Oleh:
MODUL TRANSFORMATOR
1 U1 2 U1
L1 V
2 U2
1 U3
v v v 3 U1
N 1 U2 3 U2
L3 L2 1 V1 2 V1
Sumber Tegangan 2 V2
1 V3
3 V1
1 V2 3 V2
1 W1 2 W1
Titik Netral
2 W2 Sekunder 2
1 W3
3 W1 Titik Netral
Sekunder 1
Titik Netral Primer
1 W2 3 W2
MODUL TRANSFORMATOR
1 U1 2 U1
L1 V
2 U2
1 U3
v v v 3 U1
N 1 U2 3 U2
L3 L2 1 V1 2 V1
Sumber Tegangan 2 V2
1 V3
3 V1
1 V2 3 V2
1 W1 2 W1
Titik Netral
2 W2 Sekunder 2
1 W3
3 W1 Titik Netral
Sekunder 1
Titik Netral Primer
1 W2 3 W2
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mencatatat ratio trafo, sesuai yang tercantum pada belitan trafo.
2. Menyiapkan alat dan bahan percobaan.
3. Mengkalibrasi alat ukur.
4. Merangkai alat percobaan (transformator dan kabel) sesuai gambar 3.
5. Sebelum mehubungkan sumber tegangan ke rangkaian, periksa besar tegangan
output sumber tegangan.
6. Mencatat dan menghitung nameplate transformer ratio pada setiap tapping.
7. Menghubungkan sumber tegangan sesuai rangkaian percobaan.
8. Menyalakan (ON) sumber tegangan.
9. Mengukur tegangan sesuai tabel.
10. Mengukur tegangan pada sisi sekunder, untuk semua tapping.
11. Mencatat hasil pengukuran.
12. Mengulangi untuk tap ratio lainnya sesuai gambar dan tabel.
VI. KEAMANAN & KESELAMATAN KERJA (K3)
A. Potensi Bahaya
1. Menyentuh terminal bertegangan dari alat injeksi yang dapat menimbulkan
electric Shock.
2. Hubung singkat karena menginjeksi phase yang sama, hubung singkat,
kebakaran, dan rusaknya peralatan.
3. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi injeksi tegangan yang melampaui
ketahanan isolasi dari peralatan.
B. Antisipasi
1. Untuk Rangkaian 1 (2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak
terhubung)
Tabel 1. Hasil Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada Rangkaian 1
No Titik Ukur Tegangan
SISI PRIMER
1. 1U 1 – 1V 1 401 V
2. 1V 1 – 1W1 403 V
3. 1W 1 – 1U 1 400 V
4. 1U 1 – 1U 2/N (primer) 229,6 V
5. 1V 1- 1V 2/N (primer) 231,6 V
6. 1W 1 – 1W 2/N (primer) 231,2 V
SISI SEKUNDER 1
1. 2U 1 – 2V 1 121,7 V
2. 2V 1 – 2W 1 122,4 V
3. 2W 1 – 2U 1 121,2 V
4. 2U 1 – 2U 2/N (sekunder 1) 69,7 V
5. 2V 1 – 2V 2/N (sekunder 1) 70,1 V
6. 2W 1 – 2W 2/N (sekunder 1) 70 V
SISI SEKUNDER 2
1. 3U 1 – 3V 1 121,7 V
2. 3V 1 – 3W 1 122,4 V
3. 3W 1 – 3U 1 121,3 V
4. 3U 1 – 3U 2/N (sekunder 2) 69,6 V
5. 3V 1 – 3V 2/N (sekunder 2) 70,1 V
6. 3W 1 – 3W 2/N (sekunder 2) 70 V
2. Untuk Rangkaian 2 (hubungkan 2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1
terhubung dan lepaskan Netral 1)
Tabel 2. Hasil Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada Rangkaian 2
No Titik Ukur Tegangan
SISI PRIMER
1. 1U 1 – 1V 1 401 V
2. 1V 1 – 1W1 403 V
3. 1W 1 – 1U 1 399 V
4. 1U 1 – N (primer) 229,3 V
5. 1V 1- N (primer) 231,5 V
6. 1W 1 – N (primer) 230,9 V
SISI SEKUNDER 1
1. 2U 1 – 2V 1 243 V
2. 2V 1 – 2W 1 244,5 V
3. 2W 1 – 2U 1 242,2 V
4. 2U 1 – 3U 2/N (sekunder 2) 139,3 V
5. 2V 1 – 3V 2/N (sekunder 2) 140,3 V
6. 2W 1 – 3W 2/N (sekunder 2) 139,9 V
3. Untuk Rangkaian 3 (2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak
terhubung)
Tabel 3. Hasil Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada Rangkaian 3
4. Untuk Rangkaian 4 (hubungkan 2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1
terhubung dan lepaskan Netral 1)
Tabel 4. Hasil Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada Rangkaian 4
𝑉𝑝 𝑁𝑝
= = 𝛼
𝑉𝑠 𝑁𝑠
Dimana :
Vp = tegangan primer
Vs = tegangan sekunder
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
IX. KESIMPULAN
Nilai tegangan pada suatu transformator dipengaruhi oleh jumlah lilitan yang
ada pada setiap sisi primer maupun sekunder. transformator. Kemudian posisi
belitan juga pada input maupun output dapat mempengaruhi jumlah tegangan yang
didapatkan.
Kemudian tapping pada transformator merupakan bagian yang dipasangkan
pada transformator sehingga dapat mengendalikan tegangan output pada
transformator dan menjaga tegangan terminal konsumen sampai pada batas yang
telah ditentukan.