2018 - 71 - 043
MODUL I
PENGENALAN PERALATAN GARDU INDUK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Dapat memahami peralatan listrik pada gardu induk dan rangkaian / sirkitnya
Gardu Induk merupakan simpul didalam sistem tenaga listrik, yang terdiri dari susunan
dan rangkaian sejumlah perlengkapan yang dipasang menempati suatu lokasi tertentu
untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan tegangan
sesuai dengan tingkat tegangan kerjanya, tempat melakukan kerja switching rangkaian
suatu sistem tanaga listrik dan untuk menunjang keandalan sistem tenaga listrik terkait.
Gardu Induk adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET (Tegangan Ekstra Tinggi), TT
(Tegangan Tinggi) dan TM (Tegangan Menengah) yang terdiri dari bangunan dan
peralatan listrik.
Fungsi Gardu Induk adalah untuk menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai
dengan kebutuhan pada tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau
dari gardu induk lain.
BAB II
METODE PENELITIAN
Peralatan Hubung terdiri dari PMT (Pemutus Tenaga) untuk membuka dan menutup
sirkit dalam keadaan tanpa beban dan dalam keadaan berbeban, bahlan membuka saat ada
gangguan, dan PMS (Pemisah) untuk membuka dan menutup sirkit dalam keadaan tanpa
beban. Yang dimaksud dengan peralatan sebagai kelengkapan alat ukur adalah trafo arus
dan trafo tegangan, yaitu alat untuk menurunkan arus maupun tegangan dengan
perbandingan / ratio tertentu sesuai dengan batas ukur alat ukurnya. Fungsi lain dari trafo
arus dan trafo tegangan adalah sebagai kelengkapan sistem proteksi. Pada trafo ukur
biasanya pada keluarannya dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu khusus untuk
pengukuran dan satu lagi khusus untuk proteksi.
Perbedaan keduanya adalah tingkat kejenuhan, dimana Trafo arus untuk pengukuran
dibuat lebih cepat jenuh dibandingkan trafo arus untuk proteksi. Hal ini dimaksudkan agar
tidak merusak alat ukur jika terjadi arus lebih sebaliknya agar peralatan proteksi dapat
bekerja dengan cermat apabila terjadi ganguan arus lebih. Pengaman yang dimaksud pada
peralatan utama di gardu induk adalah arrester, yaitu alat pengaman terhadap sambaran
petir pada jaringan transmisi maupun yang terjadi pada srandang hubung / switch yard.
2.2Teori Tambahan
Pengertian dan Fungsi Gardu Induk
Gardu Induk adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET (Tegangan Ekstra Tinggi), TT
(Tegangan Tinggi) dan TM (Tegangan Menengah) yang terdiri dari bangunan dan peralatan
listrik. Fungsi Gardu Induk adalah untuk menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai
dengan kebutuhan pada tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau
dari gardu induk lain.
Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbuka yang luas, maka disebut switch
yard.
Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbatas (sempit) dan di dalam
gedung, maka disebut switchgear.
Sebenarnya yang dimaksud switchgear, adalah peralatan yang ada di switc yard.
Jadi yang dimaksud switch yard, adalah nama yang diperuntukkan bagi gardu konvensional.
Sedangkan switchgear, adalah nama yang diperuntukkan bagi Gas Insulated Substation (GIS).
Transformator daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan
titik neutral dari trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformer (NCT).
Perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo, yang disebut Neutral Grounding Resistance
(NGR).
Komponen yang dipasang antara titik neutral trafo dengan pentanahan. Berfungsi untuk
memperkecil arus gangguan yang terjadi.
Diperlukan proteksi yang praktis dan biasanya tidak terlalu mahal, karena karakteristik relay
dipengaruhi oleh sistem pentanahan neutral.
Adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan
berbeban (berarus).
CB dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi
gangguan.
Karena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka
pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api.
Pemadam busur api berupa :
Minyak (OCB).
BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO
STT_PLN 4
Nurinsani
2018 - 71 - 043
Udara (ACB).
Gas (GCB).
4. Disconnecting Switch (DS)
Adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan
tidak berbeban.
Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat isolatif atau tidak bisa
menyalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan yang menyebabkan LA bekerja,
maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.
Berfungsi merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil atau memperkecil
besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan
proteksi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Analisa
Pada praktikum yang telah dilakukan modul 1 yang berjudul Pengenalan
Peralatan Gardu Induk, Gardu induk adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET
(Tegangan Ekstra Tinggi), TT (Tegangan Tinggi) dan TM (Tegangan Menengah)
yang terdiri dari bangunan dan peralatan listrik.fungsi dari Gardu Induk sendiri untuk
menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada tegangan
tertentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau dari gardu induk lain.
Peralatan utama dari gardu Induk yaitu, peralatan hubung, peralatan ukur, dan
peralatan pengaman, peralatan ukur terdiri dari PMT ( Pemutus Tenaga) berfungsi
untuk membuja dan menutup sirkit, dengan 2 kondisi, kondisi pertama saat
bertegangan dan tidak berkondisi, PMT CB juga terdapat pemadan terbagi menjadi
dua yitu, gas (SUF6) dan minyak. Lalu busur api. Peralatan Ukur, adalah trafo arus
dan trafo tegangan, yaitu alat untuk menurunkan arus maupun tegangan dengan
perbandingan / ratio tertentu sesuai dengan batas ukur. Fungsi lain dari trafo arus
dan tegangan adalah sebagai kelengkapan system proteksi,pada trafo ukur biasanya
pada keluarannya dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu khusus untuk pengukuran
dan satu khusus untuk proteksi. Dan peralatan pengaman pada Gardu Induk adalah
arrester,arrester adalah suatu alat pengaman terhadap sembaran petir pada jaringan
transmisi maupun yang terjadi pada srandang hubung / switch yard, switch yard
terbagi menjadi dua yaitu, pasangan dalam dan pasangan luar.
Dari gambar rangkaian peralatan pada Gardu Induk terdapat dua saluran, saluran
distribusi dan saluran transmisi. Pada saluran transmisi terdapat arrester yaitu apabila
ada sambar petir pada jaringan transmisi maupun yang sering terjadi pada srandang
hubung / switch yard. Alat pelindung terhadap gangguan surja ini berfungsi
melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan
lebih yang datang dan mengalirkannya ketanah, arrester juga kita pasang keramik pada
alat tersebut ketika terjaid hujan atau sambaran petir maka alat tersebut tidak akan
rusak dan air yang mengalir tidak langsung jatuh ke arresternya. Unit Rating yang
dipakai pada arrester 9 KV, Unit Position 2TOP, Unit Type 1MB90 dan arrester type 2
MB150. PT ( Potensial Transformator), berfungdi untuk menurunkan tegangan yang
3.3 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. PMS dipasang dalam rangkaian pengenalan Gardu Induk, karena ada yang
bekerja dengan satu kondisi dan ada yang bekerja dua kondisi.
2. Gardu Induk adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET (Tegangan Ekstra
Tinggi), TT (Tegangan Tinggi) dan TM (Tegangan Menengah) yang terdiri
dari bangunan dan peralatan listrik.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://ichsandi.blogspot.com/2010/04/peranan-gardu-induk-dalam-sistem.html
MODUL II
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN TRAFO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Dapat menentukan kondisi dan karakteristik Trafo Arus
BAB II
METODE PENELITIAN
Trafo arus digunakan untuk menurunkan arus sesuai ratio arus primer dan sekunder,
serta sekaligus untuk mengisolasi tegangan kumparan primer dengan kumparan sekunder.
Pada dasarnya perbandingan arus dari sisi primer dan sekunder hasilnya adalah sesuai
dengan perbandingan transformasinya, tetapi untuk Trafo Arus untuk keperluan
pengukuran dibatasi jika nilai arus primernya sudah melebihi batasnya, maka arus
sekunder rationya sudah tidak berlaku lagi, yaitu memang sengaja dibuat agar arus
sekundernya menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan rationya. Pada Trafo Arus
keperluan proteksi, jika arus primernya sudah melebihi batasnya, maka arus nilai
sekundernya masih sesuai dengan perbandingan transformasinya.
CT umumnya selain digunakan sebagai media pembacaan juga digunakan dalam sistem
proteksi sistem tenaga listrik. Sistem proteksi dalam sistem tenaga listrik sangatlah
kompleks sehingga CT itu sendiri dibuat dengan spesifikasi dan kelas yang bervariatif
sesuai dengan kebituhan sistem yang ada.
1. Ratio CT, rasio CT merupakan spesifikasi dasar yang harus ada pada CT, dimana
representasi nilai arus yang ada di lapangan di hitung dari besarnya rasio CT. Misal CT
dengan rasio 2000/5A, nilai yang terukur di skunder CT adalah 2.5A, maka nilai aktual
arus yang mengalir di penghantar adalah 1000A. Kesalahan rasio ataupun besarnya
presentasi error (%err.) dapat berdampak pada besarnya kesalahan pembacaan di alat
ukur, kesalahan penghitungan tarif, dan kesalahan operasi sistem proteksi.
Contoh-contoh beserta uraian dalam artikel kali ini saya ambil dari pengalaman-
pengalaman saya melakukan SAT CT dan HV Equipments pada Project: Cikarang
Listrindo 4x60MW Gas Power Plant Project, Inalum 275kV OHL Prot’n Panel
Replacement Project, dan 2x250MW Muara Karang Gas Power Plant Project.
Ratio Test
Di balik itu ternyata banyak CT yang hasil pengukurannya tidak linear / atau tidak
berbanding lurus dengan rasio yang tertera. Dengan kata lain nilai presentase error-
reading-nya bervariatif dan umumnya semakin kecil arus yang diberikan,
presentase error-reading-nya semakin besar melampaui batas spesifikasi CT yang
tertera pada nameplate. Padahal untuk beberapa sistem proteksi seperti Distance
Relay menggunakan pembacaan parameter arus pada nilai yang rendah.
2. Slide regulator 1, berfungsi untuk pengaturan arus secara halus, sedangkan slide
regulator 2 untuk pengaturan yang lebih halus
3. Posisikan kedua slide regulator pada posisi “nol”
4. Masukkan sumber tegangan
5. Atur besaran arus yang masuk ke sisi primer trafo arus secara bertahap melalui slide
regulator
6. Catat hasil pengukuran arus dan tegangan pada sisi sekundernya.
7. Buat grafik arus sekunder terhadap arus primer
8. Buatlah grafk tegangan sekunder terhadap arus sekunder
9. Lakukan percobaan berikutnya dengan beban lebih
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tegangan
No I Primer I Sekunder
(Prosentase)
1 10 22,28 2,39
2 20 26,77 4.71
3 30 70,6 7.05
4 40 93,9 8.99
5 50 112,5 9.93
3.2 Analisa
Pada praktikum modul 2 yang berjudul pemeriksaan dan pengujian Trafo Arus,
trafo arus merupakan perantara pengukuran arus, dimana keterbatasan kemampuan
baca pada alat ukur. Trafo arus selain kita gunakan dalam membaca alat ukur, trafo
arus berfungsi juga sebagai system proteksi tenaga listrik. Trafo arus juga memiliki
fungsi sebagai proteksi yang artinya trafo arus lebih mampu menahan gangguan dan
trafo arus sebagai pengukuran yang memiliki ketelitian lebih tinggi dan trafo arus
tersebut memiliki karakteristik masing-masing.
Alat yang digunakan pada percobaan ini digital clamp on multi meter
(pengukur arus ) amperemeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik
baik untuk arus DC maupun AC yang terdapat dalam rangkaian tertutup. Begitupun
dengan Pengukur tegangan (Voltmeter) hambatan Listrik (Ohm Meter), dan juga arus
listrik (Ampere). Slide regulator tegangan berfungsi untuk mengukur tegangan. Suber
tegangan listrik arus searah Dc (Direct Current) ada bebarapa macam sumber tegangan
misalnya sel volta, elemen kering (baterai), akumulator solar sel dan dan dynamo arus
searah. Sumber tegangan listrik arus bolak-balik (AC), contoh tegangan arus Ac
adalah generator, dynamo sepedan dan listrik PLN.
Pada rangakaian tersebut terdapat Trafo halus dan kasar, trafo 1 merupakan
trafo yang halus dan trafo 2 merupakan trafo yang kasar. Slide regulator berfungsi
untuk pangatur tegangan. Slide regulator 1 berfungsi untuk pengaturan arus secara
halus, sedangkan slide regulator 2 untuk pengukuran trafo yang lebih halus.
3.3 Kesimpulan
1. Pada pengukuran Tegangan sekunder kita hubung singkat jadi nilai yang didaptkan tidak
bernilai (0)
2. trafo arus digunakan untuk menurunkan arus sesuai ratio primer dan sekunder, serta
sekaligus untuk mengisolasi tegangan kumparan primer dengan kumparan sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
MODUL III
IMPEDANSI TRAFO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Dapat menentukan nilai impedansi trafo
1.3Latar Belakang
BAB II
METODE PENELITIAN
Mengetahui nilai impedansi trafo daya yang biasa dinyatakan dalam persen
mempunyai tujuan :
1. Untuk menentukan karakteristik alat proteksi terhadap gangguan hubung singkat pada
trafo (saat melebihi arus nominal maka trafo memutus maksimal 2 detik)
2. Sebagai salah satu prasyarat untuk mempararel trafo daya.
Cara untuk mengetahu impedansi adalah mengalirkan arus pada kumparan primer atau
sekunder sampai pada nilai nominalnya, kemudian mengambil data tegangan pada
terminal primer atau sekunder dan membandingkan dengan tegangan nominalnya
Vdrop = V x Z(%) ,
Vdrop = 72 V
Dari hasil perhitungan diatas didapat nilai voltage drop adalah sebesar 72V, hal ini
berarti akan ada penurunan tegangan sebesar 72-volt disisi belitan tegangan tinggi
yang ditimbulkan karena rugi - rugi pada belitan dan intri transformator ketika
transformator tersebut dibebani penuh.
Nilai arus sebesar 100 A, didapat dari nilai pengukuran arus beban penuh yang ketika
dilakukan metode pengujian dimana salah satu sisi transformator dihubung singkat.
Atau bisa dilihat dari name plate transformator itu sendiri, dimana disana dicantumkan
nilai arus saat beban penuh.
Perlu dingat, impedansi merupakan penjumlahan nilai resistif dan reaktif suatu
komponen, sehingga nilai impedansi yang didapat diatas (0,72 ohm) terdiri dari unsur
resitif dan reaktif.
4. Naikkan tegangan masuk pada trafo yang diuji secara bertahadp dan pelan-pelan
sampai menunjukkan arus nominal trafo tersebut
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.3 Kesimpulan
1. nominal trafo primer 3,7 ketika arusnya sudah mencapai pada 3,7 maka kita akan
pindah ketegangan untuk mengukurnya.
2. apapun yang kuta hubung singkat maka tegangan yang didaptkan tidak bernilai atau
(0)
DAFTAR PUSTAKA
1. https://direktorilistrik.blogspot.com/2014/02/Percent-Impedance-Persen-Impedansi-
Transformator.html
MODUL IV
VEKTOR GRUP TRAFO DAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Dapat menentukan vector grup Trafo Daya
1.3Latar Belakang
Yang dimaksud dengan vektor grup pada trafo daya, adalah perbedaan sudut antara
sisi primer dengan sisi sekunder sebagai akibat dari hubungan dari terminal-terminal
kumparan primer dan kumparan sekunder. Penyebutan vektor grup dinyatakan dengan
penyebutan hubungan sisi primer yang dinyatakan dengan huruf besar, kemudian
hubungan sisi sekunder dengan huruf kecil dan angka merupakan besarnya sudut
perbedaan primer dengan sekunder yang dibagi dengan 30 derajat.
Fungsi dari Vektor grup hanya digunakan pada saat akan memparalel trafo, yaitu trafo
bisa diparalel dengan trafo lain jika empunyai vector yang sama apabila dipaksakan
dengan yang berbeda maka akan terjadi rangkaian hubung singkat.
BAB II
METODE PENELITIAN
5. Kemudian kita melihat angka Vektor, contoh yang diberikan adalah Vektor Y4,
berarti ada pergesaran sebesar 4 x 30 = 120. Atau dapat juga diartikan vektor arah
jam 4 (jam 4 membentuk sudut 120 terhadap angka 12 atau point A pada gambar ).
Karena bergeser 120 derajat maka vektor mengarah ke titik B yang membentuk
sudut 120 antara garis W1 dengan W2.
6. Pada pergeseran ini, yang bergeser selalu adalah belitan W1. Jadi jika diawal garis
W1 mengarah ketitik A, kemudian karna digeser 120 derajat, maka W1 akan
mengarah ketitik B. Sehinga W2 dan W3 ikut bergeser menyesuaikan dengan
pergeseran W1. Sehingga gambarnya menjadi sbb :
7.
8. Gambar yang terbentuk sekarang adalah Vektor Diagram Y4. Perhatikan titik A, B
dan C , posisinya selalu tetap. Dan yang bergeser adlah posisi W1 yang
menyesuaikan dengan besarnya sudut yang digeser.
9. Dari gambar vektor Y4 kita dapat menggambar hubungna belitan trafo tersebut,
yaitu titik pertemuan ketiga garis (titik pusat) adalah hubungna singkat ketiga
belitan (yang menbentuk hubungan Y).
12.
Mungkin dalam penulisan ini, penjelasan dari saya kurang pas. Untuk itu silahkan
mengajukan pertanyaan terkait artikel ini dengan menulis pertanyaannya pada kolom
kementar. Saya dengan senang hati akan menjawabnya.
Percobaan 1
1. Lakukan pengawatan untuk mengetahui vector grup trafo daya seperti pada gambar di
bawah :
Percobaan 2
1. Lakukan pengawatan untuk mengetahui vector grup trafo daya seperti pada gambar di
bawah :
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan 2
Primer- Sekunder- Primer-Sekunder (Volt)
Primer (Volt) Sekunder
BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO
STT_PLN 33
Nurinsani
2018 - 71 - 043
(Volt)
R-S 378.9 r-s 217.4 R-r 196 S-r 378.6 T-r 375.4
R-T 375.5 r-t 215.9 R-s 217.4 S-s 595 T-s 517
S-T 379.6 s-t 218.3 R-t 215.7 S-t 520 T-t 591
3.2 Analisa
Pada praktikum modul 5, yang berjudul Vektor grup Trafo Daya. Vektor Grup
Trado Daya untuk mengetahui apakah apabila kedua vector grup tersebut berbeda.
Transformator daya merupakan salah satu jenis transformator yang digunakan untuk
menaikkan tegangan (step-up) yang berasal dari generator kemudian tegangan yang
telah dinaikkan tersebut, maka akan dinaikkan menuju switch yard selanjutnya akan
didistribusikan menujun konsumen.
Untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi sehingga
arus yang terbawa adalah aliran arus rendah yang berarti mengurangi rugi-rugi panas
yang menyertainya
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut:
Pasangan:
Pasangan dalam
Pasanga luar
Pendinginan
Menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut: (lihat Tabel 1)
Fungsi/Pemakaian
Transformator mesin
Transformator Gardu Induk
Transformator Distribusi
• Kapasitas dan Tegangan
Dari data pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan pertama , kita
mengukur primer-primer, sekunder-sekunder, dan primer sekunder. Pada primer-
primer R-S nilai yang didapatkan sebesar 379.1 volt pada sekunder r-s nilai sebesar
3.3 Kesimpulan
1. apapun yang kita hubung singkatakan pada tegangan, nilai yang didapatkan tak
bernilai atau (0).
2. fungsi dari verktor grup hanya digunakan pada saat akan memparalel trafo, yaitu
trafo bisa diparalel dengan trafo lain jika mempunyai vector grup yang sama dan
apabila dipaksakan dengan yang berbeda makan akan terjadi hubung singkat.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://direktorilistrik.blogspot.com/2017/07/Vektor-Group-pada-Transformator-ii.html
MODUL V
PARALEL TRAFO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Dapat melaksanakan melakukan parallel trafo daya
BAB II
METODE PENELITIAN
Prinsip kerja
Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnetik Tegangan
masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan Fluks Magnet yang
idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini
menginduksikan Gaya Gerak Listrik (ggl) dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi
sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Jenis Trafo
Step-Up
Step-Down
2.3 Langkah Praktek
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, trafo daya adala suatu
peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Multimeter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur listrik tegangan voltmeter), hambatan listrik ( Ohm
Meter). Dan arus listrik (Ampere). Multimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur listrik dengan tegangan (Volmeter), Hambatan listrik (Ohm Meter), dan
arus listrik (Ampere). Saklar Penguhubung 3 fasa, saklar atau switch adalah sebuah
alat yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus listrik, jenis-jenis saklar
pada umumnya dibedakan mejadi :
1. Saklar manual
2. Saklar Magnetik (MC)
3. Saklar Otomatis
Beban Trafo (lampu), disini untuk mengetahui nyala atau tidaknya lampu
tersebut pada rangkaian. Dan sumber tegangan dapat dihasilkan dari beberapa jenis
sumber energy, diantaranya dari energy kimia (misalnya, aki dan baterai), dari energy
gerak (misalnya Generator) dan energy matahari (misalnya solar panel), sumber
tegangan listrik dapat dibedakan menjadi dua yaitu, Sumber tegangan listrik arus
searah atau DC (Direct Current) ada beberapa maca sumber tegangan searah misalnya
sel volta, elemen kering (baterai), akumulator, solar sel dan dynamo arus searah. dan
Dari percobaan yang pertama dengan parallel trafo dengan vector yang sama
YYO, keadaan lampu terang, sedangkan pada percobaan yang kedua parallel trafo
dengan vektro grup tidak sama YY6 keadaan lampu nge trip atau tidak nyala.YYO
netralnya kita hubungkan ke netral juga sedangkan YY6 kita tidak hubungkan pada
kabel netralnya. Percobaan yang kedua ini terdapat kesalahan pada keadaan lampu
yang dijumper pada trafo tersebut sehingga percobaan yang kia lakukan pada lampu
beban menyala.
3.3 Kesimpulan
1. memparalel trafo daya di GI bisa dilakukan, tujuannya anatar lain agar di GI tidak
hanya tersedia satu buah trafo saja, sehingga apabila ada gangguan trafo maah
menyebabkan pemadaman total.
2. fungsi parallel adalah untuk menyuplai beban yang besar
DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Transformator
2. https://direktorilistrik.blogspot.com/2016/12/paralel-transformator-dengan-vektor-
group-beda.html