Anda di halaman 1dari 212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING


DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HIGHER
ORDER THINKING SKILL (HOTS) DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
KELAS VII B SMP NEGERI 2 BANGSRI PADA MATERI PENYAJIAN
DATA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :
Dyadara Eva Hermawati
141414078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING


DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HIGHER
ORDER THINKING SKILL (HOTS) DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
KELAS VII B SMP NEGERI 2 BANGSRI PADA MATERI PENYAJIAN
DATA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Dyadara Eva Hermawati

141414078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

JaNGAN PERNAH
TERSANDUNG HAL-HAL
YANG SUDAH BERADA
DIBELAKANGMU

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur, kupersembahkan karya ini kepada:

 Tuhan Yang Maha Esa

 Ibuku tercinta, Ibu Warsini yang selalu memberikan doa, perhatian dan

kasih sayang yang luar biasa bagiku.

 Teman-teman pendidikan matematika kelas C.

 Hendrik Agus Santoso

Almamaterku : Universitas Sanata Dharma

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat, rahmat, dan lindungan-nya, serta kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan penyususnan skripsi ini dengan baik dan lancar. Penyusunan

skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, kerja sama, dukungan/motivasi, serta

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan limpah terima kasih kepada:

1. Bapak Johanes Eka Priyatma,M.Sc.,Ph.D., selaku Rektor Univesitas

Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendoidikan Univesitas Sanata Dharma.

3. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Univesitas Sanata Dharma.

4. Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran, dan

motivasi yang sangat bermamfaat bagi penulis.

5. Bapak Abdul Kohar Muzakir, S.Pd., M.Pd., selaku kepala sekolah SMP

N 2 Bangsri .

6. Ibu Sukati, S.Pd., selaku Guru Mata pelajaran Matematika Kelas VII

SMP N 2 Bangsri Jepara.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABTRAK
Dyadara Eva Hermawati (141414078) Implementasi Model Pembelajaran
Blended Learning dalam Pembelajaran Matematika terhadap Higher Order
Thinking Skill (HOTS) dan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri
2 Bangsri pada Materi Penyajian Data Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi,
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta, 2018.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil implementasi
model prmbelajaran Blended Learning dalam pembelajaran matematika terhadap
Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan keaktifan belajar siswa kelas VII B
SMP Negeri 2 Bangsri pada materi penyajian data.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP N 2 bangsri tahun ajaran 2017/2018.
Obyek penelitian ini adalah implementasi model pembelajaran Blended Learning
terhadap Higher Order Thinking(HOTS) dan keaktifan belajar siswa kelas VII B
SMP Negeri 2 Bangsri pada materi penyajian data. Data yang diperoleh berupa
data tes HOTS, data pengamatan keaktifan belajar siswa, dan data wawancara.
Metode pengumpulan data berupa tes tertulis, pengamatan keaktifan belajar siswa,
dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), soal tes HOTS, lembar pengamatan keaktifan
belajar siswa, dan pedoman wawancara.
Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut (1) tidak cukup data untuk
menyatakan bahwa model pembelajaran Blended Learning dapat menumbuhkan
Higher Order Thinking Skill(HOTS) siswa. (2) Model pembelajaran Blended
Learning dapat mengembangkan keaktifan belajar siswa. Hal ini dikarenakan
siswa belum memiliki kesiapan dalam mengikuti tes. Persentase skor pengamatan
keaktifan belajar siswa kelas VII B pada setiap pertemuan selalu mengalami
peningkatan dari 68,18% menjadi 83,36% dan pada pertemuan ketiga naik
menjadi 95,45%. Hasil wawancara menyatakan bahwa keaktifan belajar siswa
kelas VII B sudah terjadi peningkatan.
Kata-kata kunci: Model Pembelajaran Blended Learning, Higher Order
Thinking Skill (HOTS), Kekatifan Belajar Siswa, Penyajian Data.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Dyadara Eva Hermawati (141414078). The implementation Of Blended
Learning Model in Mathematics Learning towards Higher Order Thinking
Skill (HOTS) and Student’s Learning Activiness of Seven Grade B Junior
High School 2 Bangsri on Data Presentation Material Of Year Academic
2017/2018, Thesis, Mathematic Education Study Program, Department of
Matematics Education and Science, Faculty of Teacher Training and
Educational Science, Sanata Dharma University, yogyakarta. 2018.

The purpose of this research is to know the result of the implementation of


Blended Learning model in mathematics learning on Higher Order Thinking Skill
(HOTS) and student learning activity of class VII SMP Negeri 2 Bangsri on
presentation material of data
This research is quantitative descriptive. The subject of this research is
the students of class VII B SMP N 2 bangsri academic year 2017/2018. The object
of this research is the implementation of learning model of Blended Learning
toward Higher Order Thinking (HOTS) and student learning activity of class VII
B SMP Negeri 2 Bangsri on presentation material of data. The data obtained are
HOTS test data, observation data of students' learning activity, and interview data.
Methods of collecting data in the form of written tests, observation of student
learning activities, and interviews. The instruments used in this study are Learning
Implementation Plan (RPP), HOTS test questions, student activity observation
sheets, and interview guidelines.
The results of his research are as follows (1) Not enough data to declare
Blended Learning model can grow Higher Order Thinking Skill(HOTS). (2)
Blended Learning model can develop student learning activeness.This is because
students do not have readiness to take the test. The percentage of observation
scores of students learning activity class VII B at each meeting always increased
from 68.18% to 83.36% and in the third meeting rose to 95.45%. The result of the
interview stated that the students' learning activity of class VII B has been
increasing.

Keywords: Blended Learning, Higher Order Thinking Skill (HOTS), student‟s


learning activeness, presentarion data.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN............................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Rumusan Masalah .................................................................... 6
D. Batasan Masalah ..................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
G. Batasan Istilah .......................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Model pemebelajaran Blended Learning.................................. 10
1. Model Pembelajaran ........................................................... 10
a. Pengertian Model Pembelajaran ................................... 10
b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran ...................................... 11
c. Macam-Macam Model Pembelajaran........................... 11
2. Model Pembelajaran Blended Learning ............................. 13
a. Pengertian Blended Learning ....................................... 13

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Karakteristik model pembelajaran Blended learning ... 14


c. Tujuan dikembangkannya model pembelajaran
blended learning ........................................................... 15
d. Tahapan-tahapan dalam merancang dan
menyelenggarakan blended learning ............................ 16
e. Kelebihan dan kekurangan Blended Learning ............. 20
B. Higher Order Thinking Skill (HOTS)/Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi .......................................................................... 22
1. Tahap berpikir siswa SMP ................................................. 22
2. Higher Order Thinking Skill (HOTS) ............................... 23
a. Pengertian Higher Order Thinking Skil ....................... 23
b. Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam
Taksonomi Bloom........................................................ 23
c. Indikator untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi ................................................................ 24
C. Keaktifan Belajar Siswa ........................................................... 25
1. Pengertian Keaktifan Siswa ............................................... 25
2. Faktor-faktor yang Menpengaruhi Keaktifan Siswa .......... 29
D. Paparan Teori Matematika ....................................................... 29
1. Statistik dan Statistika ........................................................ 29
2. Data Statistik ...................................................................... 31
3. Populasi dan Sampel .......................................................... 32
a. Populasi ........................................................................ 34
b. Sampel ......................................................................... 35
4. Pengumpulan Data ............................................................. 35
5. Penyajian Data ................................................................... 35
E. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 48
F. Kerangka Berfikir ..................................................................... 52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 53
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 53
C. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................. 53
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 54

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Instrumen .................................................................................. 55
F. Keabsahan Data ........................................................................ 59
G. Metode Analisis Data ..................................................................... 67
H. Prosedur Penelitian .......................................................................... . 72
BAB IV DESKRIPSI PEMBELAJARAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiapan, Pelaksanaan Penelitian dan Pasca
Penelitian .................................................................................. 74
1. Persiapan Penelitian ............................................................ 74
2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 75
B. Hasil dan Analisis Penelitian .................................................... 81
1. Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Blended
Learning .............................................................................. 81
2. Data Nilai Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS)......... 84
3. Data Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Oleh
Observer .............................................................................. 86
4. Data Hasil Wawancara Terhadap Keaktifan Siswa ............ 89
C. Pembahasan ............................................................................. 91
1. Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning
terhadap Higher Order Thinking Skill (HOTS) ................. 91
2. Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning terhadap
Keaktifan Belajar ................................................................. 93
D. Keterbatasan Penelitian............................................................. 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 96
B. Saran ........................................................................................ 97
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 98
LAMPIRAN ..................................................................................................... 101

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Pelajar di Wilayah X Berdasarkan Jenis Kelamin dan


Tingkat Pendidikan ........................................................................ 38
Tabel 2. Data Ukuran Sepatu Siswa Kelas VII D SMP N 2 Bangsri .......... 40
Tabel 3. Siswa Baru Tahun 2004-2007 ....................................................... 41
Tabel 4. Siswa Baru SMP Maju Terus tahun 2003-2007 ............................ 43
Tabel 5. Jumlah pasien pada Rumah Sakit Griya Husada ........................... 46
Tabel 6. Presentase dan nilai sudut dari jumlah pasien RS. Griya Husada 47
Tabel 7. Kisi-kisi Soal Tes HOTS ............................................................... 57
Tabel 8. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa ................... 59
Tabel 9. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Keaktifan Belajar Siswa .............. 60
Tabel 10. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................... 61
Tabel 11. Hasil Validasi Instrumen Wawancara ........................................... 62
Tabel 12. Hasil Validasi Instrumen Tes HOTS ............................................. 63
Tabel 13. Perbaikan Kunci Jawaban Soal Post-test Nomor 1 ....................... 63
Tabel 14. Hasil Validasi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa .......... 65
Tabel 15. Hasil Validasi Instrumen Bahan Ajar ............................................ 66
Tabel 16. Hasil Validasi Media Pembelajaran............................................... 66
Tabel 17. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran ............................... 69
Tabel 18. Skor Tes HOTS.............................................................................. 69
Tabel 19. Kriteria Nilai Tes Siswa................................................................. 70
Tabel 20. Pedoman Kriteria untuk Keaktifan Siswa...................................... 71
Tabel 21. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 74
Tabel 22. Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran ............ 81
Tabel 23. Data nilai tes HOTS ...................................................................... 83
Tabel 24. Hasil Tes HOTS ............................................................................. 85
Tabel 25. Data Hasil Analisis Pengamatan Keaktifan Belajar .................... 86
Tabel 26. Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa .................................. 88
Tabel 27. Hasil dan Analisis Data Wawancara dengan Siswa ...................... 89

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Batang Siswa Baru............................................... 42

Gambar 2 Diagram Garis Siswa Baru.................................................... 45

Gambar 3 Diagram Lingkaran Persentase........................................... 48

Gambar 4 Diagram Lingkaran Sudur.................................................... 49

Gambar 5 Diagram Batang Keterlaksanaan........................................... 83

Gambar 6 Diagram Lingkaran Analisis Setiap Indikator........................ 91

Gambar 7 Diagram Batang Keaktifan Belajar Siswa.............................. 93

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

LAMPIRAN A. 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................... 101

LAMPIRAN A. 2 : Daftar Presensi Siswa ................................................ 127

LAMPIRAN A. 3 : Kisi-Kisi Soal Tes HOTS ........................................... 129

LAMPIRAN A. 4 : Soal Tes HOTS ........................................................... 130

LAMPIRAN A.5 : Kunci Jawaban Soal Tes HOTS ................................. 133

LAMPIRAN A. 6 : Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar oleh Observer 136

LAMPIRAN A. 7 : Lembar keterlaksanaan Model pembelajaran Blended

Learning ......................................................................... 138

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN B

LAMPIRAN B. 1 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Blended Learning

LAMPIRAN B. 1a : Pertemuan Pertama ...................................................... 140

LAMPIRAN B. 1b : Pertemuan Kedua ........................................................ 142

LAMPIRAN B. 1c : Pertemuan Ketiga ........................................................ 144

LAMPIRAN B. 2 Hasil Tes Siswa

LAMPIRAN B. 2a : Tes Higher OrderThinking Skill (HOTS) ................... 146

LAMPIRAN B. 3 Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa oleh Obsever

LAMPIRAN B. 3a : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Pertama ............... 148

LAMPIRAN B. 3.b : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Kedua ................. 151

LAMPIRAN B. 3.c : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Ketiga ................ 153

LAMPIRAN B. 4 Transkip Wawancara Keaktifan Belajar Siswa

LAMPIRAN B. 4a : Transkip Wawancara Keaktifan Belajar Siswa .......... 155

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN C

LAMPIRAN C. 1 : Lembar Analisis Uji Validasi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran .................................................................. 157

LAMPIRAN C. 2 : Lembar Analisis Uji Validasi Soal Tes HOTS ............ 163

LAMPIRAN C. 3 : Lembar Analisis Uji Validasi Lembar Pengamatan oleh

Observer.......................................................................... 169

LAMPIRAN C. 4 : Lembar Analisis Uji Validasi Pedoman Wawancara .. 171

LAMPIRAN C. 5 : Lembar Analisis Uji Validasi Media Pembelajaran .... 175

LAMPIRAN C. 6 : Lembar Analisis Uji Validasi Bahan Ajar .................. 179

LAMPIRAN C. 7 : Lembar Analisis Data Pengamatan Keaktifan Belajar

Siswa oleh Observer ..................................................... 183

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN D

LAMPIRAN D. 1 : Surat Ijin Penelitian ..................................................... 184

LAMPIRAN D. 2 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................... 185

LAMPIRAN D. 3 : Dokumentasi Kegiatan ................................................ 186

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan

tentang pentingnya penguasaan matematika oleh siswa, sehingga dalam

pendidikan formal mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada anak

didik mulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat mahasiswa.

Kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam pembelajaran

matematika adalah kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis

dan kreatif.

Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and

Science Study) yang menunjukan bahwa siswa Indonesia berada pada

ranking amat rendah (ranking 45 dari 50 negara) dalam kemampuan (1)

memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan

masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4)

melakukan investigasi (Kemendikbud, 2012). TIMSS membagi ranah

kognitif menjadi 3 tingkatan yaitu pengetahuan, penerapan dan penalaran.

Fakta menunjukkan sebagian besar dari siswa Indonesia dapat sampai pada

level pengetahuan dan penerapan, namun pada saat level yang lebih tinggi,

siswa Indonesia mengalami kesulitaan, salah satu penyebabnya adalah

kebanyakan pembelajaran yang dilakukan di Indonesia kurang mampu

mengarahkan siswa untuk berpikir tingkat tinggi.

Pada kurikulum 2013 yang berkembang di Indonesia saat ini

pemerintah menuntut adanya proses pembelajaran yang menekankan pada

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa. Hal ini sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, logis, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Namun pada kenyataannya di Indonesia masih terdapat beberapa

sekolah yang belum melaksanakan proses pembelajaran yang

menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order

Thinking Skill(HOTS) siswa. Salah satu sekolah yang belum merata dalam

menerapkan proses pembelajaran yang menekankan pada kemampuan

berpikir tingkat tinggi adalah SMP Negeri 2 Bangsri di Kabupaten Jepara

Jawa Tengah. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu guru mata

pelajaran matematika kelas IX SMP Negeri 2 Bangsri.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru matematika kelas VII

SMP Negeri 2 Bangsri yang menyatakan bahwa siswa di SMP Negeri 2

Bangsri masih banyak mengalami kesulitan saat diminta untuk berpikir

tingkat tinggi. Ini dapat dilihat pada saat mengerjakan soal. Ketika siswa

diberikan contoh mereka bisa mengerjakan, contoh disini misalnya guru

memberikan soal “ Ada sebuah ruangan yang memiliki suhu 15°C,

beberapa menit kemudian, suhu diruangan tersebut naik menjadi 45°C,

maka kenaikan suhu yang terjadi diruangan tersebut adalah....” , tetapi jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siswa tersebut di beri latihan soal yang sedikit diubah dari contoh misalnya

soal “Ada sebuah ruangan yang memiliki suhu 30°C, beberapa menit

kemudian, suhu diruangan tersebut turun menjadi 25°C, maka penurunan

suhu yang terjadi diruangan tersebut adalah....”, mereka masih mengalami

kesulitan untuk memahami soal. Hal ini juga diimbangi dengan nilai siswa,

guru menyampaikan bahwa hasil ulangan dan hasil ujian tengah semester 1

rata-rata hanya 2 sampai 3 orang yang nilainya berada di atas KKM,

KKM mata pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Bangsri adalah 68.

Selain mengalami kesulitan terhadap proses berpikir tingkat tinggi

(HOTS), sikap keaktifan belajar siswapun masih sangat kurang, ini bisa

dilihat dengan sedikitnya siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan

dari guru pada saat pembelajaran berlangsung, rata-rata dalam satu kelas

hanya satu sampai dua orang yang berani untuk bertanya pada gurunya,

seperti apa yang disampaikan oleh guru, penyebab kurang aktifnya siswa

dalam proses pembelajaran disebabkan oleh masih banyak siswa yang

merasa takut atau segan kepada teman-temannya jika ia ingin bertanya.

Namun hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas VII SMP Negeri 2

Bangsri menyatakan penyebab meraka kurang aktif dalam proses

pembelajaran barasal dari guru yaitu sikap guru dalam mengajar seperti

tidak terbuka kepada siswa dan terlalu kaku dalam mengajar, selain sikap

guru penyebab lain adalah model pembelajaran yang monoton sehingga

siswa merasa bosan saat mengikuti pembelajaran matematika, model

pembelajaran yang biasanya dipakai guru adalah model pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

konvensional yaitu guru menjelaskan materi, memberikan contoh,

memberikan latihan soal kepada siswa dan menunjuk siswa untuk maju

mengerjakan latihan soal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan

siswa tersebut juga dapat diketahui penyebab kemampuan siswa dalam

berpikir tingkat tinggi masih rendah dikarena dalam proses pembelajaran

yang dilaksanakan guru belum membiasakan siswa untuk berpikir tingkat

tinggi, sehingga siswa hanya terbiasa dengan permasalahan yang

sederhana.

Berdasarkan hal tersebut guru seharusnya menggunakan pembelajaran

yang dapat mengatarkan siswa menuju keterampilan berpikir tingkat tinggi

serta pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa agar siswa menjadi

aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang

dapat digunakan guru adalah model pembelajaran Blended Learning.

Menurut Semler (Husamah, 2014:11) Blended Learning adalah model

pembelajaran yang mengkombinasikan aspek terbaik dari pembelajaran

online, aktivitas tatap muka terstruktur, dan praktek dunia nyata. Sistem

pembelajaran online, latihan dikelas, dan pengalaman on-the-job akan

memberikan pengalaman berharga bagi diri mereka. Tujuan Blended

Learning pada dasarnya dilaksanakan untuk mendapatkan pembelajaran

yang “paling baik” dengan menggabungkan berbagai keunggulan masing-

masing komponen, dimana metode tatap muka memungkinkan untuk

melakukan pembelajaran secara interaktif sedangkan metode online

memberikan materi secara online tanpa batasan ruang dan waktu sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat dicapai pembelajaran yang maksimal (Husamah, 2014:20-21). Selain

itu model pembelajaran Blended Learning baik digunakan oleh pengajar

karena model pembelajaran Blended Learning dapat membantu proses

komunikasi non-stop antara pengajar dan peserta didik sehingga menjadi

lebih mudah dan membantu proses percepatan pengajaran, oleh karena itu

apabila pengajar menerapkan model pembelajaran Blended Learning

dalam pembelajarannya maka kemungkinan besar model pembelajaran

Blended Learning dapat membantu peserta didik untuk belajar secara

maksimal serta bisa mendapatkan lebih banyak informasi yang dapat

menunjang proses pembelajaran (Husamah, 2014:25).

Selain model pembelajaran ini dapat digunakan untuk mengantar

siswa belajar untuk berpikir tingkat tinggi tetapi menurut Shibley (

2011:80-85) model pemebelajaran Blended Learning ini juga sangat

cocok untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses

pembelajaran. Hal itu dikarenakan model pembelajaran Blended Learning

memanfaatkan teknologi dalam pembelajarannya, dimana saat ini

teknologi di dunia berkembang sangat pesat.

Berdasarkan uraian diatas peneliti berkeinginan untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Blended

Learning dalam Pembelajaran Matematika terhadap Higher Order

Thinking Skill (HOTS) dan Keaktifan Belajar Siswa kelas VII B SMP

Negeri 2 Bangsri pada Materi Penyajian Data”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat

diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, guru masih menggunakan

model pembelajaran yang monoton sehingga siswa merasa bosan saat

mengikuti pembelajaran matematika.

2. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa di SMP

Negeri 2 Bangsri.

3. Rendahnya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran.

4. Pembelajaran yang tidak membiasakan siswa untuk berpikir tingkat

tinggi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka penulis

kemukaan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah implementasi model pembelajaran Blended Learning

dalam pembelajaran matematika dapat menumbuhkan Higher

Order Thinking Skill (HOTS) siswa pada materi penyajian data?

2. Apakah implementasi model pembelajaran Blended Learning

dalam pembelajaran matematika dapat mengembangkan keaktifan

belajar siswa pada materi penyajian data?

D. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka

penelitian dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Bangsri tahun ajaran

2017/2018.

2. Penelitian ini membahas mengenai implementasi model

pembelajaran Blended Learning dalam pembelajaran matematika

terhadap Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan keaktifan

belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Bangsri pada materi

penyajian data.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan hasil implementasi model pembelajaran

Blended Learning dalam pembelajaran matematika terhadap

Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada materi penyajian data.

2. Untuk mendeskripsikan hasil implementasi model pembelajaran

Blended Learning dalam pembelajaran matematika terhadap

keaktifan belajar siswa pada materi penyajian data.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk:

1. Guru

a. Membantu guru matematika dalam usaha mencari bentuk

pembelajaran yang efektif untuk mengoptimalkan Higher

Order Thinking Skill (HOTS).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Menjadi referensi ilmiah bagi guru dan untuk memotivasi guru

dalam melakukan penelitian pada pokok bahasan yang lain.

2. Siswa

a. Mengoptimalkan Higher Order Thinking Skill (HOTS).

b. Siswa lebih mampu menguasai materi matematika dengan

lebih baik.

c. Meningkatkan keaktifan dalam belajar matematika.

3. Peneliti

Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran

Blended Learning terhadap Higher Order Thinking Skill (HOTS)

dalam pembelajaran matematika pada materi penyajian data.

G. Batasan Istilah

Istilah-istilah dalam rumusan diatas didefinisikan sebagai berikut:

1. Blended Learning

Blended Learning adalah pembelajaran yang

mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara

konvensional) dengan pembelajaran online, dimana antara peserta

didik dan pendidik saling berinteraksi secara langsung, masing-

masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan ajar,

belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah

disediakan) serta belajar mandiri secara online dengan komputer.

2. Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Higher Order Thinking Skill didefinisikan sebagai proses

berfikir yang komplek dalam menyelesaikan suatu permasalahan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

serta kritis dalam mengevaluasi baik dalam tugas yang telah ada

maupun yang berbeda dengan contoh.

3. Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar siswa adalah suatu keadaan dimana siswa

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dengan tujuan

untuk mengembangkan berbagai potensi siswa melalui kegiatan

berfikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep

baru atau menghasilkan suatu karya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Model pemebelajaran Blended Learning

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Brady dalam Ekawarna (2013: 86) menyebutkan bahwa

definisi model pembelajaran adalah suatu blueprint (kerangka dasar)

yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membuat atau menyusun

persiapan pembealajaran lalu mengimplementasikannya. Menurut Joice,

dkk dalam Trianto (2010: 52) model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola

mengajar dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan

material/perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film-

film, program-program media komputer, dan kurikulum. Setiap model

mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu

siswa untuk mencapai berbagai tujuan.

Sedangkan menurut Joy dan Well dalam Rusman (2011: 133)

menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rancangan yang

dapat digunakan untuk menyusun rancangan pembelajaran dalam jangka

waktu yang panjang. Menurut Triantoro (2010: 54) memilih model

pembelajaran harus didasarkan pada dua alasan penting yakni :

1) Model pembelajaran harus memiliki arti yang lebih luas dari pada

strategi, metode, dan prosedur.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2) Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi

dalam proses pembelajaran.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah suatu kerangka dasar atau pola atau rancangan yang dapat

digunakan untuk menyusun persiapan pembelajaran dan

mengimplementasikannya.

2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Menurut Rusman (2011: 136), ciri-ciri model pembelajaran yaitu

sebagai berikut:

a. Suatu model pembelajaran yang akan digunakan harus


memperhatikan tujuan dari model pembelajaran tersebut.
b. Model pembelajaran harus dapat dijadikan acuan untuk melakukan
perbaikan proses pembelajaran.
c. Model pembelajaran memiliki beberapa bagian yaitu langkah-
langkah pelaksanaan model pembelajaran, prinsip-prinsip reaksi,
sistem sosial, dan terdapat suatu sistem pendukung.
d. Membuat persiapan mengajar dengan acuan model pembelajaran
yang telah ditentukan.

3. Macam-Macam Model Pembelajaran

Ada berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para

ahli diantaranya sebagai berikut :

a. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran

dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam bentuk kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok bersifat heterogen

(Rusman,2012: 202). Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat dua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

komponen penting yaitu a) cooperative task atau tugas kerja sama dan b)

cooperative incentive structure atau struktur insentif kerja sama.

b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran

dengan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk

melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan

untuk menghadapi segala sesuatu dan kompleksitas yang ada (Tan, 2000)

c. Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang

dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi,

2002)

d. Model pembelajaran terpadu

Model pembelajaran terpadu merupakan suatu pembelajaran yang

memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok, aktif

mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara

holistik, bermakna, dan otentik Joni (Trianto 2010: 56).

e. Model Pembelajaran Blended Learning

Blended Learning merupakan model pembelajaran yang

menggabungkan antara sistem e-learning dengan model pembelajaran

konvensional atau tatap muka.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Menurut Graham (2004: 3) mengemukakan:

“...The idea that BL is the combination of instruction from two


historically separate models of teching and learning: traditional face to
face learning systems and distributed learning systems. It also
emphasizes the central role of computer-based technologies in
Blended Learning”.

Blended Learning merupakan penggabungkan dua model

pembelajaran yang terpisah yaitu pembelajaran tradisional dengan

pembelajaran yang berbasis komputer, yang menekankan teknologi

komputer di Blended Learning.

2. Model Pembelajaran Blended Learning

a. Pengertian Blended Learning

Blended Learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa

Inggris, yang terdiri dari dua suku kata, blended dan learning. Blended

artinya campuran atau kombinasi yang baik. Blended learning ini pada

dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan

secara tatap muka dan secara virtual.

Semler (Husamah, 2014:11) menegaskan bahwa: “ Blended


learning mengombinasikan aspek terbaik dari pembelajaran
online, aktivitas tatap muka terstruktur, dan praktek dunia
nyata. Sistem pembelajaran online, latihan di kelas, dan
pengalaman on-the-job akan memberikan pengalaman
berharga bagi diri mereka. Blended learning menggunakan
pendekatan yang memberdayakan berbagai sumber
informasi yang lain.

Menurut Wendhie, Prayitno dan Widyaiswara (2013) diartikan

sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam

pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai

macam media dan teknologi, dimana antara peserta didik dan pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar

informasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar

dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri

secara online.

Menurut Graham (2004: 3) mengemukakan:

“...The idea that BL is the combination of instruction from two


historically separate models of teching and learning: traditional
face to face learning systems and distributed learning systems. It
also emphasizes the central role of computer-based technologies in
Blended Learning”.

Dijelaskan oleh Graham bahwa Blended Learning merupakan

penggabungkan dua model pembelajaran yang terpisah yaitu pembelajaran

tradisional dengan pembelajaran yang berbasis komputer. Yang

menekankan teknologi komputer di Blended Learning.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan Blended learning adalah

pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran

secara konvensional) dengan pembelajaran online , dimana antara peserta

didik dan pendidik saling berinteraksi secara langsung, masing-masing

dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan ajar, belajar mandiri

(belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar

mandiri secara online dengan komputer.

b. Karakteristik model pembelajaran Blended learning

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, khususnya

perkembangan teknologi internet mendorong berkembangnya konsep

pembelajaran jarak jauh. Ciri dari teknologi internet yaitu selalu dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

diakses kapan saja dan di mana saja, memiliki banyak pengguna

(multiuser) dan menawarkan segala kemudahannya. Hal itu membuat

internet menjadi suatu media yang sangat tepat bagi pendidikan jarak

jauh. Itulah mengapa sistem pembelajaran yang disebut blended learning

saat ini masih sangat baik diterapkan di Indonesia, (Husamah, 2014: 1).

Berdasarkan hal tersebut, menurut Jhon Watson (Husamah ,2014:

16) karakteristik blended learning adalah sebagai berikut;

1) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian,

model pengajaran, gaya pembelajaran serta berbagai media berbasis

teknologi yang beragam.

2) Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung atau bertatap muka

(face-to-face), belajar mandiri, dan belajar via online.

3) Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara

penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran.

4) Pengajar dan orang tua peserta belajar memiliki peran yang sama

penting, pengajar sebagai fasilitator, dan orang tua sebagai

pendukung.

c. Tujuan dikembangkannya model pembelajaran blended learning

Menurut Garnham (Husamah, 2014:21), tujuan dikembangkannya

blended learning adalah menggabungkan ciri-ciri terbaik pembelajaran di

kelas (tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk

meningkatkan pembelajaran secara aktif oleh peserta didik dan

mengurangi jumlah waktu tatap muka dikelas. Dengan teknologi berbasis

komputer, pengajar menggunakan model pembelajaran campuran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

(hybrid) untuk merancang ulang mata pelajarannya sehingga ada

kegiatan onlinenya berupa studi kasus, tutorial, latihan mandiri, simulasi,

atau kolaborasi kelompok online.

Dengan demikian, tujuan dari penggunaan blended learning dapat

dirumuskan sebagi berikut;

1) Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik didalam proses

belajar sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.

2) Menyediakan peluang yang praktis-realitas bagi pengajar dan peserta

didikuntuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus

berkembang.

3) Peningkatkan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan

menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan pembelajaran

online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para

peserta didik dalam pengalaman interaktif. Sedangkan porsi online

memberikan para peserta didik dengan konten multimedia yang kaya

akan pengetahuan kapanpun dan dimanapun sela perserta didik

memiliki akses internet.

d. Tahapan-tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan blended

learning

Secara khusus, Soekartawi (Husamah, 2014:27) menyarankan

enam tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan blended learning

agar hasilnya optimal. Keenam tahap tersebut adalah sebagai berikut;

1) Menetapkan macam dan materi bahan ajar, kemudian mengubah atau

menyiapkan bahan ajar tersebut menjadi bahan ajar yang memenuhi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

syarat untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Karena media

pembelajarannya adalah blended learning, bahan ajar sebaiknya

dibedakan atau dirancang untuk tiga macam bahan ajar, yaitu:

a) Bahan ajar yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik.

b) Bahan ajar yang dapat dipelajari dengan cara berinteraksi melalui

tatap muka.

c) Bahan ajar yang dpat dipelajari dengan car berinteraksi melalui

pembelajaran online atau berbasis web.

2) Menetapkan rancangan blended learning yang digunakan.

Kegiatan dalam tahap ini merupakan tahap yang paling sulit.

Di sini, diperlukan ahli e-learning untuk membantunya. Dalam

tahapan ini, intinya adalah bagaiman membuat rancangan

pembelajaran yang berisikan komponen PJJ dan tatap muka. Karena

itu, dalam membuat rancangan pembelajaran ini, perlu diperhatikan

hal-hal yang berkaitan dengan:

a) Bagaimana bahan ajar tersebut disajikan

b) Bahan ajar mana yang bersifat wajib dipelajari dan mana yang

bersifat anjuran guna memperkaya pengetahuan peserta didik.

c) Bagaimana peserta didik bisa mengakses dua komponen

pembelajaran tersebut.

d) Faktor pendukung apa yang diperlukan. Misalnya, perangkat lunak

(software) apa yang digunakan, apakah kerja kelompok diperlukan,

apakah pusat sumber belajar diperlukan didaerah-daerah tertentu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

3) Tetapkan format pembelajaran online – apakah bahan ajar tersedia

dalam format HTML (sehingga mudah di cut and paste) atau dalam

format PDF (tidak dapat di cut and paste). Yang perlu juga

diberitahukan kepada peserta didik dan pengajar adalah apa hosting

yang dipakai, apakah pembelajaran online itu menggunakan jaringan

internet dan apa jaringan itu, apakah Yahoo, Google, MSN atau

lainnya.

4) Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat. Maksudnya,

apakah rancangan pembelajaran tersebut bisa dilaksanakan dengan

mudah atau sebalikny. Cara yang lazim dipakai untuk menguji coba

rancangan ini adalah dengan „pilot test‟. Dengan cara ini,

penyelenggara blended learning bisa meminta masukan atau sarran

dari pengguna atau peserta pilot test.

5) Menyelenggarakan blended learning dengan baik sambil menugaskan

instruktur khusus (pengajar) yang tugas utamanya menjawab

pertanyaan peserta didik. Pertanyaan yang mungkin muncul yakni,

bagaimana melakukan pendaftaran sebagai peserta didik, bagaimana

peserta didik atau instruktur yang lain melakukan akses terhadap

bahan ajar, dan lain-lain. Instruktur ini juga bisa berfungsi sebagai

petugas promosi karena yang bertanya mungkin bukan dari kalangan

sendiri tetapi dari pihak lain.

6) Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended

learning. Banyak cara tentang bagaimana membuat evaluasi ini, antara

lain sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

a) Mudah dikendalikan (easy to navigate). Seberapa mudah peserta

didik bisa mengakses semua informasi yang disediakan dalam

paket pembelajaran yang disiapkan di komputer. Kriterianya,

semakin mudah aksesnya, maka semakin baik hasilnya

b) Pemakaian konten/isi (content/subtance). Bagaimana kualitas isi

pembelajaran yang dipakai, bagaimana petunjuk untuk mempelajari

isi bahan ajar, bagaimana bahan ajar itu disiapkan, apakah bahan

ajar yang ada sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan sebagainya.

Kriterianya, semakin dekat isi bahan ajar itu dengan tujuan

pembelajaran, maka semakin baik hasilnya.

c) Rancangan/format/penampilan (layout/format/appearance).

Apakah paket pembelajaran (bahan ajar, petunjuk belajar, atau

informasi lainnya) disajikan secara profesional. Kriterianya,

semakin baik penyajian bahan ajarnya, maka semakin baik pula

hasilnya.

d) Ketertarikan (interest). Sebesar apakah paket pembelajaran (bahan

ajar, petunjuk belajar, atau informasi lainnya) yang disajikan

mampu menimbulkan daya tarik peserta didik untuk belajar.

Kriterianya adalah, semakin besar daya tarik terhadap paket

pembelajaran yang disajikan bagi peserta didik untuk terus belajar,

maka semakin baik pula hasilnya.

e) Aplikabilitas (applicability). Seberapa jauh paket pembelajaran

yang disajikan bisa dipraktikkan secara mudah. Kriterianya,

semakin mudah semakin dipraktikan, semakin baik pula hasilnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

f) Murah/bermanfaat (cost-effectiveness/value). Seberapa murah

biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti paket pembelajaran

tersebut.

e. Kelebihan dan kekurangan Blended Learning

1) Kelebihan blended learning

Kusairi (Husamah, 2014:35) mengungkapkan bahwa banyak

kelebihan dari blended learning jika dibandingkan dengan tatap muka

(konvensional) maupun dengan e-learning, baik online, offline, ataupun

m-learning. Berbagai penelitian juga menunjukan bahwa blended

learning adalah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap

muka maupun e-learning.

Adapun kelebihan dari blended learning ini adalah sebagai berikut:

a) Peserta didik leluasa untuk mempelajari pelajaran secara mandiri

dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online.

b) Peserta didik dpat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta

didik lain diluar jam tatap muka.

c) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan peserta didik diluar

jam tatap muka dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh

pengajar.

d) Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas

internet.

e) Pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi mengerjakan

tes yang dilakukan sebelum pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

f) Pegajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan

memanfaatkan hasil tes dengan efektif.

g) Peserta didik saling berbagi file dengan peserta didik lain.

Sedangkan menurut (Rusman, 2012:351) kelebihan dari model

pembelajaran Blended Learning adalah sebagai berikut:

a) Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan atau


petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet,
sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh
bahan ajar dipelajari.
b) Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran
setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan, mengingat bahan
ajar tersimpan di komputer.
c) Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif
menjadi aktif dan lebih mandiri.
d) Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang
berkaitan

2) Kekurangan blended learning

Noer (Husamah, 2014:36) mengemukakan beberapa kekurangan

blended learning sebagai berikut:

a) Media yang dibutuh sangat beragam, sehingga sulit diterapkan


apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.
b) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti
komputer dan akses internet. Padahal, blended learning
memerlukan akses internet yang memadai, dan bila jaringan
kurang memadai, itu tentu akan menyulitkan peserta dalam
mengikuti pembelajaran mandiri via online.
c) Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar,
peserta didik dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi.

Sedangkan menurut Wendhie, Prayitno dan Widyaiswara (2013)

kekurangan dari model pembelajaran Blended Learning adalah sebagai

berikut:

a) Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit


diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

b) Tidak meratanya falisitas yang dimiliki pelajar, seperti


komputer dan akses internet yang memadai, apabila jaringan
kurang memadai akan menyulitkan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran mandiri via online.
c) Kurangnya pengetahuan masnyarakat terhadap penggunaan
teknologi.
d) Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti
komputer dan akses internet.
Dalam penelitian ini Blended Learning adalah model pembelajaran yang

mengkombinasikan metode tatap muka dan metode pembelajaran online.

Pembelajaran tatap muka yang dimaksud adalah berupa pembelajaran di kelas

dengan menggunakan beberapa pendekatan seperti pendekatan Saintifik.

Sedangkan online learning yang dimaksud adalah berupa pembelajaran online

dengan memanfaatkan google classroom sebagai sarana pembelajaran, dimana

antara peserta didik dan pendidik saling berinteraksi secara langsung, disini

masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan ajar, belajar mandiri

secara online dan tugas.

B. Higher Order Thinking Skill (HOTS)/Kemampuan Berpikir Tingkat

Tinggi

1. Tahap berpikir siswa SMP

Menurut Piaget (Hudojo, 1990: 35-37) Perkembangan kecerdasan

anak dapat dibagi menjadi empat periode, yakni: (a) periode sensori motorik

pada usia 0-2 tahun; (2) periode pra-operasional pada usia 2-7 tahun; (3)

periode konkrit pada usia 7-11 atau 12 tahun; (4) periode operasi formal

pada usia 11 atau 12 tahun ke atas. Berdasarkan hal tersebut peserta didik

pada tingkat SMP berada pada periode konkrit dan sudah mulai memasuki

periode operasi formal. Terdapat perbedaan antara periode konkrit dan

periode operasi formal. Dalam periode konkrit peserta didik belum mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

menyelesaikan masalah klasifikasi tanpa adanya data yang konkrit

sedangkan periode operasi formal peserta didik sudah mampu

menyelesaikan suatu masalah tanpa menggunakan data yang konkrit.

Menurut Abu Ahmadi (2009: 175) tahapan atau periode berpikir

konkrit ini kegiatan berpikirnya masih memerlukan situasi –situasi yang

nyata atau konkrit. Konsekuensinya dalam pembelajaran hendaaknya

disajikan dengan peragaan langsung. Sedangkan pada tahap operasi formal

peserta didik berhadapan dengan situasi atau masalah yang tidak berwujud.

Walaupun pada tahap ini peserta didik tidak di hadapkan pada siatuasi atau

masalah yang tidak berwujud, tetapi dengan pertolongan bagan-bagan,

corat-coret ini dapat memperlihatkan hubungan persoalan satu dengan yang

lain, dan terlihat pula masalah yang dihadapi secara keseluruhan, selain itu

pada tahap ini kecerdasan berpikir sendirilah yang memiliki peranan

pernting dalam memecahkan masalah, maka pada tahap ini dikatakan tahap

berpikir tingkat tinggi.

2. Higher Order Thinking Skill (HOTS)

a. Pengertian Higher Order Thinking Skill

Menurut Mc Loughlin and Luca (2018) menyatakan bahwa

kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah suatu kapasitas diatas

informasi yang diberikan, sikap yang kritis untuk mengevaluasi,

mempunyai kesadaran metakognitif dan memiliki kemampuan

pemecahan masalah. Menurut Stein (Weindy, 2008) berpikir tingkat

tinggi menggunakan pemikiran yang kompleks, non algorithmic untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

menyelesaikan suatu tugas, ada yang tidak dapat diprediksi,

menggunakan pendekatan yang berbeda dengan tugas yang telah ada dan

berbeda dengan contoh.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses berfikir

yang komplek dalam menyelesaikan suatu permasalahan serta kritis

dalam mengevaluasi baik dalam tugas yang telah ada maupun yang

berbeda dengan contoh.

b. Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Taksonomi Bloom

Arnelis (2014) mengatakan bahwa taksonomi bloom diaggap

merupakan dasar bagi berpikir tingkat tinggi. Pemikiran ini didasarkan

pada beberapa jenis pembelajaran yang memerlukan proses kognisi yang

lebih daripada yang lain, tetapi memiliki manfaat-manfaat lebih umum.

Sebagai contoh, kemampuan yang melibatkan analisis, evaluasi dan

mengkreasi dianggap berpikir tingkat tinggi.

Andreson dan Krathwohl (Agung,2010) merevisi taksonomi ini

dengan mengklasifikasikan enam proses kognitif yang dapat dipelajari

yaitu:

1) Mengingat (C1) : Menghafal dan mengingat kembali informasi.

2) Memahami (C2): Menjelaskan ide atau konsep.

3) Mengaplikasikan (C3) : Menerapkan informasi dalam situasi baru.

4) Menganalisis (C4) : Menganalisis data menjadi komponen-komponen

untuk memahami dengan organisasi struktur dan hubungan antar

komponen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

5) Mengevaluasi (C5) : Membuat penilaian berdasarkan kriteria tertentu.

6) Menciptakan (C6) : Menyatukan elemen untuk membentuk ide atau

struktur baru.

Dalam A revision of Bloom’s Taxonomy: an overview-Theory in to

Pratice (Arnelis, 2014) menyatakan bahwa indikator untuk mengukur

kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi: menganalisis ( C4 ),

mengevaluasi ( C5 ), dan mengkreasi ( C6 ).

c. Indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

Menurut Krathworl (dalam Lawy, 2009) dalam A revision of

bloom’s Taxonomy: an overview theory into Practice menyatakan bahwa

indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi:

a. Menganalisis

1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau

menstrukturkan infomasi kedalam bagian yang lebih kecil untuk

mengenali pola atau hubungannya.

2) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat

dari sebuah skenario yang rumit.

3) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.

b. Mengevaluasi

1) Memberikan penilaan terhadap solusi, gagasan, dan metodologi

dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada

untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.

2) Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang

telah ditetapkan.

c. Mencipta

1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap

sesuatu.

2) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.

3) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi

struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Dalam penelitian ini indikator HOTS yang diteliti adalah menganalisis

(C4), mengevaluasi (C5) serta mencipta (C6).

C. Keaktifan Belajar Siswa

1. Pengertian Keaktifan Siswa

Menurut Yamin (2007: 77), keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran dapat merangsang atau mengembangkan bakat yang dimiliki

siswa, berfikir kritis, dan dapat memecah permasalahan-permasalahan yang

ada dalam kehidupan sehari-hari. Di samping ini pengajar dapat merekayasa

sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran tersebut. Sedangkan menurut Hamzah B. Uno &

Nurdin Mohamad (2012: 77) menjelaskan bahwa dalam proses

pembelajaran siswa diharapkan aktif terlibat dalam proses pembelajaran

untuk berfikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep

baru atau menghasilkan suatu karya.

Sa‟dun Akbar dan Hadi Sriwiyana,( 2010: 237) menjelaskan bahwa

pembelajaran aktif merupakan merupakan pembelajaran yang terpusat pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

siswa, siswa dilibatkan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk

mengembangkan berbagai potensi siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar

siswa adalah suatu keadaan dimana siswa dilibatkan secara aktif dalam

proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan berbagai potensi

siswa melalui kegiatan berfikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba,

menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya.

Menurut Sudjana (2005: 105) menyatakan bahwa kegiatan belajar

atau aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan

pembelajaran, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar,

stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola

respons peserta didik. Sedangkan menurut Paul D. Dierich (Hamalik, 2001:

172) jenis-jenis keaktifan belajar dalam 8 kelompok, yaitu:

a. kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar,


mengamati ekperimen, demontrasi, pameran, mengamati
orang lain bekerja.
b. kegiatan lisan: mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
memberikan saran, mengemukakan pendapat,
berwawancara dan diskusi.
c. kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu pemainan instrumen musik,
mendengarkan siaran radio.
d. kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, membuat sketsa, rangkuman,
mengerjakan angket, mengerjakan tugas.
e. kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik,
diagram, dan peta.
f. kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, menari, berkebun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

g. kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan


masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan
hubungan-hubungan, membuat keputusan.
h. kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang,
dan sebagainya.

Oleh karena itu agar dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

belajar maka diperlukan berbagai kegiatan diantaranya kegiatan visual,

kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan

menggambar, kegiatan metrik, kegiatan mental dan kegiatan emosional.

Kegiatan tersebut memiliki klafikasi yang menunjukan jenis-jenis keaktifan

yang dapat dilakukan siswa.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan

pola berfikir dan dapat membatu siswa memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari. Menurut Diretktorat pembinaan (2010: 57-58)

keaktifan siswa dalam belajar secara sederhana dapat dilihat dari usaha-

usaha siswa yaitu:

a. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran.


1) siswa memperhatikan penjelasan guru.
2) Siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain.
3) Siswa spontan bekerja apabila diberi tugas.
4) Siswa tidak terpengaruh situasi di luar kelas.
b. Interaksi siswa dengan guru.
1) Siswa bertanya kepada guru.
2) Siswa menjawab pertanyaan guru.
3) Siswa memamfaatkan guru sebagai nara sumber.
4) Siswa memamfatkan guru sebagai fasilitator.
c. Interaksi antar siswa.
1) Siswa bertanya kepada teman dalam satu kelompok.
2) Siswa menjawab pertanyaan teman dalam satu
kelompok.
3) Siswa bertanya kepada teman dalam kelompok lain.
4) Siswa menjawab pertanyaan teman dalam kelompok lain.
d. Kerja sama kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

1) Siswa membantu teman dalam kelompok yang


menjumpai masalah.
2) Siswa meminta bantuan kepada teman, jika mengalami
masalah.
3) Siswa memcocokan jawaban/konsepsinya dalam satu
kelompok.
4) Adanya pembegian tugas dalam kelompok.
e. Aktivitas siswa dalam kelompok
1) Siswa mengemukakan pendapatnya.
2) Siswa menanggapi pertanyaan/pendapat teman sejawat.
3) Siswa mengerjakan tugas kelompok
4) Siswa menjelaskan pendapat/pekerjaannya.
f. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan.
1) Siswa mengacungkan tangan untuk ikut menyimpulkan
2) Siswa merespon pertanyaan/simpulan teman.
3) Siswa menyempurnakan simpulan yang dikemukan oleh
temannya.
4) Siswa menghargai pendapat temannya.

Dalam penelitian ini keaktifan belajar siswa dilihat berdasarkan usaha-

usaha yang dilakukan siswa yaitu antusias siswa dalam mengikuti

pembelajaran, interaksi siswa dengan guru, aktivitas siswa dalam kelompok,

partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan. Hal ini dikarena

untuk usaha interaksi antar siswa dan kerja sama kelompok bisa dilihat

pada aktivitas siswa dalam kelompok, karena dalam aktivitas siswa dalam

kelompok juga terdapat interaksi antar siswa dan pastilah terjadi kerja sama

kelompok. Menurut Aunurrahman (2009:119) Daya keaktifan yang dimiliki

anak secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif saat

lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan keaktifan

tersebut, berdasarkan teori tersebut tidak memungkinkan dalam satu kelas

semua siswa aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu peneliti

membuat suatu batas minimal kelas dikatakan aktif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

2. Faktor-faktor yang Menpengaruhi Keaktifan Siswa

Gagne dan Brigs (Euis Karwati, 2014: 154) menyebutkan fakor-

faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan siswa untuk menumbuhkan

aktivitas dan partisipasi siswa adalah sebagai berikut:

a. Memberikan motivasi pada siswa agar terlibat secara aktif


dalam pembelajaran.
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran pada siswa.
c. Memberikan stimulus berupa masalah, topik dan konsep
yang akan dipelajarai.
d. Memberikan petunjuk kepada siswa dalam proses
pembelajaran.
e. Memunculkan partisipasi siswa agar aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
f. Menberi umpan balik kepada siswa.
g. Mengamati dan mengukur hasil belajar dan keaktifan siswa
h. Membimbing siswa dengan memberi penguat-penguat agar
siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran akan

mengembangkan dan mengontimalkan kemampuan yang dimiliki peserta

didik serta melatih peserta didik berfikir kritis dalam memecahkan masalah

yang ada disekitar.

D. Paparan Teori Matematika

1. Statistik dan Statistika

Hasil penelitian, riset ataupun pengamatan baik yang dilakukan

khusus ataupun berbentuk laporan, dinyatakan dan dicatat dalam bentuk

bilangan atau angka-angka. Kumpulan angka-angka itu sering disusun,

diatur atau disajikan dalam bentuk daftar atau tabel. Sering pula daftar atau

tabel tersebut disertai dengan gambar-gambar yang biasa disebut diagram

atau grafik supaya lebih dapat menjelaskan lagi tentang persoalan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

sedang dipelajari. Bertahun-tahun orang telah menanamkan ini semua

statistik. Berdasarkan hal tersebut menurut (Sudjana: 1996) statistik adalah

kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan yang disusun dalam tabel

atau diagram yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.

Contoh penelitian tentang gaji 10 pegawai dan menghitung rata-rata gajinya,

misalnya rata-rata gaji pegawai Rp. 57.500,00, maka rata-rata Rp. 57.500,00

ini dinamakan rata-rata.

Ditinjau dari sudut pandang asumsi-asumsi dasar yang berkaitan

dengan jenis data dan distribusi data yang diperoleh dari sampel maupun

populasi penelitian, maka statistik dapat dibedakan kedalam dua jenis yaitu:

a Statistik deskriptif dan statistik inferensial. b. Statistik parametrik dan

statistik non parametrik. Statistik deskripsi adalah statistik yang berfungsi

untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang diteliti berdasarkan data

yang terkumpul sedangkan statistik inferensial adalah statistik yang tidak

hanya terbatas pada penyajian data tetapi lebih jauh yaitu untuk menemukan

atau menarik kesimpulan. Statistik parametrik adalah alat bantu analisis data

yang pengoperasionalannya didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa sampel-

sampel diambil secara acak, data-data yang bersifat homogen, sedangkan

statistik non-parametrik adalah alat bantu yang pengoperasionalannya tidak

didasarkan pada asumsi-asumsi diatas (Mundir, 2012: 5)

Dari hasil penelitian, riset ataupun pengamatan baik yang dilakukan

khusus ataupun berbentuk laporan, sering diminta atau diinginkan suatu

uraian, penjelasan atau kesimpulan tentang persoalan yang diteliti. Sebelum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

kesimpulan itu dibuat, keterangan atau data yang telah terkumpul itu

terlebih dahulu dipelajari, dianalisis atau diolah dan berdasarkan pengelohan

inilah baru kesimpulan dibuat.

Berdasarkan uraian diatas Menurut Sudjana (1996:23) Statistika

adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data,

pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan

kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.

2. Data Statistik

Keterangan atau ilustrasi mengenai suatu hal bisa berbentuk kategori,

misalnya: rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal, dan sebagainya, atau

bisa berbentuk bilangan. Kesemua ini dinamakan data atau data statistik.

Menurut Subana (2000: 20-23) data dapat digolongkan menjadi beberapa

jenis data yaitu sebagai berikut:

a. Menurut sifatnya

1) Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka. Misalnya

karyawan perpustakaan SMP Negeri 2 Bangsri merasa resah dan

penjualan buku matematika SMP kelas VII merosot.

2) Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan atau angka.

Misalnya omset penjualan naik 20 % dan jumlah peserta didik baru

turun 5 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

b. Menurut sumbernya

1) Data intern

Data intern adalah data yang menggambarkam keadaan dalam suatu

organisasi. Contoh data hasil penjualan buku, data pegawai dan data

keadaan barang digudang.

2) Data ekstern

Data ekstern adalah data yang menggambarkam keadaan diluar suatu

organisasi. Contoh data yang menggambarkan faktor-faktor yang

mempengaruhi perusahaan misalnya daya beli masyarakat terhadap

buku pelajaran matematika untuk SMP.

c. Menurut cara memperolehnya

1) Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diolah sendiri oleh

suatu perusahaan dengan mendatangi langsung narasumber untuk

memperoleh insformasi tertentu.

Contoh : data penjualan pasta gigi perbulan yang dikumpulkan

perusahaan unilever

2) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasu atau

perusahaan dalam bentuk sudah jadi dari pihak lain. Artinya data

tersebut tidak secara langsung diambil pada narasumber.

Contoh: data nilai ulangan matematika materi himpunan kelas VII

SMP Negeri 2 Bangsri yang diperoleh dari guru matematika SMP

Negeri 2 Bangsri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

d. Menurut cara penyusunannya

1) Data nominal

Data nominal adalah data statistik yang memuat angka yang tidak

mempunyai arti apa-apa. Angka yang terdapat pada data ini hanya

merupakan tanda atau simbol dari obyek yang akan dianalisis. Contoh

data yang berkaitan denga jenis kelamin: laki-laki disimbolkan dengan

1 dan perempuan disimbolkan dengan 2. Dalam hal ini angka 2 tidak

lebih besar dari 1, karena angka-angka tersebut hanyalah simbol atau

kode.

2) Data ordinal

Data ordinal adalah data statistik yang mempunyai daya berjenjang,

tetapi perbedaan antara angka yang satu dengan angka yang lainnya

tidak konstan atau tidak mrmpunyai interval yang tetap. Contoh hasil

tes matematika dalam suatu kelompok belajar adalah sebagai berikut:

Andi ranking ke-1, Budi rangking ke-2 dan Caca rangking ke-3.

Angka satu mempunyai niali yang lebih tinggi dari pada angka dua

maupun tiga, tetapi data ini tidak bisa menunujukan perbedaan

kemampuan antar ketiga siswa tersebut.

3) Data interval

Data interval adalah data yang jarak antara satu dan lainnya sama dan

telah ditetapkan sebelumnya. Nilai variasi pada skala interval juga

dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal (Lebih Besar,

kecil, ..dsb), tetapi nilai mutlaknya tidak dapat dibandingkan secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

matematis (angka nolnya tidak absolut). Contoh suatu tes intelegensi

menghasilkan nilai yang berkisar 0 sampai 200. Nilai 0 bukan

menunjukkan seseorang mempunyai kecerdasan yang minimal. Nilai 0

hanya menunjukkan tempat paling rendah dari prestasi pada tes

tersebut dan nilai 200 menunjukkan tingkat tertinggi.

4) Data ratio

Data ratio adalah jenis data yang mempunyai tingkatan tertinggi yaitu

batas intervalnya jelas, nilai variansi mempunyai batas yang tegas dan

mutlak (mempunyai nilai nol absolut). Contoh kecerdasan waktu, luas

dan volume.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Mundir (2012: 14) menyatakan populasi adalah seluruh obyek

(orang,wilayah,benda) yang akan diberlakukan generalisasi kesimpulan

hasil penelitian. Generalisasi adalah pembelakuan hasil kesimpulan

penelitian terhadap seluruh obyek berdasarkan data yang diperoleh.

Sedangkan menurut Nawawi dalam Subana(2000: 24) menyatakan

populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari

manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagi

sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah seluruh obyek (orang, wilayah, benda, gejala, peristiwa)

yang akan diteliti. Contoh: Seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2

Bangsri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

b. Sampel

Sampel adalah wakil yang diambil dari populasi yang akan diteliti

(Mundir, 2012:14). Contoh: seluruh siswa kelas VII D SMP Negeri 2

Bangsri.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu tes,

wawancara, angket/kuisoner dan observasi langsung.

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-

tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana

b. Angket/kuisoner

Angket/kuisoner adalah cara pengumpulan data dengan

menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan

dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal

mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat.

c. Observasi langsung adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang

sedang dilakukan.

5. Penyajian Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul maka langkah selanjutnya

adalah menyajikan data tersebut, berikut disajikan macam-macam bentuk

penyajian data sebagai berikut:

a. Penyajian data dalam bentuk tabel

Tabel merupakan perpaduan antara baris dan kolom yang

menghasilkan sel-sel tabel dengan jumlah tertentu. Sebuah tabel


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

dipastikan memiliki judul tabel, judul kolom, judul baris, data dan,

sumber data. Berikut skema garis besar sebuah tabel dengan bagian-

bagiannya.

2
3
2 2 2

3 4 4 4

3 4 4 4

Keterangan:
1. Judul tabel
2. Judul kolom
3. Judul baris
4. Sel (isi data)
5. Sumber data

Pada dasarnya terdapat dua jenis tabel yang lazim digunakan dalam

dekripsi data, yaitu Tabel Kontingensi dan Tabel Distribusi Frekuensi.

Adapun langkah-langkah menyusunnya yaitu:

1) Tabel Kontingensi (Tabel Faktorial)

Tabel kontingensi lazim pula disebut tabel faktorial yaitu tabel yang

mendeskripsikan dua variabel atau lebih dalam satu perpaduan baris

dan kolom. Berikut contoh Tabel Kontingensi (Tabel Faktorial) 2 x 4

= (baris = 2 sel, kolom = 4 sel)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Tabel 1
Jumlah Pelajar di Wilayah X
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan

Jenis Tingkat Pendidikan Jumlah


Kelamin TK SD/MI SLTP SLTA
Laki-laki 150 225 200 75 650

Perempuan 200 250 225 100 775

Jumlah 350 475 425 175 1425

Sumber data: Dokumentasi Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan X

2) Tabel Distribusi Frekuensi

Disitribusi frekuensi adalah penyebaran tingkat keseringan

kemunculan suatu data atau variabel, baik data nominal maupun

kontinum dalam sebuah tabel. Data ini lazimnya telah disusun secara

berurutan berdasarkan kelas interval agar mudah dibaca dan

dipahami. Inilah yang disebut Tabel Distribusi Frekuensi.

Tabel distribusi frekuensi memiliki sejumlah komponen

penunjang yaitu kelas interval, titik tengah, tepi kelas, frekuensi

kumulatif kurang dari, dan frekuensi kumulatif lebih dari.

a) Kelas interval (KI)

Kelas interval yaitu kolom yang memuat sejumlah kelas

interval yang dibutuhkan dengan jarak rentang tertentu. Setiap

kelas interval dipastika terdiri dari 2 batas kelas, yaitu batas kelas

bawah dan batas kelas atas.

 Batas Kelas Bawah (BKB) yaitu nilai pembatas kelas interval

bagian bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

 Batas Kelas Atas (BKA) yaitu nilai pembatas kelas interval

bagian atas.

b) Frekuensi (f)

Frekuensi yaitu jumlah atau banyak data yang muncul atau

masuk pada setiap kelas interval. Jumlah keseluruhan frekuensi

pada kelas interval disebut jumlah atau total data, lalu diberi

simbol N.

Frekuensi data adakalanya tampak dalam bentuk angka rill

dengan tanpa menghitung perbandingannya dengan total data yang

ada. Inilah yang disebut Frekuensi Absolut. Namun adakalanya

frekuensi tampak dalam bentuk presentase (%) sebagai hasil

perbandingan dengan total data yang ada, inilah yang disebut

Frekuensi Relatif.

c) Titik Tengah (M)

Titik tengah yaitu titik tengah kelas interval yang diperoleh dari

penjumlahan nilai batas kelas atas dengan nilai batas kelas bawah

dibagi dua.

Rumus:

d) Tepi kelas (TK)

Tepi kelas yaitu nilai tengah antara batas kelas atas suatu kelas

interval dan batas kelas bawah suatu kelas interval diatasnya.

e) Frekuensi kumulatif kurang dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Frekuensi kumulatif kurang dari yaitu jumlah frekuensi kumulatif

yang dihitung dari tepi kelas ke bawah.

f) Frekuensi kumulatif lebih dari

Frekuensi kumulatif lebih dari yaitu jumlah frekuensi kumultif

yang dihitung dari tepi kelas ke atas.

Contoh

Tabel 2 Frekuensi Data Ukuran Sepatu Siswa Kelas VII D


SMP Negeri 2 Bangsri

Berat badan Tally Frekuensi

35 |||| 5
36 |||| |||| 9
37 |||| 4
38 |||| || 7
39 |||| 5

30
Jumlah

b. Penyajian data dalam bentuk diagram dan/grafik

1) Diagram batang

Diagram batang biasanya berbentuk batang-batang vertikal

(tegak) atau horisontal (mendatar), dengan alasnya menyatakan

kategori dan tingginya menyatakan kuantitas dari kategori berikut.

Diagram batang cocok digunakan jika variabel data berupa kategori.

Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk diagram batang yaitu

sebagai berikut:

a) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

b) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)

c) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )

d) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal

e) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal

f) Gambar data tersebut menggunakan batang berdasarkan nama

sumbu.

Contoh:

Diberikan data siswa baru tahun 2004 – 2007 suatu sekolah sebagai

berikut.

Tabel 3
Siswa Baru Tahun 2004-2007

Tahun Siswa Siswi Jumlah

2004 60 75 135
2005 60 70 130
2006 65 70 135
2007 60 80 140

Gambarlah diagram batang untuk data tersebut.

Penyelesaian :

a) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)

b) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)

c) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )

Sumbu Y

Sumbu X
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

d) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal

e) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal

Data siswa baru tahun 2004-2007


100
80
60
40
20
0
2004 2005 2006 2007 Tahun

f) Gambar data tersebut berdasarkan nama sumbu

Gambar diagram batang untuk data diatas adalah sebagai berikut.

Data siswa baru tahun 2004-2007


100
80
60
Siswi
40
Siswa
20
0
2004 2005 2006 2007

Gambar 1
Diagram Batang Mengenai data siswa baru tahun 2004-2007

2) Diagram garis

Diagram garis biasa digunakan untuk menggambarkan suatu data

yang berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu. Diagram garis terdiri

atas sumbu datar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus. Sumbu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

datar menyatakan waktu sedangkan sumbu tegak melukiskan/

menunjukkan nilai data.

Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk diagram garis

a) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)

b) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)

c) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )

d) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal

e) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal

f) Carilah titik dari setiap data.

g) Hubungkan setiap titik pada data tersebut .

Contoh:

Diberikan tabel penerimaan siswa baru SMP Maju Terus.

Tabel 4 siswa baru SMP Maju Terus tahun 2003-2007.

Tahun Jumlah Siswa

2003 1500
2004 1550
2005 1600
2006 1700
2007 1750

Buatlah diagram garis dari data tersebut!

a) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)

b) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)

c) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )

Sumbu 𝑥

Sumbu 𝑦
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

d) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal

e) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal

Siswa baru SMP Maju Terus


1800
1750
1700
1650
1600
1550
1500
1450
1400
1350 Tahun
2003 2004 2005 2006 2007

f) Carilah titik pada setiap data.

Siswa baru SMP Maju Terus


1800
1750
1700
1650
1600
1550
1500
1450
1400
1350
2003 2004 2005 2006 2007

g) Hubungkan setiap titik pada data tersebut .

Diagram garis dari data tersebut adalah:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Jumlah Siswa Baru SMP Maju


Terus
1750

1700

1650

1600

1550

1500

1450

1400
2003 2004 2005 2006

Gambar 2 Diagram garis jumlah siswa baru SMP Maju Terus

3) Diagram lingkaran

Diagram lingkaran merupakan salah satu bentuk penyajian

yang berbentuk lingkaran, yang telah dibagi dalam sektor-sektor

atau juring-juring. Tiap sektor melukiskan kategori data. Sebelum

membuat diagram ini, terlebih dahulu kita mencari proporsi dari

jumlah data keseluruhan, kemudian luas atau sudut pusat atau

juring menyatakan proporsi untuk kategori tersebut.

Langkah-langkah penyajian data bentuk diagram lingkaran dalam

persentase.

a) Menghitung total frekuensi dari data tersebut.

b) Menetukan besar presentase dari tiap data dengan

menggunakan rumus

c) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran sembarang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

d) Membagi lingkaran dalam 10 juring lingkaran dibantu oleh

busur dengan tiap juring memiliki sudut

e) Membagi lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan

presentase dari setiap data.

Langkah-langkah penyajian data bentuk diagram lingkaran dalam

sudut.

a) Menghitung total frekuensi dari data tersebut.

b) menentukan sudut dari tiap data dengan menggunakan rumus

c) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran sembarang

d) Membagi lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan sudut

dari setiap data.

Contoh

Diberikan data jumlah pasien pada Rumah Sakit Griya Husada

sebagai berikut.

Tabel 5 Jumlah pasien pada Rumah Sakit Griya Husada.

Sakit Jumlah Pasien

Demam berdarah 150


TBC 70
Tifus 80

Jumlah 300

Data tersebut merupakan data pasien yang sakit di RS, Griya

Husada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Buatlah diagram lingkarannya.

Penyelesaian:

a) Menetukan besar presentase dari tiap data dengan menggunakan

rumus atau menentukan sudut

dari tiap data dengan menggunakan rumus

Terlebih dahulu kita cari presentase dari luasan yang diperlukan

kategori.

Tabel 6 Presentase dan nilai sudut dari jumlah pasien RS.


Griya Husada.

Jumlah Sudut Pusat


Sakit Presentase Lingkaran
Pasien

DB 150

TBC 70

Tifus 150

b) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran sembarang.

c) Membagi lingkaran menjadi 10 juring lingkaran dengan bantuan

busur dan tiap juring lingkran memiliki sudut 36° ( presentase)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

sedangkan untuk penyajian data bentuk diagram lingkaran

dalam sudut hanya membagi lingkaran menjadi juring-juring

berdasarkan sudut dari tersebut.

Pasien RS. Griya Husada

d) Membagi lingkaran juring-juring lingkaran berdasarkan

Persentase

Pasien RS. Griya Husada

23,33% DB
50% TBC
26,67% Tifus

Gambar 3 Diagram Lingkaran Mengenai Jumlah Pasien RS. Griya

Husada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Sudut

90°
DB
TBC
180° Tifus

90°

Gambar 4 Diagram Lingkaran Mengenai Jumlah Pasien RS. Griya

Husada

E. Penelitian Yang Relevan

1. Menurut sulihin B. Sjukur “ Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi

Belajar dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK”. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa: 1). Terdapat perbedaan motivasi belajar

antar siswa yang diajar pembelajaran blended learning dibandingkan siswa

yang diajar pembelajaran konvensional dengan nilai sig. 0,012 dengan rata-

rata 4,74 dan terdapat perbedaan hasil belajar dengan sig. 0,000 dengan rata-

rata 13,39. 2). Ada peningkatan motivasi belajar siswa akibat penerapam

pembelajaran blended learning dengan nilai sig. 0,000 rata-rata peningkatan

13,55 dan ada peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai sig. 0,000 rata-

rata peningkatan 38,23. Kesimpulannya adalah dengan penerapan model


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

pembelajaran blended learning terdapat perbedaan motivasi belajar dan

hasil belajar siswa.

Penelitian ini relevan pada model pembelajaran yang diterapkan,

hanya saja variabel terikatnya berbeda. Penelitian ini menggunakan variabel

terikat yaitu Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan keaktifan belajar

siswa sedangkan peneliti Sulihin B. Sjukur menggunakan variabel terikat

motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

2. Menurut Imron Maulana “Berfikir Tingkat Tinggi Menyelesaikan Soal

Cerita Matematika Pada Siswa SMP” bedasarkan hasil penyatakan

kemampuan berfikir tingkat tinggi menunjukan hasil penelitian sebagai

berikut: 1. Mampu membedakan permasalahan keadaan unsur-unsurnya

belum terpenuhi disebabkan kebiasaan diberikan soal aplikasi singkat, 2.

Mampu mengorganisasi unsur-unsur sehingga tercapai koherensi masih

belum terpenuhi atas dasar, kemampuan mengubah kedalam model

matematika masih belum maksimal, 3. Mampu mengetribusikan

permasalahan belum terpenuhi disebabkan tidak dibiasakannya

mengkomunikasikan ide dan gagasan. Penelitian ini relavan pada masalah

yang diteliti yaitu tentang berpikir tingkat tinggi atau Higher Order

Thinking Skill (HOTS).

F. Kerangka Berfikir

Berangkat dari latar belakang yang menyatakan bahwa Higher Order

Thinking Skills (HOTS) siswa dan keaktifan belajar siswa di SMP Negeri 2

Bangsri masih berada pada level rendah, faktor yang mempengaruhi salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

satunya adalah model pembelajaran yang monoton, tidak membiasakan siswa

untuk berpikir tingkat tinggi dan membosankan bagi siswa. Misalnya guru

hanya menjelaskan materi, memberikan contoh dan memberikan latihan tanpa

memvariasi model pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu sebaiknya

pembelajaran matematika dibuat menarik dan tidak membosankan agar siswa

berminat untuk fokus pada pelajaran tersebut. Ada berbagai model

pembelajaran yang ditawarkan bagi guru mata pelajaran salah satunya adalah

model pembelajaran Blended Learning. Model pembelajaran Blended Learning

adalah model pembelajaran yang menggunakan kemajuan teknologi dalam

pembelajaran yaitu dengan menggabungkan metode tatap muka yaitu

mengulang materi dan latihan soal dengan metode online menggunakan google

classroom, dengan penggunaan model pembelajaran Blended Learning

diharapkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa dan keaktifan belajar

siswa di SMP Negeri 2 Bangsri lebih meningkat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Rendahnya kemampuan Pembelajaran yang dilakukan guru


berpikir tingkat tinggi dengan menggunakan model
(HOTS) siswa dalam pembelajaran yang monoton seperti
menyelesaikan suatu masalah menjelaskan materi, memberikan
dan rendahnya aktivitas contoh dan memberikan latihan soal
belajar siswa dalam dengan tidak memvariasi pembelajaran
mengikuti proses belajar menyebabkan siswa merasa bosan dan
mengajar mata pelajaran tidak tertarik mengikuti pembelajaran
matematika matematika serta pembelajaran tersebut
tidak membiasakan siswa untuk
berpikir tingkat tinggi

Model Pembelajaran Blended Learning

Tatap muka
Online
Guru mengulangi materi
Guru mengupload materi, tugas
yang telah diupload pada
dan LKS pada google
google classroom dan
classroom. Sehingga siswa
memperbanyak latihan soal
dapat belajar dimana saja dan
tipe HOTS
kapan saja.

Aktif dan HOTS meningkat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta

dan karakteristik obyek atau subyek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2008:

157). Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

intrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012:8). Deskriptif

kuantitaif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan

untuk mengetahui implementasi model pembelajaran Blended Learning

terhadap Higher Order Thinking Skill dan keaktifan belajar siswa kelas VII B

SMP Negeri 2 Bangsri pada materi penyajian data.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian : SMP Negeri 2 Bangsri

2. Waktu Penelitian : Semester genap tahun ajaran 2017/2018

C. Subyek dan Obyek penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 2

Bangsri, dengan jumlah siswa 32 anak, yang terdiri 20 siswa laki-laki dan

12 siswa perempuan.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah implementasi model pembelajaran

Blended Learning dalam pembelajaran matematika terhadap Higher Order

Thinking Skill (HOTS) dan keaktifan belajar siswa kelas VII B SMP

Negeri 2 Bangsri pada materi penyajian data.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang

digunakan pada penelitian ini yaitu dengan nilai tes tertulis. Sedangkan

metode pengumpulan data keaktifan belajar siswa yaitu dengan pengamatan

keaktifan belajar siswa serta wawancara.

1. Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Menggunakan Model

Pembelajaran Blended Learning

Dalam penelitian ini, observer mengamati keterlaksanaan proses

pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran Blended Learning.

Dilakukan pada setiap pertemuan dan menilainya dengan mengisi lembar

pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas VII B SMP

Negeri 2 Bangsri.

2. Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Data mengenai Higher Order Thinking Skills (HOTS) diperoleh

dengan memberikan soal tes yang bertipe HOTS. Soal tes yang digunakan

berbentuk uraian. Metode ini digunakan dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS) siswa kelas VII B

SMP Negeri 2 Bangsri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

3. Pengamatan(Observasi) Keaktifan Belajar Siswa

Dalam penelitian ini, observer mengamati keaktifan belajar secara

menyeluruh. Dilakukan pada setiap pertemuan dan menilainya dengan

mengisi lembar pengamatan selama proses pembelajaran matematika

berlangsung baik di kelas VII B SMP Negeri 2 Bangsri.

4. Wawancara Keaktifan Belajar Siswa

Wawancara digunakan untuk mengambil data keaktifan belajar

matematika siswa baik di kelas VII B SMP Negeri 2 Bangsri. Wawancara

ini merupakan serangkaian pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik

mengenai tanggapan tentang proses pembelajaran terhadap keaktifan belajar

siswa.

E. Instrumen

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar lebih muda, cermat, lengkap dan sistematis sehingga

lebih mudah dalam mengolah data. Secara fungsional kegunaan instrumen

adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti melakukan

pengumpulan di lapangan.

Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu

instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS. Penyusunan RPP


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

mengacu pada langkah-langkah pembelajaran model Blended Learning dan

Saintifik.

2. Instrumen Penelitian

a. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Proses Pembelajaran

Instrumen keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Blended Learning berupa lembar keterlaksanaan yang diisi

observer selama proses pembelajaran berlangsung di kelas VII B SMP

Negeri 2 Bangsri .

b. Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill Siswa (HOTS)

Untuk mengetahui kemampuan Higher Order Thinking Skill

(HOTS) siswa pada penerapan model pembelajaran Blended Learning,

maka peneliti mengadakan tes, soal yang digunakan dalam tes berupa

soal uraian. Penyusunan instrumen Higher Order Thinking Skill (HOTS)

siswa mengacu pada indikator pembelajaran dan kisi-kisi yang telah

ditentukan peneliti.

Kisi-kisi soal tes

Tabel 7 Kisi-kisi Soal Test

NO Indikator HOTS Indikator Soal No. Soal

1. Menganalisis Siswa mampu 2


informasi yang masuk membaca data pada
dan menstrukturkan diagram batang dan
informasi kedalam
megetahui pola atau
bagian yang lebih
kecil untuk mengenali hubungan dari setiap
pola atau hubungan data tersebut
2. Mengevaluasi Siswa mampu 1
(Menerima atau membaca data pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

menolak suatu
tabel dan menganalisis
pernyataan informasi dari setiap
berdasarkan kriteriapernyataan untuk
yang telah ditetapkan)
menerima atau
menolak pernyataan
tersebut.
3. Menciptakan Siswa mampu 3
(Merancang suatu menganalisis informasi
cara untuk serta kreatif dalam
menyelesaikan menyelesaikan
masalah) masalah tersebut.

c. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Lembar observasi adalah instrumen penelitian yang lebih banyak

menggunakan salah satu dari panca inderanya yaitu penglihatan untuk

mengambil data yang berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan

hasil kerja responden dalam situasi alami pada saat penelitian

berlangsung (Sukardi, 2003:78-79).

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

menggunakan lembar observasi dengan melakukan pengamatan dan

pencacatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan

menggunakan model pembelajaran Blended Learning, serta perilaku dan

aktivitas yang ditunjukkan selama proses pembelajaran berlangsung

tanpa mengganggu proses pembelajaran.

Dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa digunakan tabel

aktivitas siswa yang mengacu pada karakteristik siswa yang aktif dalam

belajar. Tabel aktivitas siswa diisi oleh observer pada saat melakukan

pengamatan ketika proses pembelajaran berlangsung. Instrumen ini


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

meliputi daftar check list berupa baris-baris item aspek keaktifan belajar

siswa yang terdiri dari antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran,

interaksi siswa dengan guru, kerjasama kelompok, partisipasi siswa

dalam menyimpulkan hasil pembahasan. Berikut adalah kisi-kisi lembar

observasi keaktifan belajar siswa.

Tabel 8
Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa

NO Aspek yang diamati


1. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran
a. Sebagian besar siswa mempehatikan pelajaran dengan
seksama selama proses belajar mengajar berlangsung
b. Sebagian besar siswa tidak terpengaruh oleh situasi diluar
kelas.
c. Sebagian besar siswa tampak bersemangat dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru.
d. Sebagian besar siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain
saat pembelajaran.
2. Interaksi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung
a. Sebagian besar siswa bertanya kepada guru terkait
dengan materi pelajaran yang belum paham.
b. Sebagian besar siswa berusaha menjawab pertanyaan
guru.
c. Sebagian besar siswa mengemukakan pendapat kepada
guru.
3. Aktivitas siswa dalam kelompok
a. Sebagian besar siswa dari anggota setiap kelompok
mengemukakan pendapatnya
b. Sebagian besar siswa dari anggota setiap kelompok
menanggapi pertanyaan/pendapat teman satu kelompok.
4. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran
a. Sebagian besar dari jumlah siswa mengemukakan
pendapat tentang simpulan proses pembelajaran..
b. Sebagian besar dari jumlah siswa mengacungkan tangan
untuk ikut menyimpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

d. Wawancara Keaktifan Belajar Siswa

Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

kepada dua siswa kelas VII B. Pedoman tersebut diperlukan oleh peneliti

sebagai panduan peneliti dalam melakukan wawancara.

Tabel 9
Kisi-kisi Pedoman Wawancara Keaktifan Belajar Siswa

No. Aspek Pertanyaan Pertanyaan


1. Antusias siswa dalam 1. Apakah kamu memperhatikan saat
mengikuti guru menjelaskan?
pembelajaran 2. Apakah kamu merasa senang
mengikuti pembelajaran matematika?
2. Interaksi siswa 3. Apakah kamu bertanya kepada guru
dengan guru saat kamu belum memahami suatu
materi?
4. Apakah kamu berpartisipasi dalam
menjawab pertanyaan dari guru?
3.. Aktivitas siswa 5. Apakah kamu berani mengemukakan
dalam kelompok pendapat kamu saat bekerja dalam
kelompok?
6. Saat bekerja dalam kelompok, apakah
kamu lebih suka bekerja secara
individu atau kelompok?
4. Partisipasi siswa 7. Bagaimana respon kamu jika
dalam menyimpulkan pendapat dari teman kamu tidak
hasil pembahasan sesuai dengan pendapat kamu?
F. Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian instrumen penelitian menentukan kualitas suatu

data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data tersebut sangat menentukan

kualitas penelitian.

Terdapat dua unsur penting pada instrumen yaitu validitas dan

reliabilitas. Validitas merunjuk pada kemampuan suatu instrumen untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reabilitas mengacu kepada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

konstitensi instrumen dalam pengukuran. Dalam penelitian ini peneliti

melakukan hanya melakukan validitas isi.

Validitas Isi

Validitas isi dilakukan dengan memvalidasi instrumen penelitian

kepada dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma serta

guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 2 Bangsri dan SMP

Negeri, dalam penelitian ini instrumen yang dilakukan validitas isi

adalah instrumen wawancara, instrumen observasi keaktifan belajar

siswa, instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen

bahan ajar, instrumen tes awal, instrumen tes Higher Order Thinking

Skill (HOTS), media pembelajaran Google Clasroom. Instrumen-

instrumen ini divalidasi oleh pakar lewat langkah-langkah logis dengan

memperhatikan tujuan pengukuran dan kisi-kisi instrumen. Adapun hasil

validasi sebagai berikut:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Tabel 10
Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Komponen Penilaian Validator 1 Validator 2


1 5 5
2 5 5
3 5 5
4 5 5
5 5 5
6 5 5
7 5 5
8 5 5
9 5 5
10 5 5
11 5 5
12 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Jumlah 60 60

Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh dosen pendidikan

matematika Universitas Sanata Dharma dan guru mata pelajaran

matematika SMP Negeri 2 Bangsri menyatakan bahwa skor yang

diperoleh adalah 60 dari skor maksimum 60 dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) layak untuk digunakan.

2) Instrumen Wawancara Keaktifan Belajar Siswa

Tabel 11
Hasil Validasi Pedoman Wawancara
Komponen Validator 1 Validator 2
Penilaian
1 5 4
2 5 4
3 5 4
4 5 5
5 5 5
Jumlah 25 22

Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh dosen

pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma memberikan skor 25

dari skor maksimum 25, serta guru mata pelajaran matematika SMP

Negeri 2 Bangsri memberikan skor 22 dari skor maksimum 25 dan

menyatakan bahwa instrumen wawancara keaktifan belajar siswa

meperoleh skor layak untuk digunakan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

3) Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Tabel 12
Hasil Validasi Instrumen Tes

Komponen Validator 1 Validator 2


Penilaian
1 5 5
2 5 5
3 5 5
4 5 5
Jumlah 20 20

Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh dosen pendidikan

matematika Universitas Sanata Dharma dan guru mata pelajaran

matematika SMP Negeri 2 Bangsri memberikan skor masing-masing 20

dari skor maksimum 20 dan menyatakan bahwa instrumen tes Higher

Order Thinking Skill (HOTS) layak digunakan. Tetapi pada lembar

validasi oleh dosen pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma

yang terdapat sedikit catatan yaitu pada soal tes Higher Order Thinking

Skill (HOTS) nomor 1, kunci jawaban harus diperbaiki. Adapun bagian

yang direvisi sebagai berikut:

Tabel 13 Perbaikan Kunci Jawaban Soal Tes Higher Order


Thinking Skill (HOTS) Nomor 1
Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Kunci jawaban untuk soal nomor 1 Kunci Jawaban untuk soal nomor 1
a. Pernyataan A bernilai benar, a. Pernyataan A bernilai salah ,
karena skor yang dimiliki karena skor yang dimiliki tim
sebelum pertandingan sisa A sebelum pertandingan sisa
adalah skor tertinggi yaitu 74 adalah 74 dan tim B yaitu 72
dan kedua adalah tim B yaitu maka jika tim A
72 maka jika tim A menang memenangkan pertandingan
pertandingan sisa sebanyak 3 sisa sebanyak 3 pertandingan
kali pertandingan maka maka perolehan skor tim A
perolehan skor tim A menjadi menjadi 83, sedangkan tim B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

83 dan tim A tidak akan kalah 1 kali terhadap tim A


berada dibawah tim B karena maka tim B kemungkinan
tim B kalah terhadap tim A. menang sebanyak 4 kali
b. Pernyataan bernilai benar, sehingga skor tim B menjadi
karena jika tim B 84. Jadi tim B akan menjadi
memenangkan pertandingan juara
sisa sebanyak 4 kali b. Pernyataan B bernilai salah,
pertandingan maka skor yang karena karena skor yang
diperoleh tim B menjadi 84 dimiliki tim B sebelum
dan skor tim B tidak akan pertandingan siswa adalah 72
berada dibawah skor tim dan tim A yaitu 74 maka jika
karena pada pertandingan tim B memenangkan
siswa tim A kalah terhadap pertandingan sisa sebanyak 4
tim B. pertandingan maka skor yang
c. Pernyataan C bernilai salah, diperoleh tim B menjadi 84,
karena jika tim C sedangkan tim A kalah 1 kali
memenangkan pertandingan terhadap tim B maka tim A
sisa sebanyak 3 kali maka skor kemungkinan menang
yang diperoleh tim C menjadi sebanyak 4 kali sehingga skor
83 dan skor tim D tidak akan tim A menjadi 86. Jadi tim B
berada dibawah skor tim B tidak akan menjadi juara
karena tim B kalah terhadap c. Pernyataan C bernilai salah,
tim C jadi skor tim B menjadi karena skor yang diperoleh
72. tim C sebelum pertandingan
d. Pernyataan D bernilai salah, sisa adalah 70 maka jika tim
kerena jika tim D seri dalam C memenangkan pertandingan
semua pertandingan sisa maka sisa sebanyak 5 pertandingan
seluruh tim dalam maka skor yang diperoleh tim
pertandingan mendapat skor 1 C menjadi 85, sedangkan tim
jadi skor yang dimiliki tim E B kalah sebanyak 1 kali
menjadi 64 dan tim C 71, oleh terhadap tim C sehingga tim
karena itu skor tim E tidak B kemungkinan menang
mungkin berada diatas tim C. sebanyak 4 kali maka skor
e. Pernyataan E bernilai benar, menjadi 84. Jadi skor tim B
karena jika tim F tidak mungkin berada di atas
memenangkan seluruh skor tim C.
pertandingan sisa maka skor d. Pernyataan D bernilai salah,
tim F akan menjadi 75 karena skor yang diperoleh
sedangkan skor tim A tetap tim B, tim C dan tim E
yaitu 74 karena kalah dalam sebelum pertandingan adalah
seluruh pertandingan jadi skor 72, 70 dan 63 maka jika tim B
tim F akan berada diatas skor seri dalam pertandingan sisa
tim A. maka skor tim B menjadi 77,
sedangkan tim E seri terhadap
tim B dan kemungkinan
menang 4 kali terhadap tim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

lain sehingga skor tim E


menjadi 76 dan tim C seri
terhadap tim B dan
kemungkinan tim B menang 4
kali terhadap tim lainnya
sehingga skor tim C menjadi
83. Jadi skor tim E tidak
meungkin berada diatas skor
tim C
e. Pernyataan E bernilai benar,
karena skor tim F sebelum
pertandingan adalah 60 dan
tim A adalah 74 maka jika tim
F memenangkan seluruh
pertandingan sisa maka skor
tim F akan menjadi 75
sedangkan skor tim A tetap
yaitu 74 karena kalah dalam
seluruh pertandingan, jadi
skor tim F mungkin berada
diatas skor tim A..

4) Instrumen Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Tabel 14
Hasil Validasi Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Komponen Validator 1 Validator 2


Penilaian
1 5 5
2 5 5
3 5 5
4 5 5
5 5 5
6 5 5
Jumlah 30 30

Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh dosen pendidikan

matematika Universitas Sanata Dharma dan guru mata pelajaran

matematika SMP Negeri 2 Bangsri masing-masing memberikan skor 30


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

dari skor maksimum 30 dan menyatakan bahwa instrumen observasi

keaktifan belajar siswa layak digunakan.

5) Instrumen Bahan Ajar

Tabel 15
Hasil Validasi Instrumen Bahan Ajar

Komponen Validator 1 Validator 2


Penilaian
1 5 5
2 5 4
3 5 5
4 5 5
5 4 4
6 5 5
7 5 5
Jumlah 34 33

Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh guru mata

pelajaran matematika SMP Negeri 2 Bangsri dan guru mata pelajaran

matematika SMP Negeri 2 Tulung. Masing-masing memberikan skor 34

dan 33 dari skor maksimum 35 dan menyatakan bahwa instrumen bahan

ajar layak digunakan.

6) Media Pembelajaran (Google Classroom)

Tabel 16
Hasil Validasi Media Pembelajaran
Komponen
Validator 1 Validator 2
Penilaian
1 4 5
2 4 5
3 4 5
4 4 4
5 3 4
6 4 5
7 4 5
8 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

9 4 5
10 4 5
Jumlah 39 48

Berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh dosen

pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma dan guru mata

pelajaran matematika SMP Negeri 2 Bangsri. Masing-masing

memberikan skor 39 dan 48 dari skor maksimum 50. Untuk lembar

validasi oleh dosen pendidikan matematika Universitas Sanata Dharma

menyatakan bahwa media pembelajaran (Google Classroom) layak

digunakan dengan revisi, adapun revisi yang diberikan adalah tampilan

video perlu diperbaiki pada bagian tulisan awal, tampilan awal Google

Classroom perlu diperbaiki dengan menambahkan tulisan selamat datang

di pembelajaran matematika, dan Lembar Kerja Siswa (LKS) perlu

diperbaiki dengan menambahkan tujuan pembelajaran.

H. Metode Analisis Data

Setelah peneliti memperoleh data dari lapangan, maka peneliti akan

menganalisis data tersebut dengan berbagai teknik. Adapun teknik analisis data

yang akan digunakan oleh peneliti adalah:

1. Analisis Data Pengamatan Keterlaksanaan Proses Pembelajaran

menggunakan Model Pembelajaran Blended Learning

a. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran

Blended Learning pada Setiap Pertemuan.

Dalam proses analisis keterlaksanaan proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Blended Learning, maka akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

dibberikan skor 1 untuk pernyataan yang diberikan tanda cek ( pada

kolom “ya” dan skor 0 pada kolom “tidak”. Selain itu, dihitung jumlah

skor keterlaksanaan model pembelajaran sehingga dapat dihitung

persentasenya. Cara memperoleh persentase keterlaksanaan model

pembelajaran Blended Learning pada setiap pertemuaan adalah jumlah

skor keterlaksanaan model pembelajaran Blended Learning dari kedua

observer, dibagi skor maksimum jawaban per pernyataan sesuai indikator

dikali 2 ( karena terdiri dari 2 observer), kemudian dikalikan dengan

100% atau dapat ditulis sebagai berikut:

Keterangan:
Persentase keterlaksanaan model pembelajaran Blended Learning
Jumlah skor keterlaksanaan model pembelajaran Blended
Learning dari kedua observer
Skor maksimum jawaban per pernyataan sesuai indikator.
(

b. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran

Blended Learning secara keseluruhan.

c. Keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Blended Learning secara keseluruhan dapat diperoleh dari rerata

persentase keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model

Blended Learning dari kedua pertemuan atau dapat ditulis sebagai

berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Setelah memperoleh hasil persentase keterlaksanaan proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Blended Learning, baik pada setiap

pertemuan maupun secara keseluruhan, maka akandibandingkan dengan

kriteria keterlaksanaan model pembelajaran seperti tabel berikut:

Tabel 17 Kriteria Ketrelaksanaan Model Pembelajaran


(Arikunto, 2009:245)
Interval Kriteria
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
K = Keterlaksanaan keseluruhan

2. Analisis data tes Higher Order Thinking Skill (HOTS).

Data tes Higher Order Thinking Skill (HOTS) digunakan untuk

mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Bentuk soal berupa

soal uraian dengan jumlah soal tiga. Adapun rincian skor maksimal tes

Higher Order Thinking Skill(HOTS) adalah sebagai berikut:

Tabel 18
Skor tes Higher Order Thinking Skill(HOTS)
No Soal Indikator Skor Maks
2 Megetahui pola atau hubungan dari setiap data 10
1 Menganalisis informasi dari setiap pernyataan 60
3 Kreatif dalam menyelesaikan masalah 30

Setelah hasil tes siswa diberi skor sesuai dengan skor diatas, maka skor

tersebut diubah dalam bentuk nilai dengan rumus sebagai berikut:

Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Data-data yang diperoleh dianalisis dengan mencari nilai rata-rata, nilai

tertinggi, nilai terendah, jumlah siswa yang tuntas, dan jumlah siswa yang

tidak tuntas. Dari hasil analisis kemudian dikonversikan kedalam kategori

menurut Arikunto (2013:281)

Tabel 19 Kriteria Nilai Tes Siswa


Nilai Keterangan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
(Modifikasi Arikunto 2013:381)

Selain dikategorikan seperti Tabel 19. Dalam penelitian ini anlisis data

tes juga dikategorikan tuntas ( jika nilai ) dan tidak tuntas (jika nilai<

68). Kemampuan berpikir tingkat tinggi dikatakan sudah mulai tumbuh

apabila nilai pada setiap indikator kemampuan berpikir tingkat berada pada

kategori baik sekali sampai cukup, hal ini sesuai hasil penelitian dari

Nurhayati dan Lia Angraeni (2017) yang menyatakan bahwa kemampuan

berpikir tingkat tinggi dikatakan tumbuh atau berkembang apabila nilai

setiap indikator dari kemampuan berpikir tingkat tinggi minimal sudah

masuk dalam kategori cukup.

3. Analisis Data Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa

Setelah data tentang aktivitas belajar siswa terkumpul maka akan

dilakukan analisis data. Adapun langkah-langkah analisis data pengamatan

keaktifan belajar siswa sebagai berikut:

a. Menghitung persentase skor pengamatan setiap pertemuan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

b. Menghitung rata-rata persentase skor pengamatan secara keseluruhan

dari persentase skor pengamatan setiap pertemuan.

c. Menarik kesimpulan

Mengkonversikan hasil persentase pengamatan di kelas VII B dengan

kriteria untuk keaktifan belajar suswa.

Pedoman kriteria keaktifan siswa pada pembelajaran menurut Arikunto

(2007: 18) sebagai berikut:

Tabel 20 Pedoman Kriteria untuk Keaktifan Siswa


Capaian Kriteria
75% - 100% Tinggi
51% - 74% Sedang
25% - 50% Rendah
0% - 24% Sangat Rendah
5. Analisis Data Wawancara Keaktifan Belajar Siswa

Data hasil wawancara akan dianalisis secara deskriptif yaitu dengan

menyimpulkan jawaban siswa selama proses wawancara. Hal tersebut

dilakukan dengan cara membuat transkrip wawancara dari hasil yang

diperoleh melalui rekaman wawancara tiap subjek penelitian. Selanjutnya

diambil poin-poin yang penting dari transkrip wawanacara tiap subjek

penelitian tersebut untuk mengkonfirmasi tanggapan siswa dalam proses


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

pembelajaran sehingga dapat diketahui lebih lanjut terkait proses

pembelajaran terhadap keaktifan belajar siswa.

I. Prosedur Penelitian

Rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama penelitian

berlangsung adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mempersiapkan hal-hal

yang diperlukan agar penelitian dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal

yang dipersiapkan di antaranya adalah :

a. Menentukan materi yang diajarkan

b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

c. Menyiapkan instrumen penelitian

d. Menguji instrumen penelitian

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Blended Learning.

b. Peneliti melakukan observasi kelas pada saat pembelajaran

c. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui hasil

implementasi model pembelajaran Blended Learning terhadap keaktifan

belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

d. Peneliti memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui hasil

implementasi model pembelajaran Blended Learning terhadap Higher

Order Thinking Skill (HOTS).

3. Pengolahan Data

Dalam pengolahan data ini, peneliti mengolah data yang telah

diperoleh selama melaksanakan penelitian untuk mendapatkan suatu

kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian mengenai

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Blended Learning

pada materi penyajian data di kelas VII SMP Negeri 2 Bangsri. Pada

persiapan penelitian, peneliti melakukan validasi isi instrumen, agar

instrumen yang akan digunakan valid, sehingga hasil data yang diharapkan

juga valid. Instrumen-instrumen yang divalidasi antara lain Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes Higher Order Thinking Skill

(HOTS) , lembar observasi keaktifan belajar siswa, pedoman wawancara

keaktifan belajar siswa, bahan ajar, media pembelajaran. Instrumen-

instrumen tersebut divalidasi oleh dosen Pendidikan Matematika Universitas

Sanata Dharma yaitu Eko Budi Santoso, Sj, S.Pd, Ph.D dan Niluh Sulistyani

M.Pd. , selain itu instrumen-instrumen tersebut juga divalidasi oleh guru

mata pelajaran matematika SMP Negeri 2 Bangsri dan SMP Negeri 2

Tulung yaitu Sukati. S.Pd dan Purnomo S.Pd. Adapun hasil validasi dapat

dilihat pada BAB III.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

2. Pelaksanaan Penelitian

Tabel 21 Jadwal Pemelitian


Hari, Tanggal Kegiatan

Sabtu, 28 April 2018 Memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran


09.00-10.20 WIB Blended Learning serta memberikan penjelasan
mengenai Google Classroom

Senin, 30 April 2018 Pelaksanaan pembelajaran materi data dan penyajian


10.20-11.40 WIB data dalam bentuk table

Rabu, 2 Mei 2018 Pelaksanaan pembelajaran materi penyajian data dalam


07.00-07.40 WIB bentukdiagram batang dan diagram garis

Sabtu, 5 Mei 2018 Pelaksanaan pembelajaran materi penyajian data dalam


09.00-10.20 WIB bentukdiagram lingkaran dan latihan persiapan tes.

Senin, 7 Mei 2018 Pelaksanaan tes tertulis


10.20-11.40 WIB

Adapun rincian kegiatan sebagai berikut:


Pada pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran

Blended Learning, peneliti menyiapkan kelengkapan mengajar seperti

RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa),

dan daftar hadir siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VII B.

Kelengkapan mengajar ini dibuat untuk satu bab materi yaitu materi

penyajian data dengan jumlah pertemuan sebanyak tiga pertemuan (5 40

menit). Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti memiliki peran

sebagai pengajar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan diamati

oleh 2 observer yaitu Hendri Agus Santoso dan Richa Maya yang

merupakan mahasiswa PGSD Universitas Ahmad Dahlan. Observer

mengamati keterlaksanaan model pembelajaran Blended Learning serta

mengamati aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Blended

Learning. Perincian kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Sebelum Pembelajaran

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan model

pembelajaran Blended Learning, peneliti memberikan penjelasan

mengenai model pembelajaran Blended Learning kepada siswa yaitu

menjelaskan syarat untuk bergabung dengan Google Classroom yaitu

harus memiliki akun gmail terlebih dahulu, sehingga siswa harus

sudah memiliki akun gmail sebelum berrgabung dengan Google

Classroom selain itu peneliti juga menjelaskan cara menggunakan

Google classroom tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28

April 2018 pada pukul 09.00-10.20 WIB.

b. Pertemuan Pertama (2 40 menit)

Pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada

tanggal 30 April 2018 pada pukul 10.20-11.50. Pertemuan ini dibagi

menjadi tiga bagian yakni bagian penduhuluan, bagian inti dan bagian

penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan peneliti memberikan salam,

meminta ketua kelas untuk memimpin doa, mengecek kehadiran

peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan

apersepsi tentang materi pengertian data dan contoh data dalam

kehidupan sehari-hari yang telah diupload pada google classroom


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

2) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti peneliti membagi kelas dalam tiga

kelompok yang terdiri dari 10-12 orang. Kemudian peneliti

menjelaskan proses diskusi yang akan dilaksanakan dalam

pembelajaran ini. Peneliti meminta peserta didik mengumpulkan

data ukuran sepatu dari anggota kelompoknya dengan cara yang

berbeda-beda setiap kelompok (kelompok pertama mengumpulkan

data dengan menggunakan cara tanya jawab, kelompok kedua

mengumpulkan data dengan menggunakan cara mengisi data pada

kertas, dan kelompok ketiga mengumpulkan data dengan

menggunakan cara melihat secara langsung ukuran sepatu

temannya). Peneliti memberikan waktu 10 menit untuk

mengerjakannya. Setelah data selesai dikumpulkan peneliti

meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan

pekerjaannya di depan kelas dan peneliti serta peserta didik lain

memperhatikan dan memberi tanggapan pada pekerjaan yang

sedang dipresentasikan. Selanjutnya peneliti meminta peserta didik

untuk menyajikan data yang telah peserta didik dapatkan dalam

bentuk tabel dengan mengikuti langkah-langkah yang telah

disediakan peneliti yang terdapat pada LKS . Peneliti memberikan

waktu 15 menit untuk mengerjakan, setelah peserta didik selesai

peneliti meminta dua peserta didik mempresentasikan pekerjaan di

depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan ini peneliti membantu peserta didik untuk

menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini.

Peneliti menyampaikan tugas untuk materi penyajian data dalam

bentuk tabel serta menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya yaitu tentang penyajian data dalam bentuk

diagram batang dan diagaram garis yang telah diupload pada

google classroom.

c. Pertemuan kedua (1 40 menit)

Pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal

2 Mei 2018 pada pukul 07.00-07.40. Adapun pelaksanaan pertemuan

kedua sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan ini peneliti mengucapkan salam, meminta

ketua kelas untuk memimpin doa, mengecek kehadiran peserta

didik, memberikan penjelasan mengenai peserta didik yang belum

mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya, menyampaikan

tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi tentang contoh diagram

batang dalam kehidupan sehari-hari yang sudah diupload dalam

google classroom.

b) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan ini peneliti meminta peserta didik untuk

mengerjakan Lembar kerja Siswa ( LKS ) 2 yaitu menyajikan data


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

dalam bentuk diagram batang dan diagram garis dengan mengikuti

langkah-langkah menyajikan data dalam bentuk diagram batang

dan diagram garis yang terdapat pada LKS 2. Untuk kegiatan

diskusi ini peneliti memberikan waktu 20 menit untuk

mengerjakan. Setelah waktu habis peneliti meminta dua peserta

didik untuk mempresentasikan pekerjaannya di depan kelas dan

peneliti dan peserta didik lain memperhatikan dan memberi

tanggapan mengenai pekerjaan yang sedang dipresentasikan.

Kemudian 5 menit sebelum waktu habis peneliti meminta peserta

didik untuk mengerjakan soal latihan yang telah disediakan oleh

peneliti. Untuk soal latihan ini tidak dapat didiskusikan karena

waktu sudah habis.

c) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, peneliti membantu peserta didik

untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan

ini, peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya yaitu tentang penyajian data dalam bentuk

diagram lingkaran serta meminta siswa untuk mengerjakan soal-

soal latihan mengenai tabel, diagaram batang, diagram garis, dan

diagram lingkaran yang sudah diupload dalam google classroom.

d. Pertemuan Ketiga (2x40 menit)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Pembelajaran pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal

5 Mei 2018 pada pukul 09.00-10.20. Adapun pelaksanaan

pembelajaran sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan ini peneliti mengucapkan salam, meminta

ketua kelas untuk memimpin doa, mengecek kehadiran peserta

didik, menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi

tentang cara mengubah nilai menjadi persentase dan sudut yang

sudah diupload dalam google classroom.

2) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan ini peneliti meminta peserta didik untuk

mengamati video pembelajaran yang disajikan peneliti yaitu

menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran. Selanjutnya

peneliti meminta peserta didik mengerjakan tugas pada Lembar

Kerja Siswa (LKS) 3. Untuk kegiatan ini peneliti memberikan

waktu 25 menit kepada peserta didik untuk mengerjakannya,

setelah waktu habis peneliti meminta dua peserta didik untuk

mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas, lalu peneliti dan

peserta didik lain memperhatikan dan memberi tanggapan

mengenai pekerjaan yang sedang dipresentasikan. Selanjutnya

peneliti meminta peserta didik untuk mengerjakan latihan soal

yang berguna sebagai latihan untuk tes pada pertemuan berikutnya.

Setelah waktu habis peneliti dan peserta didik berdiskusi mengenai

latihan soal tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, peneliti membantu peserta didik

untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan

ini, Peneliti menyampaikan mengenai tes yang akan dilaksanakan

pada pertemuan selanjutnya serta tugas yang telah diupload pada

google classroom.

e. Pertemuan Keempat (2 menit)

Setelah pembelajaran dengan model pembelajaran Blended

Learning selesai maka pada pertemuan berikutnya yaitu pada tanggal

7 Mei 2018 pada pukul 11.20 – 12.50 peneliti mengadakan tes tertulis.

B. Hasil dan Analisis Penelitian

Setelah melakukan penelitian maka peneliti memperoleh beberapa data

yaitu data pengamatan keaktifan belajar siswa oleh observer, data nilai pre-test

peserta didik, data nilai post-test peserta didik, data hasil wawancara tentang

keaktifan belajar siswa, dan data keterlaksanaan model pembelajaran Blended

Learning. Berikut akan ditampilkan data yang telah diperoleh:

1. Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Blended Learning

Untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran Blended Learning

yang digunakan pada kelas eksperimen, maka peneliti meminta bantuan

kepada dua observer untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran

selam proses pembelajaran berlangsung. Perhatikan Tabel 23, dalam Tabel

dibawah ini akan diperhatikan hasil pengamatan setiap observer pada setiap

pertemuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Tabel 22
Hasil Analisis Pengamatan Keterlaksanaan Model
Pembelajaran

Aspek Keterlaksanaan I II III

Pendahuluan
1. Apersepsi 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
rencana kegiatan
2 2 2

Kegiatan Inti

Penguasaan Materi
1. Menunjukkan penguasaan materi 2 2 2
pembelajaran
2. Mengaitkan materi dengan realitas 2 2 2
kehidupan
Pendekatan/strategi Pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan 2 2 2
kompetensi yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 2 2 2
3. Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan munculnya kebiasaan
positif 2 2 2
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
waktu yang telah dialokasikan 2 2 2

Media Pembelajaran
1. Menunjukkan keterampilan dalam 2 2 2
penggunaan media
2. Menggunakan media berupa secara efektif 2 2 2
dan efisien

Pembelajaran Yang Memicu Dan Memelihara


Keterlibatan Siswa
1. Menimbulkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 2 2 2
2. Merespon positif partisipasi siswa 2 2 2
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-
2 2 2
siswa dan siswa-siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang


kondusif 2 2 2
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
siswa dalam belajar
2 2 2

Penutup
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan 0 0 0
melibatkan siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan 2 2 2
siswa
Jumlah 34 34 36

Skor Maksimum 36 36 36

Presentase 94,4% 94,4 % 100%

Kategori Setiap Pertemuan Sangat Sangat Sangat


Tinggi Tinggi Tinggi

Presentase secara keseluruhan 94,44 %

Kategori secara keseluruhan Sangat Tinggi

Keterangan
I = Pertemuan 1
II = Pertemuan 2
III = Pertemuan 3
Berdasarkan tabel x, pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua,

dari 18 pernyataan kegiatan yang diamati , terdapat 17 kegiatan yang

terlaksana dan 1 kegiatan yang tidak terlaksana. Sehingga, persentase

keterlaksanaan pembelajaran untuk pertemuan pertamadan pertemuan

kedua adalah 94,4%. Adapun kegiatan yang tidak terlaksana dalam

pertemuan ini adalah melakukan refleksi pembelajaran dengan

melibatkan siswa. Kegiatan tersebut tidak terlaksana dikarenakan waktu

pembelajaran yang telah habis sehingga peneliti hanya melakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

kegiatan menyimpulkan dalam kegiatan penutup. Sedangkan pada

pertemuan ketiga, semua kegiatan terlaksana. Sehingga persentase pada

pertemuan ketiga adalah 100%. Pertemuan keempat digunakan untuk

melaksanakan tes Higher Order Thinking Skill (HOTS). Adapun

diagram batang dari data mengenai keterlaksanaan pembelajaran adalah

sebagai berikut:

Data Keterlaksanaan Pembelajaran

100,00%
99,00%
98,00%
97,00%
96,00%
Data Keterlaksanaan
95,00%
94,00%
93,00%
92,00%
91,00%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Gambar 5. Diagram Batang Tentang Keterlaksanaan

Berdasarkan gambar 5, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan dari

pertemuan kedua ke pertemuan ketiga secara keseluruhan

keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Blended

Learning dikelas VII B SMP Negeri 2 Bangsri termasuk dalam kategori

sangat baik dengan rata-rata persentase sebesar 94,44%.

2. Data Nilai Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Berikut akan dipaparkan data hasil tes Higher Order Thinking Skill

(HOTS) kelas VII B.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Tabel 23
Data nilai tes Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Skor
Siswa I2 I1 I3 Nilai Kategori
Perolehan
1 36 10 6 52 52 Kurang
2 48 10 0 58 58 Cukup
3 36 10 4 50 50 Kurang
4 24 10 12 46 46 Kurang
5 48 10 0 58 58 Cukup
6 32 10 14 56 56 Cukup
7 36 10 0 46 46 Kurang
8 36 5 0 41 41 Kurang
9 40 10 14 64 64 Cukup
10 36 10 2 48 48 Kurang
11 48 10 10 68 68 Baik
12 12 10 0 22 22 Gagal
13 48 10 0 58 58 Cukup
14 0 10 0 10 10 Gagal
15 24 10 10 44 44 Kurang
16 24 10 2 36 36 Gagal
17 24 10 0 34 34 Gagal
18 24 10 2 36 36 Gagal
19 52 10 10 72 72 Baik
20 36 10 12 58 58 Cukup
21 52 10 4 62 62 Cukup
22 36 2 0 38 38 Gagal
23 44 10 0 54 54 Kurang
24 36 10 0 46 46 Kurang
25 36 10 4 50 50 Kurang
26 24 10 0 34 34 Gagal
27 36 10 12 58 58 Cukup
Skor Perolehan 928 257 118
Jumlah 1299 1299
Rata-rata 48,11 Kurang
Nilai Tertinggi 72
Nilai Terendah 10
Jumlah siswa yang tuntas KKM (68) 2
Jumlah siswa yang tidak tuntas KKM
(68) 25
Standar Deviasi 13,90

Keterangan:
I = Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa siswa yang tidak tuntas ada

25 siswa dan siswa yang tuntas terdapat 2 siswa dari 27 siswa yang

mengikuti tes Higher Order Thinking Skill (HOTS). Dengan nilai

terendah adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 72. Selain itu ada 2 siswa

yang termasuk kedalam kategori baik, 8 siswa dalam kategori cukup,

10 siswa dalam kategori kurang dan 7 siswa dalam kategori gagal. Jika

dilihat tiap indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi /HOTS dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 24 Hasil Tes Higher Order Thinking Skill(HOTS)


Skor Skor
Indikator HOTS Nilai Kategori
Perolehan Mak
Menganalisis 257 270 95 Baik Sekali
Mengevaluasi 928 1620 57 Cukup
Mencipta/Mengkreasi 118 810 14 Gagal
Rata-rata 55 Kurang

Berdasarkan tabel diatas , rata-rata per indikator HOTS adalah 55

dengan kategori kurang. Dari ketiga indikator HOTS yang termasuk

kategori baik sekali adalah indikator menganalisis, kemudian yang

masuk dalam kategori cukup adalah indikator mengevaluasi dan yang

masuk kedalam kategori gagal adalah mencipta/mengkreasi. Pencapaian

indikor dengan nilai tertinggi adalah indikator menganalisis sebesar 95

dan nilai yang terendah adalah indikator mencipta/mengkreasi sebesar

14.

3. Data Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Oleh Observer

Pengamatan keaktifan belajar siswa oleh observer dilakukan dengan

tujuan untuk memberikan penilaian keaktifan belajar siswa. Pengamatan ini


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

dilakukan oleh dua observer selama proses pembelajaran berlangsung . Pada

tabel berikut akan dipaparkan data hasil pengamatan keaktifan belajar siswa

oleh observer selama 3 pertemuan pembelajaran

Tabel 25 Hasil Analisis Pengamatan Keaktifan Belajar


Aspek yang Diamati I II III

Antusias siswa dalam mengikuti


pembelajaran
1. siswa mempehatikan pelajaran 2 2 2
2. siswa tidak terpengaruh oleh 2 2 2
situasi diluar kelas
3. siswa tampak bersemangat
2 2 2
dalam mengerjakan tugas
4. siswa tidak mengerjakan
pekerjaan lain saat 2 2 2
pembelajaran.
Interaksi siswa dengan guru pada
saat proses pembelajaran
berlangsung
1. siswa bertanya kepada guru
terkait dengan materi pelajaran 2 2 2
yang belum paham.
2. siswa bertanya kepada guru
0 2 2
terkait dengan materi pelajaran
yang belum paham.
3. siswa mengemukakan pendapat
kepada guru 0 2 2

Aktivitas siswa dalam kelompok


1. siswa dari anggota setiap
kelompok mengemukakan 2 2 2
pendapatnya
2. siswa dari anggota setiap
kelompok menanggapi
pertanyaan/pendapat teman satu
kelompok. 0 0 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Partisipasi siswa dalam


menyimpulkan hasil pembelajaran
1. siswa mengemukakan pendapat 2 2 2
tentang simpulan proses
pembelajaran.
2. siswa mengacungkan tangan
untuk ikut menyimpulkan
1 1 2

Skor Perolehan 15 19 21
Skor Maksimum 22 22 22
Presentase Setiap Pertemuan 68,18% 83,36% 95,45%
Kategori Sedang Tinggi Tinggi
Rata-rata Presentase Secara
83,33%
Keseluruhan
Kategori Tinggi

Keterangan :

I = Pertemuan 1
II = Pertemuan 2
III = Pertemuan 3
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama keaktifan

belajar siswa memperoleh persentase sebesar 68,18% dan masuk dalam kategori

sedang. Pada pertemuan kedua keaktifan belajar siswa memperoleh persentase

sebesar 83,36% dan masuk dalam kategori tinggi, dan padapertemuan ketiga

kedua keaktifan belajar siswa memperoleh persentase sebesar 95,45% dan masuk

dalam kategori tinggi. Jika dilihat tiap indikator keaktifan belajar siswa dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 26
Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa
Indikator Keaktifan Skor Skor Persentase Kategori
Belajar Perolehan Maks
Antusias siswa dalam 24 24 100% Tinggi
mengikuti pembelajaran
Interaksi siswa dengan 14 18 77,7% Tinggi
guru pada saat proses
pembelajaran
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Aktivitas siswa dalam 7 12 58,3% Sedang


kelompok
Partisipasi siswa dalam 10 12 83,3% Tinggi
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Rata-rata 80% Tinggi

Berdasarkan data pada tabel diatas rata-rata persentase per indikator keaktifan

belajar siswa adalah 80% dengan kategori tinggi. Pencapaian indikator dengan

persentase terbesaradalah antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran sebesar

100% dan persentase terendah adalah aktivitas siswa dalam kelompok sebesar

58,3%

4. Data Hasil Wawancara Terhadap Keaktifan Siswa

Pada pelaksanaan wawancara yang dilakukan peneliti dengan 2 orang siswa

kelas VII B, berikut disajikan analisis hasil wawancara.

Adapun analisis Data Wawancara Kelas Eksperimen

Tabel 27
Hasil Analisis Data Wawancara dengan Siswa Kelas

Aspek yang
No. Analisis
ditanyakan

1. Antusias siswa  Pada pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti siswa 1


dalam mengikuti dan siswa 2 merasa senang dalam mengikuti
pembelajaran pembelajaran tersebut sehingga terlihat bahwa siswa 1
dan siswa 2 bersemangat ketika memasuki jam pelajaran
matematika.
 Siswa 1 dan siswa 2 sangat antusias memperhatikan
penjelasan dari peneliti, hal ini sesuai dengan apa yang
dilihat peneliti bahwa kedua siswa tersebut tidak
terganggu dengan teman yang tidak fokus terhadap
pembelajaran dan tidak terganggu dengan situasi luar.
2. Interaksi siswa  Dari pernyataan siswa 1 dan siswa 2 menunjukkan
dengan guru bahwa siswa 1 dan siswa 2 tersebut masih kurang aktif
dalam hal bertanya kepada guru dengan alasan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Aspek yang
No. Analisis
ditanyakan

kedua siswa tersebut malu dan takut untuk bertanya.


Menurut peneliti siswa 1 sangat merasa malu dan takut
saat ingin bertanya kepada guru, meski guru sudah
mendekati siswa 1 tetapi siswa 1 masih malu-malu dan
takut untuk bicara apa yang menjadi kesulitan yang
dialami siswa 1. Hal yang berbeda ditunjukkan oleh
siswa 2 meski siswa 2 jarang sekali bertanya tetapi saat
didekati oleh guru dan saat siswa 2 ingin bertanya, siswa
tersebut berani berbicara apa yang menjadi kesulitan
yang dialami siswa 2.
 Dan hal itu selaras dengan hal menjawab pertanyaan dari
guru. Siswa 1 dan siswa 2 tersebut sering kali takut dan
malu saat ingin menjawab pertanyaan dari guru sehingga
membuat suasana pembelajaran menjadi kurang aktif.
Kedua siswa tersebut harus dipancing terlebih dahulu
atau ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan dari
guru.
3. Aktivitas siswa  Meski saat mengemukakan pendapat dalam kelompok
dalam kelompok terkadang siswa 1 dan siswa 2 berani dan terkadang
tidak berani, tetapi menurut peneliti siswa tersebut sudah
tergolong aktif mengemukkan pendapatnya dalam
kelompok. Ini terlihat saat bekerja secara kelompok,
siswa 1 dan siswa 2 terlihat berdiskusi dengan teman
kelompoknya sehingga terjadi interaksi siswa dengan
siswa.
 Selain itu siswa 1 dan siswa 2 tersebut dapat menfaatkan
kerja kelompok dengan berdiskusi dengan teman satu
kelompok. Siswa 1 dan siswa 2 juga dapat membedakan
mana tugas yang harus dikerjakan secara kelompok atau
tugas yang harus dikerjakan secara individu. Sehingga
saat bekerja dalam kelompok tidak ada yang hanya
menggantungan diri dengan teman yang lain, semua
anggota kelompok bekerja dengan baik.
4. Partisipasi siswa  Sesuai pernyataan siswa 1 dan siswa 2 yang menujukkan
dalam bahwa siswa 1 dan siswa 2 tersebut mendiskusikan
menyimpulkan kembali pendapatnya dengan pendapat temannya
hasil sehingga menurut peneliti aktivitas siswa dalam
pembahasan menyimpulkan termasuk dalam kategori tinggi. Karena
menurut peneliti jika kedua siswa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Aspek yang
No. Analisis
ditanyakan

mendiskusikan kembali pendapatnya dengan pendapat


temannya maka dapat membuat suasana kelas lebih
hidup dan siswa lain yang tidak menjawab dapat ikut
berfikir mengenai jawaban dari siswa yang telah
menjawab.

C. Pembahasan

1. Higher Order Thinking(HOTS)

Berdasarkan hasil analisis tes Higher Order Thingking Skill(HOTS) ,

kemampuan berpikir tungkat tinggi siswa kelas VII B SMP Negeri 2

Bangsri sudah mulai tumbuh tetapi tidak optimal. Hal ini terlihat pada

nilai tes Higher Order Thinking(HOTS) 7,4% siswa dalam kategori baik,

29,69% siswa dalam kategori cukup, 37,03% siswa dalam kategori kurang

dan 25,95% siswa dalam kategori gagal. Untuk kemupuan berpikir tingkat

tinggi pada setiap indikator nilai tertinggi adalah indikator menganalisis

sebesar 95 masuk dalam kategori baik sekali dan nilai terendah adalah

indikator mencipta/mengkreasi sebesar 14 masuk kategori gagal.

Adapun hasil analisis nilai tes HOTS pada setiap indikator disajikan dalam

diagram lingkaran berikut ini:

Data Hasil Analisis Setiap Indikator


57 14 Menganalisis
95
Mengevaluasi
Mencipta

Gambar 5. Diagram Lingkaran Tentang Analisis Data Setiap Indikator


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Berdasarkan Tabel 24 dan penyajian data diatas dapat dilihat

bahwa dalam penelitian ini tidak cukup data untuk menyatakan

bahwa model pembelajaran Blended Learning dapat menumbuhkan

Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa, ini dikarenakan siswa

belum memiliki kesiapan dalam mengikuti tes. Hal ini disebabkan

karena penggunaan model pembelajaran Blended Learning tidak

berjalan secara efektif. Siswa tidak memanfaatkan secara baik media

online google classroom yang digunakan peneliti, contohnya seperti

pengumpulan tugas, dalam pengumpulan tugas yang diupload pada

google classroom banyak siswa yang terlambat bahkan tidak

mengumpulkan tugas. Rata-rata hanya 20%-30% siswa yang tepat

waktu dalam mengumpulkan tugas, 30% terlambat mengumpulkan

dan 40% tidak mengumpulkan. Selain kurang efektifnya model

pembelajaran Blended Learning penyebab lain adalah pada saat

pembelajaran tatap muka, dalam pembelajaran tatap muka siswa

kurang mendapat latihan secara individu dan lebih banyak

melakukan latihan secara kelompok, oleh karena itu kesiapan siswa

dalam menghadapi tes menjadi berkurang.

Hal ini sesuai dengan teori Dimyati dan Mudjiono (2009:189)

ketidaksiapan menghadapi tes merupakan salah satu yang berpengaruh

terhadap hasil belajar, ketidaksiapan ini mencakup kemampuan

menetapkan diri pada keadaan apapun yang akan terjadi untuk

melakukan serangkaian tindakan, kesiapan diri baik jasmani dan rohani.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Jadi apabila kesiapan siswa dalam menghadapi tes kurang maka hasil

belajar yang diperoleh menjadi kurang optimal.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari tes Higher Order

Thinking Skill(HOTS) dapat disimpulkan tidak cukup bukti untuk

menyatakan bahwa model pembelajaran Blended Learning dapat

menumbuhkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa.

2. Keaktifan Belajar Siswa

Berdasarkan anlisis data hasil pengamatan keaktifan belajar siswa dapat

dilihat bahwa pada setiap pertemuan terdapat peningkatan, pada pertemuan

kedua terdapat peningkatan sebeasar 15,18% dibandingkan dengan

pertemuan kedua dan pada pertemuan ketiga terdapatan peningkatan

sebesar 12,09% dibandingkan pertemuan ketiga. Adapun peningkatan

tersebut dapat dilihat dalam diagaram batang berikut ini:

Keaktifan Belajar Siswa

100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00% Keaktifan Belajar Siswa
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
P1 P2 P3

Gambar 6. Diagaram Batang Tentang Keaktifan Belajar Siswa

Keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

P1 = Pertemuan 1

P2 = Pertemuan 2

P3 = Pertemuan 3

Peningkatan keaktifan belajar siswa pada setiap pertemuan

dikarena dengan penggunaan model pembelajaran Blended Learning yaitu

dengan memanfaatkan google clasroom. Siswa tersebut dapat mempelajari

terlebih dahulu materi atau Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan

dipelajari pada saat jam pembelajaran matematika, sehingga pada saat jam

pembelajaran matematika berlangsung siswa yang belum paham akan

materi yang sudah dipelajari sebelumnya dapat bertanya kepada guru atau

siswa lain yang sudah memahami materi tersebut. Selain itu dengan

mempelajari materi atau LKS terlebih dahulu siswa menjadi lebih siap

dalam menjawab maupun menanggapi pertanyaan dari guru maupun dari

siswa lain. Sehingga suasana kelas menjadi lebih aktif. Hal ini sesuai

dengan teori mengenai manfaat dari model pembelajaran Blended

Learning yang dikemukan oleh Faizal (2011) yaitu terdapat penambahan

waktu pembelajaran dengan memanfaatkan media online, sehingga

pembelajaran tidak terbatas oleh waktu dan tempat.

Hasil wawancara dengan dua siswa di kelas VII B yang menyatakan

bahwa saat mengikuti pembelajaran matematika kedua siswa tersebut

selalu memperhatikan guru, berani dalam mengemukkan pendapat serta

dapat membedakan antara bekerja kelompok atau individu. Implementasi

model pembelajaran Blended Learning ini dapat dilihat dengan keinginan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

siswa dan antusias siswa dalam memanfaatkan aplikasi google classroom

yang disediakan peneliti dengan mendownload materi, Lembar Kerja

Siswa dan video pembelajaran.

Berdasrkan data yang diperoleh dari pengamatan keaktifan belajar

siswa, wawancara keaktifan belajar siswa dan teori mengenai manfaat

model pembelajaran Blended Learning dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Blended

Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan. Keterbatasan

penelitian adalah Waktu pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan model hanya terbatas 3 pertemuan, sehingga kegiatan

pembelajaran seperti terburu-buru, menyebabkan kurang maksimalnya proses

keterlaksanaan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

peneliti maka penelitian ini dapat disimpulkan:

1. Tidak cukup data untuk menyatakan bahwa model pembelajaran Blended

Learning dapat menumbuhkan Higher Order Thinking Skill(HOTS) siswa,

hal ini dikarenakan siswa belum memiliki kesiapan dalam mengikuti tes.

2. Model pembelajaran Blended Learning dapat mengembangkan keaktifan

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dengan dengan peningkatan keaktifan

belajar siswa pada setiap pertemuan yaitu 15,18% untuk pertemuan kedua

dan 12,09% untuk pertemuan ketiga. Secara keseluruhan rata-rata

persentase keaktifan belajar siswa adalah 83,33% dalam kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat memberi saran:

1. Bagi guru

Menggunakan model pembelajaran Blended Learning dalam proses

pembelajaran matematika, harus memperhatikan alokasi waktu

pembelajaran agar pembelajaran terlaksana dengan baik.

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

2. Bagi peneliti selanjutnya

Mengalokasikan waktu dengan baik agar pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Blended Learning dapat berjalan

dengan baik, serta mempersiapkan media pembelajaran dengan baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu. 2009. Psikologi Umum Edisi Revisi 2009. Jakarta: Rineka Cipta.

Akbar, Sa‟dun dan Sriwiyana, Hadi. (2010). Pengembangan Kurikulum


Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta:Cipta Medika.

Amir, Tan. 2000. Karakteristik Proses Pembelajaran Berbasis Masalah. Jakarta:


PT. Prestasi Pustakarya.

Anderson, L.W & Krathwohl, D.R. (Eds). 2010. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom.(Terjemahan Agung Prihantoro). Yogyakarta; Pustaka Pelajar. (Buku
asli diterbitkan tahun 2001).

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi


Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

B. Sjukur, Sulihin. Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan


Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK. Kalimat.

Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jendral Manaejemen


Pendidikan Dasar dan Menengah. 2010. Pelaksanaan Penilaian dalam
Implementasi KTSP di SMA Kementrian Pendidikan Nasional. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA.

Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: REFERENSI (GP Press


Group).

Euis Karwati & Donni Juni Prinsah. 2014. Manajemen Kelas (Classroom
Management). Bandung: ALFABETA

Faizal, A. 2011. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa melalui Implementasi


Blended Learning pada Pembelajaran Biologi Kelas XI SMAIT Nur
Hidayah Kartasura. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Graham, Charles R. 2004. Blended Learning Systems: Definition, Current Trends,


and Future Direction. Diambil dari http://www.publicationshere.com/
grahamintro , diakses tanggal 18 April 2018

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah B, Uno & Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAKEM.
Jakarta: Bumi Aksara.

Husamah. 2014. Pembelajaran BAURAN (BLENDED LEARNING). Jakarta:


Prestasi Pustaka.

Hudojo, H. 1990. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.


Jakarta:Depdikbud

Kemendikbud. 2012. Survei Internasional TIMSS. [online], hal :1 . Tersedia

http://litbang.kemendikbud.go.id/index.php/survei-internasional-timss [10 januari


2018]

Kusdartiana, Lyli, Pentatito, Gunowibowo, dan Arnelis Djalil. 2014. Efektivitas


Model Pembelajaran Koopereatif Tipe NHT Pada Pembelajaran
Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, No. 1,2014.

Lawy. 2009. Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat


Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan Di kelas IX akselerasi
SMP Xaverius Maria Palembang. Jurnal Matematika, Volume 3. No.2.
Desember 2009.

Maulana, Imron. 2016. Berpikir Tingkat Tinggi Menyelesaikan Soal Cerita


Matematika Pada Siswa SMP. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhamaddiyah Surakarta.

Mc Loughlin, C and Luca, J. 2000. (http://otl-curtin.edu.au/tlf/tlf2000/


mcloghlin.html, diakses tanggal 19 April 2018)

Mundir. 2012. Statistika Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nana, Sudjana. 2005. Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja:
Rosdakarya

Nurhadi. 2002. Pendekatan Kotekstual (Contextual Teaching and Learning).


Malang: Universitas Negeri Malang.

Nurhayati dan Angraeni, Lia. 2017. Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking Skill) dalam Menyelesaikan Soal Konsep Optika
Melalui Problem Based Learning. Jurnal Penelitian dan Pendidikan Fisika,
Volume 3, No. 2, 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan


Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Shibley, I; Amaral, K.A.; Shank, J.D.; dan Shibley, L.R. 2011. Designing a
Blended Course: Using ADDIE to Guide Instructional Design. Journal og
Collage Science Teaching.40(6): 80-85.

Suardana, K. 2012. Pendampingan Penyusunan Asesmen Fisika Berbasis OSN


Bagi Guru SMP Negeri Di Kota Tabanan. Laporan Pengabdian Masyarakat.
Universitas Pendidikan Ganesha.

Subana, dkk. 2000. Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Sinar Baru Algasindo.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung:


Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: Bumi Aksara

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Triantoro. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif: Konsep


Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana.

Paramita Ariandari, Weindy. 2018. Mengintegrasikan Higher Order Thinking


Skill dalam Pembelajaran Creative Problem Solving. Yogyakarta: Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY.

Wendhie dan Widyaiswara. 2013. Implementasi Blended Learning dalam


Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan.

Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

LAMPIRAN A. 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP NEGERI 2 BANGSRI

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/semester : VII B/2

Materi Pokok : Penyajian Data

Alokasi Waktu : 3 pertemuan (5 JP)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang

sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Kompetensi Dasar

KD 3.12 Menganalisis hubungan antara data dengan cara penyajian (tabel,

diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran)

KD 4.12 Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram

garis, diagram batang dan diagram lingkaran.

2. Indikator Pencapaian Kompetensi

Pertemuan pertama

3.12.1 Mengenal data dalam kehidupan sehari-hari.

3.12.2 Menjelaskan cara-cara mengumpulkan data.

4.12.1 Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel.

Pertemuan kedua

4.12.2 Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram batang.

4.12.3 Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram garis..

4.12.4 Menafsirkan penyajian data dalam bentuk diagram batang

4.12.5 Menafsirkan penyajian data dalam bentuk diagram garis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Pertemuan ketiga

4.12.6 Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran.

4.12.7 Menafsirkan penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran.

4.12.8 Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan penyajian data (

tabel, diagram batang, diagram garis dan diagram lingkaran ).

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,

mengasosiasi dan mengkomunikasikan:

1. Siswa dapat mengenal macam-macam data dalam kehidupan sehari-

hari dengan tepat.

2. Siswa dapat menjelaskan cara mengumpulkan data dengan baik.

3. Siswa dapat mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel.

4. Siswa dapat mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram

batang dengan tepat.

5. Siswa dapat mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram

garis dengan tepat.

6. Siswa dapat mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram

lingkaran dengan tepat.

7. Siswa dapat menafsirkan diagram batang, diagram garis dan diagram

lingkaran dengan tepat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

8. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan bentuk

penyajian data ( tabel, diagram batang, diagram garis dan diagram

lingkaran.

D. Materi Pembelajaran

1. Data

Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran

tentang suatu keadaan atau masalah, baik berupa angka-angka maupun

yang berbentuk kategori, seperti: baik, buruk, tinggi, rendah dan

sebagainya. Data dapat digolongkan menjadi dua jenis data yaitu sebagai

berikut:

a. Menurut sifatnya

1) Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka.

Misalnya penjualan merosot, mutu barang baik, karyawan

resah.

2) Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan

atau angka. Misalnya produksi 100 unit/hari dan omset

penjualan naik 20%.

b. Menurut cara memperolehnya

1) Data primer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diolah

sendiri oleh suatu perusahaan dengan mendatangi langsung

narasumber untuk memperoleh informasi tertentu.

Contoh : Data jumlah pemakaian pasta gigi perbulan yang di


kumpulkan perusahaan Unilever
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu

organisai atau perusahaan dalam bentuk sudah jadi dari pihak

lain. Artinya data tersebut tidak secara langsung diambil pada

narasumber.

Contoh : Data daya beli masyarakat yang diperoleh dari Biro


Pusat Statistika (BPS)
2. Penyajian Data

Data ini dapat disajikan dalam, tabel frekuensi, tabel presentase

diagram batang, diagram garis (Poligon), diagram lingkaran, adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Tabel frekuensi

Penyajian data tunggal dalam bentuk tabel disebut distribusi

frekuensi data tunggal. Untuk mempermudah dalam membuat tabel

frekuensi digunakan tally atau turus.

Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk tabel frekuensi.

1) Menghitung frekuensi dari masing-masing data.

2) Buat tabel dengan tiga kolom, kolom pertama nama

data, kolom kedua turus/tally dan yang ketiga

frekuensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

3) Isikan data tersebut berdasarkan nama kolomnya.

Contoh:
Diberikan data berat badan siswa kelas VII D SMP Negeri 2
Bangsri sebagai berikut.
39 35 38 36 36 35 39 37 39 38
36 36 36 37 38 36 35 36 36 36
37 35 39 38 38 39 38 35 37 38
Buat Tabel frekuensinya.
1) Menghitung frekuensi dari masing-masing data.

35 = 5, 36 = 9, 37 = 4, 38 = 7, 39 = 5

2) Buat tabel dengan tiga kolom, kolom pertama nama data,

kolom kedua frekuensi dan yang ketiga turus/tally.

Berat Badan Tally/Turus Frekuensi

3) Isikan data tersebut berdasarkan nama kolomnya.

Tabel frekuensi data ukuran sepatu siswa kelas VII D SMP Negeri
2 Bangsri

Berat badan Tally Frekuensi


35 |||| 5
36 |||| |||| 9
37 |||| 4
38 |||| || 7
39 |||| 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Jumlah 30

b. Tebel presentase

Penyajian data tunggal dalam bentuk tabel disebut distribusi

presentase data tunggal. Untuk mempermudah dalam membuat

tabel presentase digunakan data presentase.

Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk tabel frekuensi.

1) Menghitung frekuensi dari masing-masing data.

2) Menghitung total frekuensi dari data tersebut.

3) Mencari presentase dari masing-masing data dengan

menggunakan rumus .

4) Buat tabel dengan tiga kolom, kolom pertama nama

data, kolom kedua frekuensi dan yang ketiga

presentase.

5) Isikan data tersebut berdasarkan nama kolomnya.

Contoh:

Diberikan data berat badan siswa kelas VII D SMP Negeri


2 Bangsri sebagai berikut.
39 35 38 36 36 35 39 37 39 38
36 36 36 37 38 36 35 36 36 36
37 35 39 38 38 39 38 35 37 38
Buat tabel presentase.
1) Menghitung frekuensi dari masing-masing data.

35 = 5, 36 = 9, 37 = 4, 38 = 7, 39 = 5

2) Menghitung total frekuensi dari data tersebut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Total frekuensi

3) Mencari presentase dari masing-masing data dengan

menggunakan rumus .

4) Buat tabel dengan tiga kolom, kolom pertama nama

data, kolom kedua frekuensi dan yang ketiga

presentase..

Berat Badan Frekuensi Presentase

5) Isikan data tersebut berdasarkan nama kolomnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Tabel presentase data ukuran sepatu siswa kelas VII D


SMP Negeri 2 Bangsri

Presentase
Berat badan Frekuensi
(
35 5 17%
36 9 30%
37 4 13%
38 7 23%
39 5 17%
Jumlah 30 100%

c. Diagram batang

Diagram batang biasanya berbentuk batang-batang vertikal

(tegak) atau horisontal (mendatar), dengan alasnya menyatakan

kategori dan tingginya menyatakan kuantitas dari kategori

berikut.Diagram batang cocok digunakan jika variabel data berupa

kategori.

Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk diagram batang

yaitu sebagai berikut:

1) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)

2) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)

3) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )

4) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal

5) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal

6) Gambar data tersebut menggunakan batang berdasarkan

nama sumbu.

Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Diberikan data siswa baru tahun 2004 – 2007 suatu sekolah

sebagai berikut.

Tabel siswa baru tahun 2004-2007.

Tahun Siswa Siswi Jumlah


2004 60 75 135
2005 60 70 130
2006 65 70 135
2007 60 80 140

Gambarlah diagram batang untuk data tersebut.

Penyelesaian :

1) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)

2) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)

3) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )

Sumbu Y

Sumbu X
0

4) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal

5) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Data siswa baru tahun 2004-2007


100
80
60
40
20
0 Tahun
2004 2005 2006 2007

6) Gambar data tersebut berdasarkan nama sumbu

Gambar diagram batang untuk data diatas adalah sebagai


berikut.

Data siswa baru tahun 2004-2007


100
80
60
Siswi
40
Siswa
20
0
2004 2005 2006 2007

Gambar diagram batang mengenai data siswa baru tahun


2004-2007

d. Diagram garis

Diagram garis biasa digunakan untuk menggambarkan suatu

data yang berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu.Diagram garis

terdiri atas sumbu datar dan sumbu tegak yang saling tegak

lurus.Sumbu datar menyatakan waktu sedangkan sumbu tegak

melukiskan/ menunjukkan nilai data.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk diagram garis

1) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)

2) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)

3) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )

4) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal

5) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal

6) Carilah titik dari setiap data.

7) Hubungkan setiap titik pada data tersebut .

Contoh:

Diberikan tabel penerimaan siswa baru SMP Maju Terus.

Tabel siswa baru SMP Maju Terus tahun 2003-2007.


Tahun Jumlah Siswa
2003 1500
2004 1550
2005 1600
2006 1700
2007 1750
Buatlah diagram garis dari data tersebut!
1) Membuat sumbu horisontal (sumbu X)

2) Membuat sumbu vertikal (sumbu Y)

3) Menetapkan titik 0 ( titik potong X dan Y )

Sumbu Y

Sumbu X
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

4) Menetapkan nilai pada sumbu horisontal

5) Menetapkan nilai pada sumbu vertikal

Siswa baru SMP Maju Terus


1800
1750
1700
1650
1600
1550
1500
1450
1400
1350 Tahun
2003 2004 2005 2006 2007

6) Carilah titik potong pada setiap data.

Siswa baru SMP Maju Terus


1800
1750
1700
1650
1600
1550
1500
1450
1400
1350
2003 2004 2005 2006 2007

7) Hubungkan setiap titik potong pada data tersebut .

Diagram garis dari data tersebut adalah:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Siswa baru SMP Maju Terus


1800

1700

1600

1500

1400

1300
2003 2004 2005 2006 2007

Gambar Diagram garis jumlah siswa baru SMP Maju Terus


e. Diagram lingkaran

Diagram lingkaran merupakan salah satu bentuk penyajian

yang berbentuk lingkaran, yang telah dibagi dalam sektor-sektor

atau juring-juring.Tiap sektor melukiskan kategori data. Sebelum

membuat diagram ini, terlebih dahulu kita mencari proporsi dari

jumlah data keseluruhan, kemudian luas atau sudut pusat atau

juring menyatakan proporsi untuk kategori tersebut.

Langkah-langkah penyajian data bentuk diagram lingkaran

dalam persentase.

1) Menghitung frekuensi setiap data

2) Menghitung total frekuensi data tersebut

3) Menetukan besar presentase dari tiap data dengan

menggunakan rumus

4) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran

sembarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

5) Membagi lingkaran dalam 10 juring lingkaran dibantu

oleh busur dengan tiap juring memiliki sudut

6) Membagi lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan

presentase dari setiap data.

Langkah-langkah penyajian data bentuk diagram lingkaran

dalam sudut.

1) Menghitung frekuensi dari setiap data

2) Menghitung total frekuensi dari data tersebut.

3) Menentukan sudut dari tiap data dengan menggunakan

rumus

4) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran

sembarang

5) Membagi lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan

sudut dari setiap data.

Contoh

Diberikan data jumlah pasien pada Rumah Sakit Griya

Husada sebagai berikut.

Tabel jumlah pasien pada Rumah Sakit Griya Husada.

Sakit Jumlah Pasien


Demam berdarah 150
TBC 70
Tifus 80
Jumlah 300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Data tersebut merupakan data pasien yang sakit di RS,

Griya Husada.

Buatlah diagram lingkarannya.

Penyelesaian:

1) Menetukan besar presentase dari tiap data dengan

menggunakan rumus atau

menentukan sudut dari tiap data dengan menggunakan

rumus

Terlebih dahulu kita cari presentase dari luasan yang

diperlukan kategori.

Tabel Presentase dan nilai sudut dari jumlah pasien RS.


Griya Husada.
Sakit Jumlah Presentase Sudut Pusat
Pasien Lingkaran
DB 150

TBC 70

Tifus 150

2) Menggambar sebuah lingkaran dengan ukuran

sembarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

3) Membagi lingkaran menjadi 10 juring lingkaran dengan

bantuan busur dan tiap juring lingkran memiliki sudut

36° ( presentase) sedangkan untuk penyajian data bentuk

diagram lingkaran dalam sudut hanya membagi

lingkaran menjadi juring-juring berdasarkan sudut dari

tersebut.

Presentase

Pasien RS. Griya Husada

Sudut

90°
DB
180° TBC
Tifus
90°
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

4) Membagi lingkaran juring-juring lingkaran berdasarkan


Presentase

Pasien RS. Griya Husada

23,33% DB
50% TBC
26,67% Tifus

Jadi diagram lingkaran tersebut menjadi

Pasien RS. Griya Husada

23,33% DB
50% TBC
26,67% Tifus

90°
DB
180° TBC
Tifus
90°
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

E. Model, Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Blended Learning

Pendekatan : Saintifik

F. Media, Alat, dan

1. Media : Video pembelajaran dan Google Classroom

2. Alat/bahan

a. Alat : Papan tulis, LCD, Laptop.

b. Bahan : Lembar Kerja Siswa

G. Sumber Pembelajaran

Kemendikbud. 2014. Matematika: Buku Guru. Jakarta: Pusat Kurikulum

dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Kemendikbud. 2014. Matematika: Buku Siswa. Jakarta: Pusat Kurikulum

dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Budi Utomo, Ichwan & Masduki. 2008. Matematika IX Untuk SMP dan

MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama : 3.12.1, 3.12.2, 4.12.1

Kegiatan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


Kegiatan Awal ( 20 Menit )
Menyiapkan Siswa: Orientasi
Orientasi 1. Siswa menjawab salam dari
1. Guru mengucapkan salam. guru
2. Guru dan siswa berdoa sebelum 2. Siswa berdoa sebelum
pembelajaran dimulai. pembelajaran dimulai.
3. Guru mengecek kehadiransiswa, 3. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
Pretestdalam waktu 20 menit Pretestdalam waktu 20 menit

Apersepsi Apersepsi
1. Guru melakukan apersepsi dengan 1. Siswa menjawab pertanyaan
bertanya pengertian data dan dari guru tentang pengertian
contoh data dalam kehidupan data dan contoh data dalam
sehari-hari. ( Materi ini sudah kehidupan sehari-hari. (
diupload pada google classrom ) Materi ini sudah diupload
pada google classrom )
Kegiatan Inti ( 55 Menit )
Mengamati: Mengamati:
1. Guru membagi siswa dalam 3 1. Siswa berkumpul dengan
kelompok dengan angota 9 – 10 kelompoknya.
orang, 2. Siswa mengumpulkan data
2. Guru meminta setiap siswa untuk mengenai ukuran sepatu
mengumpulkan data mengenai seluruh anggota kelompok
ukuran sepatu seluruh anggota dengan cara yang telah
kelompok dengan cara yang telah ditentukan guru.
ditentukan guru, kelompok 1 3. Siswa menuliskan data yang
dengan cara tanya jawab, diperoleh pada tempat yang
kelompok 2 dengan cara mengisi telah disediakan.
data ukuran sepatu pada kertas, 4. Siswa mengamati langkah-
dan kelompok 3 dengan cara langkah penyajian data dalam
mengamati langsung ukuran bentuk tabel pada LKS 1
sepatunya. untuk menjawab pertanyaan
3. Guru meminta siswa menuliskan pada LKS 1.
data yang diperoleh pada tempat
yang telah disediakan
4. Guru meminta setiap siswa
mengamati langkah-langkah
penyajian data dalam bentuk tabel
pada LKS 1 untuk menjawab
pertanyaan pada LKS 1.
Menanya: Menanya:
1. Guru meminta siswa bertanya 1. Siswa bertanya kepada guru
jika ada yang belum dipaham, jika ada yang belum dipahami.
misalnya : Bagaimana cara Misalnya : Bagaimana cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

menyajikan data dalam bentuk menyajikan data dalam bentuk


tabel? tabel?
Mencoba / Mengumpulkan Data Mencoba/Mengumpulkan Data
1. Guru meminta setiap siswa 1. Siswa menyajikan data ukuran
menyajikan data ukuran sepatu sepatu dengan mengikuti
dengan mengikuti langkah- langkah-langkah penyajian
langkah penyajian data dalam data dalam bentuk tabel yang
bentuk tabel yang terdapat pada terdapat pada LKS 1.
LKS 1. Mengasosiasi/Menganalisis Data
Mengasosiasi/Menganalisis Data 1. Siswa mengolah informasi
1. Guru meminta siswa mengolah mengenai langkah-langkah
informasi mengenai langkah- penyajian data dalam bentuk
langkah penyajian data dalam tabel guna menjawab
bentuk tabel guna menjawab pertanyaan yang terdapat pada
pertanyaan yang terdapat pada LKS 1
LKS 1 Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan 1. Siswa menyiapkan diri untuk
1. Guru meminta beberapa siswa menuliskan serta
untuk menuliskan dan mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil pekerjaannya
pekerjaannya. (siswa tersebut
ditentukan oleh guru)
Kegiatan Penutup ( 5 Menit )
Merangkum Merangkum
1. Guru mengajak siswa 1. Siswa menyimpulkan materi
menyimpulkan materi yang sudah yang telah dipelajari yaitu cara
dipelajar yaitu cara mengumpulkan data dan cara
mengumpulkan data, dan cara menyajikan data dalam bentuk
menyajikan data dalam bentuk tabel.
tabel.
Tindak Lanjut Tindak Lanjut
1. Memberikan arahan untuk materi 1. Siswa mendengarkan arah dari
pada pertemuan selanjutnya yaitu guru mengenai materi
mengenai diagram batang dan selanjutnya yaitu diagram
diagram garis yang sudah batang dan diagram garis.
diupload pada google classroom. 2. Siswa mendengar penjelasan
2. Guru memberi tugas yang sudah dari guru mengenai tugas.
diupload pada google classroom 3. Berdoa dan menjawab salam.
serta meminta siswa mengupload
tugas tersebut pada google
classroom.
3. Berdoa dan mengucapkan salam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Pertemuan kedua : 4.12.2, 4.12.3, 4.12.4. 4.12.5

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


Kegiatan Awal ( 5 Menit )
Menyiapkan Siswa: Orientasi
Orientasi 1. Siswa menjawab salam dari
1. Guru mengucapkan salam. guru
2. Guru dan siswa berdoa sebelum 2. Siswa berdoa sebelum
pembelajaran dimulai. pembelajaran dimulai.
3. Guru mengecek kehadiransiswa, 3. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
Apersepsi Apersepsi
1. Guru melakukan apersepsi dengan 1. Siswa menjawab pertanyaan
bertanya contoh diagram batang dari guru tentang contoh
pada kehidupan sehari-hari. diagram batang pada
kehidupan sehari-hari..
Kegiatan Inti ( 30Menit )
Mengamati: Mengamati:
1. Guru meminta siswa mengamati 1. Siswa mengamati langkah-
langkah-langkah penyajian data langkah penyajian data dalam
dalam bentuk diagram batang dan bentuk diagram batang dan
diagram garis pada LKS 2 untuk diagram garis pada LKS 2
menjawab pertanyaan pada LKS untuk menjawab pertanyaan
2 tentang menyajikan data dalam pada LKS 2 tentang
bentuk diagram batang dan menyajikan data dalam bentuk
diagram garis. diagram batang dan diagram
garis.
Menanya: Menanya:
1. Guru meminta siswa bertanya jika 1. Siswa bertanya kepada guru
ada yang belum dipaham, jika ada yang belum dipahami.
misalnya : Bagaimana cara Misalnya : Bagaimana cara
menyajikan data dalam bentuk menyajikan data dalam bentuk
diagram batang? diagram batang?
Mencoba / Mengumpulkan Data Mencoba/Mengumpulkan Data
1. Guru meminta siswa menyajikan 1. Siswa menyajikan data pada
data pada LKS 2 dengan LKS 2 dengan mengikuti
mengikuti langkah-langkah langkah-langkah penyajian
penyajian data dalam bentuk data dalam bentuk diagram
diagram batang dan diagram garis batang dan diagram garis yang
yang terdapat pada LKS 2. terdapat pada LKS 2.
Mengasosiasi/Menganalisis Data Mengasosiasi/Menganalisis Data
1. Guru meminta siswa mengolah 1. Siswa mengolah informasi
informasi mengenai langkah- mengenai langkah-langkah
langkah penyajian data dalam penyajian data dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

bentuk diagram batang dan diagram batang dan diagram


diagram garis pada guna garis pada LKS 2 guna
menjawab pertanyaan pada LKS 2 menjawab pertanyaan pada
mengenai penyajian data dalam LKS 2 mengenai penyajian
bentuk diagram batang dan data dalam bentuk diagram
diagram garis. batang dan diagram garis.
Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan
1. Guru meminta beberapa siswa Siswa menyiapkan diri untuk
untuk menuliskan dan menuliskan serta
mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
pekerjaannya tentang penyajian pekerjaannya tentang
data dalam bentuk diagram batang penyajian data dalam bentuk
dan diagram garis. diagram batang dan diagram
garis.
Latihan Soal Latihan Soal
1. Guru meminta siswa mengerjakan 1. Guru meminta siswa
latihan pada LKS 2 tentang mengerjakan latihan pada
diagram batang dan diagram LKS 2 tentang diagram batang
garis. dan diagram garis.

Kegiatan Penutup ( 5 Menit )


Merangkum Merangkum
1. Guru mengajak siswa 1. Siswa menyimpulkan materi
menyimpulkan materi yang yang telah dipelajari yaitu
sudah dipelajari yaitu langkah- langkah-langkah penyajian data
langkah penyajian data dalam dalam bentuk diagram batang
bentuk diagram batang dan dan diagram garis
diagram garis Tindak Lanjut
Tindak Lanjut 1. Siswa mendengarkan arah dari
1. Memberikan arahan untuk guru mengenai materi
materi pada pertemuan selanjutnya yaitu mengenai
selanjutnya yaitu mengenai diagram lingkran serta
diagram lingkran serta meyelesaikan masalah yang
meyelesaikan masalah yang berhubungan dengan penyajian
berhubungan dengan penyajian data dalam bentuk tabel,
data dalam bentuk tabel, diagram batang, diagram garis
diagram batang, diagram garis serta diagram lingkaran yang
serta diagram lingkaran yang sudah diupload pada google
sudah diupload pada google classroom..
classroom. 2. Berdoa dan menjawab salam.
2. Berdoa dan mengucapkan salam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Pertemuan ketiga: 4.12.4, 4.12.5, 4.12.6, 4.12.7

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


Kegiatan Awal ( 5 Menit )
Menyiapkan Siswa:
Orientasi Orientasi
1. Guru mengucapkan salam. 1. Siswa menjawab salam dari
2. Guru dan siswa berdoa sebelum guru
pembelajaran dimulai. 2. Siswa berdoa sebelum
3. Guru mengecek kehadiransiswa, pembelajaran dimulai.
Apersepsi 3. Siswa menjawab pertanyaan dari
1. Guru melakukan apersepsi guru.
dengan bertanya tentang cara Apersepsi
mengubah suatu nilai menjadi 1. Siswa menjawab pertanyaan
nilai derajat atau nilai dari guru tentang cara
persentase. mengubah suatu nilai menjadi
nilai derajat atau nilai
persentase.

Kegiatan Inti ( 70 Menit )


Mengamati: Mengamati :
1. Guru meminta siswa mengamati 1. Siswa mengamati video tentang
video tentang langkah-langkah langkah-langkah menyajikan
menyajikan data dalam bentuk data dalam bentuk diagram
diagram lingkaran yang sudah lingkaran yang sudah diupload
diupload pada google pada google classroom.
classroom.
Menanya: Menanya:
1. Guru meminta siswa bertanya 1. siswa bertanya jika ada yang
jika ada yang belum dipaham, belum dipaham, misalnya :
misalnya : Bagaimana cara Bagaimana cara menyajikan
menyajikan data dalam bentuk data dalam bentuk diagram
diagram lingkaran? lingkaran?
Mencoba / Mengumpulkan Data Mencoba/Mengumpulkan Data
1. Guru meminta siswa untuk 1. Siswa menuliskan atau
menuliskan atau mengumpulkan mengumpulkan informasi
informasi mengenai langkah- mengenai langkah-langkah
langkah menyajikan data dalam menyajikan data dalam bentuk
bentuk diagram lingkaran diagram lingkaran berdasarkan
berdasarkan video yang video yang ditayangkan
ditayangkan. 2. Siswa menjawab pertanyaan
2. Guru meminta siswa untuk yang terdapat pada LKS 3
menjawab pertanyaan yang menyajikan suatu data dalam
terdapat pada LKS 3 yaitu bentuk diagram lingkaran,
menyajikan suatu data dalam 3. Siswa mengerjakan soal pada
bentuk diagram lingkaran, LKS 3 terkait penyajian data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

3. Guru meminta siswa dalam bentuk diagram tabel,


mengerjakan soal pada LKS 3 diagram batang, diagram garis
terkait penyajian data dalam serta diagram lingkaran.
bentuk diagram tabel, diagram 4. siswa berdiskusi dengan teman
batang, diagram garis serta disebelahnya untuk mengerjakan
diagram lingkaran. soal pada LKS 3 terkait
4. Guru meminta siswa berdiskusi penyajian data dalam bentuk
dengan teman disebelahnya diagram tabel, diagram batang,
untuk mengerjakan soal pada diagram garis serta diagram
LKS 3 terkait penyajian data lingkaran
dalam bentuk diagram tabel, .
diagram batang, diagram garis
serta diagram lingkaran
Mengasosiasi/Menganalisis Data
1. Guru meminta siswa mengolah Mengasosiasi/Menganalisis Data
informasi tentang langkah- 1. Siswa mengolah informasi
langkah menyajikan data dalam tentang langkah-langkah
bentuk diagram lingkaran tadi, menyajikan data dalam bentuk
guna menjawab pertanyaan yang diagram lingkaran tadi, guna
terdapat pada LKS 3 yaitu menjawab pertanyaan yang
menyajikan suatu data dalam terdapat pada LKS 3 yaitu
bentuk diagram lingkaran . menyajikan suatu data dalam
2. Guru meminta siswa mengingat bentuk diagram lingkaran .
kembali informasi yang sudah 2. siswa mengingat kembali
siswa dapatkan mengenai informasi yang sudah siswa
langkah-langkah penyajian data dapatkan mengenai langkah-
dalam bentuk tabel, diagram langkah penyajian data dalam
batang, diagram garis dan bentuk tabel, diagram batang,
diagram lingkaran. diagram garis dan diagram
. lingkaran
Mengkomunikasikan
1. Guru memilih beberapa siswa Mengkomunikasikan
untuk menuliskan dan 1. Siswa menyiapkan diri untuk
mempresentasikan hasil menuliskan serta
pekerjaannya. ( cara memilih mempresentasikan hasil
siswa tersebut adalah dengan pekerjaannya.
menggunakan bola kertas yang
di estafet dibarengi dengan
bernyanyi bersama)
Kegiatan Akhir ( 5 Menit )
Merangkum Merangkum
1. Guru mengajak siswa 1. Siswa menyimpulkan materi
menyimpulkan materi yang yang telah dipelajari yaitu cara
sudah dipelajar yaitu cara mengolah dan menyajikan data
mengolah dan menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran
dalam bentuk diagram lingkaran Tindak Lanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Tindak Lanjut 1. Siswa mendengarkan arah dari


1. Memberikan arahan tentang guru mengenai penjelasan tes
penjelasan tes yang akan yang akan dilakukan pada
dilakukan pada pertemuan pertemuan berikutnya.
berikutnya. 2. Siswa mendengar penjelasan
2. Guru memberi tugas yang sudah dari guru mengenai tugas.
diupload pada google classroom 3. Siswa berefleksi mengenai
serta meminta siswa pembelaran yang telah dilalui.
mengupload tugas tersebut pada 4. Berdoa dan menjawab salam.
google classroom.
3. Guru meminta siswa berefleksi
terkait pembelajaran yang telah
dilalui.
4. Berdoa dan mengucapkan salam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

LAMPIRAN A. 2 : Daftar Presensi Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

LAMPIRAN A. 3 : Kisi-Kisi Soal Tes HOTS


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Kisi-kisi Soal Tes HOTS

NO Indikator HOTS Indikator Soal No. Soal


1. Menganalisis Siswa mampu 2
informasi yang masuk membaca data pada
dan menstrukturkan diagram batang dan
informasi kedalam megetahui pola atau
bagian yang lebih hubungan dari setiap
kecil untuk mengenali data tersebut
pola atau hubungan
2. Mengevaluasi Siswa mampu 1
(Menerima atau
membaca data pada
menolak suatu
tabel dan menganalisis
pernyataan informasi dari setiap
berdasarkan kriteriapernyataan untuk
yang telah ditetapkan)
menerima atau
menolak pernyataan
tersebut.
3. Menciptakan Siswa mampu 3
(Merancang suatu menganalisis informasi
cara untuk serta kreatif dalam
menyelesaikan menyelesaikan
masalah) masalah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

LAMPIRAN A. 4 : Soal Tes HOTS

TES HIGHER ORDER THINKING SKILL(HOTS)

Nama :

No. Absen :

Petunjuk !

1. Baca dan pahami soal dengan teliti

2. Tidak boleh menggunakan alat bantu hitung.

3. Kerjakan soal yang menurut Anda mudah terlebih dahulu

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1. Pada sebuah kompetisi sepakbola yang diikuti oleh 38 tim, penentuan tim
juara adalah berdasarkan perolehan poin terbanyak, dengan ketentuan
perolehan poin sebagai berikut:

Tim yang menang memperoleh poin 3


Jika pertandingan seri, masing-masing tim memperoleh poin 1
Tim yang kalah memperoleh poin 0
Tabel berikut memuat posisi sementara 6 tim teratas dari total 38 tim
dengan sisa 5 kali pertandingan.

Peringkat TIM Poin


1 A 74
2 B 72
3 C 70
4 D 64
5 E 63
6 F 60

Setiap tim tersebut akan saling bertemu pada 5 pertandingan sisa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Tentukan benar atau salah dari setiap pernyataan dibawah ini! dan berikan
alasanya.
A. Tim A akan menjadi juara hanya dengan memenangkan 3 kali pada
pertandingan sisa dan salah satunya menang atas tim B.
B. Tim B akan menjadi juara hanya dengan memenangkan 4 kali
pertandingan sisa dan salah satunya menang atas tim A.
C. Jika tim C memenangkan semua pertandingan sisa, maka posisi tim B
masih mungkin berada di atas tim C.
D. Jika tim B selalu seri pada semua pertandingan sisa, maka tim E
mungkin berada di atas tim C.
E. Tim F akan menjadi juara jika memenangkan semua sisa pertandingan
dan tim A selalu kalah pada semua sisa pertandingan.
(Skor 60)
2. Suatu perusahaan telekomunikasi sedang melakukan survey untuk melihat

aktivitas pelanggannya dalam melakukan panggilan telepon. Suatu hari

Rana mendapatkan tugas dari perusahaan telekomunikasi tersebut untuk

mencatat banyaknya panggilan telepon yang ia lakukan dalam 10 hari

berturut-turut . Hasil catatan Rana disajikan dalam grafik di bawah ini:

Panggilan Telepon
16
14
12
10
8
Panggilan Telepon
6
4
2
0
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5

Berdasarkan data diatas. Tentukan banyaknya panggilan telepon yang

dilakukan Rana pada hari ke- 8 dan hari ke-10! (Skor 10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

3. Sebuah data menunjukkan banyak siswa yang menyukai 4 mata pelajaran

pada tahun pelajaran 2016/2017 . Banyak siswa seluruhnya adalah 300

orang, banyak siswa yang suka Bahasa adalah dari banyaknya siswa

secara keseluruhan , persentase siswa yang suka Matematika adalah 75%

dari banyaknya siswa yang suka Bahasa, persentase siswa yang suka IPA

adalah 50% dari banyaknya siswa yang suka Bahasa dan sisanya suka

Kesenian. (Skor 30)

a. Hitunglah berapa banyak siswa yang suka mata pelajaran Kesenian!

b. Gambarlah data diatas dalam bentuk diagram lingkaran!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

LAMPIRAN A. 5 : Kunci Jawaban Soal Tes HOTS

KUNCI JAWABAN

KUNCI JAWABAN SKOR

1.

a. Pernyataan A bernilai salah , karena skor yang dimiliki tim A sebelum pertandingan

sisa adalah 74 dan tim B yaitu 72 maka jika tim A memenangkan pertandingan sisa

sebanyak 3 pertandingan maka perolehan skor tim A menjadi 83, sedangkan tim B
12
kalah 1 kali terhadap tim A maka tim B kemungkinan menang sebanyak 4 kali

sehingga skor tim B menjadi 84. Jadi tim B akan menjadi juara

b. Pernyataan B bernilai salah, karena skor yang dimiliki tim B sebelum pertandingan

siswa adalah 72 dan tim A yaitu 74 maka jika tim B memenangkan pertandingan sisa
12
sebanyak 4 pertandingan maka skor yang diperoleh tim B menjadi 84, sedangkan tim

A kalah 1 kali terhadap tim B maka tim A kemungkinan menang sebanyak 4 kali

sehingga skor tim A menjadi 86. Jadi tim B tidak akan menjadi juara

c. Pernyataan C bernilai salah, karena skor yang diperoleh tim C sebelum pertandingan 12

sisa adalah 70 maka jika tim C memenangkan pertandingan sisa sebanyak 5

pertandingan maka skor yang diperoleh tim C menjadi 85, sedangkan tim B kalah

sebanyak 1 kali terhadap tim C sehingga tim B kemungkinan menang sebanyak 4 kali

maka skor menjadi 84. Jadi skor tim B tidak mungkin berada di atas skor tim C.

d. Pernyataan D bernilai salah, karena skor yang diperoleh tim B, tim C dan tim E 12

sebelum pertandingan adalah 72, 70 dan 63 maka jika tim B seri dalam pertandingan

sisa maka skor tim B menjadi 77, sedangkan tim E seri terhadap tim B dan

kemungkinan menang 4 kali terhadap tim lain sehingga skor tim E menjadi 76 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

tim C seri terhadap tim B dan kemungkinan tim B menang 4 kali terhadap tim
12
lainnya sehingga skor tim C menjadi 83. Jadi skor tim E tidak meungkin berada

diatas skor tim C

e. Pernyataan E bernilai benar, karena skor tim F sebelum pertandingan adalah 60 dan

tim A adalah 74 maka jika tim F memenangkan seluruh pertandingan sisa maka skor

tim F akan menjadi 75 sedangkan skor tim A tetap yaitu 74 karena kalah dalam

seluruh pertandingan, jadi skor tim F mungkin berada diatas skor tim A.

2. Data diatas membentuk pola bilangan sebagai berikut

Maka banyak panggilan telepon pada hari ke-8 dan hari ke-10 adalah

2 3 4 5 6 7 8 9 10

a. Banyak panggilan telepon pada hari ke- 8 adalah 36


b. Banyak panggilan telpon pada hari ke-10 adalah 55.
5

3. a. Diketahui
Banyak seluruh siswa = 300
Banyak siswa yang suka bahasa =
Banyak siswa yang suka matematika = 75 % dari banyak siswa yang suka bahasa
Banyak siswa yang suka IPA = 50 % dari banyak siswa yang suka bahasa 2
Banyak siswa yang suka kesenian adalah sisanya.
Ditanya
Banyak siswa yang suka kesenian?
Jawab:
8
Banyak siswa yang suka bahasa =
Banyak siswa yang suka matematika =
Banyak siswa yang suka IPA=
Banyak siswa yang suka kesenian= (

=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

10

b. Tabel kesukaan siswa terhadap 4 mata pelajaran


Mata Pelajaran Derajat
Bahasa
Matematika

IPA 10

Kesenian (

Diagram lingkaran

Kesukaan siswa

Kesenian
90° Bahasa Bahasa
120° Matematika
IPA
IPA 60° Kesenian
Matemati
ka 90°

Jumlah 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

LAMPIRAN A. 6 : Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar oleh Observer

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA


Hari/Tanggal :

Materi Pokok :

Kelas/Semester :

Petunjuk Pengisian : Berilah tanda checklist untuk setiap deskriptor yang


nampak.

NO Aspek yang diamati Ya Tidak


1. Antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran
e. Minimal separuh dari jumlah
siswa mempehatikan pelajaran
dengan seksama selama proses
belajar mengajar berlangsung
f. Minimal Separuh dari jumlah
siswa tidak terpengaruh oleh
situasi diluar kelas.
g. Minimal Separuh dari jumlah
siswa tampak bersemangat
dalam mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
h. Minimal 90 % dari jumlah
siswa tidak mengerjakan
pekerjaan lain saat
pembelajaran.
2. Interaksi siswa dengan guru pada
saat proses pembelajaran
berlangsung
d. Minimal 10 % dari jumlah
siswa bertanya kepada guru
terkait dengan materi pelajaran
yang belum paham.
e. Minimal 10 % dari jumlah
siswa berusaha menjawab
pertanyaan guru.
f. Minimal 10 % dari jumlah
siswa mengemukakan
pendapat kepada guru.
3. Aktivitas siswa dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

c. Minimal Separuh siswa dari


anggota setiap
kelompokmengemukakan
pendapatnya
d. Minimal Separuh siswa dari
anggota setiap kelompok
menanggapi
pertanyaan/pendapat teman
satu kelompok.
4. Partisipasi siswa dalam
menyimpulkan hasil pembelajaran
c. Minimal 10 % dari jumlah
siswa mengemukakan
pendapat tentang simpulan
proses pembelajaran..
d. Minimal 10 % dari jumlah
siswa mengacungkan tangan
untuk ikut menyimpulkan.

Jepara, 2018

Observer

(......................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

LAMPIRAN A. 7 : Lembar keterlaksanaan Model pembelajaran Blended

Learning

LEMBAR PENILAIAN KETERLAKSANAAN

PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KELAS VIISMP NEGERI 2BANGSRI

Nama Peneliti :

NIM :

Materi :

A. Petunjuk
1. Amati interaksi proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
di dalam kelas!
2. Berilah tanda centang ( ) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan
keadaan yang diamati!
B. Penilaian
Keterlaksaan
No. Aspek yang diamati
Ya Tidak
I MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan rencana kegiatan

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN


A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
2. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

B. Pendekatan/Strategi pembelajaran
1. 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
. kompetensi yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
munculnya kebiasaan positif
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

yang telah dialokasikan


C. Pemanfaatan media pembelajaran/Sumber belajar
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media
2. Menggunakan media berupa secara efektif dan
efisien
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menimbulkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
2. Merespon positif partisipasi siswa
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan
siswa-siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang
kondusif
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam belajar

III PENUTUP
A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

Jepara, 2018

Observer

(......................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

LAMPIRAN B. 1 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Blended Learning

LAMPIRAN B. 1a : Pertemuan Pertama


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

LAMPIRAN B. 1b : Pertemuan Kedua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

LAMPIRAN B. 1c : Pertemuan Ketiga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

LAMPIRAN B. 2 Hasil Tes Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

LAMPIRAN B. 3 Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa oleh Obsever

LAMPIRAN B. 3a : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Pertama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

LAMPIRAN B. 3.b : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Kedua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

LAMPIRAN B. 3.c : Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Ketiga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

LAMPIRAN B. 4 Transkip Wawancara Keaktifan Belajar Siswa

Siswa 1:

P: “Selamat siang sa”


S1: “Iya mbak”
P: “Dimulai ya sa”
S1: “ Ya mbak”
P: “Yang pertama, saat mbak sedang menjelaskan apakah kamu
memperhatikan?
S1: “ Iya memperhatikan mbak”
P: “Bener?”
S1: “Iya bener”
P: “Apakah salsa senang mengikuti pelajaran matematika?”
S1: “Senang mbak”
P: “Alasannya apa sa, Apakah emang salsa senang sama matematika
atau apa?”
S1: “Alasannya karena mbaknya kalau ngajar gampang dipahami”
P: “Apakah jika ada pertanyaan dari guru, kamu suka menjawab?
Misalkan guru bertanya ini salsa mengacungkan tangan untuk
menjawab.
S1: “Kadang-kadang”
P: “Apakah kamu berani mengemukakan pendapatmu saat bekerja
dalam bentuk kelompok? Misalnya saat mengerjakan tugas
kelompok kamu mempunyai jawaban ini lalu kamu memberikan
jawabanmu keteman kelompokmu”
S1: “Biasanya mbak, karena saya orangnya pemalu jadi kadang-kadang
saya berani, kadang-kadang juga tidak berani, tergantung anggota
kelompok saya”
P: “Apakah kamu bertanya apabila kamu belum paham?”
S1: “Kadang-kadang mbak”
P: “Kadang-kadang ya, alasannya apa kok kadang-kadang? Apa takut
atau bagaiman?”
S1: “Alasannya adalah malu”
P: “ Ya sudah gak apa-apa, salsa itu suka belajar individu atau
kelompok?”
S1: “ Kelompok”
P: “Alasannya apa kok suka belajar secara kelompok?”
S1: “Karena bisa berdiskusi dengan teman”
P: “Bagaimana tanggapanmu apabila terdapat pendapat teman yang
berbeda dengan pendapatmu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

S1: “Hargai, dicocoke(di diskusikan) dan menerima pendapat teman


serta tidak memaksa teman untuk sependapat dengan saya”

Keterangan
P : Peneliti
S1 : Siswa 1

Siswa 2

P: “Ama to?”
S2: “Iya mbak”
P: “Coba jawab pertanyaan mbak ya, apakah kamu memperhatikan
saat guru menjelaskan?”
S2: “Kadang-kadang”
P: “Kenapa kadang?”
S2: “Karena membosankan”
P: “ Kalau yang ngajar mbak Ama memperhatikan gak?”
S2: “Memperhatikan mbak”
P: “Apakah kamu senang mengikuti pelajaran matematika?”
S2: “Senang”
P: “Apakah kamu bertanya saat kamu belum memahami materi?”
S2: “Kadang-kadang”
P: “Alasannya kok kadang-kadang?
S2: “Kadang takut dan malu mbak”
P: “Apakah kamu sering mengemukakan pendapatmu?
S2: “Jarang mbak”
P: “Apakah setiap kali pertemuan kamu mengemukkan pendapatmu?
S2: “Kadang-kadang mbak”
P: “Kalau bekerja dalam kelompok kamu sering mengemukakan
pendapat gak?”
S2: “Iya”
P: “Kamu lebih suka bekerja dalam kelompok atau indiivu?”
S2: “Kelompok, karena bisa berdiskusi dengan teman”
P: “Bagaimana tanggapanmu jika pendapatan temanmu tidak sesuai
dengan pendapatmu?”
S2: “Manut-manut saja (terima-terima saja)”

Keterangan
P : Peneliti
S2 : Siswa 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

LAMPIRAN C. 1 : Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

LAMPIRAN C. 2 : Lembar Validasi Soal Pre-test dan Soal Post-Test


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

LAMPIRAN C. 3 : Lembar Validasi Lembar Pengamatan oleh Observer


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

LAMPIRAN C. 4 : Lembar Validasi Pedoman Wawancara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

LAMPIRAN C. 5 :Lembar Validasi Media Pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

LAMPIRAN C. 6 :Lembar Validasi Bahan Ajar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

LAMPIRAN C. 7 : Lembar Analisis Data Pengamatan Keaktifan Belajar


Siswa oleh Observer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

LAMPIRAN D

LAMPIRAN D. 1 : Surat Ijin Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

LAMPIRAN D. 2 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

LAMPIRAN D. 3 : Dokumentasi Kegiatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Anda mungkin juga menyukai