Sepak Takraw Pada awalnya, saya mengikuti eskul sepak takraw di kelas 3 SD ( sekolah dasar ). Dimana saat itu ada seorang guru yang bernama ibu Amel memberitahu bahwa dibuka eskul terbaru di sekolah tersebut yaitu sepak takraw dan saya tertarik untuk mengikutinya. Akhirnya saya mendaftar untuk berganbung di eskul tersebut. Selama kelas 3, saya mengikuti kegiatannya dengan rutin karena itu sudah tanggung jawabku ketika mengikuti ekskul tersebut. Meskipun latihan dasarnya sukit tapi saya tetap melakukannya dengan baik. Saya merasa senang dan enjoy melakukan kegitan tersebut, sampai dimana kaki saya terkelir dan tidak bisa mengikuti latihan lagi. Saya tidak pernah latihan lagi sampai saya kelas 6 SD. Lalu, saat mau tamat SD tiba-tiba ibu Amel menghampiri saya untuk menawarkan saya bergabung di club sepak takraw di muara enim dan saya menyetujui untuk bergabung di club tersebut. Sampai dimana saya saat itu kelas 7 SMP tepatnya semester 1 saya datang ke pusat latihan yang ad di gor muara enim. Saya sangat antusias mengikuti latihan itu karena saya sangat menyukai olahraga tersebut. Lalu, seiring berjalannya waktu saya berlatih selama 6 bulan dengan posisi saya sebagai tekong ( servis ) dan telah digabungkan sama senior - senior yang lainnya. Tak lama kami mendapatkan kabar bahwa ada perlombaan yaitu PORPROV di Lubuk Linggau dan saya semakin semangat untuk berlatih karena ada seleksi terlebih dahulu agar bisa mengikuti porprov tersebut. Lalu selama 1 bulan kami mengikuti seleksi agar bisa mengikuti perlombaan tersebut. Dan tiba saatnya pengumuman siapa saja atlet yang mengikuti ajang perlombaan itu sampai dimana ada nama saya dan saya sangat gembira sekali. Saya akan membuktikan jika saya bisa memenangkan perlombaan tersebut bersama team saya. Setelah melewati seleksi dan latihan yang ketat, perlombaan pun tiba. Jujur saat itu saya sangat gugup sekali karena ini perlombaan pertama saya dan langsung mengikuti event yang besar. Saat itu saya mengikuti beberapa nomor dalam perlombaan diantaranya adalah berteam dan beregu. Sekedar informasi bahwa dalam permainan sepak takraw itu dalam satu team terdiri dari 3 orang dimana terdapat pengumpan, tekong ( service ), dan smash ( penyerang ). Di nomor berteam kami hanya mendapatkan perunggu karena saat itu kami satu full dengan Palembang dan Ogan Ilir. Karena kami tidak ingin mengecewakan orang tua dan pelatih maka kami bertekad untuk mendapatkan medali emas dalam nomor beregu dimana dalam nomor ini terdiri dari 5 pemain diantaranya 3 pemain utama dan 2 cadangan. Saat itu saya dipercaya menjadi pemain utama dan alhamdulillah kami masuk final setelah melawan Lubuk Linggau, Prabumulih, Musi Rawas, Lahat dan Musi Banyuasin. Disaat final kami menampilkan yang terbaik dimana set pertama team kami menang dengan skor 21 – 18. Di set kedua kami mencapi skor 24 – 24 dimana batas skor sepak takraw itu 25 maka jika berhasil mendapatkan 1 skor lagi maka kami mendapatkan medali emas tersebut. Pertandingan berjalan sangat sengit dimana kami dan Ogan Ilir sama – sama memiliki skill yang baik sampai dimana team Ogan Ilir melakukan kesalahan dan kami berhasil mendapatkan point akhir tersebut. Akhirnya kami bisa mendapatkan medali emas yang kami harapkan. Pesannya jangan mudah putus asa sebelum mencoba terlebih dahulu. Semakin sulit perjuangan yang kita lakukan, semakin besar kemenangan yang akan kita dapatkan nantinya.