Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK

Pengujian Rasio Transformator Tenaga 1250 kVA 70 kV dengan Automatic Transformer Ratio Tester
PT. PLN (Persero) Udiklat Semarang
Thariq Fathony Aziz1, Bambang Winardi2
1
Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055, Fax (024) 746055
Email: mas.thariq@yahoo.com

Abstrak

Transformator tenaga merupakan salah satu peralatan penting di Sistem Tenaga Listrik (STL) untuk
menyalurkan tenaga listrik dengan level tegangan yang berbeda. Pada bidang pembangkitan, terdapat dua
transformator yang digunakan sesuai dengan tujuannya, yaitu transformator pemakaian sendiri dan transformator
step-up untuk transmisi. Transformator pemakaian sendiri biasanya digunakan untuk menyuplai tenaga listrik bagi
peralatan-peralatan di pembangkit tersebut, seperti motor-motor penggerak dan juga untuk penerangan. Karena
fungsi tersebut, maka rating daya transformator pemakaian sendiri biasanya jauh lebih kecil daripada transformator
transmisi dengan kisaran 1000 kVA sampai 2500 kVA.
Pengubahan level tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya ditentukan oleh
besarnya rasio transformator. Kondisi rasio transformator menentukan baik-tidaknya level tegangan input dan output
dari trafo tersebut. Untuk memastikan rasio trafo dalam kondisi baik, maka dilakukan pengujian secara berkala oleh
PLN. Pengujian rasio transformator termasuk dalam shutdown testing/measurement yang biasanya dilaksanakan dua
tahun sekali. Dari hasil pengujian ini, maka akan diketahui kondisi rasio transformator yang menentukan apakah
transformator tersebut masih layak digunakan atau tidak.
Pada makalah kerja praktik ini akan diuraikan pengujian rasio transformator tenaga 1250 kVA pada
sistem 70 kV milik PT. PLN (Persero) Udiklat Semarang menggunakan Automatic Transformer Ratio Tester.

Kata-kunci : Sistem tenaga listrik, Transformator , Rasio.

1. PENDAHULUAN 2. TUJUAN
Kerja Praktek ini bertujuan untuk
Kebutuhan manusia akan penggunaan listrik mempelajari secara langsung mengenai pengujian
mendorong PT. PLN (Persero) untuk meningkatkan rasio transformator tenaga yang merupakan bagian
produksi listrik dengan membangun pembangkit- dari shutdown testing/measurement menggunakan
pembangkit listrik yang handal dan dapat digunakan Automatic Transformer Ratio Tester.
untuk menyuplai kebutuhan saat beban dasar
maupun beban puncak. Listrik yang diproduksi oleh 3. BATASAN MASALAH
pembangkit selain digunakan untuk memenuhi
Kerja Praktek yang telah dilakukan ini
kebutuhan konsumen juga digunakan untuk
dibatasi hanya pada masalah pengujian rasio
kebutuhan pembangkit itu sendiri, seperti
transformator tenaga 1250 kVA 70 kV
penerangan dan motor-motor yang ada di dalam
menggunakan Automatic Transformer Ratio Tester
pembangkit. Karena tegangan output dari generator
yang ada di PT. PLN (Persero) Udiklat Semarang.
umumnya berkisar antara 6kV sampai 11kV, maka
perlu diturunkan menggunakan transformator
4. DASAR TEORI
sehingga tegangannya menjadi seitar 400 Volt saja.
Pengubahan level tegangan dari 11 kV ke 4.1 Transformator
400 Volt ditentukan oleh besarnya rasio Transformator merupakan peralatan listrik
transformator. Jika rasio trafo dalam kondisi baik, yang berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari
maka penurunan tegangan akan sesuai yang tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
diinginkan. Namun jika tidak, maka tegangan Transformator menggunakan prinsip hukum induksi
keluaran dari trafo tidak akan sesuai dan biasanya faraday dan hukum lorentz dalam menyalurkan
lebih rendah dari spesifikasi pada nameplate trafo daya, dimana arus bolak balik yang mengalir
yang menyebabkan gangguan pada peralatan- mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan
peralatan yang listriknya disuplai oleh trafo berubah menjadi magnet. Dan apabila magnet
tersebut. Oleh karena itu pada pemeliharaan tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada
transformator tenaga terdapat pengujian rasio untuk kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda
memastikan trafo dalam kondisi baik. potensial. Arus yang mengalir pada belitan primer

1
akan menginduksi inti besi transformator sehingga Metoda pengujiannya adalah dengan
didalam inti besi akan mengalir flux magnet dan memberikan tegangan variabel pada sisi primer dan
flux magnet ini akan menginduksi belitan sekunder melihat tegangan yang muncul pada sisi sekunder.
sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat Dengan membandingkan tegangan sumber dengan
beda potensial. tegangan yang muncul maka dapat diketahui ratio
perbandingannya.

5. PEMBAHASAN
5.1 Transformator ASEA 1250 kVA
Pengujian rasio transformator pada
pembahasan ini dilakukan pada trafo tenaga 1250
kVA 70 kV yang terdapat di PT. PLN (Persero)
Udiklat Semarang. Berikut adalah gambar dari trafo
tenaga 1250 kVA 70 kV yang sudah tidak dipakai
namun masih dalam kondisi baik.

Gambar 1. Prinsip kerja transformator

4.2 Shutdown Testing/Measurement


Pemeliharaan transformator tenaga saat
transformator padam di lingkungan PLN disebut
dengan shutdown testing / measurement.
Pemeliharaan dengan memadamkan trafo ini
dilakukan karena regu pemelihara harus
berhubungan langsung dengan bagian-bagian trafo
yang dialiri tegangan sehingga berpotensi terkena
tegangan langsung maupun tegangan induksi dari
transformator tersebut apabila tidak dipadamkan.
Pemeliharaan yang dilakukan saat shutdown
testing/measurement transformator tenaga antara
lain: Gambar 2. Trafo tenaga 1250 kVA 70 kV merk
a. Pengukuran tahanan isolasi ASEA
b. Pengukuran tangen delta
c. Pengukuran SFRA (Sweep Frequency Berikut adalah nameplate dari trafo 1250
Response Analyzer) kVA yang terdapat di PT. PLN (Persero) Udiklat
d. Uji rasio Semarang.
e. Pengukuran tahanan DC
f. HV test
g. Pengujian OLTC
h. Pengujian rele bucholz
i. Pengujian rele jansen
j. Pengujian sudden pressure
k. Kalibrasi indikator suhu
l. Pengecekan motor kipas pendingin
m. Pengukuran tahanan NGR
n. Pengecekan fire protection

4.3 Uji Rasio


Tujuan dari pengujian ratio belitan pada
dasarnya untuk mendiagnosa adanya masalah dalam
antar belitan dan seksi-seksi sistem isolasi pada
trafo. Pengujian ini akan mendeteksi adanya
hubung singkat atau ketidaknormalan pada tap Gambar 3. Nameplate transformator
changer. Tingginya nilai resistansi akibat lepasnya
koneksi atau konduktor yang terhubung ground
dapat dideteksi.

2
Tabel 1. Keterangan nameplate transformator 5. Terminal sekunder
6. Terminal kontrol LTC
7. Thermal printer 4.5
8. Input power 220 Volt
9. Terminal Grounding
10. Tombol pengoperasian
11. Tombol pengatur LTC
12. Tombol Keypad
13. Lampu indikasi pengujian
14. Terminal RS-232
15. Terminal USB drive untuk PC

5.3 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo


Pada saat pengujian rasio trafo, terminal pada
ATRT yang digunakan adalah terminal primer,
terminal sekunder, terminal grounding dan input
power 220 volt. Berikut adalah rangkaian pengujian
rasio trafo.

5.2 Automatic Transformer Ratio Tester


Vanguard ATRT-03/S2
Pengujian rasio trafo 1250 kVA 70 kV di PT.
PLN (Persero) Udiklat Semarang menggunakan
automatic transformer ratio tester ATRT-03/S2
Merk Vanguard. Berikut bagian-bagian automatic
transformer ratio tester yang digunakan pada saat
pengujian.

Gambar 5. Rangkaian pengujian rasio

Dari terminal primer automatic transformer


ratio tester (terminal H) dihubungkan ke bushing
primer pada trafo. Dari gambar diatas dapat kita
lihat bahwa konfigurasi trafo adalah delta wye.
Sisi primer trafo dihubungkan dengan terminal
primer (H0, H1, H2, H3). Konektor H1 kita
hubungkan ke fasa R, H2 ke fasa S, dan H3 ke fasa
T. sedangkan untuk konektor H0 tidak kita
hubungkan kemanapun. Hal ini dikarenakan pada
sisi primer berkonfigurasi delta tanpa titik
pentanahan.
Terminal sekunder atau disebut juga terminal
Gambar 4. ATRT-03/S2
X dihubungkan ke bushing sekunder pada trafo.
Karena trafo ini lilitan sekundernya berkonfigurasi
Berikut adalah bagian-bagian dari ATRT-
wye, maka konektor ke dari terminal X ke bushing
03/S2 berdasarkan gambar diatas.
ada empat konektor. Konektor tersebut adalah
1. Emergency Stop
konektor X0, X1, X2, X3. Konektor X1 kita
2. Layar LCD
hubungkan ke fasa R, X2 ke fasa S, dan X3 ke fasa
3. Terminal primer
T. Hal ini harus disesuaikan dengan konektor pada
4. Terminal USB drive
3
terminal H. Hal ini penting untuk diperhatikan Calculated ratio merupakan besar rasio yang
karena apabila terjadi kekeliruan pemasangan didapat dari perhitungan tegangan yang tertera pada
konektor maka hasil pengujian juga tidak akan nameplate dengan rumus berikut.
sesuai dan menghasilkan presentase error yang
besar. Jadi jika konektor H1 terhubung dengan fasa
R, maka konektor X1 juga terhubung dengan fasa Calculated ratio =
R. Sedangkan konektor X0 dihubungkan dengan
bushing grounding sisi sekunder trafo.
Berdasarkan rumus diatas didapatkan
5.4 Hasil Pengujian besarnya rasio hasil pengukuran sebesar 46,592.
Sedangkan measured ratio adalah hasil pengujian
Pengujian rasio trafo 1250 kVA 70 kV di PT.
yang dilakukan oleh alat uji ATRT-03/S2 yang
PLN (Persero) Udiklat Semarang ini dilakukan
perumusannya hanya diketahui oleh pihak
bekerjasama dengan PT. Surya Prima Eltrindo (PT.
perusahaan pembuat alat tersebut dan didapatkan
SPE) selaku supplier Vanguard ATRT-03/S2
hasil sebesar 46,625. Perbedaan hasil antara
karena alat ini merupakan alat baru yang dibeli oleh
perhitungan dan pengujian ditunjukkan baris
Udiklat dari PT. SPE sehingga dalam
difference dengan hasil 0,07 persen. Hasil pengujian
penggunaannya masih dipandu oleh PT. SPE.
dari measured ratio juga dijadikan hasil dalam baris
Berikut adalah hasil pengujian rasio trafo.
XFMR Ratio.
Voltage ratio adalah perbandingan tegangan
primer dan sekunder dari fasa ke fasa atau fasa ke
netral yang tertera pada nameplate. Maka rasio
tegangan ini didapatkan sebesar 26,919. Baris
measured phase-angle menunjukkan perbedaan fasa
antara kumparan primer dan kumparan sekunder
yaitu sebesar 0,04 derajat berlawanan arah jarum
jam. Measured current menunjukkan besarnya arus
eksitasi yang melalui kumparan fasa R pada saat
pengujian yaitu sebesar 1,2 mA.

Tabel 3. Hasil pengujian fasa S

Gambar 6. Printout hasil pengujian

Dari gambar diatas, diketahui bahwa pengujian


dilakukan pada tanggal 20 Januari 2014 pukul
10:16:51 di unit Gardu Induk Udiklat PLN. Trafo
yang diuji adalah trafo merk ASEA model TOH
1250 dengan nomer seri 6115589 rating daya 1250
kVA. Operator pengujian berinisial Parada.
Tegangan uji yang digunakan adalah 40 volt.
Konfigurasi vector trafo Dyn11 Delta-Wye.

Tabel 2. Hasil pengujian fasa R Fasa S ditandai dengan lilitan H2 H1 pada


sisi primer dan lilitan X0 X1 pada sisi sekunder.
Calculated ratio didapatkan hasil yang sama
dengan fasa R sebesar 46,592. Namun untuk rasio
hasil pengujian dan rasio kumparan trafo berbeda
dengan fasa R, yakni sebesar 46,646. Maka
perbedaan antara rasio hasil perhitungan dengan
hasil pengujian sebesar 0,12 persen. Rasio tegangan
fasa S sebesar 26,931. Perbedaan sudut fasa antara
kumparan primer dan sekunder sebesar 0,08 derajat
searah jarum jam. Arus eksitasi saat pengujian
sebesar 1,2 mA.
Fasa R ditandai dengan lilitan H1 H3 pada
sisi primer dan lilitan X0 X3 pada sisi sekunder.
4
menyebabkan kesalahan ukur dan kesalahan
Tabel 4. Hasil pengujian fasa T tindakan lanjutan dari pemeliharaan
transformator tenaga.
5. Jika hasil pengujian dan pengukuran
menunjukkan bahwa rasio trafo tidak sesuai
dengan nameplate trafo, maka dapat
dikatakan trafo tersebut sudah rusak dan perlu
diadakan penggantian unit trafo yang baru.
6. Pelaksanaan pemeliharaan trafo merupakan
kegiatan rutin dimana dalam pelaksanaannya
terdiri atas regu pemelihara, pengawas
pekerjaan, serta pengawas K3 yang prosedur
pekerjaannya sudah diatur dalam SK Direksi
PLN.
Fasa T ditandai dengan lilitan H3 H2 pada
sisi primer dan lilitan X0 X2 pada sisi sekunder. 6.2 SARAN
Calculated ratio didapatkan hasil yang sama Saran-saran yang dapat penulis
dengan fasa R sebesar 46,592. Namun untuk rasio
sampaikan adalah sebagai berikut :
hasil pengujian dan rasio kumparan trafo berbeda
dengan fasa R maupun S, yakni sebesar 46,629. 1. Adanya kajian yang lebih luas atau lebih
Maka perbedaan antara rasio hasil perhitungan mendalam mengenai pemeliharaan
dengan hasil pengujian sebesar 0,08 persen. Rasio tansformator tenaga bagi mahasiswa yang
tegangan fasa T sebesar 26,921. Perbedaan sudut melakukan kerja praktik dengan tema
fasa antara kumparan primer dan sekunder sebesar pemeliharaan transformator tenaga.
0,04 derajat berlawanan arah jarum jam. Arus 2. Perlu adanya kerjasama antara pihak Udiklat
eksitasi saat pengujian sebesar 1,0 mA. PLN dengan universitas atau instansi
pendidikan tinggi untuk menambah wawasan
6. PENUTUP serta ilmu sehingga mahasiswa/i dapat
6.1 KESIMPULAN menerapkan teori yang diperoleh selama
kuliah di lingkungan kerja PLN.
Dari kerja praktik yang telah dilakukan di PT
PLN (Persero) Udiklat Semarang dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : DAFTAR PUSTAKA
1. Pengujian rasio trafo dilakukan untuk [1] ATRT-03S2 Three-Phase Transformer Turns-
memastikan bahwa kumparan trafo dalam Ratio Meters Users Manual: Vanguard
kondisi baik sehingga penyaluran daya ke Instruments Company, Inc.
peralatan listrik di sisi sekunder trafo [2] Chapman, Stephen J., Electric Machinery
berlangsung optimal. Fundamentals, 5th Edition, New York: The
2. Pengujian rasio trafo menggunakan McGraw-Hill Companies, Inc., 2012.
Automatic Transformer Ratio Tester (ATRT) [3] Sumanto, Teori Transformator, Yogyakarta:
yang diproduksi oleh Vanguard Instruments Andi Offset, 1991.
dimana alat ini merupakan alat yang baru [4] Tim Penyusun, Diklat Profesi Penyaluran
dibeli oleh pihak Udiklat untuk peremajaan Pemeliharaan Trafo Tenaga, PT. PLN
alat-alat uji peralatan tegangan tinggi yang (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
dimiliki oleh PLN. 2009.
3. Pengujian rasio transformator harus [5] Tobing, Bonggas L., Peralatan Tegangan
dilakukan dalam keadaan bebas tegangan Tinggi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
untuk menjamin keselamatan para pekerja Utama, 2003.
dari tegangan sentuh maupun tegangan
induksi karena pengujian dilakukan dengan [6] Wildi, Theodore, Electrical Machine, Drives,
menghubungkan terminal trafo secara and Power System, Fifth Edition, New
langsung ke alat. Jersey: Prentice Hall, 2002.
4. Konektor yang menghubungkan sisi primer
dan sisi sekunder trafo harus sesuai fasanya.
Apabila antara sisi primer dan sekunder
terdapat ketidaksesuaian fasa maka akan

5
BIODATA PENULIS

Thariq Fathony Aziz


(21060111130080) lahir
di Jakarta pada tanggal
06 Desember 1993.
Penulis telah menempuh
pendidikan di TK Al-
Muhajirin Depok, SD
Negeri 16 Mangkubumen
Kidul Surakarta, SMP
Negeri 1 Surakarta, SMA
Negeri 1 Surakarta, dan
saat ini sedang
menempuh pendidikan S1 di Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
konsentrasi Teknik Tenaga Listrik.

Semarang, April 2014

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ir. Bambang Winardi, M.Kom.


NIP. 196106161993031002

Anda mungkin juga menyukai