Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM PRAKTIKUM

PEMBANGKIT DAN PENYALURAN SISTEM TENAGA


LISTRIK
“Pengujian Karakteristik Generator dan Sinkronisasi“

OLEH :

DHANI JULIANTO PUTRA

42123252

4C – D4 TEKNIK LISTRIK (RPL)

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2023
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik generator tanpa beban
2. Mahasiswa dapat menentukan karakteristik generator berbeban R, L dan C
3. Mahasiswa dapat mengetahui persyaratan dan proses sinkronisasi.

II. Teori Dasar


Ketika suatu generator tiga fase mendapatkan energy mekanik (atau diputar oleh
penggerak mula/ prime mover) dan rangkaian eksitasinya diberian suplai tegangan
dc, maka sesuai hukum induksi akan terjadi proses induksi tegangan tiga fase ke
belitan stator. Tegangan output dari generator ini sangat tergantung dari flux
magnet, namun flux magnet tidak selalu proporsional terhadap arus magnetisasi
dc karena adanya saturasi pada inti besi.

Gambar 1. Pembangkitan tegangan tiga fase pada generator


Hubungan antara tegangan output generator terhadap arus eksitasi tersebut seperti
terlihat pada gambar 2 di bawah ini, yang selanjutnya disebut sebagai karakteristik
generator tanpa beban.

Gambar 2. Karakteristik generator tanpa beban.


Dalam aplikasinya pembangkit dalam suatu sistem akan menyuplai energy listrik
untuk berbagai variasi beban pada konsumen. Jenis-jenis beban listrik tersebut
antara lain:

- Beban resistif – resistif load (R).


- Beban Reaktif – reactive load yang terdiri atas:
• beban kapasitif – capacitive load
• beban induktif – inductive load

Beban resistif
Beban resistif mengubah energy, dibagi menjadi:
• Beban resistif murni, dimana energy diubah menjadi panas saja. Contohnya
o Tahanan saluran
o Pemanas
o Rugi panas pada mesin listrik dan peralatan elektronika.
• Beban lainnya. Hampit semua jenis beban ini adalah kombinasi antara
beban resistif dan reaktif. Energi litrik dikonversi menjadi berbagai bentuk
energy yang umumnya tidak linier. Contoh beban:
o Motor-motor
o Lampu T
o Peralatan elektronik
Beban reaktif
Beban ini menyimpan energy dalam suatu periode tertentu dan selanjutnya
melepaskannya. Sifat ini dicerminkan dalam nilai reaktansinya x. Beban reaktif
terdiri dari:
• Beban Kapasitif
Beban kapasitif menyimpan energy dalam medan listrik. Sumber beban
kapasitif adalah:
o Kapasitansi saluran
o Kapasitor untuk kompensasi
o Kapasitor sebagai filter
o Kapasitor untuk penyimpan energy
• Beban Induktif
Induktif load menyimpan energy dalam medan listrik. Sumber beban induktif
antara lain:
o Induktansi saluran
o Belitan mesin yang memiliki rangkaian medan
o Reaktor pembatas arus – current limiting current
o Pemanas induktif

Hampir semua beban merukan gabungan dari R dan x, baik itu motor, lampu TL
dan reactor. Gabungan jenis beban ini membentuk impedansi (Z) yang dinyatakan
sebagai berikut:

𝑍 = √𝑅 2 + 𝑋2

Jika ketiga beban tersebut dihubungkan ke genarator secara terpisah, maka akan
diperoleh karakteristik sebagai berikut

:
Gambar 3.
Karekteristik tegangan output generator untuk berbagai jenis beban R, L dan C
Beban C cenderung meningkatkan tegangan output generator sebaliknya beban R
dan L menurunkan tegangan output generator.

Sinkronisasi

Sinkronisasi dilakukan bilamana pembangkit yang beroperasi sudah


mendekati batas kapasitas suplainya serta untuk meningkatkan keandalan suatu
sistem. Ketika dua pembangkit atau dua saluran dalam suatu sistem akan
dihubungkan atau disinkronkan maka ada tiga kondisi yang harus terpenuhi
yakni tegangan di kedua saluran harus memiliki amplituo, fase dan frekuensi
yang (hampir) sama. Jika ada salah satu parameter yang berbeda maka akan
menghasilkan pengaliran arus dari generator ke sistem/ grid/ PLN ataupun
sebaliknya.

Gambar 1.
Bentuk gelombang tegangan dari dua sumber berbeda yang akan diparalelkan
III. Alat dan Bahan
1. Modul Pembangkit, transmisi dan beban (Ex Terco)
2. Kabel secukupnya

IV. Rangkaian Percobaan


A. Karakteristik generator tanpa beban

B. Karakteristik generator berbeban


C. Sinkronisasi
V. Prosedur Percobaan

A. Karakteristik generator tanpa beban


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan
3. ON-kan tombol main di modul PST2210 C2 dan di PST2240 C1.

4. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.


5. Memastikan posisi pengaturan motor Auto Mode
6. Memastikan posisi pengaturan generator Manual
7. On-kan motor turbine control (CBM)
8. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
9. On-kan generator excitation control (CBF)
10. Menaikkan perlahan-lahan nilai eksitasi (sesuai tabel data).
11. Mencatat hasil pengukuran pada sisi output generator
(terutama tegangan output):Vph-ph dan Vph-N
12. Off suplai genset dengan urutan:
a. Turunkan perlahan lahan arus eksitasi.
b. Off kan CBF
c. Off kan CBM untuk menghentikan putaran motor.

B. Karakteristik generator berbeban


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan
3. ON-kan tombol main di modul PST2210 C2 dan di PST2240 C1.
4. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
5. Memastikan posisi pengaturan motor Auto Mode
6. Memastikan posisi pengaturan generator Manual
7. On-kan motor turbine control (CBM)
8. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
9. On-kan generator excitation control (CBF)
10. Menaikkan perlahan-lahan nilai eksitasi sampai
tegangan output generator mencapai kurang lebih 220 V
(utuk percobaan beban C) bisa dibuat lebih rendah
misalkan 200 V..
11. Menambahkan beban R/L/C satu step dan mencatat tegangan
output generator.
CATATAN:
Untuk beban R tiga fase hanya boleh satu step, jd
bisa tambahkan beban R 1phase yang dirangkai
menjadi 3 phase.

12. Mencatat hasil pengukuran.


C. Sinkronisasi.
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan
3. ON-kan tombol main di modul PST2210 C2 dan di PST2240 C1.
4. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
5. Memastikan posisi pengaturan motor Manual.
6. Memastikan posisi pengaturan generator Manual
7. On-kan motor turbine control (CBM)
8. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
9. On-kan generator excitation control (CBF)
10. Menaikkan perlahan-lahan arus eksitasi sampai out
tegangan mencapai kurang lebih220 Volt atau tegangan
sekunder trafo telah mencapai 380/390 V.
11. Pada modul PST2210 C1 – modul generator - Close
isolator switch I2 lalu on-kanCB-1. Ini berarti Bus B telah
mendapatkan tegangan dari Generator.
12. Pada modul PST2210 C2 - (Modul PLN dan siknron) - on kan IA-
HV lalu On kan
CB GRID. Ini berarti Bus A telah mendapatkan tegangan dari
PLN. (suplai dari PLN)
13. Masih di Modul PST2210 C2, close isolator I3 dan I4.
Mengamati besar tegangan, frekuensi dan perputaran
lampu di synchromax. Jika ada perbedaan tegangan atur
eksitasi generator. Jika ada perbedaan frekuensi atur
putaran motor. Jika besar tegangan dan frekuensi PLN –
Genset sudah hampir sama, serta perputaran lampusudah
lambat maka CB 2 bisa di-CLOSE.
14. Setelah Synchron, maka secara otomatis generator telah terhubung
ke beban PLN.
15. Mencatat pembebanan genset dan PLN (Tegangan, arus, daya)
16. Setelah itu Off kan sinkronisasi dengan urutan:
a. Open CB-2
b. Open I3 dan I4
c. Open CB grid (maka supply PLN telah diputus)
d. Open IA-HV.
17. Off suplai genset dengan urutan:
a. Open I2
b. Open CB-1
c. Turunkan perlahan lahan arus eksitasi.
d. Off kan CBF
e. Off kan CBM untuk menghentikan putaran motor.
18. Merapikan peralatan.
VI. Keamanan & Keselamatan Kerja (K3)
A. Potensi Bahaya
1. Electric Shock yang dapat mempengaruhi aliran arus di badan
manusia.
2. Busur api (arcing) yang dapat menghasilkan panas
dan dapat mengakibatkanhubung singkat,
kebakaran, luka sampai kematian.
3. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi overload dari peralatan
dan kabel.

B. Antisipasi
1. Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.
2. Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum
memulai mengoperasikanperalatan praktikum
dibawah pengawasan pembimbing.
3. Matikan semua sumber tegangan sebelum membuat
atau mengubah koneksi apapun.
4. Menggunakan peralatan pelindung seperti
safety shoes dan helmet biladiperlukan.
5. Biasakan diri Anda dengan peralatan keamanan
o Emergency stop
o Alat pemadam api
o Mcb
VII. Tabel Hasil Pengukuran

A. Karakteristik Generator tanpa beban (5.1; PST 2200)

Tegangan Generator Tegangan


Arus Eksitasi (UG ph-N) [V] Generator
[A] (UG ph-ph) [V]
VRN VSN VTN
0
0.15 31,8 32,1 32,1 55,4
0.20 42 42,3 42,4 73,3
0.30 63,2 63,5 63,6 109,8
0.40 83,3 83,8 84 144,8
0.50 98,5 98,9 99,1 171,1
0.60 113,1 113,5 113,8 197,3
0.70 124,1 124,6 124,8 215,4
0.71 125,1 125,7 125,8 218,6

B. Karakteristik Generator Berbeban (5.4)Resistive Load

Resistive Load
R step Arus (A) Vph-N (V)
0 0,252 214,1

1 0,542 210,1

2 0,568 209,3
(pakai 1 phase)

Inductive Load
L step Arus (A) Vph-N (V)
0 0,252 214,1

1 0,644 192,5

2 0,952 175,1

3 1,219 159,2

4 1,443 145,3
Capasitive Load
C step Arus (A) Vph-N (V)
0 0,252 214,1

1 0,352 233,4

2 0,803 254,8

3 1,285 272

C. Pengujian Sinkronisasi

Genset & PLNV sinkron=395


Frekuensi sinkron = 50

Titik Ukur Arus P (Watt) Q (VAR) S(VA)


(A)
Di meter Modul Genset (sisi 380 V) 0,231 43 75 91,24
Di Meter PLN 0,010 6 3 3,95
VIII. Analisis Hasil Percobaan

1. Karakteristik Generator tanpa beban


Pada percobaan ini yang dimana pada tabel hasil data percobaan dapat
dilihat. Hal yang mempengaruhi terjadinya kenaikan tegangan antara Phasa-
Phasa dan Phasa Netral adalah arus eksitasi, yang dimana semakin besar arus
eksitasi yang diberikan maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan.

2. Karakteristik Generator Berbeban


Pada percobaan ini yang dimana pada tabel hasil data percobaan dapat
dilihat beban yang digunakan ada tiga yaitu beban yang bersifat resistif,
induktif dan kapasitif. Pada percobaan beban resistif yang dimana arus akan
meningkat sedangkan tegangan akan menurun. Berbanding terbalik dengan
beban yang bersifat kapasitif yang dimana arus dan tegangan meningkat.

3. Sinkronisasi
Pada percobaan ini kita menyikronkan antara sumber PLN dan Generator. Hal
yang perlu diperhatikan dalam proses sinkronisasi adalah tegangan dan
frekuensi dari sumber PLN harus sama dengan tegangan dan frekuensi dari
Generator. Adapun hasil arus dan daya dapat dilihat pada tabel hasil data
percobaan.

IX. Kesimpulan

1. Telah dapat mengetahui karakteristik generator tanpa beban


2. Telah dapat menentukan karakteristik generator berbeban R, L dan C
3. Telah dapat mengetahui persyaratan dan proses sinkronisasi.

Anda mungkin juga menyukai