Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yusnita Sri Handayani

NIM : 181711032
Kelas : 3A TEN

Mengapa PLT Baru Terbarukan diperlukan?


Energy Baru dan Terbarukan adalah energy yang berasal dari proses alam yang diisi ulang
secara terus menerus dan secara berkelanjutan dapat terus diproduksi tanpa harus
menunggu waktu jutaan tahun layaknya energy berbasis fosil. Energy Baru Terbarukan
merupakan energy alternative yang dapat dimanfaatkan oleh manusia di zaman modern ini
sebagai pengganti dari energy fosil yang sifatnya tidak dapat diperbaharui. Pemahaman
Energi Baru Terbarukan menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2007 dapat
diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu “Energi baru” yang berasal dari sumber energy
baru yaitu jenis-jenis energy yang pada saat ini belum dipergunakan secara massal oleh
manusia dan masih dalam tahap pengembangan teknologi. Sedangkan “Energi
Terbarukan” merupakan energy yang berasal dari sumber energy terbarukan yang
ketersediaan sumbernya bisa digunakan kembali setelah sumber itu digunakan atau
dihabiskan. Selain itu, pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dinilai lebih ramah
lingkungan karena mampu mengurangi pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan
jika dibandingkan dengan energy tak terbarukan karena energy baru terbarukan cukup
cepat untuk dapat dipulihkan kembali secara alami. Artinya Energi Baru Terbarukan yang
dihasilkan dari sumber daya energy yang secara alami tidak akan habis jumlahnya dan
dapat bersifat berkelanjutan apabila dikelola dengan baik. Oleh karena itu, Energi Baru dan
Terbarukan dapat disebut juga sebagai energy yang berkelanjutan (sustainable energy).
Ada beberapa alasan kenapa energi baru terbarukan diperlukan yaitu diantaranya:
1. Energi terbarukan minim gas rumah kaca (Green House Gas).
2. Masyarakat global ke depan menghendaki terjadinya pertumbuhan ekonomi
berbasis low carbon economic, dengan kata lain penggerak ekonomi di masa akan datang
dimotori oleh energi bersih dan terbarukan.
3. Komitmen Indonesia di KTT Perubahan Iklim Paris 2015, di mana Indonesia memiliki
tanggung jawab menurunkan gas rumah kaca 29% pada tahun 2030. Oleh karena itu, untuk
mencapai tujuan tersebut pengembangan energi bersih dan terbarukan (renewable energy)
harus diutamakan.
4. Berkembangnya teknologi mobil listrik ke depan yang tidak lagi menggunakan energi
fosil (bahan bakar minyak dan gas) tapi menggunakan listrik yang dapat diproduksi dari
energi terbarukan, juga mengarah kepada pentingnya energi terbarukan di masa akan
datang.
5. Energi terbarukan juga dapat berperan sebagai substitusi bagi penurunan produksi
minyak bumi Indonesia, minyak sawit dicampur solar menjadi biodiesel (sekarang sudah
B-20), dapat mengurangi impor BBM yang berbasis energi fosil.
6. Berkembangnya teknologi energi terbarukan seperti listrik pembangkit tenaga surya,
dapat menjadi jawaban bagi pedesaan yang belum terjangkau oleh listrik PLN di kawasan
remote area. Desa-desa yang jauh dari ketersediaan transmisi dapat memasang listrik
tenaga Surya dan juga angin dan mikrohidro setempat.
7. Kebijakan Energi Nasional (KEN) sesuai Peraturan Pemerintah No.79/2014, bauran
energi tahun 2025 adalah minyak 25%, gas 22%, batubara 22 % dan sisanya 23% berasal
dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

Energi adalah modal dasar dalam melakukan pembangunan nasional. Ketersediaan sumber
energi mutlak untuk menjalankan berbagai aktivitas dalam kehidupan kita. Menurut
beberapa ahli berpendapat bahwa dengan pola konsumsi seperti sekarang, maka dalam
waktu 50 tahun cadangan bahan bakar fosil akan habis, ini bisa dilihat dari naiknya harga
minyak di dalam negeri dan tidak stabilnya harga minyak di pasar internasional.

Jika dikaitkan dengan penggunan sumber energi fosil sebagai bahan bakar sistem
pembangkit listrik, maka kebisaan tersebut akan meningkatkan pula biaya operasional
pembangkit yang berpengaruh langsung terhadap biaya produksi listriknya yang berimbas
langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, maka dari itu kita memerlukan mengunakan
energi dari sumber energi terbarukan agar bisa menghemat penggunaan bahan bakar fosil
yang sekarang kita gunakan ini.

Jadi, dapat saya simpulkan memang selama ini pemakaian energi bahan bakar fosil di
Indonesia lebih dominan jika dibandingkan dengan penggunaan energi terbarukan dan nilai
sumber daya energi terbarukan sampai saat ini memang belum bisa menggantikan
kedudukan sumber daya energi fosil sebagai bahan baku pembangkit listrik. Sebagai
contoh penggunaan kendaraan bermotor dan peralatan rumah tangga semua menggunakan
bahan bakar fosil. Kondisi ini sangat menghawatirkan karena sumber energi fosil
ketersediannya makin tahun makin menyusut.

Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita tidak boleh tergantung dengan bahan bakar fosil
yang tidak bisa di perbaharui. Indonesia masih banyak memiliki energi alternative lain
yang melimpah dan siap untuk di potensial untuk di kembangkan. Potensi sumber daya
energi terbarukan seperti matahari, angin, air dan sampah secara prinsip memang tersedia
secara terus menerus di alam. Namun pada dasarnya potensi yang kita dapat manfaatkan
adalah terbatas.
Tidak di setiap daerah dan setiap waktu matahari bersinar cerah, air mengalir deras dan
angin bertiup dengan. Namun dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten di bidangnya, teknologi yang mendukung untuk penyerapan energi dapat
dipastikan energi terbarukan mampu membantu menghemat bahan bakar minyak atau fosil
yang nantinya bisa membantu ekonomi Indonesia kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai