Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CLASSROOM

MEETING TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA


DIDIK PADA BIDANG STUDI EKONOMI KELAS
XII IPS SMA NEGERI 1
PANYABUNGAN TAHUN
PELAJARAN 2020-2021

Skripsi

Oleh

HALIMATUS SAKDIAH
NPM. 1601040143

Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Padangsidimpuan
2020
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CLASSROOM
MEETING TERHADAP PRESTASI BELAJARPESERTA
DIDIKPADA BIDANG STUDI EKONOMI KELAS XII
IPS SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN
TAHUN PELAJARAN 2020-2021

Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
SarjanaPendidikan (S.Pd)

Oleh

HALIMATUS SAKDIAH
NPM. 1601040143

Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Padangsidimpuan
2020
ABSTRAK

HALIMATUS SAKDIAH : 2020. Pengaruh Model PembelajaranClassroom


Meeting Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Bidang Studi Ekonomi
Kelas XI IPS SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN Tahun Pelajaran 2020-2021.

Ilmu pengetahuan sosial meruapakan salah satu pembelajaran yang


menyenangkan tapi tidak pada peserta didik kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 1
PANYABUNGAN yaitu suasana pembelajaran yang serasa membosankan terutama
dalam materi bank sentral maka masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada
Pengaruh Model Pembelajaran Classroom Meeting Terhadap Prestasi Belajar Peserta
Didik Pada Bidang Studi Ekonomi Kelas XI IPS SMA NEGERI 1
PANYABUNGAN Tahun Pelajaran 2020-2021.? Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Classroom Meeting Terhadap
Prestasi Belajar Peserta Didik. Jenis penelitian ini adalah Regresi, Penelitian ini
dilaksanakan di SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN, Sampel penelitian ini adalah
kelas XI IPS 1 yang berjumlah 30 peserta didik, teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah lembaran uji coba dan lembaran tes. Hasil tes peserta didik
dengan menggunakan model pembelajaran classroom meeting di kelas XI IPS 1
SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN dibuktikan oleh hasil tes peserta didik
berdasarkan hasil tes pretest , hasil pengolahan data dan penganalisian data yang
dilakukan, diperoleh hasil bahwa rhitung (0,973) nilai ini dibandingkan dengan nilai
lebih rtabrel dimana rhitung lebih besar dari rtabelyaitu 0,973> 0,361 pada taraf kesalahan
5% maka hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima artinya ada pengaruh model
pembelajaran classroom meeting terhadap prestasi belajar peserta didik pada bidang
studi ekonomi kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN tahun pelajaran
2020-2021

Kata kunci: Model Pembelajaran Classroom Meeting , Prestasi Belajar


ABSTRACT

HALIMATUS SAKDIAH : 2020. The Correlation of Classroom Meeting


Learning Model to Students' Learning Achievement at the grade XI IPS SMA
NEGERI 1 PANYABUNGAN on the Academic Year 2020-2021.

Social science is one of the most enjoyable learning activities of class XI IPS 1 SMA
NEGERI 1 PANYABUNGAN, which is a learning atmosphere that feels boring,
especially in central bank material then the problem in this research is to find out if
there is a influence between CLASSROOM MEETING learning model to students'
learning achievement at the grade XI IPS SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN on the
Academic Year 2020-2021. The objective of the research is to find out the influence
between CLASSROOM MEETING learning model to students' learning
achievement. The type of the research is influence, it did in SMA NEGERI 1
PANYABUNGAN. The sample of the research is students at the grade XI IPS SMA
NEGERI 1 PANYABUNGAN which amount 30 students. Techniques of collecting
data in this research are testing sheet and test sheet. Students' test result using
CLASSROOM MEETING Learning Model at the grade XI IPS SMA NEGERI 1
PANYABUNGAN was proven by their test result based on the result of evaluation
test, processing data and analyzing data which was done, obtaining result that r count
(0,973) this value was compared to r table which was found that r count is bigger than r
table 0,973> 0,361 which the level of error was 5 % so that the hypothesis alternative
(Ha) can be accepted which means that there is a correlation between CLASSROOM
MEETING learning model to students' learning achievement at the grade XI IPS
SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN on the Academic Year 2020-2021.
Key words :CLASSROOM MEETING Learning Model and Learning
Achievement.

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas

Muhammadiyah Tapanuli Selatan Tahun 2019-2020 dengan judul : PENGARUH

MODEL PEMEBELAJARAN CLASSROOM MEETING TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA BIDANG STUDI EKONOMI

KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN TAHUN PELAJARAN

2020-2021

Dan dalam penyelesaiannya ada tahap-tahap yang harus diikuti yang telah

ditetapkan oleh Jurusan dan Fakultas, dan semuanya itu telah dapat diikuti dan dilalui

dengan selamat, sehingga skripsi ini dapat disetujui untuk disidangkan.Namun

penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kelemahan-kelemahan yang perlu
mendapat masukan dari semua pihak dan seyogianya itu semua harus lebih

disempurnakan dimasa-masa yang akan datang.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orangtua yang teristimewa yaitu

ayahanda Surya Darma Sakti Lubis dan ibunda Maslah Wati Nasution

yang selalu memberikan semangat, dukungan dan mendoakan penulis selama

masa studi hingga menyelesaikan skripsi ini.

Selama masa kuliah hingga penyelesaian Skripsi ini, penulis juga banyak

mendapatkan dukungan maupun bantuan dari berbagai pihak.Untuk itu penulis

ingin menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada:

1. Ibu Dra. Muhsana Pasaribu MA selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Tapanuli Selatan

2. Bapak/Ibu Selaku Wakil Rektor I,II,III Universitas Muhammadiyah

Tapanuli Selatan

3. Bapak Muhammad Darwis S.Pd, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan IlmuPendidikanUniversitas MuhammadiyahTapanuli Selatan

4. Bapak Khairul Amri, M.Pd selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan

Ilmu PendidikanUniversitas MuhammadiyahTapanuli Selatan


5. Bapak Iskandar Safri Hasibuan,M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli

Selatan

6. Bapak UliAnto Hutagalung, M.M.Pd selaku Ketua Program Studi

Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Tapanuli Selatan


7. Ibu Dra Hj. Delima Lubis MM selaku Pembimbing 1 dalam penyusunan

skripsi say aini

8. Bapak Drs. H. Putoro Dongoran MH selaku Pembimbing 2 dalam

penyusunan skripsi saya ini

9. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik serta memberikan

pengalaman hidup yang berharga selama masa perkuliahan kepada

penulis.

10. Seluruh staf pegawai Program Studi Ekonomi Fakultas Keguruan Dan

Ilmu pendidikan Universitas MuhammadiyahTapanuli Selatan yang

telah membantu penulis dalam pengurusan administrasi.

11. Saudara kandung yang saya sayangi Budi Sakti Pratama, Rosanna

Purnama dan Eli DamayantiLubis yang telah banyak membantu dan

memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

12. Kepada teman dekat saya Raja Hamonangan Lubis yang selalu

mendukung dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

13. Kepada Sahabat Saya Ummi Kalsum, Mutiara Harahap, Nur oktaviani,

Masitoh Siregar, FitriYani yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini

.
DAFTAR ISI

Halama

n
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
PERSETUJUAN SKRIPSI
PENGESAHAN SKRIPSI
ABSTRAK BAHASA INDONESIA...............................................................i
ABSTRAK BAHASA INGGRIS.....................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Identifikasi masalah..............................................................................6
C. Pembatasan Masalah.............................................................................6
D. Perumusan Masalah..............................................................................7
E. Tujuan Penelitian..................................................................................8
F. Manfaat Penelitian................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................10

A. Landasan Teori ..................................................................................10


1. Model Pembelajaran Classroom Meeting………………………….10
a.) Pengertian Model...............................................................................10
b.) Pengertian Pembelajaran....................................................................11
c.) Pengertian Classroom Meeting.........................................................13
d.) Pengertian Model Pembelajaran Clasroom Meeting.........................14
1. Model Pembelajaran Classroom Meeting...........................................14
2. Kelebihan Dan Kekurangan Model Clasroom Meeting ….................16
3. Langkah-langkah model clasroom meeting ......................................17
2. Prestasi Belajar Peserta Didik............................................................17
a.) Pengertian Prestasi.........................................................................17
b.) Pengertian Belajar.……………………………….……………....18
c.) Pengertian Peserta Didik….……………………………………..19
d.)Pengertian Prestasi Belajar Peserta Didik..……………………….19

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar..........................20


B. Kajian Penelian yang Relevan ...........................................................21
C. Kerangka Berpikir .............................................................................26
D. Hipotesis.............................................................................................28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………..29

A. Tempat Dan Waktu Penelitian...........................................................29


1.) Tempat Penelitian..............................................................................29
2.) Waktu Penelitian ...............................................................................29
B. Jenis Penelitian Yang digunakan…………………………………….29
C. Populasi Dan Sampel………………………………………………...29
1.) Populasi ………………………………………………………..…...29
2.) Sampel………………………………………..……………………..31
D. Defenisi Operasional ………………………………………………..35
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..36
F. Teknik Analisis Data………………………………………………...40

BAB IV HASIL PENELITIAN………………………………………....…..41


A. Deskripsi Data………………..……………………………………......41
1. Data tentang Model Pembelajaran Classrom Meeting ( variabel X.41
2. Data tentang Prestasi Belajar (VariabelY)…...……………………51
B. Pengujian PersyaratanAnalisis……...…………………………………60
C. Pembahasan Penelitian……………..………………………………….63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………65

A. Simpulan………………………………………………………………65
B. Saran…………………………………………………………………..66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan...................................................................21

Tabel 3.1 PopulasiPenelitian.............................................................................30

Tabel 3.2 Nama-Nama SampelPenelitianUjiCoba Di Kelas................................................. 32

Tabel 3.3 IPS3Nama-Nama SampelPenelitianUji Instrument Di Kelas IPS1.......34

Tabel3.4Analisis Kevalidan Item Soal Dengan Menggunakan Product


Moment…………………………………………………………37

Tabel 3.5 Kisi-Kisi UjiCobaTentang Model Pembelajaran Classroom Meeting


Variabel (X)......................................................................................39

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Pretest Prestasi Belajar Peserta Didik Vairabel(Y)....39

Tabel 4.1 Apakah Peserta didik Suka Saat Guru Memberikan Tugas Secara
Kelompok?........................................................................................42

Tabel 4.2 Apakah Model Pembelajaran Classroom Meeting Dapat Mendorong


Peserta didik Dalam Menemukan Ide-Ide Dalam Pembelajaran?. . .42

Tabel 4.3 Apakah Peserta didik Merasa Tertekan Dalam Pembelajaran Ekonomi
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Classroom Meeting ?43

Tabel 4.4 Apakah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Classroom Meeting


Dapat Membuat Peserta didik Termotivasi Saat Pembelejaran?......43

Tabel 4.5 Apakah Peserta didik Bisa Menguasai Meteri Pembelajaran Dalam
Pembelajaran Ekonomi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Classroom Meeting ?.......................................................................44
Tabel 4.6 Apakah Dengan Belajar Kelompok Dapat Membuat Peserta didik Berlatih
Bekerja Sama DenganTemen Yang Lain?........................................45

Tabel 4.7 Apakah Peserta didik Suka Belajar Kelompok Pada Saat Belajar Ekonomi?
...........................................................................................................45

Tabel 4.8 Apakah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Classroom Meeting


Membuat Pembelajaran Ekononomi Peserta didik Lebih Menarik Dengan
Masalah Di Dunia Nyata?.................................................................46

Tabel 4.9 Apakah Peserta didik Merasa Rugi Belajar Ekonomi Menggunakan Model
Pembelajaran Classroom Meeting ?.................................................46

Tabel 4.10 Apakah Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Classroom Meeting


Peserta didik Lebih Mudah Memahami Pembelajaran?...................47

Tabel 4.11 Apakah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Classroom Meeting


Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik?.......................47

Tabel 4.12 Apakah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Classroom Meeting


Dapat Membuat Peserta didik Lebih Aktif Dalam Pembelajaran?...48

Tabel 4.13 Apakah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Classroom Meeting


Dapat Meningkatkan Minat Belajar Peserta didik?..........................49

Tabel 4.14 NilaiJawaban Responden Uji Instrument Penelitian Dalam Proses


Pembelajaran Classroom Meeting (Variable X)...............................50

Tabel 4.15 Berikut Ini Bukan Tugas Bank Sentral Adalah?......................52

Tabel 4.16 Bank Sentral Akan Menetapkan Batas Maksimum Pemberian Kredit
Jika?.................................................................................52

Tabel 4.17 Berikut Ini Yang Bukan Termasuk Kegiatan Bank Pengkreditan Rakyat
(BPR) Adalah?...................................................................52

Tabel 4.18 Berikut Ini Adalah Tugas Bank Indonesia?............................53


Tabel 4.19 Bank Indonesia Merupakan Bankers Bank, Artinya?...............53

Tabel 4.20 Pelayanan Bank Menerima Pembayaran RekeningListrik, Telepon, Pajak


Dan PDAM Disebut?......................................... …………..54

Tabel 4.21 Badan Usaha Yang Menghimpun Dana Dari Masyarakat Dan
Menyalurkannya Kembali Dalam Bentuk Kredit Dengan Tujuan Untuk
MeningkatkanTaraf Hidup Rakyat Adalah?...........................54

Tabel 4.22 Kebijakan Moneter Yang Diajalankan Oleh Pemerintah Indonesia Untuk
Mengurangi Inflasi Dilakukan Dengan Cara?........................55

Tabel 4.23 Mengatur, Menjaga Dan Memelihara Tingkat Kestabilan Rupiah Adalah
Tugas Pokok?....................................................................55

Tabel 4.24 Tugas Bank Sentral Dalam Melakukan Assament Terhadap Lembaga-
Lembaga Keuangan Yang Menjadi Kewajiban Bank Sentral Sebagai
Supervisor Termasuk Pendekatan?.......................................55

Tabel 4.25 Tujuan Utama Dilakukannya Reformasi Kelembagaan Bank Sentral


Adalah?............................................................................56

Tabel 4.26 Pada Dasarnya Reformasi Kelembagaan Bank Sentral Bertujuan


Untuk?.............................................................................56

Tabel 4.27 Mulai Abad 17 Sampai Pertengahan Abad 20 Kedudukan Bank Sentral
Pada Umumnya Adalah?....................................................57

Tabel 4.28 Tujuan Utama Diaturnya Komposisi Dari Badan Yang Ada Dibank
Sentral Adalah?.................................................................57

Tabel 4.29 Dalam PelaksanaanTugas Bank Sentral Yang Menjadi Ketua Policy
Boards Dan Implementation Boar Adalah?........................58

Tabel 4.30 Nilai Hasil Jawaban Tes RespondenTentang Prestasi Belajar (Variable Y)
…………………………………………………………….58
Tabel 4.31 Hasi lPerhitungan Product Moment……………………….60

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Skema Kerangka Berpikir............................................................27


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia

untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuannya.Upaya

meningkatkan kreativitas pendidikan harus terus menerus dilakukan.Kualitas

pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis, karena tuntutan

masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisispasi masa

depan, karena pendidikan diorientasikan pada persiapan peserta didik untuk

berperan dimasa depan sebagai salah satu persyaratan untuk menjemput

dengan segala kesempatan dan tantangannya.

Kata pendidikan juga berasal dari Bahasa Yunani Kuno yaitu dari

kata “pedagogic” kata dasarnya “paid” yang berartikan “anak” danjuga

“ogogos” yang artinya “membimbing”. Dari kata tersebut dapat kita

simpulkan yaitu ilmu yang mempelajari tentang seni mendidik anak. Secara

bahasa defenisi pendidik adalah proses pengubahan sikap dan perilaku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu


sendiri.Pengertian pendidikan menurut para ahli, merupakan sebuah uraian

yang dapat kita ambil filosofinya dengan baik. seperti yang dikatakan oleh

Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yaitu Ki hajar Dewantara

yaitu :“Pendidikan merupakan tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak,

maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada

pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota

masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-

tingginya”1.Pendidikan merupakan proses atau kegiatan dalam rangka

mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin

terhadap lingkungannya. Dengan demikian pendidikan akan menimbulkan

perubahan pada dirinya baik perusahaan secara pengetahuan, perubahan

sikap dan tingkah laku.

Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, yang

pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari

dalam diri peserta didik (internal) dan faktor dari luar siswa (eksternal).

Faktor dari dalam diri peserta didik adalah faktor yang sangat penting dalam

menentukan prestasi belajar. Hal tersebut dapat dimengerti karena peserta

didik merupakan subyek utama yang menjadi sasaran dalam proses belajar.

Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor.Pada belajar kognitif, proses mengakibatkan perubahan dalam


aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan

perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (affective),

Ki Hajar Dewantara,Landasan Pemikiran Pendidikan, (Jakarta : Bumi


1

Aksara,2010),hal,,22
sedang belajar psikomotorik memberikan prestasi belajar berupa

keterampilan (psychomotoric).

Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. keunikan

itu disebabkan karena prestasi belajar hanya terjadi pada individu yang

belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku

belajar yang berbeda. Perbedaan penampilan itu disebabkan karena setiap

individu mempunyai karakteristik individualnya yang khas, seperti

minat,intelegensi,perhatian, bakat dan sebagainya. Setiap manusia

mempunyai cara khas untuk mengusahakan proses belajar terjadi dalam

dirinya. Individu yang berbeda dapat melakukan proses belajar dengan

kemampuan yang berbeda dalam aspek kognitif, afektif,dan psikomotor.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu

untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan ,

sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Keberhasilan proses belajar terlepas dari kemampuan guru

mengembangkan model-model pembelajarn yang berorientasi pada

peningkatan intensitas keterlibatan peserta didik secara efektif didalamproses


pembelajaran.Pengembangan model pembelajaran yang memungkinkan

peserta didik dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga peserta

didik dapat meraih prestasi belajar yang optimal. Pengoptimalan modelmodel

pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran.Model pembelajaran

yang efektif memilki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap

perkembangan dan kondisi peserta didik didalam kelas. Demikian juga

pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi

kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa

pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang dikembangkan guru

cenderung tidak dapat meningkatkan peran peserta didik secara optimal

dalam pembelajaran, dan pada akhirnya tidak dapat member sumbangan

yang besar terhadap pencapaian prestasi peserta didik. Model pembelajaran

yang menarik akan menumbuhkan perhatian dan motivasi pesrta didik untuk

belajar. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri untuk belajar sehingga

mendapatkan prestasi yang diharapkan.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas XI IPS SMA

NEGERI 1 PANYABUNGAN, terdapat informasi bahwa pada pembelajaran

dikelas, guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan dalam

pembelajarannya, sehingga peserta didik pun sukar untuk memahami apa

yang telah diajarkan guru tersebut.Kecenderungan pembelajaran yang

demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri peserta didik


dalam pembelajaran, sehingga pemahaman dan prestasi belajar yang dicapai

peserta didik masih rendah dan jauh dari harapan. Hal ini dapat dilihat dari

nilai latihan yang diperoleh peserta didik kelas XI IPS SMA NEGERI 1

PANYABUNGAN.Adapun criteria ketuntasan minimum (KKM) pada

semester I (Ganjil)yang ditetapkan yaitu 75. Prestasi belajar kelas XI IPS

SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN menunjukkan bahwa kemampuan

peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi secara umum tergolong rendah

yaitu dari 30 peserta didik hanya 10 (40%) peserta didik saja yang

mendapatkan nilai >75 sedangkan peserta didik yang mendapatkan <75

sebanyak 20 (60%) orang. Berdasarkan data tersebut maka peserta didikkelas

XI IPS SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN lebih banyak yang memilki nilai

tidak sesuai standar KKM dibandingkan dengan peserta didik yang telah

memenuhi standar KKM.Jadi, jelas bahwa ada hambatan-hambatan yang

membuat prestasi belajar peserta didik masih rendah dan peserta didik masih

belum dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang mampu

meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Salah satu model yang sesuai

adalah model pembelajaran classroom meeting.

Model pembelajaran classroom meeting adalah pendekatan secara

personil yang difokuskan pada pemecahan masalah sosial baik itu mengenai

persahabatan, kesendirian maupun berkaitan dengan akademik.Oleh sebab


itu, pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif,

minat yang dimiliki oleh peserta didik.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

CLASSROOM MEETING TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PESERTA DIDIK PADA BIDANG STUDI EKONOMI KELAS XI IPS

SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN TAHUN PELAJARAN 2020-2021”.

B. Identifikasi Masalah

Menurut Husaini Usman dan Purnomo Identifikasi Masalah adalah

“suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek tertentu

dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah”. 2 Identifikasi

Masalah adalah salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan paling

penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas

dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut

penelitian atau tidak.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi masalah

yang ditemukan pada SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih metode ceramah,


tanya jawab dan penugasan.
2. Prestasi belajar peserta didik masih rendah.
3. Guru hanyaberfokus pada satu model pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dikelas
C. Pembatasan Masalah
Pengertian pembatasan masalah menurut Husaini Usman dan

Purnomo adalah “ usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian

yang akan diteliti. Batasan masalah ini bertujuan untuk mengindentifikasi

faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian”.3
2
Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian social,( Jakarta:: Penerbit PT Bumi Aksara,2008) hal.43
3
Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian social,,( Jakarta:: Penerbit PT Bumi Aksara,2008) hal.45

Menurut Danang Sunyoto mengatakan bahwa.“ Agar suatu penelitian

yang dilakukan lebih focus, perlu diberi batasan permasalahan”.4Berdasarkan

identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah dalam penelitian ini yakni

model pembelajaran Classroom Meeting yang ditinjau dari prestasi belajar

peserta didik kelas XI SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN.

D. Perumusan Masalah

Suharsimi Arikunto mengemukakan Bahwa “Agar penelitian dapat

dilaksanakan sebaik-baiknya, maka penelitian harus merumuskan

masalahnya sehingga lebih jelas dan terarah dalam penelitian yang

dilakukan.”5 Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi

masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah ini

merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup

masalah yang akan diteliti berdasarkan atas identifikasi masalah dan

pembatasan masalah.Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak

hanya membantu memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara


berfikir kita Berdasarkan pendapat dan pembatasan masalah diatas, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada

pengaruh model pembelajaran Classroom Meeting dengan Prestasi Belajar

peserta didik pada bidang studi ekonomi kelas XI IPS SMA NEGERI 1

PANYABUNGAN Tahun Pelajaran 2020-2021?


4
DanangSunyoto,MetodologiPenelitianEkonomi,(Yogyakarta:CAPS,2011),hal.135Suharsimi

Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta:Rineka Cipta,2010)hal.22

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah hasil yang ingin dicapai dalam suatu

penelitian. Menurut Hamidi bahwa “ Tujuan penelitian merupakan aktifitas

keilmuan yang dilakukan karena adanya kegunaan yang dicapai,dan untuk

mengetahui masalah yang dikemukakan dalam penelitian,baik untuk

meningkatkan kualitas kehidupan manusia maupun untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan.”6

Berdasarkan rumusan masalah yang ada tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Clasroom Meeting

dengan Prestasi Belajar peserta didik kelas XI SMA NEGERI 1

PANYABUNGAN.

F. Manfaat Penelitian
Menurut Winarno Surachmad dan Soetrisno Hadi mengemukakan “

manfaat penelitian adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru

dari sumber-sumber primer.”7

Dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umum, dan untuk

menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan,

usaha yang mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.

Adapun penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi

6
Hamidi,metodepenelitian,(JakartaResda,2007),hal.167Winarno Surahmad, Metode Penelitian,

(Bandung : Alfabeta),2005,hal.46

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif untuk

meningkatkan mutu pembelajaran disekolah yang bersangkutan

2. Bagi Guru

Memberikan sumbangan bagi para pendidik bahwa perlu adanya

penggunaan model pembelajaran yang baru seperti model pembelajaran

classroom meeting untuk meningkatkan pembelajaran agar keberhasilan

dalam proses belajar mengajar dikelas dapat tercapai.

3. Bagi Peserta Didik

Mengatasi kejenuhan peserta didik dalam proses belajar mengajar untuk

meningkatkan prestasi belajar yang optimal


4. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan pengetahuan peneliti dan membekali diri

untuk seorang pengajar pendidik yang akan terjun kemasyarakat.

Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman dan pemahaman, seta sebagai

salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Tapanuli

Selatan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Model Pembelajaran Classroom Meeting

a) Pengertian Model

Menurut kamus besar bahasa Indonesia bahwa“ Model diartikan

sebagai pola (contoh, acuan, ragam dan sebagainya) dari suatu yang akan

dibuat atau dihasilkan.”8 Menurut Soekanto dkk bahwa : “ Model adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran

dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar.”9

Sri Sulistyorini dalam Rusman menyatakan bahwa“ Model adalah

suatu bentuk tiruan (replika) dari benda yang sesungguhnya sehingga

memiliki bentuk atau kontruksi yang sama atau mirip dengan benda yang

dibuat tiruannya. Model juga dapat ditafsirkan sebagai contoh konseptual atau

procedural dari suatu system, program atau proses yang dapat dijadikan

sebagai acuan atau tujuan"10

8
Departemen Pendidikan Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,2016)hal.751 9Rusman,
Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Computer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad2,
(Bandung:Alfabeta,2012)hal.1 10
Kumandar,
Guru/Personal,Impelementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) Dan Sukses DalamSertifikatGuru,
(Jakarta:RajaGrafindoPersada,2007),hal.43
b) Pengertian Pembelajaran

Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang riset

mengarahkan peserta didik belajar. Menurut Subiyanto bahwa “ Mengajar

pada hakekatnya tidak lebih dari sekedar menolong para peserta didik untuk

memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide, apresiasi yang

menjurus kepada perobahan tingkah laku dan pertumbuhan peserta

didik.”11Pembelajaran dapat dimaknai sebagai penambahan pengetahuan

dan wawasan melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh

seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, dan pada tahap

akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.

Winkel berpendapat bahwa “ Pembelajaran adalah seperangkat

tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik,

dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan

terhadap rangkaian kejadian-kejadian yang berlangsung didalam peserta

didik.”12 Tiga teori telah ditawarkan untuk menjelaskan proses dimana

seseorang memperoleh pola perilaku, yaitu teori pengkondisian klasik,

pengkondisian operan, dan pembelajaran sosial. prinsip-prinsip dalam

pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu perhatian dan

motivasi,keaktifan,keterlibatan langsung,dan pengulangan materi dalam

pembelajaran.
11
Subiyanto,mendesainmodelpembelajaran,Jakarta:kencana,2009,hal.17
12
Winkel,pembelajaran efektif,bandung:PT rmaja rosdakarya,2014,hal.9
Menurut Zainal Aqib bahwa “ pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran .”13

Kemudian komunitas evaluasi UNEP (United Nations Evironment

Programme)mendefinisikan bahwa: “ hikmah pembelajaran adalah sebagai

kesimpulan umum berpangkal dari evaluasi terhadap pengalaman-

pengalaman dalam proyek, program, atau kebijakan yang di diabstraksikan

dari suatu kondisi spesifik menuju kondisi yang lebih luas.”14

Dari penjelasan diatas dapat diartikan bahwa pembelajaran yang ideal

mampu mengembangkan kreatifitas peserta didik serta meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk mengkontruksi pengetahuan sehingga dapat

meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap materi pelajaran. Guru

berperan sebagai pembimbing dan mendampingi peserta didik dalam

menentukan suatu hal dan mengembangkannya kemudian menyediakannya

saran dan prasarana yang memungkinkan untuk menunjang proses

pembelajaran.
13
Zainalaqib,professionalismegurudalampembelajaran,
(Surabaya:insanecendikia,2010)hal.41
14
UNEP (United Nations Environment Programme), Belajar Dan Pembelajaran,
Bandung: PT Remaja,2007, hal.4

Tujuan pembelajaran pun sebaiknya berorientasi pada pengembangan

kehidupan intelektual peserta didik supaya kelak sebagai orang dewasa

memiliki kemampuan berpikir seperti yang diharapkan dari orang dewasa

secara ideal, yaitu diantaranya mampu berpikir logis, objektif, kritis,

sistematis, analisis, sintesis, integrative dan inovatif.

c) Pengertian Classroom Meeting

Classroom Meeting merupakan salah satu model pembelajaran yang

melibatkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang bekerja sama

untuk menciptakan suasana belajar yang hangat dan damai tanpa diserati

sikap judgamental didalamnya demi terciptanya pembelajaran yang optimal

sehingga dapat memotivasi peserta didik yang kurang aktif atau tidak pernah

aktif dalam proses pembelajaran menjadi aktif.

Classroom Meeting ini guru dituntut untuk bersikap hangat, sabar

kepada peserta didik, terampil dalam mengelola hubungan interpesonal dan

berkepribadian baik demi terciptanya suasana kelas yangbaik.Keterlibatan

pendidik dengan penuh kehangatan dan bersifat pribadi yang memungkinkan

para peserta didik berperilaku realistik. Dalam proses pembelajaran

menggunakan Classroom Meeting ini guru bertindak sebagai fasilitator yang


mengawasai jalannya diskusi,mencegah terjadinya sikap judgamental antar

peserta didik memberikan permasalahan kepada peserta didik didiskusikan

,memotivasi peserta didik agar aktif dalam diskusi,

menyimpulkan hasil diskusi dan melihat keaktifan peserta didik maupun

keberanian peserta didik dalam mengemukakan berbagai pendapat.

Classroom Meeting berbeda dengan model pembelajaran diskusi biasa

maupun model pembelajaran yang lain karenaClassroom Meeting termasuk

dalam model pembelajaran Personal yang dalam proses pembelajaran guru

menitik beratkan pada masing-masing individu.

d) Pengertian Model Pembelajaran Classroom Meeting

1. Model Pembelajaran Clasroom Meeting

Model pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert Glaser.Dia

mengembangkan teknik pengobatan yang dikenal dengan pengobatan nyata

(reality Trerapy).15Dia menduga bahwa manusia gagal mencapai tujuan yang

diinginkan tidak hanya disebabkan oleh dirinya tetapi pada tingkat hubungan

antara pribadi atau pada tingkat masyarakat.Lingkungan sosial adalah salah

satu penyebab kegagalan itu.Untuk itulah maka untuk meningkatkan

berhasilnya individu harus disalurkan melalui medium masyarakat.

Menurut Wiliam Glasser (Rusman) menjelaskan bahwa“Classroom

Meeting yaitu peserta didik yang mampu membentuk hubungan yang

harmonis serta mampu memproses imformasi secara efektif.16


Dalam melaksanakan model ini guru harus berupaya menciptakan kondisi

kelas yang kondusif,

:15Ibid,75.
16
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Raja Wali Pers, 2010), hal. 142.
agar peserta didik merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan

dirinya, baik emosional maupun intelektual.

Menurut Robert Glasser (Abdul Aziz Wahab) menjelaskan

bahwa“Classroom Meeting yaitu suatu model pembelajaran yang

dapatmenciptakan aktivitas peserta didik dalam memprakarsai masalah dan

mendiskusikannya secara bersama-sama dan mencari pemecahannya.17

Dalam melaksanakan model pembelajaran di kelas, perilaku guru

hendaknya dipandu oleh tiga dasar yaitu: pertama adalah prinsip keterlibatan

secara aktif yang berarti bahwa guru harus menampilkan kehangatan,

menunjukkan perhatian dan hubungan dengan peserta didiknya.Prinsip kedua

guru harus mendorong peserta didiknya untuk menerima tanggung jawab

untuk mendianogsis perilakunya sendiri dan teman kelasnya. Guru sendiri

tetap tidak memberikan penilaiannya. Prinsip yang ketiga upaya kerja sama

guru dan peserta didik untuk mengenali, memilih dan mengikuti dengan

perilaku yang berorientasi pada alternatif. Classroom Meetingadalah suatu

model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana keterbukaan, menang


sendiri untuk memahami perilaku, menumbuhkan tanggung jawab untuk

pengembangannya sendiri dan mengarahkan diri sendiri bagi perkembangan

yang seimbang.

17
Abdul Aziz WahabMetode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).(Bandung: Alfabeta 2008) hal. 88

Model pembelajaran Classroom Meeting,devinisinya menurut para

ahli antara lain,menurut Joyce dan Weil bahwa“Modelclassroom meeting

adalah model pembelajaranpersonal orientasinya pada pengembangan

diripeserta didik yaitu untuk mengembangkan hubunganyang produktif

dengan lingkungannya”18. Model inimenjadikan pribadi peserta didik yang

mampumembentuk hubungan yang harmonis sertamampu memproses

informasi secara selektif.Menurut teori ini, guru harus berupayamenciptakan

kondisi kelas yang kondusif, agarpeserta didik merasa bebas dalam belajar

danmengembangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual.Dari

pendapat di atas dapat disimpulkanbahwa model classroom

meeting/pertemuankelas, merupakan pendekatan secara personilyang

difokuskan pada pemecahan masalah sosial baik itu mengenai persahabatan,

kesendirianmaupun yang berkaitan dengan akademik.Model pembelajaran

pertemuan kelas untukmemecahkan masalah ini memiliki tiga tahapyaitu:

dalam pelaksanaannya menurut Joyce dan Weil, Tahap pertama :


Membangun Iklim(suasana) yang Kondusif.Tahap kedua:Menyajikan

Masalah Untuk Didiskusikan. Tahap ketiga :Membuat Keputusan Nilai

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Classroom

Meeting
18
Bruce Joyce Dan Marsya weil. Model of teaching .(Boston london. Toronto2006)

hal.33

1. Kelebihan Model Pembelajaran Classroom Meeting

a) Pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih sistematis dan terarah.


b) Pembelajaran melibatkan murid secara aktif.
c) Murid belajar lebih teratur dengan adanya pengawasan dari guru.
2. Kelemahan Model Pembelajaran Classroom Meeting

a) Membutuhkan pengawasan yang tegas dari guru untuk menjagaketenangan


kelas.
b) Dengan adanya kegiatan diskusi dikhawatirkan adanya tumpang tindih
tanggung jawab dalam belajar karena sebagian murid hanya
menghandalkan murid yang mampu saja.
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Classroom Meeting

Lebih lanjut Abdul Aziz mengemukakan langkah-langkah model

pembelajaran Classroom Meeting sebagai berikut:

(a)Guru menciptakan suasana belajar untuk melibatkan murid


secaralangsung dalam pembelajaran.
(b)Guru memberikan materi kepada murid untuk didiskusikan.
(c)Guru mengawasi murid dalam pembelajaran.
(d)Guru dan murid memecahkan masalah dari materi yang dipelajari.
(e)Guru meminta murid untuk mempersentasekan hasil pemecahan
masalah yang dilakukan.
(f)Guru menindak lanjuti hasil persentase murid atau follow up.19

1. Prestasi Belajar Peserta Didik

a) Pengertian Prestasi

Prestasi merupakan indikator penting dari hasil yang diperoleh

selama mengikuti pendidikan.Jika berdasarkan istilah atau tata bahasa yang

benar menurut kamus besar bahasa Indonesia,


19
Ibid.75
“ Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai”.20

Dalam konteks psikologi pendidikan, prestasi diartikan sebagai level

spesifik dari suatu keahlian atau kemampuan spesifik yang dimiliki

seseorang. Istilah prestasi umumnya tidak berdiri sendiri tetapi dikaitkan

dengan beberapa istilah seperti akademik, dan motivasi berprestasi.

Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam

melakukan kegiatan. Menurut W.S Winkel bahwa “Prestasi adalah perilaku

yang berorientasi tugas yang mengizinkan prestasi individu dievaluasi

menurut criteria dari dalam maupun dari luar, melibatkan individu untuk

berkompetensi dengan orang lain.”21Prestasi belajar merupakan hasil yang

telah dicapai dari suatu usaha yang telah dikerjakan dan diciptakan baik

secara individual atau kelompok berupa pengetahuan maupun keterampilan.

b) Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan individu

untuk suatu prubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap

menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil.

Teori- teori belajar, antara lain:

1. Teori belajar behaviorristik yaitu yang berasal dari behavior yang


artinya tingkah laku.
2. Teori belajar kognitif yang berarti berfikir
3. Teori belajar humanistik yang berarti suatu teori dalam pembelajaran
yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia.
20
TimPenyusunKamusPusatBahasaDalamIklsan,(Jakarta:RinekaCipta2012)hal1
21
W.S Winkel. Metodologi Penelitian, (Bandung: PT.Raja Rosdakarya 2010) hal.165

c) Pengertian Peserta Didik

Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum undang-

undang RI No. 20 Tahun 2003 bahwa “Sistem Pendidikan Nasional adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.” 22

Dengan demikian peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk

menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.

d) Prestasi Belajar Peserta Didik

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Istilah

prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer didefinisikan sebagai hasil yang telah

dicapai.Achmad Rantes Menyimpulkan bahwa: “belajar dalam arti luas dapat

diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya

suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respons utama, dengan syarat

bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh

adanya perubahan sementara”.23

Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang telah

dilakukan. Menurut Djamarah bahwa “Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah

diciptakan baik secara individual maupun kelompok”.24


22
Republik Indonesia,Undang-Undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003
TentangSidiknas,(Bandung:Permana.2006)hal.205
23
Achmad Rantes, S. B..Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
TerhadapHasil Belajar Kognitif Peserta Didik.(2017)hal.34
24
Djamaroh, S. B.. Strategi Belajar Mengajar.(Jakarta: Rineka Cipta.2008)hal.11
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah serangkaian dari kegiatan jiwa raga yang telah

dilakukan oleh seseorang dari suatu hasil yang telah dicapai sebagai

perubahan dari tingkah laku yang dilalui dengan pengalaman serta wawasan

untuk bisa berinteraksi dengan lingkungan yang menyangkut ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik yang telah dinyatakan dalam hasil akhir/raport.

e) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi pretasi belajar adalah antara lain

sebagai berikut :

1) Pengaruh pendidikan dan pembelajaran unggul


2) Perkembangan dan pengukuran otak, dan
3) Kecerdasan (intelegensi) emosional
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono merinci faktor yang

mempengaruhi prestasi dalam belajar digolongkan secara rinci menjadi dua

faktor yaitu internal dan eksternal.

1. Faktor internal :

a.) Faktor jasmani (fisiologi). Misalnya penglihatan,


pendengaran, struktur tubuh dan sebagainnya
b.) Faktor psikologi, antara lain:
(a). Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu
kecerdasan, bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu
prestasi yang telah dimiliki.
(b). Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi.
c. )Faktor kematangan fisik maupun psikis25
Abu, Ahmadi dan Widodo Supriyono.Psikologi Belajar. (Jakarta: PT.Rineka
25

Cipta.2014)hal.22
2. Faktor Eksternal :

a.) Faktor sosial yang terdiri atas


(1). Lingkungan keluarga
(2). Lingkungan sekolah
(3). Lingkungan masyarakat
(4). Lingkungan kelompok
b.) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi, kesenian
c.) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas
belajar, iklim.
B. Kajian Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1Penelitian yang Relevan

No Penelitian Sumber Judul Hasil

1 Ayu Sih Universitas Hubungan model Populasi dalam

Nugraheni Negeri pembelajaran penelitian ini

Yogjakarta numbered head sebanyak 42 peserta

together (NHT) didikdengan sampel

dengan hasil sebanyak 100

belajar Peserta peserta didik dengan

didik kelas VI di teknik pengambilan

SD begeri Selang sampel


kecamatan menggunakan teknik

Wonosoro sampling jenuh.

Kabupaten Pengumpulan data

Gunungkidul menggunakan

2005-2006 kuesioner dan

observasi. Metode

penelitian yang

digunakan dalam

penelitian ini adalah

metode korelasi

product. Selain itu

hasil analisi data

menunjukkan bahwa

peroleh skor hasil

belajar fengan hasil

perangket sebanyak

6,95 poin. Adapun

perolehan rata-rata

skor hasil

menunjukkan bahwa

rata-rata hasil
belajar peserta didik

dikelas lebih tinggi.

Ini berarti ada

hubungan positif

yang signifikan dari

model pembelajaran

numbered head

together (NHT)

terhadap hasil

belajar peserta didik

kelas VI di SD

negeri Selang

Kecamatan

Wonosoro

Kabupaten

Gunungkidul

2 Rikha Universitas Upaya Berdasarkan hasil

Takholimah Semarang meningkatkan penelitian, dapat

prestasi belajar siklus II diperoleh

peserta didik nilai tertinggi 9

melalui model sebanyak 1 peserta


pembelajaran didik yaitu nindya

pakem pada mata dan nilai terendah 6

pelajaran sejarah orang rata-rata kelas

pada peserta didik yaitu 7,15 yaitu

kelas XI IPS 2 sudah dengan

SMA N 1 pengertian bahwa

Pulokulon peserta didik yang

Kabupaten nilainya diatas atau

Grobogon Tahun sama dengan 6,5

Ajaran 2008/2009 sebanyak 23 peserta

didik atau mencapai

58,88% dan peserta

didik yang belum

tuntas belajar

sebanyak 16 peserta

didik atau mencapai

40,96%.

3 Wijayanti Universitas Pengaruh model Populasi dalam

Raharjo Muhammadiyah pembelajaran penelitian ini

Jakarta numbered head sebanyak 52 peserta

together (NHT) didik dengan sampel


terhadap hasil 100 peserta didik

belajar IPA dan teknik

peserta didik pengambilan sampel

kelas VI SD menggunakan teknik

Nurul Falah sampling jenuh.

Cilincing Jakarta metode penelitian

Utara Tahun yang diguanakan

Ajaran 2010/2011 dalam penelitian ini

adalah quast

eksperimen, hasil

analisis

menunjukkan

variabel model

pembelajaran NHT

(X) diperoleh r

hitung= 0,544

sedangkan nilai r

label =0.433 hal ini

berarti r hitung lebih

besar dari rlabel.

Oleh karena itu Ho


ditolak. Ini berarti

ada peengaruh

positif yang

signifikan dari

penggunaan model

pendekatan

pembelajaran

terhadap hasil

belajar IPA SD

Nurul Falah

Cilincing Jakarta

Utara Tahun Ajaran

2010/2011

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan kerangka pemikiran yang digunakan

dalam penelitian. Menurut Sugiyono kerangka berpikir adalah “ sintesa

tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideksripsikan.”26 Menurut Uma Sekaran bahwa : “Kerangka berpikir

merupakan sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman

yang lainnya”.27 Pemahaman yang saling mendasar dan menjadi pondasi bagi
setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan penelitian yang

telah dibuat, dan bagaimana teori berbagai faktor yang telah didentifikasikan

sebagai masalah yang penting. Sehingga dari situ dapat mengidentifikasikan

mana variabel bebas (X) dan mana variabel terikat (Y).


26
Sugiyono,Metode Penelitian Administrasi, (Bandung : Alfabeta,2007),hal 66
27
Ibid. 80
Penggunaan model pembelajaran classroom meeting ini merupakan

salah satu model yang digunakan dalam proses pembelajaran, yang diteliti

dari proses cara belajar ini adalah efek yang digunakan dalam proses

pembelajaran tersebut, cara belajar ini merupakan salah satu faktor yang

berhubungan terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka diduga ada pengaruh yang positif

antara model pembelajaran (X) dengan prestasi belajar (Y). Artinya semakin

efektif penggunaan model pembelajaran classroom meeting yang digunakan

maka semakin baik pula prestasi belajar peserta didik disekolah. Begitu pula

sebaliknya, semakin kurang efektif penggunaan model pembelajaran

classroom meeting, maka kurang baik pula prestasi belajar peserta didik

disekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka berpikir dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai