Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENGUJIAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

DAYA 160KVA – TEGANGAN 20KV/400V – 4,6A/231A


AJANG KOKO KOSWARA DAN I. A. DARYANTO.
Program Studi Teknik Elektro, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma,
Jakarta.

ABSTRAK

Transformator Distribusi merupakan peralatan vital dalam system distribusi tenaga


listrik, Transformator Distribusi yang terpasang pada saluran tegangan menengah sering
mengalami gangguan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator dan
terputusnya penyaluran tenaga listrik ke pemakai listrik. Gangguan sering terjadi adalah
gangguan akibat beban lebih, akibat sambaran petir dan ganguan yang penyebabnya belum
diketahui. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengujian
transformatorSebelum dikirim kekonsumen, agar dapat diketahui efisiensi dan kemampuan
transformator terhadap beban maupun terhadap kemungkinan gangguan yang akan
dialaminya.Dengan mengaplikasikan metoda Standar SPLN dalam pengujian transformator
sehingga dapat diketahui kualitas dari transformator. Dari analisis diperoleh hasil bahwa
transformator yang telah diuji memiliki hasil perhitungan untuk prosentase impedansi
6,19%,pengukuran rugi tembaga 2866,7W,efficiency untuk cos Ф = 1,0 diperoleh 98,15%
dan cos Ф= 0,8 diperoleh 98,09% ternyata tidak memenuhi Standart : SPLN 50 : 1997.

Kata kunci :Transformator Distribusi, saluran tegangan menengah , SPLN 50 : 1997,


kemampuan transformator terhadap beban. Efisiensi, rugi tembaga .

PENDAHULUAN daya listrik dari PT. PLN (Persero)


ataupun dari swasta dengan
Pada zaman sekarang ini energi menggunakan transformator penurun
listrik memegang peranan yang sangat tegangan (trafo step-down), yang
penting dalam kehidupan manusia.Di mentransformasikan tegangan dari 20 kV
Indonesia pemamfaatan energi listrik menjadi 400/231 Volt .Sebelum
secara tepat guna dapat membantu transformator-transformator tersebut
pertumbuhan ekonomi negara kita.Karena dikirim kekonsumen, terlebih dahulu harus
luasnya wilayah negara Indonesia maka melalui proses pengujian, agar dapat
dibutuhkan sistim transmisi dan distribusi diketahui efisiensi dan kemampuan
yang handal didalam penyaluran energi transformator terhadap beban maupun
listrik dari sumber energi sampai ke terhadap kemungkinan gangguan yang
beban.Seiring dengan pesatnya akan dialaminya.Bila dalam pengujian
perkembangan ekonomi Indonesia, transformator ada yang tidak lulus uji,
terbukti dengan lajunya pertumbuhan dan maka dilakukan perbaikan kembali sesuai
perkembangan industri-industri dalam dengan jenis mata uji yang tidak lulus.
skala kecil maupun skala besar, juga
industri-industri berat dan
ringan,memungkinkan masyarakat industri
untuk menyerap dan menggunakan daya METODE
listrik dalam jumlah yang besar.Industri- Studi dilakukan dengan melakukan
industri tersebut umumnya menggunakan pengujian pada transformator distribusi
daya 160kVA – tegangan 20KV/400V –
53
arus 4,6A/231A hubungan belitan Dyn 5 turunnya nilai tahanan isolasi akibat
adapun pengujian dilakukan dengan adanya kelembabandidalam belitan
standart SPLN 50 : 1997, Menjelaskan maupun di bahan isolasi yang digunakan.
tentang ini pembahasan prosedur atau
Dari hasil pengukuran tahanan
langkah-langkah yang dilakukan pada
isilasi SIsi primer terhadap grounding
waktu pengujian, dengan data hasil
hasilnya 5000 M, sisi sekunder terhadap
pengujian yang kemudian dianalisis
grouding hasilbya 3000 M dan sisi
kemudian dibandingkan dengan standar
primer terhadap sekunder hasilnya 5000
yang berlaku, apakah sesuai atau tidak
M,
sesuai sehingga dapat diambil langkah
selanjutnya. Dengan adanya penelitian ini Pengukuran Tahanan Belitan
diharapkan dapatmemberikan Pengukuran ini untuk mengetahui
peningkatan kualitas hasil produksi besarnya nilai tahanan/resistan belitan
transformatordistribusi, sehingga dapat pada kumparan yang akan menimbulkan
diketahui factor-faktor apa yang panas bila kumparan tersebut dialiri arus.
menghambat proses pengujian.Dari segi Nilai tahanan belitan digunakan untuk
pengerjaannya dapat lebih efisien menentukan tegangan impedansi, rugi
terhadap waktu,tenaga beban dan effisiensi.
manusianya,kualitas, pemakaian material Padasaat melakukan pengukuran,
bahan dan biaya produksi. yang perlu diperhatikan adalah suhu
belitan pada saat pengukuran yang
diusahakan sama dengan suhu udara
HASIL DAN PEMBAHASAN sekitar,oleh karenanya diusahakan arus
pengukuran kecil. Untuk pengukuran ini
Pengukuran Tahanan Isolasi harus menggunakan sumber arus searah
Pengujian tahanan isolasi dilakukan (DC).
untuk mengetahui besar tahanan isolasi Hasil pengukuran tahanan belitan
antara kedua belitan maupun antara Sisi primer hasilnya 32,49 , dan sisi
setiap belitan terhadap grounding. sekunder hasilnya 15,23 m,
Tegangan searah/DC yang diterapkan
untuk mengukur tahanan isolasi terhadap Pengukuran Rasio Tegangan
grounding seharusnya tidak melebihi nilai (TTR)
rms (efektif) dari tegangan terapan Pengukuran rasio/perbandingan
frekuensi rendah yang tegangan adalah untuk mengetahui
diijinkan.Pengujiantahanan isolasi terukur kesesuaian hasil bagi tegangan antara
dalam satuan Mega Ohm (MΩ) tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah
pada setiap tapping,sehingga tegangan
Nilai tahanan isolasi yang baik dan output yang dihasilkan oleh transformator
memenuhi syarat adalah  1000 M, dan sesuai dengan yang dikehendaki.
syarat minimum yang masih Untuk mengetahui apakah rasio
diperbolehkan adalah  670 M, dalam tegangan hasil pengukuran itu betul,
hal ini nilai tahanan tahanan isolasi tidak nilainya harus berada pada daerah
memiliki standar, hanya berdasarkan toleransi  0,5 % dari perhitungan.
standar dari pabrik saja. Toleransi berdasarkan standard IEC
Jika hasil pengukuran kurang dari Pub 76 – 1. Hasil pemeriksaan hasil
670 M, maka trafo harus bagitegangan hasilnya 86,62
diovenkembali,karenadiperkirakan

54
frekuensi pengenal tapi tidak diberikan
Pengukuran Impedansi dan Rugi-rugi beban.
Beban Rugi beban nol dari trafo terdiri dari
Tegangan impedansi adalah rugi besi dalam inti trafo dan juga fungsi
tegangan yang terukur pada sisi tegangan dari besarnya frekuensi dan bentuk
tinggi (HV) saat trafo diberi arus gelombang dari tegangan yang
pengenal/nominal dan trafo dihubung- diberikan.Perubahan suhu tidak
singkatkan pada sisi tegangan rendahnya mempengaruhi rugi-rugi beban nol.
(LV).Daya (watt) yang terukur pada watt Rugi-rugi beban nol dan arus beban
meter adalah rugi-rugi beban (rugi nol diukur pada sisi tegangan rendah
tembaga). dengan memberikan frekuensi dan
Prosedur pengujianSemua terminal tegangan pengenal pada terminal sisi
sisi sekunder transformator (400V) harus tegangan rendah, sisi tegangan tinggi
dihubung-singkatkan dalam keadaan terbuka atau sebaliknya,
denganmenggunakan konduktor yang yaitu tegangan dan frekuensi pengenal
penampangnya sama atau lebih besar diberikan pada sisi tegangan tinggi, sisi
dari terminal sisi sekunder tegangan rendah dalam keadaan terbuka.
transformator,hubungan Tegangan antar fasa harus diukur
terhadapkonduktor penghubung-singkat oleh volt meter yang tanggap terhadap
harus bersih dan kuat/kencang.Tegangan nilai tegangan rata-rata, tetapi dengan
impedansi dan rugi beban (rugi tembaga) skala yang terbaca nilai
dapat diukur dengan memberikan efektifuntukgelombangsinusoidalyangme
tegangan berbentuk sinus pada sisi mpunyai nilai rata-rata yang sama besar.
tegangan tinggi trafo pada arus pengenal Arus beban nol dari semua fasa
dari trafo tersebut.Catat tegangan dalam diukurolehampere meter efektif dan
volt dan rugi-rugi dalam watt.Hitung pembacaan rata-ratanya diambil sebagai
persentase dari tegangan hubung-singkat arus beban nol
terhadap tegangan tinggi pengenal.Nilai Nilai rugi beban nol dan arus beban
pengukuran dari impedansi hubung- nol yang baik adalah sesuai dengan SPLN
singkat dan rugi-rugi beban (rugi 50:1997 dengan batas toleransi + 15 %
tembaga) harus dihitung pada suhu untuk rugi besi dan + 30 % untuk arus
referensi 75 C. beban nol sesuai dengan spesifikasi trafo
Jika hasil perhitungan impedansi yang diuji.
dan rugi-rugi beban tersebut berada diluar Jika nilai hasil pengujian melebihi
batas toleransi, maka ini akan batas toleransi (baik rugi besi maupun
berpengaruh pada nilai effisiensinya, arus beban nol), hal ini dapat berpengaruh
penanggulangannya adalah membuka terhadap effisiensi trafo yang diuji. Ada
kembali trafo tersebut dan kawat kemungkinan susunan core/kern dari trafo
belitannya diganti dengan yang lebih kurang baik, penanggulangannya adalah
besar. dengan menyusun kembali susunan
Hasil pengukuran rugi tembaga (rugi core/kern trafo dengan baik. Tapi jika
beban) pada 75 C. Adalah 2866,7. setelah core/kern disusun kembali masih
tetap demikian, berarti dari segi disainnya
Pengukuran Rugi Beban Nol dan Arus yang kurang tepat, ada kemungkinan
Beban Nol didesain ulang.
Rugi beban nol adalah rugi-rugi dari Hasil pengukuran rugi beban nol
trafo pada saat diberi tegangan dan (rugi besi) 147Watt dan pengukukuran
arus beban nol 0,36%.
55
dan antara fasa-fasanya, sesuai dengan
Pengujian Tegangan Terapan tingkat isolasinya.
Pengujian ini dimaksudkan untuk Pengujian tegangan lebih induksi
mengetahui ketahanan isolasi dilakukan pada suhu seperti pengujian
transformator terhadap tegangan tinggi , rutin lainnya.
pengujian dengan memberi tegangan uji Pengujian tegangan lebih induksi
sesuai dengan standar uji dan dilakukan harus diberikan pada terminal-terminal
pada :Tegangan tinggi terhadap sisi tiap fasa dari sisi belitan tegangan rendah
tegangan rendah dan body yang di trafo.
ketanahkan. Diterapkan tegangan uji : Bentuk tegangan harus mendekati
40kVAC selama 1 menit.Tegangan bentuk sinus dengan frekuensi 350 Hz
rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan untuk menghindari kelebihan arus
body yang di ketanahkan. Diterapkan magnetisasi selama pengujian.
tegangan uji : 3kV AC selama 1 menit Trafo dikatakan baik jika tahan
Pengujian tegangan terapan selama 18 detik (untuk frekuensi pengenal
dilakukan pada suhu seperti pengujian 50 Hz) dan tidak terdeteksi adanya
rutin lainnya..Pengujian tegangan terapan kegagalan (tanda-tanda adanya asap,
harus menggunakan tegangan listrik arus gelembung-gelembung gas naik
bolak-balik dengan bentuk gelombang kepermukaan minyak, terdengar bunyi
mendekati gelombang berbentuk sinus seperti suara ketukan, arus pengujian naik
dengan frekuensi tidak kurang dari 80 % secara tiba-tiba, tegangan pengujian
frekuensi pengenalnya.Besar tegangan jatuh).
pengujian diberi 2 kali tegangan kerja Jika terdeteksi adanya kegagalan,
trafo.Tegangan pengujian penuh berarti telah terjadi tembus pada isolasi
diterapkan selama 60 detik. antar belitan pada satu, dua atau ketiga
Trafo dikatakan baik jika tahan kumparan sesuai dengan arus yang
selama satu menit (60 detik) dan tidak terbaca pada ampere meter.
terdeteksi adanya kegagalan (tanda-tanda Penanggulangannya adalah dengan
adanya asap, gelembung-gelembung gas mengganti kumparan yang terdeteksi
naik kepermukaan minyak, terdengar gagal.
bunyi seperti suara ketukan, arus
pengujian naik secara tiba-tiba). KESIMPULAN
Jika pada saat pengujian terdeteksi a. Pengukuran tahanan isolasi Primer
adanya kegagalan, ada kemungkinan sebesar 5000 MΩ, Sekunder sebesar
isolasi terhadap ground kurang baik atau 3000 MΩ dan Primer-Sekunder
jarak kawat yang bertegangan terlalu sebesar 5000 MΩ memenuhi
dekat dengan tangki/bodi, sehingga spesifikasi
menyebabkan tembus. b. Hasil ukur Tahanan Belitan Sisi primer
Penanggulangannya adalah dengan sebesar 32,49Ω dan Sisi sekunder
memperbaiki jarak penghantar dan sebesar 15,23mΩ memenuhi
isolasinya terhadap tangki/bodi. spesifikasi
c. Pemeriksaan hasil perbandingan
tegangan sebesar 86,62 memenuhi
Pengujian Tegangan Lebih Induksi
spesifikasi
Pengujian ini dimaksudkan untuk d. Hasil perhitungan impedansi sebesar
mengetahui ketahanan isolasi belitan 6,19% tidak memenuhi spesifikasi
terhadap frekuensi kerja sepanjang belitan

56
e. Hasil perhitungan rugi tembaga (rugi Jilid1 Edisi Keempat” Erlangga, Jakarta
beban) sebesar 2866,7Watt pada 1992
750C tidak memenuhi spesifikasi Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB,
f. Hasil ukur rugi beban nol sebesar Bandung 1980
147Watt memenuhi spesifikasi Transformator Tenaga – Bagian 1 :
g. Hasil ukur arus beban nol 0,36% Umum, SPLN 8-1:1991, 1991
memenuhi spesifikasi Transformator Tenaga – Bagian 2 :
h. Pengujian dielectrik Kenaikan Suhu, SPLN 8-2:1991, 1991
i. Tegangan terapan AC 40kV
memenuhi spesifikasi
j. Tegangan terapan AC 3kV, memenuhi
spesifikasi
k. Tegangan Induksi AC 800V,350Hz
memenuhi spesifikasi
l. Hasil perhitungan Efficiency pada Cos
Ф = 1,0 sebesar 98,15% dan pada
Cos Ф = 0,8 sebesar 98,09% tidak
memenuhi spesifikasi.

Dari analisis diperoleh hasil bahwa


transformator yang telah diuji memiliki
hasil perhitungan untuk prosentase
impedansi 6,19%, pengukuran rugi
tembaga 2866,7W,efficiency untuk cos Ф
= 1,0 diperoleh 98,15% dan cos Ф= 0,8
diperoleh 98,09% ternyata tidak
memenuhi Standart : SPLN 50 : 1997.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, Transformator, Gramedia,


Jakarta, 1989
Arismunandar,A,Dr, dan Kuwahara,S,Dr,
“Teknik Tenaga Listrik Jilid II”,PT.
Pradnya Paramitha, Jakarta 1979
Malvino Barmmawi, “Prinsip-Prinsip
Elektronika Jilid 1” Erlangga,Jakarta
1992
Malvino Barmawi, “Prinsip-Prinsip
Elektronika Jilid 2” Erlangga,Jakarta
1992
WilliamH. Hayt Jr,Jack E.Kemmerly,
Pantur Silaban, “Rangkaian Listrik Jilid
1 Edisi Keempat” Erlangga, Jakarta
1992
WilliamH. Hayt Jr,Jack E.Kemmerly,
Pantur Silaban, “Rangkaian Listrik

57

Anda mungkin juga menyukai