Anda di halaman 1dari 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN KEMAMPUAN, KEAKTIFAN DAN MINAT SISWA KELAS

VII SMP N 5 SLEMAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA

KONSEP MASSA JENIS

Catarina Delisa Sulistya Anggraini Putri


111424038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN KEMAMPUAN, KEAKTIFAN DAN MINAT SISWA KELAS VII

SMP N 5 SLEMAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP

MASSA JENIS

Catarina Delisa Sulistya Anggraini Putri

111424038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Failure is not the opposite of success. It is part of success.”

“Success doesn’t happen to you. It happens because of you.”

“Don’t be afraid to fail. Be afraid not to try.”

“Happiness is not a destination, it is way of life.”

Ingatlah, ada orang yang terakhir yang akan


menjadi terdahulu dan ada yang terdahulu
yang akan menjadi terakhir.
(Lukas 13:22-30)

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

 Bapak Fx. Tri Sulistya dan Ibu Bernadeta Setya Hartuti yang saya cintai
 Kakakku Ig. Dimas Setya A. S. dan istrinya

 2 boy keponakanku ito dan awi yang ganteng

 Keluarga saya MC. Setyadi yang saya sayangi


 Kekasih/teman/sahabat saya Jefri Tosa Adi Kusuma

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Catarina Delisa Sulistya A. P. 2017. PENINGKATAN KEMAMPUAN,


KEAKTIFAN DAN MINAT SISWA KELAS VII SMP N 5 SLEMAN
MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA KONSEP MASSA
JENIS. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul
Suparno, S.J., M.S.T.

Kata Kunci : Keaktifan, Minat, Hasil Belajar, Massa Jenis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode discovery dapat: (1)
meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas VII di SMP N 5 Sleman pada materi
massa jenis; (2) meningkatkan keaktifan siswa kelas VII di SMP N 5 Sleman dalam
materi massa jenis ; dan (3) meningkatkan minat siswa kelas VII di SMP N 5 Sleman
pada materi massa jenis. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16-23 November
2016. Subyek penelitian yaitu 32 siswa kelas VII C dan 32 siswa kelas VII D SMP N
5 Sleman. Instrumen yang digunakan yaitu pretest dan posttest sebagai hasil tertulis,
lembar observasi keaktifan dan kuesioner minat belajar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) metode discovery meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII C SMP N 5 Sleman untuk materi massa jenis; (2) metode discovery belum dapat
mengaktifkan siswa kelas VII C SMP N 5 Sleman untuk materi massa jenis; (3)
metode discovery meningkatkan minat belajar siswa siswa kelas VII C SMP N 5
Sleman untuk materi massa jenis.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Catarina Delisa Sulistya A. P. 2017. RISING THE ABILITY, BEING ACTIVE,


AND PROCLIVITY OF STUDENT ON CLASS VII AT SMP N 5
SLEMAN USING THE DISCOVERY METHOD ON THE CONCEPT OF
DENSITY MATERIAL. Physics Education Study Program, Department of
Mathematics Education and Science, Faculty of Teachers Training and
Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. Advisor: Prof. Dr. Paul
Suparno, S.J., M.S.T.

Keywords: Involvement, Interest, Learning Outcome, Density.

This research aims to determine whether the discovery method: (1) improves

students’ learning outcome of class VII SMP N 5 Sleman on density material; (2)

improves the students’ involvement of class VII SMP N 5 Sleman in density material;

and (3) improves students’ interest of class VII SMP N 5 Sleman on density material.

The research was conducted on November 16-23, 2016. The research subjects were

32 students of class VII C and 32 students of class VII D SMP N 5 Sleman. The

instruments consisted of pre-test and post-test as the written result, involvement

observation sheet, and interest-study questionnaire. The results showed that: (1)

discovery method improves students’ learning outcome of class VII C SMP N 5

Sleman for density material; (2) discovery method has not been able to involve

students of class VII C SMP N 5 Sleman for density material; (3) discovery method

improves students’ interest of class VII C SMP N 5 Sleman for density material.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan, Keaktifan dan Minat Siswa Kelas VII SMP N 5 Sleman Menggunakan
Metode Discovery Pada Konsep Massa Jenis”. Tugas akhir berbentuk skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana
pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
dan Dosen Pembimbing Akademik (DPA) Pendidikan Fisika yang telah
memberikan semangat, saran, arah dan bimbingan selama penulis belajar di
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., sebagai dosen pembimbing yang
dengan pengertian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, motivasi, serta
sebagai masukan yang sangat berharga bagi penulis sejak awal sampai akhir
penulisan skripsi ini.
3. Karyawan sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam
memperlancar surat perizinan penelitian.
4. Bapak Aris Susila Pambudi, S. Pd., M. Pd., selaku kepala sekolah SMP N 5
Sleman yang telah memberi ijin penelitian.
5. Ibu Puji Astuti, S. Pd., sebagai guru bidang studi fisika kelas VII sekolah SMP N
5 Sleman yang telah membantu dan memberikan masukan selama penelitian.
6. Siswa kelas VII C dan VII D SMP N 5 Sleman yang telah bersedia menjadi
subyek penelitian dan membantu dalam kelancaran penelitian.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBIMNG ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
PERNYATAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
ABSTRACT .................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1


A. Latar Belakang Permasalahan .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 5
A. Hakikat Belajar............................................................................................ 5
1. Pengertian Belajar .............................................................................. 5
2. Hasil Belajar ....................................................................................... 6
B. Metode Discovery ....................................................................................... 8
1. Pengertian Discovery ........................................................................... 8
2. Proses Discovery.................................................................................. 9
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Discovery .............................. 10

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Macam-macam Discovery ................................................................... 11


5. Keuntungan Discovery ........................................................................ 12
6. Kelemahan Discovery .......................................................................... 13
C. Keaktifan ..................................................................................................... 14
1. Pengertian Keaktifan ........................................................................... 14
2. Asas Keaktifan dalam Pendidikan ....................................................... 16
D. Minat ........................................................................................................... 16
1. Pengertian Minat.................................................................................. 16
2. Pengaruh Minat Terhadap Kegiatan Belajar ....................................... 17
3. Meningkatkan Minat Siswa ................................................................. 19
E. Massa Jenis ................................................................................................. 19
1. Pengertian Massa Jenis ........................................................................ 19
2. Satuan SI untuk Massa Jenis ............................................................... 21
3. Menentukan Massa Jenis Zat ............................................................... 22
4. Perhitungan Massa Jenis ...................................................................... 24
5. Konsep Massa Jenis dalam Pemecahan Masalah Keseharian ............. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................... 28
A. Desain Penelitian ......................................................................................... 28
B. Waktu Penelitian ......................................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 29
1. Populasi penelitian.............................................................................. 29
2. Sampel Penelitian ............................................................................... 29
D. Treatment .................................................................................................... 29
E. Instrumen .................................................................................................... 30
1. Pretest dan posstest ............................................................................ 31
2. Analisis keaktifan belajar siswa .......................................................... 34
3. Kuesioner/angket minat belajar siswa ................................................. 35
F. Validitas ...................................................................................................... 37
G. Analisis Data ............................................................................................... 38

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Pretest dan posstest ............................................................................ 38


2. Analisis keaktifan siswa ..................................................................... 39
3. Analisis minat belajar siswa ................................................................ 40
BAB IV DATA DAN ANALISIA DATA ................................................................ 43
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 43
B. Data dan Analisis Data ................................................................................ 54
1. Hasil belajar siswa ............................................................................. 54
2. Keaktifan belajar siswa....................................................................... 61
3. Minat belajar siswa ............................................................................. 65
C. Pembahasan ................................................................................................. 75
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 84
A. Kesimpulan ................................................................................................. 84
B. Saran............................................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 86
LAMPIRAN ............................................................................................................... 87

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Massa jenis berbagai zat ..............................................................................27


Tabel 3.1 Desain penelitian .........................................................................................28
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest dan posttest ................................................................31
Tabel 3.3 Skoring soal no. 1 ........................................................................................32
Tabel 3.4 Skoring soal no. 2 ........................................................................................33
Tabel 3.5 Skoring soal no. 3, no. 4 dan no. 5 ..............................................................33
Tabel 3.6 Skoring soal no. 6 ........................................................................................34
Tabel 3.7 Kisi-kisi pedoman pengamatan keaktifan belajar siswa
kelas eksperimen.........................................................................................35
Tabel 3.8 Kisi-kisi pedoman pengamatan keaktifan belajar siswa
kelas kontrol ...............................................................................................35
Tabel 3.9 Kisi-kisi angket minat belajar ......................................................................37
Tabel 3.10 Penskoran pengamatan keaktifan belajar ..................................................40
Tabel 3.11 Presentase skor pengamatan keaktifan belajar ..........................................41
Tabel 3.12 Pensekoran butir angket minat belajar siswa.............................................41
Tabel 3.13 Presentase skor angket minat belajar siswa ...............................................42
Tabel 4.1 Skor pretest dan posttest kelas kontrol ........................................................53
Tabel 4.2 Analisis SPSS pretest dan posttest kelas kontrol ........................................54
Tabel 4.3 Skor pretest dan posttest kelas eksperimen .................................................55
Tabel 4.4 Analisis SPSS pretest dan posttest kelas eksperimen..................................56
Tabel 4.5 Skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen ........................................56
Tabel 4.6 Analisis SPSS pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen .........................57

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.7 Skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen .......................................58
Tabel 4.8 Analisis SPSS posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen ........................59
Tabel 4.9 Skor keaktifan siswa kelas VII D ................................................................60
Tabel 4.10 Kriteria keaktifan siswa kelas VII D .........................................................61
Tabel 4.11 Skor keaktifan siswa kelas VII C ..............................................................62
Tabel 4.12 Krieteria keaktifan siswa kelas VII C ........................................................63
Tabel 4.13 Analisis SPSS keaktifan kelas kontrol dan kelas eksperimen ...................63
Tabel 4.14 Skor minat kelas VII D sebelum proses pembelajaran .............................64
Tabel 4.15 Kriteria minat kelas VII D sebelum pembelajaran ....................................65
Tabel 4.16 Skor minat kelas VII D sesudah pembelajaran ..........................................65
Tabel 4.17 Kriteria minat kelas VII D sesudah pembelajaran .....................................67
Tabel 4.18 Skor minat kelas VII C sebelum pembelajaran .........................................67
Tabel 4.19 Kriteria minat kelas VII C sebelum pembelajaran ....................................68
Tabel 4.20 Skor minat kelas VII C sesudah pembelajaran .........................................68
Tabel 4.21 Kriteria minat kelas VII C sesudah pembelajaran .....................................70
Tabel 4.22 Analisis SPSS minat belajar kelas kontrol sebelum dan sesudah
pembelajaran ................................................................................................70
Tabel 4.23 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen sebelum dan sesudah
pembelajaran ...............................................................................................71
Tabel 4.24 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
pembelajaran ..............................................................................................72
Tabel 4.25 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen dan elas kontrol sesudah
pembelajaran ..............................................................................................73

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (a) Setetes air ........................................................................................... 20


Gambar 2.1(b) Air dalam gelas dengan takaran yang berbeda ................................... 20
Gambar 2.2 Bagun balok ............................................................................................ 23
Gambar 2.4 Segitiga rumus massa jenis ..................................................................... 24
Gambar 4.1 Siswa kelas eksperimen saat mengerjakan angket minat siklus 1 dan
soal pretest .............................................................................................. 43
Gambar 4.2 Siswa kelas eksperimen ketika mengukur volume balok........................ 45
Gambar 4.3 Siswa kelas eksperimen ketika mengukur volume air pada gelas
ukur yang terisi batu................................................................................ 45
Gambar 4.4 Siswa kelas eksperimen ketika megamati batu yang akan dimasukkan
kedalam gelas ........................................................................................... 45
Gambar 4.5 Penelitian membantu siswa memahami kembali apa yang harus di
praktekkan ................................................................................................ 45
Gambar 4.6 Siswa masih kebingungan dalam perhitungan ........................................ 46
Gambar 4.7 Siswa kelas eksperimen ketika mempresentasikan hasil percobaan ....... 46
Gambar 4.8 Siswa kelas eksperimen ketika mempraktekkan peristiwa telur
tenggelam, terapung dan melayang......................................................... 48
Gambar 4.9 Siswa kelas eksperimen ketika memberi kesimpulan ............................. 48
Gambar 5.0 Siswa kelas kontrol setelah mengerjakan angket minat siklus 1 dan
soal pretest .............................................................................................. 49
Gambar 5.1 Peneliti menjelaskan bagaimana menentukan massa jenis zat dengan ... 51

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 5.2 Penelitian memberikan kesempatan siswa kelas kontrol untuk


menjawab pertanyaan............................................................................... 51
Gambar 5.3 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan soal-soal dibuku paket ............ 51
Gambar 5.4 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan soal di papan tulis ................... 51
Gambar 5.5 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan angket minat siklus 2 dan
soal posttest .............................................................................................. 52

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran .................................................................................................................. 87
Lampiran 1. Surat permohonan ijin penelitian dari Kampus ................................. 88
Lampiran 2. Surat permohonan ijin penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa ....... 89
Lampiran 3. Surat permohonan ijin penelitian dari BAPPEDA ............................. 90
Lampiran 4. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari SMP N 5 Sleman . 91
Lampiran 5. Rencana pelaksanaan pembelajaran .................................................. 92
Lampiran 6. Soal pretest ......................................................................................... 100
Lampiran 7. Soal posttest ....................................................................................... 101
Lampiran 8. Jawaban soal pretest dan posttest ....................................................... 102
Lampiran 9. Pedoman Pengamatan Keaktifan Siswa ............................................... 105
Lampiran 10. Lembar observasi keaktifan.............................................................. 106
Lampiran 11. Lembar observasi keaktifan siswa saat pembelajaran ...................... 108
Lampiran 12. Denah tempat duduk siswa ............................................................... 110
Lampiran 13. Angket minat ................................................................................... 112
Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa 1 ..................................................................... 113
Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 2 ..................................................................... 116
Lampiran 16. Contoh pekerjaan angket minat siswa kelas VII C sebelum proses
dan sesudah proses pembelajaran .................................................... 118
Lampiran 17. Contoh pekerjaan angket minat siswa kelas VII D sebelum proses
dan sesudah proses pembelajaran ................................................... 122
Lampiran 18. Contoh jawaban soal pretest dan soal posttest siswa kelas VII C .... 126
Lampiran 19. Contoh jawaban soal pretest dan soal posttest siswa kelas VII D ..... 130
Lampiran 20. Contoh jawaban Lembar Kerja Siswa 1 ........................................... 134
Lampiran 21. Contoh jawaban Lembar Kerja Siswa 2 ............................................ 140

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Melalui belajar,

seseorang mampu menyelesaikan berbagai macam masalah dan hal penting bagi

proses peningkatan kemampuan. Untuk meningkatkan kemampuan, seseorang

harus mengalami proses belajar. Dalam proses belajar mengajar siswa mampu

mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta,

menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan. Dalam setiap proses belajar,

siswa selalu menampakkan keaktifan (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 45).

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh

pembelajar sendiri dalam bentuk suatu aktivitas tertentu. Aktivitas ini menunjuk

pada keaktifan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan. Ketika seseorang

menilai bahwa sesuatu kegiatan menguntungkan atau menarik, maka dia akan

memiliki minat yang tinggi; tetapi ketika sesuatu yang ingin didapat tersebut tidak

menarik lagi maka minat akan menurun. Salah satu penunjang keberhasilan siswa

dipengaruhi minat terhadap sesuatu.

Banyak metode penyampaian dalam belajar yang menarik dan dapat

membantu siswa dalam memahami dan menjelaskan tentang konsep-konsep

dalam mempelajari fisika. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan

menerapkan metode discovery.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Metode discovery, jika dibandingkan dengan metode ceramah lebih tepat

dipakai untuk memperkenalkan keterampilan yang belum dikuasai, konsep dan

prinsip kepada siswa (atau sekelompok siswa). Metode ini memungkinkan siswa

terlibat dalam pelajaran dan sungguh-sungguh mempunyai inisiatif dan cenderung

lebih menarik minat siswa daripada guru mendominasi pelajaran. Pembelajaran

dengan metode discovery memungkinkan siswa menggunakan segala potensinya

(kognitif, afektif, dan psikomotor), terutama mentalnya untuk menemukan sendiri

konsep-konsep atau prinsip-prinsip Fisika atau IPA, memberi kesempatan pada

siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.

Dalam metode ini siswa berperan aktif dalam proses belajar, menimbulkan

keingintahuan siswa, dan melatih keterampilan memecahkan persoalan. Akan

tetapi metode ini kurang berhasil digunakan di kelas besar karena membutuhkan

waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan

masalah lainnya. Dalam kelompok besar harus dibentuk kelompok-kelompok

kecil yang nantinya dapat membantu berdiskusi, saling menemukan teori atau

pemecahan masalah lainnya.

Guru fisika di SMP N 5 Sleman belum pernah menggunakan metode

discovery karena memang membutuhkan cukup waktu untuk membuat siswa

mampu menemukan sendiri konsep Fisika atau IPA. Guru masih menggunakan

metode ceramah pada proses pembelajaran di sekolah, sehingga siswa kurang

mengeksplorasi kemampuannya. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti apakah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

metode discovery ini bisa membantu siswa dalam belajar Fisika atau IPA dan

dapat meningkatkan kemampuan, keaktifan serta minat siswa di sekolah tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah yang

ingin diteliti adalah:

1. Apakah penggunaan metode discovery dapat meningkatkan kemampuan

belajar fisika siswa SMP Negeri 5 Sleman kelas VII dalam materi massa

jenis ?

2. Apakah metode discovery dapat mengaktifkan siswa SMP Negeri 5

Sleman kelas VII dalam mempelajari materi massa jenis?

3. Apakah metode discovery dapat meningkatkan minat siswa SMP Negeri 5

Sleman kelas VII dalam mempelajari materi massa jenis?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Peningkatan kemampuan belajar siswa SMP Negeri 5 Sleman kelas VII

dalam mempelajari materi massa jenis lewat metode discovery;

2. Peningkatan keaktifan siswa SMP Negeri 5 Sleman kelas VII dalam

mempelajari materi massa jenis lewat metode discovery;

3. Peningkatan minat siswa SMP Negeri 5 Sleman kelas VII dalam

mempelajari materi massa jenis lewat metode discovery.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Pembelajaran fisika dengan menggunakan metode discovery dapat

membantu siswa lebih memahami materi pelajaran dan siswa dapat

membantu teman yang lain untuk dapat memahami materi, sehingga

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan dalam memilih metode atau strategi yang

dapat digunakan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan, keaktifan dan minat belajar siswa.

3. Bagi penelitian

Hasil penelitian ini dapat membantu peneliti sebagai calon guru untuk

menambah wawasan tentang salah satu metode pembelajaran. Penelitian

ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

pengembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Yamin (2014: 6) belajar merupakan sebuah manifestasi diri

untuk dapat mengenal sesuatu yang sedang dibaca dan dipelajari secara lebih

mendalam dan serius sehingga ada sesuatu yang substansial yang bisa

diperoleh. Dalam kegiatan belajar, ada sebuah proses berfikir kritis yang

sedang dilakukan secara serius dan tegas. Belajar berusaha menjawab

berbagai kelesuan hidup yang selama ini berlangsung.

Menurut R. Gagne (dalam Susanto, 2013: 1-2), belajar dapat

didefinisikan sebagai suatu proses di mana organisme berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai proses

untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan

tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu

upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui intruksi. Instruksi

yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seseorang

pendidik atau guru.

Gagne (dalam Hasibuan dan Moedjiono, 1986: 5) mengelompokkan

kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-

tujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan delapan macam,

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam kemampuan manusia

yang merupakan hasil belajar sehingga, pada gilirannya, membutuhkan

kondisi belajar (atau sistem lingkungan belajar) untuk pencapaiannya. Kelima

macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah:

a. Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari

sistem lingkungan skolastik).

b. Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang dalam

arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain

keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.

e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional

yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari

kecenderungannya bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau

kejadian.

2. Hasil Belajar

Menurut Susanto (2013: 5) makna hasil belajar, yaitu perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian hasil

belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi (dalam K.

Brahim 2007 : 39, dalam Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil

belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari

hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh oleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative

menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya

guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah

anak yang berhasil mencapai tujuan – tujuan pembelajaran atau tujuan

instruksional (Susanto, 2013: 5).

Menurut Mundilarto (2012: 7) hasil belajar fisika dapat dikelompokkan

ke dalam kompetensi yang berupa perilaku (behavioral objectives) dan

kompetensi bukan perilaku (nonbehavioral objectives). Kompetensi yang

berwujud perilaku khusus yang harus ditunjukkan oleh peserta didik bahwa

telah terjadi proses belajar, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, maupun

afektif. Adapun kompetensi bukan perilaku berupa soft skills atau outcomes,

misalnya peserta didik mampu bersikap dewasa dalam menghadapi masalah-

masalah nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Atau juga

misalnya, peserta didik mampu menghargai alam lingkungan, mampu

mengendalikan emosi, bijaksana dalam mengambil keputusan, dll.

Kompetensi-kompetensi yang berupa soft skills atau outcomes ini lebih

bersifat terbuka, dan untuk mengembangkannya, guru disarankan mampu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menciptakan pengalaman-pengalaman belajar yang melibatkan minat dan

motivasi peserta didik.

B. Metode Discovery

1. Pengertian Discovery

Suryosubroto (2002: 192) mengartikan metode penemuan sebagai suatu

prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi

objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Sebelum

siswa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata.

Metode tersebut merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi

metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses,

mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.

Sund (1975, dalam Suryosubroto, 2002: 193) berpendapat bahwa

discovery adalah proses mental di mana siswa mengasimilasikan sesuatu

konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya: mengamati,

menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat

kesimpulan dan sebagainya. Yang dimaksud konsep, misalnya: segi tiga,

demokrasi, panas, energi, dan sebagainya. Sedangkan prinsip misalnya: logam

apabila dipanasi mengembang, lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan

organisme, dan sebagainya. Sund berpendapat bahwa penggunaan discovery

dengan batas-batas tertentu adalah baik untuk digunakan bagi siswa-siswa

kelas yang lebih tinggi. Siswa dapat berkembang kemampuan berfikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

discovery apabila ia terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menuntun

pelaksanaan tugas penggunaan proses mental siswa.

Metode discovery adalah salah satu model instruksional kognitif yang

sangat berpengaruh. Jerome Bruner (dalam Dahar, 1988:125) menganggap,

bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif

oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.

Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang

menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

2. Proses Discovery

Menurut Suparno (2007:73) proses discovery meliputi:

a. Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi.

b. Menggolongkan. Siswa mengklasifikasi apa-apa yang ditemukan dalam

pengamatan sehingga menjadi lebih jelas.

c. Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan mengapa gejala itu

terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi.

d. Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk

memperoleh data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk

mengambil kesimpulan.

e. Menguraikan atau menjelaskan. Siswa dibantu untuk menjelaskan atau

menguraikan dari data pengukuran yang dilakukan.

f. Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari data-data yang

didapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Discovery

Menurut Suryosubroto (2002: 199-200) kalau langkah-langkah

pelaksanaan metode discovery yang disarankan oleh Gilstrap ini dibandingkan

dengan langkah-langkah yang ditemukan oleh Richard Scuhman, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa langkah-langkah metode discovery itu dapat

disederhanakan sebagai berikut:

a. Identifikasi kebutuhan siswa;

b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan

generalisasi yang akan dipelajari;

c. Seleksi bahan, dan problema/tugas-tugas;

d. Membantu memperjelas;

1) Tugas/ problema yang akan dipelajari;

2) Peranan masing-masing siswa.

e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan;

f. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan

dan tugas-tugas siswa;

g. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;

h. Membantu siswa dengan informasi/ data, jika diperlukan oleh siswa;

i. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang

mengarahkan dan mengidentifikasi proses;

j. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

k. Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses

penemuan;

l. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas

hasil penemuannya.

4. Macam-macam Discovery

Weimer (1975, dalam Burden & Byrd, hal 104, dalam Suparno,

2007:74) mengidentifikasi adanya 6 tipe discovery, yaitu:

a. Discovery. Proses menemukan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas,

yang terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, prinsip, atau

pengertian sendiri.

b. Discovery teaching. Model mengajar dengan cara menemukan sesuatu,

seperti yang telah dibicarakan pada nomer 1 dan 2. Ini lebih digunakan

guru untuk mengajar siswa dengan cara penemuan.

c. Inductive discovery. Penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif,

yaitu dari pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya

lengkap seperti metode ilmiah.

d. Semi-inductive discovery. Penemuan dengan pendekatan induktif,

tetapi tidak lengkap. Ketidak lengkapan dapat pada data yang diambil

hanya sedikit, dapat pula prosesnya disederhanakan, dll.

e. Unguided or pure discovery murni: siswa diberi persoalan dan harus

memecahkan sendiri dengan sedikit sekali petunjuk guru.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

f. Guided discovery: siswa diberi soal untuk dipecahkan dengan guru

menyediakan hint (petunjuk) dan arahan bagaimana memecahkan

pesoalan itu.

5. Keuntungan Discovery

Menurut Bruner beberapa keuntungan dari penggunaan discovery dalam

belajar fisika, antara lain sebagai berikut (Bruner, dalam Trowbridge &

Bybee, 1996: 177, dalam Suparno, 2007:75) :

a. Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat

mengembangkan pikirannya dengan berpikir, dengan menggunakan

pikiran itu sendiri. Dengan model discovery pikiran siswa digunakan,

dilatih untuk memecahkan persoalan.

b. Mengembangkan motivasi intrinsik. Dengan menemukan sendiri dalam

discovery siswa merasa puas secara intelektual. Kepuasan ini

merupakan penghargaan dari dalam diri sendiri yang akan lebih

menguatkan untuk terus mau menekuni sesuatu.

c. Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan

sesuatu, siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu.

Discovery ini adalah praktik menemukan sesuatu yang dapat

memperkaya siswa dalam penemuan hal-hal yang lain di kemudian

hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

d. Ingatlah lebih tahan lama. Dengan menemukan sendiri, siswa lebih

ingat akan yang dipelajari; dan sesuatu yang ditemukan sendiri

biasanya tahanlama; tidak mudah dilupakan.

e. Discovery juga menimbulkan keingintahuan siswa dan memotivasi

siswa untuk terus berusaha menemukan sesuatu sampai ketemu.

f. Melatih keterampilan memecahkan persoalan sendiri dan melatih siswa

untuk dapat mengumpulkan dan menganalisis data sendiri.

6. Kelemahan Discovery

Menurut Suryosubroto (2002 : 201-202) kelemahan metode discovery

antara lain sebagai berikut :

a. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar

ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya

mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang

abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam

suatu subjek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan

dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan

memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang

lain.

b. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya

sebagian waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa

menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk

kata-kata tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

c. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk

mencoba ide-ide mungkin tidak ada.

C. Keaktifan

1. Pengertian Keaktifan

Dimyati dan Mudjiono (2006:44-45) menganggap bahwa anak adalah

makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,

mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan

oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar

hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Dalam setiap

proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan, yang beraneka ragam

bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan

psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar,

menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan

psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam

memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan

yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.

Menurut Aunurrahman (2012: 119-121) keaktifan anak dalam belajar

merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari

dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran. Keaktifan

belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

emosional dan fisik jika dibutuhkan. Adapun Implikasi prinsip keaktifan atau

aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk

berkreativitas dalam proses belajarnya;

b. Memberi kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau

inkuiri dan eksperiman;

c. Memberi tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru;

d. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang

memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Menurut Sriyono (1992: 75) waktu guru mengajar ia harus

mengusahakan agar murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani. Keaktifan

jasmani dan rohani itu meliputi antara lain:

a. Keaktifan indera: murid-murid harus dirangsang agar dapat

menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.

b. Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk

memecahkan masalah.

c. Keaktifan ingatan: pada waktu pengajaran anak harus aktif menerima

bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpan di

otaknya.

d. Keaktifan emosi: dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha

mencintai pelajarannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

2. Asas Keaktifan dalam Pendidikan

Keaktifan anak dalam mencoba atau mengerjakan sesuatu amat besar

artinya dalam pendidikan dan pengajaran. Percobaan-percobaan yang ia

lakukan akan memantapkan hasil studinya. Lebih dari itu akan menjadikannya

rajin, tekun, tahan uji dan percaya pada diri sendiri. Ia mempunyai rasa

optimis dalam menghadapi hidup. Sebagai contoh seorang murid yang

berhasil dalam menulis atau mengarang, ia tentu akan lebih tekun, rajin dan

mempunyai pandangan yang lebih luas.

Cara melaksanakan asas keaktifan dapat melalui: menyuruh anak

menjawab pertanyaan atau menyuruh membuat pertanyaan dan menjawab

sendiri pertanyaannya. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada murid

lebih baik daripada sekedar memberi pelajaran secara lisan saja. Sebab, hal itu

akan mendorong mereka memecahkan masalah dan mendorong guru lebih

kreatif dan berinisiatif.

D. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Sukardi ( 1988:61, dalam Susanto, 2013:57), minat dapat

diartikan sebagai kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu.

Menurut Sardiman ( 2007: 77, dalam Susanto, 2013:57), minat merupakan

kecenderungan jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya disertai dengan

perasaan senang, karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Susanto (2013:58) minat merupakan dorongan dalam diri

seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara

efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang

menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan

kepuasan dalam dirinya.

Menurut Slameto (2010: 180) minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin

kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Mengembangkan

minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat

bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya

dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada

siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,

melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa

menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa

tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari

pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan

besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.

2. Pengaruh Minat Terhadap Kegiatan Belajar

Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar

siswa. Suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa

akan memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang

bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan yang ada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

sangkut pautnya dengan diri siswa, maka siswa akan mendapatkan kepuasan

batin dari kegiatan belajar tadi.

Minat merupakan unsur yang menggerakkan motivasi seseorang

sehingga orang tersebut dapat berkonsentrasi terhadap suatu benda atau

kegiatan tertentu. Dengan adanya unsur minat belajar pada diri siswa, maka

siswa akan memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar tersebut. Dengan

demikian, minat merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang

kegiatan belajar siswa (Susanto, 2013:66). Kenyataan ini juga diperkuat oleh

pendapat William James dalam Uzer Usman (2000: 27, dalam Susanto, 2013:

66), bahwa minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat

keaktifan belajar siswa.

Dalam kegiatan belajar, juga dalam proses pembelajaran, tentunya minat

yang diharapkan adalah minat yang timbul dengan sendirinya dari diri siswa

itu sendiri, tanpa ada paksaan dari luar, agar siswa dapat belajar lebih aktif

dan baik. Akan tetapi, dalam kenyataannya tidak jarang siswa mengikuti

pelajaran dikarenakan terpaksa atau karena adanya suatu keharusan,

sementara siswa tersebut tidak menaruh minat terhadap pelajaran tersebut.

Yang baik seharusnya anak mengetahui akan minatnya, karena tanpa tahu apa

yang diminatinya, maka tujuan belajar yang diinginkan tidak akan tercapai

dengan baik (Susanto, 2013:67).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

3. Meningkatkan Minat Siswa

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif

untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan

mengembangkan minat siswa yang telah ada.

Tanner (1975, dalam Slameto, 2010: 181) menyarankan agar para

pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat

dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan

antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran

yang lalu, menguraikan kegunaanya bagi siswa dimasa mendatang.

E. Massa Jenis

1. Pengertian Massa Jenis

Massa jenis merupakan massa per satuan volume benda. Untuk berbagai

zat yang sejenis, massa dan volumenya bisa berbeda tetapi hasil bagi massa

dan volumenya selalu tetap. Karena massa jenis zat yang sejenis selalu sama,

maka salah satu ciri khas zat adalah massa jenisnya (Kanginan, 2002: 90). Zat

atau materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.

Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam sebuah benda dan

volume adalah perhitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam

suatu objek (Foster, 2004: 30). Hasil bagi massa dan volume mendapatkan

suatu ciri khas dari suatu benda yang tidak dimiliki oleh benda lain yaitu

massa jenisnya. Perhatikan contoh di bawah ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Gambar 2.1 (a) Setetes air Gambar 2.1 (b) Air dalam gelas dengan takaran

yang berbeda

Dari gambar 2.1 (a) dan gambar 2.1 (b) di atas, setetes air dengan

beberapa gelas yang berisi air dengan takaran berbeda memiliki massa jenis

yang sama yaitu 1 gr/cm3.

Perbandingan massa zat terhadap volumenya bisa dihitung dengan

massa zat tersebut dibagi volumenya. Secara sistematis bisa dituliskan sebagai

berikut:

m

v

Dengan lambang 𝜌 adalah massa jenis (kg/m3), V adalah volume (m3),

dan m adalah massa (kg).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

2. Satuan SI Untuk Massa Jenis

Massa benda diukur dalam kg, volume diukur dalam m3, sehingga

satuan massa jenis adalah :

satuan massa kg
Satuan massa jenis  
satuan volume m3

Jadi, satuan massa jenis dalam SI adalah kg/m3.

Satuan massa jenis lain yang sering digunakan adalah g/cm3 atau g/mL

Perlu diingat bahwa 1 cm3 = 1 mL, sehingga g/cm3 adalah identik dengan
3
g/mL. Volume zat padat biasa dinyatakan dalam cm , karena itu massa jenis

3
zat padat biasa dinyatakan dalam g/cm . Sementara volume zat cair diukur

dengan gelas ukur yang skalanya dalam mL, karena itu massa jenis zat cair

biasa dinyatakan dalam g/mL. Benda-benda dengan massa jenis lebih kecil

daripada massa jenis air akan mengapung.


3
Bagaimana mengkonversi atau mengubah satuan massa jenis (g/cm ke

3
kg/m atau sebaliknya)? Misalnya kita memiliki massa jenis dalam satuan

3 3
g/cm (atau g/mL) dan hendak mengubahnya ke dalam kg/m . Cara

megubahnya adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

 1 
 kg
g
1 3 
1 g
  1000 
cm 1 cm 3  1  3
 m
 1000000 

 1   1000000  kg
   3
 1000   1 m

g kg
1 3
 1000 3
cm m

3 1
Sebaliknya berlaku 1 kg/m = g/cm3 = 0,001 g/cm3
1000

3. Menentukan Massa Jenis Zat

Cara menentukan massa jenis zat sangatlah mudah, cukup mengukur massa

dan volumenya.

a. Menentukan massa jenis zat padat

1) Bentuknya teratur

Untuk zat padat yang bentuknya teratur, massanya diukur secara

langsung dengan neraca atau timbangan sedang mengukur volum zat

menggunakan rumus berdasarkan bentuknya misalnya kubus dan

balok (gambar 2.2). Menentukan massa jenis zat dengan membagi

massa zat dengan volume zat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Volume balok:

V = panjang x lebar x tinggi tinggi

Massa jenis balok:


𝑚 lebar
𝜌=
𝑣
panjang

Gambar 2.2 Bangun Balok

2) Bentuknya tidak teratur

Untuk zat padat yang bentuknya tak teratur ataupun zat cair,

volumenya hanya dapat ditentukan secara langsung dengan gelas ukur;

sedang massanya tetap diukur secara langsung dengan neraca atau

timbangan. Misalnya mengukur massa jenis batu, langkah yang harus

dilakukan sebagai berikut:

a) Menimbang batu dengan menggunakan neraca untuk mengetahui

massa batu.

b) Gelas ukur diisi air dan mencatat volume awal.

c) Memasukkan batu ke dalam gelas ukur yang berisi air, mencatat

volume akhir.

d) Menghitung volume batu, caranya volume akhir dikurangi

volume awal.

e) Menghitung massa jenis zat dengan membagi massa zat dengan

volume zat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

4. Perhitungan Massa Jenis

Dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan massa jenis

diselesaikan dengan menggunakan persamaan di bawah ini:


𝑚 m
𝜌= 𝑉
:
Persamaan di atas dapat diubah ke bantuk 𝝆 x V
𝑚
m = 𝜌 𝑉 atau V = 𝜌

Gambar 2.4 Segitiga rumus massa jenis

Bentuk rumus massa yang digunakan dalam hitungan bergantung pada

besaran apa yang ditanyakan. Untuk memudahkan mengingat bentuk rumus

yang akan digunakan, dapat digunakan segitiga rumus massa jenis, seperti

ditunjukkan pada gambar 2.4 di atas. Cara menggunakan segitiga rumus

secara umum adalah sebagai berikut.

1) Keluarkan besaran yang ditanyakan dari segitiga;

2) Besaran yang ditanyakan, yang ditulis di ruas kiri tanda sama dengan

kedua besaran yang tertinggal di dalam segitiga rumus.

Contoh 1. Besaran massa jenis yang ditanyakan dari segitiga rumus massa jenis.

Sebuah benda bermassa 300 g memiliki volume sebesar 40 cm3. Tentukan


massa jenis benda tersebut.

𝝆
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Contoh 2. Besaran volume yang ditanyakan dari segitiga rumus massa jenis.
Sebuah benda memiliki massa jenis 800 kg/m3 memiliki massa sebesar 2 kg.
Tentukan volume benda tersebut.

Contoh 3. Besaran massa yang ditanyakan dari segitiga rumus massa jenis.

Sebuah kubus memiliki volume 5 cm3. Jika massa jenis kayu sebesar 250 g/cm3.
Tentukan massa benda tersebut.

5. Konsep Massa Jenis dalam Pemecahan Masalah Keseharian

Dalam kehidupan sehari-hari konsep massa jenis banyak diterapkan. Berikut

beberapa konsep massa jenis:

a. Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam:

Benda terapung : massa jenis benda < massa jenis air

Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi campuran air

dan banyak garam akan terapung, karena massa jenis telur lebih

kecil daripada massa jenis air.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Benda melayang : massa jenis benda = massa jenis air

Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi campuran air

dan sedikit garam akan melayang, karena massa jenis telur sama

dengan massa jenis air.

Benda tenggelam : massa jenis benda > massa jenis air

Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air akan

tenggelam, karena massa jenis telur lebih besar daripada massa

jenis air.

b. Balon dapat melayang di udara. Helium adalah gas yang paling ringan.

Oleh karena itu, helium sering dipakai untuk mengisi balon udara. Balon

berisi helium mudah membumbung tinggi karena didorong oleh gaya

udara yang massa jenisnya lebih besar dari gas helium.

c. Aluminium adalah logam yang massa jenisnya terkecil. Oleh karena itu,

aluminium dipakai sebagai bahan industry peralatan rumah tangga karena

ringan dan mudah dilebur untuk dicetak.

d. Cara montir menera keasaman air aki pada aki, masih bagus atau sudah

waktunya diganti. Mereka akan menggunakan pengukuran masa jenis zat

cair yang disebut densimeter. Massa jenis langsung bisa dibaca langsung

pada skala ketika densimeter dimasukkan ke dalam air aki.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Tabel 2.1 Massa jenis berbagai zat

Wujud Zat Bahan Dalam Dalam


(g/cm3) (kg/m3)
Besi 7,90 7900
Platina 2145 21450
Kuningan 8,40 8400
Tembaga 8,90 8900
Emas 19,30 19300
Perak 10,15 101500
Seng 7,14 7140
PADAT Alumunium 2,70 2700
Uranium 18,70 18700
Kaca 2,50 2500
Ebonit 1,20 1200
Batu Bara 1,50 1500
Es 9,20 9200
Air (4ºC) 1,00 1000
Air Laut 1,30 1030
Raksa 13,60 13600
Spiritus 0,83 830
CAIR Alkohol 0,79 790
Bensi 0,70 700
Terpentin 0,87 870
Udara (27ºC) 0,00129 1,29
Helium 0,0018 0,18
GAS Oksigen 0,00143 1,43
Karbon dioksida 0,00198 1,98
Hidrogen 0,00009 0,09
(Sukabdiyah, 2007: 54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. DesainPenelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif ekperimental dengan design

pretest-posstest control group. Secara umum riset kuantitatif adalah riset yang

menggunakan data berupa skor atau angka, lalu menggunakan analisis dengan

statistik. Dalam design pretest-posstest control group ini terdapat dua kelompok.

Satu kelompok diberi treatment dan yang lain tidak. Keduanya diukur dengan

diberi pretest-posttest untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kedua

group (Suparno, 2010:142). Rancangan design pretest-posstest untuk kedua group

yang digunakan seperti pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Desain penelitian

Treatment group P1 X1 P2

Control group P1 X2 P2

Keterangan :
P1 : tes awal (pretest) dilakukan sebelum diberi treatment.
X1 : treatment diberikan kepada siswa dengan menggunakan metode discovery.
X2 : tanpa treatment, siswa belajar menggunakan metode ceramah aktif.
P2 : tes akhir (posttest) dilakukan setelah diberi treatment.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

B. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 16 November 2016 s/d 23 November 2016

di SMP Negeri 5 Sleman, Karangasem, Pendowoharjo.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMP N 5

Sleman tahun ajaran 2016/2017.

2. Sampel Penelitian

Sampel dari penelitian ini berjumlah 32 siswa-siswi kelas VII C untuk

kelas eksperimen dan 32 siswa-siswi kelas VII D untuk kelas kontrol di SMP

N 5 Sleman.

D. Treatment

Treatment adalah perlakukan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar

nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010: 51). Treatment yang

akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode discovery untuk kelas

eksperimen, sedangkan metode ceramah aktif untuk kelas kontrol pada materi

massa jenis.

1. Metode discovery untuk kelas aksperimen

1) Guru membagi siswa dalam 8 kelompok.

2) Siswa mendapatkan LKS dalam kelompok.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

3) Siswa memahami perintah-perintah discovery dalam LKS.

4) Siswa melakukan discovery dalam kelompok dengan topik massa jenis.

5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

percobaan.

6) Siswa mendiskusikan data yang telah diperoleh dalam kelompok secara

bersama.

7) Siswa menemukan kesimpulan dari hasil discovery.

8) Bersama siswa menyimpulkan dari hasil discovery secara bersama

dikaitkan dengan materi pelajaran.

2. Metode ceramah aktif untuk kelas kontrol

Pembelajaran untuk kelas kontrol menggunakan metode ceramah aktif

di mana guru berceramah, menjelaskan materi yang akan dipelajari. Metode

ceramah aktif ini diselingi dengan guru mengajukan pertanyaan pada siswa,

siswa berdiskusi dan mengerjakan soal dalam kelompok.

Pengajaran dengan metode discovery dan ceramah aktif dapat dilihat

dalam RPP dan LKS. RPP dan LKS terlampir.

E. Instrumen

Instrumen adalah alat untuk mengambil data seperti: angket, wawancara, tes,

observasi, dll (Suparno, 2010: 53). Instrumen pengumpulan data berupa tes, yang

terdiri dari pretest dan posttest serta bentuk non-tes yang berupa angket/kuesioner

dan pengamatan/observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

1. Pretest dan posstest

Pretest digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa

terhadap materi sebelum dilakukan proses pembelajaran di kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Posstest digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa setelah

dilakukan proses pembelajaran untuk kedua kelas, yakni kelas eksperimen

dengan metode discovery dan kelas kontrol dengan metode ceramah aktif.

Posstest diberikan setelah materi massa jenis diajarkan kepada siswa.

Untuk pembuatan soal pretest dan posstest dibutuhkan kisi-kisi.

Kisi-kisi soal berdasar pada kompetensi dasar dan indikator yang harus

dicapai siswa. Tabel 3.2 adalah kisi-kisi soal pretest dan posstest.

Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest dan posttest

Kompetensi Materi Kegiatan Indikator No. Aspek


Dasar Pokok/ Pembelajaran Soal
Pembelaja
ran
 Melakukan Menjelaskan dari hasil 1 Hafalan
percobaan penemuan (discovery)
Mendeskripsikan Massa bahwa massa jenis 2 Pemahaman
menentukan
konsep massa Jenis adalah salah satu ciri
massa jenis
jenis dalam khas suatu zat.
berbagai zat
kehidupan
dengan
sehari-hari Menghitung massa jenis 3,4,5 Penerapan
menggunakan
suatu zat.
alat-alat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

 Mengaplikasikan Menggunakan konsep 6 Pemahaman


konsep massa massa jenis untuk
jenis dalam berbagai penyelesaian
kehidupan masalah dalam
sehari-hari. kehidupan sehari-hari.

Untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa sebelum dan

setelah diberi treatment, diukur melalui test yaitu pretest dan posstest.

Penskoran terhadap hasil kerja siswa dilakukan dengan membuat skala

skor. Berikut adalah penentuan bobot untuk masing-masing soal:

a. Soal no. 1 bobot soal 5

Tabel 3.3 Skoring soal no. 1

Keterangan Skor
Siswa tidak mengerjakan 0
Jawaban siswa sama sekali tidak berhubungan 1
Siswa memberikan jawaban mendekati benar 3
Siswa menjawab dengan benar 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

b. Soal no. 2 bobot soal 10

Tabel 3.4 Skoring soal no. 2

Keterangan Skor
Siswa tidak mengerjakan 0
Jawaban siswa tidak sesuai 2
Jawaban siswa benar, tanpa disertai penjelasan 8
Siswa menjawab dengan benar 10

c. Soal no. 3, no.4 dan no.5 dengan bobot masing-masing soal 20

Tabel 3.5 Skoring soal no. 3, no.4 dan no.5

Keterangan Skor
Siswa tidak mengerjakan 0
Pekerjaan siswa tidak sesuai 2
Pekerjaan siswa hanya sampai menuliskan besaran yang diketahui dan 5
ditanyakan secara lengkap
Pekerjaan siswa hanya sampai pada menulis rumus lengkap 10
Siswa mengerjakan dengan menulis rumus lengkap dan memasukkan angka 15
tetapi jawaban tidak sesuai
Jawaban siswa benar tapi tidak mencantumkan satuan 19
Pekerjaan siswa sesuai pedoman jawaban 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

d. Soal no. 6 bobot soal 5

Tabel 3.6 Skoring soal no. 6

Keterangan Skor
Siswa tidak mengerjakan 0
Jawaban siswa sama sekali tidak berhubungan 2
Siswa memberikan jawaban mendekati benar 3
Siswa menjawab dengan benar 5

2. Pengamatan/observasi keaktifan belajar siswa

Pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu

obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (penciuman, pendengaran,

peraba, rekaman gambar, rekaman suara, dll) (Suparno, 2010: 63).

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa terlibat aktif

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode dsicovery dan

metode ceramah aktif.

Pengamatan keaktifan belajar siswa ini diperlukan kisi-kisi pedoman

pengamatan. Bedasar pendapat para ahli yang telah dijabarkan dalam bab

kajian pustaka, indikator keaktifan meliputi minat belajar yang berkaitan

dengan partisipasi, mengemukakan pendapat dan tanggungjawab. Tabel

3.7 dan tabel 3.8 adalah kisi-kisi pedoman pengamatan keaktifan belajar

siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Tabel 3.7 Kisi-kisi pedoman pengamatan keaktifan belajar siswa kelas eksperimen

Variabel Indikator Kriteria Pengamatan Keaktifan


Partisipasi  Berinteraksi dengan teman sebaya dikelasnya saat
proses pembelajaran berlangsung.
 Mendengarkan penjelasan dari guru.

Keaktifan  Memperhatikan penjelasan dari guru.


 Mencatat informasi penting.
Mengemukakan  Bertanya kepada guru dan teman.
pendapat
 Menjawab pertanyaan lisan dari guru dan teman.
 Mengajukan pendapat dan gagasan pada saat diskusi
dan presentasi.
Tanggungjawab  Mengerjakan tugas individu.
 Mengerjakan tugas secara kelompok.
 Melakukan percobaan sesuai perintah.

Tabel 3.8 Kisi-kisi pedoman pengamatan keaktifan belajar siswa kelas kontrol

Variabel Indikator Kriteria Pengamatan Keaktifan


Partisipasi  Berinteraksi dengan teman sebaya dikelasnya saat
proses pembelajaran berlangsung.
 Mendengarkan penjelasan dari guru.
 Memperhatikan penjelasan dari guru.
 Mencatat informasi penting.
Keaktifan Mengemukakan  Bertanya kepada guru dan teman.
pendapat  Menjawab pertanyaan lisan dari guru dan teman.
 Mampu memberikan pendapat dengan baik dan benar.
Tanggungjawab  Mengerjakan tugas individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

 Menyelesaikan tugas secara tepat waktu.


 Mengerjakan tugas sesuai perintah.

3. Kuesioner/angket minat belajar siswa

Kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199).

Angket tertutup merupakan angket yang sudah disediakan pertanyaan dan

alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban

(Suparno, 2010:61). Ada lima (5) pilihan jawaban yang disediakan oleh

peneliti, yaitu sangat setuju (SS) = 5, setuju (S) = 4, kurang setuju (KS) =

3, tidak setuju (TS) = 2 dan sangat tidak setuju (STS) = 1.

Angket ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebelum dan sesudah mengikuti rangkaian proses pembelajaran bersama

peneliti. Pemberian angket ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui

peningkatan penggunaan metode discovery dan metode ceramah terhadap

minat belajar siswa.

Pembuatan kuesioner minat belajar ini diperlukan kisi-kisi kuesioner

minat. Bedasar pendapat para ahli yang telah dijabarkan dalam bab kajian

pustaka, indikator minat meliputi minat belajar yang berkaitan dengan

perasaan senang dan suka/butuh untuk melakukan belajar, perhatian, dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

daya tarik. Tabel 3.7 dan tabel 3.8 adalah kisi-kisi kuesioner minat belajar

siswa.

Tabel 3.9 Kisi-kisi angket minat belajar

Variabel Indikator Contoh Soal Jumlah No item


butir soal soal
Perasaan senang dan Saya senang dengan 2 1,9
suka/butuh untuk pelajaran fisika menarik
Minat
Belajar melakukan belajar. dan menyenangkan.
Perhatian siswa saat Saya bertanya kepada 3 2,5,7
pembelajaran. guru jika saya kurang
memahami penjelasan
guru dan mengalami
kesulitan dalam belajar
fisika.
Daya tarik siswa pada Ketika ada tugas 5 3,4,6,
pembelajaran. pelajaran fisika, saya 8,10
mengerjakan tugas tepat
waktu tanpa menunda.

F. Validitas

Validitas adalah mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh

mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas

menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat

peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan (Suparno, 2010: 67-68).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Untuk

instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan

membandingkan antara instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Secara

teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi

instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat

variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item)

pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi

instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan

sistematis (Sugiyono, 2010: 182).

G. Analisis Data

1. Pretest dan posstest

a. Menguji apakah metode discovery dan metode ceramah aktif dapat

meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak, dengan menganalisis pretest-

posttest pada kelas dengan menggunakan uji-t untuk kelompok dependen.

Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

(𝑥1 − 𝑥2 )
trel = 2
(3-1)
[∑ 𝐷 2 (∑ 𝐷) ]
√ 𝑁
𝑁(𝑁−1)

Di mana: 𝑥1 : skor pretest

𝑥2 : skor posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

𝐷 : perbedaan antara skor tiap subjek = Xi1 -Xi2

𝑁 : jumlah pasang skor

Derajat kebesaran : df =N-1

b. Menguji pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol apakah

sama atau sungguh berbeda, dengan menggunakan uji-t untuk 2 group

yang independen. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

(𝑥1 − 𝑥2 )
tindep = (3-2)
𝑠 2 𝑠 2
√[ 1 + 2 ]
𝑛1 𝑛2

Signifikan level 𝛼 =0.05; two tailed

Df untuk t = (n1-1) + (n2-1) atau N- 2

Persamaan yang digunakan adalah n1 = n2

2. Analisis keaktifan siswa

Observasi keaktifan belajar siswa dilakukan peneliti di kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Data hasil observasi keaktifan siswa di kelas yang

dilakukan oleh peneliti kemudian dianalisis dengan mencari presentase

keaktifan siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Dari

presentase yang telah di dapatkan kemudian disimpulkan dari kriteria

presentase keaktifan siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Cara menentukan presentasi dari aspek yang diamati dan kemudian

dikategorikan sesuai yang telah ditentukan adalah dengan menggunakan

rumus:

𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai = 𝑥 100 %
𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Nilai : Hasil penilaian.

𝛴 Skor Perolehan : Hasil yang diperoleh siswa dari aspek yang dinilai.

𝛴 Skor Maksimal : Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek

yang dinilai.

Skor maksimal keaktifan sebesar 50. Skor 50 didapat dari setiap siswa

maksimal dapat melakukan aktivitas sebanyak 5 kali dari jumlah 10 kriteria

pengamatan keaktifan. Satu kriteria memiliki skor maksimal 5 dan minimal 1.

Untuk mengetahui ada tidaknya keatifan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung, peneliti dibantu oleh rekan untuk pengamatan di kelas.

Tabel 3.10 Penskoran Pengamatan Keaktifan Belajar

Kriteria Keaktifan Skor


Sangat aktif 5
Aktif 4
Cukup aktif 3
Kurang aktif 2
Sangat kurang aktif 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Perhitungan data dari pengamatan keaktifan belajar siswa adalah


sebagai berikut:

𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 5
Mencari presentase maksimal = 𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝑥 100% = 5
𝑥 100% = 100%

𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 1
Mencari presentase minimal = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 20%
𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 5

Mencari perolehan presentase rentang = 100% − 20% = 80%

80%
Interval kelas presentase = 5
𝑥 100% = 16

Tabel 3.11 Presentase Skor Pengamatan Keaktifan Belajar

Kategori Hasil Nilai Skor


Sangat aktif 84% - 100%
Aktif 68% - 83%
Cukup aktif 52% - 67%
Kurang aktif 36% - 51%
Sangat kurang aktif 20% - 35%

3. Analisis minat belajar siswa

Minat belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan angket/

kuesioner minat siswa. Angket minat terdiri dari sepuluh pernyataan, dimana

semua pernyataan positif. Untuk setiap pernyataan dilengkapi dengan lima

alternatif jawaban.

Tabel 3.12 Penskoran Butir Angket Minat Belajar Siswa

Alternatif Jawaban Skor


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Perhitungan data dari minat belajar siswa adalah sebagai berikut:

𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 5
Mencari presentase maksimal = 𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝑥 100% = 5
𝑥 100% = 100%

𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 1
Mencari presentase minimal = 𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
𝑥 100% = 5 𝑥 100% = 20%

Mencari perolehan presentase rentang = 100% − 20% = 80%

80%
Interval kelas presentase = 5
𝑥 100% = 16

Cara menentukan presentasi dari aspek yang diamati dan kemudian

dikategorikan sesuai yang telah ditentukan adalah dengan menggunakan

rumus:

𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Presentase = 𝑥 100 %
𝛴 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Presentase : Nilai hasil penilaian.


𝛴 Skor Perolehan : Hasil yang diperoleh siswa dari aspek yang dinilai.
𝛴 Skor Maksimal : Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang dinilai.

Tabel 3.13 Presentase Skor Angket Minat Belajar Siswa

Presentase Skor yang diperoleh Kategori


84% - 100% Sangat Tinggi
68% - 83% Tinggi
52% - 67% Cukup
36% - 51% Kurang
20% - 35% Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

DATA DAN ANALISIA DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian telah dilakukan pada siswa kelas SMP N 5 Pendowoharjo,

Ngaglik, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 16 November 2016. Penelitian

dilakukan dengan pembagian dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Peneliti mengambil dua kelas sampel penelitian. Kelas VII C dengan

jumlah siswa 32 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D dengan

jumlah siswa 32 orang sebagai kelas kontrol.

1. Proses pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen

a. Senin, 14 November 2016

Hari pertama untuk melakukan penelitian bertepatan dengan Tes

Pendalaman Materi (TPM) untuk kelas IX, jadwal untuk kelas VII dan

kelas VIII diubah tidak seperti biasa. Peneliti masuk kelas pada pukul

08.00 – 09.00 WIB. Siwa dipindahkan di lab komputer karena kelas

dipakai oleh kelas IX dan aktivitas siswa mengerjakan angket minat

dan soal pretest (lihat gambar 4.1). Pada pertemuan pertama sebelum

pelajaran dimulai peneliti memperkenalkan diri dan rekan peneliti

yang membantu penelitian. Selanjutnya dengan dibantu oleh beberapa

siswa dan rekan, peneliti membagikan angket minat dan soal pretest

dengan alokasi waktu pengerjaan adalah 50 menit. Setelah proses

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

pengerjaan angket minat dan soal pretest, peneliti membentuk

kelompok praktikum dan menyampaikan materi yang akan dipelajari

dipertemuan berikutnya. Gambar 4.1 menunjukan aktvitas siswa pada

pertemuan pertama.

Gambar 4.1 Siswa kelas eksperimen saat mengerjakan


angket minat siklus 1 dan soal pretest.

b. Jumat, 18 November 2016

Peneliti masuk kelas pada pukul 07.40 – 09.00 WIB. Pada

pertemuan kedua peneliti menyampaikan materi ajar dan membagikan

LKS 1 untuk setiap kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan

sebelumnya. Siswa mengerjakan LKS 1 yaitu menentukan massa jenis

berbagai zat. Peneliti mendampingi siswa selama melakukan

eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.4, 4.5 dan 4.6. Pada gambar

4.2, 4.3 dan 4.4 aktivitas siswa kelas eksperimen dalam melakukan

percobaan.

Pada pertemuan kedua ini, kendala yang dihadapi peneliti antara

lain adanya keterbatasan alat praktikum dimana sekolah mempunyai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

timbangan tetapi sudah rusak dan gelas ukur yang minim, sehingga

peneliti menyiapkan beberapa bahan dari rumah; alokasi waktu yang

kurang, sehingga tidak sesuai dalam RPP karena jumlah siswa yang

begitu banyak; sebagian siswa lamban dalam memahami prosedur

percobaan dan budaya membaca sangat minim; banyak siswa yang

sering keluar masuk kelas tanpa ijin, sehingga keadaan belajar menjadi

tidak kondusif.

Ada beberapa kelompok yang belum sempat menyelesaikan

eksperimen dengan tepat waktu, sehingga kelompok tersebut

melanjutkan eksperimen dihari berikutnya. Kelompok yang sudah

selesai melakukan eksperimen kemudian mempresentasikan hasil

percobaannya tersebut. Awalnya siswa belum berani untuk

membacakan hasil diskusi mereka didepan kelas. Peneliti menunjuk

salah satu kelompok untuk membacakan hasil percobaan didepan kelas

bersama-sama anggotanya dapat dilihat pada gambar 4.7. Bagi

kelompok yang belum menyelesaikan eksperimen, dapat

mempresentasikan hasil percobaannya dihari berikutnya.

Setelah beberapa kelompok selesai mempresentasikan hasil

percobaannya, peneliti membahas sekilas mengenai percobaan yang

telah dilakukan siswa dan memberi kesempatan pada siswa untuk

bertanya. Kesempatan untuk bertanya tidak digunakan oleh siswa.

Kemudian peneliti menyimpulkan materi yang didapat pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

pertemuan kedua ini. Tidak lupa peneliti mengingatkan siswa pada

hari berikutnya akan dilaksanakan eksperimen sehingga siswa perlu

membawa bahan-bahan untuk melakukan percobaan. Gambar 4.2, 4.3,

4.4, 4.5, 4.6 dan 4.7 menunjukan aktvitas siswa pada pertemuan

kedua.

Gambar 4.2 Siswa kelas eksperimen Gambar 4.4 Siswa kelas


ketika mengukur volume balok eksperimen ketika mengamati batu
yang akan dimasukkan kedalam gelas

Gambar 4.3 Siswa kelas eksperimen ketika


mengukur volume air pada gelas ukur yang Gambar 4.6 Siswa masih kebingungan
terisi batu dalam perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Gambar 4.6 Siswa masih kebingungan Gambar 4.7 Siswa kelas ekperimen
dalam perhitungan ketika mempresentasikan hasil
percobaan

a. Sabtu, 19 November 2016

Peneliti masuk kelas pada pukul 07.50 – 09.10 WIB. Pada

pertemuan terakhir, siswa kembali berdinamika dengan kelompok dan

mempelajari serta melaksanakan percobaan LKS 2 yaitu terapung,

melayang dan tenggelam. Bagi kelompok yang belum menyelesaikan

percobaan LKS 1 dapat meneruskan percobaan bersamaan melakukan

percobaan LKS 2. Peneliti mendampingi siswa selama melakukan

percobaan, berjalan keliling dari satu kelompok ke kelompok lain

untuk memperhatikan percobaan yang dilakukan siswa. Gambar 4.8

menunjukkan aktivitas siswa dalam melakukan percobaan telur yang

dicampur dengan garam.

Pada pertemuan terakhir ini, kendala yang dihadapi peneliti

antara lain sebelum percobaan berlangsung sangat di sayangkan siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

banyak bertanya apa yang harus siswa lakukan sedangkan siswa belum

membaca terlebih dahulu prosedur percobaan dan peneliti sudah

menyampaikan percobaan LKS 2 yaitu tentang terapung, melayang

dan tenggelam. Selain itu bahan percobaan yang akan dipakai yaitu

sebuah telur ayam pecah karena dibuat mainan, sehingga peneliti

memberikan cadangan telur ayam untuk percobaan siswa. Jika siswa

tidak diperhatikan dalam melakukan percobaan, siswa tidak

melakukan percobaan dan mengobrol sendiri.

Setelah siswa selesai melakukan percobaan, siswa menuliskan

hasil percobaan pada lebar kerja siswa (lihat gambar 4.9), kemudian

beberapa kelompok mempresentasikan hasil percobaannya tersebut.

Selanjutnya peneliti membahas mengenai hasil percobaan LKS 2 dan

pada akhir kegiatan peneliti bersama siswa menyimpulkan bersama

mengenai pertistiwa terapung, melayang dan tenggelam. Kemudian

peneliti dibantu siswa membagikan soal posttest. Alokasi waktu

pengerjaan 30 menit. Setelah siswa menyelesaikan soal posttest,

peneliti meminta salah satu siswa untuk memberi tanggapan apa yang

dirasakan siswa mengenai percobaan dan pelajaran yang telah

dilaksanakan. Karena waktu tidak cukup, peneliti belum membagikan

angket minat untuk siklus 2. Peneliti meminta tambahan waktu dihari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

lain untuk pengisian angket minat. Gambar 4.8 dan 4.9 menunjukan

aktvitas siswa pada pertemuan ketiga.

Gambar 4.8 Siswa kelas ekperimen ketika mempraktekan


peristiwa telur tenggelam, terapung dan melayang

Gambar 4.9 Siswa kelas eksperimen ketika


memberi kesimpulan

2. Proses pelaksanaan penelitian di kelas kontrol

a. Senin, 14 November 2016

Hari pertama untuk melakukan penelitian bertepatan dengan Tes

Pendalaman Materi (TPM) untuk kelas IX, maka jadwal untuk kelas

VII dan kelas VIII diubah tidak seperti biasa. Peneliti masuk kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

pada pukul 07.00 – 08.00 WIB. Pada pertemuan pertama sebelum

pelajaran dimulai peneliti memperkenalkan diri kembali kepada siswa,

karena peneliti pernah bertemu sebelumnya sewaktu observasi dan

peneliti memperkenalkan rekan peneliti yang membantu penelitian.

Selanjutnya dengan dibantu oleh beberapa siswa dan rekan peneliti

membagikan angket minat dan soal pretest dengan alokasi waktu

pengerjaan adalah 50 menit. Setelah proses pengerjaan angket minat

dan soal pretest, peneliti menyampaikan materi apa yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya dan memberi pekerjaan rumah.

Gambar 5.0 menunjukan aktvitas siswa pada pertemuan pertama.

Gambar 5.0 Siswa kelas kontrol setelah


mengerjakan angket minat siklus 1 dan soal pretest.

b. Jumat, 15 November 2016

Peneliti masuk kelas pada pukul 09.15 – 09.55 WIB. Pada

pertemuan kedua peneliti mengingatkan kembali pertemuan

sebelumnya dimana peneliti memberi sebuah pertanyaan sebagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

pekerjaan rumah dan dapat ditanggapi pada pertemuan kedua ini.

Kemudian peneliti menjelaskan materi tentang bagaimana menentukan

massa jenis zat serta perhitungan massa jenis (lihat gambar 5.1).

Peneliti memberi 3 contoh soal, dimana soal tersebut menanyakan

besaran yang berbeda. Contoh soal pertama yaitu ditanya besaran

massa jenis, soal kedua yaitu ditanya besaran volume, dan soal ketiga

yaitu ditanya besaran massa benda. Kemudian peneliti membawa

sebuah media balok kayu yang digunakan untuk meningkatkan

ketertarikan siswa dalam belajar dan siswa lebih antusias dalam

belajar. Peneliti menjelaskan bagaimana cara menentukan massa jenis

sebuah balok kayu, jika diketahui massa dan volume. Bagaimana

menentukan volume pada sebuah balok kayu, jika diketahui massa

jenis balok kayu dan massa balok kayu. Kemudian bagaimana cara

menentukan massa balok kayu, jika diketahui volume dan massa jenis

balok kayu.

Setelah siswa menyelesaikan tugas yang diberikan peneliti,

kemudian peneliti memberi sebuah pertanyaan: “peristiwa apa saja

yang pernah dijumpai berkaitan dengan konsep massa jenis dalam

kehidupan sehari-hari? “, lalu siswa saling berdiskusi. Beberapa

pendapat siswa ditampung dan kemudian dibahas bersama-sama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Gambar 5.1, 5.2, 5.3 dan 5.4 menunjukan aktvitas siswa pada

pertemuan kedua.

Gambar 5.1 Peneliti menjelaskan Gambar 5.3 Siswa kelas kontrol ketika
bagaimana menentukan massa jenis zat mengerjakan soal-soal dibuku paket

Gambar 5.4 Siswa kelas kontrol ketika


Gambar 5.2 Peneliti memberi mengerjakan soal di papan tulis
kesempatan siswa kelas kontrol untuk
menjawab pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

c. Sabtu, 19 November 2016

Peneliti masuk kelas pada pukul 09.25 – 10.45 WIB. Pada

pertemuan terakhir sebelum siswa mengerjakan angket minat siklus 2

dan soal posttest, peneliti bertanya apa yang dipelajari pada hari

sebelumnya. Kemudian siswa dan peneliti menyimpulkan materi yang

telah didapat.

Dengan alokasi waktu 50 menit siswa mengerjakan soal posttest

dan angket minat siklus 2. Setelah siswa selesai mengerjakan, peneliti

bersama siswa membahas soal pretest dan posttest. Kemudian diakhir

pelajaran, peneliti mengucapkan terima kasih dan berpamitan dengan

siswa. Gambar 5.5 menunjukan aktvitas siswa pada pertemuan ketiga.

Gambar 5.5 Siswa kelas kontrol ketika mengerjakan angket


minat siklus 2 dan soal posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

B. Data dan Analisis Data

1. Hasil belajar siswa kelas VII SMP N 5 Sleman

a. Uji pretest dan posttest kelas kontrol. Uji pretest dan postest

menggunakan analisis uji-t untuk kelompok dependen.

Tabel 4.1 Skor pretest dan posttest kelas kontrol

Kode Siswa Pretest Posttest


Siswa 1 2 42
Siswa 2 25 43
Siswa 3 8 24
Siswa 4 13 48
Siswa 5 3 68
Siswa 6 14 66
Siswa 7 8 31
Siswa 8 10 73
Siswa 9 44 46
Siswa 10 11 72
Siswa 11 24 48
Siswa 12 31 72
Siswa 13 25 65
Siswa 14 10 59
Siswa 15 28 33
Siswa 16 26 39
Siswa 17 41 51
Siswa 18 26 29
Siswa 19 31 55
Siswa 20 24 31
Siswa 21 42 47
Siswa 22 23 12
Siswa 23 25 42
Siswa 24 31 26
Siswa 25 45 32
Siswa 26 23 47
Siswa 27 9 28
Siswa 28 1 74
Siswa 29 47 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Siswa 30 34 62
Siswa 31 26 68
Siswa 32 21 26
Rata-rata 22.84 47.97

Tabel 4.2 Analisis SPSS pretest dan posttest kelas kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Std. Error


Deviation Mean

Pretest 22.8438 32 12.95429 2.29002


Pair 1
Posttets 47.9688 32 17.84247 3.15413

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

Mean Std. Std. Error 95% Confidence (2-

Deviation Mean Interval of the tailed)

Difference

Lower Upper

-
Pretest - -
Pair 1 22.61280 3.99742 -33.27778 16.9722 -6.285 31 .000
Posttets 25.12500
2

Hail output SPSS dapat dilihat bahwa:

- t = -6,285. p = .000 < 𝛼 = .05; maka signifikan.

- Berarti posttest lebih baik dari pretest. Maka pembelajaran pada

kelas kontrol meningkatkan hasil belajar siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

b. Uji pretest dan posttest kelas eksperimen. Uji pretest dan postest

menggunakan analisis uji-t untuk kelompok dependen.

Tabel 4.3 Skor pretest dan posttest kelas eksperimen

Kode Siswa Pretest Posttest


Siswa 1 27 22
Siswa 2 7 42
Siswa 3 24 45
Siswa 4 12 11
Siswa 5 27 14
Siswa 6 25 51
Siswa 7 12 59
Siswa 8 11 60
Siswa 9 42 45
Siswa 10 27 62
Siswa 11 22 45
Siswa 12 25 5
Siswa 13 30 45
Siswa 14 25 7
Siswa 15 27 32
Siswa 16 25 5
Siswa 17 30 11
Siswa 18 27 22
Siswa 19 25 5
Siswa 20 25 7
Siswa 21 59 26
Siswa 22 25 26
Siswa 23 25 29
Siswa 24 25 48
Siswa 25 27 34
Siswa 26 10 43
Siswa 27 15 40
Siswa 28 22 49
Siswa 29 12 11
Siswa 30 14 49
Siswa 31 7 44
Siswa 32 16 59
Rata-rata 22.88 32.91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Tabel 4.4 Analisis SPSS pretest dan posttest kelas eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest 22.8750 32 10.27289 1.81601


Pair 1
Posttest 32.9063 32 18.65192 3.29722

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-


Mean Std. Std. Error 95% Confidence tailed)

Deviation Mean Interval of the


Difference

Lower Upper

Pretest -
Pair 1 -10.03125 23.24135 4.10853 -18.41065 -1.65185 -2.442 31 .021
Posttest

Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa:

- t = -2,442. p = .021 < 𝛼 = .05; maka signifikan.

- Berarti posttest lebih baik dari pretest. Maka pembelajaran pada

kelas eksperimen meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Uji pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji pretest

menggunakan analisis uji-t untuk kelompok independen.

Tabel 4.5 Skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen

Pretest kontrol Pretest eksperimen


2 27
25 7
8 24
13 12
3 27
14 25
8 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

10 11
44 42
11 27
24 22
31 25
25 30
10 25
28 27
26 25
41 30
26 27
31 25
24 25
42 59
23 25
25 25
31 25
45 27
23 10
9 15
1 22
47 12
34 14
26 7
21 16

Tabel 4.6 Analisis SPSS pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest Kontrol 32 22.8438 12.95429 2.29002

Eksperimen 32 22.8750 10.27289 1.81601


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence
Interval of the

Sig. (2- Mean Std. Error Difference

F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper

Pretest Equal variances


2.752 .102 -.011 62 .992 -.03125 2.92268 -5.87360 5.81110
assumed

Equal variances
-.011 58.940 .992 -.03125 2.92268 -5.87964 5.81714
not assumed

Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa:

- t = -0,011. p = .992 > 𝛼 = .05; maka TIDAK signifikan.

- Berarti tidak ada perbedaan pretest kedua kelas. Maka

pengetahuan awal siswa kedua kelas adalah sama.

d. Uji posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji posttest

menggunakan analisis uji-t untuk kelompok independen.

Tabel 4.7 Skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen

Posttest kontrol Posttest eksperimen


42 22
43 42
24 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

48 11
68 14
66 51
31 59
73 60
46 45
72 62
48 45
72 5
65 45
59 7
33 32
39 5
51 11
29 22
55 5
31 7
47 26
12 26
42 29
26 48
32 34
47 43
28 40
74 49
76 11
62 49
68 44
26 59

Tabel 4.8 Analisis SPSS posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest Kontrol 32 47.9688 17.84247 3.15413

Eksperimen 32 32.9063 18.65192 3.29722


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Mean Error Interval of the

Sig. (2- Differenc Differenc Difference

F Sig. t df tailed) e e Lower Upper

Posttest Equal variances


.405 .527 3.301 62 .002 15.06250 4.56292 5.94135 24.18365
assumed

Equal variances 61.87


3.301 .002 15.06250 4.56292 5.94099 24.18401
not assumed 8

Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa:

- t = 3,301. p = .002 < 𝛼 = .05; maka signifikan.

- Berarti ada perbedaan posttest kedua kelas. Pengetahuan akhir

siswa kelas kontrol lebih baik dari pada kelas eksperimen.

2. Keaktifan belajar siswa kelas VII SMP N 5 Sleman

a. Data keaktifan siswa

1) Kelas Kontrol

Tabel 4.9 Skor keaktifan siswa kelas VII D

Kode Skor Skor Skor Keaktifan Presentase


Siswa Keaktifan Maksimal Skor Maksimal (%) Kategori Keaktifan
Siswa 1 14 50 0.28 28 Sangat kurang aktif
Siswa 2 15 50 0.3 30 Sangat kurang aktif
Siswa 3 14 50 0.28 28 Sangat kurang aktif
Siswa 4 21 50 0.42 42 Kurang aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Siswa 5 24 50 0.48 48 Kurang aktif


Siswa 6 23 50 0.46 46 Kurang aktif
Siswa 7 20 50 0.4 40 Kurang aktif
Siswa 8 22 50 0.44 44 Kurang aktif
Siswa 9 22 50 0.44 44 Kurang aktif
Siswa 10 29 50 0.58 58 Kurang aktif
Siswa 11 14 50 0.28 28 Sangat kurang aktif
Siswa 12 25 50 0.5 50 Kurang aktif
Siswa 13 20 50 0.4 40 Kurang aktif
Siswa 14 20 50 0.4 40 Kurang aktif
Siswa 15 17 50 0.34 34 Sangat kurang aktif
Siswa 16 16 50 0.32 32 Sangat kurang aktif
Siswa 17 24 50 0.48 48 Kurang aktif
Siswa 18 15 50 0.3 30 Sangat kurang aktif
Siswa 19 23 50 0.46 46 Kurang aktif
Siswa 20 12 50 0.24 24 Sangat kurang aktif
Siswa 21 14 50 0.28 28 Sangat kurang aktif
Siswa 22 11 50 0.22 22 Sangat kurang aktif
Siswa 23 15 50 0.3 30 Sangat kurang aktif
Siswa 24 22 50 0.44 44 Kurang aktif
Siswa 25 12 50 0.24 24 Sangat kurang aktif
Siswa 26 16 50 0.32 32 Sangat kurang aktif
Siswa 27 16 50 0.32 32 Sangat kurang aktif
Siswa 28 24 50 0.48 48 Kurang aktif
Siswa 29 38 50 0.76 76 Aktif
Siswa 30 18 50 0.36 36 Sangat kurang aktif
Siswa 31 24 50 0.48 48 Kurang aktif
Siswa 32 11 50 0.22 22 Sangat kurang aktif

Tabel 4.10 Kriteria keaktifan siswa kelas VII D

Interval Jumlah Jumlah Kriteria Minat


Skor Siswa Siswa (%)
84% - 100% - - Sangat aktif
68% - 83% 1 3,125 Aktif
52% - 67% - - Cukup aktif
36% - 51% 15 46,875 Kurang aktif
20% - 35% 16 50 Sangat kurang aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

2) Kelas Eksperimen

Tabel 4.11 Skor keaktifan siswa kelas VII C

Kode Skor Skor Skor Keaktifan Presentase Kategori


Siswa Keaktifan Maksimal Skor Maksimal (%) Keaktifan
Siswa 1 7 50 0.14 14 Sangat kurang aktif
Siswa 2 36 50 0.72 72 Aktif
Siswa 3 31 50 0.62 62 Cukup aktif
Siswa 4 11 50 0.22 22 Sangat kurang aktif
Siswa 5 10 50 0.2 20 Sangat kurang aktif
Siswa 6 29 50 0.58 58 Cukup aktif
Siswa 7 31 50 0.62 62 Cukup aktif
Siswa 8 29 50 0.58 58 Cukup aktif
Siswa 9 18 50 0.36 36 Kurang aktif
Siswa 10 18 50 0.36 36 Kurang aktif
Siswa 11 14 50 0.28 28 Sangat kurang aktif
Siswa 12 13 50 0.26 26 Sangat kurang aktif
Siswa 13 20 50 0.4 40 Kurang aktif
Siswa 14 10 50 0.2 20 Sangat kurang aktif
Siswa 15 11 50 0.22 22 Sangat kurang aktif
Siswa 16 16 50 0.32 32 Sangat kurang aktif
Siswa 17 13 50 0.26 26 Sangat kurang aktif
Siswa 18 16 50 0.32 32 Sangat kurang aktif
Siswa 19 13 50 0.26 26 Sangat kurang aktif
Siswa 20 12 50 0.24 24 Sangat kurang aktif
Siswa 21 20 50 0.4 40 Kurang aktif
Siswa 22 15 50 0.3 30 Sangat kurang aktif
Siswa 23 16 50 0.32 32 Sangat kurang aktif
Siswa 24 18 50 0.36 36 Sangat kurang aktif
Siswa 25 13 50 0.26 26 Sangat kurang aktif
Siswa 26 20 50 0.4 40 Kurang aktif
Siswa 27 21 50 0.42 42 Kurang aktif
Siswa 28 19 50 0.38 38 Kurang aktif
Siswa 29 13 50 0.26 26 Sangat kurang aktif
Siswa 30 29 50 0.58 58 Cukup aktif
Siswa 31 31 50 0.62 62 Cukup aktif
Siswa 32 30 50 0.6 60 Cukup aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Tabel 4.12 Kriteria keaktifan siswa kelas VII C

Interval Skor Jumlah Siswa Jumlah Siswa Kriteria Minat


(%)
84% - 100% - - Sangat aktif
68% - 83% - - Aktif
52% - 67% 7 21,875 Cukup aktif
36% - 51% 7 21,875 Kurang aktif
20% - 35% 18 56,25 Sangat kurang aktif

b. Analisis data keaktifan belajar siswa kelas kontrol dan kelas

eksperimen dengan uji-t untuk kelompok independen

Tabel 4.13 Analisis SPSS keaktifan kelas kontrol dan kelas eksperimen

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Keaktifan Kontrol 32 19.0938 5.87152 1.03795

Eksperimen 32 18.8438 7.79209 1.37746

Independent Samples Test

Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence

Mean Std. Error Interval of the

Sig. (2- Differenc Differenc Difference

F Sig. t df tailed) e e Lower Upper

Keak Equal variances


2.624 .110 .145 62 .885 .25000 1.72474 -3.19771 3.69771
tifan assumed

Equal variances not


.145 57.621 .885 .25000 1.72474 -3.20293 3.70293
assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Hasil Output SPSS dapat dilihat bahwa:


- t = -0,145. p = .885 > 𝛼 = .05 ; maka TIDAK signifikan.
- Berarti tidak ada perbedaan keaktifan siswa pada kelas
kontrol dan kelas ekpserimen.

3. Minat belajar siswa kelas VII SMP N 5 Sleman

a. Data kuesioner minat belajar siswa sebelum pembelajaran

1) Kelas Kontrol

a) Sebelum Proses Pembelajaran

Tabel 4.14 Skor minat kelas VII D sebelum proses pembelajaran

Kode Skor Skor Skor Minat Presentase Kategori


Siswa Minat Maksimal Skor Maksimal (%) Minat
Siswa 1 31 50 0.62 62 Cukup
Siswa 2 43 50 0.86 86 Sangat Tinggi
Siswa 3 40 50 0.8 80 Tinggi
Siswa 4 37 50 0.74 74 Tinggi
Siswa 5 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 6 43 50 0.86 86 Sangat Tinggi
Siswa 7 37 50 0.74 74 Tinggi
Siswa 8 33 50 0.66 66 Cukup
Siswa 9 33 50 0.66 66 Cukup
Siswa 10 41 50 0.82 82 Tinggi
Siswa 11 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 12 42 50 0.84 84 Sangat Tinggi
Siswa 13 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 14 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 15 32 50 0.64 64 Cukup
Siswa 16 32 50 0.64 64 Cukup
Siswa 17 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 18 32 50 0.64 64 Cukup
Siswa 19 41 50 0.82 82 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Siswa 20 39 50 0.78 78 Tinggi


Siswa 21 42 50 0.84 84 Sangat Tinggi
Siswa 22 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 23 34 50 0.68 68 Tinggi
Siswa 24 32 50 0.64 64 Cukup
Siswa 25 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 26 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 27 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 28 36 50 0.72 72 Tinggi
Siswa 29 44 50 0.88 88 Sangat Tinggi
Siswa 30 37 50 0.74 74 Tinggi
Siswa 31 41 50 0.82 82 Tinggi
Siswa 32 36 50 0.72 72 Tinggi

Tabel 4.15 Kriteria minat kelas VII D sebelum pembelajaran

Interval Jumlah Jumlah Kriteria Minat


Skor Siswa Siswa (%)
84% - 100% 5 15,625 Sangat Tinggi
68% - 83% 20 62,5 Tinggi
52% - 67% 7 21,875 Cukup
36% - 51% - - Kurang
20% - 35% - - Sangat Kurang

b) Setelah Proses Pembelajaran

Tabel 4.16 Skor minat kelas VII D sesudah pembelajaran

Kode Skor Skor Skor Minat Presentase Kategori


Minat Minat Maksimal Skor Maksimal (%) Minat
Siswa 1 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 2 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 3 37 50 0.74 74 Tinggi
Siswa 4 36 50 0.72 72 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Siswa 5 37 50 0.74 74 Tinggi


Siswa 6 44 50 0.88 88 Sangat Tinggi
Siswa 7 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 8 31 50 0.62 62 Cukup
Siswa 9 37 50 0.74 74 Tinggi
Siswa 10 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 11 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 12 44 50 0.88 88 Sangat Tinggi
Siswa 13 32 50 0.64 64 Cukup
Siswa 14 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 15 36 50 0.72 72 Tinggi
Siswa 16 37 50 0.74 74 Tinggi
Siswa 17 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 18 36 50 0.72 72 Tinggi
Siswa 19 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 20 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 21 41 50 0.82 82 Tinggi
Siswa 22 36 50 0.72 72 Tinggi
Siswa 23 36 50 0.72 72 Tinggi
Siswa 24 36 50 0.72 72 Tinggi
Siswa 25 40 50 0.8 80 Tinggi
Siswa 26 33 50 0.66 66 Cukup
Siswa 27 41 50 0.82 82 Tinggi
Siswa 28 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 29 44 50 0.88 88 Sangat Tinggi
Siswa 30 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 31 33 50 0.66 66 Cukup
Siswa 32 36 50 0.72 72 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tabel 4.17 Kriteria minat kelas VII D sesudah pembelajaran

Interval Jumlah Jumlah Kriteria Minat


Skor Siswa Siswa (%)
84% - 100% 3 9,375 Sangat Tinggi
68% - 83% 25 78,125 Tinggi
52% - 67% 4 12,5 Cukup
36% - 51% Kurang
20% - 35% - - Sangat Kurang

2) Kelas Eksperimen

a) Sebelum Proses Pembelajaran

Tabel 4.18 Skor minat kelas VII C sebelum pembelajaran

Kode Skor Skor Skor Minat Presentase Kategori Minat


Minat Minat Maksimal Skor Maksimal (%)
Siswa 1 36 50 0.72 72 Tinggi
Siswa 2 31 50 0.62 62 Cukup
Siswa 3 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 4 40 50 0.8 80 Tinggi
Siswa 5 34 50 0.68 68 Tinggi
Siswa 6 34 50 0.68 68 Tinggi
Siswa 7 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 8 40 50 0.8 80 Tinggi
Siswa 9 42 50 0.84 84 Tinggi
Siswa 10 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 11 33 50 0.66 66 Cukup
Siswa 12 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 13 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 14 40 50 0.8 80 Tinggi
Siswa 15 42 50 0.84 84 Tinggi
Siswa 16 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 17 40 50 0.8 80 Tinggi
Siswa 18 33 50 0.66 66 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Siswa 19 38 50 0.76 76 Tinggi


Siswa 20 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 21 36 50 0.72 72 Tinggi
Siswa 22 49 50 0.98 98 Sangat Tinggi
Siswa 23 34 50 0.68 68 Tinggi
Siswa 24 46 50 0.92 92 Sangat Tinggi
Siswa 25 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 26 43 50 0.86 86 Tinggi
Siswa 27 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 28 40 50 0.8 80 Tinggi
Siswa 29 33 50 0.66 66 Cukup
Siswa 30 37 50 0.74 74 Tinggi
Siswa 31 45 50 0.9 90 Sangat Tinggi
Siswa 32 38 50 0.76 76 Tinggi

Tabel 4.19 Kriteria minat kelas VII C sebelum pembelajaran

Interval Jumlah Jumlah Kriteria Minat


Skor Siswa Siswa (%)
84% - 100% 3 9,375 Sangat Tinggi
68% - 83% 25 78,125 Tinggi
52% - 67% 4 12,5 Cukup
36% - 51% - - Kurang
20% - 35% - - Sangat Kurang

b) Sesudah Proses Pembelajaran

Tabel 4.20 Skor minat kelas VII C sesudah pembelajaran

Kode Skor Skor Skor Minat Presentase Kategori Minat


Minat Minat Maksimal Skor Maksimal (%)
Siswa 1 40 50 0.8 80 Tinggi
Siswa 2 29 50 0.58 58 Cukup
Siswa 3 42 50 0.84 84 Sangat Kurang
Siswa 4 38 50 0.76 76 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Siswa 5 32 50 0.64 64 Cukup


Siswa 6 34 50 0.68 68 Tinggi
Siswa 7 37 50 0.74 74 Tinggi
Siswa 8 40 50 0.8 80 Tinggi
Siswa 9 45 50 0.9 90 Sangat Tinggi
Siswa 10 33 50 0.66 66 Cukup
Siswa 11 29 50 0.58 58 Cukup
Siswa 12 37 50 0.74 74 Tinggi
Siswa 13 42 50 0.84 84 Sangat Tinggi
Siswa 14 38 50 0.76 76 Tinggi
Siswa 15 40 50 0.8 80 Tinggi
Siswa 16 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 17 34 50 0.68 68 Tinggi
Siswa 18 34 50 0.68 68 Tinggi
Siswa 19 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 20 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 21 34 50 0.68 68 Tinggi
Siswa 22 50 50 1 100 Sangat Tinggi
Siswa 23 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 24 45 50 0.9 90 Sangat Tinggi
Siswa 25 35 50 0.7 70 Tinggi
Siswa 26 44 50 0.88 88 Sangat Tinggi
Siswa 27 37 50 0.74 74 Tinggi
Siswa 28 39 50 0.78 78 Tinggi
Siswa 29 32 50 0.64 64 Tinggi
Siswa 30 42 50 0.84 84 Sangat Tinggi
Siswa 31 45 50 0.9 90 Sangat Tinggi
Siswa 32 40 50 0.8 80 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Tabel 4.21 Kriteria minat kelas VII C sesudah pembelajaran

Interval Jumlah Jumlah Kriteria Minat


Skor Siswa Siswa (%)
84% - 100% 8 25 Sangat Tinggi
68% - 83% 20 62,5 Tinggi
52% - 67% 4 12,5 Cukup
36% - 51% - - Kurang
20% - 35% - - Sangat Kurang

b. Analisa data kuesioner minat belajar dengan uji-t untuk

kelompok dependen

1) Kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran

Tabel 4.22 Analisis SPSS minat belajar kelas kontrol sebelum dan sesudah

pembelajaran

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 37.4063 32 3.72316 .65817

Sesudah 37.4688 32 3.16212 .55899

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & Sesudah 32 .666 .000


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the

Std. Std. Error Difference Sig. (2-


Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair Sebelum - -
1 Sesudah .0625 2.86173 .50589 -1.09426 .96926 -.124 31 .902
0

Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa :


- t = -0,124. p = .902 > 𝛼 = .05 ; maka TIDAK signifikan.
- Berarti tidak ada perbedaan minat sebelum dan sesudah
pembelajaran.

2) Kelas eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran

Tabel 4.23 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen sebelum dan sesudah

pembelajaran

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 37.9063 32 4.16870 .73693

Sesudah 37.8438 32 4.93251 .87195


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & Sesudah 32 .796 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the

Std. Std. Error Difference Sig. (2-


Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair Sebelum - .0625


2.99395 .52926 -1.01693 1.14193 .118 31 .907
1 Sesudah 0

Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa :


- t = -0,118. p = .907 > 𝛼 = .05 ; maka TIDAK signifikan.
- Berarti tidak ada perbedaan minat sebelum dan sesudah
pembelajaran.

3) Kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran

Tabel 4.24 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebelum pembelajaran

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Minat Kontrol 32 37.4063 3.72316 .65817

Eksperimen 32 37.9063 4.16870 .73693


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Mean Error Interval of the

Sig. (2- Differen Differen Difference

F Sig. t df tailed) ce ce Lower Upper

Mi Equal variances
.148 .702 -.506 62 .615 -.50000 .98805 -2.47509 1.47509
nat assumed

Equal variances 61.22


-.506 .615 -.50000 .98805 -2.47559 1.47559
not assumed 4

Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa :


- t = -0,506. p = .615 > 𝛼 = .05 ; maka TIDAK signifikan.
- Berarti tidak ada perbedaan minat antara kedua kelas sebelum
pembelajaran.

4) Kelas kontrol dan kelas eksperimen sesudah pembelajaran

Tabel 4.25 Analisis SPSS minat belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

sesudah pembelajaran

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Minat Kontrol 32 37.4688 3.16212 .55899

Eksperimen 32 37.8438 4.93251 .87195


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Mean Error Interval of the

Sig. (2- Differenc Differenc Difference

F Sig. t df tailed) e e Lower Upper

Min Equal variances


6.648 .012 -.362 62 .719 -.37500 1.03575 -2.44543 1.69543
at assumed

Equal variances 52.79


-.362 .719 -.37500 1.03575 -2.45263 1.70263
not assumed 9

Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa :


- t = -0,362. p = .719 > 𝛼 = .05 ; maka TIDAK signifikan.
- Berarti tidak ada perbedaan minat antara kedua kelas sesudah
pembelajaran.

C. Pembahasan

1. Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran menggunakan metode discovery dan metode

ceramah aktif dengan pretest dan posstest yang telah diberikan kepada

kedua kelas kemudian dilakukan perhitungan. Pada kelas eksperimen,

sebelum diberikan treatment dengan metode discovery siswa memiliki

rata-rata skoring sebesar 22,88 dan setelah diberikan treatment

meningkat menjadi 32,91 dari maksimal skor 80 dapat dilihat pada tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

4.20. Sedangkan pada kelas kontrol, sebelum siswa diberikan treatment

dengan metode ceramah aktif memiliki rata-rata skoring sebesar 22,84

dan setelah diberikan treatment meningkat menjadi 47,97 dari maksimal

skor 80 dapat dilihat pada tabel 4.18. Namun, jika dibandingkan dengan

nilai standar ketuntasan minimum di sekolah yang besarnya 75, maka

peningkatan belum memenuhi standar kelulusan.

Hasil belajar siswa setelah dilakukan treatment pada kelas

eksperimen mengalami peningkatan berdasarkan perbandingan nilai

pretest dan posttest, tetapi jauh lebih lemah pembelajaran beradasarkan

metode ceramah aktif pada kelas kontrol. Analisis SPSS menunjukkan

pretest kedua kelas tidak mengalami perbedaan untuk awal sebelum

dilakukan treatment dan untuk posttest kedua kelas mangalami

perbedaan setelah dilakukan treatment dapat dilihat pada tabel 4.23 dan

4.25.

Faktor yang dapat mempengaruhi siswa saat dilakukan treatment

dengan metode discovery salah satunya adalah faktor peneliti, karena

peneliti secara langsung dapat mempengaruhi siswa. Peneliti kurang

mampu memotivasi siswa dalam belajar, sehingga dalam menyampaikan

materi pelajaran, siswa kurang menaruh perhatian terhadap materi yang

disampaikan oleh peneliti dan materi yang disampaikan itu berlalu

begitu saja tanpa ada perhatian khusus dari siswa. Selain itu peneliti juga

kurang menguasai kelas saat sedang gaduh tidak fokus dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

pembelajaran, sehingga suasana kelas yang tidak menunjang

mengganggu siswa dalam belajar. Perlunya komunikasi dan pendekatan

yang lebih baik kepada siswa agar terciptanya suasana belajar yang

nyaman.

2. Keaktifan Belajar Siswa

Pada penelitian yang dilaksanakan di SMP N 5 Sleman dengan

subjek peserta didik berjumlah 32 siswa kelas kontrol dan 32 siswa kelas

eksperimen. Keaktifan ini memuat beberapa indicator yaitu partisipasi

dalam belajar, keberanian siswa mengungkapkan pendapat, dan siswa

bertanggungjawab terhadap tugasnya dapat dilihat pada tabel 3.7 kisi-

kisi angket minat belajar.

Hasil pertemuan selama proses pembelajaran berlangsung

dengan peneliti, menunjukan bahwa aktivitas siswa belum banyak

terlihat, kebanyakan siswa belum aktif mengemukakan pendapatnya. Ini

terlihat saat diskusi mengerjakan LKS, kebanyakan siswa hanya diam

dan tidak sedikit menjawab LKS sendiri. Aktivitas mendengarkan

penjelasan guru sudah baik, namun beberapa siswa terlihat mengobrol

dan bermain sendiri bahkan sampai keluar kelas tanpa ijin. Aktivitas

mencatat atau merangkum pelajaran masih kurang baik karena peneliti

juga tidak membimbing siswa. Keberanian siswa dalam bertanya pada

peneliti cukup baik akan tetapi jika menjawab pertanyaan dari peneliti

hanya siswa tertentu saja yang menjawab.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Keaktifan siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen diamati

dengan menggunakan bantuan lembar observasi keaktifan siswa.

Peneliti dibantu oleh rekan peneliti mengamati keaktifan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil analisis SPSS kelas kontrol

dan kelas eksperimen tidak mengalami perbedaan keaktifan dapat dilihat

pada tabel 4.5 analisis SPSS keaktifan kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

Beberapa kesulitan peneliti saat mengamati keaktifan siswa yaitu

jumlah siswa yang begitu banyak membuat peneliti dan rekan peneliti

sulit menghafal nama seorang siswa. Banyak siswa bertanya secara

bersamaan peneliti dan rekan peneliti sampai melewatkan dalam

mencatat keaktifan siswa pada lembar pengamatan. Ada 10 poin yang

harus diamati dengan jumlah siswa yang banyak, butuh waktu yang

cukup lama untuk mengetahui keaktifan siswa dalam satu kelas.

Dalam mengamati keaktifan peneliti tidak memakai dua rekan dan

bantuan video sehingga untuk pengamatan keaktifan kurang maksimal.

Peneliti tidak menggunakan video karena saat peneliti meminta

bantuan rekan untuk merekam kegiatan kelas peneliti tidak memiliki

dua kamera untuk merekam. Kurangnya kesiapan peneliti saat akan

melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3. Minat Belajar Siswa

Pada penelitian ini, data minat belajar sebelum pembelajaran dan

minat belajar setelah pembelajaran diperoleh melalui angket yang

diberikan dan diminta untuk diisikan oleh masing-masing siswa. Dari

hasil analisis minat sebelum pembelajaran dan minat sesudah

pembelajaran untuk kelas kontrol tidak ada perbedaaan, maka minat

belajar siswa kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran

berlangsung adalah sama dapat dilihat pada tabel 4.14. Maka

pembelajaran dengan metode ceramah tidak meningkatkan minat belajar

siswa.

Hasil analisis minat sebelum dan sesudah pembelajaran untuk

kelas eksperimen tidak ada perbedaan, maka minat belajar siswa kelas

eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan

metode discovery tidak mengalami peningkatan dapat dilihat pada tabel

4.15. Untuk hasil analisis antara kelas kontrol dan kelas ekpserimen

sebelum pembelajaran yaitu tidak ada perbedaan, begitu juga dengan

minat siswa sesudah pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.16 dan

4.17. Dari hasil analisis terlihat bahwa sebelum dan sesudah

pembelajaran kelas eksperimen lebih berminat pada pelajaran fisika dari

pada kelas kontrol.

Minat belajar fisika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

tidak mengalami peningkatan karena sebelum mengisi angket minat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

peneliti bertanya kepada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

apakah pelajaran IPA khususnya fisika itu menyenangkan bagi siswa,

kebanyakan siswa menjawab pelajaran IPA khususnya fisika itu biasa

saja.

Salah satu penyebabnya tidak meningkatnya minat siswa dalam

belajar yaitu peran peneliti yang kurang membangkitkan minat semua

siswa terhadap pelajaran fisika dan peneliti kurang merekayasa sistem

pembelajaran dengan strategi yang bervariasi. Siswa merasa tertekan

saat diberikan tugas oleh peneliti, dimana faktor waktu yang kurang

maksimal dalam belajar menjadi tergesa-gesa sehingga tidak adanya

timbul rasa senang ketika melakukan diskusi atau percobaan. Peneliti

merasa perlu banyak waktu untuk melalui pendekatan dengan siswa

dalam proses belajar mengajar.

Metode discovery belum pernah digunakan sebagai metode mengajar

di kelas VII SMP N 5 Sleman pada pelajaran IPA. Peneliti ingin mencoba

mevariasi metode discovery sebagai metode mengajar yang dapat menarik

minat siswa untuk belajar, akan tetapi peneliti gagal dalam mengajar.

Pengajaran yang dilakukan oleh peneliti bukanlah metode discovery yang

sesungguhnya. Peneliti tidak melakukan semua langkah-langkah pelaksanaan

metode discovery sehingga belum dinyatakan sebagai metode discovery.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Kurangnya persiapan peneliti dalam menggunakan metode discovery dan

persiapan dalam mengajar.

Perlunya waktu dan beberapa kali pengajaran untuk menerapkan

metode baru agar siswa mampu menyesuaikan diri. Penggunaan metode

discovery dengan melaksanakan langkah-langkah yang benar, siswa dapat

mencari solusi dalam permasalahan yang diberikan, siswa dapat mencari

informasi yang sesuai dengan masalah yang diberikan melalui penyelidikan

yang dilakukan siswa untuk memperoleh pengalaman serta dapat

menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.

Penerapan metode discovery memberi pengaruh positif tehadap nilai

belajar, keaktifan dan minat, kemudian juga memberi pengalaman baru dalam

proses belajar. Adapun beberapa tahap yang memberi pengalaman baru

tersebut meliputi stimulasi, perumusan masalah, pengumpulan data atau

informasi, menganalisis informasi yang mereka dapatkan.

Dari beberpa pembahasan yang ada diatas menunjukkan bahwa tidak

meningkatnya hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan nilai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM). Keaktifan dan minat siswa juga tidak

meningkat dari hasil data yang didapat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

D. Keterbatasan Penelitian

Kegiatan penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan dalam

penelitian ini antara lain:

1. Rencana awal pelaksanaan pembelajaran

Pada awalnya peneliti merencanakan proses pembelajaran masing-

masing untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan alokasi waktu

yang sudah dibuat sesuai jam pembelajaran seperti biasa, namun pada

kenyataannya ada perubahan alokasi waktu. Bertepatan dengan Tes

Pendalaman Materi (TPM) untuk kelas IX, alokasi waktu 80 menit diubah

menjadi 60 menit.

2. Pengamatan keaktifan siswa

Peneliti mengalami kesulitan dalam melakukam pengamatan keaktifan

siswa dikarenakan peneliti belum hafal nama setiap siswa dalam kelas

begitu juga dengan rekan peneliti. Walau sudah dibuat tabel tempat duduk

sehingga mempermudah pengamatan, tetapi masih sedikit kesulitan dalam

mengamati 32 siswa dalam satu kelas.

Peneliti membutuhkan 2 observer namun peneliti hanya dibantu satu

rekan saja. Peneliti tidak menggunakan alat bantu video karena ada

beberapa hal dimana peneliti kurang mempersiapkan dengan baik.

3. Keterbatasan penguasaan metode

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan treatment (metode

discovery) yang berbeda dengan yang guru gunakan selama pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Peneliti belum dapat trampil menggunakan metode discovery, peneliti

menyadari bahwa pembelajaran yang diberikan kurang menarik, sehingga

siswa kurang tertantang. Kemudian, siswa tidak terbiasa dengan treatment

(metode discovery) yang diberikan peneliti. Saat melakukan eksperimen

siswa terkadang bingung dan peneliti harus menjelaskan, sehingga waktu

pelajaran tidak digunakan secara maksimal. Oleh karena itu, perlu diberikan

latihan treatment terlebih dahulu sebelum mengambil data penelitian, agar

siswa terbiasa dengan treatment yang digunakan.

4. Keterbatasan dalam mengelola kelas

Peneliti belum mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga kondisi kelas

tidak kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode discovery dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam

mempelajari fisika khususnya pada materi massa jenis di kelas VII SMP

Negeri 5 Sleman. Penerapan metode discovery kurang efektif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa jika tidak dipersiapkan secara

sungguh-sungguh dengan langkah-langkah yang benar. Hasil belajar

siswa pada kelas yang menggunakan metode ceramah jauh lebih bagus

dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode discovery.

2. Metode discovery belum dapat membuat siswa aktif dalam mempelajari

fisika khususnya pada materi massa jenis di kelas VII SMP Negeri 5

Sleman.

3. Metode discovery belum dapat meningkatkan minat siswa dalam

mempelajari fisika khususnya pada materi massa jenis di kelas VII SMP

Negeri 5 Sleman.

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

B. Saran

Berdasarkan penelitian, peneliti mengemukakan beberapa saran berikut;

a. Disarankan bagi guru fisika agar menggunakan metode discovery yang

sesungguhnya dengan langkah-langkah yang benar untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Dilihat dari penelitian-penelitian yang sudah ada

sebelumnya, menggunakan metode discovery dapat meningkatkan

kemampuan belajar siswa.

b. Dalam menilai keaktifan siswa sebaiknya menggunakan media bantu

berupa kartu nama yang digunakan oleh subjek penelitian dan media

video agar dalam pengamatan keaktifan berjalan dengan lancar.

Selanjutnya sebaiknya peneliti mempersiapkan observer dengan

mempertimbangkan banyaknya siswa yang diamati sehingga

pengamatan yang dilakukan lebih optimal dan efektif.

c. Pada peneliti selanjutnya, sebaiknya peneliti lebih mempersiapkan

metode discovery dalam kegiatan belajar mengajar. Peneliti juga perlu

mempersiapkan rencana pembelajaran yang matang dan persiapan media

pembelajaran, sehingga peneliti dapat benar-benar menerapkan metode

discovery dengan baik dan diperoleh hasil yang optimal.

d. Bagi guru maupun peneliti selanjutnya sebaiknya mampu mengelola

kelas dengan baik sebelum menerapkan metode pembelajaran yang baru.

Sehingga kondisi kelas menjadi lebih kondusif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman.2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


Dahar, R.W. 1988.Teori-teori Belajar. Jakarta: LPTK.
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Foster, Bob. 2004. Eksplorasi Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta:
Erlangga.
Hasibuan, Moedjiono. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja
Karya CV
Kanginan, Marthen. 2002. IPA Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta:
Erlangga.
Kusumatryani, M. Fransiska. 2015. Metode Discovery Untuk Meningkatkan
Keaktifan, Minat dan Hasil Belajar Siswa SMP N 2 POCO RANAKA
Pada Pokok Bahasan Massa Jenis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
Mundilarto. 2012 .Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta: UNY Press.
Prasodjo, Budi. 2007. IPA 1 TERPADU SMP/MTS KELAS VII. Jakarta:
Yudistira.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta
Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukabdiyah, Sri. 2007. Kontekstual Sains Fisika SMP Kelas VII. Jakarta: PT
Ghalia Indonesia Printing.

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &


Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi.


Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suryosubroto.2002. Proses BelajarMengajar di Sekolah.Jakarta: PT RINEKA
CIPTA
Susanto,Ahmad. 2013.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
Yamin, Moh. 2014. Teori Dan Metode Pembelajaran. Malang: Madani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP N 5 Sleman


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VII (Kelas Eksperimen)/1 (satu)
Materi Pembelajaran : Massa Jenis

A. Standar Kompetensi
3. Memahami wujud zat dan perubahannya
B. Kompetensi Dasar
3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Menjelaskan dari hasil penemuan (discovery) bahwa massa jenis adalah salah satu
ciri khas suatu zat.
2. Menghitung massa jenis suatu zat.
3. Menggunakan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendefinisikan pengertian massa jenis.
2. Siswa mampu merumuskan persamaan massa jenis.
3. Siswa mampu menggunakan konsep massa jenis dalam penyelesaian soal.
4. Siswa mampu menerapkan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar
Terlampir
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : kooperatif learning
Metode pembelajaran : discovery (penemuan)
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama: 2 x 40 menit
Tahapan Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam 10 menit
2. Peneliti memperkenalkan diri, kemudian mengabsen
siswa
3. Menyampaikan KD 3.2 yaitu mendeskripsikan
konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
4. Membagi angket minat siklus 1
5. Membagikan soal pretest
Kegiatan Inti 1. Siswa mengisi angket minat siklus 1 60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

2. Siswa mengerjakan pretest


3. Siswa diberi pertanyaan: “Apa yang akan terjadi jika
minyak goreng dicampur dengan air?”
4. Siswa mengemukakan pendapatnya
5. Siswa dibentuk dalam 8 kelompok dimana setiap
kelompok terdiri dari 4 orang
Penutup 1. Bersama siswa menyimpulkan materi yang di dapat 10 menit
2. Mengingatkan kembali bahwa pertemuan berikutnya
akan diadakan praktikum sehingga harus mengingat
kelompoknya yang sudah dibentuk
3. Memberikan salam penutup

Pertemuan kedua: 2 x 40 menit


Tahapan Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam 10 menit
2. Peneliti mengecek kehadiran siswa
3. Peneliti mengingatkan kembali materi yang telah
dipelajari sebelumnya dengan bertanya pada siswa:
“Apa yang kita pelajari pada pertemuan kemarin?
Apa itu masa jenis? Bagaimana persamaan massa
jenis?”
4. Menyampaikan bahan yang akan dipelajari yaitu
penerapan konsep massa jenis dalam kehidupan
sehari-hari
Kegiatan Inti 1. Beberapa siswa membagikan LKS 1 kepada setiap
kelompok
2. Siswa melakukan percobaan berdasarkan LKS 1
tentang massa jenis
60 menit
3. Siswa mempresentasikan hasil percobannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Penutup 1. Bersama siswa menyimpulkan materi yang di dapat 10 menit


2. Peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa pada
pertemuan berikutnya akan diadakan posttest dan
mempresentasikan hasil praktikum
3. Memberikan salam penutup

Pertemuan ketiga: 2 x 40 menit


Tahapan Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peneliti memberi salam pembuka 5 menit
2. Peneliti mengecek kehadiran siswa
3. Peneliti mengingatkan kembali materi yang telah
dipelajari sebelumnya dengan bertanya pada siswa:
“Pernahkah kalian melihat benda terapung, melayang
dan tenggelam? Mengapa benda bisa terapung,
melayang dan tenggelam? Apa saja contohnya-
contohnya?”
Kegiatan Inti 1. Siswa mengemukakan pendapatnya 70 menit
2. Beberapa siswa membagikan LKS 2 kepada setiap
kelompok
3. Siswa melakukan percobaan berdasarkan LKS 2
tentang peristiwa terapung, melayang dan tenggelam
4. Siswa mempresentasikan hasil percobaannya
5. Peneliti membagi soal posttest
6. Siswa mengerjakan soal posttest
7. Peneliti memberi angket minat siklus 2
8. Siswa mengerjakan angket minat siklus 2
Penutup 1. Memberikan salam penutup 5 menit
2. Berterimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

H. Sumber/bahan/alat
1. Sumber: Buku Fisika yang relevan
LKS 1 : Menentukan Massa Jenis Berbagai Zat
LKS 2 : Peristiwa Tenggelam, Melayang, dan Terapung
2. Materi Ajar (terlampir)
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : tes tertulis (pretest dan posstest)
2. Bentuk instrumen : tes uraian

Sleman, November 2016

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Aris Susila Pambudi, S. Pd., M. Pd. Puji Astuti, S. Pd.

Peneliti

Catarina Delisa Sulistya A. P.


NIM 11142403
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP N 5 Sleman


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VII (Kelas Kontrol)/1 (satu)
Materi Pembelajaran : Massa Jenis

A. Standar Kompetensi
3. Memahami wujud zat dan perubahannya
B. Kompetensi Dasar
3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Menjelaskan dari hasil penemuan (discovery) bahwa massa jenis adalah salah satu
ciri khas suatu zat.
2. Menghitung massa jenis suatu zat.
3. Menggunakan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendefinisikan pengertian massa jenis.
2. Siswa mampu merumuskan persamaan massa jenis.
3. Siswa mampu menggunakan konsep massa jenis dalam penyelesaian soal.
4. Siswa mampu menerapkan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar
Terlampir
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : pembelajaran langsung
Metode pembelajaran : ceramah aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan pertama: 2 x 40 menit
Tahapan Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam 10 menit
2. Peneliti memperkenalkan diri, kemudian mengabsen
siswa
3. Menyampaikan KD 3.2 yaitu mendeskripsikan
konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
4. Membagi angket minat siklus 1
5. Membagikan soal pretest
Kegiatan Inti 1. Siswa mengisi angket minat siklus 1 60 menit
2. Siswa mengerjakan pretest
Penutup 1. Sebelum pelajaran berakhir siswa diberi pertanyaan: 10 menit
“Apa yang akan terjadi jika minyak goreng dicampur
dengan air?”. Pernyataan tersebut sebagai refrensi
belajar di rumah
2. Memberi pekerjaan rumah
3. Memberikan salam penutup

Pertemuan kedua: 2 x 40 menit


Tahapan Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam 7 menit
2. Peneliti mengecek kehadiran siswa
3. Peneliti mengingatkan kembali pertanyaan yang
diberikan kepada siswa yaitu: “Apa yang akan terjadi
jika minyak goreng dicampur dengan air?”
4. Kemudian peneliti bertanya pada siswa: “Apa itu
masa jenis? Bagaimana persamaan massa jenis?”
5. Menyampaikan bahan yang akan dipelajari yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

penerapan konsep massa jenis dalam kehidupan


sehari-hari
Kegiatan Inti 1. Bersama siswa mengecek dan membahas pekerjaan
rumah yang telah diberikan pada pertemuan
sebelumnya 70 menit
2. Siswa diberi pertanyaan: “Pernahkah kalian melihat
benda terapung, melayang dan tenggelam? Mengapa
benda bisa terapung, melayang dan tenggelam? Apa
saja contohnya-contohnya?”
3. Siswa mengemukakan pendapatnya
4. Peneliti melakukan ceramah aktif mengenai konsep
massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
5. Peneliti memberi soal latihan uji pemahaman dan
latihan soal di papan tulis
6. Siswa mengemukakan pendapatnya
7. Peneliti dan siswa bersama-sama membahas soal yang
telah dikerjakan siswa di papan tulis dan membuat
kesimpulan
Penutup 1. Peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa pada 3 menit
pertemuan berikutnya akan diadakan posttest
2. Memberikan salam penutup

Pertemuan ketiga: 2 x 40 menit


Tahapan Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peneliti memberi salam pembuka 10 menit
2. Peneliti mengecek kehadiran siswa
3. Peneliti membagi soal posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Kegiatan Inti 1. Siswa mengerjakan soal posttest 60 menit


2. Peneliti memberi angket minat siklus 2
3. Siswa mengerjakan angket minat siklus 2
Penutup 1. Memberikan salam penutup 10 menit
2. Berterimakasih

H. Sumber/bahan/alat
1. Sumber: Buku Fisika yang relevan
2. Materi Ajar (terlampir)
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : tes tertulis (pretest dan posstest)
2. Bentuk instrumen : tes uraian

Sleman, November 2016

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Aris Susila Pambudi, S. Pd., M. Pd. Puji Astuti, S. Pd.

Peneliti

Catarina Delisa Sulistya A. P.


NIM 111424038
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Soal Pretest

Nama :
No. absen :
Kelas :
Hari/Tanggal :

Pertanyaan :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan massa jenis dan tuliskan persamaan massa
jenis!
2. Kamu mengambil sepotong kayu, kemudian membagi kayu itu menjadi dua
potongan dengan ukuran, volum, dan massa yang berbeda. Apakah massa
jenisnya berbeda atau massa jenisnya sama? Jelaskan pilihanmu!
3. Massa sebuah balok alumunium adalah 81 g. Berapa volum balok tersebut
(massa jenis alumunium = 2,7 g/cm3)?
4. Massa jenis alumunium 2,7 g/cm3. Jika sepotong alumunium memiliki
volume 3 cm3. Berapakah massanya?
5. Volume sebuah balok adalah 4 m3 dan massanya 1200 kg. Hitunglah massa
jenis balok tersebut!
6. Sebutkan contoh penerapan konsep massa jenis yang kamu jumpai dalam
kehidupan sehari-hari!

Jawaban :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Soal Posttest

Nama :
No. absen :
Kelas :
Hari/Tanggal :

Pertanyaan :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan massa jenis dan tuliskan persamaan massa
jenis!
2. Kamu mengambil sepotong kayu, kemudian membagi kayu itu menjadi dua
potongan dengan ukuran, volum, dan massa yang berbeda. Apakah massa
jenisnya berbeda atau massa jenisnya sama? Jelaskan pilihanmu!
3. Massa sebuah balok alumunium adalah 81 g. Berapa volum balok tersebut
(massa jenis alumunium = 2,7 g/cm3)?
4. Massa jenis alumunium 2,7 g/cm3. Jika sepotong alumunium memiliki
volume 3 cm3. Berapakah massanya?
5. Volume sebuah balok adalah 4 m3 dan massanya 1200 kg. Hitunglah massa
jenis balok tersebut!
6. Sebutkan contoh penerapan konsep massa jenis yang kamu jumpai dalam
kehidupan sehari-hari!

Jawaban :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Kunci Jawaban Pretest-Posttest

Nama :
No. absen :
Kelas :
Hari/Tanggal :

Pertanyaan :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan massa jenis dan tuliskan persamaan massa
jenis!
2. Kamu mengambil sepotong kayu, kemudian membagi kayu itu menjadi dua
potongan dengan ukuran, volum, dan massa yang berbeda. Apakah massa
jenisnya berbeda atau massa jenisnya sama? Jelaskan pilihanmu!
3. Massa sebuah balok alumunium adalah 81 g. Berapa volum balok tersebut
(massa jenis alumunium = 2,7 g/cm3)?
4. Massa jenis alumunium 2,7 g/cm3. Jika sepotong alumunium memiliki volume
3 cm3. Berapakah massanya?
5. Volume sebuah balok adalah 4 m3 dan massanya 1200 kg. Hitunglah massa
jenis balok tersebut!
6. Sebutkan contoh penerapan konsep massa jenis yang kamu jumpai dalam
kehidupan sehari-hari!

Jawaban :

1. Massa jenis merupakan massa per satuan volume benda.


𝑚
Persamaan massa jenis : 𝜌 = 𝑣
Dengan lambang 𝜌 adalah massa jenis (kg/m3), V adalah volume (m3), dan m
adalah massa (kg).

2. Massa jenis dari sepotong kayu yang dibagi menjadi dua potongan dengan
ukuran, vulome dan massa yang berbeda tersebut massa jenisnya sama karena
zatnya sama yaitu kayu. Benda/zat meskipun memiliki bentuk, massa dan
volume yang berbeda tetapi massa jenisnya akan selalu sama.
3. Diketahu : m (massa alumunium) = 81 g
𝜌 (massa jenis alumunium) = 2,7 g/cm3
Ditanyakan : V (volume balok alumunium) = ……………. g/ cm3?
𝑚
Penyelesaian : V =
𝜌
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

81 g
V=
2,7𝑔/𝑐𝑚3
V= 30 g/cm3

4. Diketahui : 𝜌 (massa jenis alumunium) = 2,7 g/cm3


V (volume sepotong alumunium) = 3 cm3
Ditanyakan : m (massa sepotong alumunium) = ………… g ?
Penyelesaian : m = 𝜌 x V
m = 2,7 g/cm3 x 3 cm3
m = 8,1 g
5. Diketahui : V (volume balok) = 4 m3
m (massa balok) = 1200 kg
Ditanyakan : 𝜌 (massa jenis balok) =………. kg/ m3 ?
𝑚
Penyelesaian : 𝜌 = 𝑣
1200 kg
𝜌=
4 𝑚3
𝜌 = 300 kg/m3

6. Contoh penerapan konsep massa jenis yang dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagai berikut :
 Peristiwa terapung, malayang dan tenggelam.
Benda terapung : massa jenis benda < massa jenis air
Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi campuran
air dan banyak garam akan terapung, karena massa jenis telur
lebih kecil daripada massa jenis air.
Benda melayang : massa jenis benda = massa jenis air

Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi campuran

air dan sedikit garam akan melayang, karena massa jenis telur

sama dengan massa jenis air.

Benda tenggelam : massa jenis benda > massa jenis air


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Contoh : Telur yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air akan

tenggelam, karena massa jenis telur lebih besar daripada massa

jenis air.

 Ban karet untuk berenang ataupun untuk pertolongan kecelakaan


angkutan air. Udara yang dipompakan ke dalam ban tersebut
menurunkan massa jenis ban. Orang yang berada di air akan lebih
mudah terapung dengan bantuan ban tersebut. Prinsip yang sama
diterapkan ke perahu karet dan alat pengapung rambu-rambu laut.
 Untuk mengangkat benda yang tenggelam di dasar laut. Benda
tersebut diikatkan ke balon yang akan dipompa dengan udara. Setelah
berisi udara, balon kemudian mampu mengangkat benda tersebut dari
dasar air. Prinsip yang sama digunakan dalam balon udara dan prinsip
kerja kapal selam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

PEDOMAN PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS EKSPERIMEN

Variabel Indikator Kriteria Pengamatan Keaktifan


Partisipasi  Berinteraksi dengan teman sebaya dikelasnya saat
proses pembelajaran berlangsung.
 Mendengarkan penjelasan dari guru.

Keaktifan  Memperhatikan penjelasan dari guru.


 Mencatat informasi penting.
Mengemukakan  Bertanya kepada guru dan teman.
pendapat
 Menjawab pertanyaan lisan dari guru dan teman.
 Mengajukan pendapat dan gagasan pada saat diskusi
dan presentasi.
Tanggungjawab  Mengerjakan tugas individu.
 Mengerjakan tugas secara kelompok.
 Melakukan percobaan sesuai perintah.

PEDOMAN PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KONTROL

Variabel Indikator Kriteria Pengamatan Keaktifan


Partisipasi  Berinteraksi dengan teman sebaya dikelasnya saat
proses pembelajaran berlangsung.
 Mendengarkan penjelasan dari guru.
 Memperhatikan penjelasan dari guru.
 Mencatat informasi penting.
Keaktifan Mengemukakan  Bertanya kepada guru dan teman.
pendapat  Menjawab pertanyaan lisan dari guru dan teman.
 Mampu memberikan pendapat dengan baik dan benar.
Tanggungjawab  Mengerjakan tugas individu.
 Menyelesaikan tugas secara tepat waktu.
 Mengerjakan tugas sesuai perintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN KELAS VII C


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN KELAS VII D


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN VII C


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN KELAS VII D


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

DENAH TEMAPAT DUDUK KELAS VII C


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

DENAH TEMPAT DUDUK KELAS VIID


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

ANGKET MINAT SISWA SEBELUM TREATMENT DISCOVERY

Nama : __________________________________________

Kelas : __________________________________________

No. Absen : ___________________________________________

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan dalam kaitannya dengan materi massa jenis dengan cermat dan
pilihlah satu dari lima obsen jawaban yang tersedia.
2. Beri tanda silang (X) atau tanda centang (√) yang sesuai dengan pengalamanmu selama
belajar materi massa jenis. Isi dengan benar sesuai dengan keadaan dan perasaan anda yang
sebenarnya.
3. Bila ingin memperbaiki jawaban, coretlah jawaban sebelumnya dengan dua garis lurus secara
horizontal (=).

No Pertanyaan Jawaban
Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju Tidak
Setuju
1. Saya senang dengan pelajaran fisika
menarik dan menyenangkan.
2. Saya bertanya kepada guru jika saya
kurang memahami penjelasan guru dan
mengalami kesulitan dalam belajar
fisika.
3. Ketika ada tugas pelajaran fisika, saya
mengerjakan tugas tepat waktu tanpa
menunda.
4. Saya berinisiatif mengerjakan soal-soal
fisika tanpa diperintah oleh guru.
5. Saat guru mengajukan pertanyaan dalam
pelajaran fisika, saya menjawab
pertanyaan dari guru dengan jawaban
yang benar.
6. Saya berusaha memahami materi fisika
dengan belajar mandiri dirumah.
7. Saya fokus mengikuti pelajaran fisika
dari awal sampai akhir pelajaran.
8. Saya maju kedepan kelas untuk
mengerjakan soal yang diberikan guru.
9. Saya senang ketika guru mengajar
materi fisika di dalam kelas.
10. Saya mudah memahami materi fisika
dengan metode yang digunakan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Lembar Kerja Siswa 1

Menentukan Massa Jenis Berbagai Zat

Hari/tanggal :
Kelas :
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.

A. Tujuan
1. Siswa dapat menggunakan timbangan untuk mengukur massa benda dan gelas
ukur untuk mengukur volume benda
2. Siswa dapat menentukan massa jenis zat
3. Siswa dapat menunjukkan bahwa massa jenis zat adalah ciri khas suatu zat.
B. Alat dan bahan
 Timbangan
 Penggaris
 Air
 Beker gelas
 Batu, balok kayu, dan kelereng
C. Prosedur percobaan
Sebelum melakukan percobaan, baca dengan teliti langkah-langkah percobaan.
Percobaan Langkah-langkah percobaan
Pertama 1. Isilah gelas ukur dengan air
2. Ukur massa tiap batu
3. Masukan batu ke dalam gelas ukur yang berisi air
4. Ukur volume tiap batu
5. Masukkan data dalam tabel
6. Bagilah massa dengan volume setiap batu
Ke dua 1. Ukur volume balok kayu dengan penggaris
2. Ukur volume tiap balok kayu
3. Ukur massa tiap balok kayu
4. Masukkan data dalam tabel
5. Bagilah massa dengan volume setiap balok kayu

Ke tiga 1. Isilah gelas beker dengan air


2. Tuangkan sedikit minyak
3. Aduk air dan minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Lembar Kerja Siswa 1

D. Data hasil percobaan

Tabel 1. Percobaan 1 dengan bahan batu

Batu ke- Percobaan Massa Volume Volume 𝝆


ke- Batu air mula- akhir (gr/cm3)
(gr) mula (cm3)
(cm3)
Pertama

Kedua
I
Ketiga

Pertama

II Kedua

Ketiga

Tabel 2. Percobaan 2 dengan bahan balok kayu

Balok Kayu Percobaan Massa Volume Balok 𝝆


ke- ke- Balok Kayu(cm3) (gr/cm3)
Kayu
(gr)
Pertama

Kedua
I
Ketiga

Pertama

II Kedua

Ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lembar Kerja Siswa 1

E. Kesimpulan
1. Bagaimana hasil bagi antara massa dan volume tiap batu?
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
2. Bagaimana hasil bagi antara massa dan volume tiap balok kayu?
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
3. Apa itu massa jenis?
________________________________________________________
________________________________________________________
4. Bagaimana persamaan massa jenis?
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
5. Benda sejenis meskipun memiliki massa dan volume yang berbeda tetapi
massa jenisnya
selalu________________________________________________________
6. Apa yang terjadi kalau minyak dan air dicampur? Mengapa minyak goreng
dan air tidak bercampur, meskipun diaduk?
________________________________________________________
________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Lembar Kerja Siswa 2

Peristiwa Tenggelam, Melayang dan Terapung

Hari/tanggal :
Kelas :
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.

A. Tujuan
Menjelaskan peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dengan konsep massa
jenis
B. Alat dan bahan
 Gelas
 Telur
 Garam
 Air
 Sendok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Lembar Kerja Siswa 2

C. Prosedur percobaan
1. Isilah gelas dengan air jangan sampai penuh.
2. Pertama-tama telur dimasukkan dalam gelas yang berisi air tanpa
campuran garam kemudian amati yang terjadi.
3. Setelah itu dalam gelas dimasukkan satu sendok garam dan aduk
perlahan-lahan sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur
tersebut.
4. Masukkan lagi satu sendok garam dan aduk secara perlahan-lahan
sampai merata. Amati keadaan yang terjadi pada telur tersebut.
5. Lakukan seterusnya sampai mendapatkan keadaan telur sesuai yang
diperlukan
6. Catatlah hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tabel.

D. Hasil percobaan
Banyaknya garam (sendok) Peristiwa yang terjadi
0
1

E. Kesimpulan
1. Apa yang terjadi ketika telur dimasukkan ke dalam air yang belum
dicampur dengan garam? Mengapa bisa terjadi peristiwa itu?
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
2. Apa yang terjadi ketika telur dalam air dicampur dengan sedikit
garam? Mengapa bisa terjadi peristiwa itu?
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
3. Apa yang terjadi ketika telur dalam air dicampur dengan banyak
garam? Mengapa bisa terjadi peristiwa itu?
________________________________________________________
________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Anda mungkin juga menyukai