Anda di halaman 1dari 311

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN


DISPOSISI MATEMATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA MATERI KUBUS DAN BALOK
DI KELAS VIII G SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Christina Novy Wijaya

NIM : 121414026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN


DISPOSISI MATEMATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA MATERI KUBUS DAN BALOK
DI KELAS VIII G SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Christina Novy Wijaya

NIM : 121414026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur,ku persembahkan skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu

memberikan berkat, penyertaan dan pertolongan untukku

Kedua orang tuaku tercinta Antonius Eko Suhartanto dan

Yuliana Siti Haryanti yang tiada henti-hentinya

memberikan cinta, semangat, dukungan dan doa

Kakak dan adikku Maria Dominika Kartika Chandra dan

Yohana Fransisca Liliana Chandra yang senantiasa

memberikan semangat dan dukungan

Valentino Boby Sanjaya yang selalu ada di saat suka

maupun duka

Sahabat-sahabatku tersayang, Heni, Yaya, Galuh, Lusia

Almamaterku tercinta,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan

dituainya

(Galatia 6:7)

Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban

berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu

(Matius 11:28)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya

(Pengkotbah 3:11)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Christina Novy Wijaya. 2016. Hubungan Antara Kemampuan Penalaran


Matematis dan Disposisi Matematis Terhadap Prestasi belajar Matematika
Siswa Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara kemampuan


penalaran matematis dengan prestasi belajar matematika siswa (2) hubungan antara
disposisi matematis dengan prestasi belajar matematika siswa (3) hubungan secara
bersamaan antara kemampuan penalaran matematis dan disposisi matematis dengan
prestasi belajar matematika siswa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian
ini adalah 32 siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran
2015/2016. Metode pengumpulan data menggunakan tes untuk kemampuan
penalaran dan prestasi belajar sedangkan metode kuesioner dan observasi untuk
mengukur disposisi matematis siswa.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) ada hubungan antara
kemampuan penalaran matematis dengan prestasi belajar matematika, hal ini
terlihat pada koefisien korelasi yang diberikan yaitu sebesar 0,423 dengan regresi
𝑦̂ = 66,493 + 0,288𝑥. Dengan demikian setiap kenaikan sebesar satu poin
kemampuan penalaran, akan memberikan pengaruh prestasi belajar sebesar 0,288.
Kontribusi yang diberikan oleh faktor kemampuan penalaran sebesar 17,89%
terhadap prestasi belajar sedangkan sisanya sebesar 82,11% dipengaruhi oleh faktor
lain. (2) tidak ada hubungan antara disposisi matematis dan prestasi belajar
matematika, hal ini terlihat pada koefisien korelasi yang diberikan yaitu sebesar
0,017. Kontribusi yang diberikan oleh faktor disposisi matematis sebesar 0,0289%
terhadap prestasi belajar sedangkan sisanya sebesar 99,711% dipengaruhi oleh
faktor lain. (3) tidak terdapat hubungan secara bersamaan antara kemampuan
penalaran matematis dan disposisi matematis dengan prestasi belajar matematika
siswa.

Kata Kunci : kemampuan penalaran matematis, disposisi matematis dan prestasi


belajar matematika

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Christina Novy Wijaya. 2016. A Correlation between Mathematical Reasoning


Skills and Mathematical Disposition and the Students’ Mathematics
Achievement of Cube and Rectangular Solid Material in VIII G of SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Academic Year 2015/2016. Thesis. Mathematics
Education Study Program. Department of Mathematics Education and
Natural Sciences. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata
Dharma University Yogyakarta.

The purpose of this research are to know (1) the relation between
mathematical reasoning skills and the student’s mathematics achievement (2) the
relation between mathematical disposition and the student’s mathematics
achievement (3) the relationship between mathematical reasoning skills and
mathematical disposition and the student’s mathematics achievement.
This research used a quantitative descriptive method. The subject of this
research were 32 students of VIII G SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta academic
year 2015/2016.The researcher used a test as the methods of data collection for
reasoning skills and learning achievement, while the questionnaires and observation
methods were applied to measure the students’ mathematical disposition.
The results of this research could be concluded that (1) there was a relation
between reasoning skills and the student’s mathematics achievement, it was seen
the correlation coefficient were 0.423 with a regression ŷ = 66,493 + 0,288x.
Therefore, every improvement for one mathematical reasoning point will influence
to the coefficient of mathematics achievement for 0,288. The contribution that
given by the reasoning skills factor were 17.89% for the learning achievement,
while the rest were 82.11% that influenced by other factors. (2) there was no
relation between mathematical disposition and the student’s mathematics
achievement., it was seen that the correlation coefficient were 0.017. The
contribution that given by the mathematical disposition factor were 0.0289%
toward learning achievement, while the rest were 99.711% that influenced by other
factors. (3) there was no relationship between the mathematical reasoning skills and
mathematical disposition and the students’ mathematics achievement.

Keywords: mathematical reasoning skills, mathematical disposition and students’


mathematics achievement

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara

Kemampuan Penalaran Matematis dan Disposisi Matematis Terhadap Prestasi

belajar Matematika Siswa di Kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2015/2016” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

arahan penulis dengan segenap hati dari awal sampai berakhirnya penelitian

dan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., Bapak Febi Sanjaya, M.Sc., dan Ibu Niluh

Sulistyani, M.Pd. selaku dosen ahli yang telah menjadi validator instrumen

penelitian.

4. Bapak Hongki Julie, M.Si., dan Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku dosen

penguji yang telah berkenan menguji dan memberikan saran bagi penulisan

skripsi ini.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Bapak Th. Sugiarto Pudjohartono, M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik

2012 Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

6. Br. Yosep Anton Utmiyadi FIC, S.S , selaku kepala sekolah SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian.

7. Ibu Caecilia Peny Suryaningtyas, S.Pd., selaku guru pembimbing yang dengan

sabar membimbing, mendampingi dan memberikan pengarahan selama penulis

melaksanakan penelitian.

8. Kedua orang tuaku Antonius Eko Suhartanto dan Yuliana Siti Haryanti serta

kakak dan adikku, Maria Dominika Kartika Chandra dan Yohana Fransisca

Liliana Chandra yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa dan cinta

kepada penulis selama melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi.

9. Segenap keluarga besar, Pakdhe, Budhe, Om, Bulek dan Simbah yang selalu

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

10. Siswa-siswi kelas VIII G yang telah berpartisipasi dalam membantu

melancarkan pelaksanaan penelitian.

11. Segenap Staf P2TKP Universitas Sanata Dharma yang telah mengijinkan dan

membantu dalam kegiatan penelitian yang dilakukan penulis.

12. Segenap dosen JPMIPA yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan,

dan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

13. Segenap Staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu tentang

administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14. Valentino Boby Sanjaya yang tiada hentinya memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan

skripsi.

15. Sahabat-sahabat tersayang, Theresia Hermin Nugraheni, Stephani Rangga

Larasati, Birgitta Galuh Widya Astuti, Lusia Devi Astuti, dan Yovita Galih

Larasati yang telah memberi bantuan, dukungan, doa dan semangat kepada

penulis selama perkuliahan, pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.

16. Keluarga tersayang, teman-teman PPL SMA Negeri 1 Banguntapan dan

KKN14 yang selalu memberi dukungan dan semangat serta berbagi

pengalaman yang tak terlupakan.

17. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2012, Rika, Mbak Apri, Ika,

Ela, Agnes, Nungki, Elsa, Rista dan teman-teman kelas A yang telah

berdinamika selama proses perkuliahan, memberikan semangat dukungan, doa

dan banyak pengalaman berharga kepada penulis selama perkuliahan.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

berperan membantu pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi masih banyak kekurangan

dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun.

Penulis

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
E. Tujuan ............................................................................................ 6
F. Batasan Istilah ............................................................................... 7
G. Manfaat .......................................................................................... 8
H. Sistematika Penulisan ................................................................... 9
BAB 2 LANDASAN TEORI
A. Intelegensi ...................................................................................... 11
B. Intelegensi Ganda .......................................................................... 12
C. Intelegensi Matematis Logis .......................................................... 14
D. Kemampuan Penalaran .................................................................. 15

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Disposisi Matematis ..................................................................... 22


F. Prestasi Belajar Matematika .......................................................... 24
G. Kubus dan Balok ........................................................................... 28
H. Penelitian Relevan ......................................................................... 44
I. Kerangka Berpikir ........................................................................ 47
J. Hipotesis ....................................................................................... 48
BAB 3 METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 50
B. Populasi dan Sampel...................................................................... 50
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 51
D. Perumusan Variabel ....................................................................... 51
E. Bentuk Data .................................................................................. 52
F. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 53
G. Instrumen Penelitian ...................................................................... 55
H. Uji Validitas dan Reliabilitas......................................................... 60
I. Teknik Analisis Data .................................................................... 63
BAB 4 PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 74
B. Deskripsi Data ............................................................................... 85
C. Data Penelitian .............................................................................. 91
D. Analisis Data ................................................................................. 93
E. Pendalaman Analisis .................................................................... 108
F. Pembahasan .................................................................................. 116
G. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 119

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ................................................................................... 121
B. Saran ............................................................................................. 123
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 124
LAMPIRAN ................................................................................................. 127

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Unsur-unsur Kubus dan Balok ...................................................... 39


Tabel 2.2 Volume Balok dengan Berbagai Ukuran ....................................... 43
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Penalaran ................................................................. 55
Tabel 3.2 Indikator Angket ............................................................................ 56
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Disposisi Matematis ....................................................... 57
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Prestasi belajar Siswa ............................................... 58
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Observasi .......................................................... 59
Tabel 3.6 Daftar Pedoman Wawancara .......................................................... 59
Tabel 3.7 Rubrik Perbandingan RPP dengan Pelaksanaan ............................ 64
Tabel 3.8 Kategori Kemampuan Penalaran ................................................... 65
Tabel 3.9 Cara Penilaian Skala Disposisi Matematis .................................... 66
Tabel 3.10 Kategori Disposisi Matematis ...................................................... 66
Tabel 3.11 Kategori Prestasi belajar .............................................................. 67
Tabel 3.12 Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi ....................................... 71
Tabel 4.1 Rekapitulasi Validasi Pakar dan Tindak Lanjut ............................. 75
Tabel 4.2 Penolong Koefisien Korelasi ......................................................... 78
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Validitas .......................................................... 79
Tabel 4.4 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Terinci ...................................... 81
Tabel 4.5 Data Mentah Kemampuan Penalaran ............................................. 85
Tabel 4.6 Statistik Data Kemampuan Penalaran .......................................... 86
Tabel 4.7 Data Mentah Disposisi Matematis ................................................. 87
Tabel 4.8 Statistik Data Disposisi Matematis ................................................ 88
Tabel 4.9 Data Mentah Prestasi Belajar ......................................................... 89
Tabel 4.10 Statustik Data Prestasi Belajar ..................................................... 90
Tabel 4.11 Data Tes Kemampuan Penalaran, Disposisi Matematis dan Tes
Prestasi belajar............................................................................. 91
Tabel 4.12 Kategorisasi Kemampuan Penalaran Matematis.......................... 94
Tabel 4.13 Pengelompokan Kategori Skor Kemampuan Penalaran .............. 95
Tabel 4.14 Kategorisasi Skor Disposisi Matematis ..................................... 96

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.15 Pengelompokan Kategori Skor Disposisi Matematis .................. 97


Tabel 4.16 Kategorisasi Tes Prestasi Belajar Matematika ............................. 98
Tabel 4.17 Pengelompokan Kategori Prestasi Belajar Matematika ............... 99
Tabel 4.18 Kategori Penalaran, Disposisi dan Prestasi Belajar ..................... 108

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (a) Kubus ABCD.EFGH ........................................................... 29


Gambar 2.1 (b) Balok PQRS.TUVW ........................................................... 29
Gambar 2.2 Kerangka Kubus ....................................................................... 31
Gambar 2.3 Kerangka Balok ........................................................................ 31
Gambar 2.4 Diagonal Sisi Kubus ABCD.EFGH ......................................... 33
Gambar 2.5 Diagonal Sisi Balok PQRS.TUVW .......................................... 34
Gambar 2.6 (a) Diagonal Sisi PR ................................................................. 35
Gambar 2.6 (b) Diagonal Sisi PU ................................................................. 35
Gambar 2.6 (c) Diagonal Sisi PW ................................................................ 35
Gambar 2.7 Diagonal Ruang Kubus ABCD.EFGH ..................................... 35
Gambar 2.8 Diagonal Ruang Balok PQRS.TUVW ...................................... 36
Gambar 2.9 Bidang Diagonal Kubus ABCD.EFGH ..................................... 38
Gambar 2.10 Bidang Diagonal Balok PQRS.TUVW .................................... 38
Gambar 2.11 Jaring-jaring Kubus ABCD.EFGH ......................................... 40
Gambar 2.12 Jaring-jaring Balok PQRS.TUVW ........................................... 40
Gambar 2.13 Kubus dan Jaring-jaring Kubus ............................................... 41
Gambar 2.14 Balok dan Jaring-jaring Balok ................................................. 42
Gambar 2.15 Kerangka Berpikir ................................................................... 47
Gambar 4.1 Pengelompokan Kategori Kemampuan Penalaran ..................... 95
Gambar 4.2 Pengelompokan Kategori Disposisi Matematis ......................... 97
Gambar 4.3 Pengelompokan Kategori Prestasi Belajar ................................. 100

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ................................................................................................ 127


Lampiran A.1 Surat Ijin Penelitian ............................................................... 128
Lampiran A.2 Surat Selesai Penelitian ......................................................... 125
Lampiran B.1 Uji Pakar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........... 130
Lampiran B.2 Uji Pakar Bahan Ajar.............................................................. 134
Lampiran B.3 Uji Pakar Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................... 137
Lampiran B.4 Uji Pakar Kuesioner Disposisi Matematis ............................. 143
Lampiran B.5 Uji Pakar Lembar Observasi ................................................. 145
Lampiran B.6 Uji Pakar Pedoman Wawancara ............................................ 148
Lampiran B.7 Uji Pakar Tes Prestasi belajar ................................................ 150
Lampiran B.8 Perhitungan Validasi dan Reliabilitas Tes Prestasi belajar ... 153
Lampiran C.1 Silabus .................................................................................... 161
Lampiran C.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................ 165
Lampiran C.3 Bahan Ajar ............................................................................. 205
Lampiran C.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................... 221
Lampiran C.5 Soal Tes Prestasi belajar ........................................................ 236
Lampiran C.6 Pedoman Wawancara ............................................................ 243
Lampiran C.7 Keterlaksanaan Pembelajaran (Perbandingan RPP dengan
Pelaksanaan) .......................................................................... 245
Lampiran D.1 Uji Normalitas Data Kemampuan Penalaran Matematis
dengan SPSS ............................................................................ 257
Lampiran D.2 Uji Normalitas Data Disposisi Matematis dengan SPSS ....... 258
Lampiran D.3 Uji Normalitas Data Prestasi belajar Matematika dengan
SPSS ......................................................................................... 259
Lampiran D.4 Analisis Korelasi dengan SPSS ............................................. 260
Lampiran D.5 Analisis Regresi dengan SPSS .............................................. 261
Lampiran E.1 Hasil Tes Kemampuan Penalaran ........................................... 262
Lampiran E.2 Hasil Kuesioner Disposisi Matematis .................................... 263
Lampiran E.3 Hasil Tes Prestasi belajar ....................................................... 265

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran E.4 Sampel Kuesioner Disposisi Matematis ................................ 266


Lampiran E.5 Sampel Tes Prestasi belajar ................................................... 269
Lampiran E.6 Lembar Observasi Siswa ........................................................ 277
Lampiran F.1 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 281
Lampiran F.2 Transkrip Wawancara ............................................................ 283

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak ahli matematika mengatakan bahwa “Mathematics is the

queen as well as the servant of all science”, yang berarti matematika adalah

ratu sekaligus pelayan semua ilmu pengetahuan (Frans Susilo, 2012).

Matematika adalah sumber dari ilmu pengetahuan lainnya. Banyak ilmu

pengetahuan yang bergantung pada matematika dalam pengembangannya.

Pada bidang pendidikan, matematika dijadikan mata pelajaran dan diajarkan

baik dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan sampai dengan jenjang Perguruan

Tinggi (PT).

Menurut Herman Hudojo (2001:45) matematika adalah suatu alat

untuk mengembangkan cara berpikir. Matematika merupakan pengetahuan

yang berkenaan dengan gagasan, konsep-konsep dan simbol-simbol yang

abstrak serta berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis

(Herman Hudojo, 2001:46). Oleh karena matematika merupakan alat untuk

mengembangkan cara berpikir dan merupakan pengetahuan yang berkenaan

dengan konsep-konsep yang diatur secara logis maka dalam penerapannya

dibutuhkan intelegensi.

Gardner (dalam Paul Suparno, 2004:17) mendefinisikan intelegensi

sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

produk dalam keadaan yang bermacam-macam dan dalam situasi yang

nyata. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

tinggi rendahnya prestasi belajar (Mulyasa, 2013:191). Gardner (dalam

Suparno, 2004:17) mengemukakan ada 9 intelegensi. Salah satu diantara

kesembilan intelegensi tersebut adalah intelegensi matematis-logis.

Intelegensi matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan

dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Salah satu bagian

dari intelegensi matematis-logis adalah kemampuan penalaran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:950) penalaran

adalah cara atau perihal menggunakan nalar, pemikiran dan cara berpikir

logis. Kemampuan penalaran sangat berguna bagi siswa untuk memecahkan

permasalahan yang ada di dalam pembelajaran matematika. Siswa yang

memiliki kemampuan penalaran tinggi akan terlihat dari cara berpikirnya

dalam menghadapi persoalan. Siswa tersebut dapat memecahkan setiap

persoalan secara logis, kritis dan sistematis.

TIMSS (Trend in Student Achievement in Mathematics and Science)

adalah studi International yang mengukur prestasi matematika dan sains.

Penalaran (reasoning) merupakan salah satu domain yang dimuat dalam

TIMSS. Domain yang lainnya yaitu pengetahuan (knowing) dan penerapan

(applying). Menurut hasil TIMSS pada tahun 2011, Indonesia menempati

posisi 36 dari 40 negara yang mengikuti dengan skor penalaran paling

rendah yaitu 17 poin, sedangkan skor domain yang lain yaitu, pengetahuan

31 poin dan penerapan 23 poin (dalam Mullis, Ina V.S, 2012).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain intelegensi siswa, keberhasilan siswa dalam belajar sebagian

besar terletak pada usaha, pandangan dan kegiatan belajar siswa tersebut.

Menurut Kilpatrick, Swafford, dan Findel (2001:131), kecenderungan

memandang matematika sebagai sesuatu yang berguna dan berharga,

percaya bahwa dengan usaha yang tekun dan ulet dalam mempelajari

matematika akan membuahkan hasil dan melakukan perbuatan sebagai

pembelajar yang efektif dapat disebut disposisi matematis. Guru memiliki

peranan penting dalam mendorong siswa untuk mempertahankan sikap

positif terhadap matematika agar prestasi belajar yang dicapai siswa dapat

maksimal.

Berdasarkan fakta yang peneliti temui di lapangan, beberapa siswa

masih memiliki kemampuan penalaran matematis dan disposisi matematis

yang rendah. Observasi dilakukan tanggal 7 Maret 2016 di kelas VIII G

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Materi yang sedang diajarkan guru

adalah materi lingkaran. Pembelajaran masih menggunakan metode

konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. Metode tanya jawab yang

diberikan guru kurang mendorong siswa untuk menalar secara mandiri. Hal

ini terlihat dari cara guru yang selalu menuntun siswa dalam menyelesaikan

soal. Soal yang diberikan guru hanya pada taraf kesulitan sedang sehingga

kurang melatih penalaran siswa.

Pada saat guru memberikan latihan soal kepada siswa, beberapa

siswa terlihat aktif mengerjakan soal yang diberikan guru. Siswa tersebut

memiliki rasa ingin tahu yang besar dan percaya diri dalam mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mereka tekun dan ulet dalam mengerjakan soal yang diberikan guru.

Apabila ada soal yang tidak mereka pahami, mereka tidak segan untuk

bertanya dengan gurunya. Namun di sisi lain ada siswa yang masih belum

memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap matematika. Mereka

cenderung diam dan tidak percaya diri ketika guru memberikan latihan soal.

Hal ini terlihat bahwa disposisi siswa yang meliputi kecenderungan

memandang matematika sebagai sesuatu yang berguna dan berharga,

percaya diri, tekun dan ulet dalam mengerjakan soal matematika dan rasa

ingin tahu terhadap matematika kurang.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru matematika di

luar jam pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mendapatkan

informasi bahwa siswa di kelas VIII G ada yang memiliki prestasi yang

tinggi dan ada pula yang memiliki prestasi yang rendah. Menurut guru

pengampu, beberapa siswa di kelas VIII G yang tekun dan rajin dalam

mengerjakan soal memiliki prestasi yang lebih tinggi dibanding siswa yang

tidak mau mengerjakan latihan soal.

Dengan melihat permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai adakah hubungan antara kemampuan

penalaran matematis dan disposisi matematis terhadap prestasi belajar

siswa. Oleh karena itu, penelitian yang akan penulis lakukan berjudul

“Hubungan Antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Disposisi

Matematis Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa di Kelas VIII G

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat didefinisikan

permasalahan sebagai berikut:

1. Guru selalu menuntun siswa dalam menyelesaikan soal sehingga

kurang mendorong siswa untuk menalar secara mandiri.

2. Guru memberikan soal dengan taraf kesulitan yang sedang sehingga

kurang melatih penalaran siswa.

3. Beberapa siswa kurang aktif selama proses pembelajaran

berlangsung.

4. Beberapa siswa tidak mau mengerjakan soal matematika.

5. Beberapa siswa belum memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap

matematika.

6. Siswa cenderung diam dan tidak percaya diri ketika guru

memberikan latihan soal.

7. Beberapa siswa memiliki prestasi belajar matematika yang kurang

memuaskan.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan paparan di atas, maka dapat ditulis beberapa

pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini hanya akan melihat hubungan antara kemampuan

penalaran matematis dan disposisi matematis terhadap prestasi

belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas VIII G SMP

Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

3. Pokok bahasan akan dibatasi pada materi bangun ruang sisi datar

yaitu kubus dan balok.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas, permasalahan

yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah hubungan antara kemampuan penalaran matematis dengan

prestasi belajar matematika siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur

1 Yogyakarta?

2. Adakah hubungan antara disposisi matematis dengan prestasi

belajar matematika siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1

Yogyakarta?

3. Adakah hubungan secara bersamaan antara kemampuan penalaran

matematis dan disposisi matematis dengan prestasi belajar

matematika siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?

E. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk:

1. Mengetahui hubungan antara kemampuan penalaran matematis

dengan prestasi belajar matematika siswa.

2. Mengetahui hubungan antara disposisi matematis dengan prestasi

belajar matematika siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Mengetahui hubungan secara bersamaan antara kemampuan

penalaran matematis dan disposisi matematis dengan prestasi belajar

matematika siswa.

F. Batasan Istilah

1. Kemampuan Penalaran Matematis

Kemampuan penalaran matematis merupakan kemampuan

yang dimiliki masing-masing siswa dalam memecahkan

permasalahan matematika secara logis.

2. Disposisi Matematis

Disposisi matematis adalah kecenderungan menganggap

matematika berguna, percaya diri serta tekun dan ulet dalam

mempelajari matematika dan yakin bahwa yang dilakukan akan

membuahkan hasil.

3. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar matematika adalah nilai yang diperoleh

siswa setelah menempuh kegiatan pembelajaran matematika.

Prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai

ulangan siswa materi kubus dan balok.

4. Kubus dan Balok

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah

persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Balok merupakan bangun

ruang yang dibentuk oleh tiga pasang persegi panjang yang masing-

masingnya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi:

1. Guru Matematika

Dengan adanya penelitian ini memberikan informasi tentang

hubungan antara kemampuan penalaran matematis dan disposisi

matematis siswa terhadap prestasi belajar siswa. Guru dapat

mengupayakan peningkatan kemampuan penalaran dan disposisi

matematis siswa sehingga prestasi belajar matematika siswa akan

lebih maksimal.

2. Siswa

Siswa diharapkan lebih meningkatkan kemampuan

penalaran matematis dengan mengerjakan latihan soal yang taraf

kesulitannya lebih tinggi sehingga dapat melatih keterampilan siswa

untuk menalar secara mandiri. Selain itu, siswa diharapkan dapat

meningkatkan usaha dalam belajar matematika sehingga prestasi

belajar yang dihasilkan akan lebih maksimal.

3. Peneliti

Sebagai calon pendidik nantinya, hasil dari penelitian ini

dapat memberikan pengalaman bagi peneliti sebelum terjun di

dalam dunia pendidikan. Selain itu, penelitian ini dapat membantu

peneliti untuk mengetahui hubungan antara kemampuan penalaran

matematis dan disposisi matematis siswa terhadap prestasi belajar

siswa. Dengan demikian ketika peneliti menjadi guru nantinya,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peneliti dapat mengupayakan peningkatan kemampuan penalaran

matematis siswa dan disposisi matematis siswa agar prestasi belajar

matematika siswa dapat lebih maksimal.

H. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal Skripsi

Bagian awal skripsi memuat beberapa halaman yang

memuat halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,

halaman persembahan, pernyataan keaslian karya, lembar

pernyataan, persetujuan publikasi karya, abstrak, kata pengantar,

daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, daftar gambar dan daftar

lampiran.

2. Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari 5 bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Bagian ini berisi tentang latar belakang, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

tujuan, batasan istilah, manfaat dan sistematika

penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Bagian ini berisi tentang landasan teori yang

digunakan sebagai dasar penulisan yang meliputi,

intelegensi, intelegensi ganda, intelegensi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

matematis logis, kemampuan penalaran, disposisi

matematis, prestasi belajar matematika dan materi

bangun ruang sisi datar yaitu kubus dan balok.

Selain itu dalam bagian ini berisi kerangka berpikir

dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang uraian metode penelitian

yang meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel,

tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian,

perumusan variabel, bentuk data, metode

pengumpulan data, instrumen penelitian, uji

validitas dan reliabilitas, teknik analisis data.

BAB IV : PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS

DATA DAN PEMBAHASAN

Bagian ini berisi tentang deskripsi pelaksanaan

penelitian, deskripsi data, data penelitian, analisis

data, pembahasan, dan keterbatasan penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bagian ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan

saran-saran yang terkait skripsi.

3. Bagian Akhir Skripsi

Pada akhir penulisan skripsi terdiri dari daftar pustaka dan

lampiran-lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. INTELEGENSI

Gardner (dalam Suparno,2003:17) mendefinisikan intelegensi

sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan

produk dalam keadaan yang bermacam-macam dan dalam situasi yang

nyata. Pendapat yang tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas yaitu,

intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan

untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan

cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat

(Slameto, 2010: 56). Sedangkan menurut D. Wechsler (dalam Saparinah,

1991:125), dalam bukunya The Measurement of Adult Intellegence yaitu:

“Intelligence is the aggregate or global capacity of individual to act


purposefully, do think rationally and to ideal effectively with his
environment”.

Pendapat D. Wechsler di atas artinya intelegensi adalah keseluruhan

kemampuan individu untuk melakukan tindakan yang bertujuan, berpikir

secara rasional dan untuk menghadapi lingkungannya secara efektif.

Menurut Gardner (dalam Suparno,2003) seseorang memiliki intelegensi

tinggi apabila dapat menyelesaikan persoalan hidup nyata dan situasi yang

bermacam-macam. Oleh karena itu, untuk mengerti intelegensi seseorang

perlu dilihat bagaimana orang itu menghadapi persoalan nyata dalam hidup.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Seseorang yang mempunyai intelegensi yang berkaitan dengan matematis

logis, dapat dilihat dari bagaimana seseorang memecahkan persoalan di

masyarakat, pada waktu memimpin rapat dan menganalisis persoalan yang

nyata.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi,

menyesuaikan dan memecahkan persoalan dengan cepat dan efektif.

B. INTELEGENSI GANDA

Teori intelegensi ganda (multiple Intelligence) ditemukan dan

dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan

dan profesor pendidikan. Menurut Fleetham (dalam Yaumi dan Ibrahim,

2013:11) multiple inteligences atau biasa disebut dengan kecerdasan jamak

adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki seseorang untuk

menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran. Intelegensi ganda

adalah sembilan kecerdasan yang ditemukan dalam diri seorang.

Kesembilan intelegensi itu berperan dalam keberhasilan hidup seseorang

(Suparno, 2003:5).

Dalam penelitiannya, Gardner (dalam Suparno,2003) memasukan

sembilan intelegensi yang diterima oleh masyarakat yaitu:

1. Intelegensi Linguistik (Linguistik Intelligence) adalah kemampuan

untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara

oral maupun tertulis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

2. Intelegensi Matematis-Logis (Logical-Mathematical Intelligence)

adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan

dan logika secara efektif, kepekaan pada pola logika, abstraksi,

kategorisasi, dan perhitungan.

3. Intelegensi Ruang (Spatial Intelligence) adalah kemampuan untuk

menangkap dunia ruang-visual secara tepat, mengenal bentuk dan

benda secara tepat, melakukan perubahan sebuah benda dalam

pikirannya dan mengenali perubahan itu, menggambarkan sebuah

hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta

mengungkapkan data dalam suatu grafik.

4. Intelegensi Kinestetik-badani (Bodily-kinesthetic Intelligence) adalah

kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk

mengekspresikan gagasan dan perasaan.

5. Intelegensi Musikal (Musical Intelligence) adalah kemampuan untuk

mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk

musik dan suara.

6. Intelegensi Interpersonal (Interpersonal Intelligence) adalah

kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan,

intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Intelegensi ini

berkaitan dengan kemampuan seorang untuk menjalin relasi dan

komunikasi dengan berbagai orang.

7. Intelegensi Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence) dalah

kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengenalan diri

itu.

8. Intelegensi Lingkungan/naturalis (Naturalist Intelligence) adalah

kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan

baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural;

kemampuan untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan

kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani dan

mengembangkan pengetahuan akan alam.

9. Intelegensi Eksistensial (Existential Intelligence) adalah kemampuan

seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi

atau keberadaan manusia.

C. INTELEGENSI MATEMATIS LOGIS

Menurut Gardner (dalam Suparno, 2003:29) Intelegensi Matematis-

Logis (Logical-Mathematical Intelligence) adalah kemampuan yang lebih

berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, kepekaan

pada pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan.

Ciri-ciri orang yang memiliki intelegensi matematis logis (Suparno,

2003), antara lain:

1. Perhitungan matematika sangat kuat.

2. Cara berpikirnya logis dan rasional.

3. Menjelaskan dan menyimpulkan permasalahan secara logis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

4. Sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam

pemikirannya.

5. Jalan pikirannya bernalar.

6. Mudah mengembangkan pola sebab akibat.

7. Cepat dalam mengambil langkah dan mampu menganalisis

permasalahan secara sistematis.

Orang yang memiliki intelegensi matematis logis dapat berpikir

secara logis, mampu menganalisis permasalahan secara sistematis, dan

mampu mengambil langkah untuk memecahkan persoalan tersebut. Oleh

karena itu, orang yang menonjol dalam intelegensi ini dapat menjadi

organisator yang baik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan

intelegensi matematis logis lebih menekankan pada logika seseorang.

Seorang yang mempunyai intelegensi matematis logis akan berpikir secara

logis dan rasional serta mampu menganalisis permasalahan secara

sistematis.

D. KEMAMPUAN PENALARAN

Penalaran merupakan konsep yang paling umum menunjuk pada

salah satu proses pemikiran untuk sampai pada kesimpulan sebagai

pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui

(Surajiyo, 2006: 20). Penalaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2008:950) yaitu a) cara atau perihal menggunakan nalar, pemikiran atau

cara berpikir logis, b) hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu

dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman, c) proses mental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip. Sedangkan

menurut Jujun S. Suriasumantri (1999:42) penalaran merupakan proses

berpikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan dan

mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.

Kegiatan proses berpikir setiap orang untuk menghasilkan

pengetahuan yang benar itu berbeda-beda karena apa yang disebut benar

bagi tiap orang tidak sama. Setiap jalan pikiran mempunyai kriteria

kebenaran. Kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses

penemuan kebenaran tersebut. Penalaran merupakan proses penemuan

kebenaran dan tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya

masing-masing.

Menurut R.G Soekadijo (2008:7) Penalaran adalah proses

menemukan kebenaran, artinya konklusi atau kesimpulannya harus berupa

proposisi yang benar. Dalam bentuk penalaran, pengetahuan yang menjadi

dasar konklusi itu adalah premis. Syarat pertama untuk mencapai konklusi

yang benar adalah semua proposisi di dalam premis itu harus benar.

Penalaran merupakan proses berpikir yang membuahkan

pengetahuan. Pengetahuan yang dihasilkan penalaran agar mempunyai

dasar kebenaran maka proses berpikir harus dilakukan dengan cara tertentu.

Penalaran sebagai kegiatan berpikir mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri yang

pertama adanya pola berpikir logis menurut pola tertentu. Kegiatan berpikir

bisa disebut logis bila ditinjau dari logika tertentu. Kedua, adanya proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

berpikir analitik yang merupakan konsekuensi dari pola pikir berdasarkan

langkah-langkah tertentu.

Selain memiliki ciri-ciri, penalaran dibedakan menjadi dua macam,

yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif

merupakan cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum ditarik

kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif

biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme

disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang

mendukung silogisme ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan

sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan

pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua

premis tersebut.

Contoh penalaran deduktif adalah

Premis mayor : Semua manusia akan mati

Premis minor : Socrates adalah manusia

Kesimpulan : Socrates akan mati

Kebenaran suatu konklusi atau kesimpulan didukung oleh tiga faktor

yaitu premis, konklusi dan cara penarikan konklusi. Apabila salah satu dari

ketiga faktor tersebut salah maka konklusinya juga akan salah. Contohnya

apabila premis mayor atau premis minor tersebut salah maka kesimpulannya

akan salah. Namun apabila premis sudah benar tetapi cara penarikan

kesimpulan salah maka konklusi akan salah. Oleh karena itu untuk

mendapatkan konklusi yang benar, ketiga faktor tersebut harus benar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Penalaran induktif merupakan cara berpikir dengan menarik

kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat

individual. Penalaran secara induktif dengan dimulai menyampaikan

pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan

terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan

yang bersifat umum.

Contoh penalaran induktif adalah

Premis 1 : Apel 1 keras dan hijau adalah masam.

Premis 2 : Apel 2 keras dan hijau adalah masam.

Kesimpulan : Semua apel keras dan hijau adalah masam.

Menurut R.G Soekadijo (2008:132) ciri-ciri penalaran induksi

sebagai berikut pertama, premis-premis dari induksi adalah proposisi

empirik yang langsung kembali kepada observasi indera atau proposisi

dasar (basic statement). Kedua, konklusi penalaran induktif lebih luas

daripada apa yang dinyatakan di dalam premis-premisnya. Ketiga, konklusi

penalaran induktif dapat dipercaya kebenarannya oleh pikiran atau dengan

perkataan lain memiliki kredibilitas rasional (probabilitas). Probabilitas itu

didukung oleh pengalaman, artinya menurut pengalaman biasanya cocok

dengan observasi indera, tidak mesti harus cocok.

Indikator kemampuan yang termasuk pada kemampuan penalaran

matematis dalam Asmar Bani (2011), yaitu:

1. Membuat analogi dan generalisasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Analogi adalah persamaan atau persesuaian antara dua benda

atau hal yang berlainan (Kamus Besar Bahasa Indonesia:2008:59),

sedangkan generalisasi adalah simpulan umum dari suatu kejadian

(Kamus Besar Bahasa Indonesia:2008:439). Contoh analogi dan

generalisasi:

a. Balok dapat dianalogikan dengan persegi panjang. Hal ini

dikarenakan panjang sisi yang berhadapan pada persegi panjang

adalah sama. Begitu juga dengan luas sisi yang berhadapan pada

balok adalah sama.

b. Bilangan ganjil + bilangan ganjil = bilangan genap (generalisasi)

Misalkan a dan b adalah sebarang bilangan bulat, maka 2a =

bilangan genap dan 2b = bilangan genap, maka 2a+1 dan 2b+1

adalah bilangan ganjil. Apabila dijumlahkan maka:

(2𝑎 + 1) + (2𝑏 + 1)

= 2𝑎 + 2𝑏 + 1

= 2(𝑎 + 𝑏 + 1)

Karena a dan b bilangan bulat maka (a+b+1) juga bilangan

bulat, sehingga 2(a+b+1) adalah bilangan genap. Jadi, bilangan

ganjil + bilangan ganjil = bilangan genap.

2. Memberikan penjelasan dengan menggunakan model

Seseorang yang mempunyai kemampuan penalaran matematis

akan mudah memberikan penjelasan dengan menggunakan model.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Seseorang itu tidak berpatok pada rumus yang ada melainkan dapat

menjelaskan sesuatu dengan menggunakan model.

3. Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi

matematika.

Seseorang yang mempunyai kemampuan penalaran matematis

akan menggunakan pola atau hubungan untuk menganalisis situasi

matematika. Contoh: ketika siswa menentukan rumus volume balok.

Siswa melihat hubungan antara konsep volume dengan benda apa yang

dapat memenuhi balok tersebut. Volume adalah sesuatu yang dapat

memenuhi bangun ruang, untuk dapat memenuhi balok maka siswa

tersebut menggunakan kubus satuan. Hal ini karena hanya kubus satuan

yang dapat memenuhi balok tersebut.

4. Menyusun dan menguji konjektur

Konjektur adalah suatu pernyataan yang belum diketahui

kebenarannya atau belum dapat dibuktikan. Contoh konjektur adalah

setiap bilangan genap yang lebih besar dari 2 bisa dituliskan sebagai

jumlah dua bilangan prima (Konjektur Goldbach).

5. Memeriksa validitas argumen

Validitas adalah sifat benar menurut bahan bukti yang ada,

logika berpikir, sifat valid, kesahihan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia:2008:1543). Seseorang yang mempunyai kemampuan

penalaran matematis tidak hanya menerima argumen dengan

“seadanya” melainkan memeriksa validitas dari argumen tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

6. Menyusun pembuktian langsung

Pembuktian langsung adalah cara pembuktian yang berpangkal

pada premis-premis yang diketahui dengan menggunakan kaidah

inferensi yang sesuai dan memperoleh pernyataan yang akan dibuktikan

sebagai kesimpulannya (Frans Susilo,2012:47).

7. Menyusun pembuktian tidak langsung

Pembuktian tidak langsung adalah bukti yang berpangkal pada

negasi dari pernyataan yang akan dibuktikan kebenarannya (Frans

Susilo,2012:49).

8. Mengikuti aturan inferensi

Kaidah inferensi adalah penalaran deduktif yang sah (valid),

bila dan hanya bila implikasi dari yang antesedennya adalah konjungsi

dari semua premis dan konsekuennya adalah kesimpulan dari penalaran

deduktif itu merupakan suatu tautologi (Frans Susilo,2012:40). Contoh

kaidah inferensi adalah Modus Ponens:

Premis 1 :𝑝→𝑞

Premis 2 :𝑝

Kesimpulan :𝑞

Berdasarkan paparan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan penalaran matematis merupakan kemampuan yang dimiliki

masing-masing siswa dalam memecahkan permasalahan matematika secara

logis. Dengan demikian kemampuan penalaran matematis merupakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

bagian dari intelegensi matematis-logis. Hal ini dikarenakan dalam

intelegensi matematis logis menekankan pada logika atau pemikiran logis

yang merupakan faktor utama dari penalaran.

E. DISPOSISI MATEMATIS

Menurut Kilpatrick, Swafford, dan Findel (2001: 131), disposisi

matematis adalah kecenderungan memandang matematika sebagai sesuatu

yang berguna dan berharga, percaya bahwa dengan usaha yang tekun dan

ulet dalam mempelajari matematika akan membuahkan hasil dan

melakukan perbuatan sebagai pembelajar yang efektif. Berdasarkan

pengertian menurut Kilpatrick dkk, disposisi matematis meliputi

pandangan, percaya diri dan usaha siswa dalam pembelajaran matematika.

Disposisi matematis siswa akan berkembang ketika siswa

mempelajari aspek kompetensi lainnya. Sebagai contoh, ketika siswa

membangun kemampuan menyusun strategi dalam menyelesaikan masalah

dan berhasil dalam menyelesaikan masalah matematis tersebut maka sikap

dan keyakinan siswa sebagai seorang pelajar menjadi lebih positif dalam

pembelajaran matematika (Kilpatrick, Swafford, dan Findel, 2001: 131).

Makin banyak konsep matematika yang dapat dikuasai siswa, siswa tersebut

akan menyadari bahwa matematika dapat dipelajari.

Kilpatrick, Swafford, dan Findel menyatakan ketika siswa jarang

diberikan masalah matematika yang lebih menantang untuk dipecahkan,

mereka akan memilih untuk menghafalkan langkah-langkah penyelesaian

yang diberikan gurunya daripada berusaha mencari tahu langkah-langkah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

penyelesaiannya sendiri. Hal ini yang menyebabkan siswa mulai kehilangan

kepercayaan diri mereka ketika menghadapi soal baru. Namun ketika siswa

percaya bahwa dirinya memiliki kecakapan dalam belajar matematika dan

menggunakan matematika untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh

guru, siswa tersebut menjadi mampu untuk mengembangkan kemampuan

penalarannya. Siswa yang percaya akan kemampuan matematika yang

dimilikinya akan belajar dari pengalaman dan cenderung mencari

permasalahan yang menantang. Siswa tersebut tidak mudah putus asa

apabila mengalami kegagalan. Dengan demikian, disposisi siswa terhadap

matematika adalah faktor utama dalam menentukan keberhasilan

pendidikan mereka.

Menurut Polking (dalam Heris Hendriana, 2014:91) disposisi

matematis meliputi tujuh komponen yaitu:

1. Percaya diri dalam menggunakan matematika untuk memecahkan

masalah, mengkomunikasikan ide dan gagasan.

2. Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematika dan berusaha

mencari metode alternatif untuk memecahkan masalah.

3. Tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas matematika.

4. Memiliki minat, rasa ingin tahu dan daya temu dalam melakukan

tugas matematika.

5. Memiliki kecenderungan memonitor dan melakukan refleksi dari

cara berpikir.

6. Mengaplikasikan matematika ke dalam pengalaman sehari-hari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

7. Mengapresiasi peran matematika dalam kultur dan nilai matematika

sebagai alat dan bahasa.

F. PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang artinya hasil usaha

(Arifin, 2009: 12). Menurut Mulyasa (2013:189) prestasi belajar adalah

hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto, 2010: 2). Sedangkan menurut Mulyasa (2013:189) belajar pada

hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk

memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat

dikatakan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seorang

untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang diperolehnya melalui

adanya pengalaman.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah

melakukan perubahan tingkah laku melalui pengalamannya, hasil belajar

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

(Susanto, 2013: 5). Kegiatan belajar merupakan proses perubahan tingkah

laku yang dapat dilihat dari aspek pengetahuan, pemahaman, sikap,

kebiasaan dan keterampilan. Prestasi belajar pada umumnya berkenaaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek

pembentukan watak siswa.

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:895)

yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka

nilai yang diberikan oleh guru. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat

Sumadi (2006:297) prestasi dapat pula didefinisikan sebagai berikut : “nilai

merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai

kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa tertentu”. Berdasarkan

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang

diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar dalam kurun waktu

tertentu dan ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan

hasil berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa digolongkan menjadi dua golongan

yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah

faktor yang ada di luar individu. (Slameto, 2010:54).

Faktor intern yaitu faktor dalam diri individu. Faktor intern terdiri

dari tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor

kelelahan (Slameto, 2010:54). Faktor jasmaniah dibagi menjadi dua, yaitu

faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan seseorang berpengaruh

terhadap belajarnya. Seseorang dapat belajar dengan baik apabila


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin. Keadaan cacat tubuh

juga dapat mempengaruhi belajar. Seseorang yang cacat, belajarnya dapat

terganggu.

Selain faktor jasmaniah, faktor psikologis juga mempengaruhi

seseorang dalam belajar. Faktor psikologis terdiri dari intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kelelahan

(Slameto,2010:55). Intelegensi merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Semakin tinggi

tingkat intelegensi, makin tinggi pula kemungkinan tingkat hasil belajar

yang dapat dicapai. Jika intelegensinya rendah, maka kecenderungan hasil

yang dicapainya pun rendah, meskipun demikian, tidak boleh dikatakan

bahwa taraf prestasi belajar di sekolah kurang, pastilah taraf intelegensinya

kurang, karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya.

Faktor lain yang mempengaruhi seseorang dalam belajar adalah

minat. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan (Slameto,2010:57). Kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

Belajar sangat dipengaruhi oleh minat seseorang. Apabila siswa tidak

memiliki minat untuk belajar maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya karena tidak ada daya tarik baginya dan hasil yang diperoleh juga

tidak akan maksimal.

Selain minat, bakat juga mempengaruhi siswa dalam belajar, apabila

materi yang diajarkan sesuai dengan bakat siswa hasil belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

diperoleh akan lebih baik karena ia senang belajar. Kesiapan juga perlu

diperhatikan dalam belajar, siswa yang sudah memiliki kesiapan akan

memperoleh hasil belajar yang baik. Faktor kelelahan juga mempengaruhi

siswa dalam belajar. Siswa dapat belajar dengan baik apabila menghindari

jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya sehingga perlu

diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat

dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah

dan faktor masyarakat (Slameto, 2010:60). Keluarga adalah orang terdekat

dengan siswa. Pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik,

relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga

akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor sekolah yang

mempengaruhi prestasi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pelajaran, dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode

belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat berpengaruh pula terhadap

prestasi belajar siswa, masyarakat dapat berpengaruh positif dan dapat

berpengaruh negatif. Apabila siswa bergaul dengan masyarakat yang

berpengaruh positif maka seseorang berperilaku positif. Sebaliknya apabila

siswa bergaul dengan masyarakat yang berpengaruh negatif maka siswa

cenderung berperilaku negatif juga.

Berdasarkan uraian di atas, prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

dalam diri individu sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari

luar individu. Namun di samping kedua faktor tersebut, keberhasilan siswa

belajar sebagian besar terletak pada usaha dan kegiatannya sendiri. Siswa

akan berhasil apabila berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar

yang efisien sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Sebaliknya,

apabila belajar secara serampangan, hasilnya pun akan sesuai dengan usaha

itu, bahkan mungkin tidak menghasilkan apa apa.

Dari paparan teori di atas, dapat disimpulkan prestasi belajar

matematika adalah nilai ulangan yang diperoleh seseorang setelah

menempuh kegiatan pembelajaran matematika. Hasil ini dapat dilihat dari

evaluasi yang merupakan nilai yang menunjukkan keberhasilan siswa dalam

memahami matematika.

G. KUBUS DAN BALOK

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah persegi

yang bentuk dan ukurannya sama (Sukino,2009:303). Menurut Slavin dan

Crisonino (2005:164), a cube is a rectangular solid with equal length,

width, and high (kubus adalah balok dengan panjang, lebar dan tinggi yang

sama), sedangkan balok merupakan bangun ruang yang dibentuk oleh tiga

pasang persegi panjang yang masing-masingnya mempunyai bentuk dan

ukuran yang sama (Sukino,2009:308). Menurut Slavin dan Crisonino

(2005:168), a rectangular solid is a uniform solid whose base is a rectangle

and whose height is perpendicular to its base (balok adalah suatu bangun

dengan alas persegi panjang, dan tingginya tegak lurus terhadap alas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Gambar 2.1 berikut masing-masing menunjukkan gambar sebuah balok dan

sebuah kubus.

(a) (b)

Gambar 2.1 (a) Kubus ABCD. EFGH (b) Balok PQRS.TUVW

1. Deskripsi Sisi, Rusuk, dan Titik Sudut

Sisi adalah daerah yang membatasi kubus/balok. Rusuk adalah ruas

garis yang merupakan perpotongan sisi kubus/balok. Titik sudut adalah

titik persekutuan dari tiga rusuk yang berdekatan pada kubus/balok.

a. Sisi, Rusuk dan Titik Sudut Kubus

Unsur-unsur utama dari kubus adalah sisi, rusuk dan titik sudut.

Pada gambar 2.1 (a), sisi ditunjukkan oleh sisi ABCD, rusuk

ditunjukkan oleh ruas garis AB, dan titik sudut ditunjukkan oleh titik D.

Sisi kubus adalah suatu bidang persegi yang membatasi bangun ruang

kubus. Pada gambar 2.1 (a) , salah satu sisi dinamakan bidang alas yaitu

sisi ABCD. Sisi yang berhadapan dengan alas dinamakan sisi atas atau

tutup, yaitu sisi EFGH. Sisi-sisi lainnya dinamakan sisi tegak atau

dinding, yaitu sisi ABEF, BCGF, CDGH, dan ADEH.

Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan perpotongan

dua sisi pada sebuah kubus. Kubus memiliki 12 rusuk yang meliputi

rusuk datar dan rusuk tegak. Rusuk datar kubus terdiri dari rusuk alas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

dan rusuk atas. Rusuk alas kubus ada 4 buah yaitu AB, BC, CD dan

DA, sedangkan rusuk atas kubus ada 4 buah yaitu EF, FG, GH dan HE.

Tiga buah rusuk kubus yang berdekatan akan bertemu pada satu

titik. Titik pertemuan itu disebut titik sudut kubus. Titik sudut kubus

adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus yang berdekatan. Gambar

2.1 (a) memiliki 8 titik sudut yaitu titik A, B, C, D, E, F, G dan H.

b. Sisi, Rusuk dan Titik Sudut Balok

Balok juga memiliki tiga unsur utama yang merupakan pembentuk

balok tersebut. Unsur-unsur utama balok adalah sisi balok, rusuk balok

dan titik sudut balok. Balok memiliki tiga pasang sisi, yang masing-

masing pasang berbentuk persegi panjang yang sama bentuk dan

ukurannya. Pada gambar 2.1 (b) menunjukkan sisi balok terdiri atas sisi

alas dan sisi atas yang saling sejajar yaitu sisi PQRS dan sisi TUVW.

Selain itu, pada gambar 2.1 (b) menunjukkan balok memiliki sisi tegak,

yaitu sisi QRVU, SRVW, PSWT dan PQUT.

Balok mempunyai 12 rusuk. Rusuk-rusuk tersebut terbagi

dalam tiga bagian yang masing-masing terdiri atas empat rusuk yang

sejajar dan sama panjang. Pada gambar 2.1 (b), menunjukkan rusuk-

rusuk yang terpanjang yang disebut panjang balok, yaitu rusuk PQ , SR,

TU, dan VW. Bagian kedua terdiri atas rusuk-rusuk tegak yang disebut

tinggi balok, yaitu rusuk PT, QU, RV, dan SW. Bagian ketiga terdiri

atas rusuk-rusuk miring yang disebut lebar balok, yaitu rusuk PS, QR,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

TW dan UV. Balok mempunyai 8 titik, pada gambar 2.1 (b)

menunjukkan titik sudut balok, yaitu titik P, Q, R, S, T, U, V, dan W.

2. Model Kerangka Kubus dan Balok

Gambar 2.2 Kerangka Kubus

Untuk membuat model kerangka kubus dengan panjang rusuk s

cm, jumlah kawat yang diperlukan dapat ditentukan dengan cara

berikut:

a. Banyak rusuk pada sebuah kubus adalah 12 buah

b. Rusuk-rusuk pada sebuah kubus memiliki panjang yang sama,

yaitu s cm.

Jadi, panjang kawat yang diperlukan = 12 × 𝑠 cm

= 12 𝑠

Selain kerangka kubus, ada pula kerangka balok yang terdiri dari

panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t).

Gambar 2.3 Kerangka Balok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Jika panjang balok = p, lebar = l, dan tinggi = t, maka:

Jumlah panjang rusuk balok = 4𝑝 + 4𝑙 + 4𝑡, atau

= 4(𝑝 + 𝑙 + 𝑡)

3. Diagonal Sisi, Diagonal Ruang dan Bidang Diagonal Kubus dan

Balok

Diagonal merupakan ruas garis yang menghubungkan dua titik

sudut (bukan rusuk). Diagonal sisi adalah ruas garis (bukan rusuk) yang

menghubungkan dua titik sudut dalam satu sisi. Diagonal ruang adalah

ruas garis (bukan rusuk) yang menghubungkan dua titik sudut yang

tidak terletak pada sisi yang sama. Bidang diagonal adalah bidang yang

memuat sepasang diagonal yang saling berpotongan.

a. Diagonal Sisi

1) Diagonal Sisi Kubus

Kubus mempunyai 6 buah persegi sebagai sisi kubus.

Masing-masing sisi kubus mempunyai dua buah diagonal.

Diagonal itu disebut diagonal sisi, yang banyaknya 6 × 2 =

12 buah. Semua diagonal sisi kubus mempunyai panjang yang

sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Diagonal sisi kubus adalah diagonal yang terdapat pada

sisi kubus. (Sukino,2009:305). Berikut ini merupakan

diagonal bidang kubus ABCD.EFGH:

Gambar 2.4 Diagonal Sisi Kubus ABCD.EFGH

Pada gambar 2.4 , AF merupakan salah satu diagonal

kubus ABCD.EFGH. Panjang diagonal sisi AF dapat dicari

dengan melihat hubungan antara sisi AB dan sisi BF.

Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH dimisalkan dengan

𝑎 satuan panjang. Dengan menggunakan Teorema

Pythagoras, dapat diperoleh:

𝐴𝐹 2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐹 2

𝐴𝐹 = √𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐹 2

= √𝑎2 + 𝑎2

= √2𝑎2

𝐴𝐹 = 𝑎√2

Jadi, diagonal sisi kubus ABCD.EFGH adalah 𝑎√2

satuan panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

2) Diagonal Sisi Balok

Balok mempunyai 12 buah diagonal bidang. Diagonal

sisi pada balok tidak semuanya mempunyai panjang yang

sama, bergantung pada ukuran bidang balok tersebut. Berikut

ini merupakan contoh diagonal sisi dari balok PQRS.TUVW:

Gambar 2.5 Diagonal Sisi Balok PQRS. TUVW

Untuk mencari diagonal sisi, dapat menggunakan

Teorema Pythagoras, diperoleh hubungan berikut.

𝑃𝑅 2 = 𝑃𝑄 2 + 𝑄𝑅 2

𝑃𝑅 = √𝑃𝑄 2 + 𝑄𝑅 2

𝑃𝑅 = √𝑝2 + 𝑙 2

(a)

𝑃𝑈 2 = 𝑃𝑄 2 + 𝑄𝑈 2

𝑃𝑈 = √𝑃𝑄 2 + 𝑄𝑈 2

𝑃𝑈 = √𝑝2 + 𝑡 2

(b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

𝑃𝑊 2 = 𝑃𝑆 2 + 𝑆𝑊 2

𝑃𝑊 = √𝑃𝑆 2 + 𝑆𝑊 2

𝑃𝑊 = √𝑙 2 + 𝑡 2

(c)

Gambar 2.6 (a) Diagonal Sisi PR (b) Diagonal Sisi PU

(c) Diagonal Sisi PW

Dengan demikian, dapat diperoleh bahwa panjang diagonal sisi pada

suatu balok tidak sama, bergantung pada letak diagonal bidang tersebut.

(Marsigit, 2009 :193).

b. Diagonal Ruang

1) Diagonal Ruang Kubus

Kubus juga memiliki diagonal ruang, yaitu ruas garis

(bukan rusuk) yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak

terletak pada sisi yang sama. Kubus memiliki 4 diagonal ruang.

Berikut ini merupakan gambar diagonal ruang kubus

ABCD.EFGH:

Gambar 2.7 Diagonal Ruang Kubus ABCD.EFGH


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Pada gambar 2.7 , contoh diagonal ruang misalnya

AG, CE, HB, dan DF. Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH

dimisalkan 𝑎 satuan panjang. Dengan menggunakan Teorema

Pythagoras, diperoleh hubungan berikut:

𝐴𝐺 2 = 𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2

𝐴𝐺 = √𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2

Oleh karena AC adalah diagonal sisi kubus

ABCD.EFGH maka panjang AC adalah 𝑎√2 satuan panjang,

Dengan demikian,

𝐴𝐺 = √𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2

= √(𝑎√2)2 + 𝑎2

= √2𝑎2 + 𝑎2

𝐴𝐺 = 𝑎√3

Jadi, jika ABCD.EFGH adalah sebuah kubus dengan

panjang rusuk 𝑎 satuan panjang, maka diagonal ruang kubus

ABCD.EFGH adalah 𝑎√3 satuan panjang.

2) Diagonal Ruang Balok

Gambar 2.8 Diagonal Ruang Balok PQRS.TUVW


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Balok memiliki 4 diagonal ruang. Pada gambar 2.8

menunjukkan salah satu diagonal ruang balok PQRS.TUVW

adalah RT. Panjang diagonal ruang RT dapat ditentukan sebagai

berikut:

𝑅𝑇 2 = 𝑃𝑅 2 + 𝑃𝑇 2

𝑅𝑇 = √𝑃𝑅 2 + 𝑃𝑇 2

RT merupakan diagonal sisi balok PQRS.TUVW Nilai

dari 𝑃𝑅 2 adalah 𝑃𝑅 2 = 𝑃𝑄 2 + 𝑄𝑅 2 = 𝑝2 + 𝑙 2

Sehingga,

𝑅𝑇 = √𝑃𝑅 2 + 𝑃𝑇 2

= √(𝑝2 + 𝑙 2 ) + 𝑡 2

= √𝑝2 + 𝑙 2 + 𝑡 2

Jadi, panjang diagonal ruang RT adalah √𝑝2 + 𝑙 2 + 𝑡 2

dengan 𝑝, 𝑙 dan 𝑡 berturut-turut adalah panjang, lebar dan tinggi

balok PQRS.TUVW.

Dengan demikian, diagonal-diagonal balok tidak sama

panjang. Akan tetapi diagonal-diagonal ruangnya sama panjang

(Marsigit, 2009 :193).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

c. Bidang Diagonal

1) Bidang Diagonal Kubus

Kubus ABCD.EFGH, selain memiliki diagonal sisi

dan diagonal ruang juga memiliki bidang diagonal. Contoh

bidang diagonal kubus seperti berikut ini:

Gambar 2.9 Bidang Diagonal Kubus ABCD.EFGH

Bidang-bidang pada Gambar 2.9 menunjukkan

bidang-bidang diagonal suatu kubus. Kubus memiliki 6 buah

bidang diagonal yang masing-masing berbentuk persegi

panjang yang sama dan sebangun (kongruen).

2) Bidang Diagonal Balok

Gambar 2.10 Bidang Diagonal Balok PQRS.TUVW

Bidang diagonal balok merupakan bidang yang

memuat sepasang diagonal balok yang saling berpotongan.

Balok juga memiliki 6 bidang diagonal. Pada gambar 2.10 ,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

bidang PQVW adalah salah satu bidang diagonal balok

PQRS.TUVW.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan unsur-unsur kubus

dan balok adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Unsur-unsur Kubus dan Balok

Banyaknya

No Bangun Titik Diagonal Diagonal Bidang


Sisi Rusuk
sudut sisi ruang diagonal

1. Balok 6 12 8 12 4 6

2. Kubus 6 12 8 12 4 6

4. Jaring-Jaring Kubus dan Balok

Jika model suatu bangun ruang diiris pada beberapa rusuknya,

kemudian direbahkan sehingga terjadi bangun datar, maka bangun datar

tersebut disebut jaring-jaring. (Adinawan, M.Cholik dan Sugijono,

2013:114).

a. Jaring-Jaring Kubus

Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi yang

kongruen, yang jika dilipat-lipat menurut garis persekutuan dua

persegi dapat membentuk kubus, tetapi tidak boleh ada bidang yang

rangkap atau bertumpuk. Dengan demikian, tidak semua rangkaian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

6 buah persegi merupakan jaring-jaring kubus. (Adinawan,

M.Cholik dan Sugijono, 2013:115).

Gambar 2.11 Jaring-jaring Kubus ABCD.EFGH

b. Jaring-Jaring Balok

Gambar 2.12 Jaring-jaring Balok ABCD.EFGH

Jaring-jaring balok merupakan rangkaian enam buah persegi

panjang yang jika dilipat menurut garis persekutuan dua persegi

panjang dapat membentuk sebuah balok. (Adinawan, M.Cholik dan

Sugijono, 2013:115).

5. Luas Permukaan Kubus dan Balok

Luas permukaan kubus atau balok adalah jumlah luas seluruh

permukaan (bidang) pada bangun ruang tersebut. Untuk menentukan

luas permukaan kubus atau balok, perlu diketahui hal-hal berikut

(Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, 2013:118):


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

a) Banyak bidang pada kubus atau balok.

b) Bentuk dari masing-masing bidang tersebut.

Luas permukaan kubus atau balok dapat diperoleh dari rumus-

rumus luas bangun datar yang telah dipelajari, yaitu luas persegi dan

luas persegi panjang.

a. Luas Permukaan Kubus

Gambar 2.13 Kubus dan Jaring-jaring Kubus

Mencari luas permukaan kubus dapat menggunakan jaring-

jaring kubus seperti pada gambar 2.13. Panjang rusuk kubus

dimisalkan 𝑠.

Luas permukaan kubus ABCD.EFGH

= luas ABCD + luas EFGH + luas ABFE + luas DCGH + luas

ADHE +luas BCGF

= luas persegi + luas persegi + luas persegi + luas persegi + luas

persegi + luas persegi

=( 𝑠 × 𝑠) + ( 𝑠 × 𝑠) + ( 𝑠 × 𝑠) + ( 𝑠 × 𝑠) + ( 𝑠 × 𝑠) + ( 𝑠 × 𝑠)

= 𝑠 2 + 𝑠 2 + 𝑠 2 + 𝑠 2 + 𝑠 2 + 𝑠 2 = 6𝑠 2

Jadi, luas permukaan kubus = 6𝑠 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

b. Luas Permukaan Balok

5
3 2

Gambar 2.14 Balok dan Jaring-jaring Balok

Mencari luas permukaan balok dapat menggunakan jaring-

jaring balok seperti pada gambar 2.14.

Luas permukaan balok PQRS.TUVW

= luas 1+ luas 2 + luas 3 + luas 4 + luas 5 + luas 6

=( 𝑝 × 𝑙) + ( 𝑝 × 𝑡) + ( 𝑙 × 𝑡) + ( 𝑝 × 𝑙) + ( 𝑙 × 𝑡) + ( 𝑝 × 𝑡)

= ( 𝑝 × 𝑙) + ( 𝑝 × 𝑙) + ( 𝑝 × 𝑡) + ( 𝑝 × 𝑡) + ( 𝑙 × 𝑡) + ( 𝑙 × 𝑡)

= 2 × (𝑝 × 𝑙) + 2 × (𝑝 × 𝑡) + 2 × (𝑙 × 𝑡)

= 2(𝑝 × 𝑙) + 2(𝑝 × 𝑡) + 2(𝑙 × 𝑡)

Jadi, luas permukaan balok

= 2(𝑝. 𝑙) + 2(𝑝. 𝑡) + 2(𝑙. 𝑡)

= 2(𝑝. 𝑙 + 𝑝. 𝑡 + 𝑙. 𝑡)

6. Volume Kubus dan Balok

a. Volume Kubus

Kubus mempunyai 12 rusuk sama panjang. Semua sisinya

mempunyai luas yang sama. Luas alas kubus dengan panjang rusuk

𝑠 adalah 𝑠 2 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Volume kubus = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

= 𝑠2 × 𝑠

= 𝑠3

Jadi, volume kubus dengan panjang rusuk 𝑠 adalah 𝑠 3 .

b. Volume Balok

Volume adalah isi yang dapat memenuhi bangun ruang.

Volume diukur dalam satuan kubik.

Untuk memperoleh rumus volume balok, dapat digunakan

kubus satuan. Menggunakan kubus satuan dikarenakan yang paling

fleksibel untuk memenuhi ruang dalam balok adalah kubus satuan.

Tabel 2.2 Volume Balok dengan Berbagai Ukuran

Banyak
Balok Panjang Lebar Tinggi Volume
Kubus

4 cm 2 cm 1 cm 8=4×2 ×1 8 cm3

4 cm 3 cm 1 cm 12 = 4 × 3 × 1 12 cm3

4 cm 3 cm 2 cm 24 = 4 × 3 × 2 24 cm3

4 cm 4 cm 3 cm 48 = 4 × 4 × 3 48 cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Dari tabel 2.2 di atas, untuk mencari volume balok dengan berbagai

ukuran, dapat menggunakan kubus satuan. Dari tabel di atas, bilangan-

bilangan pada kolom-6 = hasil kali bilangan pada kolom ke-2, ke-3, dan

ke-4. Dengan demikian dapat disimpulkan,

Volume balok

= panjang × lebar ×tinggi

=𝑝×𝑙×𝑡

Jadi, volume balok

=𝑝×𝑙×𝑡

H. PENELITIAN YANG RELEVAN

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang mendukung

direkomendasikannya penelitian hubungan antara kemampuan penalaran

matematis dan disposisi matematis terhadap prestasi belajar siswa di kelas

VIII G SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016:

1. Hasil penelitian Novita Yuanari (2011) tentang “Penerapan Strategi

TTW(Think-Talk-Write) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa Kelas VIII SMP N

5 Wates Kulonprogo” menunjukkan bahwa ada peningkatan disposisi

matematis siswa kelas VIII B di SMP Negeri 5 Wates setelah mengikuti

pembelajaran dengan strategi TTW. Banyaknya siswa yang mengalami

peningkatan kategori skor angket disposisi matematis dari sebelum

dilaksanakan penelitian sampai pada akhir siklus I sebesar 25,80%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Sedangkan banyaknya siswa yang mengalami peningkatan kategori

skor angket disposisi matematis dari akhir siklus I sampai pada akhir

siklus II sebesar 81,25%.

2. Hasil penelitian Zanuar Akhmad Qhoiry (2014) tentang “Kontribusi

Kemampuan Koneksi, Kemampuan Representasi, dan Disposisi

Matematis Terhadap Prestasi Belajar Matematika dengan

Menggunakan Analisis Jalur” menunjukkan bahwa:

a. Kontribusi kemampuan koneksi matematis terhadap prestasi belajar

matematika siswa dengan keterlibatan disposisi matematis sebesar

0%. Artinya, jika siswa memiliki kemampuan koneksi matematis

yang didasari oleh disposisi matematis maka kemampuan koneksi

matematis tidak berkontribusi terhadap prestasi belajar siswa

tersebut.

b. Kontribusi kemampuan representasi matematis terhadap prestasi

belajar matematika siswa dengan keterlibatan disposisi matematis

sebesar 80,56%. Artinya, jika siswa memiliki kemampuan

representasi matematis yang didasari oleh disposisi matematis maka

kemampuan representasi matematis akan berkontribusi terhadap

prestasi belajar siswa tersebut.

c. Kontribusi kemampuan koneksi, kemampuan representasi

matematis, dan disposisi matematis terhadap prestasi belajar

matematika siswa secara simultan sebesar 87,24%. Artinya, jika

siswa memiliki kemampuan koneksi, kemampuan representasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

matematis, dan disposisi matematis secara bersamaan akan

berkontribusi sebesar 87,24% terhadap prestasi belajar siswa

tersebut.

3. Hasil penelitian Sri Mulatsih (2013) tentang “Pembelajaran Berbasis

Masalah Open-ended untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan

Persepsi Siswa Terhadap Disposisi Matematis” menunjukkan bahwa:

a. Kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran berbasis masalah Open-ended (PBMO) lebih tinggi

dari siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional.

b. Kemampuan penalaran matematis siswa berkemampuan awal

matematika tinggi yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah

Open-ended (PBMO) lebih tinggi dari siswa yang memperoleh

pembelajaran secara konvensional.

c. Kemampuan penalaran matematis siswa berkemampuan awal

matematika sedang yang memperoleh pembelajaran berbasis

masalah Open-ended (PBMO) lebih tinggi dari siswa yang

memperoleh pembelajaran secara konvensional.

d. Kemampuan penalaran matematis siswa berkemampuan awal

matematika rendah yang memperoleh pembelajaran berbasis

masalah Open-ended (PBMO) lebih tinggi dari siswa yang

memperoleh pembelajaran secara konvensional.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

e. Siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah open-ended

(PBMO) memiliki persepsi terhadap disposisi matematis lebih tinggi

dari siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional.

f. Siswa berkemampuan awal matematika tinggi yang memperoleh

pembelajaran berbasis masalah open-ended (PBMO) memiliki

persepsi terhadap disposisi matematis lebih tinggi dari siswa yang

memperoleh pembelajaran secara konvensional.

g. Siswa berkemampuan awal matematika sedang yang memperoleh

pembelajaran berbasis masalah open-ended (PBMO) memiliki

persepsi terhadap disposisi matematis lebih tinggi dari siswa yang

memperoleh pembelajaran secara konvensional.

h. Siswa berkemampuan awal matematika rendah yang memperoleh

pembelajaran berbasis masalah open-ended (PBMO) memiliki

persepsi terhadap disposisi matematis lebih tinggi dari siswa yang

memperoleh pembelajaran secara konvensional.

I. KERANGKA BERPIKIR

Kemampuan Penalaran
Matematis
1

Prestasi Belajar
Matematika
3

Disposisi Matematis 2

Gambar 2.15 Kerangka Berpikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Kemampuan penalaran matematis dan disposisi matematis adalah

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa. Siswa yang

memiliki kemampuan penalaran yang baik, akan dapat mengerjakan tugas

matematika. Hal ini dikarenakan siswa tersebut merasa bisa dan mampu

mengerjakan tugas matematika. Sebaliknya, apabila siswa tidak memiliki

kemampuan penalaran yang baik maka siswa tersebut cenderung kesulitan

dalam mengerjakan tugas matematika dan berpengaruh pada prestasi

belajarnya.

Keberhasilan siswa dalam belajar sebagian besar terletak pada usaha

dan kegiatannya sendiri. Siswa yang mempunyai disposisi matematis tinggi

akan mampu mengerjakan soal matematika dan prestasi belajarnya akan

tinggi. Hal ini dikarenakan siswa tersebut tekun dan ulet dalam mempelajari

matematika. Dari uraian tersebut maka kemampuan penalaran matematis

dan disposisi matematis diduga mempunyai hubungan terhadap prestasi

belajar matematika siswa.

J. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap

masalah penelitian yang perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian

teoritis dan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan antara kemampuan penalaran matematis terhadap

prestasi belajar matematika.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

2. Ada hubungan antara disposisi matematis terhadap prestasi belajar

matematika.

3. Ada hubungan secara bersamaan antara kemampuan penalaran

matematis dan disposisi matematis terhadap prestasi belajar

matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendeskripsikan atau

menggambarkan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang diamati

sebagaimana adanya dan dalam menggambarkannya menggunakan ukuran,

jumlah atau frekuensi (Nana Syaodih,2008:72).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti

dalam suatu ruang lingkup, dan waktu yang sudah ditentukan

(Kasmadi,2013:65). Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas

VIII G SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Jumlah siswa di kelas VIII

G adalah 34 siswa.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah

simple random sampling karena sampel dipilih secara acak (Sugiyono,

1996:68).

3. Sampel

Menurut Sugiyono (dalam Kasmadi,2013:66), sampel adalah

sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

tersebut. Sampel dianggap sebagai sumber data yang penting untuk

mendukung penelitian (Kasmadi,2013:66). Sampel pada penelitian ini

adalah 32 siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

Ukuran sampel yang diambil berdasarkan tabel penentuan jumlah

sampel menurut Sugiyono (1999:12).

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta kelas

VIII G pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan data

dilakukan pada bulan April-Juni 2016.

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta beralamat di Jl. Timoho II

Yogyakarta. Sekolah ini jauh dari keramaian dan keadaan sekolah bersih

sehingga dapat menunjang proses pembelajaran. Fasilitas sarana dan

prasarana yang ada di sekolah ini sudah memadai. Fasilitas prasarana di

sekolah ini yaitu ruang kelas, ruang guru perpustakaan, ruang laboratorium,

kantin, Unit Kesehatan Siswa (UKS), ruang tata usaha, dan lapangan

olahraga. Fasilitas sarana yang ada di kelas VIII G cukup memadai untuk

berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut yaitu

papan tulis, spidol, penggaris, alat absensi, 1 meja dan kursi guru, 20 meja

siswa, 40 kursi siswa, 2 lampu penerangan dan 2 kipas angin.

D. Perumusan Variabel

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Dalam penelitian ini

variabel yang digunakan yaitu:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

1. Variabel Bebas/Penyebab (Independent Variabel)

Variabel bebas atau penyebab adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematis dan

disposisi matematis.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah prestasi belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1

Yogyakarta dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok

bahasan kubus dan balok.

E. Bentuk Data

1. Data Kemampuan Penalaran Matematis

Data kemampuan penalaran matematis siswa didapat dari tes

yang dilakukan peneliti dengan bantuan dari Pusat Pelayanan Tes dan

Konsultasi Psikologi (P2TKP) Universitas Sanata Dharma di kelas VIII

G. P2TKP membantu peneliti dengan mengadakan tes kemampuan

penalaran dan menghitung skor penalaran yang diperoleh siswa. Data

kemampuan penalaran matematis yang diperoleh dari tes berbentuk

skor atau nilai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

2. Data Disposisi Matematis

Data disposisi matematis didapat dari angket atau kuesioner

disposisi matematis. Untuk memperkuat data kuesioner, peneliti juga

melakukan wawancara dengan beberapa siswa. Data disposisi

matematis yang diperoleh didapat dari skor angket, dan diperkuat

dengan skor observasi dan transkrip wawancara.

3. Data Prestasi Belajar Matematika

Data prestasi belajar matematika siswa diperoleh dari skor atau

nilai ulangan harian siswa dengan pokok bahasan kubus dan balok.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes,

angket, observasi dan wawancara.

1. Metode Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu (Arikunto,2012:46). Tes yang

dilakukan dalam penelitian ini ada dua, tes kemampuan penalaran

matematis dan tes prestasi belajar. Menggunakan tes kemampuan

penalaran matematis, peneliti ingin mengukur sejauh mana

kemampuan penalaran matematis yang dimiliki siswa, sedangkan

dengan tes prestasi belajar, peneliti ingin mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru,

terutama pada pokok bahasan kubus dan balok.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

2. Metode Angket

Metode angket adalah sejumlah pernyataan yang dikirimkan

kepada responden, baik secara langsung atau tidak langsung (Husaini,

2008:57). Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu

angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban kepada

responden, sehingga responden tinggal memberi tanda pada jawaban

yang dipilih (Arikunto,2012:42). Jenis angket tertutup mempunyai

bentuk-bentuk pertanyaan, seperti ya, tidak, pilihan ganda, skala

penilaian dan daftar cek. Pada penelitian ini, angket digunakan untuk

mengetahui skala disposisi matematis siswa dalam pembelajaran

matematika.

3. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti (Husaini,2008:52). Dalam

penelitian ini yang menjadi subjek observasi adalah siswa. Observasi

digunakan untuk mengetahui disposisi matematis siswa selama proses

pembelajaran matematika berlangsung.

4. Metode Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan jawaban dari

responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena

dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan. Wawancara digunakan untuk menguatkan

data angket yaitu tentang disposisi matematis siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini, yaitu instrumen

untuk mengukur kemampuan penalaran siswa, instrumen untuk mengetahui

disposisi matematis siswa, dan instrumen untuk mengukur prestasi belajar

siswa.

1. Tes Kemampuan Penalaran Matematis

Tes penalaran digunakan untuk mengetahui kemampuan

penalaran matematis siswa. Pada penelitian ini, alat tes kemampuan

penalaran yang digunakan berasal dari P2TKP Universitas Sanata

Dharma. Jenis tes penalaran matematis ada dua macam, yaitu soal cerita

dan soal hitungan. Peneliti menggunakan soal cerita. Soal cerita

menuntut siswa untuk mampu menghubungkan konsep matematis yang

berhubungan dengan soal tersebut sehingga dapat terlihat kemampuan

penalarannya. Peneliti dibantu dengan asisten P2TKP untuk melakukan

tes ini pada siswa kelas VIII G dengan soal yang berjumlah 20 dan

estimasi pengerjaan 30 menit. Kisi-kisi tes penalaran dapat dilihat dari

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Penalaran

No. Indikator
1 Menghitung kecepatan
2 Menghitung panjang
3 Menghitung presentase
4 Menghitung harga satuan
5 Menghitung probabilitas
6 Menghitung selisih umur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

7 Menghitung bilangan ganjil


8 Menghitung kelipatan bilangan
9 Menghitung luas bujur sangkar
10 Menghitung upah terakhir

2. Kuesioner atau Angket Disposisi Matematis Siswa

Kuesioner atau angket diberikan setelah melakukan proses

pembelajaran pada pokok bahasan kubus dan balok. Angket ini berisi

tentang pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan disposisi

matematis siswa. Angket ini digunakan untuk mengetahui skala

disposisi matematis siswa. Indikator yang hendak diukur dapat

dituliskan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Indikator Angket

No Indikator Disposisi Matematis


Rasa percaya diri dalam pembelajaran
1 matematika dan dalam menyelesaikan masalah
matematika.
Fleksibel dalam pembelajaran matematika dan
2 mencoba berbagai alternatif penyelesaian
masalah matematis.
Tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas
3
matematika.
Memiliki keingintahuan dalam belajar
4
matematika.
Melakukan refleksi terhadap cara berpikir dan
5 kinerja pada diri sendiri dalam belajar
matematika.
Menghargai aplikasi matematika dalam bidang
6
lain dan kehidupan sehari-hari.
Menghargai peranan pelajar matematika dalam
7
bidang lain dan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas, dapat dibuat kisi-kisi instrumen

angket untuk disposisi matematis siswa selama proses pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Kisi-kisi dari angket disposisi matematis siswa dapat dilihat dari Tabel

3.3.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Disposisi Matematis

Butir Pertanyaan
No. Indikator
Positif Negatif
1. Rasa percaya diri dalam
pembelajaran matematika dan
1, 2, 5, 6 3, 4, 7, 8
dalam menyelesaikan masalah
matematika.
2. Fleksibel dalam pembelajaran
matematika dan mencoba berbagai
9,10 11
alternatif penyelesaian masalah
matematis.
3. Tekun dan ulet dalam
12, 15 13, 14, 16
mengerjakan tugas matematika.
4. Memiliki keingintahuan dalam
17, 20 18, 19, 21
belajar matematika.
5. Melakukan refleksi terhadap cara
berpikir dan kinerja pada diri 23, 24 22
sendiri dalam belajar matematika.
6. Menghargai aplikasi matematika
dalam bidang lain dan kehidupan 27 25, 30
sehari-hari.
7. Menghargai peranan pelajaran
matematika dalam bidang lain dan 26, 28 29
kehidupan sehari-hari.

3. Tes Prestasi Belajar Matematika

Tes diberikan setelah dilakukan proses pembelajaran pada

materi kubus dan balok. Soal tes dibuat 2 kode soal, yaitu soal A dan

soal B. Masing-masing kode soal terdiri dari 5 butir soal uraian. Kisi-

kisi dari tes prestasi belajar kode soal A dan kode soal B dapat dilihat

pada Tabel 3.4.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Siswa

Nomor Soal Jumlah


Kompetensi
Indikator Kode Kode Skor
Dasar
Soal A Soal B
3.9 Menentukan 3.9.3 Menentukan 2a, 2b 2a, 2b 10
luas permukaan panjang
dan volume diagonal dan
kubus, balok, luas bidang
prisma, dan diagonal kubus.
limas. 3.9.9 Menyelesaikan 3 1 10
masalah yang
berkaitan
dengan luas
permukaan
kubus.
3.9.10 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan 1 4 10
luas permukaan
balok.
3.9.11 Menyelesaikan 5a, 5b 5a, 5b 10
masalah yang
berkaitan
dengan volume
kubus.
3.9.12 4 3 10
Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan
volume balok.

4. Lembar Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat disposisi matematis

siswa selama mengikuti pembelajaran matematika khususnya pada

materi kubus dan balok. Oleh karena pembelajaran dilakukan oleh

guru, peneliti berperan sebagai pengamat (observer) selama proses

pembelajaran berlangsung. Peneliti dibantu oleh satu observer lain


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

dalam melakukan observasi. Kisi-kisi dari lembar observasi dapat

dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi

No. Indikator Disposisi Matematis No. Butir


1. Memiliki rasa percaya diri dalam
mengikuti pembelajaran matematika
2, 6, 7, 8
dan menyelesaikan masalah kubus dan
balok.
2. Tekun dan ulet dalam mengerjakan
1, 3, 4, 5
tugas-tugas materi kubus dan balok.

5. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah siswa mengikuti pembelajaran

materi kubus dan balok. Daftar pedoman wawancara digunakan

untuk mewawancarai siswa berdasarkan kategori kemampuan

penalaran matematis, disposisi matematis dan prestasi belajar siswa

setelah melakukan pembelajaran materi kubus dan balok. Berikut ini

daftar pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.6 Daftar Pedoman Wawancara

Indikator Pertanyaan
Apakah kamu antusias saat mengikuti
pembelajaran materi kubus dan balok?
Alasannya?
Apakah kamu memperhatikan
penjelasan guru saat mengajar?
Ketertarikan siswa Apakah kamu senang mengikuti
terhadap pembelajaran pembelajaran materi kubus dan balok
materi kubus dan balok dengan cara diskusi kelompok?
dan metode Apakah kamu ikut berdiskusi kelompok
pembelajaran dengan teman satu kelompok ketika
mengerjakan soal kubus dan balok? Jika
tidak, alasannya?
Apakah kamu belajar materi kubus dan
balok di rumah? Jika iya, apakah hanya
saat ada tugas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Apakah materi kubus dan balok ini


adalah materi yang sulit? Alasannya?
Apa hambatan yang ditemui saat belajar
materi kubus dan balok?
Apakah penjelasan yang diberikan guru
mudah dimengerti?
Apakah kamu berani bertanya kepada
teman atau guru apabila menemukan
Pemahaman terkait
kesulitan dalam mempelajari materi
materi Kubus dan Balok
kubus dan balok? Jika tidak berani,
alasannya?
Apakah kamu dapat menyelesaikan soal
yang diberikan guru? Alasannya?
Apakah kamu mengerjakan latihan soal
yang diberikan guru hanya dari LKS
saja atau ada sumber lain ( buku,
internet, dll)?
Kesulitan dalam Apakah soal tes prestasi belajar siswa
Mengerjakan Tes ini sulit bagi kamu? Jika iya, soal nomor
Prestasi Belajar Siswa berapa? Alasannya?
Kesulitan dalam
Apakah soal penalaran sulit bagi kamu?
Mengerjakan Tes
Alasannya?
Kemampuan Penalaran

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan penelitian, instrumen yang telah dibuat terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Tujuan dilakukan uji validitas

dan reliabilitas adalah agar instrumen valid dan dapat dipercaya untuk

digunakan saat penelitian. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto,1996:158). Validitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas butir

soal. Validitas isi digunakan untuk membandingkan isi instrumen dengan

materi pelajaran yang diajarkan. Validitas isi dilakukan oleh pakar. Pakar

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dosen pendidikan matematika

dan guru mata pelajaran matematika, sedangkan validitas butir soal

dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Pearson. Selain validitas, suatu instrumen juga harus reliabel. Suatu

instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data

yang sama.

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa

yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut

dengan istilah “sahih” (Arikunto,2012:80).

a. Validitas Isi

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila

mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi

pelajaran yang diberikan (Arikunto,2012:82). Sebelum dilakukan

pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan validasi terhadap

instrumen yang digunakan yaitu dengan uji pakar. Dalam hal ini,

para pakar adalah dosen pembimbing, beberapa dosen pendidikan

matematika dan guru mata pelajaran matematika.

b. Validitas Butir Soal

Validitas butir soal yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode yang dikemukakan oleh Karl Pearson yang

dikenal dengan rumus korelasi Product Moment dengan angka

kasar, sebagai berikut:

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 )(𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Jumlah subjek

X = Jumlah skor mean

Y = Jumlah skor total

XY = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻1

𝐻0 = Tidak terdapat hubungan yang positif antara skor per item

dengan jumlah skor

𝐻1 = Terdapat hubungan yang positif antara skor per item

dengan jumlah skor

b) Menentukan nilai 𝛼

c) Menentukan statistik uji

d) Daerah kritik dengan membandingkan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

e) Menghitung nilai statistik uji

f) Kesimpulan: Instrumen penelitian dikatakan valid apabila

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2. Reliabilitas Instrumen

Suatu tes dapat digunakan apabila tes tersebut valid dan

reliabel. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

data yang sama. (Sugiyono,2013:121). Menurut Arikunto (2012:100)

suatu tes dikatakan reliabel, artinya mempunyai taraf kepercayaan yang

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk

mengetahui reliabilitas pada instrumen tes prestasi belajar digunakan

dengan rumus Alpha Cronbach:

𝑁 ∑ 𝜎𝑖 2
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑁−1 𝜎𝑡 2

dengan,

2
2 (∑ 𝑋)
∑𝑋 − 𝑁
𝜎𝑖 2
= 𝑁
, untuk varian tiap butir soal
2
∑ 𝑋𝑡 2 (∑ 𝑋𝑡)
𝜎𝑡 = − , untuk varian total
𝑁 𝑁

Keterangan:

𝑟11 = reliabilitas yang dicari

𝑛 = banyaknya soal

∑ 𝜎𝑖 2 = jumlah varian skor tiap-tiap soal

𝜎𝑡 2 = varians total

Suatu soal dikatakan reliabel jika 𝑟11 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berdasarkan taraf

signifikansi.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

berdasarkan data yang telah diperoleh dan menilai apakah data tersebut

berbasis kenyataan, teliti, ajeg, dan benar (Nana Syaodih, 2008: 155).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

data sampel. Teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan RPP dibuat dengan membandingkan RPP

dengan pelaksanaan pembelajaran matematika materi kubus dan balok.

Tabel 3.7 Rubrik Perbandingan RPP dengan Pelaksanaan

Tahap Kegiatan RPP Keterangan (Terlaksana/Tidak)


Pendahuluan
Inti
Penutup

Untuk mengetahui persentase keterlaksanaan RPP digunakan

perhitungan sebagai berikut:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Keterlaksanaan = × 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

2. Gambaran Umum Variabel Penelitian

Deskripsi variabel pada penelitian ini menggunakan statistik

deskriptif. Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan

dengan pengumpulan dan penyajian data sehingga memberikan

informasi yang bermakna (Sumanto, 2014:2). Statistika deskriptif yang

akan digunakan dalam penelitian ini meliputi range, nilai maksimum,

nilai minimum, mean, standar deviasi dan variansi dari suatu variabel

bebas yaitu kemampuan penalaran matematis dan disposisi matematis

dan variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

3. Analisis Data Kemampuan Penalaran Matematis

Data kemampuan penalaran matematis siswa akan dianalisis

oleh Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi (P2TKP)

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skor yang didapat dari P2TKP

tersebut kemudian dikualifikasikan dengan perhitungan dan

menggunakan kriteria berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑥) = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Kategori penalaran matematis setiap siswa menggunakan

kategori menurut Saur M. Tampubolon (2013:35) dengan modifikasi.

Tabel 3.8 Kategori Kemampuan Penalaran

Kategori Interval
Sangat Tinggi (ST) 80 < 𝑥 ≤ 100
Tinggi (T) 60 < 𝑥 ≤ 80
Cukup (C) 40 < 𝑥 ≤ 60
Rendah (R) 20 < 𝑥 ≤ 40
Sangat Rendah (SR) 0 ≤ 𝑥 ≤ 20

4. Analisis Skala Disposisi Matematis Siswa

Skala disposisi matematis merupakan salah satu bentuk skala

sikap. Skala disposisi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

tingkat disposisi matematis siswa terhadap pembelajaran matematika.

Skala disposisi ini menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang terhadap suatu objek (Husaini,2008:65). Kriteria yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi, selalu (SL), sering (S), jarang

(J), dan tidak pernah (TP). Angket disposisi matematis terdiri dari 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

butir pertanyaan, dengan 15 butir pertanyaan positif dan 15 butir

pertanyaan negatif.

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan skala Likert

sehingga data tersebut dideskripsikan sebagai data kelompok. Cara

penilaian skala disposisi matematis siswa menggunakan skala Likert

seperti tabel berikut:

Tabel 3.9 Cara Penilaian Skala Disposisi Matematis

Pilihan Jawaban
Kategori
Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak Pernah 1 4

Berdasarkan cara penilaian skala disposisi matematis di atas,

kemudian dihitung skor akhirnya dengan cara sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑥) = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Kategori disposisi matematis setiap siswa menggunakan

kategori menurut Saur M. Tampubolon (2013:35) dengan modifikasi.

Tabel 3.10 Kategori Disposisi Matematis

Kategori Interval
Sangat Tinggi (ST) 80 < 𝑥 ≤ 100
Tinggi (T) 60 < 𝑥 ≤ 80
Cukup (C) 40 < 𝑥 ≤ 60
Rendah (R) 20 < 𝑥 ≤ 40
Sangat Rendah (SR) 0 ≤ 𝑥 ≤ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

5. Analisis Data Prestasi Belajar

Data prestasi belajar diperoleh setelah siswa mengikuti tes. Tes

dilakukan setelah siswa selesai menerima materi pembelajaran kubus

dan balok. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa

memahami materi yang disampaikan. Data prestasi belajar diambil dari

masing-masing skor jawaban siswa tiap nomornya yang kemudian

dijumlahkan dan dikualifikasikan dengan perhitungan dan

menggunakan kriteria berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑥) = × 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Kategori prestasi belajar setiap siswa menggunakan kategori

menurut Saur M. Tampubolon (2013:35) dengan modifikasi.

Tabel 3.11 Kategori Prestasi Belajar

Kategori Interval
Sangat Tinggi (ST) 80 < 𝑥 ≤ 100
Tinggi (T) 60 < 𝑥 ≤ 80
Cukup (C) 40 < 𝑥 ≤ 60
Rendah (R) 20 < 𝑥 ≤ 40
Sangat Rendah (SR) 0 ≤ 𝑥 ≤ 20

6. Analisis Hasil Wawancara

Analisis wawancara digunakan untuk mengetahui faktor

penyebab kemampuan penalaran, disposisi matematis dan tes prestasi

belajar siswa dan untuk mengklarifikasi apabila ada data penelitian yang

diskonkordan. Analisis wawancara akan dilakukan secara deskriptif dan

disimpulkan berdasarkan jawaban siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

7. Analisis Korelasi Kemampuan Penalaran, Disposisi Matematis

Siswa dan Prestasi Belajar Matematika

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara

kemampuan penalaran dan prestasi belajar, disposisi matematis dan

prestasi belajar serta hubungan antara kemampuan penalaran dan

disposisi matematis terhadap prestasi belajar siswa. Perhitungan statistik

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 17.

a. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Uji normalitas digunakan untuk menganalisis apakah data

kemampuan penalaran matematis, disposisi matematis, dan tes

prestasi belajar matematika memenuhi sebaran kurva normal. Data

dikatakan normal apabila 𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .

Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻1

𝐻0 = Data berdistribusi normal

𝐻1 = Data tidak berdistribusi normal

b) Menentukan nilai 𝛼

c) Menentukan statistik uji

d) Statistik uji masuk daerah penolakan jika 𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

e) Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

b. Uji Korelasi Product Moment Pearson

Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan

kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan

dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya

hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Kuatnya

hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi.

Koefisien korelasi dilambangkan dengan 𝑟 (sampel). Koefisien

korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar =

-1, sedangkan yang terkecil adalah 0.

Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai

koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna.

Apabila koefisien korelasi bernilai +1 maka korelasi tersebut positif

artinya hubungan sempurna positif (sangat kuat), sedangkan apabila

koefisien korelasi bernilai -1, maka korelasi tersebut negatif, artinya

hubungan negatif sempurna. Apabila koefisien korelasi sama dengan

0, maka hal ini menunjukkan tidak ada korelasi.

Pada uji korelasi product moment, rumus menghitung

koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

𝑁 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖 )(∑ 𝑌𝑖 )
𝑟𝑋𝑌 =
√(𝑁 ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖 )2 )(𝑁 ∑ 𝑌𝑖 2 − (∑ 𝑌𝑖 )2 )

Keterangan:

𝑟𝑋𝑌 = Koefisien korelasi tunggal

N = Banyaknya subyek skor x dan skor y yang berpasangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

𝑋𝑖 = Variabel bebas

𝑌𝑖 = Variabel terikat

∑ 𝑋𝑖 = Jumlah skor dalam sebaran x

∑ 𝑌𝑖 = Jumlah skor dalam sebaran y

∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 = Jumlah hasil skor x dengan skor y yang berpasangan

∑ 𝑋𝑖 2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dari x

∑ 𝑌𝑖 2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dari y

Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a) Menentukan 𝐻0 dan 𝐻1

𝐻0 = Tidak ada korelasi antara variabel bebas dengan variabel

terikat

𝐻1 = Ada korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat

b) Menentukan nilai 𝛼

c) Menentukan statistik uji

d) Statistik uji masuk daerah penolakan jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

e) Kesimpulan

Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dapat dikatakan ada korelasi antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk menghitung besarnya

sumbangan atau kontribusi variabel X terhadap variabel Y dilakukan

dengan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

𝐾𝐷 = 𝑟 2 × 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Adapun interpretasi dari koefisien korelasi dapat dilihat pada

Tabel 3.12 berikut ini:

Tabel 3.12 Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan


Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat kuat
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Kuat
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
(Sumber: Arikunto, 2012:89)

c. Uji Korelasi Ganda

Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah

dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen bersama-

sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Korelasi ganda juga

dapat mengetahui kontribusi yang diberikan secara simultan oleh

dua variabel independen atau lebih terhadap nilai satu variabel

dependen.

Koefisien korelasi ganda dapat dicari dengan rumus:

𝑟𝑋1𝑌 2 + 𝑟𝑋2𝑌 2 − 2(𝑟𝑋1𝑌 )(𝑟𝑋2𝑌 )(𝑟𝑋1𝑋2 )


𝑟𝑋1𝑋2𝑌 =√
1 − 𝑟𝑋1𝑋2 2

(Sugiyono, 2008:233)

Keterangan:

𝑟𝑋1𝑋2𝑌 = Korelasi antara variabel 𝑋1 dengan 𝑋2 secara

bersama-sama dengan variabel Y

𝑟𝑋1𝑌 = Korelasi Product Moment antara 𝑋1 dengan Y


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

𝑟𝑋2𝑌 = Korelasi Product Moment antara 𝑋2 dengan Y

𝑟𝑋1𝑋2 = Korelasi Product Moment antara 𝑋1 dengan 𝑋2

Untuk menghitung besarnya sumbangan atau kontribusi

variabel X terhadap variabel Y dilakukan dengan rumus koefisien

determinasi sebagai berikut:

𝐾𝐷 = 𝑟 2 × 100%

d. Regresi Linier

Analisis regresi adalah sebuah metode statistik yang berguna

untuk memodelkan fungsi hubungan di antara variabel, dalam hal ini

adalah variabel dependen dan variabel independen (Sofyan Yamin,

dkk, 2010:2). Variabel dependen adalah variabel terikat atau variabel

yang dipengaruhi kedudukannya oleh variabel independen. Setiap

perubahan nilai atau skor dalam variabel dependen berantung pada

variabel independen. Variabel independen adalah variabel bebas.

Pada model regresi, variabel independen berkedudukan ssebagai

variabel penjelas atau variabel prediksi bagi variabel dependen.

Model regresi dilambangkan dengan notasi Y.

Regresi Linier adalah persamaan matematika yang

digunakan untuk memprediksi besaran nilai variabel terikat

(dependent) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent).

Regresi linier ini digunakan untuk mengetahui grafik dari hubungan

kemampuan penalaran dan prestasi belajar maupun disposisi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

matematis dan prestasi belajar pada sumbu positif. Nilai a dan b

dapat dihitung dengan rumus berikut.

𝑛. ∑𝑛1 𝑋𝑌 − ∑𝑛1 𝑋. ∑𝑛1 𝑌


𝑏= , 𝑎 = 𝑦̅ − 𝑏𝑥̅
∑𝑛1 𝑋 2 − (∑𝑛1 𝑋)2

Sehingga diperoleh :

𝑦̂ = 𝑎 + 𝑏𝑥

dengan :

𝑦̂ = prediksi variabel dependent (nilai ramalan yang dihasilkan


garis regresi)

𝑥 = variabel independent

𝑎 = intersept atau perpotongan dengan sumbu tegak

𝑏 = gradien

𝑋 = jumlah skor variabel bebas

𝑌 = jumlah skor variabel terikat

𝑛 = jumlah responden

𝑦̅ = nilai rata-rata variabel terikat

𝑥̅ = nilai rata-rata variabel bebas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu persiapan

penelitian dan pelaksanaan penelitian. Berikut penjabaran proses

persiapan sampai pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

1. Persiapan Penelitian

Peneliti melakukan persiapan sebelum melaksanakan

penelitian meliputi pengurusan surat ijin, observasi sekolah, diskusi

dengan guru mata pelajaran matematika, menyiapkan instrumen, uji

pakar dan uji coba instrumen kepada siswa. Peneliti menyiapkan

instrumen meliputi rancangan pembelajaran yang berupa RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), instrumen tes prestasi belajar,

lembar kuesioner disposisi matematis, lembar observasi dan pedoman

wawancara. RPP dapat dilihat pada lampiran C.2. Instrumen tes

prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran C.5 Sedangkan pedoman

wawancara dapat dilihat pada lampiran C.6.

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti melakukan

validasi isi dan validasi butir soal terhadap instrumen yang akan

digunakan. Peneliti melakukan validasi instrumen terhadap dosen

pendidikan matematika yaitu Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd.,

Bapak Febi Sanjaya, M.Sc., dan Ibu Niluh Sulistyani, M.Pd., serta

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

guru pembimbing yaitu Ibu C. Peny Suryaningtyas, S. Pd. (Lembar

validasi pakar terlampir pada Lampiran B.1 - B.7)

Berikut ini merupakan rekapitulasi validasi pakar dan tindak

lanjut yang dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Validasi Pakar dan Tindak Lanjut

Instrumen Validator Catatan Tindak Lanjut


Rekomendasi
Lembar Validator 1 1. Indikator dan 1. Menyesuaikan
Observasi butir soal lebih indikator
disesuaikan dengan butir
2. Beberapa soal
kalimat perlu 2. Memperbaiki
diperbaiki kalimat
3. Tambahkan 3. Menambahkan
tujuan penelitian tujuan
Kesimpulan: penelitian.
Lembar observasi
layak digunakan
dengan revisi.
Pedoman Validator 1 1. Bahasa perlu 1. Memperbaiki
Wawancara diperbaiki bahasa pada
2. Beberapa pedoman
pertanyaan wawancara.
memuat isi yang 2. Menghilangkan
sama beberapa
Kesimpulan: pernyataan
Pedoman wawancara yang memuat
layak digunakan isi sama.
dengan revisi.
Kuesioner Validator 2 1. Pahami 1. Memahami
kembali indikator ke-6
indikator ke-6 dan indikator
dan ke-7 ke-7 dalam
kemudian membuat
amati pernyataan.
perbedaannya 2. Merubah
termasuk bahasa
ketika penulisan yang
digunakan menimbulkan
untuk makna ganda.
membuat
pernyataan.
2. Ada beberapa
kalimat yang
menimbulkan
makna ganda
dan membuat
pembaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

kesulitan
untuk
memahami.
Kesimpulan:
Kuesioner layak
digunakan dengan
revisi.
Tes Prestasi Validator 1 Rubrik penskoran Memperbaiki rubrik
Belajar diperbaiki skor penilaian.
Kesimpulan:
Tes prestasi belajar
baik, dapat
digunakan dengan
sedikit revisi.
Validator 2 1. Hati-hati 1. Merubah
menggunakan penulisan dari
istilah diagonal
diagonal bidang menjadi
“bidang” diagonal sisi.
2. Kunci jawab Menyesuaikan kunci
ada yang tidak jawaban dengan soal.
sesuai soal
Kesimpulan:
Tes prestasi belajar
cukup baik
Validator 3 1. Perbaiki Mengurangi tingkat
sesuai ejaan kesukaran tes prestasi
2. Tingkat belajar.
kesulitan
tolong dicek
Kesimpulan:
Tes prestasi belajar
baik, dapat
digunakan dengan
sedikit revisi.
Bahan Ajar Validator 4 Perbaiki cara Memperbaiki cara
penulisan dan penulisan dan
sesuaikan gambar menyesuaikan
yang ada pada gambar yang ada
bahan ajar. pada bahan ajar.
Kesimpulan:
Bahan ajar layak
digunakan dengan
revisi
Lembar Kerja Validator 5 Perbaiki sesuai Menambahkan
Siswa (LKS) sintaks sintal-sintaks
pembelajaran pembelajaran
Problem Based Problem Based
Learning (PBL). Learning (PBL) pada
Kesimpulan: LKS.
Lembar Kerja
Siswa (LKS) baik
dan dapat
digunakan dengan
sedikit revisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Rencana Validator 4 1. KD 1. Melengkapi KD


Pelaksanaan disesuaikan 4 yaitu
Pembelajaran dengan KI keterampilan
(RPP) (KD 4 Perlu pada RPP.
dilengkapi. Menyesuaikan
2. Penilaian penilaian dengan
disesuaikan indikator yang ada
dengan pada kurikulum
indikator. 2013.
Kesimpulan:
RPP layak
digunakan dengan
revisi.

Berdasarkan hasil uji pakar di atas, seluruh instrumen sudah

layak digunakan untuk penelitian dengan tindak lanjut yang sudah

peneliti lakukan pada tabel 4.1. Setelah melakukan validasi instrumen

kepada dosen dan guru pembimbing dan dinyatakan bahwa instrumen

layak digunakan, untuk instrumen tes prestasi belajar peneliti

melakukan uji coba kepada siswa kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1

Yogyakarta.

a. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Prestasi Belajar

Uji coba tes prestasi belajar dilaksanakan di kelas VIII D

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada hari Selasa, 12 April 2016

pukul 10.50 – 12.25 dengan hasil sebagai berikut:

1) Validitas

Tes prestasi belajar sebelum digunakan untuk

penelitian harus diuji cobakan terlebih dahulu dan dilihat

kevalidan dan reliabilitasnya. Validitas instrumen tes prestasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

belajar diukur setelah diadakan uji coba terhadap instrumen

tersebut.

Langkah-langkah uji validitas

a) Hipotesis

𝐻0 : Tidak terdapat hubungan yang positif antara

skor per item dengan jumlah skor

𝐻1 : Terdapat hubungan yang positif antara skor

per item dengan jumlah skor

b) Taraf signifikansi 𝛼 : 0,05

c) Menentukan daerah kritik

Dengan N = 32

nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (𝛼,𝑁) = 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,05 ,32)= 0,349

𝐻0 ditolak jika 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 > 0,349

d) Perhitungan nilai 𝑟𝑥𝑦

Tabel 4.2 Penolong Koefisien Korelasi

Soal ∑X ∑Y ∑ XY ∑ 𝑿𝟐 ∑ 𝒀𝟐 𝒓𝒙𝒚
1 98 1039 4094 658 38257 0,6816
2 235 1039 8257 2029 38257 0,5353
3 231 1039 8647 2179 38257 0,7540
4 278 1039 9815 2680 38257 0,7206
5 197 1039 7444 1735 38257 0,6818

e) Kesimpulan

Berdasarkan daerah penolakan dan perhitungan

𝑟𝑥𝑦 didapatkan tabel berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Validitas

No.Soal 𝒓𝒙𝒚 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kriteria


1 0,6816 0,349 VALID
2 0,5353 0,349 VALID
3 0,7540 0,349 VALID
4 0,7206 0,349 VALID
5 0,6818 0,349 VALID

Berdasarkan Tabel 4.2, terlihat bahwa semua soal tersebut

valid dan dapat diujikan sebagai tes prestasi belajar

matematika.

2) Reliabilitas

Soal yang sudah diketahui validitasnya kemudian

dihitung reliabilitasnya agar diketahui soal tersebut konsisten

atau tidak. Artinya mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi

jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Bentuk

soal tes prestasi belajar matematika siswa adalah soal uraian

sehingga dihitung dengan menggunakan rumus Alpha, sebagai

berikut:

𝑛 ∑ 𝜎𝑖 2
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑛−1 𝜎𝑡 2

Dengan n = 32 dan 𝛼 = 0,05

Mencari 𝑟11

𝑛 ∑ 𝜎𝑖 2
𝑟11 =( ) (1 − )
𝑛−1 𝜎𝑡 2

32 61, 23925782
𝑟11 =( ) (1 − )
32 − 1 141,3115234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

32
= (31) (1 − 0,4333635103)

= 0,5849150862

= 0,585

Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas di atas, didapatkan

𝑟11 instrumen tes prestasi belajar bernilai 0,585. Soal tersebut

dikatakan reliabel karena 𝑟11 = 0,585 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,349. Hal ini

menunjukkan bahwa instrumen tes prestasi belajar dapat

digunakan untuk melakukan penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

pada semester genap Tahun Ajaran 2015/2016 dimulai pada tanggal

18 April 2016 sampai 18 Juni 2016 di kelas VIII G. Subjek dari

penelitian ini adalah 32 siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

Penelitian ini dimulai dengan diberikannya tes kemampuan

penalaran matematis siswa yang dilaksanakan pada hari Senin, 18

April 2016 dengan bantuan dari Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi

Psikologi (P2TKP) Universitas Sanata Dharma. Setelah itu siswa

diberikan pembelajaran selama dua kali pertemuan dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Pembelajaran dilakukan oleh guru pengampu matematika. Materi

yang diajarkan adalah bangun ruang sisi datar khususnya materi

kubus dan balok. Untuk mengetahui disposisi matematis siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

digunakan kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner digunakan

setelah pembelajaran materi kubus dan balok selesai, sedangkan

lembar observasi digunakan untuk mengamati disposisi matematis

siswa selama pembelajaran kubus dan balok berlangsung. Observasi

dilakukan oleh peneliti sendiri dan satu observer dengan

menggunakan lembar observasi yang telah divalidasi. Sedangkan tes

prestasi belajar materi kubus dan balok dilaksanakan pada hari Rabu,

4 Mei 2016.

Pelaksanaan kegiatan penelitian terinci sebagai berikut:

Tabel 4.4 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Terinci

Tanggal Waktu Deskripsi Kegiatan


18 April 2016 10.10 – 10.50 Tes Kemampuan Penalaran
Matematis dengan bantuan
asisten dari Pusat Pelayanan
Tes dan Konsultasi Psikologi
(P2TKP) Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
20 April 2016 10.10 – 11.30 Pembelajaran pertama,
kegiatan siswa selama proses
pembelajaran yaitu:
a. Mengidentifikasi unsur-
unsur kubus.
b. Menentukan jaring-jaring
kubus.
c. Menentukan luas
permukaan kubus.
d. Menentukan volume
kubus.
25 April 2016 10.10 – 12.25 Pembelajaran kedua, kegiatan
siswa selama proses
pembelajaran yaitu:
a. Mengidentifikasi unsur-
unsur balok
b. Menentukan jaring-jaring
balok
c. Menentukan luas
permukaan balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

d. Menentukan volume balok


4 Mei 2016 10.10 – 11.10 Ulangan Harian Materi Kubus
dan Balok
9 Mei 2016 11.45 – 12.25 Pengisian Lembar Kuesioner

Berikut ini dijelaskan pelaksanaan penelitian di kelas VIII

G secara lebih rinci :

a. Pertemuan Pertama (18 April 2016)

Pada pertemuan ini, dilaksanakan tes kemampuan

penalaran matematis di kelas VIII G pada pukul 10.10 –

10.50. Waktu pengerjaan soal kemampuan penalaran adalah

30 menit, sedangkan 10 menit pertama digunakan untuk

persiapan yaitu membacakan petunjuk dan peraturan

pengerjaan tes. Tes kemampuan penalaran dibantu oleh

asisten P2TKP Universitas Sanata Dharma. Selama

pengerjaan tes, beberapa siswa tampak serius mengerjakan

tes, sedangkan ada siswa yang malas-malasan. Kegiatan tes

penalaran dapat dikatakan berjalan lancar.

b. Pertemuan Kedua (20 April 2016)

Pada pertemuan ini, dilaksanakan pembelajaran

pertama. Pembelajaran berlangsung selama 2 JP. Kegiatan

pembelajaran pada pertemuan pertama ini dapat dikatakan

lancar dan sesuai rencana. Pada RPP pertemuan pertama,

kegiatan siswa yaitu mengidentifikasi unsur-unsur kubus,

menentukan jaring-jaring kubus, luas permukaan kubus dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

volume kubus. Kegiatan tersebut dilakukan siswa dalam

kelompok yang beranggotakan 4-5 orang dengan

mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam melakukan

kegiatan tersebut siswa diberi arahan oleh guru. Guru

mengajak siswa untuk menemukan konsep kubus melalui

pengalaman siswa di kelompoknya.

Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa

terlihat antusias dan suasana kelas cukup kondusif. Siswa

mendengarkan penjelasan dari guru dan mengikuti setiap

petunjuk yang guru berikan. Setiap kelompok mengerjakan

LKS dengan baik, namun ada siswa yang terkadang malas-

malasan. Pada akhir pembelajaran, perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Disposisi

matematis siswa yang meliputi percaya diri dapat terlihat.

Hal tersebut terlihat ketika siswa tidak takut untuk maju ke

depan kelas. Selama presentasi, guru melibatkan siswa untuk

mengevaluasi dan menyimpulkan jawaban yang benar.

c. Pertemuan Ketiga (25 April 2016)

Pada pertemuan ini, dilaksanakan pembelajaran

kedua. Pembelajaran berlangsung selama 3 JP. Kegiatan

pembelajaran pada pertemuan kedua ini dapat dikatakan

cukup lancar. Pada RPP pertemuan kedua, kegiatan siswa

yaitu mengidentifikasi unsur-unsur balok menentukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

jaring-jaring balok, luas permukaan balok dan volume balok.

Kegiatan tersebut dilakukan siswa seperti pembelajaran

pertama. Siswa bekerja dalam kelompok dan diberi arahan

oleh guru.

Antusias siswa masih seperti pembelajaran pertama.

Hal tersebut terlihat pada pembelajaran kedua, setiap

kelompok mengerjakan LKS dengan baik dan mendengarkan

penjelasan dan arahan dari guru. Siswa tidak sungkan untuk

bertanya pada guru apabila mengalami kebingungan. Akhir

pembelajaran juga dilakukan presentasi hasil diskusi,.

Disposisi siswa juga terlihat sama seperti pembelajaran

pertama. Siswa tidak takut untuk maju di depan kelas. setelah

presentasi hasil diskusi, guru merangkum seluruh kegiatan

pembelajaran materi kubus dan balok.

d. Pertemuan Keempat (4 Mei 2016)

Pada pertemuan ini, dilaksanakan ulangan harian

materi kubus dan balok. Soal ulangan dibuat 2 kode soal,

yaitu kode soal A dan soal B. Hal ini dilakukan agar siswa

tidak bekerja sama dengan teman atau mencontek. Waktu

pengerjaan tes adalah 60 menit. Siswa mengerjakan ujian

dengan tenang dan tertib.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

e. Pertemuan Kelima (9 Mei 2016)

Pada pertemuan ini, siswa mengisi lembar kuesioner

disposisi matematis siswa. Dalam pengisian lembar

kuesioner, beberapa siswa misalnya siswa (S6), siswa (S21)

dan siswa (S23) mengajukan pertanyaan kepada peneliti

dikarenakan tidak memahami arti dari pernyataan yang

diberikan. Secara keseluruhan, pengisian lembar kuesioner

berjalan lancar. Semua siswa mengisi dan mengumpulkan

kembali lembar kuesioner.

B. Deskripsi Data

1. Kemampuan Penalaran Matematis

a. Data Mentah

Kemampuan penalaran matematis diperoleh dengan

diberikannya tes kemampuan penalaran dengan bantuan dari Pusat

Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi (P2TKP) Universitas

Sanata Dharma. Berikut ini merupakan data mentah kemampuan

penalaran matematis siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1

Yogyakarta.

Tabel 4.5 Data Mentah Kemampuan Penalaran (𝒏 = 𝟑𝟐)

Siswa Skor Penalaran Nilai Tes Penalaran


S1 9 45
S3 17 85
S4 4 20
S5 12 60
S6 12 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

S7 12 60
S8 13 65
S9 12 60
S10 12 60
S11 5 25
S12 11 55
S13 12 60
S14 15 75
S15 7 35
S16 5 25
S17 11 55
S18 7 35
S19 6 30
S20 7 35
S21 11 55
S22 6 30
S23 7 35
S25 14 70
S26 6 30
S27 16 80
S28 10 50
S29 6 30
S30 14 70
S31 7 35
S32 7 35
S33 20 100
S34 11 55

b. Statistik

Tabel 4.6 Statistik Data Kemampuan Penalaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

c. Deskripsi Statistik

Berdasarkan Tabel 4.5. dapat dijelaskan bahwa skor

terendah (minimum) kemampuan penalaran sebesar 4 dan skor

tertinggi (maksimum) adalah 20. Rata-rata skor jawaban dari

variabel tersebut adalah 10,12 dan standar deviasi 3,949.

Skor kemampuan penalaran matematis dengan skor

tertinggi 20 sejumlah 1 orang atau hanya sebesar 3,125% dari

sampel penelitian, sedangkan skor terendah 4 sejumlah 1 orang

atau sebesar 3,125% dari sampel penelitian. Skor kemampuan

penalaran yang berada di atas rata-rata sebanyak 17 orang atau

sebesar 53,125% dari sampel penelitian dan skor kemampuan

penalaran yang berada di bawah rata-rata sebanyak 15 orang atau

sebesar 46,875% dari sampel penelitian.

2. Disposisi Matematis

a. Data Mentah

Kuesioner disposisi matematis diperoleh secara langsung

dengan memberikan 30 pernyataan dengan 4 pilihan jawaban.

Berikut ini merupakan data mentah disposisi matematis siswa.

Tabel 4.7 Data Mentah Disposisi Matematis (𝒏 = 𝟑𝟐)

Siswa Skor Disposisi Disposisi Matematis


S1 63 52,5
S3 95 79,17
S4 81 67,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

S5 83 69,17
S6 68 56,67
S7 66 55
S8 69 57,5
S9 88 73,33
S10 98 81,67
S11 79 65,83
S12 82 68,33
S13 64 53,33
S14 73 60,83
S15 77 64,17
S16 82 68,33
S17 69 57,5
S18 85 70,83
S19 48 40
S20 76 63,33
S21 83 69,17
S22 61 50,83
S23 81 67,5
S25 83 69,17
S26 80 66,67
S27 72 60
S28 101 84,17
S29 95 79,17
S30 88 73,33
S31 88 73,33
S32 85 70,83
S33 92 76,67
S34 79 65,83

b. Statistik

Tabel 4.8 Statistik Data Disposisi Matematis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

c. Deskripsi Statistik

Berdasarkan Tabel 4.7. dapat dijelaskan bahwa skor

terendah (minimum) disposisi matematis sebesar 48 dan skor

tertinggi (maksimum) adalah 101. Rata-rata skor jawaban dari

variabel tersebut adalah 79,19 dan standar deviasi 11,735.

Skor disposisi matematis dengan skor tertinggi 101

sejumlah 1 orang atau hanya sebesar 3,125% dari sampel

penelitian, sedangkan nilai terendah 48 sejumlah 1 orang atau

sebesar 3,125% dari sampel penelitian. Skor disposisi matematis

yang berada di atas rata-rata sebanyak 18 orang atau sebesar

56,25% dari sampel penelitian dan skor disposisi matematis yang

berada di bawah rata-rata sebanyak 14 orang atau sebesar 43,75%

dari sampel penelitian.

3. Prestasi Belajar Matematika

a. Data Mentah

Prestasi belajar matematika diperoleh dari nilai ulangan

materi kubus dan balok. Berikut ini merupakan data mentah

prestasi belajar matematika siswa.

Tabel 4.9 Data Mentah Prestasi Belajar (𝒏 = 𝟑𝟐)

Skor tiap soal Jumlah


Siswa Nilai
1 2 3 4 5 Skor
S1 3 2 10 10 10 35 70
S3 10 7 10 10 10 47 94
S4 10 5 10 0 4 29 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

S5 10 2 2 2 10 26 52
S6 3 6 10 10 10 39 78
S7 10 6 10 10 10 46 92
S8 3 6 10 10 10 39 78
S9 2 6 9 10 10 37 74
S10 10 10 10 10 10 50 100
S11 10 4 5 2 8 29 58
S12 10 6 10 10 4 40 80
S13 3 5 10 10 10 38 76
S14 10 10 10 10 10 50 100
S15 10 4 10 10 10 44 88
S16 10 6 2 10 10 38 76
S17 3 5 10 10 10 38 76
S18 10 5 10 10 10 45 90
S19 7 6 9 10 10 42 84
S20 10 10 5 10 10 45 90
S21 10 5 10 10 10 45 90
S22 10 6 10 10 10 46 92
S23 10 6 10 10 10 46 92
S25 3 5 10 10 10 38 76
S26 10 5 2 10 10 37 74
S27 10 6 10 10 10 46 92
S28 3 10 7 10 10 40 80
S29 10 4 10 6 4 34 68
S30 10 10 10 10 10 50 100
S31 10 2 3 8 4 27 54
S32 10 5 10 10 10 45 90
S33 10 10 10 10 9 49 98
S34 3 4 10 10 10 37 74

b. Statistik

Tabel 4.10 Statistik Data Prestasi Belajar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

c. Deskripsi Statistik

Berdasarkan tabel 4.9. dapat dijelaskan bahwa skor

terendah (minimum) prestasi belajar matematika sebesar 26 dan

skor tertinggi (maksimum) adalah 50. Rata-rata skor jawaban dari

variabel tersebut adalah 40,53 dan standar deviasi 6,715.

Skor prestasi belajar matematika dengan skor tertinggi 50

sejumlah 1 orang atau hanya sebesar 3,125% dari sampel

penelitian, sedangkan skor terendah 26 sejumlah 1 orang atau

sebesar 3,125% dari sampel penelitian. Skor prestasi belajar yang

berada di atas rata-rata sebanyak 15 orang atau sebesar 46,875%

dari sampel penelitian dan skor prestasi belajar yang berada di

bawah rata-rata sebanyak 17 orang atau sebesar 53,125% dari

sampel penelitian.

C. Data Penelitian

Hasil tes kemampuan penalaran, kuesioner disposisi matematis dan

tes prestasi belajar dari 32 siswa kelas VIII G Tahun Ajaran 2015/2016

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Data Tes Kemampuan Penalaran, Disposisi


Matematis dan Tes Prestasi Belajar
Disposisi Tes Prestasi
Siswa Tes Penalaran
Matematis Belajar
S1 45 52.5 70
S2 15 58.33 92
S3 85 79.17 94
S4 20 67.5 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

S5 60 69.17 52
S6 60 56.67 78
S7 60 55 92
S8 65 57.5 78
S9 60 73.33 74
S10 60 81.67 100
S11 25 65.83 58
S12 55 68.33 80
S13 60 53.33 76
S14 75 60.83 100
S15 35 64.17 88
S16 25 68.33 76
S17 55 57.5 76
S18 35 70.83 90
S19 30 40 84
S20 35 63.33 90
S21 55 69.17 90
S22 30 50.83 92
S23 35 67.5 92
S24 10 58.33 92
S25 70 69.17 76
S26 30 66.67 74
S27 80 60 92
S28 50 84.17 80
S29 30 79.17 68
S30 70 73.33 100
S31 35 73.33 54
S32 35 70.83 90
S33 100 76.67 98
S34 55 65.83 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

D. Analisis Data

1. Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Hasil perbandingan antara RPP degan pelaksanaan diperoleh

beberapa langkah kegiatan yang tidak terlaksana. Berikut adalah hasil

analisis keterlaksanaan RPP di setiap pertemuan.

a) Pertemuan Pertama

Berdasarkan tabel perbandingan antara RPP dan pelaksanaan

dalam Lampiran C.7 , dapat diketahui persentase keterlaksaan RPP

pada pertemuan pertama secara keseluruhan yaitu 91,89%.

Persentase keterlaksaan kegiatan pendahuluan adalah 87,5%.

Persentase keterlaksanaan RPP kegiatan inti adalah 95,65%.

Persentase keterlaksanaan RPP pada kegiatan penutup adalah

83,33%.

b) Pertemuan Kedua

Berdasarkan tabel perbandingan antara RPP dan pelaksanaan

dalam Lampiran C.7, dapat diketahui persentase keterlaksaan RPP

pada pertemuan pertama secara keseluruhan yaitu 88,57%.

Persentase keterlaksaan kegiatan pendahuluan adalah 85,71%.

Persentase keterlaksanaan RPP kegiatan inti adalah 95,45%.

Persentase keterlaksanaan RPP pada kegiatan penutup adalah

66,67%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

2. Analisis Kemampuan Penalaran Matematis

Data yang diperoleh dapat di kelompokkan dengan ketentuan

seperti pada Tabel 3.8. Berikut ini merupakan data kemampuan

penalaran matematis setelah dikelompokkan:

Tabel 4.12 Kategorisasi Kemampuan Penalaran Matematis

Siswa Tes Penalaran Kategori


S1 45 Cukup
S3 85 Sangat Tinggi
S4 20 Sangat Rendah
S5 60 Cukup
S6 60 Cukup
S7 60 Cukup
S8 65 Tinggi
S9 60 Cukup
S10 60 Cukup
S11 25 Rendah
S12 55 Cukup
S13 60 Cukup
S14 75 Tinggi
S15 35 Rendah
S16 25 Rendah
S17 55 Cukup
S18 35 Rendah
S19 30 Rendah
S20 35 Rendah
S21 55 Cukup
S22 30 Rendah
S23 35 Rendah
S25 70 Tinggi
S26 30 Rendah
S27 80 Tinggi
S28 50 Rendah
S29 30 Rendah
S30 70 Tinggi
S31 35 Rendah
S32 35 Rendah
S33 100 Sangat Tinggi
S34 55 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Pengelompokan kategori skor kemampuan penalaran sebagai berikut:

Tabel 4.13 Pengelompokan Kategori Skor Kemampuan Penalaran

Kategori Banyak Siswa


Sangat Tinggi (ST) 2 orang
Tinggi (T) 5 orang
Cukup (C) 11 orang
Rendah (R) 13 orang
Sangat Rendah (SR) 1 orang

Pengelompokan kategori skor kemampuan penalaran dapat

disajikan dengan diagram batang sebagai berikut.

14

12

10

0
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Kategori

Gambar 4.1 Pengelompokan Kategori Kemampuan Penalaran

Dari pengelompokan di atas, dapat terlihat bahwa sebanyak 2

orang atau sebesar 6,25% dari sampel penelitian memiliki kemampuan

penalaran sangat tinggi, sebanyak 5 orang atau sebesar 15,625% dari

sampel penelitian memiliki kemampuan penalaran tinggi, sebanyak 11

orang atau sebesar 34,375% dari sampel penelitian memiliki kemampuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

penalaran cukup , sebanyak 13 orang atau sebesar 40,625% dari sampel

penelitian memiliki kemampuan penalaran rendah, dan sebanyak 1 orang

atau hanya sebesar 3,125% dari sampel penelitian memiliki kemampuan

penalaran sangat rendah.

3. Analisis Skala Disposisi Matematis Siswa

Data yang diperoleh dapat di kelompokkan dengan ketentuan

seperti pada Tabel 3.10. Berikut ini merupakan data disposisi matematis

siswa setelah dikelompokkan:

Tabel 4.14 Kategorisasi Skor Disposisi Matematis

Siswa Disposisi Matematis Kategori


S1 52,5 Cukup
S3 79,17 Tinggi
S4 67,5 Tinggi
S5 69,17 Tinggi
S6 56,67 Cukup
S7 55 Cukup
S8 57,5 Cukup
S9 73,33 Tinggi
S10 81,67 Sangat Tinggi
S11 65,83 Tinggi
S12 68,33 Tinggi
S13 53,33 Cukup
S14 60,83 Cukup
S15 64,17 Tinggi
S16 68,33 Tinggi
S17 57,5 Cukup
S18 70,83 Tinggi
S19 40 Rendah
S20 63,33 Tinggi
S21 69,17 Tinggi
S22 50,83 Cukup
S23 60,75 Tinggi
S25 69,17 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

S26 66,67 Tinggi


S27 60 Cukup
S28 84,17 Sangat Tinggi
S29 79,17 Tinggi
S30 73,33 Tinggi
S31 73,33 Tinggi
S32 70,83 Tinggi
S33 76,67 Tinggi
S34 65,83 Tinggi

Pengelompokan kategori skor disposisi matematis sebagai berikut:

Tabel 4.15 Pengelompokan Kategori Skor Disposisi Matematis

Kategori Banyak Siswa


Sangat Tinggi (ST) 2 orang
Tinggi (T) 20 orang
Cukup (C) 9 orang
Rendah (R) 1 orang
Sangat Rendah (SR) -

Pengelompokan kategori disposisi matematis dapat disajikan

dengan diagram batang sebagai berikut.


25

20

15

10

0
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Kategori

Gambar 4.2 Pengelompokan Kategori Disposisi Matematis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Dari pengelompokan di atas, dapat terlihat bahwa sebanyak 2

orang atau sebesar 6,25% dari sampel penelitian memiliki disposisi

yang sangat tinggi terhadap matematika, sebanyak 20 orang atau

sebesar 62,50% dari sampel penelitian memiliki disposisi yang tinggi

terhadap matematika, sebanyak 9 orang atau sebesar 28,125% dari

sampel penelitian memiliki disposisi yang cukup terhadap matematika,

dan sebanyak 1 orang atau hanya sebesar 3,125% dari sampel penelitian

memiliki disposisi yang rendah sekali terhadap matematika.

4. Analisis Prestasi Belajar Matematika

Data yang diperoleh dapat di kelompokkan dengan ketentuan

seperti pada Tabel 3.11. Berikut ini merupakan data prestasi belajar

matematika siswa setelah dikelompokkan:

Tabel 4.16 Kategorisasi Tes Prestasi Belajar Matematika

Tes Prestasi
Siswa Belajar Kategori
Matematika
S1 70 Tinggi
S3 94 Sangat Tinggi
S4 58 Cukup
S5 52 Cukup
S6 78 Tinggi
S7 92 Sangat Tinggi
S8 78 Tinggi
S9 74 Tinggi
S10 100 Sangat Tinggi
S11 58 Cukup
S12 80 Tinggi
S13 76 Tinggi
S14 100 Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

S15 88 Sangat Tinggi


S16 76 Tinggi
S17 76 Tinggi
S18 90 Sangat Tinggi
S19 84 Sangat Tinggi
S20 90 Sangat Tinggi
S21 90 Sangat Tinggi
S22 92 Sangat Tinggi
S23 92 Sangat Tinggi
S25 76 Tinggi
S26 74 Tinggi
S27 92 Sangat Tinggi
S28 80 Tinggi
S29 68 Tinggi
S30 100 Sangat Tinggi
S31 54 Cukup
S32 90 Sangat Tinggi
S33 98 Sangat Tinggi
S34 74 Tinggi

Pengelompokan kategori prestasi belajar matematika sebagai berikut:

Tabel 4.17 Pengelompokan Kategori Prestasi Belajar Matematika

Kategori Banyak Siswa


Sangat Tinggi (ST) 15 orang
Tinggi (T) 13 orang
Cukup (C) 4 orang
Rendah (R) -
Sangat Rendah (SR) -

Pengelompokan kategori prestasi belajar dapat disajikan dengan

diagram batang sebagai berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

16
14
12
10
8
6
4
2
0
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Kategori

Gambar 4.3 Pengelompokan Kategori Prestasi Belajar

Dari pengelompokan di atas, dapat terlihat bahwa sebanyak 15

orang atau sebesar 46,875% dari sampel penelitian memiliki prestasi

belajar sangat tinggi, sebanyak 13 orang atau sebesar 40,625% dari

sampel penelitian memiliki prestasi belajar matematika tinggi, dan

sebanyak 4 orang atau hanya sebesar 12,50% dari sampel penelitian

memiliki prestasi belajar cukup.

5. Inferensi

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat, baik antara kemampuan penalaran matematis

dengan prestasi belajar, maka diperlukan uji korelasi dan uji regresi

linear.

Syarat untuk melakukan uji korelasi dan regresi adalah masing-

masing variabel harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, data


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas atau uji syarat. Analisis data

menggunakan perhitungan SPSS 17.

a. Uji Normalitas

1) Uji Normalitas Kemampuan Penalaran Matematis

Hipotesis :

𝐻0 : data kemampuan penalaran matematis berdistribusi

normal (𝐹(𝑥) = 𝐹𝑜 (𝑥))

𝐻1 : data kemampuan penalaran matematis tidak berdistribusi

normal (𝐹(𝑥) ≠ 𝐹𝑜 (𝑥))

Taraf signifikansi (𝛼) = 0,05

𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,236 (pada taraf signifikansi 0,05 dan 𝑛 = 32)

Daerah Penolakan:

𝐻0 ditolak jika 𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,236)

Statistik Uji:

𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,192

Karena 𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,192 < 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,236), sehingga tidak

cukup bukti untuk menolak 𝐻0 , maka keputusannya: data

kemampuan penalaran matematis berdistribusi normal.

(Tabel Perhitungan terdapat pada Lampiran D.1)

2) Uji Normalitas Disposisi Matematis

Hipotesis :

𝐻0 : data disposisi matematis berdistribusi normal

(𝐹(𝑥) = 𝐹𝑜 (𝑥))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

𝐻1 : data disposisi matematis tidak berdistribusi

normal (𝐹(𝑥) ≠ 𝐹𝑜 (𝑥))

Taraf signifikansi (𝛼) = 0,05

𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,236 (pada taraf signifikansi 0,05 dan 𝑛 = 32)

Daerah Penolakan:

𝐻0 ditolak jika 𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,236)

Statistik Uji:

𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,118

Karena 𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,118 < 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,236), sehingga tidak

cukup bukti untuk menolak 𝐻0 , maka keputusannya: data

disposisi matematis berdistribusi normal.

(Tabel Perhitungan terdapat pada Lampiran D.2)

3) Prestasi Belajar Matematika

Hipotesis :

𝐻0 : data prestasi belajar matematika berdistribusi normal

(𝐹(𝑥) = 𝐹𝑜 (𝑥))

𝐻1 : data prestasi belajar matematika tidak berdistribusi normal

(𝐹(𝑥) = 𝐹𝑜 (𝑥))

Taraf signifikansi (𝛼) = 0,05

𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,236 (pada taraf signifikansi 0,05 dan 𝑛 = 32)

Daerah Penolakan:

𝐻0 ditolak jika 𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,236)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Statistik Uji:

𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,153

Karena 𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,153 < 𝐷𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,236), sehingga tidak

cukup bukti untuk menolak 𝐻0 , maka keputusannya: data

prestasi belajar matematika berdistribusi normal.

(Tabel Perhitungan terdapat pada Lampiran D.3)

b. Korelasi Sederhana

Korelasi digunakan untuk mengukur besarnya hubungan

antara variabel bebas yaitu kemampuan penalaran matematis dan

disposisi matematis terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar.

1) Kemampuan Penalaran Matematis dan Prestasi Belajar

Matematika

Hipotesis :

𝐻0 : Tidak ada korelasi positif antara kemampuan penalaran

dan prestasi belajar (𝜌 ≤ 0)

𝐻1 : Ada korelasi positif antara kemampuan penalaran dan

prestasi belajar (𝜌 > 0)

Taraf signifikansi (𝛼) = 0,05

𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,349 (pada taraf signifikansi 0,05 dan 𝑛 = 32)

Daerah Penolakan:

𝐻0 ditolak jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,349 )

Statistik Uji:

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,423
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,423 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,349 , sehingga 𝐻0

ditolak, maka keputusannya: Ada korelasi yang signifikan

antara penalaran matematis dan prestasi belajar matematika.

𝑅 = 𝑟 2 = 0,4232 = 0,178929

Persentase nilai R = 17,89%. Ini berarti, kemampuan penalaran

matematis berkontribusi sebesar 17,89% terhadap prestasi

belajar siswa, dan lainnya ditentukan oleh faktor lain.

(Tabel Perhitungan terdapat pada Lampiran D.4.1)

2) Disposisi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika

Hipotesis :

𝐻0 : Tidak ada positif korelasi antara disposisi matematis dan

prestasi belajar (𝜌 ≤ 0)

𝐻1 : Ada korelasi positif antara disposisi matematis dan

prestasi belajar (𝜌 > 0)

Taraf signifikansi (𝛼) = 0,05

𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,349 (pada taraf signifikansi 0,05 dan 𝑛 = 32)

Daerah Penolakan:

𝐻0 ditolak jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,349)

Statistik Uji:

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,017

Karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,017 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,349 , sehingga tidak

cukup bukti untuk menolak 𝐻0 , maka keputusannya: Tidak ada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

korelasi yang signifikan antara penalaran matematis dan

prestasi belajar matematika.

𝑅 = 𝑟 2 = 0,0172 = 0,000289

Persentase nilai R = 0,0289%. Ini berarti, kemampuan

penalaran matematis berkontribusi sangat kecil yaitu sebesar

0,0289% terhadap prestasi belajar siswa, dan lainnya

ditentukan oleh faktor lain.

(Tabel Perhitungan terdapat pada Lampiran D.4.2)

c. Regresi Linear

1) Kemampuan Penalaran dan Prestasi Belajar

Matematika

(i) Uji Linearitas Regresi

Hipotesis :

𝐻0 : data kemampuan penalaran dengan prestasi

belajar tidak berpola linear

𝐻1 : data kemampuan penalaran dengan prestasi

belajar berpola linear

Taraf signifikansi (𝛼) = 0,05

Kaidah Pengujian:

𝐻0 ditolak jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,17)

Statistik Uji:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 6,543
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 6,543 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,17, sehingga 𝐻0

ditolak, maka keputusannya: data kemampuan penalaran

dengan prestasi belajar berpola linear.

(Perhitungan terdapat pada Lampiran D.5)

(ii) Regresi Linear

Dari data mentah diperoleh :

𝑛 = 32 𝑋̅ = 50,63 𝑌̅ = 81,07
32

∑ 𝑋 = 1620
𝑖=1

32

∑ 𝑋 = 2594
𝑖=1

32

∑ 𝑋. 𝑌 = 134800
𝑖=1

32

∑ 𝑋 2 = 94100
𝑖=1

Sehingga diperoleh :

𝑛. ∑𝑛1 𝑋𝑌 − ∑𝑛1 𝑋. ∑𝑛1 𝑌


𝑏=
∑𝑛1 𝑋 2 − (∑𝑛1 𝑋)2
32. ∑32 32 32
1 134800 − ∑1 1620. ∑1 2594
= = 0,288
32(94100) − (1620)2
𝑎 = 𝑌̅ − 𝑏(𝑋̅)
= 81,07 − (0,288)(50,63) = 66,493
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Jadi, persamaan regresi linear adalah


𝑦̂ = 𝑎 + 𝑏𝑥
̂ = 𝟔𝟔, 𝟒𝟗𝟑 + 𝟎, 𝟐𝟖𝟖𝒙
𝒚

Gambar 4.3 Regresi Linier Kemampuan Penalaran dan

Prestasi Belajar (n=32)

Ini berarti setiap kenaikan sebesar satu poin penalaran

memberikan pengaruh sebesar 0,288 poin prestasi belajar.

d. Korelasi Ganda

Korelasi ganda dapat dilakukan apabila kedua variabel

bebas mempunyai korelasi terhadap variabel terikatnya. Oleh

karena salah satu variabel bebas tidak mempunyai korelasi

terhadap variabel terikatnya yaitu tidak ada hubungan antara

disposisi matematis dan prestasi belajar maka korelasi ganda

antara kemampuan penalaran matematis dengan prestasi belajar

siswa tidak dapat dihitung karena tidak memenuhi syarat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

E. Pendalaman Analisis

Untuk mendalami hasil penelitian, peneliti melakukan wawancara

terhadap siswa yang kemampuan penalaran dan prestasi belajar maupun

disposisi dan prestasi belajar tidak tergolong tidak berkorelasi positif atau

diskonkordan. Berikut merupakan kategori kemampuan penalaran,

disposisi matematis dan prestasi belajar dari kelas VIII G Tahun Ajaran

2015/2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.18 Kategori Penalaran, Disposisi dan Prestasi Belajar

Penalaran Disposisi Prestasi


Siswa
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
S1 45 Cukup 52.5 Cukup 70 Tinggi
S3 85 Sangat 79.17 94 Sangat
Tinggi
Tinggi Tinggi
S4 20 Sangat 67.5 58
Tinggi Cukup
Rendah
S5 60 Cukup 69.17 Tinggi 52 Cukup
S6 60 Cukup 56.67 Cukup 78 Tinggi
S7 60 55 92 Sangat
Cukup Cukup
Tinggi
S8 65 Tinggi 57.5 Cukup 78 Tinggi
S9 60 Cukup 73.33 Tinggi 74 Tinggi
S10 60 81.67 Sangat 100 Sangat
Cukup
Tinggi Tinggi
S11 25 Rendah 65.83 Tinggi 58 Cukup
S12 55 Cukup 68.33 Tinggi 80 Tinggi
S13 60 Cukup 53.33 Cukup 76 Tinggi
S14 75 60.83 100 Sangat
Tinggi Cukup
Tinggi
S15 35 64.17 88 Sangat
Rendah Tinggi
Tinggi
S16 25 Rendah 68.33 Tinggi 76 Tinggi
S17 55 Cukup 57.5 Cukup 76 Tinggi
S18 35 70.83 90 Sangat
Rendah Tinggi
Tinggi
S19 30 40 84 Sangat
Rendah Rendah
Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

S20 35 63.33 90 Sangat


Rendah Tinggi
Tinggi
S21 55 69.17 90 Sangat
Cukup Tinggi
Tinggi
S22 30 50.83 92 Sangat
Rendah Cukup
Tinggi
S23 35 92 Sangat
Rendah 60,75 Tinggi
Tinggi
S25 70 Tinggi 69.17 Tinggi 76 Tinggi
S26 30 Rendah 66.67 Tinggi 74 Tinggi
S27 80 60 92 Sangat
Tinggi Cukup
Tinggi
S28 50 84.17 Sangat 80
Rendah Tinggi
Tinggi
S29 30 Rendah 79.17 Tinggi 68 Tinggi
S30 70 73.33 100 Sangat
Tinggi Tinggi
Tinggi
S31 35 Rendah 73.33 Tinggi 54 Cukup
S32 35 70.83 90 Sangat
Rendah Tinggi
Tinggi
S33 100 Sangat 76.67 98 Sangat
Tinggi
Tinggi Tinggi
S34 55 Cukup 65.83 Tinggi 74 Tinggi

Dari Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa ada kasus negatif yaitu

terdapat beberapa siswa yang termasuk dalam kategori diskonkordan

yang memiliki hasil tidak umum. Adapun kategori yang dimaksud adalah

siswa yang memiliki penalaran rendah namun prestasi belajar sangat

tinggi, siswa dengan penalaran rendah dan disposisi rendah namun

prestasi belajar sangat tinggi, siswa dengan penalaran tinggi dan

disposisi cukup namun prestasi belajar sangat tinggi, dan siswa dengan

penalaran cukup dan disposisi cukup namun prestasi belajar sangat

tinggi. Wawancara dilakukan pada bulan Juni 2016. Hasil wawancara

adalah sebagai berikut. (Hasil transkrip wawancara terdapat pada

Lampiran F.2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

1. Siswa dengan penalaran rendah sedangkan prestasi belajar sangat

tinggi

a. Siswa (S15) merupakan siswa yang cukup rajin. Hasil

observasi dan kuesioner menunjukkan hasil yang cukup sesuai

dengan hasil wawancara. Di kelas, siswa (S15) ikut berdiskusi

dan mengerjakan LKS yang diberikan guru, namun terkadang

siswa lebih senang untuk berbicara dengan teman

sekelompoknya apabila guru tidak jelas saat menjelaskan

materi. Siswa (S15) jarang belajar materi kubus dan balok

karena menurutnya materi ini hanya diulang-ulang saja dan

tidak terlalu sulit. Siswa (S15) hanya belajar kubus dan balok

sebelum ulangan saja, dan hanya belajar di sekolah. Siswa

(S15) pun jarang mencari referensi atau sumber lain untuk

menambah pengetahuannya tentang matematika. Walaupun

siswa (S15) hanya belajar di sekolah sebelum ulangan, namun

siswa (S15) tetap mendapatkan hasil ulangan yang tinggi. Hal

ini dikarenakan bagi siswa (S15), soal ulangan tidak sulit.

Berbeda dengan tes penalaran, bagi siswa (S15) tes penalaran

sulit. Hal ini dikarenakan siswa (S15) tidak berbakat dengan

soal yang membutuhkan logika.

b. Siswa (S22) tidak memiliki kepercayaan diri saat belajar

matematika. Bagi siswa (S22), ia tidak pandai dalam

matematika. Hal ini dikarenakan dalam matematika, banyak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

menggunakan logika sehingga pada saat tes penalaran nilainya

tidak bagus. Siswa (S22) hanya belajar materi kubus dan balok

saat ulangan saja. Siswa (S22) belajar sendiri di rumah tanpa

mengikuti les. Siswa (S22) tidak berusaha mencari referensi

atau sumber lain untuk menambah pengetahuannya tentang

matematika. Di kelas, siswa (S22) cenderung lebih senang

berbicara dengan temannya dibandingkan mendengarkan

penjelasan dari gurunya. Siswa (S22) lebih senang berbicara

dengan temannya karena bosan dengan penjelasan guru.

Menurut siswa (S22) terkadang guru tidak jelas dalam

mengajar sehingga menjadi tidak paham dengan materi yang

disampaikan. Selain itu, terkadang guru terlalu cepat dalam

menjelaskan dan tidak semangat dalam mengajar sehingga

siswa (S22) malas untuk memperhatikan guru. Menurut siswa

(S22) ulangan kubus dan balok tidak terlalu sulit, karena

biasanya siswa (S22) tidak tuntas dalam ulangan matematika.

2. Siswa dengan penalaran rendah dan disposisi rendah sedangkan

prestasi belajar sangat tinggi

Siswa (S19) menunjukkan hasil kuesioner yang cukup

sesuai dengan hasil wawancara. Siswa (S19) dengan penalaran

rendah tidak suka mengerjakan soal yang menggunakan logika.

Hal ini dikarenakan bagi siswa (S19) logikanya tidak jalan, namun

apabila soalnya sederhana hanya mensubtitusikan rumus saja,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

siswa (S19) dapat mengerjakannya. Siswa (S19) jarang

mendengarkan penjelasan guru dikarenakan guru menjelaskannya

terlalu cepat sehingga tidak mudah dipahami. Siswa (S19)

cenderung lebih senang berbicara dengan teman sekelompoknya

dibandingkan mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa (S19)

termasuk siswa yang kurang mempunyai usaha yang besar dalam

belajar matematika. Apabila tidak paham dengan materi, siswa

(S19) lebih berani bertanya kepada teman dibandingkan bertanya

dengan guru. Namun apabila temannya juga tidak paham, siswa

(S19) cenderung pasrah saja. Siswa (S19) juga tidak senang

mencari sumber atau referensi lain untuk menambah

pengetahuannya tentang matematika. Siswa (S19) tidak

diperkenankan untuk mengikuti les oleh orang tuanya, oleh karena

itu siswa (S19) belajar dengan orang tua. Orang tua siswa (S19)

adalah seorang guru. Namun apabila orang tuanya sibuk atau tidak

ada di rumah, siswa (S19) lebih memilih untuk tidak belajar.

3. Siswa dengan penalaran tinggi dan disposisi cukup sedangkan

prestasi belajar sangat tinggi

Siswa (S27) merupakan siswa yang tertarik dengan materi

kubus dan balok. Hal ini dikarenakan siswa (S27) menyukai

pelajaran yang berbentuk bangun ruang. Siswa (27) juga menyukai

pembelajaran dengan cara diskusi kelompok. Bagi siswa (S27),

dengan diskusi kelompok pembelajaran lebih menyenangkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

karena menjadi tidak bosan. Namun siswa (S27) tidak senang

mencari referensi atau sumber lain untuk menambah

pengetahuannya tentang matematika. Siswa (27) hanya belajar dari

LKS dan buku cetak yang diberikan oleh guru. Siswa (27) juga

hanya belajar kubus dan balok pada waktu ulangan saja. Hal ini

dikarenakan bagi siswa (S27) materinya sudah pernah dipelajari

sewaktu duduk di kelas 6 SD, sehingga tidak terlalu sulit baginya

untuk memahami materi kubus dan balok di SMP. Siswa (27) lebih

senang mengerjakan soal yang menggunakan nalar atau logika

daripada soal yang banyak menghafalkan rumus.

4. Siswa dengan penalaran cukup dan disposisi cukup sedangkan

prestasi belajar sangat tinggi

Siswa (S19) menunjukkan hasil kuesioner yang cukup

sesuai dengan hasil wawancara. Siswa (S7) merupakan siswa yang

tidak menyukai matematika. Siswa (S7) jarang mendengarkan

penjelasan dari guru dan lebih senang untuk berbicara dengan

temannya sewaktu pelajaran berlangsung. Siswa (S7) juga tidak

senang mencari referensi atau sumber lain untuk menambah

pengetahuannya tentang matematika. Hal ini dikarenakan siswa

tidak suka dengan matematika, jadi apapun yang berhubungan

dengan matematika siswa (S7) tidak begitu tertarik. Bagi siswa

(S7) soal ulangan kubus dan balok adalah soal yang tidak terlalu

sulit sehingga siswa (S7) dapat mengerjakannya. Berbeda dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

soal penalaran, bagi siswa (S7) soal penalaran adalah soal yang

sulit karena membutuhkan logika dalam mengerjakannya.

5. Siswa dengan penalaran rendah dan disposisi tinggi sedangkan

prestasi belajar sangat tinggi

Siswa (S18) selalu mendengarkan penjelasan dari guru dan

siswa (S18) selalu berusaha memahami apa yang diajarkan oleh

guru. Apabila siswa (S18) tidak paham dengan soal atau materi

yang disampaikan, siswa (S18) tidak segan untuk bertanya kepada

temannya. Menurut siswa (S18), pembelajaran menggunakan

diskusi kelompok lebih menyenangkan dibandingkan

pembelajaran dengan metode ceramah dan latihan soal. Hal ini

dikarenakan dengan adanya diskusi kelompok, siswa (S18) dapat

lebih memahami materi. Namun siswa (S18) hanya belajar apabila

ada ulangan saja, selebihnya hanya baca-baca saja jika tidak malas.

Apabila siswa (S18) tidak paham dengan soal yang diberikan guru,

siswa (S18) cenderung menggambar. Bagi siswa (S18), soal

penalaran merupakan soal yang sulit. Siswa (S18) tidak serius

mengerjakan soal penalaran sehingga ia tidak mendapatkan nilai

penalaran yang bagus. Pada saat tes penalaran siswa (S18) lebih

banyak menghabiskan waktu untuk menggambar. Hal ini siswa

(S18) lakukan karena sudah tidak bisa mengerjakan lagi.

Sedangkan menurut siswa (S18), soal ulangan harian tidak begitu

sulit sehingga siswa (S18) mendapatkan nilai yang tinggi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

6. Siswa dengan penalaran cukup dan disposisi tinggi sedangkan

prestasi belajar tinggi

Siswa (S34) merupakan siswa yang kurang mempunyai

kemauan besar untuk belajar matematika. Hasil kuesioner kurang

sesuai dengan hasil wawancara. Siswa (S34) belajar materi kubus

dan balok hanya sebelum ulangan saja. Siswa (S34) cenderung

lebih suka menonton tv, karena bagi siswa (S34) menonton tv lebih

menarik daripada belajar. Siswa (S34) juga tidak mencari referensi

atau sumber lain untuk menambah pengetahuan tentang

matematika. Namun siswa (S34) tidak malu untuk bertanya kepada

teman apabila tidak paham dengan soal atau materi yang

disampaikan oleh gurunya. Siswa (S34) lebih senang bertanya

kepada teman daripada dengan guru. Hal ini dikarenakan siswa

(S34) malu untuk bertanya pada guru. Hambatan siswa (S34) saat

pembelajaran adalah apabila ada teman yang mengajak cerita.

Apabila ada temannya yang mengajak cerita, dia juga akan

menanggapi sehingga menjadi tidak mendengarkan penjelasan dari

guru. Menurut siswa (S34), penjelasan dari guru kadang tidak jelas

karena kurang detail menjelaskannya. Siswa (S34) hanya

mendapatkan nilai ulangan 74 dikarenakan tidak maksimal

belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

F. Pembahasan

1. Hubungan antara Kemampuan Penalaran dan Prestasi Belajar

Menurut Suparno (2003:30) anak yang mempunyai intelegensi

matematis logis yang menonjol biasanya mempunyai nilai matematika

yang baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan penalaran

matematis siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar

matematika siswa. Berdasarkan hasil analisis di atas, penelitian

membuktikan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan penalaran dan prestasi belajar. Koefisien korelasi antara

kemampuan penalaran dan prestasi belajar sebesar 0,423. Persamaan

regresinya 𝑦̂ = 66,493 + 0,288𝑥, yang artinya setiap kenaikan

sebesar satu poin kemampuan penalaran memberikan pengaruh

sebesar 0,288 poin prestasi belajar. Kontribusi yang diberikan oleh

faktor kemampuan penalaran terhadap prestasi belajar adalah 𝑟𝑥𝑦

sebesar 0,4232 = 0,178929 atau setara dengan 17,89 % sedangkan

sisanya sebesar 82,11% dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain

kemampuan penalaran berpengaruh 17,89 % terhadap prestasi belajar

dan 82,11% dipengaruhi oleh faktor lain. Adapun faktor lain yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti kemampuan hitung,

minat, bakat, perhatian, keterampilan maupun faktor lingkungan baik

dari luar, sekolah maupun masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

2. Hubungan antara Disposisi Matematis dan Prestasi Belajar

Menurut Kilpatrick, Swafford, dan Findel (2001:131),

disposisi matematis adalah kecenderungan memandang matematika

sebagai sesuatu yang berguna dan berharga, percaya bahwa dengan

usaha yang tekun dan ulet dalam mempelajari matematika akan

membuahkan hasil dan melakukan perbuatan sebagai pembelajar yang

efektif. Disposisi siswa terhadap matematika adalah salah satu faktor

dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Berdasarkan hasil

analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

antara disposisi matematis dan prestasi belajar. Hal ini berarti apabila

siswa mempunyai disposisi matematis yang baik belum tentu prestasi

belajar yang dicapai oleh siswa tersebut juga akan baik, begitu

sebaliknya.

Koefisien korelasi antara disposisi matematis dan prestasi

belajar sebesar 0,017. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

disposisi matematis tidak berpengaruh pada prestasi belajar.

Kontribusi yang diberikan oleh faktor disposisi matematis terhadap

prestasi belajar adalah 𝑟𝑥𝑦 sebesar 0,0172 = 0,000289 atau setara

dengan 0,0289 % sedangkan sisanya sebesar 99,711% dipengaruhi

oleh faktor lain. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar seperti kemampuan hitung, minat, bakat, perhatian, maupun

faktor lingkungan baik dari keluarga, sekolah maupun masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa siswa,

pernyataan yang ada di kuesioner disposisi matematis mudah

dipahami, dan sebagian besar dari mereka mengisi kuesioner dengan

jujur. Namun beberapa siswa tidak konsisten dalam mengisi kuesioner

disposisi matematis. Pernyataan 2 dan pernyataan 3 merupakan

pernyataan dari indikator yang sama yaitu indikator rasa percaya diri

dalam pembelajaran matematika dan dalam menyelesaikan masalah

matematika. Perbedaannya pernyataan 2 merupakan pernyataan

positif sedangkan pernyataan 3 merupakan pernyataan negatif. Siswa

(S8), siswa (S11), siswa (S13) ,siswa (S18), siswa (S26), dan siswa

(S28) tidak memperhatikan pernyataan positif dan pernyataan negatif

dari pernyataan 2 dan 3 sehingga jawaban pernyataan tersebut kurang

sesuai. Selain itu siswa (S15) dan siswa (S22) tidak konsisten dalam

menjawab pernyataan 12 dan pernyataan 13. Siswa (S15) dan siswa

(S22) juga tidak memperhatikan pernyataan positif dan pernyataan

negatif sehingga ada beberapa jawaban pernyataan yang kurang

sesuai.

Beberapa siswa juga tidak konsisten dalam menjawab

pernyataan negatif yang ada di kuesioner disposisi matematis. Siswa

(S8), siswa (S22), siswa (S16), siswa (S24), dan siswa (S32) tidak

konsisten dalam menjawab pernyataan 11 dan pernyataan 21.

Pernyataan 11 dan pernyataan 21 merupakan pernyataan negatif yang

tidak jauh berbeda. Kedua pernyataan ini mempunyai maksud yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

sama yaitu tentang mencari sumber lain dalam mempelajari atau

mengerjakan matematika.

Peneliti juga melakukan analisis hasil kuesioner disposisi,

peneliti melakukan analisis hasil wawancara siswa (S15) dan siswa

(S22). Pada lembar kuesioner disposisi, siswa mengisikan bahwa ia

jarang mencari sumber lain untuk menambah pengetahuan tentang

matematika, padahal menurut hasil wawancara siswa tersebut

mencari sumber lain untuk menambah pengetahuannya. Selain itu

pada saat mengisi kuesioner disposisi matematis, ada tiga siswa yang

memang tidak paham dengan arti dari pernyataan yang diberikan.

Ketidakkonsistenan siswa dalam menjawab dan ketidakpahaman

siswa dalam mengerti isi pernyataan dalam kuesioner menyebabkan

tidak adanya korelasi antara disposisi matematis dan prestasi belajar

matematika.

G. Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menemukan beberapa kelemahan

yaitu sebagai berikut.

1. Tingkat kesulitan tes prestasi belajar yang hanya pada taraf mudah dan

sedang sehingga memungkinkan tidak adanya korelasi antara

disposisi matematis dan prestasi belajar matematika.

2. Beberapa siswa kurang serius dalam mengisi kuesioner disposisi

matematis sehingga hasil penelitian tentang hubungan disposisi

matematis dan prestasi belajar menjadi kurang akurat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

3. Teknik pengambilan sampling tidak dilakukan seperti seharusnya

karena pengambilan sampel dilakukan dengan melingkari nomor

absen siswa sebanyak 32 siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dianalisis,

maka kesimpulan yang telah didapat dari hasil penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Hubungan antara Kemampuan Penalaran Matematis dengan Prestasi

Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa ada

hubungan antara kemampuan penalaran matematis dengan prestasi

belajar siswa. Koefisien korelasi yang diberikan yaitu sebesar 0,423.

Semakin meningkatnya kemampuan penalaran siswa maka prestasi

belajar akan semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

korelasi yang positif antara kemampuan penalaran matematis dengan

prestasi belajar siswa. Persamaan regresinya 𝑦̂ = 66,493 + 0,288𝑥,

yang artinya setiap kenaikan sebesar satu poin kemampuan penalaran

akan memberikan pengaruh sebesar 0,288 poin prestasi belajar.

Kontribusi yang diberikan oleh faktor kemampuan penalaran sebesar

17,89 % terhadap prestasi belajar sedangkan sisanya sebesar 82,11%

dipengaruhi oleh faktor lain. Adapun faktor lain yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar seperti disposisi matematis, kemampuan

hitung, minat, bakat, perhatian, maupun faktor lingkungan baik dari

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

keluarga, sekolah maupun masyarakat dan lain sebagainya baik faktor

intern maupun faktor ekstern.

2. Hubungan antara Disposisi Matematis dengan Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa tidak

ada hubungan antara disposisi matematis dengan prestasi belajar siswa

secara statistik. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang

diberikan yaitu sebesar 0,017. Kontribusi yang diberikan oleh faktor

disposisi matematis sebesar 0,0289 % terhadap prestasi belajar

sedangkan sisanya sebesar 99,711% dipengaruhi oleh faktor lain.

Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti

kemampuan penalaran, kemampuan hitung, minat, bakat, perhatian,

maupun faktor lingkungan baik dari keluarga, sekolah maupun

masyarakat dan lain sebagainya baik faktor intern maupun faktor

ekstern.

3. Hubungan Secara Bersamaan antara Kemampuan Penalaran

Matematis dan Disposisi Matematis dengan Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis diperoleh ternyata tidak terdapat

hubungan secara bersamaan antara kemampuan penalaran matematis

dan disposisi matematis dengan prestasi belajar siswa. Hal ini

dikarenakan tidak adanya hubungan antara disposisi matematis

dengan prestasi belajar sehingga korelasi berganda antara kemampuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

penalaran matematis dan disposisi matematis dengan prestasi belajar

siswa tidak dapat dihitung karena tidak memenuhi syarat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pengalaman peneliti selama proses

penelitian, saran yang dapat peneliti berikan antara lain:

1. Tingkat kesulitan tes prestasi belajar perlu diperhatikan.

2. Peneliti lebih memberikan arahan dan pengawasan kepada siswa saat

mengisi kuesioner sehingga siswa dapat lebih serius dalam pengisian

kuesioner.

3. Teknik pengambilan sampling perlu diperhatikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, M.Cholik & Sugijono. 2014. Matematika untuk SMP/MTS Kelas VIII
Semester 2. Jakarta: Erlangga

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Asmar Bani. 2011. “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran


Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran
Penemuan Terbimbing, SPS UPI, Bandung”. Jurnal. Edisi Khusus Nomor
1, Agustus 2011

Frans Susilo. 2012. Landasan Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Heris Hendriana dan Utari Soemarmo. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika.


Bandung: PT Refika Aditama.

Herman Hudojo. 2001. “Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika


(Edisi Revisi)”. Bandung: JICA.

Husaini, Usman. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Jujun S Suriasumantri. 1986. Ilmu Dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik.
Jakarta: Gramedia.

Jujun S. Suriasumantri. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:


Sinar Harapan.

Jujun S. Suriasumantri. 2012. Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta: Pustaka Obor


Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan


Nasional: Balai Pustaka.

Kasmadi dan Nia. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung:


Alfabeta.

Kilpatrick, J.,Swafford, J.,& Findel, B. 2001. “Adding It Up : Helping Children


Learn Mathematics”. Washington, DC : National Academy – Press.

Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira.

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Mullis, Ina dkk. 2012. TIMSS 2011 International Result in Mathematics. IEA:
Boston College.

Mulyasa. 2013. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Novita Yuanari. 2011. Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Sebagai Upaya


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis
Siswa Kelas VIII SMP N 5 Wates Kulonprogo. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.

Saparinah Sadli. 1991. Intelegensi Bakat dan Test IQ. Jakarta: Gaya Favorit Press.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan


Perhitungan Manual & SPSS Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta : Rineka


Cipta.

Slavin and Crisonino. 2005. Geometry: A Self-Teaching Guide. United States of


America: John Willey & Sons, Inc.

Soekadijo. 2008. Logika Dasar: tradisional, simbolik, dan induktif. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Sri Mulatsih. 2013. Pembelajaran Berbasis Masalah Open-ended Untuk


Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Persepsi Siswa Terhadap
Disposisi Matematis. Skripsi. Universitas Terbuka.

Sugiyono. 1999. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi


Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Sukino. 2006. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Sumadi Suryabrata. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumanto. 2014. Statistika Deskriptif. Jakarta: CAPS.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.


Yogyakarta: Kanisius.

Surajiyo. 2006. Dasar-dasar Logika. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.

Tampubolon, Saur M. 2013. Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Pengembangan


Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.

Yamin, Sofyan dkk. 2011. Regresi dan Korelasi dalam Genggaman Anda Aplikasi
dengan Software SPSS, EViews, MINITAB, dan STATGRAPHICS. Jakarta:
Salemba Empat.

Yaumi, Muhammad dan Nurdin Ibrahim. 2013. Pembelajaran Berbasis


Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences). Jakarta: Kencana.

Zanuar Akhmad Qhoiry. 2014. Kontribusi Kemampuan Koneksi, Kemampuan


Representasi dan Disposisi Matematis Terhadap Prestasi Belajar
Matematika dengan Menggunakan Analisis Jalur. Skripsi. UIN Sunan Ampel
Surabaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
JURUSANPENDIDIKANMATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN
AI-AM
( JPM T PA)
FAKULTASKEGURUANDAN ILMUPENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATADHARMA
Depok,Sleman55284Telp.(0274)883037; 883968
Kampusfll USD,Paingan,Maguwoharjo,

Nomor : 125lPnltlKaj ur/USD/MO | 6


Lamp. : ------------
Hal : Permohonanl-iin Observasi. Wawancaradan Penelitian

Kepada
Yth. Kepala Sekolah
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Jl. Timoho II No 29 Yogyakarta

Denganhormat,
Denganini kami memohonkanijin bagi mahasiswakami,

Nama ChristinaNovy Wijaya


NIM t214t4026
ProgramStudi PendidikanMatematika
Jurusan PMIPA
Semester VIII TahunAkademikGenap201512016

untuk Observasi,Wawancara dan Penelitian dalam rangka persiapanpenyusunanSkripsi,


denganketentuansebagaiberikut:

Lokasi : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta


Waktu : Februari-April2016
Topik/Judul : Hubungan Antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Disposisi
Matematis TerhadapHasil Belajar Matematika Siswa SMP Pangudi Luhur
I Yogyakarta Kelas VIII Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar
Melalui PembelajaranBerbasisMasalah Tahun Ajaran 201512016

Atas perhatiandan ijin yang diberikan, kami ucapkanterima kasih.

Yogyakarta,23 Februari2016
u.b.Dekan
KetuaJ PendidikanMIPA

ito S.Pd.

Tembusan:
l. Dekan FKIP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Lampiran A.2 Surat Selesai Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Lampiran B.1 Uji Pakar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Lampiran B.2 Uji Pakar Bahan Ajar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Lampiran B.3 Uji Pakar Lembar Kerja Siswa (LKS)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Lampiran B.4 Uji Pakar Kuesioner Disposisi Matematis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Lampiran B.5 Uji Pakar Lembar Observasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Lampiran B.6 Uji Pakar Pedoman Wawancara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Lampiran B.7 Uji Pakar Tes Prestasi Belajar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

Lampiran B.8 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Validitas Tes Hasil Belajar


Absen 1 2 3 4 5 Y ( Y)^2
1 0 5 1 10 10 26 676
2 5 10 9 10 10 44 1936
3 10 5 10 10 10 45 2025
4 1 5 1 10 1 18 324
5 5 10 10 10 6 41 1681
6 5 10 10 10 9 44 1936
7 0 5 1 1 4 11 121
8 5 10 8 10 0 33 1089
9 1 5 1 10 10 27 729
10 1 5 1 10 10 27 729
12 1 5 1 3 1 11 121
13 5 10 10 10 10 45 2025
14 0 10 10 10 5 35 1225
15 1 1 10 9 10 31 961
16 1 5 1 1 1 9 81
17 0 10 5 10 1 26 676
18 5 10 10 9 10 44 1936
19 0 10 10 10 10 40 1600
20 10 10 10 10 10 50 2500
21 5 5 10 10 5 35 1225
22 5 5 10 10 5 35 1225
23 5 5 1 10 7 28 784
24 0 10 10 10 3 33 1089
26 0 10 10 10 10 40 1600
27 0 10 10 5 0 25 625
28 5 10 10 10 10 45 2025
29 1 0 10 9 8 28 784
30 1 2 10 10 0 23 529
31 0 10 10 10 0 30 900
32 10 10 10 10 10 50 2500
33 0 7 1 1 1 10 100
34 10 10 10 10 10 50 2500
∑ 98 235 231 278 197 1039 38257
∑ x^2 658 2029 2179 2680 1735 1079521
(∑ x)^2 9604 55225 53361 77284 38809
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Absen x1y x2y x3y x4y x5y


1 0 130 26 260 260
2 220 440 396 440 440
3 450 225 450 450 450
4 18 90 18 180 18
5 205 410 410 410 246
6 220 440 440 440 396
7 0 55 11 11 44
8 165 330 264 330 0
9 27 135 27 270 270
10 27 135 27 270 270
12 11 55 11 33 11
13 225 450 450 450 450
14 0 350 350 350 175
15 31 31 310 279 310
16 9 45 9 9 9
17 0 260 130 260 26
18 220 440 440 396 440
19 0 400 400 400 400
20 500 500 500 500 500
21 175 175 350 350 175
22 175 175 350 350 175
23 140 140 28 280 196
24 0 330 330 330 99
26 0 400 400 400 400
27 0 250 250 125 0
28 225 450 450 450 450
29 28 0 280 252 224
30 23 46 230 230 0
31 0 300 300 300 0
32 500 500 500 500 500
33 0 70 10 10 10 ∑y 1039
34 500 500 500 500 500 ∑ y^2 38257
∑ xy 4094 8257 8647 9815 7444 (∑ y)^2 1079521

1 2 3 4 5
rxy 0,6816 0,5353 0,7540 0,7206 0,6818
ket VALID VALID VALID VALID VALID
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Reliabilitas Tes Hasil Belajar


Absen 1 2 3 4 5 Y (y)^2
1 0 5 1 10 10 26 676
2 5 10 9 10 10 44 1936
3 10 5 10 10 10 45 2025
4 1 5 1 10 1 18 324
5 5 10 10 10 6 41 1681
6 5 10 10 10 9 44 1936
7 0 5 1 1 4 11 121
8 5 10 8 10 0 33 1089
9 1 5 1 10 10 27 729
10 1 5 1 10 10 27 729
12 1 5 1 3 1 11 121
13 5 10 10 10 10 45 2025
14 0 10 10 10 5 35 1225
15 1 1 10 9 10 31 961
16 1 5 1 1 1 9 81
17 0 10 5 10 1 26 676
18 5 10 10 9 10 44 1936
19 0 10 10 10 10 40 1600
20 10 10 10 10 10 50 2500
21 5 5 10 10 5 35 1225
22 5 5 10 10 5 35 1225
23 5 5 1 10 7 28 784
24 0 10 10 10 3 33 1089
26 0 10 10 10 10 40 1600
27 0 10 10 5 0 25 625
28 5 10 10 10 10 45 2025
29 1 0 10 9 8 28 784
30 1 2 10 10 0 23 529
31 0 10 10 10 0 30 900
32 10 10 10 10 10 50 2500
33 0 7 1 1 1 10 100
34 10 10 10 10 10 50 2500
Ex 98 235 231 278 197 1039 38257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Absen X1^2 X2^2 X3^4 X4^2 X5^2


1 0 25 1 100 100
2 25 100 81 100 100
3 100 25 100 100 100
4 1 25 1 100 1
5 25 100 100 100 36
6 25 100 100 100 81
7 0 25 1 1 16
8 25 100 64 100 0
9 1 25 1 100 100
10 1 25 1 100 100
12 1 25 1 9 1
13 25 100 100 100 100
14 0 100 100 100 25
15 1 1 100 81 100
16 1 25 1 1 1
17 0 100 25 100 1
18 25 100 100 81 100
19 0 100 100 100 100
20 100 100 100 100 100
21 25 25 100 100 25
22 25 25 100 100 25
23 25 25 1 100 49
24 0 100 100 100 9
26 0 100 100 100 100
27 0 100 100 25 0
28 25 100 100 100 100
29 1 0 100 81 64
30 1 4 100 100 0
31 0 100 100 100 0
32 100 100 100 100 100
33 0 49 1 1 1
34 100 100 100 100 100
∑x^2 658 2029 2179 2680 1735

1 2 3 4 5 ∑𝜎𝑖 2

𝜎𝑖 2 11,18359 9,475586 15,9834 8,277344 16,31934 61,23926


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

𝜎𝑡 2 141,3115

𝑟11
0,584915

Perhitungan Validasi Prestasi Belajar

Dengan menggunakan rumus


𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ][𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]

Dengan N = 32, 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (𝛼,𝑁) = 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,05 ,32)= 0,349

Diperoleh validitas sebagai berikut :

1. Soal Nomor 1

32 (4094)−(98)(1039)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(32)(658)−(98)2 ][(32)(38257)−(1039)2 ]

129568 − 101822
=
√[11452][144703]
27746
=
40707,9692

𝑟𝑥𝑦 = 0, 6815864448

Berdasarkan tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5% dan N=34

maka didapat r tabel = 0,349. Karena r hitung untuk soal nomor 1 adalah 0,682

sehingga

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal nomor 1 valid.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

2. Soal Nomor 2

32 (8257) − (235)(1039)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(32)(2029) − (235)2 ][(32)(38257) − (1039)2 ]

264224 − 244165
=
√[9703][144703]
20059
=
37470, 69801
𝑟𝑥𝑦 = 0, 5353249624

Berdasarkan tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5% dan N=34


maka didapat r tabel = 0,349. Karena r hitung untuk soal nomor 2 adalah 0,5353
sehingga
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal nomor 2 valid.

3. Soal Nomor 3

32 (8647) − (231)(1039)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(32)(2179) − (231)2 ][(32)(38257) − (1039)2 ]

276704 − 240009
=
√[16367][144703]
36695
=
48665,73744
𝑟𝑥𝑦 = 0, 7540212463

Berdasarkan tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5% dan N=34


maka didapat r tabel = 0,349. Karena r hitung untuk soal nomor 3 adalah 0,754
sehingga
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal nomor 3 valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

4. Soal Nomor 4

32 (9815) − (278)(1039)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(32)(2680) − (278)2 ][(32)(38257) − (1039)2 ]

314080 − 288842
=
√[8476][144703]
25238
=
35021, 45954
𝑟𝑥𝑦 = 0, 7206438662

Berdasarkan tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5% dan N=34


maka didapat r tabel = 0,349. Karena r hitung untuk soal nomor 4 adalah 0,720
sehingga
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal nomor 4 valid.

5. Soal Nomor 5

32 (7444) − (197)(1039)
𝑟𝑥𝑦 =
√[(32)(1735) − (197)2 ][(32)(38257) − (1039)2 ]

238208 − 204683
=
√[16711][144703]
33525
=
49174,50389
𝑟𝑥𝑦 = 0, 6817557341

Berdasarkan tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5% dan N=34


maka didapat r tabel = 0,349. Karena r hitung untuk soal nomor 5 adalah 0,682
sehingga
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal nomor 5 valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

Perhitungan Reliabilitas

Reliabilitas tes prestasi belajar matematika siswa dihitung menggunakan

rumus Alpha, sebagai berikut:

𝑁 ∑ 𝜎𝑖 2
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑁−1 𝜎𝑡 2

Dengan N = 32

𝑁 ∑ 𝜎𝑖 2
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑁−1 𝜎𝑡 2

32 61, 23925782
𝑟11 = ( ) (1 − )
32 − 1 141,3115234
32
= ( ) (1 − 0,4333635103)
31
= 0,5849150862

Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas di atas, didapatkan 𝑟11 bernilai

0,585. Artinya, tes prestasi belajar reliabel.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran C.1

SILABUS

Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (dua)
Kompetensi Inti :
KI1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Materi Instrumen Alokasi Sumber


Kegiatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar Pokok Penilaian Waktu Belajar
Bangun MENGAMATI
1.1 Menghargai dan Kementrian
menghayati ajaran
Ruang  Mengamati benda dalam TUGAS Pendidikan dan
Sisi Datar kehidupan sehari-hari yang  Membuat jaring- 3 x 5 JP Kebudayaan.
agama yang dianutnya.
(Kubus berbentuk kubus dan balok. jaring kubus
Matematika
dan  Mencermati contoh kubus dan dan balok.
Untuk
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, Balok) balok yang sering dijumpai dalam  Membuat SMP/MTs Kelas
percaya diri, dan kehidupan sehari-hari. laporan
VIII Semester 2.
ketertarikan pada berdasarkan
Jakarta:
matematika serta MENANYA hasil diskusi.
Kementrian
memiliki rasa percaya  Menanya tentang kubus dan balok Keguruan dan
pada daya dan kegunaan dari permasalahan yang muncul. Kebudayaan.
matematika, yang  Menanya tentang luas pemukaan OBSERVASI
terbentuk melalui dan volume kubus balok  Rasa percaya
pengalaman belajar. diri dalam Adinawan,
mengikuti M.Cholik dan
3.9 Menentukan luas pembelajaran Sugijono. 2013.
permukaan dan volume matematika dan Matematika
kubus, balok, prisma, menyelesaikan untuk SMP/
dan limas. maslaah kubus MTS Kelas VIII
dan balok Semester 2.
4.9 Membuat jaring-jaring  Tekun dan ulet Jakarta:
kubus, balok, prisma dan dalam Erlangga.
limas. mengerjakan
tugas-tugas
materi kubus Marsigit. 2009.
dan balok Matematika
untuk SMP/MTs
kelas VIII

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TES Semester 2.
 Unsur- unsur Jakarta:
kubus dan balok Erlangga.
 Jaring- jaring
kubus dan balok
 Luas dan
volume kubus LKS Kubus dan
dan balok. Balok
Kerangka kubus
dan balok,
jaring- jaring
kubus dan balok,
kubus satuan.

MENGUMPULKAN INFORMASI
 Menghimpun berbagai konsep tentang
kubus dan balok
 Menghimpun berbagai konsep tentang
unsur-unsur dan sifat-sifat kubus dan
balok.
 Menghimpun berbagai konsep tentang
kerangka dan jaring-jaring kubus dan
balok.
 Menghimpun berbagai konsep tentang
luas permukaan kubus dan balok.
 Menghimpun berbagai konsep tentang
volume kubus dan balok.

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MENGASOSIASIKAN
 Menganalisis unsur- unsur, sifat- sifat
dan jaring- jaring kubus dan balok.
 Menganalisis luas permukaan dan
volume kubus dan balok.
 Mengaplikasikan rumus luas permukaan
dan volume kubus dan balok untuk
memecahkan masalah.

MENGKOMUNIKASIKAN
 Menyusun laporan hasil diskusi
kelompok secara rapi, rinci dan
sistematis.
 Mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas secara runtut, sistematis
dan santun.
 Memberikan tanggapan terhadap hasil
diskusi kelompok penyaji meliputi
tanya jawab, memberikan sanggahan
atau melengkapi informasi.
 Membuat kesimpulan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Lampiran C.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Dua

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Pokok Bahasan : Kubus dan Balok

Alokasi Waktu : 7 JP (3 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti SMP kelas VIII :


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong ),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, menyaji , dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

No Kompetensi Dasar Indikator

1 1.1 Menghargai dan menghayati 1.1.1 Kesediaan untuk melakukan refleksi


ajaran agama yang terhadap cara berpikir dan kinerja pada
dianutnya. diri sendiri dalam belajar matematika.
1.1.2 Menghargai aplikasi matematika dalam
bidang lain dan kehidupan sehari-hari.
1.1.3 Menghargai peranan pelajaran matematika
dalam bidang lain dan kehidupan sehari-
hari.
2 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, 2.2.1 Memiliki keingintahuan dalam belajar
percaya diri, dan matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

ketertarikan pada 2.2.2 Memiliki rasa percaya diri dalam mengikuti


matematika serta memiliki pembelajaran matematika pada materi
rasa percaya pada daya dan kubus dan balok.
kegunaan matematika, yang 2.2.3 Memiliki rasa percaya diri dalam
terbentuk melalui menyelesaikan masalah kubus dan balok.
pengalaman belajar. 2.2.4 Tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas-
tugas materi kubus dan balok.
2.2.5 Fleksibel dalam pembelajaran matematika
dan mencoba berbagai alternatif
penyelesaian masalah matematis.
3 3.9 Menentukan luas permukaan 3.9.1 Mengidentifikasi unsur-unsur kubus.
dan volume kubus, balok, 3.9.2 Mengidentifikasi unsur-unsur balok.
prisma, dan limas. 3.9.3 Menentukan panjang diagonal dan luas
bidang diagonal kubus.
3.9.4 Menentukan panjang diagonal dan luas
bidang diagonal balok.
3.9.5 Menentukan luas permukaan kubus.
3.9.6 Menentukan luas permukaan balok.
3.9.7 Menentukan volume kubus.
3.9.8 Menentukan volume balok.
3.9.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan luas permukaan kubus.
3.9.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan luas permukaan balok
3.9.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume kubus.
3.9.12 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume balok.
4 4.9 Membuat jaring-jaring kubus, 4.9.1 Membuat jaring-jaring kubus.
balok, prisma, dan limas. 4.9.2 Membuat jaring-jaring balok.

C. Tujuan Pembelajaran
KD 1 dan KD 2

Melalui pengamatan, tanya jawab, penugasan individu dan diskusi kelompok,siswa dapat:

1.1.1.1 Kesediaan untuk melakukan refleksi terhadap cara berpikir dan kinerja pada diri
sendiri dalam belajar matematika.
1.1.2.1 Menghargai aplikasi matematika dalam bidang lain dan kehidupan sehari-hari

1.1.3.1 Menghargai peranan pelajaran matematika dalam bidang lain dan kehidupan sehari-
hari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

2.2.1.1 Memiliki keingintahuan dalam belajar kubus dan balok,

2.2.2.1 Menunjukkan rasa percaya diri dalam pembelajaran matematika pada materi kubus
dan balok,

2.2.3.1 Menunjukkan rasa percaya diri dalam menyelesaikan masalah kubus dan balok,

2.2.3.2 Berani mengutarakan pendapat dalam diskusi kelompok pada materi kubus dan
balok,

2.2.4.1 Menunjukkan ketertarikan pada matematika dengan tekun dan ulet dalam
mengerjakan tugas-tugas materi kubus dan balok.

2.2.5.1 Fleksibel dalam pembelajaran matematika dan mencoba berbagai alternatif


penyelesaian matematis.
KD 3
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, siswa dapat:
3.9.1 Mengidentifikasi unsur-unsur kubus.
3.9.2 Mengidentifikasi unsur-unsur balok.
3.9.3 Menentukan panjang diagonal dan luas bidang diagonal kubus.
3.9.4 Menentukan panjang diagonal dan luas bidang diagonal balok.
3.9.5 Menentukan luas permukaan kubus.
3.9.6 Menentukan luas permukaan balok.
3.9.7 Menentukan volume kubus.
3.9.8 Menentukan volume balok.
3.9.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan kubus.
3.9.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan balok
3.9.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume kubus.
3.9.12 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume balok.
4.9.1 Membuat jaring-jaring kubus.
4.9.2 Membuat jaring-jaring balok.

D. Materi Pembelajaran
1. Unsur-unsur Kubus dan Balok
Berikut ini merupakan unsur-unsur kubus dan balok:
a. Unsur-Unsur Kubus

Sebuah kubus memiliki unsur-unsur yang meliputi


1) Sisi kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

2) Rusuk kubus
3) Titik sudut kubus
4) Diagonal sisi kubus
5) Diagonal ruang kubus
6) Bidang diagonal kubus

b. Unsur-Unsur Balok

Sebuah balok memiliki unsur-unsur yang meliputi


1) Sisi balok
2) Rusuk balok
3) Titik sudut balok
4) Diagonal sisi balok
5) Diagonal ruang balok
6) Bidang diagonal balok

2. Jaring-jaring Kubus dan Balok


Kubus dan balok apabila diiris pada beberapa bagian rusuknya lalu direbahkan sisi-sisinya, maka akan
terbentuk jaring-jaring. Berikut ini merupakan jaring-jaring kubus dan balok
a. Jaring-jaring Kubus

b. Jaring-jaring Balok

3. Luas Permukaan Kubus dan Balok


Untuk menentukan luas permukaan kubus dan balok dapat diperoleh dengan cara
menjumlahkan semua luas sisi-sisinya atau dengan menghitung semua luas jaring-jaringnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

a. Rumus Luas Permukaan Kubus

Luas permukaan kubus = 6𝑠2

Keterangan: s = panjang rusuk kubus


b. Rumus Luas Permukaan Balok

Luas permukaan balok = 2(𝑝. 𝑙 + 𝑝. 𝑡 + 𝑙𝑡)


Keterangan: p = panjang balok
l = panjang balok
t = panjang balok
4. Volume Kubus dan Balok
a. Rumus Volume Kubus

Volume Kubus = 𝑠3

Keterangan: s = panjang rusuk kubus


b. Rumus Volume Balok

Volume balok = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡

Keterangan: p = panjang balok


l = panjang balok
t = panjang balok
E. Pendekatan / Model / Metode Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Saintifik
2. Model pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
3. Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi/ tanya jawab, penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Kerangka kubus, kerangka balok, jaring-jaring kubus dan jaring-jaring
balok dan kubus satuan.
2. Sumber belajar :
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester
2. Matematika / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013
b. Adinawan, M.Cholik dan Sugijono. 2013. Matematika untuk SMP/MTs kelas VIII Semester
2. Jakarta: Erlangga.
c. Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira.
3. Bahan Ajar : Lembar Kerja Siswa (LKS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama (2 JP = 80 menit)
Pokok bahasan :
a. Mengidentifikasi unsur-unsur kubus.
b. Menentukan jaring-jaring kubus.
c. Menentukan luas permukaan kubus.
d. Menentukan volume kubus.

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menanya kabar. 5 menit
2. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa.
3. Guru memeriksa kesiapan dan mengecek
kehadiran siswa.
4. Guru mengajak siswa untuk menyiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
untuk memulai kegiatan pembelajaran, misalnya
Buku Siswa SMP kelas VIII dan jaring-jaring
kubus.

Apersepsi:
5. Guru mengingatkan siswa mengenai bangun
datar yaitu persegi dan persegi panjang dan
menyatakan bahwa materi tersebut akan
berkaitan dengan pelajaran yang akan dipelajari.
6. Guru memotivasi siswa untuk semangat
mengikuti pembelajaran hari ini.
7. Guru menginformasikan tentang materi yang
akan dipelajari yaitu tentang kubus.
8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu:
a) Mengidentifikasi unsur-unsur kubus.
b) Menentukan jaring-jaring kubus.
c) Menentukan luas permukaan kubus.
d) Menentukan volume kubus.
Kegiatan inti Fase 1: Orientasi siswa pada masalah: 10 menit
a. Siswa mengamati benda dalam kehidupan
sehari-hari yang berbentuk kubus. (Mengamati)
b. Siswa memberikan contoh kubus yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu
rubik dan kardus. (Mengamati)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

c. Guru memberikan contoh kerangka kubus.


d. Siswa menyebutkan unsur-unsur yang ada pada
kubus. (Mengamati)
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
(Mengamati)
Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar 20 menit

f. Siswa membentuk kelompok. Satu kelompok


terdiri dari 4 orang. (Mengamati)
g. Siswa mencermati masalah yang ada pada LKS
1 secara berkelompok. (Mengamati)
h. Guru berkeliling mencermati siswa bekerja,
mencermati dan menemukan berbagai kesulitan
yang dialami siswa.
i. Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal
yang belum dipahami. (Menanya)
j. Guru memberi bantuan berkaitan kesulitan yang
dialami siswa secara individu, kelompok, atau
klasikal.
k. Siswa bekerja sama untuk menghimpun
berbagai konsep dan aturan matematika yang
sudah dipelajari serta memikirkan secara cermat
strategi pemecahan yang berguna untuk
pemecahan masalah. (Mencoba/
mengumpulkan informasi)
l. Guru mendorong siswa agar bekerja sama dalam
kelompok.

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan


kelompok. 20 menit
m. Siswa melihat hubungan-hubungan berdasarkan
informasi/data terkait untuk mengetahui unsur-
unsur, luas permukaan dan volume kubus.
(Mengasosiasikan/ menganalisis informasi)
n. Siswa menemukan unsur-unsur, luas permukaan
dan volume kubus dengan media yang
disediakan untuk menyelesaikan masalah.
(Mengasosiasikan/ menganalisis informasi)
o. Siswa mendiskusikan cara yang digunakan
untuk menemukan semua kemungkinan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

penyelesaian masalah. (Mengasosiasikan/


menganalisis informasi)
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
p. Siswa menyusun laporan hasil diskusi 10 menit
kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.
(Mengkomunikasikan)
q. Guru berkeliling mencermati siswa bekerja
menyusun laporan hasil diskusi, dan memberi
bantuan, bila diperlukan.
r. Wakil dari kelompok mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas secara runtut, sistematis,
dan santun. (Mengkomunikasikan)
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
s. Guru memberi kesempatan kepada kelompok 10 menit
lain yang mempunyai jawaban berbeda dari
kelompok penyaji pertama untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya
secara runtut, sistematis, dan santun.
t. Siswa dari kelompok lain memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok
penyaji dengan sopan. (Mengkomunikasikan)
u. Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban
kelompok penyaji serta masukan dari siswa
yang lain dan membuat kesepakatan, bila
jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.
v. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap
kelompok.
w. Siswa menarik kesimpulan terhadap hasil
diskusi.
Penutup 1. Guru memberikan rangkuman proses 5 menit
pembelajaran hari ini.
2. Guru mengevaluasi kegiatan yang dilakukan
siswa.
3. Untuk memberi penguatan, siswa diminta untuk
mempelajari kembali materi yang telah
disampaikan.
4. Guru mengajak siswa untuk merefleksikan
kegiatan pembelajaran hari ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

a) Bagaimana perasaan kalian terhadap


pembelajaran hari ini?
b) Manfaat apa yang dapat kalian rasakan
setelah mempelajari kubus?
5. Guru memberikan tugas untuk membawa jaring-
jaring balok pada pertemuan berikutnya.
6. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan
berikutnya akan dibahas tentang unsur-unsur
dan luas permukaan balok.

2. Pertemuan Kedua 3 JP (120 menit)


Pokok bahasan :
a. Mengidentifikasi unsur-unsur balok.
b. Menentukan jaring-jaring balok.
c. Menentukan jaring-jaring balok.
d. Menentukan volume balok.

Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menanya kabar. 5 menit
2. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa.
3. Guru memeriksa kesiapan dan mengecek
kehadiran siswa.
4. Guru mengajak siswa untuk menyiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
untuk memulai kegiatan pembelajaran, misalnya
Buku Siswa SMP kelas VIII dan jaring-jaring
balok.
Apersepsi:
5. Guru mengingatkan siswa mengenai unsur-
unsur, jaring-jaring, luas permukaan dan volume
kubus.
6. Guru memotivasi siswa untuk semangat
mengikuti pembelajaran hari ini.
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai yaitu:
a) Mengidentifikasi unsur-unsur balok
b) Menentukan jaring-jaring balok
c) Menentukan luas permukaan balok
d) Menentukan volume balok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Kegiatan inti Fase 1: Orientasi siswa pada masalah: 10 menit


a. Siswa mengamati benda dalam kehidupan
sehari-hari yang berbentuk balok. (Mengamati)
b. Siswa memberikan contoh balok yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
(Mengamati)
c. Guru memberikan contoh kerangka balok.
d. Siswa menyebutkan unsur-unsur yang ada pada
balok. (Mengamati)
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
(Mengamati)

Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar


40 menit
f. Siswa membentuk kelompok. Satu kelompok
terdiri dari 4 orang. (Mengamati)
g. Siswa mencermati masalah yang ada pada LKS
2 secara berkelompok. (Mengamati)
h. Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal
yang belum dipahami. (Menanya)
i. Guru memberi bantuan berkaitan kesulitan yang
dialami siswa secara individu, kelompok, atau
klasikal.
j. Siswa bekerja sama untuk menghimpun
berbagai konsep dan aturan matematika yang
sudah dipelajari serta memikirkan secara cermat
strategi pemecahan yang berguna untuk
pemecahan masalah.
(Mencoba/mengumpulkan informasi)
k. Guru mendorong siswa agar bekerja sama dalam
kelompok.

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan 40 menit


kelompok.

l. Siswa melihat hubungan-hubungan berdasarkan


informasi/data terkait untuk mengetahui unsur-
unsur, jaring-jaring dan luas permukaan balok.
(Mengasosiasikan/menganalisis informasi)
m. Siswa menemukan unsur-unsur, jaring-jaring
dan luas permukaan balok dengan media yang
telah disiapkan dari rumah untuk menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

masalah. (Mengasosiasikan/menganalisis
informasi)

n. Siswa mendiskusikan cara yang digunakan


untuk menemukan semua kemungkinan dari
penyelesaian masalah.
(Mengasosiasikan/menganalisis informasi)

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

o. Siswa menyusun laporan hasil diskusi


10 menit
kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.
(Mengkomunikasikan)

p. Guru berkeliling mencermati siswa bekerja


menyusun laporan hasil diskusi, dan memberi
bantuan, bila diperlukan.

q. Wakil dari kelompok mempresentasikan hasil


diskusi di depan kelas secara runtut, sistematis,
dan santun. (Mengkomunikasikan)

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah

r. Guru memberi kesempatan kepada kelompok


10 menit
lain yang mempunyai jawaban berbeda dari
kelompok penyaji pertama untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya
secara runtut, sistematis, dan santun.
s. Siswa dari kelompok lain memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok
penyaji dengan sopan. (Mengkomunikasikan)
t. Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban
kelompok penyaji serta masukan dari siswa
yang lain dan membuat kesepakatan, bila
jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.
u. Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap
kelompok.
v. Siswa menarik kesimpulan terhadap hasil
diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

Penutup 1. Guru memberikan rangkuman proses 5 menit


pembelajaran hari ini.
2. Guru mengevaluasi kegiatan yang dilakukan
siswa.
3. Untuk memberi penguatan, siswa diminta untuk
mempelajari kembali materi yang telah
disampaikan.
4. Guru mengajak siswa untuk merefleksikan
kegiatan pembelajaran hari ini.
a) Bagaimana perasaan kalian terhadap
pembelajaran hari ini?
b) Manfaat apa yang dapat kalian rasakan
setelah mempelajari kubus?
5. Guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR) yang
berupa latihan soal untuk dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya.
6. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan
berikutnya akan diadakan ulangan harian materi
kubus dan balok.

3. Pertemuan Ketiga (60 menit).


Pokok bahasan : Ulangan Harian (Kubus dan Balok)

Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menanya kabar.


2. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa.
3. Guru mengajak siswa untuk menyiapkan
peralatan untuk ulangan harian dan mengajak
siswa untuk memasukkan semua buku dan
catatan ke dalam tas.
Kegiatan inti 1. Guru membagikan soal ulangan harian 60 menit
2. Peserta didik mengerjakan soal ulangan harian
yang telah diberikan guru selama 60 menit.

Penutup 1. Guru mengajak siswa untuk mengumpulkan


hasil pekerjaannya ke depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

H. Penilaian

1. Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian: Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen: Kuesioner
c. Kisi-kisi:
Nomor Butir
N
Butir Nilai Indikator Instrumen
o.
Positif Negatif
1. Bersyukur Melakukan refleksi terhadap cara berpikir
atas anugrah dan kinerja diri sendiri dalam belajar 23,24 22
Tuhan. matematika.
Menghargai aplikasi matematika dalam
27 25,30
bidang lain dan kehidupan sehari-hari.
Menghargai peranan pelajaran
matematika dalam bidang lain dan 26, 28 29
kehidupan sehari-hari.

d. Instrumen: Kuesioner (terlampir)


e. Petunjuk (rubrik) penskoran dan lembar penilaian (terlampir)

2. Sikap Sosial
a. Teknik Penilaian: Observasi dan Penilaian Diri.
b. Bentuk Instrumen: Lembar Observasi dan Kuesioner.
c. Kisi-kisi
1) Lembar Observasi
Nomor
No Butir Nilai Butir
Indikator Instrumen
1. Memiliki rasa ingin Memiliki rasa percaya
tahu dan percaya diri. diri dalam mengikuti
pembelajaran
2, 6, 7, 8
matematika dan
menyelesaikan masalah
kubus dan balok.

Tekun dan ulet dalam


mengerjakan tugas-
tugas materi kubus dan 1, 3, 4, 5
balok

2) Kuesioner
Nomor Butir
Instrumen
No Butir Nilai
Indikator Negati
Positif
f
1. Memiliki keingintahuan 18,192
17, 20
dalam belajar matematika 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

Memiliki rasa Memiliki rasa percaya


ingin tahu dan diri dalam mengikuti
percaya diri. pembelajaran matematika 1, 2, 5, 6 3,4,7,8
pada materi kubus dan
balok.
Tekun dan ulet dalam
mengerjakan tugas-tugas
materi kubus dan balok. 13,141
12, 15
6

Fleksibel dalam
pembelajaran matematika
dan mencoba berbagai 9, 10 11
alternatif pemecahan
masalah matematis.

d. Instrumen: Lembar Observasi dan Lembar Penilaian Diri (terlampir).


e. Petunjuk (rubrik) penskoran dan lembar penilian (terlampir)

3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian: Tes Tertulis.
b. Bentuk Instrumen: Uraian.
c. Kisi-kisi
Jumlah Nomor Butir
No. Indikator
Butir Soal Instrumen
1. Menentukan panjang diagonal dan luas 1 1 a, 1 b
bidang diagonal kubus.
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 1 2
dengan luas permukaan kubus.
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 1 3
dengan luas permukaan balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

LAMPIRAN 1A

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL


(KUESIONER)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Kuesioner.


2. Instrumen ini diisi oleh siswa untuk menilai dirinya sendiri.

B. Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nomor absen pada kotak di pojok kiri atas yang telah tersedia.
2. Baca dan pahami baik-baik petunjuk dan soal kuesioner ini.
3. Isilah kuesioner berikut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tidak ada jawaban
salah maupun benar. Jawaban atau pilihan anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai
matematika anda.
4. Pilihlah alternatif jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan memberikan tanda
(√) pada kolom sesuai dengan pendapatmu setelah mengikuti pembelajaran kubus dan
balok.

Keterangan:

SL = Selalu

SR = Sering

J = Jarang

TP = Tidak Pernah

1. Kolom SKOR AKHIR dan KETUNTASAN diisi oleh guru.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

LAMPIRAN 1B

PETUNJUK PENENTUAN NILAI SIKAP

1. Penilaian skala disposisi matematis

Pilihan Jawaban
Kategori
Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak Pernah 1 4

2. Rumus Penghitungan Skor Akhir

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟


Skor Akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
× 4

Skor Maksimal = Banyaknya pernyataan × 4

3. Kategori nilai sikap siswa didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh Skor Akhir: 3,33 < Skor Akhir ≤ 4,00
Baik (B) : apabila memperoleh Skor Akhir: 2,33 < Skor Akhir ≤ 3,33
Cukup (C) : apabila memperoleh Skor Akhir: 1,33 < Skor Akhir ≤ 2,33
Kurang (K) : apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

LAMPIRAN 1C

LEMBAR PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Kubus dan Balok
Kelas : VIII G
Butir Nilai : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Indikator Sikap Spiritual


1. Melakukan refleksi terhadap cara berpikir dan kinerja diri sendiri dalam belajar
matematika.
2. Menghargai aplikasi matematika dalam bidang lain dan kehidupan sehari-hari.
3. Menghargai peranan pelajaran matematika dalam bidang lain dan kehidupan sehari-
hari.

Jumlah Perolehan Skor Tiap Pernyataan Jumlah Skor


No. Siswa Keterangan
22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor Akhir

1. S1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 20 2,22 Cukup
2. S3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 31 3,44 Sangat Baik
3. S4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 28 3,11 Baik
4. S5 3 3 4 3 4 3 3 3 4 20 2,22 Cukup
5. S6 3 3 1 3 2 2 3 4 3 24 2,67 Baik
6. S7 2 3 2 2 3 2 2 2 3 21 2,33 Cukup
7. S8 2 2 3 2 3 3 3 1 2 21 2,33 Cukup
8. S9 3 3 2 4 4 3 3 4 4 30 3,33 Baik
9. S10 3 4 2 4 4 4 4 4 4 33 3,67 Sangat Baik
10. S11 2 3 3 3 2 3 3 4 2 25 2,78 Baik
11. S12 3 3 2 4 2 2 3 4 2 25 2,78 Baik
12. S13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 2 Cukup
13. S14 3 2 3 2 3 3 2 3 2 23 2,56 Baik
14. S15 2 3 2 4 2 2 3 2 2 22 2,44 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

LAMPIRAN 2A
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL
(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap sosial ini berupa Lembar Observasi.
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar siswa yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran kubus dan balok, nilailah sikap
setiap siswa dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi dengan ketentuan
sebagai berikut:
4 apabila selalu melakukan kegiatan yang diamati
3 apabila sering melakukan kegiatan yang diamati
2 apabila jarang melakukan kegiatan yang diamati
1 apabila tidak pernah melakukan kegiatan yang diamati

C. Lembar Penilaian Observasi

LEMBAR PENILAIAN OBSERVASI

Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta


Kelas : VIII G
Materi : Kubus dan Balok
Periode Pengamatan : 20 April 2016 dan 25 April 2016
Butir Nilai : Mampu berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, kritis,
dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika.
Indikator Sikap :
1. Memiliki keingintahuan dalam belajar matematika.
2. Memiliki rasa percaya diri dalam mengikuti pembelajaran matematika pada materi
kubus dan balok.
3. Tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugas materi kubus dan balok.
4. Fleksibel dalam pembelajaran matematika dan mencoba berbagai alternatif pemecahan
masalah matematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jumlah Perolehan Skor Tiap Pernyataan


Jumlah Skor
No. Siswa 1 Keterangan
2 3 4 5 6 7 8 Skor Akhir
a b c d e

1 S1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 25 2,08 Cukup
2. S3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 38 3,17 Baik
3. S4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 34 2,83 Baik
4. S5 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 38 3,17 Baik
5. S6 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 26 2,17 Cukup
6. S7 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 42 3,50 Sangat Baik
7. S8 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 28 2,33 Cukup
8. S9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 36 3,00 Baik
9. S10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 45 3,75 Sangat Baik
10. S11 3 2 2 2 3 4 3 4 3 2 2 3 33 2,75 Baik
11. S12 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 38 3,17 Baik
12. S13 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 35 2,92 Baik
13. S14 3 3 2 2 2 4 3 4 2 2 3 3 33 2,75 Baik
14. S15 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 39 3,25 Baik
15. S16 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 29 2,42 Baik
16. S17 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 39 3,25 Baik
17. S18 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 35 2,92 Baik

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18. S19 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 36 3,00 Baik


19. S20 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 33 2,75 Baik
20. S21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 46 3,83 Sangat Baik
21. S22 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 1 27 2,25 Cukup
22. S23 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 39 3,25 Baik
23. S25 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 31 2,58 Baik
24. S26 3 3 3 3 2 3 1 2 3 2 2 1 28 2,33 Cukup
25. S27 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 27 2,25 Cukup
26. S28 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 41 3,42 Sangat Baik
27. S29 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 39 3,25 Baik
28. S30 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 3,08 Baik
29. S31 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 28 2,33 Cukup
30. S32 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 27 2,25 Cukup
31. S33 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 35 2,92 Baik
32. S34 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 1 1 24 2,00 Cukup

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

LAMPIRAN 2B

PETUNJUK PENENTUAN NILAI SIKAP

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟


Skor Akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
× 4

Skor Maksimal = Banyaknya pernyataan × 4

2. Kategori nilai sikap siswa didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh Skor Akhir: 3,33 < Skor Akhir ≤ 4,00
Baik (B) : apabila memperoleh Skor Akhir: 2,33 < Skor Akhir ≤ 3,33
Cukup (C) : apabila memperoleh Skor Akhir: 1,33 < Skor Akhir ≤ 2,33
Kurang (K) : apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

LAMPIRAN 2C

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL


(KUESIONER)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Kuesioner.


2. Instrumen ini diisi oleh siswa untuk menilai dirinya sendiri.

B. Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nomor absen pada kotak di pojok kiri atas yang telah tersedia.
2. Baca dan pahami baik-baik petunjuk dan soal kuesioner ini.
3. Isilah kuesioner berikut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tidak ada jawaban
salah maupun benar. Jawaban atau pilihan anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai
matematika anda.
4. Pilihlah alternatif jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan memberikan tanda
(√) pada kolom sesuai dengan pendapatmu setelah mengikuti pembelajaran kubus dan
balok.

Keterangan:

SL = Selalu

SR = Sering

J = Jarang

TP = Tidak Pernah

1. Kolom SKOR AKHIR dan KETUNTASAN diisi oleh guru.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

LAMPIRAN 2D

PETUNJUK PENENTUAN NILAI SIKAP

1. Penilaian skala disposisi matematis

Pilihan Jawaban
Kategori
Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak Pernah 1 4

2. Rumus Penghitungan Skor Akhir

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟


Skor Akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
× 4

Skor Maksimal = Banyaknya pernyataan × 4

3. Kategori nilai sikap siswa didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB) : apabila memperoleh Skor Akhir: 3,33 < Skor Akhir ≤ 4,00
Baik (B) : apabila memperoleh Skor Akhir: 2,33 < Skor Akhir ≤ 3,33
Cukup (C) : apabila memperoleh Skor Akhir: 1,33 < Skor Akhir ≤ 2,33
Kurang (K) : apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 2E

LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL


(KUESIONER)

Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Kubus dan Balok
Kelas : VIII G
Butir Nilai : Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri

Indikator Sikap Sosial


1. Memiliki keingintahuan dalam belajar matematika.
2. Memiliki rasa percaya diri dalam mengikuti pembelajaran matematika pada materi kubus dan balok.
3. Tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugas materi kubus dan balok.
4. Fleksibel dalam pembelajaran matematika dan mencoba berbagai alternatif pemecahan masalah matematis.

Jumlah Perolehan Skor Tiap Peryataan Jumlah Skor


No Siswa Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Skor Akhir

1. S1 2 2 2 4 3 2 3 4 3 2 1 2 1 4 2 1 1 1 1 1 1 43 2,05 Cukup
2. S3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 1 3 4 3 4 68 3,24 Baik

191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. S4 3 3 2 1 1 3 2 1 2 4 4 3 4 3 2 1 2 3 4 4 4 56 2,67 Baik
4. S5 3 2 2 4 2 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 2 2 4 2 3 4 57 2,71 Baik
5. S6 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 3 2 3 1 4 4 2 1 47 2,24 Cukup
6. S7 3 2 2 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 48 2,29 Cukup
7. S8 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 50 2,38 Baik
8. S9 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 2 62 2,95 Baik
9. S10 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 69 3,29 Sangat Baik
10. S11 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 56 2,67 Baik
11. S12 3 2 3 4 2 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 59 2,81 Baik
12. S13 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 48 2,29 Cukup
13. S14 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 52 2,48 Baik
14. S15 3 2 3 4 3 3 3 3 1 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 2 57 2,71 Baik
15. S16 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 57 2,71 Baik
16. S17 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 51 2,43 Baik
17. S18 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 2,90 Baik
18. S19 2 2 2 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 58 2,76 Baik
19. S20 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 54 2,57 Baik
20. S21 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 3 2 4 60 2,86 Baik
21. S22 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 1 1 3 3 3 2 1 3 2 1 3 44 2,09 Cukup
22. S23 2 2 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 58 2,76 Baik
23. S25 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 58 2,76 Baik

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

LAMPIRAN 3A

INSTRUMEN PENGETAHUAN

Petunjuk:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Jawablah pada lembar jawaban yang telah disediakan
3. Selesaikan soal berikut dengan singkat dan jelas
SOAL
1.

Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH di samping adalah 10 cm.

Tentukan:

a. Panjang diagonal sisi AC

b. Luas bidang diagonal ACGE

2. Keliling alas suatu kubus adalah 32 cm. Tentukan luas permukaan kubus tersebut.

3. Seorang tukang kayu membuat kotak berbentuk balok. Panjang, lebar, dan tinggi kotak

tersebut berturut-turut adalah 60 cm, 40 cm, dan 30 cm. Tentukan luas permukaan kotak

yang dibuat oleh tukang kayu.

4. Kotak yang berbentuk balok berukuran 20 cm × 18 cm × 5 cm diisi buku yang

berukuran 9 cm × 5 cm × 2 cm. Berapa banyak buku yang dibutuhkan untuk memenuhi

kotak tersebut?

5. Sebuah bak mandi seperti gambar di samping, memiliki

panjang, lebar dan tinggi yang sama yaitu 9 dm. Sepertiga

dari kapasitas bak mandi tersebut berisi air. Tentukan:

a. volume bak jika diisi air sampai penuh (dalam

liter)

b. volume air yang terdapat di dalam bak mandi (dalam liter)

Selamat Mengerjakan. Tuhan Memberkati 


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pedoman Penilaian Instrumen Pengetahuan

Total
No Soal Penyelesaian Skor
Skor

1. Panjang rusuk kubus Diketahui :


Panjang rusuk = 10 cm 1
ABCD.EFGH di samping
(AB = BC = 10 cm)
adalah 10 cm. Tentukan:
Ditanya :
a. Panjang diagonal sisi AC a. Panjang diagonal sisi AC
b. Luas bidang diagonal
b. Luas bidang diagonal ACGE
ACGE Penyelesaian :
a. Panjang diagonal sisi AC 10
𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2 1
↔ 𝐴𝐶 = √𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2 1

= √102 + 102
1
= √200
1
𝐴𝐶 = 10√2 𝑐𝑚
b. Luas bidang diagonal ACGE

Bidang ACGE berbentuk persegi panjang, maka:

195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Luas ACGE = AC × CG 2

= 10√2 × 10
1
2
= 100√2
Jadi, luas bidang diagonal ACGE = 100√2 cm

2. Keliling alas suatu kubus adalah 32 cm. Tentukan luas Diketahui :


Keliling alas kubus = 32 cm 1
permukaan kubus tersebut.
Ditanya : Luas permukaan kubus
Penyelesaian :
2
Keliling alas = 32
2
4𝑠 = 32
32 10
𝑠= = 8 𝑐𝑚
4
Panjang rusuk kubus = 8 cm
Luas permukaan kubus = 6𝑠 2 2
= 6 × 64 1
= 384 2
2
Jadi, luas permukaan kubus itu = 384cm
3. Seorang tukang kayu membuat kotak berbentuk balok. Diketahui :

Panjang, lebar, dan tinggi kotak tersebut berturut-turut adalah Panjang (p) = 60 cm 10
Lebar (l) = 40 cm
1

196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60 cm, 40 cm, dan 30 cm. Tentukan luas permukaan kotak Tinggi (t) = 30 cm

yang dibuat oleh tukang kayu. Ditanya : Luas permukaan balok?

Penyelesaian :
2
L. permukaan kotak = 2 ( pl + pt + lt )
= 2 ( 20×40 + 20×30 + 40×30 ) 2
= 2 ( 800 + 600 + 1200 ) 2
= 2 × 2600 cm2 2
= 5200 cm2 1
Jadi, luas permukaan kotak yang dibuat oleh tukang kayu
adalah 5200 cm2
4. Kotak yang berbentuk balok berukuran 20 cm × 18 cm × 5 Diketahui :

cm diisi buku yang berukuran 9 cm × 5 cm × 2 cm. Berapa Untuk kotak: 𝑝 = 20 cm, 𝑙 = 18 cm, 𝑡 = 5 cm 1
banyak buku yang dibutuhkan untuk memenuhi kotak Untuk 1 buah buku : 𝑝 = 9 cm, 𝑙 = 5 cm, 𝑡 = 2 cm 1
tersebut? (dengan asumsi panjang buku sejajar dengan lebar Ditanya : Banyak buku yang digunakan untuk memenuhi

kotak, lebar buku sejajar dengan tinggi kotak dan tinggi buku kotak tersebut? 10

sejajar dengan panjang kotak).

Penyelesaian :

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 = 𝑝 ×𝑙 ×𝑡
1
= 20 cm × 18 cm × 5 cm

197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

= 1800cm3 1

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑢𝑘𝑢 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 1
= 9 cm × 5 cm × 2 cm 1
= 90 cm3 1
Banyaknya buku untuk memenuhi kotak
1
1800 cm3
= = 20
90cm3

Jadi, 20 buah buku dibutuhkan untuk memenuhi kotak. 2

5. Sebuah bak mandi seperti Diketahui :


Bak mandi tersebut memiliki panjang, lebar, dan tinggi yang 1
gambar di samping, memiliki
sama berarti bangun tersebut adalah kubus.
panjang, lebar dan tinggi yang
s = 9 dm
sama yaitu 9 dm. Sepertiga dari Ditanya :

kapasitas bak mandi tersebut a. Volume bak jika diisi air sampai penuh
b. Volume air yang terdapat di dalam bak mandi 10
berisi air. (Diasumsikan ketebalan bak mandi diabaikan).

Tentukan:

Penyelesaian :
a. volume bak jika diisi air sampai penuh (dalam 1
a. Volume bak = 𝑉𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠
liter) = 𝑠3 1

= (9)3 1

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. volume air yang terdapat di dalam bak mandi = 729 dm3 = 729 liter
1
b. 𝑉𝑎𝑖𝑟 = × 𝑉𝑏𝑎𝑘 2
(dalam liter) 3
1 2
= × 729
3 2
= 243 liter
Jadi, volume air yang terdapat dalam bak mandi tersebut 243
liter.

199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

LAMPIRAN 3B

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Kubus dan Balok
Kelas : VIII G

NO SISWA NILAI KETERANGAN


1. S1 70 TIDAK TUNTAS
2. S3 94 TUNTAS
3. S4 58 TIDAK TUNTAS
4. S5 52 TIDAK TUNTAS
5. S6 78 TUNTAS
6. S7 92 TUNTAS
7. S8 78 TIDAK TUNTAS
8. S9 74 TIDAK TUNTAS
9. S10 100 TUNTAS
10. S11 58 TIDAK TUNTAS
11. S12 80 TUNTAS
12. S13 76 TIDAK TUNTAS
13. S14 100 TUNTAS
14. S15 88 TUNTAS
15. S16 76 TIDAK TUNTAS
16. S17 76 TIDAK TUNTAS
17. S18 90 TUNTAS
18. S19 84 TUNTAS
19. S20 90 TUNTAS
20. S21 90 TUNTAS
21. S22 92 TUNTAS
22. S23 92 TUNTAS
23. S25 76 TIDAK TUNTAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

LAMPIRAN 4

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Matematika

Materi : Kubus dan Balok

Kelas/Semester :VIII G / Genap

Penilaian keterampilan siswa diukur dengan membuat jaring-jaring kubus dan balok.

Indikator keterampilan:

1. Ketepatan ukuran
2. Ketepatan bentuk
3. Keterampilan menggambar dan menggunting
4. Ketepatan bangun yang dibentuk

Petunjuk penilaian:

1. Sangat terampill jika menunjukkan empat indikator keterampilan dalam pembuatan jaring-
jaring kubus dan balok.

2. Terampil jika menunjukkan tiga indikator keterampilan dalam pembuatan jaring-jaring


kubus dan balok.
3. Kurang terampil jika hanya menunjukan dua/ satu indikator keterampilan dalam pembuatan
jaring-jaring kubus dan balok.

Berikan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan
No. Siswa
masalah
Sangat Terampil Terampil Kurang Terampil

1. S1 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

2. S3 √
3. S4 √
4. S5 √
5. S6 √
6. S7 √
7. S8 √
8. S9 √
9. S10 √
10. S11 √
11. S12 √
12. S13 √
13. S14 √
14. S15 √
15. S16 √
16. S17 √
17. S18 √
18. S19 √
19. S20 √
20. S21 √
21. S22 √
22. S23 √
23. S25 √
24. S26 √
25. S27 √
26. S28 √
27. S29 √
28. S30 √
29. S31 √
30. S32 √
31. S33 √
32. S34 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

Lampiran C.3

BAHAN AJAR

KUBUS DAN BALOK

A. KUBUS

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah persegi yang
kongruen (sama dan sebangun). Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan
contoh benda-benda yang berbentuk kubus. Contoh: rubik, dadu dan kotak kado.

Gambar (a) rubik, dadu dan kotak kado adalah contoh benda yang
berbentuk kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

Gambar (b) Kubus yang diberi nama Kubus ABCD.EFGH

1. Unsur-unsur Kubus

Gambar (c) Kubus ABCD.EFGH

a. Sisi

Daerah-daerah persegi pada kubus dinamakan sisi kubus.


Pada gambar (c), salah satu sisi dinamakan bidang alas yaitu sisi
ABCD. Sisi yang berhadapan dengan alas dinamakan sisi atas atau
tutup, yaitu sisi EFGH. Sisi-sisi lainnya dinamakan sisi tegak atau
dinding, yaitu sisi ABEF, BCGF, CDGH, dan ADEH.

b. Rusuk

Pertemuan dua sisi berupa ruas garis dinamakan rusuk.


Sebagai ilustrasi, pertemuan sisi ABCD dan sisi ABFE adalah rusuk
AB. Kubus memiliki 12 rusuk yang sepasang-sepasang berhadapan,
sebagai ilustrasi rusuk AE dan CG. Rusuk-rusuk bidang alas
dinamakan rusuk-rusuk alas, rusuk bidang atas dinamakan rusuk-
rusuk atas, sedangkan yang lain dinamakan rusuk-rusuk tegak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

Jika panjang rusuk kubus a, maka panjang seluruh rusuk


kubus adalah K = 12a.

c. Titik Sudut

Pertemuan 3 rusuk dinamakan titik sudut atau pojok kubus.


Ada 8 titik sudut yang sepasang-sepasang berhadapan. Sebagai
ilustrasi, A berhadapan dengan G dalam kubus. Ternyata, titik sudut
juga merupakan pertemuan tiga bidang sisi. Sebagai ilustrasi, titik
sudut A merupakan pertemuan bidang sisi ABCD, ABFE, dan
ADHE.

d. Diagonal Sisi
Kubus mempunyai 6 buah persegi sebagai sisi kubus.
Masing-masing sisi kubus mempunyai dua buah diagonal. Diagonal
itu disebut diagonal sisi, yang banyaknya 6 × 2 = 12 buah. Semua
diagonal sisi kubus mempunyai panjang yang sama.
Diagonal sisi kubus adalah diagonal yang terdapat pada sisi
kubus. Berikut ini merupakan contoh diagonal sisi kubus
ABCD.EFGH:

Gambar (d) BE, AF, BG, dan CE adalah diagonal sisi


kubus ABCD. EFGH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

Pada gambar (d), AF merupakan salah satu diagonal kubus


ABCD.EFGH. Panjang diagonal sisi AF dapat dicari dengan melihat
hubungan antara sisi AB dan sisi BF.
Misalnya, panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 𝑎
satuan panjang. Dengan menggunakan Teorema Pythagoras, dapat
diperoleh:
𝐴𝐹 2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐹 2

↔ 𝐴𝐹 = √𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐹 2

= √𝑎2 + 𝑎2

= √2𝑎2
𝐴𝐹 = 𝑎√2
Jadi, panjang diagonal sisi AF adalah 𝑎√2 satuan panjang.

e. Diagonal Ruang
Kubus juga memiliki diagonal ruang, yaitu ruas garis yang
menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan. Berikut ini
merupakan gambar diagonal ruang kubus ABCD.EFGH:

Gambar (e) Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH

Pada gambar (e), contoh diagonal ruang misalnya AG, CE,


HB, dan DF. Misalnya panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 𝑎
satuan panjang. Dengan menggunakan Teorema Pythagoras,
diperoleh hubungan berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

𝐴𝐺 2 = 𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2

𝐴𝐺 = √𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2
Oleh karena AC adalah diagonal bidang kubus
ABCD.EFGH maka panjang AC adalah 𝑎√2 satuan panjang,
Dengan demikian,

𝐴𝐺 = √𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2

= √(𝑎√2)2 + 𝑎2

= √2𝑎2 + 𝑎2
𝐴𝐺 = 𝑎√3
Jadi, jika ABCD.EFGH adalah sebuah kubus dengan
panjang rusuk 𝑎 satuan panjang, maka panjang diagonal ruang kubus
ABCD.EFGH adalah 𝑎√3 satuan panjang.
f. Bidang Diagonal
Kubus ABCD.EFGH, selain memiliki diagonal bidang dan
diagonal ruang juga memiliki bidang diagonal. Contoh bidang
diagonal kubus seperti berikut ini:

Gambar (f) BCHE dan ACGE adalah bidang diagonal


kubus ABCD.EFGH

Bidang-bidang pada Gambar (f) menunjukkan bidang-bidang


diagonal suatu kubus. Kubus memiliki 6 buah bidang diagonal yang
masing-masing berbentuk persegi panjang yang sama dan sebangun
(kongruen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

2. Sifat-sifat Kubus
Misalkan terdapat kubus ABCD.EFGH, sifat-sifat kubus tersebut
sebagai berikut:
a) Mempunyai 6 buah sisi yang ukurannya sama (kongruen).
b) Mempunyai 8 titik sudut (titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H).
c) Mempunyai 12 rusuk yang berukuran sama panjang.
d) Mempunyai 12 diagonal sisi yang ukurannya sama panjang (AC,
BD, EG, FH, BE, AF, CH, DG, BG, CF, AH, dan DE)
e) Mempunyai 4 diagonal ruang yang berukuran sama panjang (AG,
CE, HB dan DF)
f) Mempunyai 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang
yang kongruen. (ACGE, BCHE, ABGH, BDHF, ADGF, dan
CDEF).
3. Model Kerangka Kubus

Gambar (g) Kerangka kubus

Untuk membuat model kerangka kubus dengan panjang rusuk s

cm, jumlah kawat yang diperlukan dapat ditentukan dengan cara

berikut:

a. Banyak rusuk pada sebuah kubus adalah 12 buah

b. Rusuk-rusuk pada sebuah kubus memiliki panjang yang sama, yaitu

s cm

Jadi, panjang kawat yang diperlukan = 12 × 𝑠 cm

= 12 𝑠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

Jika panjang rusuk sebuah kubus adalah s, maka :


Jumlah panjang rusuk kubus = 12s

4. Jaring-jaring Kubus
Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi
yang kongruen, yang jika dilipat-lipat menurut garis persekutuan
dua persegi dapat membentuk kubus, tetapi tidak boleh ada bidang
yang rangkap atau bertumpuk. Dengan demikian, tidak semua
rangkaian 6 buah persegi merupakan jaring-jaring kubus.

Gambar (h) Jaring-jaring kubus ABCD.EFGH

5. Luas Permukaan Kubus

Gambar (i) Kubus dan jaring-jaring kubus

Mencari luas permukaan kubus dapat menggunakan jaring-


jaring kubus gambar (i). Misalkan panjang rusuk kubus adalah 𝑠.
Luas permukaan kubus ABCD.EFGH
= luas ABCD + luas EFGH + luas ABFE + luas DCGH + luas
ADHE +luas BCGF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

= luas persegi + luas persegi + luas persegi + luas persegi + luas


persegi + luas persegi
=( 𝑠 × 𝑠) + ( 𝑠 × 𝑠) + ( 𝑠 × 𝑠) + ( 𝑠 × 𝑠) + ( 𝑠 × 𝑠) + ( 𝑠 × 𝑠)
= 𝑠 2 + 𝑠 2 + 𝑠 2 + 𝑠 2 + 𝑠 2 + 𝑠 2 = 6𝑠 2
Jadi, luas permukaan kubus = 6𝑠 2

6. Volume Kubus
Kubus mempunyai 12 rusuk sama panjang. Semua sisinya
mempunyai luas yang sama. Luas alas kubus dengan panjang rusuk
𝑠 adalah 𝑠 2 .
Volume kubus = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
= 𝑠2 × 𝑠
= 𝑠3
Jadi, volume kubus dengan panjang rusuk 𝑠 adalah 𝑠 3

B. BALOK

Balok adalah sebuah benda yang dibatasi oleh enam daerah persegi
panjang yang masing-masing dinamakan bidang sisi atau sisi balok. Dalam
kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan contoh benda-benda yang berbentuk
balok. Contoh: akuarium, AC, dan kulkas.

Gambar (j) akuarium, AC dan kulkas adalah contoh benda yang


berbentuk balok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

1. Unsur-unsur Balok

Gambar (k) Balok ABCD.EFGH


a. Sisi

Daerah-daerah persegi pada kubus dinamakan bidang batas


atau bidang sisi atau sisi kubus. Sisi-sisi pada kubus sepasang-
sepasang berhadapan. Pada gambar (k), salah satu sisi dinamakan
bidang alas yaitu sisi ABCD. Sisi yang berhadapan dengan alas
dinamakan bidang atas atau tutup, yaitu sisi EFGH. Sisi-sisi lainnya
dinamakan sisi tegak atau dinding, yaitu sisi ABEF, BCGF, CDGH,
dan ADEH.

b. Rusuk

Pertemuan dua sisi berupa ruas garis dinamakan rusuk.


Sebagai ilustrasi, pertemuan sisi ABCD dan sisi ABFE adalah rusuk
AB. Kubus memiliki 12 rusuk yang sepasang-sepasang berhadapan,
sebagai ilustrasi rusuk AE dan CG. Rusuk-rusuk bidang alas
dinamakan rusuk-rusuk alas, rusuk bidang atas dinamakan rusuk-
rusuk atas, sedangkan yang lain dinamakan rusuk-rusuk tegak.

c. Titik Sudut

Pertemuan 3 rusuk dinamakan titik sudut atau pojok kubus.


Ada 8 titik sudut yang sepasang-sepasang berhadapan. Sebagai
ilustrasi, A berhadapan dengan G dalam kubus. Ternyata, titik sudut
juga merupakan pertemuan tiga bidang sisi. Sebagai ilustrasi, titik
sudut A merupakan pertemuan bidang sisi ABCD, ABFE, dan
ADHE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

d. Diagonal Sisi
Balok mempunyai 12 buah diagonal bidang. Diagonal

bidang pada balok tidak semuanya mempunyai panjang yang

sama, bergantung pada ukuran bidang balok tersebut. Berikut

ini merupakan contoh diagonal bidang dari balok

ABCD.EFGH:

Gambar (l) Diagonal bidang balok ABCD. EFGH

Untuk mencari diagonal sisi, dapat menggunakan Teorema

Pythagoras, diperoleh hubungan berikut.

 AC2 = AB2 + BC2


D C

A B
p

(a)

 AF2 = AB2 + BF2


E F
t
A B
p

(b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

E H
t  AH2 = AD2 + DH2
A D
l
(c)

Gambar (a) Diagonal bidang AC (b) Diagonal bidang AF


(c) Diagonal bidang AH

e. Diagonal Ruang

Gambar (m) Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH

Pada gambar (m), salah satu diagonal ruang balok

ABCD.EFGH adalah AG. Panjang diagonal ruang AG dapat

ditentukan sebagai berikut:

𝐴𝐺 2 = 𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2

𝐴𝐺 = √𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2

AC merupakan diagonal bidang balok ABCD.EFGH.

Nilai dari 𝐴𝐶 2 adalah 𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2 = 𝑝2 + 𝑙 2

Sehingga,

𝐴𝐺 = √𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2

= √(𝑝2 + 𝑙 2 ) + 𝑡 2

= √𝑝2 + 𝑙 2 + 𝑡 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

Jadi, panjang diagonal ruang AG adalah √𝑝2 + 𝑙 2 + 𝑡 2

dengan 𝑝, 𝑙 𝑑𝑎𝑛 𝑡 berturut-turut adalah panjang, lebar dan tinggi

balok ABCD.EFGH.

Dengan demikian, diagonal-diagonal balok tidak sama

panjang. Akan tetapi diagonal-diagonal ruangnya sama panjang.

f. Bidang Diagonal

Gambar (n) Bidang diagonal balok ABCD.EFGH

Bidang diagonal balok merupakan bidang di dalam balok

yang dibuat melalui dua buah rusuk yang saling sejajar tetapi tidak

terletak pada satu sisi. Pada gambar (n), bidang BFHD adalah salah

satu bidang diagonal balok ABCD.EFGH.

2. Sifat-sifat Balok
Misalkan terdapat kubus ABCD.EFGH, sifat-sifat kubus tersebut
sebagai berikut:
a) Mempunyai 6 buah sisi yang terdiri dari 3 pasang sisi yang bentuk
dan ukurannya sama (kongruen).
b) Mempunyai 8 titik sudut (titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H).
c) Mempunyai 12 rusuk yang terdiri dari 3 kelompok rusuk- rusuk
yang sama panjang dan sejajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

d) Mempunyai 12 diagonal sisi, namun panjang diagonal sisi pada


suatu balok tidak sama, bergantung pada letak diagonal sisi tersebut
(AF, BE, CH, DG, AC, BD, EG, FH, AH, DE, BG, dan CF).
e) Mempunyai 4 diagonal ruang (AG, BH, CE, dan DF).
f) Mempunyai 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang,
namun bidang diagonal suatu balok tidak sama, bergantung pada
letak bidang diagonal tersebut (ABGH, DCFE, BCHE, AFGD,
ACGE, dan DBFH).

3. Model Kerangka Balok


Selain kerangka kubus, ada pula kerangka balok yang terdiri dari

panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t).

Gambar (o) Kerangka balok

Jika panjang balok = p, lebar = l, dan tinggi = t, maka:

Jumlah panjang rusuk balok = 4𝑝 + 4𝑙 + 4𝑡, atau

= 4(𝑝 + 𝑙 + 𝑡)

4. Jaring-jaring Balok

Gambar (p) Jaring-jaring balok ABCD.EFGH


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

Jaring-jaring balok merupakan rangkaian enam buah persegi

panjang yang jika dilipat menurut garis persekutuan dua persegi

panjang dapat membentuk sebuah balok.

5. Luas Permukaan Balok

Gambar (q) Balok dan jaring-jaring balok

Mencari luas permukaan balok dapat menggunakan jaring-jaring balok

Luas permukaan balok ABCD.EFGH

= luas 1+ luas 2 + luas 3 + luas 4 + luas 5 + luas 6

=( 𝑝 × 𝑙) + ( 𝑝 × 𝑡) + ( 𝑙 × 𝑡) + ( 𝑝 × 𝑙) + ( 𝑙 × 𝑡) + ( 𝑝 × 𝑡)

= ( 𝑝 × 𝑙) + ( 𝑝 × 𝑙) + ( 𝑝 × 𝑡) + ( 𝑝 × 𝑡) + ( 𝑙 × 𝑡) + ( 𝑙 × 𝑡)

= 2 × (𝑝 × 𝑙) + 2 × (𝑝 × 𝑡) + 2 × (𝑙 × 𝑡)

= 2(𝑝 × 𝑙) + 2(𝑝 × 𝑡) + 2(𝑙 × 𝑡)

Jadi, luas permukaan balok

= 2(𝑝. 𝑙 + 𝑝. 𝑡 + 𝑙. 𝑡)

6. Volume Balok
Volume adalah isi yang dapat memenuhi bangun ruang. Volume

diukur dalam satuan kubik. Untuk memperoleh rumus volume balok,

dapat digunakan kubus satuan. Menggunakan kubus satuan dikarenakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

yang paling fleksibel untuk memenuhi ruang dalam balok adalah kubus

satuan.

Tabel (a) Volume Balok dengan Berbagai Ukuran

Balok Panjang Lebar Tinggi Banyak Volume


Kubus

4 cm 2 cm 1 cm 8=4×2 ×1 8 cm3

4 cm 3 cm 1 cm 12 = 4 × 3 × 1 12 cm3

4 cm 3 cm 2 cm 24 = 4 × 3 × 2 24 cm3

4 cm 4 cm 3 cm 48 = 4 × 4 × 3 48 cm3

Dari tabel di atas, untuk mencari volume balok dengan

berbagai ukuran, dapat menggunakan kubus satuan. Dari tabel di atas,

bilangan-bilangan pada kolom-6 = hasil kali bilangan pada kolom ke-2,

ke-3, dan ke-4. Dengan demikian dapat disimpulkan,

Volume balok

= panjang × lebar ×tinggi

=𝑝×𝑙×𝑡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, M.Cholik dan Sugijono. 2013. Matematika untuk SMP/ MTS Kelas

VIII Semester 2. Jakarta: Erlangga.

Budhi, Wono Setya. 2006. Matematika Jilid 2B untuk SMP kelas VIII Semester 2.

Jakarta: Erlangga

Dudeja, Ved dan Madhavi. 2014. Jelajah Matematika 2 SMP Kelas VIII. Jakarta:

Yudhistira

Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira

Simangunsong, Wilson dan Sukino. 2006. Matematika untuk SMP Kelas VIII.

Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

Lembar Kerja Siswa (LKS) - 1


Nama Kelompok:
Pokok Bahasan : Kubus
Hari/Tanggal : ................................................
Kelas : VIII G
Alokasi Waktu : 70 menit

Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur kubus
2. Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus
3. Siswa dapat menentukan luas permukaan kubus
4. Siswa dapat menentukan volume kubus

Fase 1: Orientasi siswa pada masalah

I. Perhatikan ilustrasi berikut ini!

Kevin pergi ke toko mainan. Di toko mainan, ia membeli rubik. Ia membeli rubrik
karena kata guru di sekolahnya, rubik dapat melatih kecerdasan otak dan melatih
kesabaran. Selain rubik, ia juga membeli tiga buah dadu untuk bermain ular tangga.

Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar

Petunjuk:
a. Duduklah dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
b. Perhatikan benda tersebut dan lengkapilah pertanyaan berikut

1. Berbentuk apakah rubik dan dadu yang dibeli Kevin pada gambar di atas?

..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

2. Selain rubrik dan dadu di atas, benda apa saja yang sejenis?

............................................................................................................................................

3. Dari ilustrasi di atas, menurut kalian apa definisi dari bangun di atas?
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok


II. Unsur-Unsur Kubus
Perhatikan gambar di bawah ini!

a. Apa yang disebut dengan sisi? Dari gambar di atas, tuliskan apa saja yang
disebut sisi kubus dan berapa banyak sisi yang kalian temukan?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
b. Apa yang disebut dengan rusuk? Dari gambar di atas, tuliskan apa saja yang
disebut rusuk kubus dan berapa banyak rusuk yang kalian temukan?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
c. Apa yang disebut dengan titik sudut? Dari gambar di atas, tuliskan apa saja yang
disebut titik sudut dan berapa banyak titik sudut yang kalian temukan?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

BE merupakan diagonal sisi kubus. Apa yang


d.
dimaksud dengan diagonal sisi?
.....................................................................................
.....................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

Tuliskan diagonal sisinya apa saja! Berapa banyak diagonal sisi kubus tersebut?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Cara menentukan diagonal sisi BE:
Diketahui: sisi AB = 𝑎 cm, sisi AE = 𝑎 cm
Gunakan Teorema Pythagoras dalam mencari sisi BE!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Jadi, diagonal sisi BE adalah......................................

HB merupakan diagonal ruang kubus. Apa yang


e. dimaksud dengan diagonal ruang?
......................................................................................
....................................................................................

Tuliskan diagonal ruangnya apa saja! Berapa banyak diagonal ruang kubus
tersebut?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Cara menentukan diagonal ruang HB:
Diketahui: sisi AB= 𝑎 cm sisi AH = 𝑎√2 cm
Gunakan Teorema Pythagoras dalam mencari sisi HB!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Jadi, diagonal ruang HB adalah..................................
f.
BCHE merupakan bidang diagonal kubus. Apa yang
dimaksud dengan bidang diagonal?
.....................................................................................
.....................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

Tuliskan bidang diagonalnya apa saja! Berapa banyak bidang diagonal kubus
tersebut?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
III. Jaring-jaring Kubus
Via sudah 2 hari tidak berangkat sekolah karena sedang sakit. Untuk meningkatkan
daya tahan tubuh Via, setelah pulang dari kantor ibu membawa vitamin. Kotak vitamin
tersebut berbentuk kubus (yang kemudian diberi nama kotak ABCD.EFGH). Ibu
meminta Via untuk membuka kotak tersebut. Seperti apakah bentuk kotak vitamin
setelah dibuka? Gambarkan!
Gambar jaring-jaring kubus:

IV. Luas Permukaan Kubus


Berdasarkan gambar jaring-jaring yang sudah kalian buat, tentukan luas permukaan

kubus ABCD.EFGH.

Luas permukaan kubus ABCD.EFGH

= luas ............ + luas ............ + luas ............ + luas ............ + luas ............ +luas ............

= luas persegi + luas ............ + luas persegi + luas ............ + luas ............ + luas ............

= ( 𝑠 × 𝑠) + __________ + __________ + __________ + __________ + __________

= ............ + ............+ ............+ ............+ ............+ ............

=.................

Jadi, luas permukaan kubus adalah...................................................................................


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

V. Volume Kubus

Volume kubus = luas alas × ........

= ........ × ........ = ........

Jadi, volume kubus adalah...................................................................................

VI. Latihan Soal

1. Anjas diberi tugas untuk membuat kerangka kubus yang panjang rusuknya 8 cm
dengan menggunakan kawat dan patri. Berapakah panjang kawat yang dibutuhkan
untuk membuat model kerangka kubus itu?
2. Diketahui panjang rusuk KLMN.PQRS adalah 8 cm
a. Tentukan panjang diagonal sisi KS!
b. Tentukan panjang diagonal ruang LS!
c. Tentukan luas bidang diagonal KLRS!
3. Keliling alas sebuah kubus adalah 56 cm. Hitunglah luas permukaan kubus
tersebut!

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Susunlah laporan berdasarkan latihan soal di atas!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Lihatlah kembali latihan soal yang sudah kalian kerjakan dan presentasikanlah hasil diskusi
kalian sesuai petunjuk guru!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

Lembar Kerja Siswa (LKS) - 2 Nama Kelompok:


Pokok Bahasan : Balok
Hari/Tanggal : ................................................
Kelas : VIII G

Tujuan Pembelajaran:
5. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur balok
6. Siswa dapat membuat jaring-jaring balok
7. Siswa dapat menentukan luas permukaan balok
8. Siswa dapat menentukan volume balok

Fase 1: Orientasi siswa pada masalah

VII. Perhatikan ilustrasi berikut ini!

Katrin sangat menyukai ikan hias dan meminta


ayahnya untuk membelikannya sebuah
akuarium yang berisikan banyak ikan hias
kesukaannya. Ayahnya pun memberikan
kejutan dengan membelikan permintaan Katrin.
Sepulang sekolah, ia melihat di kamarnya sudah
ada sebuah akuarium yang besar dan ikan hias
yang dia inginkan. Katrin pun sangat senang.

Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar


Petunjuk:
c. Duduklah dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
d. Perhatikan benda tersebut dan lengkapilah pertanyaan berikut

4. Berbentuk apakah akuarium yang dibelikan Ayah Katrin pada gambar di atas?

............................................................................................................................................

5. Selain akuarium di atas, benda apa saja yang sejenis?


............................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

6. Dari ilustrasi di atas, menurut kalian apa definisi dari bangun di atas?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

VIII. Unsur-Unsur Balok


Perhatikan gambar di bawah ini!

g. Tuliskan apa saja yang disebut sisi balok! Berapa banyak sisi balok tersebut?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
h. Tuliskan apa saja yang disebut rusuk balok! Berapa banyak rusuk balok
tersebut?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
i. Tuliskan apa saja yang disebut titik sudut balok! Berapa banyak titik sudut balok
tersebut?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

j. BG merupakan diagonal sisi balok. Tuliskan apa


saja yang disebut diagonal sisi balok! Berapa banyak
diagonal sisi balok tersebut?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

k. CE merupakan diagonal ruang balok. Tuliskan apa saja


yang disebut diagonal ruang balok! Berapa banyak diagonal
ruang balok tersebut?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

l. ABGH merupakan bidang diagonal balok.


Tuliskan apa saja yang disebut bidang diagonal balok!
Berapa banyak bidang diagonal balok tersebut?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Dari pembelajaran kubus dan balok yang sudah kalian lakukan, dapatkah kalian

temukan persamaan dan perbedaan kubus dan balok? Identifikasilah persamaan dan

perbedaan kubus dan balok dan tuliskan pada kolom di bawah ini.

Persamaan

Perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

Setelah mempelajari kubus dan balok, rangkum pengetahuan kalian tentang unsur-
unsur kubus dan balok pada kolom di bawah ini!
Kubus Balok
Sisi
Rusuk
Titik sudut
Diagonal sisi
Diagonal ruang
Bidang diagonal

IX. Keliling Balok


Avi memiliki sebuah kawat yang akan dibuat kerangka
balok yang berukuran panjang (p), lebar (l), dan tinggi
(t) seperti gambar samping! Bagaimanakah cara Avi
membuat kerangka balok?

Jumlah panjang rusuk balok

= 4𝑝+ .......... + ..........

= ..... × ( ......... +......... +.........)

X. Jaring-jaring Balok

𝑙
𝑝

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta akan mengadakan acara “Go Green” . Selain
menanam tumbuhan-tumbuhan hijau di lingkungan sekolah. Siswa mengumpulkan
barang-barang yang dapat di daur ulang, contohnya kardus snack. Untuk memudahkan
proses pengumpulan, siswa diminta untuk membuka kardus-kardus tersebut. Pola
kardus snack pada gambar (ii) merupakan kardus snack yang telah digunting yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

kemudian direbahkan pada bidang datar. Dalam matematika disebut apakah pola irisan
tersebut?
Dari ilustrasi di atas, gambarkan pola irisannya dan lengkapi dengan
menuliskan panjang, lebar dan tinggi!

XI. Luas Permukaan Balok

Berdasarkan gambar pola irisan kardus snack yang telah kalian buat di atas,

tentukan luas permukaan kardus snack tersebut.

Luas permukaan balok:

Jadi, luas permukaan balok adalah...................................................................................

XII. Volume Balok

Volume adalah isi yang dapat memenuhi bangun ruang. Volume diukur dalam

satuan kubik. Untuk memperoleh rumus volume balok, dapat digunakan kubus satuan.

Gambar (a) di samping adalah kubus satuan, yaitu kubus

yang ukuran rusuk-rusuknya 1 satuan.

Gambar (a) Kubus satuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

Gambar (b) Balok

Balok berukuran 4 × 3 × 2 satuan pada gambar (b) akan dimasukkan kubus dari

gambar (a) berukuran 1 satuan. Berapakah ukuran satuan panjang, lebar dan tinggi

balok pada gambar (b)?

Berapa kubus satuan yang dibutuhkan untuk mengisi balok hingga penuh?

Apakah banyak kubus satuan yang memenuhi balok hingga penuh merupakan volume

balok?

Untuk lebih jelas, lengkapilah tabel di bawah ini!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

Dari kegiatan di atas, apa yang dapat kalian simpulkan?


Definisi dari volume balok

Dengan rumus :

XIII. Latihan Soal

4. Kawat yang panjangnya 1,5 m akan digunakan untuk membuat dua buah model

kerangka balok dengan ukuran 8 cm × 5 cm × 4 cm. Tentukan panjang sisa kawat!

5. Pada gambar di samping, balok ABCD.EFGH berukuran panjang 15 cm, lebar 8

cm, dan tinggi 7 cm. Hitunglah:

a. Panjang diagonal sisi AC

b. Panjang diagonal ruang AG

6. Sebuah balok berukuran panjang 1 m, lebar 25 cm dan tingginya 20 cm. Berapa

liter volume balok tersebut?

7. Sebuah ruangan yang berukuran 6 m × 4,5 m memuat 108 𝑚3 udara. Berapakah

tinggi ruangan tersebut?

8. Kotak permen berukuran 20 cm × 6 cm × 3 cm diisi permen yang berukuran 2 cm

× 2 cm × 1 cm. Berapa banyak permen yang dibutuhkan untuk memenuhi kotak

tersebut?

9. Suatu desa yang mempunyai populasi 4.000 penduduk, membutuhkan 150 L air

per orang tiap harinya. Desa ini memiliki tempat penampungan air yang berukuran

20 m × 15 m × 6 m. Untuk berapa harikah tempat penampungan air yang berisi air

penuh, dapat digunakan?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Susunlah laporan berdasarkan latihan soal di atas!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Lihatlah kembali latihan soal yang sudah kalian kerjakan dan presentasikanlah hasil diskusi
kalian sesuai petunjuk guru!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

Lampiran C.5
NAMA :
KELAS :
NO.ABSEN :
SOAL A
ULANGAN HARIAN MATEMATIKA
KUBUS DAN BALOK

Jawablah setiap soal di bawah ini dengan jelas dan benar. Gunakanlah sistematika menjawab
soal matematika!
1. Seorang tukang kayu membuat kotak berbentuk balok. Panjang, lebar, dan tinggi kotak

tersebut berturut-turut adalah 60 cm, 40 cm, dan 30 cm. Tentukan luas permukaan kotak

yang dibuat oleh tukang kayu.

2. Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH di samping adalah 10

cm. Tentukan:

a. Panjang diagonal sisi AC

b. Luas bidang diagonal ACGE

3. Keliling alas suatu kubus adalah 32 cm. Tentukan luas permukaan kubus tersebut.

4. Kotak yang berbentuk balok berukuran 20 cm × 18 cm × 5 cm diisi buku yang

berukuran 9 cm × 5 cm × 2 cm. Berapa banyak buku yang dibutuhkan untuk memenuhi

kotak tersebut? (Dengan asumsi: panjang buku sejajar dengan lebar kotak, lebar buku

sejajar dengan tinggi kotak dan tinggi buku sejajar dengan panjang kotak).

5. Sebuah bak mandi seperti gambar di samping, memiliki

panjang, lebar dan tinggi yang sama yaitu 9 dm. Sepertiga

dari kapasitas bak mandi tersebut berisi air. (Diasumsikan

ketebalan bak mandi diabaikan). Tentukan:

a. volume bak jika diisi air sampai penuh (dalam liter)

b. volume air yang terdapat di dalam bak mandi (dalam liter)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

Kunci Jawaban Soal Prestasi Belajar Kode Soal A


Total
No Penyelesaian Skor
Skor
1. Diketahui :

Panjang (p) = 60 cm

Lebar (l) = 40 cm
1
Tinggi (t) = 30 cm

Ditanya : Luas permukaan balok?

Penyelesaian : 10
L. permukaan kotak = 2 ( pl + pt + lt )
2
= 2 ( 60×40 + 60×30 + 40×30 )
2
= 2 ( 2400 + 1800 + 1200 )
2
= 2 × 5400 cm2
2
= 10.800 cm2
1
Jadi, luas permukaan kotak yang dibuat oleh tukang kayu
adalah 10.800 cm2
2. Diketahui :
Panjang rusuk = 10 cm 1

(AB = BC = 10 cm)
Ditanya :
a. Panjang diagonal sisi AC
b. Luas bidang diagonal ACGE
Penyelesaian :
a. Panjang diagonal sisi AC 10

𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2
1
↔ 𝐴𝐶 = √𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2
1
= √102 + 102
= √200 1
𝐴𝐶 = 10√2 𝑐𝑚 1
b. Luas bidang diagonal ACGE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

Bidang ACGE berbentuk persegi panjang, maka:

Luas ACGE = AC × CG

= 10√2 × 10 2

= 100√2 1
2
Jadi, luas bidang diagonal ACGE = 100√2 cm2

3. Diketahui :
Keliling alas kubus = 32 cm 1
Ditanya : Luas permukaan kubus
Penyelesaian :
Keliling alas = 32
4𝑠 = 32 2
32 10
𝑠= = 8 cm
4 2
Panjang rusuk kubus = 8 cm
Luas permukaan kubus = 6𝑠 2
= 6 × 64
2
= 384 1
Jadi, luas permukaan kubus itu = 384cm2 2
4. Diketahui :

Untuk kotak: 𝑝 = 20 cm, 𝑙 = 18 cm, 𝑡 = 5 cm 1

Untuk 1 buah buku : 𝑝 = 9 cm, 𝑙 = 5 cm, 𝑡 = 2 cm 1

Ditanya : Banyak buku yang digunakan untuk memenuhi

kotak tersebut?
10
Penyelesaian :

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 1

= 20 cm × 18 cm × 5 cm 1

= 1800cm3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑢𝑘𝑢 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 1

= 9 cm × 5 cm × 2 cm 1

= 90 cm3 1

Banyaknya buku untuk memenuhi kotak

1800 cm3 2
= = 20
90cm3

Jadi, 20 buah buku dibutuhkan untuk memenuhi kotak.

5. Diketahui :
Bak mandi tersebut memiliki panjang, lebar, dan tinggi 1
yang sama berarti bangun tersebut adalah kubus.
s = 9 dm
Ditanya :
a. Volume bak jika diisi air sampai penuh (dalam
liter)
b. Volume air yang terdapat di dalam bak mandi
(dalam liter) 1
Penyelesaian : 1
10
a. Volume bak = 𝑉𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 1
= 𝑠3
= (9)3 2
3
= 729 dm = 729 liter 2
1
b. 𝑉𝑎𝑖𝑟 = × 𝑉𝑏𝑎𝑘 2
3
1
= × 729
3
= 243 liter
Jadi, volume air yang terdapat dalam bak mandi tersebut
243 liter.
Total 50

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 = × 100
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

NAMA :
KELAS :
NO.ABSEN :
SOAL B
ULANGAN HARIAN MATEMATIKA
KUBUS DAN BALOK

Jawablah setiap soal di bawah ini dengan jelas dan benar. Gunakanlah sistematika menjawab
soal matematika!
1. Keliling alas suatu kubus adalah 36 cm. Tentukan luas permukaan kubus tersebut.

2. Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH di samping adalah 12

cm. Tentukan:

a. Panjang diagonal sisi BG

b. Luas bidang diagonal ABGH

3. Kotak yang berbentuk balok berukuran 20 cm × 18 cm × 10 cm diisi buku yang

berukuran 9 cm × 5 cm × 4 cm. Berapa banyak buku yang dibutuhkan untuk memenuhi

kotak tersebut? (Dengan asumsi: panjang buku sejajar dengan lebar kotak, lebar buku

sejajar dengan tinggi kotak dan tinggi buku sejajar dengan panjang kotak).

4. Seorang tukang kayu membuat kotak berbentuk balok. Panjang, lebar, dan tinggi kotak

tersebut berturut-turut adalah 50 cm, 40 cm, dan 30 cm. Tentukan luas permukaan kotak

yang dibuat oleh tukang kayu.

5. Sebuah bak mandi seperti gambar di samping, memiliki

panjang, lebar dan tinggi yang sama yaitu 8 dm.

Seperempat dari kapasitas bak mandi tersebut berisi air.

(Diasumsikan ketebalan bak mandi diabaikan). Tentukan:

a. volume bak jika diisi air sampai penuh (dalam liter)

b. volume air yang terdapat di dalam bak mandi (dalam liter)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

Kunci Jawaban Soal Prestasi Belajar Kode Soal B


Total
No Penyelesaian Skor
Skor
1. Diketahui :
Keliling alas kubus = 36 cm 1
Ditanya : Luas permukaan kubus
Penyelesaian :
Keliling alas = 36
4𝑠 = 36 2
36 2 10
𝑠= = 9 cm
4
Panjang rusuk kubus = 9 cm
Luas permukaan kubus = 6𝑠 2
2
= 6 × 81
1
= 486 2
2
Jadi, luas permukaan kubus itu = 486 cm
2. Diketahui :
Panjang rusuk = 8 cm 1

(BC = CG = 8 cm)
Ditanya :
c. Panjang diagonal sisi BG
d. Luas bidang diagonal ABGH
Penyelesaian :
a. Panjang diagonal sisi AC
10
𝐵𝐺 2 = 𝐵𝐶 2 + 𝐶𝐺 2
1
↔ 𝐵𝐺 = √𝐵𝐶 2 + 𝐶𝐺 2
1
= √82 + 82
= √128 1
𝐴𝐶 = 8√2 𝑐𝑚 1
b. Luas bidang diagonal ABGH

Bidang ABGH berbentuk persegi panjang, maka:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

Luas ACGE = AB × BG 2
1
= 8√2 × 8
2
= 64√2
Jadi, luas bidang diagonal ACGE = 64√2 cm2
3. Diketahui :

Untuk kotak: 𝑝 = 20 cm, 𝑙 = 18 cm, 𝑡 = 10 cm 1

Untuk 1 buah buku : 𝑝 = 9 cm, 𝑙 = 5 cm, 𝑡 = 4 cm 1

Ditanya : Banyak buku yang digunakan untuk memenuhi

kotak tersebut?

Penyelesaian :

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 1

= 20 cm × 18 cm × 10 cm 1
10
3 1
= 3600 cm

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑢𝑘𝑢 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 1

= 9 cm × 5 cm × 4 cm 1

= 180 cm3 1

Banyaknya buku untuk memenuhi kotak

3600 cm3 2
= = 20
180cm3

Jadi, 20 buah buku dibutuhkan untuk memenuhi kotak.

4. Diketahui :

Panjang (p) = 50 cm
1
Lebar (l) = 40 cm
10
Tinggi (t) = 30 cm

Ditanya : Luas permukaan balok?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

Penyelesaian :
L. permukaan kotak = 2 ( pl + pt + lt ) 2
= 2 ( 50×40 + 50×30 + 40×30 ) 2
= 2 ( 2000 + 1500 + 1200 ) 2
= 2 × 4.700 cm2 2
= 9.400 cm2 1
Jadi, luas permukaan kotak yang dibuat oleh tukang kayu
adalah 9.400 cm2
5. Diketahui :
Bak mandi tersebut memiliki panjang, lebar, dan tinggi 1
yang sama berarti bangun tersebut adalah kubus.
s = 8 dm
Ditanya :
c. Volume bak jika diisi air sampai penuh (dalam
liter)
d. Volume air yang terdapat di dalam bak mandi
(dalam liter)
Penyelesaian :
10
a. Volume bak = 𝑉𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 1
3
= 𝑠 1
3
= (8) 1
3
= 512 dm = 512 liter
1
b. 𝑉𝑎𝑖𝑟 = × 𝑉𝑏𝑎𝑘
4
1 2
= × 512
4 2
= 128 liter
2
Jadi, volume air yang terdapat dalam bak mandi tersebut
128 liter.
Total 50

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 = × 100
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

Lampiran C.6 Pedoman Wawancara

Daftar Pedoman Wawancara

Indikator Pertanyaan
Apakah kamu antusias saat mengikuti pembelajaran
materi kubus dan balok? Alasannya?
Apakah kamu memperhatikan penjelasan guru saat
Ketertarikan siswa mengajar?
terhadap Apakah kamu senang mengikuti pembelajaran materi
pembelajaran materi kubus dan balok dengan cara diskusi kelompok?
kubus dan balok dan Apakah kamu ikut berdiskusi kelompok dengan teman
metode pembelajaran satu kelompok ketika mengerjakan soal kubus dan
balok? Jika tidak, alasannya?
Apakah kamu belajar materi kubus dan balok di rumah?
Jika iya, apakah hanya saat ada tugas?
Apakah materi kubus dan balok ini adalah materi yang
sulit? Alasannya?
Apa hambatan yang ditemui saat belajar materi kubus
dan balok?
Apakah penjelasan yang diberikan guru mudah
dimengerti?
Pemahaman terkait
Apakah kamu berani bertanya kepada teman atau guru
materi Kubus dan
apabila menemukan kesulitan dalam mempelajari
Balok
materi kubus dan balok? Jika tidak berani, alasannya?
Apakah kamu dapat menyelesaikan soal yang diberikan
guru? Alasannya?
Apakah kamu mengerjakan latihan soal yang diberikan
guru hanya dari LKS saja atau ada sumber lain ( buku,
internet, dll)?
Kesulitan dalam
Mengerjakan Tes Apakah soal tes prestasi belajar siswa ini sulit bagi
Prestasi Belajar kamu? Jika iya, soal nomor berapa? Alasannya?
Siswa
Kesulitan dalam
Mengerjakan Tes
Apakah soal penalaran sulit bagi kamu? Alasannya?
Kemampuan
Penalaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

Lampiran C.7 Keterlaksanaan Pembelajaran (Perbandingan RPP dengan Pelaksanaan)

Perbandingan Antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Materi Kubus dan Balok di kelas

VIII G SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Pertemuan Pertama

Hari/Tanggal : 20 April 2016

Waktu : 10.10 – 11.30

Tahap Terlaksana
RPP
Pelaksanaan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menanya

kabar.
2. Guru mengawali pembelajaran

dengan berdoa.
3. Guru memeriksa kesiapan dan

mengecek kehadiran siswa.
4. Guru mengajak siswa untuk
menyiapkan perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan untuk

memulai kegiatan pembelajaran,
misalnya Buku Siswa SMP kelas VIII
dan jaring-jaring kubus.
Apersepsi:
5. Guru mengingatkan siswa mengenai
bangun datar yaitu persegi dan

persegi panjang dan menyatakan
bahwa materi tersebut akan berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

dengan pelajaran yang akan


dipelajari.
6. Guru memotivasi siswa untuk 
semangat mengikuti pembelajaran
hari ini.
7. Guru menginformasikan tentang
materi yang akan dipelajari yaitu 
tentang kubus.
8. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
yaitu:
a) Mengidentifikasi unsur-unsur
kubus.

b) Menentukan jaring-jaring
kubus.
c) Menentukan luas permukaan
kubus.
d) Menentukan volume kubus.
JUMLAH 7 1
Kegiatan Inti Fase 1: Orientasi siswa pada masalah
a. Siswa mengamati benda dalam
kehidupan sehari-hari yang berbentuk 
kubus. (Mengamati)
b. Siswa memberikan contoh kubus
yang sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari yaitu rubik dan
kardus. (Mengamati)
c. Guru memberikan contoh kerangka

kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

d. Siswa menyebutkan unsur-unsur



yang ada pada kubus. (Mengamati)
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru
dan menjawab pertanyaan yang 
diberikan oleh guru. (Mengamati)
Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar
f. Siswa membentuk kelompok. Satu
kelompok terdiri dari 4 orang. 
(Mengamati)
g. Siswa mencermati masalah yang ada
pada LKS 1 secara berkelompok. 
(Mengamati)
h. Guru berkeliling mencermati siswa
bekerja, mencermati dan menemukan

berbagai kesulitan yang dialami
siswa.
i. Siswa bertanya kepada guru tentang
hal-hal yang belum dipahami. 
(Menanya)
j. Guru memberi bantuan berkaitan
kesulitan yang dialami siswa secara 
individu, kelompok, atau klasikal.
k. Siswa bekerja sama untuk
menghimpun berbagai konsep dan
aturan matematika yang sudah
dipelajari serta memikirkan secara

cermat strategi pemecahan yang
berguna untuk pemecahan masalah.
(Mencoba/ mengumpulkan
informasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

l. Guru mendorong siswa agar bekerja



sama dalam kelompok.
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
m. Siswa melihat hubungan-hubungan
berdasarkan informasi/data terkait
untuk mengetahui unsur-unsur, luas

permukaan dan volume kubus.
(Mengasosiasikan/ menganalisis
informasi)
n. Siswa menemukan unsur-unsur, luas
permukaan dan volume kubus dengan
media yang disediakan untuk

menyelesaikan masalah.
(Mengasosiasikan/ menganalisis
informasi)
o. Siswa mendiskusikan cara yang
digunakan untuk menemukan semua
kemungkinan dari penyelesaian 
masalah. (Mengasosiasikan/
menganalisis informasi)
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
p. Siswa menyusun laporan hasil diskusi
kelompok secara rapi, rinci dan 
sistematis (Mengkomunikasikan).
q. Guru berkeliling mencermati siswa
bekerja menyusun laporan hasil

diskusi, dan memberi bantuan, bila
diperlukan.
r. Wakil dari kelompok

mempresentasikan hasil diskusi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

depan kelas secara runtut, sistematis,


dan santun. (Mengkomunikasikan)
Fase 5:
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
s. Guru memberi kesempatan kepada
kelompok lain yang mempunyai
jawaban berbeda dari kelompok
penyaji pertama untuk 
mengkomunikasikan hasil diskusi
kelompoknya secara runtut,
sistematis, dan santun.
t. Siswa dari kelompok lain
memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok penyaji 
dengan sopan.
(Mengkomunikasikan)
u. Guru melibatkan siswa mengevaluasi
jawaban kelompok penyaji serta
masukan dari siswa yang lain dan 
membuat kesepakatan, bila jawaban
yang disampaikan siswa sudah benar.
v. Guru mengumpulkan semua hasil

diskusi tiap kelompok.
w. Siswa menarik kesimpulan terhadap

hasil diskusi.
JUMLAH 22 1
Penutup 1. Guru memberikan rangkuman proses

pembelajaran hari ini.
2. Guru mengevaluasi kegiatan yang

dilakukan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

3. Untuk memberi penguatan, siswa


diminta untuk mempelajari kembali 
materi yang telah disampaikan.
4. Guru mengajak siswa untuk
merefleksikan kegiatan pembelajaran
hari ini.
a) Bagaimana perasaan kalian
terhadap pembelajaran hari 
ini?
b) Manfaat apa yang dapat
kalian rasakan setelah
mempelajari kubus?
5. Guru memberikan tugas untuk
membawa jaring-jaring balok pada 
pertemuan berikutnya.
6. Guru menyampaikan bahwa pada
pertemuan berikutnya akan dibahas

tentang unsur-unsur dan luas
permukaan balok.
JUMLAH 5 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

Pertemuan Kedua

Hari/Tanggal : 25 April 2016

Waktu : 10.10 – 12.25

Tahap Terlaksana
RPP
Pelaksanaan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan menanya

kabar.
2. Guru mengawali pembelajaran

dengan berdoa.
3. Guru memeriksa kesiapan dan

mengecek kehadiran siswa.
4. Guru mengajak siswa untuk
menyiapkan perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan untuk

memulai kegiatan pembelajaran,
misalnya Buku Siswa SMP kelas VIII
dan jaring-jaring balok.
Apersepsi:
5. Guru mengingatkan siswa mengenai
unsur-unsur, jaring-jaring, luas 
permukaan dan volume kubus.
6. Guru memotivasi siswa untuk
semangat mengikuti pembelajaran 
hari ini.
7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
yaitu: 
a) Mengidentifikasi unsur-unsur
balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

b) Menentukan jaring-jaring
balok.
c) Menentukan luas permukaan
balok.
d) Menentukan volume balok.
JUMLAH 6 1
Kegiatan Inti Fase 1: Orientasi siswa pada masalah
a. Siswa mengamati benda dalam
kehidupan sehari-hari yang berbentuk 
balok. (Mengamati)
b. Siswa memberikan contoh balok
yang sering dijumpai dalam 
kehidupan sehari-hari. (Mengamati)
c. Guru memberikan contoh kerangka

balok.
d. Siswa menyebutkan unsur-unsur

yang ada pada balok. (Mengamati)
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru
dan menjawab pertanyaan yang 
diberikan oleh guru. (Mengamati)
Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar
f. Siswa membentuk kelompok. Satu
kelompok terdiri dari 4 orang. 
(Mengamati)
g. Siswa mencermati masalah yang ada
pada LKS 2 secara berkelompok. 
(Mengamati)
h. Guru berkeliling mencermati siswa

bekerja, mencermati dan menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

berbagai kesulitan yang dialami


siswa.
i. Siswa bertanya kepada guru tentang
hal-hal yang belum dipahami. 
(Menanya)
j. Guru memberi bantuan berkaitan
kesulitan yang dialami siswa secara 
individu, kelompok, atau klasikal.
k. Siswa bekerja sama untuk
menghimpun berbagai konsep dan
aturan matematika yang sudah
dipelajari serta memikirkan secara

cermat strategi pemecahan yang
berguna untuk pemecahan masalah.
(Mencoba/ mengumpulkan
informasi)
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
l. Siswa melihat hubungan-hubungan
berdasarkan informasi/data terkait
untuk mengetahui unsur-unsur, luas

permukaan dan volume balok.
(Mengasosiasikan/ menganalisis
informasi)
m. Siswa menemukan unsur-unsur, luas
permukaan dan volume balok dengan
media yang disediakan untuk

menyelesaikan masalah.
(Mengasosiasikan/ menganalisis
informasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

n. Siswa mendiskusikan cara yang


digunakan untuk menemukan semua
kemungkinan dari penyelesaian 
masalah. (Mengasosiasikan/
menganalisis informasi)
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
o. Siswa menyusun laporan hasil diskusi
kelompok secara rapi, rinci dan 
sistematis (Mengkomunikasikan).
p. Guru berkeliling mencermati siswa
bekerja menyusun laporan hasil

diskusi, dan memberi bantuan, bila
diperlukan.
q. Wakil dari kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas secara runtut, sistematis,
dan santun. (Mengkomunikasikan)
Fase 5:
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
r. Guru memberi kesempatan kepada
kelompok lain yang mempunyai
jawaban berbeda dari kelompok
penyaji pertama untuk 
mengkomunikasikan hasil diskusi
kelompoknya secara runtut,
sistematis, dan santun.
s. Siswa dari kelompok lain
memberikan tanggapan terhadap 
hasil diskusi kelompok penyaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

dengan sopan.
(Mengkomunikasikan)
t. Guru melibatkan siswa mengevaluasi
jawaban kelompok penyaji serta
masukan dari siswa yang lain dan 
membuat kesepakatan, bila jawaban
yang disampaikan siswa sudah benar.
u. Guru mengumpulkan semua hasil

diskusi tiap kelompok.
v. Siswa menarik kesimpulan terhadap

hasil diskusi.
JUMLAH 21 1
Penutup 1. Guru memberikan rangkuman proses

pembelajaran hari ini.
2. Guru mengevaluasi kegiatan yang

dilakukan siswa.
3. Untuk memberi penguatan, siswa
diminta untuk mempelajari kembali 
materi yang telah disampaikan.
4. Guru mengajak siswa untuk
merefleksikan kegiatan pembelajaran
hari ini.
a) Bagaimana perasaan kalian
terhadap pembelajaran hari 
ini?
b) Manfaat apa yang dapat
kalian rasakan setelah
mempelajari balok?
5. Guru memberikan Pekerjaan Rumah

(PR) yang berupa latihan soal untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

dikumpulkan pada pertemuan


berikutnya.
6. Guru menyampaikan bahwa pada
pertemuan berikutnya akan diadakan

ulangan harian materi kubus dan
balok.
JUMLAH 4 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

Lampiran D.1

UJI NORMALITAS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS


(DENGAN SPSS)

𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

Lampiran D.2

UJI NORMALITAS DISPOSISI MATEMATIS


(DENGAN SPSS)

𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

Lampiran D.3

UJI NORMALITAS PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA


(DENGAN SPSS)

𝐷ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260

Lampiran D.4

ANALISIS KORELASI

1. KORELASI ANTARA KEMAMPUAN PENALARAN DAN


PRESTASI BELAJAR

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

2. KORELASI ANTARA DISPOSISI MATEMATIS DAN PRESTASI


BELAJAR

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

Lampiran D.5

ANALISIS REGRESI DENGAN MENGGUNAKAN SPSS

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

𝑎 = 66,493
𝑏 = 0,288
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

Lampiran E.1
HASIL TES PENALARAN MATEMATIS
KELAS VIII G
SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA

SISWA SKOR NILAI


S1 9 45
S3 17 85
S4 4 20
S5 12 60
S6 12 60
S7 12 60
S8 13 65
S9 12 60
S10 12 60
S11 5 25
S12 11 55
S13 12 60
S14 15 75
S15 7 35
S16 5 25
S17 11 55
S18 7 35
S19 6 30
S20 7 35
S21 11 55
S22 6 30
S23 7 35
S25 14 70
S26 6 30
S27 16 80
S28 10 50
S29 6 30
S30 14 70
S31 7 35
S32 7 35
S33 20 100
S34 11 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran E.2
HASIL KUESIONER DISPOSISI MATEMATIS
KELAS VII G SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Butir Pernyataan Total
Siswa Disposisi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor

S1 2 2 2 4 3 2 3 4 3 2 1 2 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 63 52,50
S3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 1 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 95 79,17
S4 3 3 2 1 1 3 2 1 2 4 4 3 4 3 2 1 2 3 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 81 67,50
S5 3 2 2 4 2 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 2 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 83 69,17
S6 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 3 2 3 1 4 4 2 1 3 3 1 3 2 2 3 4 3 68 56,67
S7 3 2 2 3 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 66 55,00
S8 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 1 2 69 57,50
S9 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 4 4 3 3 4 4 88 73,33
S10 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 98 81,67
S11 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 79 65,83
S12 3 2 3 4 2 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3 4 2 82 68,33
S13 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 64 53,33
S14 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 73 60,83
S15 3 2 3 4 3 3 3 3 1 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 2 77 64,17
S16 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 82 68,33
S17 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 69 57,50
S18 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 85 70,83
S19 2 2 2 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 2 3 4 4 48 40,00
S20 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 76 63,33

263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Butir Pernyataan
Siswa Total Skor Disposisi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

S21 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 3 2 4 3 3 1 3 4 3 3 3 4 83 69,17

S22 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 1 1 3 3 3 2 1 3 2 1 3 3 1 1 3 2 2 2 3 3 61 50,83

S23 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 81 67,50

S25 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 83 69,17

S26 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 80 66,67

S27 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 3 1 4 4 2 1 3 3 1 3 1 2 3 4 3 72 60,00

S28 3 3 2 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 101 84,17

S29 2 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 1 4 4 4 4 3 4 95 79,17

S30 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 88 73,33

S31 3 2 3 3 2 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 88 73,33

S32 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 85 70,83

S33 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 1 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 92 76,67

S34 2 2 2 4 2 3 2 4 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 3 3 4 2 2 4 4 1 2 2 4 3 79 65,83

264
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

Lampiran E.3
HASIL PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MATERI KUBUS DAN BALOK
SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
SKOR TIAP SOAL
SISWA NILAI
1 2 3 4 5
S1 3 2 10 10 10 70
S3 10 7 10 10 10 94
S4 10 5 10 0 4 58
S5 10 2 2 2 10 52
S6 3 6 10 10 10 78
S7 10 6 10 10 10 92
S8 3 6 10 10 10 78
S9 2 6 9 10 10 74
S10 10 10 10 10 10 100
S11 10 4 5 2 8 58
S12 10 6 10 10 4 80
S13 3 5 10 10 10 76
S14 10 10 10 10 10 100
S15 10 4 10 10 10 88
S16 10 6 2 10 10 76
S17 3 5 10 10 10 76
S18 10 5 10 10 10 90
S19 7 6 9 10 10 84
S20 10 10 5 10 10 90
S21 10 5 10 10 10 90
S22 10 6 10 10 10 92
S23 10 6 10 10 10 92
S25 3 5 10 10 10 76
S26 10 5 2 10 10 74
S27 10 6 10 10 10 92
S28 3 10 7 10 10 80
S29 10 4 10 6 4 68
S30 10 10 10 10 10 100
S31 10 2 3 8 4 54
S32 10 5 10 10 10 90
S33 10 10 10 10 9 98
S34 3 4 10 10 10 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

Lampiran E.4
Sampel Kuesioner Disposisi Matematis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

Lampiran E.5
Sampel Tes Prestasi Belajar Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277

Lampiran E.6 Lembar Observasi Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

281

Lampiran F.1

DOKUMENTASI PENELITIAN

Tes Kemampuan Penalaran dengan bantuan P2TKP Univesitas Sanata Dharma

Proses pembelajaran kubus dan balok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

282

Diskusi kelompok

Presentasi hasil diskusi kelompok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

283

Lampiran F.2

TRANSKRIP WAWANCARA

1. Siswa dengan penalaran rendah sedangkan prestasi belajar sangat tinggi


Peneliti : P
Siswa : S15

P : Absen berapa?
S15 : absen 15
P : Apakah kamu antusias saat mengikuti pembelajaran kubus dan
balok?
S15 : Biasa aja
P : Lha kenapa kok biasa aja?
S15 : Hmm.. materinya cuma diulang-ulang terus jadi kaya udah
kebiasaan itu. Jadi ya nggak susah nggak gampang. Ya biasa aja
P : Nah pas kubus dan balok Kan ada kelompokan toh itu menurutmu
lebih enak
atau biasa aja juga?
S15 : Lebih enak sih soalnya kalau misalnya ngerjain sendiri kadang
bingung terus mau tanya sama siapa juga bingung jadi kalau
kelompokan kan ada temennya terus jadi bisa diskusi itu
P : Apakah kamu memperhatikan penjelasan guru saat mengajar?
S15 : Kadang-kadang
P : Maksudnya kadang-kadang itu gimana?
S15 : Kadang kalau materinya menarik atau pas guru lagi moodnya bagus kan
terus ngajarnya enak toh. Terus kalau diperhatiin jadi banyak yang masuk.
Tapi kadang kalau misalnya udah nggak fokus gitu kan jadi kadang ya
cuma setengah-setengah merhatiinnya.
P : Lha kalau pas kubus dan balok juga gitu?
S15 : Kalau pas kubus dan balok enggak juga sih
P : Nah pas kubus dan balok kan kelompokan, terus kamu ikut berdiskusi
sama temenmu atau enggak?
S15 : Ikut
P : Berarti pas ngerjain LKS kamu juga ikut ngerjain ya? Bukan hanya
temenmu doang yang ngerjain?
S15 : Iya ikut ngerjain
P : Terus pas di rumah, kamu ikut belajar kubus dan balok atau tidak?
S15 : Enggak
P :Lha pas ulangan kamu juga enggak belajar?
S15 : Pas ulangan itu cuma belajar pas di sekolah
P : Wah iya? Tapi nilai ulanganmu bagus lho, dapet 88. Apa soalnya terlalu
gampang atau gimana? Padahal kamu belajarnya mepet lho itu
S15 : Hmm.. nggak tau kebiasaan dari dulu kaya gitu. Pokoknya kalau udah
baca terus ngeliat gitu pokoknya udah ada yang nyantol gitu ya udah
P : Oh gitu, terus menurutmu, materi kubus dan balok itu sulit atau enggak?
S15 : Enggak juga
P : Berarti gampang lah ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

284

S15 : Ya lumayan
P : Materi yang menurutmu sulit pas belajar kubus dan balok itu yang bagian
mana?
S15 : pokoknya kalau udah yang bangun ruang, bangun ruang gitu. Yang
diagonal terus bentuknya udah aneh-aneh gitu udah mulai bingung.
P : oh iya, pas ulangan kamu juga nggak bisa menyederhanakan bentuk akar
ya itu
S15 : iya
P : Apakah penjelasan yang diberikan guru mudah dimengerti?
S15 : Ya bisa lah
P : Terus misalnya kamu bingung sama penjelasan dari guru atau kamu
bingung sama soal yang diberikan guru, kamu berani nggak tanya sama
guru?
S15 : Ya berani kok tanya sama temen atau guru
P : Tapi kamu lebih suka tanya ke siapa? Tanya ke temenmu atau ke guru?
S15 : Ya temen mbak, soalnya kadang kalau tanya sama guru malah jadi nggak
dong dan bingung sendiri
P : Apakah kamu belajar hanya dari LKS tok atau kamu cari referensi atau
sumber lain?
S15 : Dari LKS tok
P : Sama belajar dari buku paket enggak?
S15 : Enggak juga, soalnya soal di buku ini kaya nggak mutu. Susah dimengerti
gitu
P : terus kamu nyari soal-soal latihan di internet gitu apa enggak?
S15 : Kalau aku sih kadang-kadang tok kalau mau ulangan atau apa gitu baru
buka internet.
P : Pas materi kubus dan balok, kamu juga nyari-nyari soal di internet atau
enggak?
S15 : Ya enggak kalau itu
P : Lha alasannya kenapa kok nggak nyari?
S15 : Ya enggak soalnya materinya nggak terlalu sulit
P : Apakah menurutmu soal ulangannya susah?
S15 : Enggak
P : Gampang?
S15 : Lumayan
P : nah sekarang kalau soal penalarannya. Apakah soal penalarannya itu
sulit?Kok kamu cuma dapet 35
S15 : kalau itu lumayan.
P : Atau menurutmu waktunya yang terlalu cepet?
S15 : Waktunya sih cukup-cukup aja cuma emang nggak berbakat di bagian
yang kaya gitu
P : oh gitu, yaudah makasih ya

2. Siswa dengan penalaran rendah dan disposisi rendah sedangkan prestasi


belajar sangat tinggi
Peneliti : P
Siswa : S19

P : Absen berapa?
S19 : Absen 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

285

P : Apakah kamu antusias saat mengikuti pembelajaran kubus dan balok?


S19 : Tergantung kalau misalnya gampang aku suka. Pas kubus dan balok aku
nggak gitu dong gara-gara suasana kelasnya ramai. Terus gurunya
kadang juga terlalu cepet jelasinnya. Kalau dirumah mau belajar malah
bingung sendiri.
P : Apakah kamu memperhatikan penjelasan guru saat mengajar?
S19 : Ya kadang iya, kadang enggak. Kalau gurunya pas jelas penjelasannya
pasti dengerin tapi kalau udah nggak mudeng ya enggak tak dengerin.
P : Seringnya dengerin atau enggak?
S19 : Enggak. Seringnya ngobrol sama temen.
P : Apakah kamu suka mengikuti pembelajaran kubus dan balok dengan
diskusi kelompok?
S19 : Suka soalnya kalau sama temen pas aku bingung bisa tanya jadi lebih
gampang. Lebih dong
P : Kamu lebih suka pembelajaran yang cuma disampaikan di depan kelas
terus latkan soal atau dengan diskusi kelompok?
S19 : Lebih suka dengan diskusi kelompok kalau pembelajaran yang kaya
biasanya itu kadang membosankan. Kalau nggak bisa ngerjain soal dan
nggak ada yang mau maju ke depan dkanggap udah bisa. Jadi agak males
P : Pas diskusi kelompok kamu ikut ngerjain atau enggak?
S19 : Pas gampang aku ngerjain tapi pas susah aku nggak ngerjain hehe.
P : Lha terus pas susah kamu nggak ikut campur ngerjain gitu?
S19 : Ya kadang pengen tau juga jadi ikut ngerjain
P : Apakah kamu belajar kubus dan balok di rumah?
S19 : Ya kalau di sekolah nggak jelas dan bapak ada di rumah ya minta diajarin
bapak. Tapi kalau bapak nggak ada di rumah ya nggak belajar
P : Lha kok yang ngajarin bapak? Bapakmu guru matematika?
S19 : Bukan, bapak guru fisika.
P : Jadi kamu minta diajarin bapakmu ya kalau nggak tau. Menurutmu materi
kubus dan balok adalah materi yang susah?
S19 : Menurutku biasa biasa saja
P : Kamu kalau belajar itu pas ulangan aja atau gimana?
S19 : Ya kadang belajar, kadang nggak belajar. Terus pas ulangan udah belajar
toh dan misalnya bener-bener nggak dong yaudah
P : Terus nggak berusaha nyari tau gitu?
S19 : Ya berusaha tapi kalau bener-bener nggak dong dan nggak bisa
yaudah
P : Apakah ada hambatan atau materi yang sulit pas kubus dan balok?
S19 : Ada, pokoknya yang diagonal-diagonal itu aku enggak dong. Kalau yang
lainnya sih pas bisa.
P : Apakah penjelasan dari guru mudah dimengerti?
S19 : Tidak soalnya sama gurunya ngomongnya nggak jelas kaya ngomong
sama papan tulis gitu
P : Bukannya ibunya ngomongnya keras ya?
S19 : Iya tapi itu kaya nggak niat ngajar gitu
P : Kamu berani tanya sama gurumu nggak kalau enggak mudeng?
S19 : Berani tapi lebih sering sama temen
P : Kenapa kok lebih sering tanya sama temen daripada sama guru?
S19 : Soalnya lebih enak aja, kalau tanya sama guru malah jadi bingung. Nggak
dong sama penjelasannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

286

P : kalau temenmu misalnya nggak bisa ngerjain soal dari guru, kamu tanya
sama siapa?
S19 : Yaudah pasrah aja
P : Apakah kamu mengerjakan latihan soal dari LKS aja atau cari
referensi lain?
S19 : Ya cuma dari LKS. Soalnya aku kalau belajar lewat internet itu cepet
capek. Tapi kalau temen bagi soal gitu ya aku print
P : oh gitu. Terus menurutmu soal ulangannya terlalu mudah apa
gimana?
S19 : menurutku yang itu gampang
P : Kalau yang tes penalaran itu gimana?
S19 : Kalau yang itu susah. Lupa rumusnya. Logika ku juga kadang
nggak jalan
P : tapi kamu kalau soal matematika cuma masukin rumus aja bisa ya?
S19 : iya bisa kalau itu. Kalau soalnya mirip yang diajarin, aku bisa tapi kalau
soalnya udah berubah dikit aku kadang bingung.
P : Oke, makasih ya.

Peneliti : P
Siswa : S22

P : Absen berapa?
S22 : Absen 22
P : Apakah kamu antusias saat mengikuti pembelajaran materi kubus
dan balok?
S22 : Biasa aja
P : Kamu suka pembelajaran pakai diskusi kelompok?
S22 : Suka karena kalau kelompokan menjadi lebih dong terus bisa
ngobrol
P : Apakah kamu memperhatikan penjelasan guru saat mengajar?
S22 : Ya kadang ndengerin kadang enggak
P : Nah pas nggak dengerin itu kenapa alasannya?
S22 : Ya karena bosan, jadi lebih enak ngobrol daripada ndengerin
P : Pas diskusi kelompok, kamu ikut ngerjain LKS nggak?
S22 : Iya aku ikut ngerjain
P : Kamu belajar materi kubus dan balok di rumah nggak?
S22 : Enggak. Aku cuma belajar pas mau ulangan itu
P : Menurutmu materi kubus dan balok adalah materi yang sulit atau
enggak?
S22 : nggak sulit sulit banget sih
P : bagian yang mana yang menurutmu paling sulit?
S22 : yang ada diagonal-diagonalnya
P : Apakah penjelasan guru mudah dimengerti?
S22 : Ya kadang mudah dimengerti, kadang enggak.
P : nggak mudah dimengertinya kenapa?
S22 : kadang gurunya ngajarnya enggak jelas, jadi nggak mudeng
P : Nggak jelas gimana? Apa kecepatan ngajarnya?
S22 : Iya kecepatan. Yo kadang aku juga sih yang nggak merhatiin. Terus
ngajarnya
agak loyo juga, nggak semangat gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

287

P : kalau kamu nggak mudeng, kamu berani tanya sama temenmu atau
guru nggak?
S22 : Kalau temen berani, kalau guru saya rasa tidak hehe
P : Lha kenapa kok nggak berani tanya sama guru?
S22 : Ya karena saya takut sama guru, takut salah
P : Apakah kamu belajar dari LKS doang atau ada sumber lain?
S22 : Cuman dari LKS doang
P : Nggak nyari soal-soal di internet gitu?
S22 : Enggaklah mbak, selo banget nyari di internet. Aku kan jarang
belajar
P : kalau belajar sendiri atau ikut les?
S22 : Belajar sendiri mbak, nggak ikut les. Nggak punya uang dan nggak
ada waktu
P : Menurutmu soal ulangannya mudah atau sulit?
S22 : Biasa saja, lumayan mudah kalau kubus dan balok
P : Memang biasanya kamu dapat nilai berapa kalau matematika?
S22 : Biasanya nggak tuntas mbak, kelemahanku di matematika dan ipa
P : terus kalau soal penalarannya, menurutmu sulit atau enggak?
S22 : kalau yang penalaran sulit mbak, soalnya banyak pakai logika. Aku
nggak bisa. Aku kan nggak pinter matematika.
P : Oh gitu. Yaudah makasih ya.

3. Siswa dengan penalaran tinggi dan disposisi cukup sedangkan prestasi


belajar sangat tinggi
Peneliti : P
Siswa : S27

P : Absen berapa?
S27 : Absen 27
P : Apakah kamu antusias saat mengikuti pembelajaran kubus dan
balok?
S27 : Iya, soalnya ada gambar-gambarnya jadi aku suka.
P : Apakah kamu ndengerin penjelasan guru saat mengajar?
S27 : Hmm.. kadang-kadang enggak
P : Kenapa kamu kadang nggak ndengerin penjelasan guru?
S27 : Ya ngobrol sama temen.
P : Kenapa lebih tertarik ngobrol sama temen daripada ndengerin
penjelasan guru?
S27 : Ya soalnya pas kelas 6 udah pernah diajarin jadi yaudah
P : Kamu suka pembelajaran dengan diskusi kelompok atau lebih suka
ibunya ngajar terus baru ngerjain soal?
S27 : lebih suka diskusi kelompok. Soalnya seneng jadi nggak bosen
P : Apakah kamu belajar materi kubus dan balok di rumah? Atau cuma pas
ulangan aja?
S27 : Pas ulangan belajarnya di sekolah aja
P : Menurutmu materi kubus dan balok itu materi yang sulit atau
enggak?
S27 : Ada yang susah ada yang enggak. Misalnya tentang diagonal ruang gitu
aku nggak bisa. Terus kalau misalnya diketahui salah satunya aja juga
bingung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

288

P : Apakah penjelasan dari guru mudah dimengerti?


S27 : Enggak mudah dimengerti soalnya enggak dengerin
P : Emang kalau ngajarin itu mudengin atau enggak sih?
S27 : Ya mudengin sih tapi sering nggak dengerin
P : Kalau kamu bingung pas ngerjain soal kamu lebih sering tanya sama
temenmu atau tanya sama gurumu?
S27 : Lebih mudeng diajarin sama temen.
P : Tapi kamu pernah kan tanya sama guru?
S27 : Ya pernah tapi jarang-jarang
P : Apakah kamu belajar cuma dari LKS atau buku cetak atau cari sumber
lain gitu?
S27 : Enggak. Cuma dari LKS dan buku cetak aja
P : Kamu biasanya kalau belajar di rumah sama siapa?
S27 : Belajar sendiri
P : Menurutmu soal ulangannya susah atau gimana?
S27 : Susah, aku cuma bisa nalarnya doang
P : Pas soal penalaran menurutmu susah apa enggak?
S27 : Kalau nalar bisa, tapi kalau ngapalin nggak bisa cepet-cepet.

4. Siswa dengan penalaran cukup dan disposisi cukup sedangkan prestasi


belajar sangat tinggi
Peneliti : P
Siswa : S7

P : Absen berapa?
S7 : Absen 7
P : Apakah kamu antusias mengikuti pembelajaran kubus dan balok?
S7 : Enggak
P : Kenapa kok enggak?
S7 : Ya karena nggak suka matematika
P : Emang biasanya nilai matematikamu berapa?
S7 : Jelek, biasanya dibawah KKM terus
P : Apakah kamu memperhatikan penjelasan guru saat mengajar?
S7 : Enggak
P : Terus pas di kelas kamu ngapain?
S7 : Ya ngobrol sendiri
P : Kenapa kok nggak dengerin gurunya?
S7 : Ya karena aku nggak suka matematika dan gurunya ngajarnya cepet-cepet
gitu. Jadi nggak jelas
P : Apakah kamu senang pembelajaran pake diskusi kelompok?
S7 : Ya lumayan, soalnya bisa disambi cerita
P : Apakah kamu ikut berdiskusi saat mengerjakan soal?
S7 : Ya kadang
P : Berarti yang ngerjain soal itu temenmu bukan kamu?
S7 : Ya aku juga ikut ngerjain kok
P : Apakah kamu belajar matematika di rumah?
S7 : Enggak. Enggak pernah
P : Terus pas ulangan kamu belajar atau enggak?
S7 : Ya kalau pas ulangan belajar
P : Belajarnya cuma sebelum ulangan aja berarti?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

289

S7 : Iya belajarnya H-1 sebelum ulangan aja


P : Kalau enggak ada ulangan berarti kamu nggak belajar?
S7 : Enggak, enggak pernah belajar
P : Apakah menurutmu kubus dan balok itu materi yang sulit?
S7 : Enggak sih
P : Pas ulangan kubus dan balok kan kamu nilainya bagus toh, nah itu karena
soal matematikanya gampang atau gimana?
S7 : Kalau kubus dan balok itu cuma masukin rumus doang jadi ya bisa.
Tergantung soalnya kaya gimana
P : Apakah ada kesulitan pas belajar kubus dan balok?
S7 : Ada sih, pas nyari diagonal
P : Apakah penjelasan dari guru mudah dimengerti?
S7 : Enggak. Soalnya gurunya ngajarnya nggak enak. Ngajarnya cepet-cepet
gitu, diwaktuin.
P : Apakah kamu berani bertanya sama temen atau guru saat kamu
mengalami kesulitan?
S7 : Berani tanya sama dua-duanya. Tapi lebih suka tanya sama temen soalnya
kalau tanya sama gurunya kadang jelas kadang enggak. Tapi memang
jarang tanya sama guru
P : Apakah kamu dapat menyelesaikan soal dari guru?
S7 : ya bisa, ngerjain sama teman
P : Apakah kamu belajar hanya dari LKS dan buku paket atau cari sumber
lain
kaya di internet?
S7 : Ya cuma dari guru sama LKS dan buku paket doang nggak pernah cari-
cari
soal di internet
P : Apakah soal ulangan kubus dan balok itu soal yang susah atau
gampang?
S7 : Menurutku soalnya sedengan, nggak susah, nggak gampang juga
P : Kalau soal penalarannya gimana?
S7 : Kalau penalarannya ya lumayan lah
P : Kesulitanmu di penalaran itu apa? Kok nilaimu cuma 60
S7 : Itu soalnya susah, susah banget. Beda sama soal ulangan. Soal
penalarannya
terlalu banyak pakai logika jadi enggak bisa
P : Oke, makasih ya.

5. Siswa dengan penalaran rendah dan disposisi tinggi sedangkan prestasi


belajar sangat tinggi
Peneliti : P
Siswa : S18

P : Apakah kamu antusias mengikuti pembelajaran kubus dan balok?


S18 : Materi kubus dan balok, kalau yang bagian volume, ngitung-ngitung
rusuk, yang tinggal masuk-masukin aja aku antusias. Kalau yang ada
phytagoras-phytagoras aku nggak gitu antusias.
P : Pas pembelajaran kubus dan balok, kamu takut tanya sama gurunya atau
enggak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

290

S18 : Nggak takut, soalnya suka bingung mau tanya apa.


P : Apakah kamu mendengarkan penjelasan guru?
S18 : Ndengerin mbak, selalu mendengarkan. Sebisa mungkin tak pahami
P : Kalau kamu nggak paham, apa yang kamu lakukan?
S18 : Kalau aku nggak paham, enak tanya sama temen mbak. Soalnya kalau
sama guru bingung mau tanya apa
P : Apakah kamu senang mengikuti pembelajaran kubus dan balok dengan
cara diskusi kelompok?
S18 : Senang mbak
P : Biasanya guru mengajar dengan cara apa toh?
S18 : Ya biasanya ceramah, terus nanti masih contoh soal , disuruh maju gitu.
kalau nanti nggak ada yang mau maju gitu, nanti dipilih. Kan jadi males.
Kalau diskusi sama temennya kan enak, jadi lebih luwes. Apalagi kalau
dapat teman yang pinter, lebih enak lagi. Soalnya aku nggak gitu pinter
P : Apakah kamu belajar materi kubus dan balok di rumah?
S18 : Ya kalau dirumah baca-baca aja. Mencoba memahami materi yang
diajarkan. Tapi seringnya belajar kalau mau ulangan aja.
P : Kalau pas nggak ulangan belajar atau enggak?
S18 : Ya kalau inget, kalau nggak malas juga
P : Apakah materi kubus dan balok adalah materi yang susah?
S18 : Ada bagian yang susah, ada bagian yang gampang
P : Yang susah apa?
S18 : Yang disuruh ngitung luas permukaan tapi nggak diketahui tingginya,
pokoknya yang pakai phytagoras gitu aku udah nggak mudeng
P : Hambatanmu pas belajar kubus dan balok itu apa?
S18 : Ya itu mbak, yang ngitung-ngitung pakai phytagoras itu. Yang nyari
panjang diagonal bidang, diagonal ruang.
P : Lha pas pembelajaran kenapa nggak coba tanya sama guru?
S18 : Ya kalau tanya sama gurunya kadang nggak dijawab, mending tanya
sama temen lainnya.
P : Apakah kamu dapat menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru?
S18 : Aku garap soal yang gampang aja kadang enggak bisa lho mbak, ya gara-
gara aku nggak dong sama agak nggak niat. Kalau ada kertas kosong jadi
pengen gambar.
P : Pas dikasih LKS kubus dan balok sama guru dikerjain apa enggak?
S18 : Ya jarang ngerjain mbak
P : Menurutmu ulangan kubus dan balok itu sulit atau mudah?
S18 : Ya lumayan lah
P : Pas tes penalaran, menurutmu susah atau mudah?
S18 : Kalau yang itu susah mbak, susah banget. Pas ngerjain itu aku nggak gitu
mikir.
P : Kalau waktunya terlalu cepat atau enggak?
S18 : Kalau waktunya sih cukup mbak, cuma waktu itu aku terlalu banyak
gambar daripada ngerjain
P : kamu lebih suka mengerjakan soal matematika yang tinggal menghitung
saja atau lebih suka soal cerita yang butuh logika gitu?
S18 : Ya jelas lebih suka soal yang tinggal ngitung mbak, kalau soal penalaran
atau soal cerita udah bingung mbak. Nggak mudeng apa apa
P : Oh yaudah makasih ya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291

6. Siswa dengan penalaran cukup dan disposisi tinggi sedangkan prestasi


belajar tinggi
Peneliti : P
Siswa : S34

P : Apakah kamu antusias saat mengikuti pembelajaran kubus dan balok?


S34 : Suka, tergantung mood.
P : Kamu suka gara-gara apa? Apakah karena pembelajaran menyenangkan
atau gimana?
S34 : Ya senang aja.
P : Apakah kamu memperhatikan penjelasan guru saat mengajar?
S34 : Ya kadang-kadang
P : Pas ngerjain LKS kamu ikut ngerjain apa enggak?
S34 : Ya ngerjain tapi cuma beberapa nomer aja karena yang lainnya
bingung
P : Kalau kamu nggak mudeng sama soalnya atau sama materinya, kamu
tanya sama siapa?
S34 : Kalau aku tanya sama temen mbak. Kalau sama gurunya kadang
malu
P : Apakah kamu suka pembelajaran dengan diskusi kelompok atau lebih
suka pakai metode ceramah?
S34 : Lebih suka dengan diskusi kelompok, soalnya jadi lebih seru
P : Apakah kamu ikut berdiskusi saat mengerjakan LKS?
S34 : Ikut ngerjain
P : Apakah kamu belajar kubus dan balok di rumah?
S34 : Pas kubus dan balok enggak pernah belajar, cuma belajar pas ulangan aja
P : Kenapa cuma belajar pas ulangan aja?
S34 : Ya soalnya ada yang lebih menarik, lebih suka nonton tv.
P : Materi kubus dan balok menurutmu susah atau gampang?
S34 : Gampang
P : Lha kenapa kalau gampang nilaimu cuma 74?
S34 : Ya soalnya waktu itu aku enggak belajar, jadi kurang maksimal
P : Hambatanmu apa pas belajar kubus dan balok?
S34 : Ada yang ngajak ngomong
P : Jadi kalau ada yang ngajak ngomong, kamu jadi ikutan ngobrol ya?
S34 : Iya jelas
P : Penjelasan dari guru mudah dimengerti atau tidak?
S34 : Enggak, soalnya terlalu cepat ngajarnya. Kurang detail ngajarnya
P : Apakah kamu dapat menyelesaikan soal dari guru?
S34 : Ya bisa
P : Apakah kamu belajar hanya dari LKS aja atau kamu mencari
sumber lain?
S34 : Nggak pernah, males. Lebih fasik nonton tv
P : Kesulitan apa yang kamu temui pas ulangan?
S34 : Kesulitannya ya nggak fokus
P : Menurutmu soal penalarannya itu susah atau gampang?
S34 : Gampang gampang susah. Kadang susah buat memahami soalnya
P : Oke makasih ya

Anda mungkin juga menyukai