Diajukan Oleh:
A410130067
Kepada:
FEBRUARI, 2017
IMPLEMENTASI PENILAIAN UNJUK KERJA PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISWA
KELAS VIII SMP MUMAMMADIYAH 1 KARTASURA TAHUN AJARAN
2016/2017
Diajukan Oleh:
A410130067
Kepada:
FEBRUARI, 2017
PERNYATAAN
NIM : A410130067
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar
hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila
dikemudian hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab
sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
A410130067
Proposal Skripsi
Diajukan Oleh:
A410130067
NIDN. 0008035301
PROPOSAL SKRIPSI
A. JUDUL SKRIPSI
Implementasi Penilaian Unjuk Kerja pada Pembelajaran Matematika pada
Pokok Bahasan Bangun Ruang Siswa Kelas VIII Smp Mumammadiyah 1
Kartasura Tahun Ajaran 2016/2017
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal mutlak yang harus dimiliki suatu
warga negara. Negara dengan tingkat pendidikan tinggi, akan
mempengaruhi kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam
menghadapi persainan global. Di Indonesia pendidikan sudah tertanam
dalam setiap warga negara karena pendidikan merupakan kewajiban dan
salah satu cita-cita Bangsa Indonesia merdeka yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia
IV. Tahun 2015 peringkat pendidikan dunia atau World Education
Ranking yang diterbitkan Organisation for Economic Co-operatioan and
Development (OECD) pada tanggal 28 April 2016 menentukan Indonesia
menempati urtan ke 57 dari total 65 negara, di tinjau dari segi membaca,
matematika dan ilmu pengetahuan.
Di Indonesia pendidikan sangat diperhatikan oleh pemerintah.
Pemerintah memberikan anggaran pendidikan 20% dari total anggara
belanja negara (APBN). Pemerintah tidak main main dalam
menganggarkan dana untuk teselanggaranya pendidikan serta berusaha
menaikan mutu dan kualitas penndidikan di Indonsia. Perkembangan
pendidikan di Indonesa selalu di pantau oleh pemerintah demi
mempermudah tercapainya pendidikan di Indoesia. Tercapainya tujuan
pendidikan merupakan dasar pembangunan bangsa Indonesia untuk
mempersiapkan generasi penerus bangsa yang mempunyai kualitas dan
kuantitas sumber daya manusianya di masa mendatang.
Perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat
dilihat dari hasil akhir dari proses pembelajaran tersebut. Hasil akhir
tersebut dapat kita sebut juga dengan hasil belajar, hasil belajar dalam
bentuk nilai akan baik atau buruk sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki siswa. Namun untuk meperoleh nilai yang baik juga harus ada
proses yang di nilai. Proses yang dinilai juga akan mengambarkan tingkat
pemahaman peserta didik dalam menguasai materi. Hal ini merupakan
konsekuensi belajar karena hasil belajar sangat tergantung dengan proses
belajar yang terdiri dari kesiapan siswa, pemahaman materi, bahan atau
media dan sebagainya. Dengan demikian akan terlihat hasil belajar ssuai
dengan tingkat pemahaman sisiwa dan bisa dijadikan bahan evaluasi
dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan hal itu (Suprijono, 2012: 5)
menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pla perbuatan, nilai-nilai,
penertian-penertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.
Berdasarkan data dari website news.detik.com yang diterbitkan 10
Juni 2016 Mendikbud Anies Baswedan memaparkan hasil UN SMP tahun
2016. Hasilnya rata-rata nilai UN SMP tahun ini menurun 3 poin dari
tahun lalu. Mendikbud menjelaskan penurunan ini karena Indeks
Integritas UN meningkat. Tahun ini UN diikuti oleh 4,3 juta siswa di 60
ribu SMP sederajat. Ada 4,2 juta siswa yang mengikuti UN berbasis
kertas dan pensil dan 156 ribu siswa yang menggunakan UN berbasis
komputer (UNBK). Berdasarkan data Kemendikbud, pada tahun 2015
nilai rata-rata siswa SMP sebesar 62,18 persen, sedangkan pada tahun
2016 nilai rata-rata UN SMP senilai 58,57 persen atau turun 3,6 poin dari
tahun lalu. Angka yang menurun tersebut menurut Anies karena ada
sekolah yang mengalami peningkatan nilai Indeks Integritas UN (IIUN)
sebanyak 72 persen. Rinciannya sebanyak 21,16 persen sekolah yang
memiliki nilai IIUN yang naik yang diikuti nilai UN yang meningkat.
Serta sebanyak 50,96 persen sekolah yang memiliki IIUN (tingkat
kejujurannya) naik tetapi nilai UN-nya turun. Kemudian ada 13,61 persen
sekolah yang menggunakan kecurangan secara masif dan terstuktur dan
14,27 persen sekolah yang siswanya melakukan kecurangan secara
individu.
Berdasarkan data dari website republika.co.id. Nilai Mata
Pelajaran (Mapel) Matematika mengalami penurunan terbesar pada
pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP/sederajat pada 2016.
Perubahannya dari 56,28 pada 2015 menjadi 50,24 di 2016. “Yang
terkoreksi paling besar adalah Matematika dengan penurunan sebesar
6,04 poin,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan dalam Konferensi Pers (Konpers) Hasil UN dan Indeks
Integritas UN (IIUN) SMP/sederajat 2016 di Gedung A, Kantor
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senayan,
Jakarta, Jumat (10/6).
Dari data tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa hasil belajar
matematika di Indonesia masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa
tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor ekstern atau intern. Faktor ekstern
yang mempengaruhi hasil belajar antara lain metode mengajar,
kurikulum, hubungan antara guru dan siswa, serta sarana prasarana.
Dalam faktor kurikulum salah satunya yang paling berpengaruh adalah
faktor penilaian. Proses penilaian yang dilakukan selama ini semata-mata
hanya menekankan pada penguasaan konsep (kognitif) yang dijaring
dengan tes tulis obyektif dan subyektif sebagai alat ukurnya. Sehingga
kondisi seperti ini menyebabkan guru kurang fokus pada pengembangan
keterampilan proses anak dalam proses pembelajaran. Realitas ini
mendorong siswa untuk menghapal pada setiap kali akan diadakan tes
harian atau tes hasil belajar.
Sistem penilaian yang benar tentunya harus selaras dengan tujuan
dan proses pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan penilaian yang tidak
hanya menekankan tetapi juga bisa untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa dan proses kerja sisiwa. Sekarang mulai dikenal adanya penilaian
unjuk kerja. Unjuk Kerja dapat diartikan sebagai suatu wujud apresiasi
hasil kerja siswa sekaligus untuk mengetahui proses siswa dalam
menyelesaikan persoalan. Unjuk Kerja adalah penilaian yang
menungkapkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep, pemecahan
masalah dan komunkasi. Bentuk peilaian unukn kerja yang paling
sederhana dapat saja berupa soal tes konvensional tetapi ditambah dengan
pertanyan yang meminta siswa untuk menjelaskan alasan mengapa
mereka memilih strategi dan pendekatan yang di lakukan. Jawaban yang
diberikan akan menunjukan pemahaman sswa tentang konsep,
kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide-
ide matematika. Penilaian unjuk kerja telah direkomendasika oleh ahli
pendidik, sebagai bentuk penilaian outentik yang mampu menilai
kemampuan siswa dalam menerapkan konsep pada situasi nyata (otentik)
(Wulan, 2008:102).
Berbagai alasan yang melatarbelakangi dilaksanakan penelitian
ini, karena hal tersebut merupakan masalah yang menarik untuk dikaji.
Berdasarkan dari hasil pra observasi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura,
hal itulah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang
menyangkut Implementasi Penilaian Unjuk Kerja Dalam Pembelajaran
Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang Siswa Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan lataar belakang tersebut dapat didentifikasi masalah
sebagai berikut:
a. Dari data Peringkat pendidikan dunia atau World Education Ranking
yang diterbitkan Organisation for Economic Co-operatioan and
Development (OECD) pada tanggal 28 April 2016 menentukan
Indonesia menempati urtan ke 57 dari total 65 negara.
b. Penilaian yang digunkan dalam proses pembelajaran hanya menekankan
pada nilai akhir
c. Proses pembelajaran hanya menggunakan metode konvensional.
d. Di lapangan banyak guru yang belum menguasai kurikulum, proses
pembelajaran dan penilaianya.
e. Di lapangan banyak guru yang hanya melakukan penilaian formatif.
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diperoleh pembatasan masalah :
a. Strategi yang digunakan pada penelitian ini adalah Penilaian Unjuk
Kerja dan Penilaian Formatif.
b. Proses penilaian unjuk kerja pada pembelajaran matematika.
c. Hasil belajar dibatasi pada hasil belajar matematika
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan masalah, permasalahan ini dapat dirumuskan
menjadi tiga.
a. Bagaimana persiapan penilaian unjuk kerja pada pembelajaran
matematika sudah di implementasikan di SMP Muhammadiyah 1
Kartasura tahun 2016/2017?
b. Bagaimana proses penilaian unjuk kerja pada pembelajaran
matematika di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura?
c. Kendala apa saja yang terdapat dalam proses penilaian unjuk kerja
pada pembelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura?
5. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan penilaian unjuk kerja pada pembelajaran
matematika di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.
b. Tujuan Khusus
1) Mendeskripsikan persiapan Penilaian Unjuk Kerja pada pembelajaran
matematika di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.
2) Mendeskripsikan pelaksanaan Penilaian Unjuk Kerja pada
pembelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.
3) Mendeskripsikan kendala dalam proses Penilaian Unjuk Kerja pada
pembelajaran matematika di SMP Muhammadiyah 1 Katasura.
6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pembelajaran
matematika terutama dalam meningkatkan kemampuan matematika siswa
menggunakan Penilaian Unjuk Kerja dan Penilaian Formatif.
b. Manfaat praktis
1) Bagi Guru
Memberi masukkan bagi guru matematika dalam upaya
meningkatkan kwalitas pembelajara matematika melalui strategi
Penilaian Unjuk kerja dan penilaian Formatif.
2) Bagi Siswa
Memberi masukan bagi siswa dengan menggunakan strategi
Penilaian Unjuk Kerja dan Penilaian Formatif yang mampu
meningkatkan kemamupan matematika siswa.
3) Bagi Sekolah
Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat meberi informasi
dan masukkan dalam menggunakan strategi Penilaian Unjuk Kerja
dan Penilaian Formatif dapat meningkatkan kwalitas pembelajaran
matematika di sekolah.
C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
a. Hasil belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan (Suprijono, 2012:5).
Sejalan dengan (Supraktinya, 2012:5) mengemukakan hasil belajar yang
mejadi objek penilaian kelas berupa kemampuam-kemampuan baru yang
diperoleh siswa setelah mereka mengikutiproses belajar-mengajar
tentang mata pelajaran tertentu. Dari pendapat diatas menunjukan bahwa
hasil belajar merupakan penilaian pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan yang
berupa kemampuan.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Hasil belajar matematika adalah
puncak dari kegiatan belajar yang berupa perubahan dalam bentuk
kognitif, afektif, dan psikomotor dalam hal kemampuan tentang bilangan,
bangun, hubungan-hubungan konsep dan logika yang berkesinambungan
serta dapat diukur atau diamati (Suhendri, 2011: 32). Dari pendapat
diatas menunjukan hasil belajar matematika adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai tujuan
pembelajaran yang berupa perubahan kemampuan.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, hasil belajar adalah suatu
proses perubahan untuk memperoleh hasil penilaian dengan dasar pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi
dan ketrampilan kepada peseta didik selama proses belajar mengajar
yang beupa kemampuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Pembelajaran matematika
Masykur (2007: 44) menyatakan bahwa matematika memliki
bahasa sendiri yaitu bahasa yang terdiri atas simbol simbol dan angka.
Sehingga matematika merupakan ilmu yang mempunyai simbol dan angka
yang merupakan dasar ilmu hitung yang lain. Simbol dan angka
merupakan kesepakatan yang digunakan untk mepermudah dalam
mengingat dan menghitung. Suherman (2001: 16) menyatakan bahwa
matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran dan konsep konsep yang berhubungan satu dengan yang lainya
dengan jumlah yang banyak yang terjadi kedalam tiga bidang yaitu:
aljabar, analisis, dan geometri. Sehingga matematika merupakan suatu
ilmu yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain.
c. Pembelajara STAD
a) Ukuran Instrumen
Ukuran instrumen ada 2 yaitu ukuran istrumen besar dan ukuran
instrumen kecil. Ukuran instrument besar apat mengukur lebih dari
satu kompetnsi dasar dan pada umumnya membutuhkan waktu yang
cukup banyak unuk membuatnya dan bagi sisw juga butuh waktu
banyak untuk menganalisa. Sedangkan ukuraninstrumen kecil berupa
pertanyaan erbuka dengan memberi solusi suatu sal dan menejelaskan
pealarn mereka. Untuk menetkan ukuran instrument yang akan
digunakan tergantung tujuan penlaian yang dinginkan guru.
b) Ketrampilan dalam memuali
Pada waktu memulai menggunakan penilaian unjuk kerja, guru belum
begitu yakin dan nyaman dengan apa ang mereka kerjakan. Bagi
pmula disaranan unuk mggunakan instrument kecil.
No Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
1 Dian Septi Nur Afifah (2012) x x
2 Ni Made Sunilawati, Nyoman x x x
Dantes, I Made Candiasa (2013)
3 Rivo Panji Yudha, M.Pd x x
(2016).
4 Nuril Munfaridah, Putri Rizky x x x
Hardita, Sentot Kusairi (2016)
5 Dewi Purwaningrum, dan x x x x
Sumardi (2016)
6 Romee Nicker A. Capate and x x x
Minie Rose C. Lapinid, PhD
(2015)
7 Abedi, J. (2010)) x x
8 Dr.Vichian Puncreobutr (2016 ) x x x
9 Peneliti x x x
Keterangan :
X1 = Penilaian Unjuk Kerja
X2 = Pembelajaran Matematika
X3 = Hasil belajar
X4 = Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
X5 = Pembelajaran Konvensional
X6 = Pembelajaran Berbasis Masalah
X7 = Kemampuan Awal
X8 = Motivasi
X9 = Pembelajaran Fisika
D. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan hasil yang optimal harus
menggunakan metode penelitian yang tepat. Ditinjau dari permasalahan
penelitian ini, yaitu tentang implementasi penilaian unjuk dan kendala-
kendala dalam pelaksanaan penilaian unjuk kerja, Maka jenis penelitian ini
bersifat kualitatif. Kajian kualitatif merupakan penelitian yang lebih
menekankan pada upaya investigator bentuk yang mengkaji secara natural
fenomena yang terjadi dalam keseluruhan kompleksitasnya (Sutama 2015:
61). Desain penelitiannya deskriptif. Menurut (Mahmud 2011: 100)
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mengamati permasalahan
secara sistematis dan akurat terhadap suatu fakta dan sifat objek tertentu.
Konsep istilah deskriptif bukan sekadar pengumbulan data, tabulasi dan
penuturan data. Sebenarnya sebagai metode penelitian deskriptif memiliki
pengertian yang lebih luas dan ciri khas yakni memusatkan diri pada masalah
masa sekarang dan aktual dan data yang diperoleh disusun, dijelaskan dan
dianalisis ini disebut metode analitik.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
b. Pembuatan x x
instrumen
2 Pelaksanaan x x X x x
3 Analiysis data X x x
4 Penyusunan laporan x x x