan oleh subjek

dengan benar, dan menjadi kesulitan subjek A yang dapat diatasi

melalui pengajaran remedial ini yaitu:

1) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-

jaring kubus. (soal nomor 3)

2) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang

diagonal kubus. (soal nomor 4)

3) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.

(soal nomor 6)

4) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang

rusuknya. (soal nomor 8)

5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling

alasnya. (soal nomor 9)

6) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13)

7) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan

tingginya.(soal nomor 14)

8) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas

bidang sisinya. (soal nomor 15)

9) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui panjang, lebar,

dan tingginya. (soal nomor 17)

10) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,

panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

11) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal

nomor 19)

Dari hasil tes akhir ini, ada 4 soal yang masih dikerjakan dengan

salah oleh subjek dan menjadi kesulitan subjek A yang belum dapat

diatasi, antara lain:

1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)

2) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.

(soal nomor 10)

3) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11)

4) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok.(soal

nomor 12)

b. Hasil diagnosis dan remediasi subjek B

Pada soal tes awal dengan jumlah 20 butir soal, subjek B mengalami

kesalahan sebanyak 18 soal yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Dari kesalahan-kesalahan yang

dilakukan subjek ini dapat disimpulkan bahwa subjek mengalami

kesulitan antara lain sebagai berikut:

1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)

2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-

jaring kubus. (soal nomor 3)

3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang

diagonal kubus. (soal nomor 4)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

4) Menentukan volume kubus dengan diketahui panjang rusuknya.

(soal nomor 5)

5) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.

(soal nomor 6)

6) Menentukan volume kubus dengan diketahui luas permukaannya.

(soal nomor 7)

7) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling

alasnya. (soal nomor 9)

8) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.

(soal nomor 10)

9) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11)

10) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok. (soal

nomor 12)

11) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13)

12) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan

tingginya.(soal nomor 14)

13) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas

bidang sisinya. (soal nomor 15)

14) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya,

panjang dan lebarnya. (soal nomor 16)

15) Menentukan luas permukaan balok dengan diketahui panjang,

lebar, dan tingginya. (soal nomor 17)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

16) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,

panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)

17) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal

nomor 19)

18) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai prisma. (soal

nomor 20)

Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diagnostik, didapati beberapa

kesulitan yang dialami subjek B antara lain:

1) Tidak dapat menuliskan semua sisi-sisi kubus dengan benar. (B1)

2) Tidak dapat menuliskan diagonal sisi kubus dengan benar. (B2)

3) Tidak dapat menunjukkan diagonal ruang kubus. (B3)

4) Tidak dapat menunjukkan bidang diagonal kubus. (B4)

5) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan kubus. (B5,

B6, B7)

6) Tidak dapat menentukan bidang diagonal balok.

7) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan balok

karena lupa rumusnya. (B10)

8) Tidak dapat menghitung luas persegi karena lupa rumusnya. (B6)

9) Tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang balok dan lupa

penggunaan rumus Pythagoras. (B11)

10) Tidak terampil dalam hitungan perkalian, contohnya 7 x 7 = 42,

8 x 6 = 46. (B9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Dari hasil tes awal dan tes diagnostik, dapat disimpulkan faktor

penyebab kesulitan subjek antara lain sebagai berikut:

1) Subjek kurang memahami tentang unsur-unsur kubus dan balok

dengan benar, misalnya yang mana bidang diagonal dan yang

mana diagonal ruang sehingga menyebabkan subjek tidak dapat

menentukan masing-masing unsur kubus dan balok tersebut.

2) Subjek tidak memahami atau lupa rumus luas permukaan dan

volume kubus dan balok yang menjadi dasar dalam menghitung

luas permukaan dan volume. Hal ini dapat disebabkan karena

subjek tidak belajar sebelumnya dan kurang tertanamnya konsep

luas permukaan dan volume ketika mempelajarinya di kelas.

3) Pengetahuan-pengetahuan dasar subjek mengenai luas persegi

dan persegi panjang, perkalian bilangan bulat dan rumus

Pythagoras kurang dikuasai siswa sehingga menyebabkan

kesulitan dalam menghitung luas dan volume kubus dan balok.

4) Subjek memiliki kecenderungan malas untuk belajar, sehingga

dapat disimpulkan motivasi belajar atau semangat belajar subjek

kurang.

Setelah dilakukan tes diagnostik dan pengajaran remedial

sebanyak satu kali, diperoleh hasil kesulitan-kesulitan yang dapat

diatasi dan belum dapat diatasi oleh subjek dilihat dari letak kesalahan

tes awal dan tes akhir antara lain sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Tabel 4.10 Hasil Remediasi Subjek B

HASIL HASIL
NO POKOK
TES TES KETERANGAN
SOAL MATERI
AWAL AKHIR
1 Bagian-bagian √ Dapat diatasi
2 kubus, unsur- -
3 unsur kubus, √ Dapat diatasi
dan jaring- √ Dapat diatasi
4 jaring kubus
5 √ Dapat diatasi
6 Volume dan √ √ Belum dapat diatasi
7 luas √ √ Belum dapat diatasi
8 permukaan -
9 kubus √ Dapat diatasi
10 √ √ Belum dapat diatasi
11 Bagian-bagian √ √ Belum dapat diatasi
12 balok, unsur- √ √ Belum dapat diatasi
unsur balok, √ Dapat diatasi
13 dan jaring-
jaring balok.
14 √ Dapat diatasi
Volume dan
15 √ √ Belum dapat diatasi
luas
16 √ Dapat diatasi
permukaan
17 √ √ Belum dapat diatasi
balok
18 √ √ Belum dapat diatasi
19 Hubungan √ √ Belum dapat diatasi
20 balok, kubus √ Dapat diatasi
dan prisma.
9 soal dapat diatasi, 9
HASIL soal belum dapat
diatasi
Keterangan: √ = jawaban salah.
Dari hasil tes akhir tersebut dapat dilihat kesulitan subjek B yang

dapat diatasi melalui pengajaran remedial yaitu:

1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)

2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-

jaring kubus. (soal nomor 3)

3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang

diagonal kubus. (soal nomor 4)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

4) Menentukan volume kubus yang diketahui panjang rusuknya.

(soal nomor 5)

5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling

alasnya. (soal nomor 9)

6) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13)

7) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan

tingginya.(soal nomor 14)

8) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya,

panjang dan lebarnya. (soal nomor 16)

9) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai prisma. (soal

nomor 20)

Ada 9 nomor soal yang masih dikerjakan dengan salah oleh subjek B

dan menjadi kesulitan yang belum dapat diatasi melalui pengajaran

remedial, antara lain:

1) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.

(soal nomor 6)

2) Menentukan volume kubus yang diketahui luas permukaannya.

(soal nomor 7)

3) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.

(soal nomor 10)

4) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11)

5) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok. (soal

nomor 12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

6) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas

bidang sisinya. (soal nomor 15)

7) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui panjang, lebar,

dan tingginya. (soal nomor 17)

8) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,

panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)

9) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal

nomor 19)

c. Hasil diagnosis dan remediasi subjek C

Pada soal tes awal dengan jumlah 20 butir soal, subjek C mengalami

kesalahan sebanyak 16 soal yaitu soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Dari kesalahan-kesalahan yang

dilakukan subjek ini dapat disimpulkan bahwa subjek mengalami

kesulitan antara lain sebagai berikut:

1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)

2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-

jaring kubus. (soal nomor 3)

3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang

diagonal kubus. (soal nomor 4)

4) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.

(soal nomor 6)

5) Menentukan volume kubus yang diketahui luas permukaannya.

(soal nomor 7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

6) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang

rusuknya. (soal nomor 8)

7) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling

alasnya. (soal nomor 9)

8) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.

(soal nomor 10)

9) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok.(soal

nomor 12)

10) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok. (soal nomor 13)

11) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan

tingginya. (soal nomor 14)

12) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas

bidang sisinya. (soal nomor 15)

13) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya,

panjang dan lebarnya. (soal nomor 16)

14) Menentukan luas permukaan balok dengan diketahui panjang,

lebar, dan tingginya. (soal nomor 17)

15) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,

panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)

16) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal

nomor 19)

Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diagnostik, didapati beberapa

kesulitan yang dialami subjek C antara lain:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

1) Tidak dapat menuliskan semua sisi-sisi kubus dengan benar. (C1)

2) Tidak dapat menunjukkan diagonal ruang kubus. (C2)

3) Tidak dapat menunjukkan bidang diagonal kubus. (C3)

4) Tidak dapat menghitung luas permukaan kubus karena tidak

mengetahui istilah “permukaan” kubus adalah seluruh sisi-sisi

yang menyelimuti kubus. (C5)

5) Tidak dapat menentukan bidang diagonal balok.

6) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan balok

karena lupa rumusnya. (C6, C8)

7) Tidak dapat menghitung luas persegi dan luas persegi panjang

karena lupa rumusnya. (C8, C10)

8) Tidak tepat dalam menghitung pembagian (contohnya 315 : 5 =

15.) (C11)

9) Tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang balok dan lupa

penggunaan rumus Pythagoras. (C12)

Dari hasil tes awal dan tes diagnostik, dapat disimpulkan faktor

penyebab kesulitan subjek antara lain sebagai berikut:

1) Subjek kurang memahami tentang unsur-unsur kubus dan balok

dengan benar, misalnya yang mana bidang diagonal dan yang

mana diagonal ruang sehingga menyebabkan subjek tidak dapat

menentukan masing-masing unsur kubus dan balok tersebut.

2) Subjek tidak memahami atau lupa rumus luas permukaan dan

volume kubus dan balok yang menjadi dasar dalam menghitung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

luas permukaan dan volume. Hal ini dapat disebabkan karena

subjek tidak belajar sebelumnya dan kurang tertanamnya konsep

luas permukaan dan volume ketika mempelajari di kelas. Subjek

juga tidak mengetahui istilah “permukaan” kubus adalah seluruh

sisi-sisi yang menyelimuti kubus.

3) Pengetahuan-pengetahuan dasar subjek mengenai luas persegi

dan persegi panjang, pembagian bilangan bulat, dan rumus

pythagoras kurang dikuasai siswa sehingga menyebabkan

kesulitan dalam menghitung luas dan volume kubus dan balok.

4) Subjek memiliki kecenderungan banyak mengeluh ketika

mengerjakan soal, sehingga dapat disimpulkan motivasi belajar

atau semangat belajar subjek kurang.

Setelah dilakukannya tes diagnostik dan pengajaran remedial

sebanyak satu kali, diperoleh hasil kesulitan-kesulitan yang dapat

diatasi dan belum dapat diatasi oleh subjek antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Remediasi Subjek C

HASIL HASIL
NO
POKOK MATERI TES TES KETERANGAN
SOAL
AWAL AKHIR
1 Bagian-bagian kubus, √ √ Belum dapat diatasi
2 unsur-unsur kubus, √ -
3 dan jaring-jaring √ √ Belum dapat diatasi
4 kubus √ Dapat diatasi
5 -
6 √ Dapat diatasi
7 Volume dan luas √ Dapat diatasi
8 permukaan kubus √ Dapat diatasi
9 √ Dapat diatasi
10 √ Dapat diatasi
11 Bagian-bagian balok, -
12 unsur-unsur balok, √ √ Belum dapat diatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

dan jaring-jaring √ Dapat diatasi


13
balok.
14 √ √ Belum dapat diatasi
15 √ Dapat diatasi
Volume dan luas
16 √ √ Belum dapat diatasi
permukaan balok
17 √ Dapat diatasi
18 √ Dapat diatasi
19 Hubungan balok, √ Dapat diatasi
20 kubus dan prisma. -
11 soal dapat
HASIL diatasi, 5 soal
belum dapat diatasi
Keterangan: √ = jawaban salah.

Dari hasil tes akhir tersebut dapat dilihat kesulitan subjek C yang

dapat diatasi melalui pengajaran remedial yaitu:

1) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang

diagonal kubus. (soal nomor 4)

2) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.

(soal nomor 6)

3) Menentukan volume kubus yang diketahui luas permukaannya.

(soal nomor 7)

4) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang

rusuknya. (soal nomor 8)

5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling

alasnya. (soal nomor 9)

6) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.

(soal nomor 10)

7) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

8) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas

bidang sisinya. (soal nomor 15)

9) Menentukan luas permukaan balok dengan diketahui panjang,

lebar, dan tingginya. (soal nomor 17)

10) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,

panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)

11) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal

nomor 19)

Terdapat 5 soal yang masih dikerjakan subjek dengan salah sehingga

menjadi kesulitan subjek C yang belum dapat diatasi antara lain:

1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)

2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-

jaring kubus. (soal nomor 3)

3) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok.(soal

nomor 12)

4) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan

tingginya.(soal nomor 14)

5) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya,

panjang dan lebarnya. (soal nomor 16)

Demikian telah dibahas beberapa kesulitan, faktor penyebab,

dan hasil dari proses remediasi terhadap subjek A, subjek B, dan

subjek C. Proses remediasi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

subjek memberi hasil beberapa soal dapat diatasi dan belum dapat

diatasi oleh masing-masing subjek.

Faktor penyebab yang paling tampak mempengaruhi kesulitan

belajar ketiga subjek berdasarkan hasil wawancara diagnostik adalah

minimnya atau lemahnya pengetahuan dasar subjek tentang konsep-

konsep dasar matematika yang menjadi syarat untuk dapat

menyelesaikan soal kubus dan balok (contohnya luas persegi, luas

persegi panjang, rumus Pythagoras, konsep pecahan, perkalian, dan

pembagian). Hal-hal ini diperkuat dengan pernyataan-pernyataan

subjek pada tes diagnostik yaitu (A8), (A10), (A11), (A13), (A14),

(B6), (B9), (B10), (B11), (C8), (C10), (C11), (C12). Kesulitan-

kesulitan ini terjadi juga diduga karena subjek tidak belajar mengenai

materi kubus dan balok sebelumnya. Memperkirakan sebab-sebab

kesulitan belajar juga dilakukan dengan wawancara terhadap subjek

dan guru matematika subjek. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan

sebab-sebab kesulitan subjek dari luar pengamatan langsung oleh

peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika, dan

dari hasil wawancara dengan subjek sendiri, kemungkinan sebab-

sebab kesulitan belajar antara lain:

1) Faktor intelegensi, ditunjukkan dengan pernyataan guru

matematika yang mengatakan bahwa subjek selalu remidi dalam

setiap tes matematika. Namun penyebab ini tidak dapat dipastikan

melalui penelitian ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

2) Sikap dan kebiasaan belajar subjek yang tidak tepat. Ditunjukkan

dari pernyataan subjek yang mengaku jarang belajar (belajar pada

saat akan ulangan saja).

3) Kemampuan dasar yang tidak kuat, berdasarkan pernyataan dari

guru matematika dan hasil wawancara diagnostik.

4) Situasi belajar di sekolah dan di rumah yang tidak mendukung.

(orang tua yang tidak mendukung, lingkungan belajar di sekolah

yang tidak kondusif)

5) Motivasi belajar yang kurang.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan diagnosis dan

remediasi yang sudah dilakukan terhadap ketiga subjek, dapat dilihat bahwa

keberhasilan subjek dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok

meningkat dari hasil tes awal sebelum dilakukan kegiatan remediasi.

Rendahnya hasil nilai tes awal yang diperoleh ketiga subjek diindikasikan

subjek mengalami kesulitan di bagian-bagian materi tentang kubus dan

balok yang mencakup hampir di seluruh pokok materi kubus dan balok.

Kesulitan-kesulitan yang dialami subjek telah dijabarkan diatas yang

diuraikan berdasarkan pokok materi yang telah dipelajari dan letak

kesalahan pada tes awal. Selanjutnya faktor-faktor yang menyebabkan

kesulitan dapat diketahui melalui wawancara diagnostik dengan hasil yang

sudah dijabarkan diatas. Proses remediasi yang dilakukan terbukti dapat

membantu mengatasi kesulitan belajar subjek di beberapa bagian materi

tentang kubus dan balok dilihat dari hasil perolehan tes akhir. Keberhasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

subjek pada tes awal dan tes akhir setelah proses remediasi dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 4.12 Persentase Keberhasilan Subjek

KEBERHASILAN KEBERHASILAN
SUBJEK
TES AWAL TES AKHIR
A 25 % 75 %
B 10 % 55 %
C 20 % 70 %

jumlah jawaban benar


Keberhasilan = × 100 %
jumlah soal seluruhnya

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keberhasilan subjek A

meningkat sebesar 50%, subjek B meningkat sebesar 45%, dan subjek C

meningkat sebesar 50%. Peningkatan keberhasilan ini dapat diamati secara

detail dari tabel perbandingan letak kesalahan di soal tes awal dan tes akhir,

letak kesalahan ketiga subjek menurun pada tes akhir sesudah dilakukannya

proses remediasi. Kesulitan-kesulitan yang dapat diatasi dengan pengajaran

remedial untuk masing-masing subjek telah diuraikan di subbab

sebelumnya.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Peneliti merasa masih kurang detail dalam menganalisis data-data yang

diperoleh dalam penelitian ini dan kurang detail dalam menggali

kesulitan-kesulitan serta faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan

siswa pada materi kubus dan balok.

b. Peneliti mendapatkan jadwal penelitian bersamaan dengan kegiatan

classmeeting siswa sehingga peneliti merasa waktu yang digunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

untuk proses remediasi terlalu singkat. Peneliti berencana melakukan

pengajaran remedial sebanyak dua kali dengan dua tes remedial, namun

karena bersamaan dengan kegiatan classmeeting dan subjek terlibat

didalamnya maka kegiatan pengajaran remedial hanya dilakukan satu

kali dengan satu tes remedial.

c. Peneliti merasa subjek masih mengalami kesulitan-kesulitan di

beberapa bagian materi kubus dan balok dilihat dari hasil penyelesaian

tes akhir, namun peneliti tidak menindaklanjuti untuk mendiagnosis

dan mengatasi kesulitan tersebut karena waktu yang tidak

memungkinkan dilakukannya diagnosis dan remediasi ulang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang didapat dari

penelitian ini antara lain:

1. Kesulitan yang dialami oleh ketiga subjek pada penyelesaian soal tentang

kubus dan balok meliputi kesulitan untuk menyebutkan unsur-unsur

balok dan kubus khususnya diagonal ruang dan bidang diagonal,

kesulitan untuk mengitung volume dan luas permukaan kubus dan balok

terutama dalam menganalisis soal dan menerapkan rumus volume dan

rumus luas permukaan, serta kesulitan dalam menganalisis unsur kedua

bangun ruang tersebut contohnya ketika subjek diminta menentukan

bentuk dari bidang diagonal kubus, menentukan panjang diagonal ruang

dan menentukan titik sudut dari sebuah jaring-jaring balok.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan-kesulitan yang dialami

subjek antara lain (1) faktor internal yaitu karena persiapan subjek yang

kurang untuk belajar atau subjek tidak belajar materi ini sebelumnya,

meskipun pernah dipelajari di kelas subjek mengaku lupa dan tampak

kurang bersemangat. Hal ini juga menunjukkan kurangnya minat dan

motivasi subjek untuk belajar sehingga keinginan untuk mengerjakan

latihan soal tidak begitu tampak. Faktor internal lain juga karena

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

lemahnya pengetahuan dasar atau kurang dikuasainya materi prasyarat

seperti luas persegi, luas persegi panjang, dan rumus Pythagoras serta

kurang terampilnya subjek dalam mengoperasikan perkalian bilangan

bulat, pembagian, dan perkalian bilangan pecahan; (2) faktor eksternal

yang berasal dari luar subjek yang kemungkinan menyebabkan kesulitan

belajar antara lain suasana belajar di rumah dan di sekolah yang kurang

mendukung.

3. Pengajaran remedial yang dilakukan terhadap ketiga subjek siswa

dengan menggunakan metode tanya jawab dapat mengatasi kesulitan-

kesulitan yang dialami subjek. Hal ini ditandai dengan meningkatnya

keberhasilan subjek pada penyelesaian soal tes akhir, dengan hasil

peningkatan subjek A sebesar 50%, subjek B sebesar 45%, dan subjek C

sebesar 50% dari hasil nilai tes awal ketiga subjek.

B. SARAN

1. Bagi Guru

a. Hendaknya guru menekankan pengajaran dengan menggunakan alat

peraga untuk menyampaikan materi yang berhubungan dengan

bangun ruang supaya siswa dapat memahami konsep-konsep bangun

ruang seperti sisi, luas, volume, dan sebagainya dengan baik atau

dengan menggunakan benda yang nyata untuk memvariasi metode

pengajaran yang biasa diterapkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

b. Hendaknya guru melakukan kegiatan diagnosis dan remediasi pada

akhir materi yang dirasa cukup sulit bagi siswa, tidak hanya setelah

ujian kenaikan kelas supaya kesulitan-kesulitan siswa dapat segera

teratasi untuk melanjutkan ke materi berikutnya dengan baik.

2. Bagi Siswa

a. Hendaknya siswa harus meningkatkan semangat belajar dan harus

aktif, jika takut untuk bertanya dengan guru setidaknya bertanya

kepada orang yang bisa mengatasi kesulitannya ketika belajar.

b. Siswa juga harus sering berusaha melatih kemampuannya dengan

menggunakan latihan-latihan soal supaya keterampilan dasar seperti

perkalian dan pembagian semakin terasah.

3. Bagi Peneliti Pendidikan Matematika

a. Peneliti pendidikan matematika yang akan menggunakan penelitian

ini atau penelitian yang serupa hendaknya dapat memaparkan lebih

detail lagi dalam mendiagnosis untuk menemukan kesulitan siswa dan

menggunakan upaya remediasi dengan metode yang berbeda.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta:


Bumi Aksara.

Budhi, Wono Setya. 2008. Matematika Jilid 2B untuk SMP Kelas VIII Semester 2.
Jakarta: Erlangga.

Daud, Ridwan M.”Mastery Learning: Teori dan Praktis”. Islamic Studies Journal
Vol.1 No.2 Tahun 2013. Diakses pada 5 Desember 2016.

Entang, M. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Jakarta:


Dekdikbud.

Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen dan


Penanggulangannya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.

Kartiko Widi, Restu. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mulyadi, H. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan


Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.

Nugroho, Yohanes Anton. 2011. It’s Easy.. Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Skripta Media Creative.

Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Runtukahu, Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika


Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Sukino, dan Simangunsong Wilson. 2004. Matematika SMP Jilid 1 untuk kelas VII
Semester 1 & 2. Jakarta: Erlangga.

Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran Panduan


Praktis Bagi Pendidik & Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT Remaja Rosda Karya.

Tarsidi, Didi. “Belajar Tuntas (Mastery Learning)”.Jurnal Pendidikan Luar Biasa.


Diakses pada 5 Desember 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Lampiran 1
SOAL TES UJICOBA

Nama : _______________________
No.absen : _______________________

Petunjuk : Pilihlah satu jawaban yang paling benar !

1. Bidang diagonal kubus berbentuk ….


a. persegi c. trapesium
b. persegi panjang d. belah ketupat

2. Perhatikan rangkaian enam persegi berikut ini.

(i) (iii)

(ii) (iv)

Yang merupakan jaring-jaring kubus adalah ...


a. (i), (ii) dan (iii) c. (i), (iii) dan (iv)
b. (i), (ii) dan (iv) d. (ii), (iii) dan (iv)

3. Pada jaring-jaring kubus berikut, jika persegi yang diarsir digunakan sebagai
sisi atas (tutup) kubus, maka yang menjadi alas kubus adalah persegi nomor ….
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4

4. Berturut-berturut banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang


diagonal dalam kubus adalah ...
a. 8, 12, 4 c. 12, 4, 6
b. 4, 12, 8 d. 12, 4, 8

5. Sebuah kubus panjang rusuknya s cm, maka volume kubus tersebut adalah ...
a. 4s2 c. s³
2
b. 6s d. 2s³
6. Keliling alas kubus adalah 36 cm. Volume kubus tersebut adalah ….
a. 18 cm³ c. 216 cm³
b. 27 cm³ d. 729 cm³
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

7. Luas permukaan sebuah kubus adalah 384 cm². Volume kubus tersebut adalah
….
a. 972 cm³ c. 324 cm³
b. 512 cm³ d. 81 cm³
8. Sebuah kubus panjang setiap rusuknya s cm, maka luas seluruh permukaan
kubus tersebut adalah ...
a. s³ c. 4s2
b. 2s³ d. 6s2

9. Luas seluruh permukaan sebuah kubus yang keliling sisi alasnya 20 cm adalah
….
a. 150 cm² c. 250 cm²
b. 200 cm² d. 300 cm²

10. Luas permukaan kubus yang volumenya 343 cm³ adalah ….


a. 64 cm² c. 128 cm²
b. 96 cm² d. 294 cm²

11. Perhatikan pernyataan berikut ini:


(i). Semua diagonal ruang pada balok sama panjang.
(ii). Semua diagonal sisi pada balok sama panjang,
(iii). Semua bidang diagonal balok berupa persegi panjang yang kongruen.
(iv). Banyak bidang diagonal pada balok ada 6 buah.
Pernyataan yang benar adalah ....
a. (i) dan (iv) c. (ii) dan (iv)
b. (i) dan (iii) d. (ii) dan (iii)

12. Gambar di samping adalah jaring-jaring balok ABCD.EFGH. Letak titik E


ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4

13. Sebuah balok berukuran panjang 10 cm, lebar 7 cm, dan tinggi 5 cm. Panjang
diagonal ruang balok tersebut adalah ….
a. 22 cm c. 174 cm
b. 44 cm d. 350 cm

14. Sebuah balok dengan panjang x cm, lebar y cm, tinggi z cm. Volume balok
tersebut adalah ....
a. 2x + y + z c. xyz
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

b. 2x + 2y + 2z d. 2xyz

15. Pada balok ABCD.EFGH di samping, panjang AB = 9 cm, luas ABCD = 36


cm² dan luas bidang ABFE = 54 cm². Volume balok adalah ….
a. 216 cm³ c. 486 cm³
b. 324 cm³ d. 1.994 cm³

16. Luas permukaan balok adalah 376 cm². Panjang balok = 10 cm dan lebarnya =
8 cm. Volume balok adalah ….
a. 240 cm³ c. 752 cm³
b. 480 cm³ d. 960 cm³

17. Sebuah balok berukuran panjang = p cm, lebar = l cm, tinggi = t cm. Luas sisi
balok tersebut adalah ...
a. P + l + t c. 2p + 2l + 2t
b. 2 x p x l x t d. 2pl + 2pt + 2lt

18. Luas alas sebuah balok 112 cm², panjang balok = 14 cm, tingginya = 5 cm. Luas
permukaan balok adalah ….
a. 182cm² c. 444 cm²
b. 222 cm² d. 560 cm²

19. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai balok ?

1 2 3 4

a. 2 c. 1, 2, dan 4
b. 1 dan 2 d. 1

20. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai prisma ?

1 2 3 4

a. 1,2,3,4 c. 3,4
b. 1,2,4 d. 3

~Selamat mengerjakan~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Lampiran 2
PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS SOAL TES UJICOBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Lampiran 3
SOAL TES AWAL

Nama : _______________________
No.absen : _______________________

Petunjuk : Pilihlah satu jawaban yang paling benar !

1. Bidang diagonal kubus ABCD.EFGH berbentuk ….

a. persegi c. trapesium
b. persegi panjang d. belah ketupat (yang bukan persegi panjang)
(yang bukan persegi)

2. Perhatikan rangkaian enam persegi berikut ini.

(i) (iii)

(ii) (iv)

Yang merupakan jaring-jaring kubus adalah ...


a. (i) dan (ii) c. (ii) dan (iv)
b. (i) dan (iv) d. (iii) dan (iv)

3. Pada jaring-jaring kubus berikut, jika persegi yang diarsir digunakan sebagai sisi
atas (tutup) kubus, maka yang menjadi alas kubus adalah persegi nomor ….
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4

4. Berturut-berturut banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal


dalam kubus adalah ...
a. 8, 12, 6 c. 12, 4, 6
b. 4, 12, 8 d. 12, 4, 8
5. Sebuah kubus panjang rusuknya s cm, maka volume kubus tersebut adalah ...
a. 4s2 c. s³
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

b. 6s2 d. 2s³

6. Keliling alas kubus adalah 36 cm. Volume kubus tersebut adalah ….


a. 18 cm³ c. 216 cm³
b. 27 cm³ d. 729 cm³
7. Luas permukaan sebuah kubus adalah 384 cm². Volume kubus tersebut adalah ….
a. 972 cm³ c. 324 cm³
b. 512 cm³ d. 81 cm³
8. Sebuah kubus panjang setiap rusuknya s cm, maka luas seluruh permukaan kubus
tersebut adalah ...
a. s³ c. 4s2
b. 2s³ d. 6s2

9. Keliling sisi alas sebuah kubus adalah 20 cm. Luas seluruh permukaan kubus
tersebut adalah ….
a. 150 cm² c. 250 cm²
b. 200 cm² d. 300 cm²

10. Volume sebuah kubus adalah 64 cm³. Luas permukaan kubus tersebut adalah ….
a. 64 cm² c. 128 cm²
b. 96 cm² d. 384 cm²

11. Perhatikan pernyataan berikut ini:


(i). Semua diagonal ruang pada balok sama panjang.
(ii). Semua diagonal sisi pada balok sama panjang,
(iii). Semua bidang diagonal balok berupa persegi panjang yang sama
ukurannya.
(iv). Banyak bidang diagonal pada balok ada 6 buah.

Pernyataan yang benar adalah ....


a. (i) dan (iv) c. (ii) dan (iv)
b. (i) dan (iii) d. (ii) dan (iii)

12. Gambar di samping adalah jaring-jaring balok PQRS.TUVW. Letak titik U


ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4

13. Sebuah balok berukuran panjang 10 cm, lebar 7 cm, dan tinggi 5 cm. Panjang
diagonal ruang balok tersebut adalah ….
a. 22 cm c. 174 cm
b. 44 cm d. 350 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

14. Sebuah balok dengan panjang x cm, lebar y cm, tinggi z cm. Volume balok tersebut
adalah ....
a. 2x + y + z c. xyz
b. 2x + 2y + 2z d. 2xyz

15. Pada balok ABCD.EFGH di samping, panjang AB = 9 cm, luas ABCD = 36 cm²
dan luas bidang ABFE = 54 cm². Volume balok adalah ….
a. 216 cm³ c. 486 cm³
b. 324 cm³ d. 1.994 cm³

16. Luas permukaan balok adalah 376 cm². Panjang balok = 10 cm dan lebarnya = 8
cm. Volume balok adalah ….
a. 240 cm³ c. 752 cm³
b. 480 cm³ d. 960 cm³

17. Sebuah balok berukuran panjang p cm, lebar l cm, tinggi t cm. Luas permukaan
balok tersebut adalah ...
a. p + l + t c. 2p + 2l + 2t
b. 2 x p x l x t d. 2pl + 2pt + 2lt

18. Luas alas sebuah balok 21 cm², panjang balok = 7 cm, tingginya = 4 cm. Luas
permukaan balok adalah ….
a. 49 cm² c. 231 cm²
b. 122 cm² d. 588 cm² 4 cm

7 cm
19. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai balok ?

1 2 3
a. 1 c. 1, 2
b. 2 d. 1, 2, 3

20. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai prisma ?

1 2 3

a. 1 c. 1, 2
b. 2 d. 1, 2, 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Lampiran 4

KUNCI JAWABAN SOAL TES AWAL

1 B 11 A
2 C 12 A
3 C 13 C
4 C 14 C
5 C 15 A
6 D 16 B
7 B 17 D
8 D 18 B
9 A 19 C
10 B 20 D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Lampiran 5
KISI-KISI SOAL TES DIAGNOSTIK
NOMOR
MATERI INDIKATOR SOAL
BUTIR
Menyebutkan 1 Sebutkan unsur-unsur kubus ABCD.EFGH
unsur-unsur dalam kolom-kolom berikut ini!
kubus

Menggambar
jaring-jaring 1 Gambarkan 1 macam jaring-jaring kubus!
kubus
KUBUS

Diketahui kubus ABCD.EFGH, panjang


Menghitung 2 setiap rusuknya adalah 5 cm. Hitunglah:
luas a. Volume kubus
permukaan dan b. Luas permukaan kubus
volume kubus

Sisi alas sebuah kubus adalah 25 cm².


Hitunglah:
a. Luas permukaan kubus
b. Volume kubus

Menyebutkan 1 Sebutkan unsur-unsur balok PQRS.TUVW


unsur-unsur dalam kolom-kolom berikut ini !
balok

BALOK
Hitunglah volume balok yang memiliki
Menghitung 3 panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm!
luas
permukaan dan
volume balok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Diketahui panjang balok 8 cm, lebar balok


7 cm, dan luas sisi balok yang diarsir adalah
42 cm². Hitunglah:

7 cm
8 cm

a. Volume balok
b. Luas permukaan balok

Rio memiliki bak berbentuk balok dengan


tinggi 50 cm, lebar 70 cm, dan panjang 90
cm. Bak tersebut diisi air. Berapa banyak
air yang dibutuhkan untuk mengisi 2/3
bagian bak milik Rio ?

HUBUNGAN Menyatakan 1 Berdasarkan ciri-ciri balok, apakah kubus


KUBUS & hubungan merupakan sebuah balok?
BALOK antara kubus
dan balok

RUMUS Menganalisis 1
PYTHAGORAS salah satu
unsur balok,
yaitu diagonal
balok dengan 3 cm
menerapkan 2 cm
rumus
Pythagoras. 5 cm

Berapa panjang diagonal ruang tersebut ?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Lampiran 6
SOAL TES DIAGNOSTIK

Nama : _______________________
No.absen : _______________________

Petunjuk : Kerjakan soal-soal di bawah ini. Mulailah dari soal yang menurut kalian
mudah.

1. Sebutkan unsur-unsur kubus ABCD.EFGH dalam kolom-kolom berikut ini!

Unsur
No. Unsur yang dimaksud jumlah
kubus

1 Titik sudut A, B, C, D, E, F, G, H 8

2 Rusuk

3 Sisi

Diagonal
4
sisi

Diagonal
5
ruang

Bidang
6
diagonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

2. Gambarkan 1 macam jaring-jaring kubus!


Jawab:

3. Diketahui kubus ABCD.EFGH, panjang setiap rusuknya adalah 5 cm. Hitunglah:


c. Volume kubus
d. Luas permukaan kubus
Jawab :

4. Sisi alas sebuah kubus adalah 25 cm². Hitunglah:


c. Luas permukaan kubus
d. Volume kubus
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

5. Sebutkan unsur-unsur balok PQRS.TUVW dalam kolom-kolom berikut ini!

Unsur
No. Unsur yang dimaksud jumlah
balok

1 Titik sudut P, Q, R, S, T, U, V, W 8

2 Rusuk

3 Sisi

Diagonal
4
sisi

Diagonal
5
ruang

Bidang
6
diagonal

6. Hitunglah volume balok yang memiliki panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5
cm !
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

7. Diketahui panjang balok 8 cm, lebar balok 7 cm, dan luas sisi balok yang diarsir
adalah 42 cm². Hitunglah:

7 cm
8 cm
c. Volume balok
d. Luas permukaan balok
Jawab:

8. Rio memiliki bak berbentuk balok dengan tinggi 50 cm, lebar 70 cm, dan panjang
90 cm. Bak tersebut diisi air. Berapa banyak air yang dibutuhkan untuk mengisi
2/3 bagian bak milik Rio ?
Jawab:

9. Berdasarkan ciri-ciri balok, apakah kubus merupakan sebuah balok?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

10. Berapa panjang diagonal ruang tersebut?

3 cm
2 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Lampiran 7

KUNCI JAWABAN SOAL TES DIAGNOSTIK

1. Sebutkan unsur-unsur kubus ABCD.EFGH dalam kolom-kolom berikut ini!

Unsur
No. Unsur yang dimaksud jumlah
kubus

1 Titik sudut A, B, C, D, E, F, G, H 8

AB, BC, CD, AD, EF, FG, GH, EH, AE,


2 Rusuk 12
BF, CG, DH

ABCD, EFGH, ABFE, BCGF, CDHG,


3 Sisi 6
ADHE

Diagonal AC, BD, EG, FH, AF, BE, CF, BG, CH,
4 12
sisi DG, DE, AH

Diagonal
5 AG, BH, CE, DF 4
ruang

Bidang ABGH, CDEF, BCHE, ADGF, ACGE,


6 6
diagonal BDHF

2. Gambarkan 1 macam jaring-jaring kubus!


Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

3. Diketahui kubus ABCD.EFGH, panjang setiap rusuknya adalah 5 cm. Hitunglah:


e. Volume kubus
f. Luas permukaan kubus
Jawab :
a. Volume =sxsxs
=5x5x5
= 125 cm3
b. Luas permukaan = 6s2
= 6 x 25
= 150 cm2

4. Sisi alas sebuah kubus adalah 25 cm². Hitunglah:


e. Luas permukaan kubus
f. Volume kubus
Jawab:
Luas alas kubus = 25 cm²
Luas alas kubus berbentuk persegi sehingga panjang sisi alas (rusuk) = 5 cm
a. Luas permukaan = 6s2
= 6 x 25
= 150 cm2
b. Volume =sxsxs
=5x5x5
= 125 cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

5. Sebutkan unsur-unsur balok PQRS.EFGH dalam kolom-kolom berikut ini!

Unsur
No. Unsur yang dimaksud jumlah
balok

1 Titik sudut P, Q, R, S, T, U, V, W 8

PQ, QR, RS, PS, TU, UV, VW, TW, PT,


2 Rusuk 12
QU, RV, SW

PQRS, TUVW, PQUT, QRVU, RSWV,


3 Sisi 6
PSWT

Diagonal PU, QT, RW, SV, RU, QV, ST, PW, PR,
4 12
sisi QS, TV, UW

Diagonal
5 RT, PV, QW, SU 4
ruang

Bidang PQVW, RSTU, QRWT, PSVU, QSWU,


6 6
diagonal PRVT

6. Hitunglah volume balok yang memiliki panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5
cm !
Jawab:
Volume = p x l x t
= 10 x 8 x 5
= 400 cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

7. Diketahui panjang balok 8 cm, lebar balok 7 cm, dan luas sisi balok yang diarsir
adalah 42 cm². Hitunglah:

7 cm
8 cm

e. Volume balok
f. Luas permukaan balok
Jawab:
a. Volume =pxlxt
=8x7x6
= 336 cm3
b. Luas permukaan = 2pl + 2pt + 2lt
= (2.8.7) + (2.8.6) + (2.7.6)
= 116 + 96 + 84
= 296 cm2

8. Rio memiliki bak berbentuk balok dengan tinggi 50 cm, lebar 70 cm, dan panjang
90 cm. Bak tersebut diisi air. Berapa banyak air yang dibutuhkan untuk mengisi
2/3 bagian bak milik Rio ?
Jawab:
Volume bak =pxlxt
= 50 x 70 x 90
= 315.000 cm3
2
Volume air = × 315.000 cm3 = 210.000 cm3
3

9. Berdasarkan ciri-ciri balok, apakah kubus merupakan sebuah balok?


Ya, karena balok merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang
daerah persegi panjang yang masing-masing pasangnya kongruen, dalam hal ini
kubus dibatasi oleh tiga pasang daerah persegi yang kongruen, dimana persegi
merupakan persegi panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

10. Berapa panjang diagonal ruang tersebut?

3 cm
2 cm

5 cm
Jawab:

Diagonal sisi alas

Dengan rumus pythagoras :


Diagonal sisi alas = √25 + 4 = √29
Diagonal ruang balok = √29 + 9 = √38 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Lampiran 8
PEDOMAN WAWANCARA

SISWA
1. Bagaimana cara belajarmu di rumah?
2. Berapa waktu belajarmu dirumah?
3. Apa kesulitan atau hambatanmu belajar ketika di rumah?
4. Apakah sering mengerjakan PR dirumah?
5. Bagaimana cara mengajar gurumu di sekolah?
6. Apakah kamu menyukai cara atau metode belajar yang dilakukan guru?
7. Bagaimana suasana kelas ketika belajar?
8. Bagaimana sikapmu ketika belajar di kelas?
9. Bagaimana sikap teman-temanmu ketika belajar di kelas?
10. Apakah kamu sering mencatat materi pelajaran?
11. Apa kesulitanmu atau hambatanmu ketika belajar di kelas?
12. Bagaimana kamu mengatasi kesulitanmu itu?
13. Bagaimana jika kamu mendapatkan nilai ulangan yang jelek?
14. Apakah kamu mengikuti ekstrakulikuler atau kegiatan organisasi di rumah?

GURU MATEMATIKA

1. Bagaimana kesan bapak terhadap subjek?


2. Bagaimana sikap subjek ketika belajar di sekolah?
3. Apakah subjek sering bermasalah di sekolah?
4. Menurut bapak, apa yang menyebabkan nilai subjek rendah atau prestasi
matematikanya rendah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Lampiran 9

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU

Keterangan:
P: Peneliti
J: Jawaban Narasumber

1. P: “Selamat siang Pak Tatak, saya ingin mewawancarai bapak, bagaimana kesan
bapak terhadap subjek ?”
J: “Kesan secara umum, Subjek B awalnya dulu adalah anak yang susah dipegang,
sekarangpun masih menjadi target siswa yang was-was, ndrawasi/rawan, namun sejauh ini
masih bisa dihandel, artinya tidak begitu sulit, masih punya rasa takut, tapi masih jadi
target, tapi lolos kelas 8 ini masih tidak masalah. Subjek C dari awal anaknya aktif, terlalu
aktif, jadi ada batasan-batasan yang harus di rem, tapi dengan saya dia diam. Tapi gapapa,
tapi kalo Subjek A memang anaknya pendiem, ada tingkat kesulitan sendiri, cemerlang
juga tidak, ya standar mereka semua.”

2. P: “Bagaimana sikap subjek ketika belajar di sekolah?”


J: “Kalo belajar, sejauh ini dengan saya kalau disuruh belajar ya blajar, Cuma
kedalamannya dia paham atau tidak paham itu nomor sekian, hasilnya memang selama ini
kurang memuaskan, selalu remidi, tapi kalau Subjek C tidak selalu, tapi Subjek A dan
Subjek B paling rendah di kelas tidak, tapi memang butuh perhatian khusus. Sedangkan
anak disini kan terlalu kompleks, kemampuannya tidak sama, kadang-kadang ada sisi yang
terabaikan, terlewatkan begitu saja, biasanya kalo dilihat dari hasil, hasil itu kan tidak
sesuai dengan kenyataan. Terlebih secara pribadi dengan saya mereka tegang, tidak hanya
di kelas, ketika saya lewat juga. Nggatau anak kesannya kalau dengan saya kok seperti itu,
lebih gugup, Si Subjek C itu kalau dengan saya gugup, kalau Subjek A ya kaya gitu diem,
kalau Subjek B ya takutnya ada.”

3. P: “Apakah subjek sering bermasalah di sekolah?”


J: “Tidak bermasalah.”

4. P: “Menurut bapak, apa yang menyebabkan nilai subjek rendah atau prestasi
matematikanya rendah?”
J: “Satu, dasarnya gak kuat, kemudian SMP kelas 8 lebih susah dikendali, pikirannya itu
dimana-mana, kelas 8 tipenya kaya gitu, fokusnya kurang, paling kecil nggak paling gede
juga nggak, jadi mereka lebih mencari jati diri, jadinya pelajarannya agak turun, ya karena
masalah seperti itu, kadang kalau dirumah, misal di SD pinter gitu ya, karena orangtuanya
tambah-tambahan perkalian pembagian mungkin bisa tlaten ngajari, pas SMP aljabar itu
apa, bagaimana.. ya orangtua lepas, udah ngga ngerti apa-apa, bingung, beratnya gitu,
waktu SD anak masih diloloh orangtua, pas SMP orangtua lepas, full di sekolah, pasrah
sekolah, padahal di sekolah cuma beberapa menit matematikanya, waktu dirumah kalau
anak mengerjakan PR ya orangtua taunya belajar, nggak tau tapi belajar apa, tapi kalau
kelas 9 sudah sadar ya enak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Lampiran 10
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUBJEK A
Keterangan:
P: Peneliti
S: Subjek

P: “Kalau dirumah, bagaimana kamu cara S: “Lumayan.”


belajarnya?” P: “Gampang nangkapnya nggak?”
S: “Ditunggu kakak.” S: “Kadang iya, kadang susah nangkep.”

P: “Caranya bagaimana? misal baca buku apa P: “Kalau susah nangkep diem?”
latihan soal?” S: “Ya nggak, tanya temennya.”
S: “Kadang baca.” P: “Biasanya duduk dimana?”
P: “Tiap hari belajar?” S: “Depan.”
S: “Nggak, kalau ada PR sama ulangan aja.” P: “Suasana kelas bagaimana?”
P: “Biasanya waktu belajarmu berapa jam?” S: “Sering gojek, rame, kalo yang
S: “2 jam atau 2 jam lebih. jam 7 biasanya.” dibelakang. Kalo pas gurunya galak yaudah
pada diem.”
P: “Hambatanmu belajar dirumah apa?”
P: “Terus kamu waktu belajar di sekolah
S: “Nyetel tv.” bagaimana?”
P: “Selain itu?” S: “Kadang terganggu, terus kadang ikut
temennya ngobrol.”
S: “Udah.”
P: “Misal ada yang menjelaskan,
P: “Kamu sering mengerjakan PR?” mendengarkan tidak?”
S: “Kadang.” S: “Kadang iya, kadang nggak.”
P: “Cara mengajar guru di sekolah P: “Sikap temanmu bagaimana?”
bagaimana dalam pelajaran matematika?”
S: “Kadang ada yang nakal, pas pelajaran
S: “Kadang pake alat peraga, kadang suruh rame, ngobrol sendiri.”
buat apa gitu dari kertas-kertas, tapi cuma
kadang-kadang.” P: “Waktu pelajaran kamu sering mencatat?”
P: “Seringnya bagaimana cara S: “Pas kalo ada yang ditulis di papan tulis ya
mengajarnya?” dicatat.”
S: “Biasanya cuma dari papan tulis.” P: “Hambatanmu belajar di kelas apa?”
P: “Pakai latihan soal nggak?” S: “Kadang ada yang ngomong sendiri, terus
terpengaruh pembicaraannya.”
S: “Pakai juga.”
P: “Kalau kamu mendapat nilai ulangan jelek
P: “Seringnya jelasin?” kamu bagaimana?”
S: “Ya”. S: “Minta les.”
P: “Kamu suka dengan cara mengajarnya P: “Les dimana?”
seperti itu nggak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

S: “Di Pandowoharjo.” S: “Jumat.”


P: “Kamu ikut ektrakulikuler nggak to? kamu P: “Kamu nggak kecapean?”
ikut ekstra apa?”
S: “Ya capek.”
S: “Karate.”
P: “Paginya bikin malas sekolah nggak?”
P: “Mengganggu belajarmu nggak?”
S: “Yo nggak.”
S: “Nggak juga.”
P: “Kamu di rumah ikut acara organisasi?”
P: “Kamu karate sampai sore nggak?”
S: “Nggak.”
S: “Nggak.”
P: “Mungkin cukup, itu aja makasih yaaa.."
P: “Waktunya kapan?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Lampiran 11

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUBJEK B

Keterangan
P: Peneliti
S: Subjek
P: “Cara belajarmu dirumah bagaimana?” S: “Kadang suruh ngerjain soal kalo Pak
Tatak, ditinggal gitu kadang-kadang, kalo
S: “Kadang-kadang belajar dan ya.. jarang ada tugas dari dinas.”
belajar sih, biasanya pas mau ulangan aja.”
P: “Kamu senang tidak sama cara mengajar
P: “Kalo paginya ada matematika?” guru?”
S: “Ya, nggak belajar, hehehe..” S: “Seneng, gampang gitu dipelajarinya,
P: “Kalo belajar, berapa waktunya?” mudah diterima.”

S: “1 jam.” P: “Kalau suasana kelas ketika belajar


bagaimana?”
P: “Jam berapa?”
S: “Kalo pas ditinggal Pak Tatak ya pada
S: “Jam7-8.” rame, pas ada Pak Tatak pada ngerjain gitu,
ramenya gojek gitu.”
P: “Kalau belajar dirumah biasanya
hambatannya apa?” P: “Sikap belajar kamu di kelas bagaimana
pas pelajaran matematika?”
S: “Kalau ada yg susah terus bingung
ngerjainnya.” S: “Kadang-kadang anteng, kadang bicara
sendiri sama temen.”
P: “Lalu?”
P: “Sikap teman-temanmu bagaimana?”
S: “Biasanya cari diiternet, kalo nggak bisa
dilompati, kadang tanya sama kakak, kakak S: “Kalo temen-temen banyak yang bicara
sepupu.” sendiri, kadang nggak ndengerin penjelasan
guru gitu.”
P: “Dirumah sering mengerjakan PR?”
P: “Terus waktu pelajaran sering mencatat
S: “Iya kalau ada PR tak kerjain.”
tidak?”
P: “Kalau PR ada yang susah bagaimana?”
S: “Ya nyatet, yang penting-penting gitu.”
S: “Suruh bantuin kakak.”
P: “Hambatan ketika belajar di kelas apa?”
P: “Kalau di sekolah gimana cara mengajar
S: “Kalo temen-temen pada rame gitu susah.”
guru?”
P: “Kamu kalau duduk dimana?”
S: “Kadang asik kadang nggak, kadang
pelajarannya gampang masuk dipikiran, S: “Ditengah.”
kadang-kadang susah gitu.”
P: “Oya, kalo kamu dapat nilai ulangan jelek
P: “Caranya mengajarnya bagaimana?” bagaimana?”
S: “Enak kok, caranya pelan tapi semua S: “Minta remidi, kalo semua jelek kadang
murid bisa tahu caranya, diterangin sampai terus disuruh remidi.”
muridnya tahu.”
P: “Terus usahanya apa?”
P: “Nggak pakai soal po?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

S: “Ya lebih giat belajar aja biar bisa P: “Kegiatannya banyak tidak?”
ngerjain soal-soalnya itu.”
S: “Kalo sore voli, kalo ada rapat ikut.”
P: “Kamu ikut ekstrakulikuler tidak?”
P: “Mengganggu belajarmu tidak?”
S: “Ya, ikut keterampilan.”
S: “Nggak.”
P: “Itu mengganggu tidak?”
P: “Nggak kecapean gitu?”
S: “Nggak.”
S: “Nggak.”
P: “Kalau di rumah ikut organisasi tidak?”
P: “Mungkin cukup sekian, terimakasih ya..”
S: “Ya cuma pemuda, ngumpul-ngumpul
pemuda.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Lampiran 12
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUBJEK C
Keterangan:
P: Peneliti
S: Subjek
P: “Kalau dirumah cara belajarmu P: “Kamu senang tidak dengan cara mengajar
bagaimana?” sepeti itu?”
S: “Kalau pekerjaan rumah udah selesai.” S: “Senang.”
P: “Belajar matematikanya bagaimana?” P: “Mengapa?”
S: “Yaitu.. buka buku tapi nggak satu buku.” S: “Kalau ditunggu gurunya takut, kalau
ditinggal kan bisa tanya temennya.”
P: “Biasa belajar setiap hari?”
P: “Kalau waktu pelajaran matematika
S: “Nggak juga, kalo ada pelajaran bagaimana?“
matematika aja.”
S: “Rame, kalo ada gurunya ngga rame.”
P: “Waktu belajar dirumah berapa jam?”
P: “Kalo waktu belajar sikapmu bagaimana?”
S: “Dari jam enam sampai jam sembilan.”
S: “Kalau gurunya jelasin ya ndengerin,
P: “Kalau balajar dirumah hambatannya suruh ngerjain ya ngerjain.”
apa?”
P: “Sering ngobrol?”
S: “Adik.”
S: “Nggak, samping kiri kanan cowok.”
P: “Adiknya kenapa? Mengganggu?”
P: “Duduknya dimana?”
S: “Iya, adeknya masih kecil.”
S: “Belakang, urut absen.”
P: “Kalau ada kesulitan-kesulitan
bagaimana?” P: “Sikap teman waktu pelajaran
bagaimana?”
S: “Kalau berangkat sekolah paginya tanya
temen.” S: “Kalau dikasih tahu nggak mau ndengerin,
rame.”
P: “Sering mengerjakan PR tidak?”
P: “Kamu dikelas sering mencatat?”
S: “Iya, kalo yang ngga bisa dilewati.”
S: “Nggak. Eh kadang-kadang sih kalau
P: “Yang dilewati itu terus bagaimana?” gurunya suruh nyatet ya nyatet.”
S: “Tanya temen paginya.” P: “Dikelas hambatanmu apa?”
P: “Bagaimana gurumu mengajar S: “Temen-temennya rame.”
disekolah?”
P: “Kalau mendapat nilai ulangan jelek
S: “Mengajarnya itu ngasih soal, ditinggal bagaimana?”
terus dikumpul.”
S: “Takut mbak.”
P: “Biasanya tiap hari begitu?”
P: “Mengapa?”
S: “Nggak juga sih, kalau ngasih soal.”
S: “Nanti itu kan untuk rapot, takutnya ada
P: “Tiap pertemuan apa kadang-kadang?” nilai merah.”
S: “Tiap petertemuan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

P: “Lalu usahamu bagaimana?”


S: “Belajar.”
P: “Kamu ikut ekstrakulikuler?”
S: “Ikut, Bahasa Inggris.”
P: “Dirumah ikut organisasi?”
S: “Pemuda.”
P: “Kegiatannya banyak tidak?”
S: “Nggak.”
P: “Mengganggu belajarmu tidak?”
S: “Nggak.”
P: “Oh ya, mungkin gitu dulu, terimakasih
ya..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Lampiran 13

RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL

Satuan Pendidikan : SMP Kanisius Sleman


Kelas/Semester : VIII A/Genap
Mata Pelajaran : Matematika

No. Langkah-langkah Keterangan


1. Kegiatan Awal 10 menit
- Peneliti memberi salam kepada peserta
didik.
- Peneliti mengingatkan kembali tentang
materi tes kubus dan balok yang pernah
diberikan.
2. Kegiatan Inti 40 menit
- Peneliti menerangkan kubus dan balok serta
unsur-unsurnya.
- Peneliti menerangkan konsep luas
permukaan dan volume kubus dan balok.
- Peneliti membahas kembali soal tes
diagnostik dan melakukan tanya jawab
dengan peserta didik.
3. Kegiatan Akhir 100 menit
- Peneliti memberikan tes akhir kepada peserta
didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Lampiran 14
PEKERJAAN TES AWAL (SUBJEK A)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

PEKERJAAN TES AWAL (SUBJEK B)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

PEKERJAAN TES AWAL (SUBJEK C)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Lampiran 15

ANALISIS TES DIAGNOSTIK (SUBJEK A)

SOAL 1
- Subjek dapat menunjukan titik sudut kubus.
- Subjek dapat menunjukkan rusuk kubus dengan benar,
namun salah dalam penulisan. (A1)
- Subjek ragu dalam menentukan sisi kubus dan salah
menuliskan nama sisi. (A2)
(Peneliti menunjukkan benda menyerupai kubus
kemudian subjek dapat menunjukkan sisi kubus dengan
bantuan media tersebut)
- Subjek dapat menunjukkan diagonal sisi, namun salah
dalam penulisan namanya.(A3)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang. (A4)
(Peneliti menjelaskan contoh diagonal ruang kemudian
meminta subjek mencari yang lain)
- Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal.(A5)
(Peneliti menunjukan satu contoh bidang diagonal,
kemudian meminta subjek mencari yang lain)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

SOAL 2
Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus. (Peneliti
mengecek pemahaman subjek dengan menentukan alasnya
kemudian meminta subjek menunjukkan mana yang menjadi
tutup, lalu subjek menunjukan tutupnya dengan benar).

SOAL 3
- Subjek tidak dapat menghitung volume kubus, dan
mengaku lupa rumusnya.(A6)
- Subjek tidak dapat menentukan luas permukaan kubus
dan mengaku tidak tahu rumusnya. (A7)
(Peneliti menjelaskan cara menentukan volume dan luas
permukaan kubus dengan bantuan benda menyerupai
kubus dan menyarankan subjek untuk tidak hanya
menghafalkan rumusnya saja. )

SOAL 4
- Subjek dapat menghitung luas permukaan kubus dengan
bantuan alat peraga yang menyerupai kubus, sehingga
dapat membayangkan bahwa kubus memiliki 6 sisi yang
kongruen.
- Subjek mengetahui rumus mencari volume namun subjek
tampak kurang memahami luas persegi, sehingga untuk
menentukan panjang rusuk perlu diarahkan. (A8)
(Peneliti mengarahkan subjek untuk mencari rusuk
dengan menguraikan luas sisi alas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

SOAL 5
- Subjek dapat menunjukkan sisi dan rusuk balok, namun
tidak menyebutkan dengan lengkap.
- Subjek masih sedikit ragu dalam menentukan bidang
diagonal.(A9)
(Peneliti menjelaskan seperti halnya dalam kubus, unsur-
balok memiliki unsur-unsur yang sama dengan kubus,
kemudian meminta subjek melengkapi jawaban dengan
menyebutkan semua unsur-unsurnya)

SOAL 6
- Subjek ragu ketika ditanya tentang rumus volume balok
yang ditulis dan subjek mengaku lupa. (A10)
(Peneliti menjelaskan kembali dasar rumus volume yaitu
luas x tinggi, kemudian menuntun subjek untuk mencari
luas alas kemudian tingginya, sehingga diperoleh rumus p
x l x t)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

SOAL 7
- Ketika ditanya bagaimana langkah awal
mengerjakan soal nomor 7, subjek diam.
(Peneliti memancing pemikiran subjek bahwa
untuk mencari volume tersebut harus mengetahui
panjang, lebar, dan tingginya, kemudian subjek
sadar bahwa tingginya belum diketahui)
- Subjek tidak dapat menghitung luas sisi balok
untuk mencari tinggi balok.
- Subjek subjek mengaku lupa rumus luas persegi
panjang. (A11)
- Ketika ditanya apa yang dituliskan, subjek
mengaku lupa rumus volume dan luas permukaan.
(A12)

SOAL 8
- Subjek dapat memahami cara menghitung volume
balok, namun tampaknya subjek kesulitan untuk
memahami cara mencari volume air tersebut.
- Subjek tampak ragu dalam menghitung bilangan
berbentuk pecahan. (A13)

SOAL 9
Subjek dapat menjelaskan alasan dari jawaban nomor 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

SOAL 10
- Subjek tidak mengetahui cara penyelesaian soal
tersebut. (Kemudian peneliti memberikan petunjuk
menggunakan rumus pythagoras)
- Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang
sebuah balok dan lupa tentang rumus pythagoras.
(A14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

ANALISIS TES DIAGNOSTIK (SUBJEK B)

SOAL 1
- Subjek dapat menunjukkan titik sudut kubus.
- Subjek dapat menunjukkan semua rusuk dalam kubus
baik tegak maupun mendatar, namun tidak dituliskan di
lembar jawaban (kemungkinannya adalah malas
menulis).
- Subjek tidak dapat menunjukkan sisi kubus (ketika
ditanya mengaku lupa, kemudian peneliti memberikan
contohnya) setelah mengetahui, subjek dapat langsung
menyebutkan semuanya.(B1)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal sisi, (subjek
mengatakan kurang tau, kemudian peneliti memberikan
contohnya) setelah ditunjukkan, subjek langsung
mengetahui jumlahnya.(B2)
(Peneliti meminta subjek melengakapi dan menuliskan
semua unsur-unsur tersebut)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang.(B3)
(peneliti memberikan salah satu contoh diagonal
ruang, kemudian meminta subjek mencari yang
lainnya)
- Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal,
(ketika ditanya mengaku pernah belajar, namun lupa.
Peneliti memberikan salah satu contohnya dan
meminta subjek mencari yang lainnya).(B4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

SOAL 2

Subjek dapat membuat jaring-jaring kubus. (Peneliti mengecek


pemahaman subjek dengan menentukan sisi alasnya kemudian
meminta subjek menunjukkan mana yang menjadi tutup. Subjek
dapat menunjukan tutupnya)

SOAL 3
Ketika ditanya bagaimana penyelesaiannya, subjek mengaku
tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan karena
mengaku tidak hafal rumusnya.(B5)
(Peneliti menjelaskan bagaimana mencari luas permukaan dan
volume dengan benda menyerupai kubus dan meminta subjek
untuk memahami bagaimana menghitung volume dan luas
permukaan tidak hanya dengan menghafal rumusnya saja.)

SOAL 4
- Subjek tidak dapat menghitung luas sisi yang berbentuk
persegi.(B6) (Ketika subjek ditanya bagaimana
penyelesaiannya, subjek mengaku sama seperti diatas,
subjek lupa rumusnya)
- Ketika menghitung volume kubus dengan menggunakan
luas alas x tinggi, subjek tidak mengetahui bahwa tinggi
kubus sama dengan rusuk kubus. (Kemungkinan subjek
kurang konsentrasi) (B7). (Peneliti meminta subjek
memahami maksud soal dan mengarahkan subjek untuk
menentukan luas permukaan dan volume kubus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

SOAL 5

Subjek tidak begitu lancar dalam menyebutkan semua unsur-


unsur balok namun dapat menunjukkan dalam gambar.(B8)
(Peneliti menjelaskan unsur-unsur balok seperti halnya dalam
kubus, kemudian meminta subjek untuk melengkapi semua
unsur-unsur pada balok)

SOAL 6

Awalnya subjek ragu ketika ditanya tentang rumus volume


balok yang ditulis, subjek mengaku lupa. (Setelah dijelaskan
bagaimana menghitung volume kubus pada soal sebelumnya,
subjek dapat menghitung volume balok)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

SOAL 7
- Setelah mengetahui cara menghitung volume kubus,
subjek dapat menghitung volume balok, tetapi tidak
ditulis dengan jelas.
- Untuk soal no.7, subjek perlu dituntun untuk
menemukan tinggi balok, menggunakan luas salah
satu sisi balok yang sudah diketahui.
- Subjek lemah dalam perkalian (contohnya 7x7 = 42,
8x6 = 46). (B9)

SOAL 8
- Subjek salah dalam menghitung volume balok (salah
rumusnya) dan salah dalam menghitung 2/3 dari
volume balok tersebut. (B10)
(Peneliti mengingatkan kembali rumus volume balok,
dan mengarahkan bagaimana mencari volume air)

SOAL 9
- Subjek dapat menjelaskan alasan dari jawaban nomor
9. (Peneliti menjelaskan bahwa kubus dan balok
sama-sama dibatasi oleh sisi-sisi yang berbentuk
persegi panjang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

SOAL 10
- Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang sebuah
balok (Peneliti mengarahkan subjek untuk melihat
kedudukan garis dan membayangkan garis tersebut
sebagai sisi miring segitiga kemudian mengarahkan
mencari panjang garis diagonal tersebut dengan rumus
pythagoras). Subjek mengaku lupa tentang rumus
pythagoras. (B11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

ANALISIS TES DIAGNOSTIK (SUBJEK C)

SOAL 1

- Subjek dapat menyebutkan semua rusuk kubus.


- Subjek dapat menyebutkan sisi kubus, namun tidak dapat
menyebutkan semuanya dengan lengkap.
- Subjek menyebut nama sisi/bidang dengan tidak sesuai
(misalnya sisi ABCD disebutkan ABDC).(C1)
- Subjek dapat menyebutkan contoh diagonal sisi namun,
tidak lengkap dalam menyebutkan keseluruhan diagonal
sisi pada kubus.
- Subjek tidak mengetahui diagonal ruang (kemungkinan
subjek lupa) sehingga cukup lama dalam
mengidentifikasi diagonal ruang suatu kubus.(C2)
(Peneliti memberikan salah satu contoh dari diagonal
ruang, kemudian meminta subjek menentukan yang
lainnya)
(Subjek terlihat cepat mengalami kejenuhan belajar,
ditandai ketika subjek menyakan lamanya wawancara tes
ini dan ingin cepat-cepat segera menyelesaikan)
- Siswa tidak dapat mengidentifikasi bidang diagonal,
subjek tidak mengetahui wujud dari bidang diagonal
adalah bidang.(C3). (Peneliti menunjukkan contoh
bidang diagonal, kemudian subjek diminta mencari yang
lainnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

SOAL 2
- Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus dengan benar, namun
ketika diminta mencari tutup kubus dengan diketahui alasnya subjek
kebingungan. Subjek dapat membayangkan tutup dan alas kubus
dengan bantuan media menyerupai kubus.
- Subjek tidak tidak minat mencari bentuk jaring-jaring kubus lain.
Subjek mengatakan “ga bisa mbak” ketika diminta mencari bentuk
lain. (C4) (Hal ini menunjukkan tidak ada motivasi belajar)

SOAL 3
- Subjek dapat menghitung volume kubus dengan benar, namun
salah dalam menuliskan satuan volume.
- Subjek tidak mengetahui istilah “permukaan” kubus adalah seluruh
sisi-sisi yang menyelimuti kubus.(C5)
- Subjek bingung dalam menghitung luas permukaan kubus dengan
diketahui rusuk salah satu sisinya.(C6)
(Peneliti menjelaskan bagaimana menghitung luas permukaan
kubus dan menyarankan subjek untuk tidak hanya menghafalkan
rumusnya saja)

SOAL 4
Subjek tidak mengetahui bagaimana menghitung luas permukaan kubus
dengan diketahui luas salah satu sisinya. (C7) dan subjek bingung
ketika menghitung volume kubus dengan diketahui luas sisi alasnya.
(Subjek lupa rumus luas persegi, untuk menentukan rusuknya). (C8)
(Peneliti mengarahkan subjek kembali memahami luas permukaan dan
volume kubus seperti yang sudah dijelaskan di no.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

SOAL 5

- Subjek dapat menunjukkan sisi balok namun ketika


menyebutkan sisi dari sebuah balok masih kurang teliti.(C9)
- Subjek dapat menunjukkan diagonal sisi dan diagonal ruang
namun masih tidak tahu jumlahnya.
- Subjek masih kebingungan untuk menyebutkan bidang diagonal
balok. (C10)
(Peneliti menjelaskan unsur-unsur balok sama seperti halnya
unsur-unsur kubus yang telah dijelaskan sebelumnya)

SOAL 6
Subjek pada awalnya tidak dapat menghitung volume balok.
(Peneliti menjelaskan cara menghitung volume pada balok
dengan luas alas x tinggi sehingga diperoleh rumus p x l x t,
kemudian meminta subjek untuk mengerjakan kembali soal
tersebut)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

SOAL 7
- Untuk no.7, subjek lupa tentang rumus luas persegi panjang
sehingga tidak dapat mencari tinggi balok.(C10)
(Peneliti mengarahkan subjek untuk mencari tinggi balok
dengan mengurai luas salah satu sisi balok berbentuk persegi
panjang)

SOAL 8
- Pada awalnya subjek tidak dapat menghitung volume balok.
(Peneliti meminta subjek kembali mengingat bagaimana mencari
volume balok seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
kemudian meminta menghitungnya)
- Subjek keliru dalam membagi bilangan 315 : 3 = 15.(C11)

SOAL 9
Subjek dapat menjelaskan alasan dari jawaban nomor 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

SOAL 8
Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang sebuah balok.
(Peneliti mengarahkan subjek untuk melihat garis diagonal
ruang tersebut sebagai garis miring dari sebuah segitiga,
kemudian mengarahkan subjek untuk mencari panjang
diagonal ruang dengan rumus pythagoras), subjek mengaku
lupa tentang rumus pythagoras. (C12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

Lampiran 16
PEKERJAAN TES AKHIR (SUBJEK A)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

PEKERJAAN TES AKHIR (SUBJEK B)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

PEKERJAAN TES AKHIR (SUBJEK C)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

Lampiran 17

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES (GURU MATEMATIKA)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES (DOSEN)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

Lampiran 18
SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

Lampiran 19
FOTO-FOTO

Siswa kelas VIII B


sedang mengerjakan
soal ujicoba.

Siswa kelas VIII A


sedang mengerjakan
soal tes awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

Subjek A, B, dan C
sedang mengerjakan
soal tes diagnostik.

Kegiatan wawancara
diagnostik dan
bimbingan terhadap
subjek A.

Kegiatan wawancara
diagnostik dan
bimbingan terhadap
subjek B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

Kegiatan wawancara
diagnostik dan
bimbingan terhadap
subjek C.

Kegiatan mereview
materi dan pengajaran
remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

Subjek A sedang
mencoba
mengerjakan soal di
papan tulis.

Subjek B sedang
mencoba
mengerjakan soal di
papan tulis.

Subjek C sedang
mencoba
mengerjakan soal di
papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

Lampiran 20
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai