Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BELAJAR DENGAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA


KELAS X DI SMA NEGERI 5 POCO RANAKA
TAHUN AJARAN 2020/2021

SINOPSIS

Disusun oleh
Donatus Bagul
16.31.4026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIKA SANTU PAULUS RUTENG
2021

i
PENGESAHAN
SINOPSIS
HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BELAJAR DENGAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
KELAS X DI SMA NEGERI 5 POCO RANAKA
TAHUN AJARAN 2020/2021

Dipersiakan dan disusun oleh:

Donatus Bagul
16.31.4026

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 25 Juli 2021

Pembimbing I

Apolonia Henrice Ramda, S.Si., M.Pd.


NIDN: 08 0902 9002

Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Emilianus Jehadus, S.S., M.Pd.


NIDN: 08 2105 6901

ii
ABSTRAK
Donatus Bagul (2021). “Hubungan antara Kreativitas Belajar dengan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis siswa kelas X di SMA Negeri 5 Poco
Ranaka Tahun Ajaran 2020/2021”. Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
Kemampuan berpikir kritis matematis dan kreativitas belajar yang baik
tentang matematika akan sangat membantu seseorang dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, baik persoalan belajar maupun persoalan kehidupan
sehari-hari, karena siswa terbiasa untuk melaksanakan pola pikir yang sistematis
dan terstruktur, cermat, jelas, dan kritis. Untuk memudahkan siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika dibutuhkan kemampuan berpikir kritis dan
Kreativitas belajar yang tinggi. Namun kemampaun berpikir kritis dan kreativitas
belajar siswa berbeda-beda. Ada siswa yang kemampuan berpikir kritis dan
kreativitas belajar yang tinggi, kemampuan berpikir kritis yang tinggi dan
kreativitas belajar yang rendah, kemampuan berpikir kritis yang rendah dan
kreativitas belajar tinggi, dan kemapuan berpikir kritis yang rendah dan
kreativitas belajar rendah. Siswa yang memiliki kreativitas belajar tinggi akan
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematis tinggi, sedangkan
siswa yang memiliki kreativitas belajar yang rendah akan berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir kritis rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kreativitas
belajar dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X di SMA
Negeri 5 Poco Ranaka Tahun Ajaran 2020/2021. Jenis penelitian ini yaitu
penelitian ex post facto dengan desain penelitian analisis korelasi sederhana.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1, IPA2, IPS1, IPS2, dan
IPS 3 di SMA Negeri 5 Poco Ranaka yang berjumlah 117 siswa. Sampel dalam
penelitian ini diambil menggunakan teknik simple random sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 54 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
metode angket dan tes yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Data dianalisis menggunakan analisis korelassi sederhana dengan menggunakan
rumus pearson product moment (PPM) dan uji t untuk menghitung signifikansi.
Hasil analisis korelasi sederhana di peroleh koefisien korelasi XY = 0,49,
nilai dan ( α =0,05, dk = 54-2 =52). Ternyata 4,01 >
2,0, sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kreativitas belajar dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X di
SMA Negeri 5 Poco Ranaka Tahun Ajaran 2020/2021. Sementara itu besarnya
kontribusi variabel X terhadap Y yaitu x100% =( )2 x 100%
= yang artinya sumbangan kreativitas belajar terhadap kemampuan
berpikir kritis matematis siswa kelas X di SMA Negeri 5 Poco Ranaka Tahun
Ajaran 2020/2021 sebesar dan sisanya 76, 31% ditentukan oleh
variabel lain.
Kata Kunci : Kreativitas Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa

iii
ABSTRACT

Donatus Bagul (2021). "The Relationship between Learning Creativity


and Mathematical Critical Thinking Skill of Grade X Students at SMA Negeri 5
Poco Ranaka for the Academic Year 2020/2021". Mathematics Education Study
Program of UNIKA St. Paul Ruteng.
Mathematical critical thinking skill and good learning creativity about
math will greatly help a person in solving problems faced, both learning problems
and problems in daily life, because students are accustomed to carrying out a
systematic and structured, careful, clear, and critical . To facilitate students in
solving mathematical problems, critical thinking skills and high learning creativity
are needed. However, students' critical thinking and learning creativity are
different. There are students with high critical thinking ability and learning
creativity, high critical thinking ability and low learning creativity, low critical
thinking ability and high learning creativity, and low critical thinking ability and
low learning creativity. Students who have high learning creativity will have an
effect on high mathematical critical thinking skills, while students who have low
learning creativity will affect low critical thinking skills.
This study aims to determine the relationship between learning creativity
and mathematical critical thinking skills of class X students at SMA Negeri 5
Poco Ranaka for the academic year 2020/2021. The type of this research is ex
post facto research with a simple correlation analysis research design. The
population of this study were students of class X IPA 1, IPA2, IPS1, IPS2, and
IPS 3 at SMA Negeri 5 Poco Ranaka totaling 117 students. The sample in this
study was taken using a simple random sampling technique with a total sample of
54 students. Data collection techniques were carried out using questionnaires and
tests which were previously tested for validity and reliability. Data were analyzed
using simple correlation analysis using Pearson product moment (PPM) formula
and t test to calculate significance
The results of simple correlation analysis obtained correlation coefficient
XY = 0.49, = 4,01 and = 2,0 (α =0,05, dk = 54-2 =52). It turned out to
be 4.01 > 2.0, so it was concluded that there was a positive and significant
relationship between learning creativity and the mathematical critical thinking
skills of class X students at SMA Negeri 5 Poco Ranaka for the 2020/2021
academic year. Meanwhile, the contribution of the variable X to Y is x100%
=(0,486714271)2 x 100% = 23,69% which means that the contribution of learning
creativity to the mathematical critical thinking skills of class X students at SMA
Negeri 5 Poco Ranaka for the Academic Year 2020/2021 is 23.69% and the
remaining 76.31% is determined by other variables.
Keywords: Learning Creativity, Students' Mathematical Critical Thinking
Skill.

iv
A. LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia saat ini memasuki Revolusi Industri 4.0. kemajuan

teknologi, informasi dan komunikasi mempunyai pengaruh cukup besar disetiap

sektor kehidupan masyarakat, salah satunya adalah bidang pendidikan. Sistem

pendidikan merupakan tujuan terbaik untuk mempersiapkan anak dan remaja di

sekolah saat ini untuk menghadapi kehidupan dan bekerja dengan kebutuhan yang

semakin kompleks di era revolusi industri 4.0 (Cretu, 2017). Untuk menghadapi

tantangan tersebut, semua orang harus mempunyai 6 keterampilan yaitu:

criticalthingking, collaboration, communication, creativity, citizenship/cunture,

and character education/ connectivity (Anugerahwati, 2019). Oleh karena itu

setiap orang di tuntut untuk mempunyai kemampuan berpikir kritis dan berpikir

kreatif agar mampu bersaing di era Revolusi Industri 4.0. Dengan memiliki

kemampuan tersebut diharapkan seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya

dalam menghadapi perkembangan zaman.

Kemampuan berpikir kritis matematis adalah bagian yang tidak terpisahkan

dari pembelajaran matematika. Sejalan dengan Novita dkk (2014) menyatakan

bahwa siswa harus memiliki kemampuan menggunakan matematika sebagai cara

bernalar yang dapat digunakan pada setiap situasi seperti berpikir logis, berpikir

kritis sistematis, keterbukaan, disiplin dalam memecahkan masalah. Sedangkan

Chukwuyenum (2013) menyebutkan bahwa “Critical Thinking Skills was an

effective means of enhancing students understanding of Mathematics concepts

because the skills has helped in interpreting,analysing,evaluating, and presenting

date in a logical and sequence manner”. Memberikan penjelasan bahwa

1
kemampuan berpikir kritis matematis membuat siswa memahami konsep

matematika karena kemampuan tersebut membantu siswa dalam menganalisis dan

mengevaluasi.

Permendikbud No 23 tahun 2016 Dalam Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa salah satu tujuan dari

pembelajaran matematika di sekolah adalah siswa mampu menunjukan sikap

raional, kritis, sistematis, cermat, dan teliti, bertanggung jawab, responsif dan

tidak menyerah dalam memecahkan masalah. Menurut Sa’dijah & Fitriyah (2016:

581) kemampuan berpikir kritis matematis merupakan kemampuan peserta didik

dalam menelaah dan mengevaluasi informasi untuk menentukan apakah suatu

informasi dapat dipercaya sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan

yang valid. Sedangkan menurut Mahmuzah (2015: 65) berpikir kritis matematis

adalah proses menggunakan kemampuan berpikir rasional dan reflektif yang

bertujuan untuk mengambil keputusan tentang apa yang akan dipercaya atau

dikerjakan. “In brief, the ideal critical thinker is disposed to try to "get it right,"

furthermore the critical thinker has the ability to clarify, to seek and judge well

the basis for a view, to infer wisely from the basis, to imaginatively suppose and

integrate, and to do these things with dispatch, sensitivity, and rhetorical

skill”(Ennis, 2011: 19). Singkatnya, pemikir kritis cenderung mencoba melakukan

sesuatu dengan benar, pemikir kritis memiliki kemampuan untuk mengklarifikasi,

mencari, dan menilai dasar pandangan dengan tepat, sehingga dapat

menyimpulkan dengan bijak dan dapat berpikir dan berintegrasi secara imajinatif,

dan melakukan sesuatu dengan kepekaan, dan keterampilan retoris.

2
Realitas dilapangan menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis

matematis siswa kelas X di SMA Negeri 5 Poco Ranaka Tahun Ajaran 2020/2021

masih rendah, hal ini diketahui dari wawancara dan observasi. Hasil wawancara

tidak terstuktur dengan salah satu guru mata pelajaran di SMA Negeri 5 Poco

Ranaka menyatakan bahwa rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis,

diketahui pada saat proses pembelajaran berlangsung.“Bahwa dalam mengerjakan

soal siswa cenderung menghafal langkah-langkah penyelesaian tanpa memahami

makna dari langkah tersebut. Ketika diberikan soal yang berbeda, meskipun

konsepnya sama siswa mengalami kesulitaan. Guru matematika juga

menambahkan permasalah yang sering muncul pada saat pembelajaran berlansung

kurangnya respon siswa terhadap pembelajaran matematika dan siswa lebih

cenderung menghafal dari pada memahami konsep, sehingga menyebabkan

kurang terlatih mengembangkan keterampilan berpikir dalam memecahkan

masalah dan menerapkan konsep yang telah dipelajari kedalam suatu

permasalahan yang baru”. Hal demikian memperlihatkan kemampuan berpikir

kritis siswa sangat rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, rendahnya kemampuan berpikir

kritis matematis siswa diduga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam

diri siswa atau faktor internal dan faktor eksternal. Sejalan dengan pendapat

Yuzarion (2017: 108) yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa terdiri dari dua faktor , yaitu faktor

lingkungan (faktor eksternal) seperti pola asuh dan faktor kepribadian (faktor dari

dalam) seperti self regulated learning. Faktor internal yang mempengarui

3
kemampuan berpikir kritis matematis yaitu kreativitas belajar. Kreativitas belajar

mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk kemampuan berpikir

siswa dalam mengembangkan pengetahuan serta memahami konsep-konsep

dalam pembelajaran matematika.

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk berimajinasi dan

memunculkan ide-ide untuk menciptakan cara-cara yang lama dikembangkan

menjadi sesuatu yang baru atau gabungan dari unsur-unsur yang sudah ada

sebelumnya (Hosnan, 2016: 245). Menurut Utami Munandar (Ali &Asrori,2014)

mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan yang menggambarkan kefasihan,

keluwesan, dan keabsahan dalam berpikir dan kemampuan untuk memaparkan

suatu gagasan. Hal ini sejalan dengan Muhsini (2014:4) dan Rudyanto (2016:8)

yang menyatakan bahwa kreativitas belajar merupakan kemampuan yang

menggambarkan kefasihan, keluwesan, orisinalitas dalam berfikir, menguraikan

suatu gagasan dan memberikan penilaian terhadap suatu obyek atau situasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di

SMA Negeri 5 Poco Ranaka, terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan

pembelajaran matematika yaitu kreativitas belajar siswa yang masih tergolong

rendah. Hal ini dibuktikan saat guru melaksanakan proses pembelajaran

matematika, yaitu saat diberikan tes berupa soal diagnostik dalam bentuk essay.

Dimana hasil analisisnya memproleh data sebagai berikut: dari 24 Siswa hanya 3

siswa bernilai baik, 5 siswa bernilai kurang, 16 siswa benilai sangat kurang.

Guru matematika kelas X SMA Negeri 5 Poco Ranaka juga menyatakan

bahwa “kendala yang dihadapi oleh siswa selama ini adalah masih bingung dalam

4
memahami soal yang berbeda walaupun konsepnya yang sama dan cendrung lebih

mudah menyelesaikan soal yang sama persis dengan langkah-langkah

penyelesaian dari contoh soal yang diberikan”. Dampaknya banyak siswa tidak

mempunyai kreativitas menyelesaikan persoalan yang baru.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap

kreativitas belajar siswa SMA Negeri 5 Poco Ranaka masih tergolong rendah.

Gejala yang ditemukan oleh peneliti kreativitas dalam belajar matematika diduga

akar penyebabnya berasal dari siswa itu sendiri dan guru, seperti: kurangnya

antusias siswa dalam menyampaikan ide, gagasan, kurangnya pertanyaan dari

permasalahan yang diberikan dan keberanian untuk mengemukan solusi yang baru

dari permasalahan. Penyebab yang berasal dari guru, karena guru matematika

kurang menarik dalam memberikan materi sehingga membuat siswa menjadi

bosan, kurang memberikan kesempatan siswa untuk berpikir lebih kreatif, dan

monoton pada saat pembelajaran berlansung.

Berdasarkan paparan latar belakang peneliti menduga rendahnya

kemampuan berpikir kritis matematis siswa dipengaruhi oleh rendahnya

kreativitas belajar siswa. Sehingga, peneliti termotivasi melakukan penelitian

untuk mengetahui hubungan tersebut dengan judul “Hubungan Antara Kreativitas

Belajar Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas X di SMA

Negeri 5 Poco Ranaka Tahun Ajaran 2020/2021”

5
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan batasan masalah di atas, apakah terdapat hubungan positif dan

signifikan antara kreativitas belajar dengan kemampuan berpikir kritis matematis

siswa kelas X di SMA Negeri 5 Poco Ranaka?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk

melihat hubungan positif dan signifikan antara kreativitas belajar dengan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X di SMA Negeri 5 Poco

Ranaka.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas belajar

terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X di SMA Negeri 5

Poco Ranaka tahun ajaran 2020/2021.

E. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kuantitatif,

yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

penafsiran data, dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2013: 27).Metode penelitian

yang digunakan yaitu penelitian ex post facto dengan desain penelitiannya adalah

analisis korelasi sederhana. Sugiyono (Riduwan 2012; 50) menjelaskan bahwa

penelitian ex post facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa

yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang untuk mengetahui faktor

yang dapat menimbulkan kejadian itu. Sedangkan Menurut Arikunto (2013: 313)

6
koefisien korelasi adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk

membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat

menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel tersebut.Penelitian

korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada,

seberapa erat hubungan serta berarti atau tidak dari hubungan tersebut.

Desain dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


R
X Y

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Keterangan:
X :Kreativitas belajar (variabel bebas)
Y :Kemampuan berpikir kritis matematis (variabel terikat)
R :Hubungan antara X dan Y

1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5

Poco Ranaka yang masih terdaftar aktif dalam tahun ajaran 2020/2021 dengan

jumlah siswa seluruhnya adalah 117 orang yang tersebar dalam 5 kelas.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random

sampling. Dengan menggunakan cara random ini, memungkinkan peneliti dapat

mengambil sampel dari populasi secara acak karena setiap unit yang menjadi

anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

anggota sampel.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

7
dipermudah olehnya (Riduwan, 2012: 69). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah instrumen tes dan angket. Tes ini diperuntukan untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Bentuk tes yang

digunakan adalah soal uraian. Dan non tes di peruntukan untuk mengukur

kreativitas belajar siswa dengan bentuk non tes berupa angket.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari skor tes

kemampuan berpikir kritis matematis dan skor angket kreativitas belajar. Sebelum

menganalisis data dilakukan uji persyaratan analisis dengan uji normalitas dan uji

linieritas. Uji normalitas menggunakan chi-kuadrat, sedangkan uji linieritas

menggunakan rumus uji F.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis korelasi

sederhana. Data yang diperoleh dari tes kemampuan berpikir kritis matematis dan

kreativitas belajarsiswa diolah menggunakan rumus korelasi Pearson Product

Moment (PPM). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut. (Riduwan,2012: 138).

n( XY )  ( X )( Y )
rxy 
n X 2

 ( X ) 2 n( Y 2  ( Y ) 2 
Keterangan:
r : indeks korelasi
n : jumlah sampel
X : skor pada variabel independen
Y : skor pada variabel dependen.
Jika rXY (nilai koefisien korelasi) bertanda positif, maka korelasi tersebut

positif. Sebaliknya, jika rXY (nilai koefisien korelasi) bertanda negatif, maka

korelasi tersebut negatif.

Mencari besarnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dengan rumus:

8
Menguji signifikan dengan rumus t hitung

r n2
t hitung 
1 r2

Kriteria keputusan:

Jika maka H0 diterima artinya tidak signifikan.

Jika maka H1 ditolak artinya signifikan

F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil penelitian

a) Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidak distribusi dari

sebuah data. Pengujian normalitas ini menggunakan rumus Chi Kuadrat dengan

 = 5% dan dk = 6. Kemudian nilai  akan dibandingkan dengan nilai  tabel .


2

Data dikatakan berdistribusi normal jika  hitung


2
  tabel
2
.

Hipotesis uji normalitas yaitu:

H0: data tidak berdistribusi normal,

H1: data berdistribusi normal.

Tabel 1.1 Hasil Uji Normalitas Data X (Kreativitas Belajar)


dan Y (Kemampuan Berpikir Kritis Matematis)
Kesimpulan
Instrumen Hitung Tabel
Data
Kreativitas Belajar 7,18 12,59 Normal
Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis 8,51 12,59 Normal

9
Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa χ2hitung < χ2tabel maka dapat disimpulkan

bahwa data penyebaran instrumen Kreativitas Belajar dan kemampuan berpikir

kritis matematis berdistribusi normal.

b) Uji Linearitas

Uji linearitas diperlukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel

terikat berpola linier atau tidak. Kaidah yang digunakan dalam penentuan linier

atau tidaknya sebaran data adalah:

Jika artinya data berpola linear

Jika artinya data berpola tidak linear

Berdasarkan uji linieritas diperoleh F hitung < F tabel = 0,41< 1,89 dengan

taraf signifikan  = 5% yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa data X dan Y berpola linier.

c) Uji Hipotesis

Hipotesis statistiknya sebagai berikut:

: 
:
Kaidah keputusan pada α = 0,05 dan dk = n-2

Jika maka ditolak dan diterima


Jika maka diterima dan ditolak

H 0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreativias


belajar dengankemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X di
SMA Negeri 5 Poco RanakaTahun Ajaran 2020/2021.

10
H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kreativitas
Belajar dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas X di
SMA Negeri 5 Poco RanakaTahun Ajaran 2020/2021.

Ringkasan uji hipotesis di sajikan dalam tabel 1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis


Variabel Nilai koefisien
korelasi ( )
Kreativitas belajar
(X) dan Kemampuan 0,49 4,01 2,0
Berpikir Kritis
Matematis (Y)

Dari tabel 1.2 di peroleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,49. Hasil uji

signifikansi diperoleh sebesar 4,01 dan sebesar 2,0. Hal

tersebut menunjukan atau 4,01 ≥ 2,0 maka ditolak

dan diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang positif dan signifikan

antara kreativitas belajar dengan kemampuan berpikir kritis matematis

siswa kelas X di SMA Negeri 5 Poco Ranaka Tahun Ajaran 2020/2021.

Kemudian besarnya kontribusi kreativitas belajar dengan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa sebesar .

2. Pembahasaan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, menunjukan bahwa ada hubungan

yang positif dan signifikan antara kreatvitas belajar dengan kemampuan berpikir

kritis matematis siswa kelas X di SMA Negeri 5 Poco Ranaka tahun ajaran

2020/2021. Hal tersebut ditunjukan hasil perhitungan koefisien korelasi

kreativitas belajar (X) dengan kemampuan berpikir kritis matematis (Y) yaitu

11
. Hasil uji signifikansi diperoleh dan taraf signifikan

0,05, di peroleh . Ternyata atau 4,01 >

2,0, maka ditolak dan diterima, artinya terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara kreativitas belajar dengan kemampuan berpikir kritis matematis

siswa kelas X di SMA Negeri Poco Ranaka tahun ajaran 2020/2021. Besarnya

kontribusi kreativitas belajar dengan kemampuan berpikir kritis matematis sebesar

dan sisanya 76, 31% ditentukan oleh variabel lain.

Besaran arah dan hubungan tersebut menunjukan korelasi positif. Dalam

hal ini, semakin tinggi kreativitas belajar siswa, maka semakin tinggi pula

kemampuan berpikir kritis matematisnya. Hal ini di karenakan kreativitas belajar

merupakan kemampuan siswa dalam belajar berpikir secara imajinatif melalui

proses mental passion dan didukung oleh komitmen untuk menemukan ide-ide

baru yang bersifat asli, independen, dan bernilai. Sebaliknya kemampuan berpikir

kritis merupakan kemampuan dalam proses berpikir sebagai kemampuan dasar

untuk menganalisis informasi-informasi yang didasarkan pada alasan yang logis

serta dapat dipertanggung jawabkan untuk membuat kesimpulan dalam

menentukan tindakan selanjutnya atas penyelesaian masalah matematis yang

dikerjakan secara kreatif serta memudahkan pengelolaan yang baik. Hal tersebut

telah memenuhi dalam indikator kreativitas belajar dan kemampuan berpikir

kritis. Indikator kreativitas belajar yaitu kefasihan, fleksibilitas, orisinalitas, dan

elaborasi.

Kefasihan (Fluency), siswa dapat menghasilkan banyak ide dan dapat

mencptakan gagasan atau jawaban dari pernyataan yang bervariasi dalalam

12
menyelesaikan permasalahan matematika. keluwesan (flexibility) siswa dapat

menyelesaikan suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda dan mencari cara

atau metode yang praktis dalam belajar. Keaslihan (originality) siswa dapat

memikirkan cara yang unik dan berusaha membuat penyelesaian suatu masalah.

Penguraian (elaboration) siswa dapat menyelesaikan masalah matematika dengan

memberikan jawaban secara detail dan runtut.

Sedangkan indikator kemampuan berpikir kritis yaitu. (1) Menafsirkan

masalah, adalah siswa dapat menentukan yang diketahui dari permasalahan. (2)

Mengidentifikasi asumsi, harus mampu mendefenisikan soal kedalam model atau

bahasa matematika. (3) Menentukan solusi serta menuliskan jawaban dari

permasalahan, yaitu siswa dapat menemukan bukti atau rumus yang sesuai untuk

menemukan solusi, serta mengunakan rumus yang diperoleh untuk menyelesaikan

masalah. (4) Menetukan kesimpulan dari solusi permasalahan yang diperoleh,

yaitu siswa dapat menarik kesimpulan sesuai dengan solusi dari permasalahan

yang diperoleh.

Dari penjelasan indikator tersebut disimpulkan bahwa di simpulkan bahwa

kreativitas belajar memiliki hubungan kemampuan berpikir kritis. Dalam hal

tersebut menuntut siswa untuk mampu berpikir aktif, kreatif dan inovatif

sehingga dapat mengkomunikasikan ide atau gagasan yang dimilikinya dalam

pembelajaran. Dan juga guru sangat berperan penting dalam meningkatkan

kreativitas dan kemampuan berpikir kritis siswa. guru hendaknya mefasilitasi

siswa untuk belajar dengan memberikan metode dan strategi yang baik dalam

pembelajaran. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Istiqomah (2017) yang

13
menyatakan bahwa guru garus memahami dan memfasilitas siswa untuk dapat

menerima apa yang diberikan sesuai dengan cara belajarnya sehingga dapat

mengenali kreativitasnya dalam proses pembelajaran yang dapat mendorong

untuk memecahkan persoalan matematika dengan cara berpikir yang digunakan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Djamarah

(2012: 23) mengatakan bahwa berpikir, berimajinasi dan inovatif adalah nilai dari

hasil yang berupa perubahan dalam diri individu yang diperoleh dari kreativitas

belajar dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini juga didukung oleh

Supardi (2009: 250) yang mengatakan bahwa berpikir kritis siswa menonjol

ketika memiliki kreativitas yang tinggi sehingga dapat menyelesaikan masalah

dengan berbagai cara dalam pembelajaran. Supardi (2011: 259) juga menegaskan

bahwa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran

matematika sangat penting. Beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut

yaitu, (1) Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi

sepenuhnya dalam perwujudan dirinya, (2) Kreativitas sebagai kemampuan untuk

melihat berbagai macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, (3)

Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan

kepuasan terhadap individu.

Hal ini membuktikan bahwa berpikir kritis meningkat dapat dipengaruhi

oleh kreativitas belajar siswa. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa

matematika memiliki kesan yang berbeda bagi siswa yang kreatif dalam

memecahkan persoalan dalam proses pembelajaran. Matematika dapat dijadikan

tantangan dan waktu untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Ketika siswa

14
memiliki kreativitas yang tinggi maka mempengarui terhadap kemampuan

berpikir krtisnya sehingga mampu meraih prestasi yang tinggi dalam belajar

matematika. Sejalan dengan pendapat Supardi (2011: 260) yang mengatakan bagi

siswa yang tingkat berpikir kreatifnya tinggi akan berperan sebagai motivasi

internal yang akan mendorong siswa agar lebih tertarik untuk belajar matematika.

Hal ini di perkuat oleh kesumawati (2014) yang menyatakan bahwa berpikir

merupakan proses yang digunakan seseorang dalam mensintesis ( menjalin) ide-

ide, membangun ide-ide baru, merencanakan dan menerapkannya untuk

menghasilkan produk yang baru secara fasih (fluency)dan fleksibel. Siswa yang

mempunyai kreativitas belajar yang tinggi, cenderung aktif selama proses

pembelajaran.

Siswa dengan kreativitas belajar yang tinggi memiliki rasa keingintahuan

yang besar. Jika siswa merasa ada yang kurang selama pembelajaran, maka siswa

tersebut mempunyai inisiatif sendiri untuk mencari lebih diluar jam pelajaran.

Kepribadian yang seperti ini memberikan dampak positif terhadap kemampuan

berpikir kritisnya. Sejalan dengan pendapat Ayllon, Gomez, & Ballesta-Claver

(2016) yang menyatakan bahwa pembelajaran yang belangsung di dalam kelas

harus fleksibel, mengaitkan materi dan ide, memiliki metodelogi tidak langsung,

membina dan imajinatif dan mendukung hubungan siswa dengan guru.

Kemampuan berpikir kritis siswa baik jika pemahaman konsep tertata dengan

baik, hal ini menuntut kreativitas siswa yang merupakan salah satu potensi yang

sangat besar harus dikembangkan, sehingga wajar jika kreativitas belajar berpikir

kreatif memengaruhi terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

15
G. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis data, maka peneliti

menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a) Dari hasil Hasil uji signifikansi diperoleh nilai = . Berdasarkan

perhitungan α = 0,05 dan n = 54 dan dk = n-2 = 54-2 = 52 maka diperoleh

dengan nilai dari Ternyata yaitu

> maka nilai ditolak dan nilai diterima yang artinya terdapat

hubungan positif dan signifikan antara kreativitas belajar dengan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa.

b) Besar sumbangan variabel kreativitas belajar terhadap kemampuan berpikir

kritis matematis siswa adalah sebesar x100% =( )2 x 100%

= dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan signifikan antara kreativitas belajardengan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa.

2. Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini, antara

lain:

a) Bagi guru

Hendaknya guru mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar matematika

agar siswa dapat mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya dengan

cara memberikan latihan soal-soal matematika dan menyampaikan materi

dengan jelas dan bisa dipaham oleh siswa.

16
b) Bagi orang tua

Orang tua diharapkan selalu memantau perkembangan anaknya dalam belajar

dan memberikan kesempatan untuk melakukan hal-hal positif yang dapat

mendukung perkembangan anak dalam hal kreativitas belajar

c) Bagi siswa

Siswa diharapkan selalu rajin belajar, rajin berlatih mengerjakan soal,

khususnya mata pelajaran matematika yang membutuhkan ketekunan untuk

belajar dan latihan soal non rutin, sehingga kemampuan berpikir kritisnya

baik.

H. UCAPAN TERIMA KASIH`

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,

rahmat, dan bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Penulis

menyadari bahwa keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tulisan ini tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik yang

secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih dan rasa hormat

yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada :

1. Apolonia Hendrice Ramda, S. Si.,M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang

telah meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, saran dan

motivasi kepada penulis selama menyusun skripsi ini..

2. Fulgensius Efrem Men, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, saran dan motivasi kepada

penulis selama menyusun skripsi ini.

17
3. Seluruh dosen program studi pendidikan matematika yang telah menuangkan

ilmunya dengan cara masing-masing, memberikan berbagai bentuk arahan

sehingga penulis bisa menyelesaikan tulisan ini.

4. Orangtua tercinta yang senantiasa mendoakan, mendukung, memotivasi, dan

membiayai penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

5. Kakak adik saya saya, Fian, Ivon, Yuni dan Titin yang selalu setia dan

semangat memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan

ini.

6. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dan memotivasi penulis

dalam menyelesaikan tulisan ini.

7. Semua pihak yang namanya tidak disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.

Semoga Tuhan dapat membalas segala budi baik kepada semua pihak yang

telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja

yang membaca tulisan ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anugerahwati, M. (2019). Integrating the 6cs of the 21st century education into
the english lesson and the school literacy movement in secondary schools.
KnE Social Sciences, 3(10), 165. https://doi.org/10.18502/kss.v3i10.3898

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Ayllon, M. F.,Gomez, I. A., & Ballesta-Claver, J. (2016). Mathematical thinking


and creativity through mathematical problem posing and solving.
PropositosRepresentaciones, 169-218. [online] :
tersediahttps://files.eric.ed.gov/fulltext/ej1126306.pdf

Chukwuyenum, A. N. 2013. Impact of Critical thinking on Performance in


Mathematics among Senior Secondary School Students in Lagos State.
IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME) eISSN:
2320–7388,p-ISSN: 2320–737X Volume 3, Issue 5 (Nov. –Dec. 2013), PP
18-25.

Cretu, D. (2017). Fostering 21st century skills for future teachers. The European
Proceedings of Social & Behavioural Sciences, 672–681.
https://doi.org/10.15405/epsbs.2017.05.02.82

Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas. (2016). Permendibud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Isi


Sekolah Dasar dan Menengah . Jakarta: Depdiknas.

Enis. (2011). The Nature of Critical Thinking : An Outline of Critical Thinking


Dispositions and Abilities. University of Illinois.
(http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCriti
calThi nking_51711_000.pdf). Diakses pada 21 Novermber 2019.

Guilford,J.P. 1995. Traits of Creativity, dalam h.h Anderson (Ed) Creativity and
Its Cultivation. John Wiley,New York.

Hendriana dan Soemarmo.(2014). Penilaian Pembelajaran Matematika.


Bandung: PT Refika Aditama.

Hosnan. 2016. Psikologi Pengembangan Peserta Didk. Bogor: Ghalia Indonesia

Istiqomah, M. N. (2017). Pengaruh Gaya Belajar dan kreativitas terhadap


prestasi belajar siswa kelas V SD Se-Gugus Mardisiswa Kecamatan
Gumerla Kabupaten Gamtumas. Unversitas Negeri Semarang. Semarang:
universitas Negeri Semarang.

Kesumawati, N. (2014). Kreativitas Berpikir Matematis Dalam Pembelajaran

19
Berkarakter.Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1-10.

Kurniati, & Prahmana, (2017). Adversity Quotient in Mathematics Learning


(Quantitative Study on Students Boarding School in Pekanbaru).
International Journal on Emerging Mathematics Education, 1(2), 169–
176.

Mahmuzah, R. (2015). “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis


Siswa SMP melalui Pendekatan Problem Posing” Jurnal Peluang.
http://jurnal.unsyiah.ac.id/peluang/article/view/5860. diakses pada
tanggal 21 November 2019.
Matematika pada Siswa Kelas VII SMP Pesantren IMMIM Putri
Minasatena. JurnalMatematika, 1 (2), 306-325.
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa. UNION:
Jurnal IlmiahMusharafa. 6 (1): 117-128.

Munandar, U. (2014). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Novota, Dian Rohmatin. (2014). “Penerapan Model Pembelajaran Pengajuan dan


Pemechan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Sisawa”. Gamatika. V, (1). 1-7.

Riduwan.(2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Pemula. Bandung: Alfa beta.

Sa’dijah, A. & Fitriyah, I. (2016). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


Kelas Ix-D Smpn 17 Malang: Prosiding Konferensi Nasional Penelitian
Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I), ISSN: 2502- 6526.

Sariyem.(2016). Kemampuan Berpikir Kritis dan Minat Baca dengan


Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas Enam SD Negeri di
Kabupaten Bogor.Journal Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta.
https://www.academia.edu/36697499/ISMI_MARLINA_PUTRI_-
_UTS_BASKOMI.docx. diakses 21 November 2019.

Supardi, U. (2011). Peran Berpikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran


Matematika Jurnal Formatif ISSN : 2088-251X , 248-262

Yuzarion. (2017). Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar peserta Didik.


Ilmu Pendidikan. Vol 2 (1) hlm 108-117.

20

Anda mungkin juga menyukai