Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN

TEGANGAN TINGGI
Nama : Rio Fadhillah
NIM : 23228703
Pembangkit Tegangan Tinggi Bolak-balik

Tegangan tinggi bolak-balik dibutuhkan, antara lain untuk pengujian rugi-rugi dielektrik,
pengujian korona, pengujian kekuatan dielektrik dan pengujian ketahanan peralatan
listrik terhadap tegangan tinggi bolak-balik. Selain untuk pengujian, tegangan tinggi bolak-
balik dibutuhkan juga untuk pembangkitan tegangan tinggi searah dan pembangkitan
tegangan tinggi impuls.
Sekarang ini saluran transmisi dan distribusi bekerja pada tegangan AC,karena itu
kebanyakan perlatan uji / test equipment berhubungan dengan tegangan tinggi AC untuk
membangkitkan tegangan tinggi AC untuk keperluan pengujiandan percobaan digunakan
transformator uj, meskipun peralatan didalam suatu sistem umunya memakai sistem 3-
fasa,dalam hal pengujian tegangan tinggi AC digunakan 'Trafo uji 1-fasa. Trafo uji untuk
keperluan ini memiliki daya relative lebih kecil dari trafo daya. Bagian utama trafo uji adalah
isolasi, yang digunakan untuk mengisolir kumparan tegangan tinggi dengan inti, tangki, dan
kumparan tegangan rendah. Harga suatu trafo uji terutama ditentukan oleh harga isolasinya.
Isolasi ini dirancang agar mampu memikul tegangan maksimum yang dibangkitkan. Saat trafo
uji bekerja, terjadi terpaan elektrik pada isolasinya. Tebal isolasi yang digunakan pada trafo
uji sebanding dengan terpaan elektrik yang dipikul isolasi tersebut. Jika tepaan elektrik yang
dipikul suatu isolasi semakin besar, maka isolasi harus semakin tebal sehingga volume isolasi
semakin banyak. Oleh karena itu, terpaan elektrik pada isolasi pada trafo uji harus diusahakan
sekecil mungkin agar isolasi yang digunkan juga sesedikit mungkin. Konstuksi lilitan dan
isolasinya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dihasilkan terpaaan elektrik merata.
Ciri-ciri dari trafo uji itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Perbandingan jumlah lilitanya lebih besar dari pada trafo daya. Hal ini sebabkan trafo
uji yang dipasang pada laboraturium tegangan yang diterapkan dengan tegangan
input 127 volt sampai 220 volt sedangkan output yang harus dihasilkan adalah
besarnya sampai beberapa ratus ribu volt.
2. Kapasitas KVA-nya lebih kecil dibanding dengan trafo daya, karena untuk keperluan
lompatan api tidak perlu daya yang besar melainkan tegangan yang besar. Trafo yang
dipakai biasanya satu phasa, kecuali pada pengujian khusus yang memerlukan trafo
tiga phasa. Satu ujung lilitannya biasanya ditanam dalam tanah untuk keperluan
keamanan dan pengamanan terhadap manusia dan alat ujinya.
3. Pada waktu merencanakan isolasi untuk trafo penguji hanya diperhitungkan isolasinya
tahan terhadap tegangan penguji yang maksimum.
Tegangan tinggi AC ini dapat dibangkitkan dengan menggunakan trafo tegangan tinggi. Trafo
uji hanya digunakan untuk daya yang kecil tetapi dengan nilai tegangan yang besar, trafo ini
biasanya digunakan untuk pengujian jangka pendek untuk peralatan tegangan tinggi. Desain
dari trafo uji ini mirip dengan trafo tegangan yamg digunakan untuk mengukur daya dan
tegangan pada slauran transmisi, kerapatan fluks yang rendah dipilih agar tidak- menimbulkan
arus magnetisasi yang besar yang sebaliknya akan memenuhi inti besi dan menimbulkan
harmonisa yang tinggi. Tegangan tinggi bolak-balik banyak dipergunakan untuk pengujian
peralatan listrik, untuk pengujian, pembangkitan tegangan searah dan impuls. Pembangkitan
tegangan tinggi bolak-balik dapat mempergunakan trafo dengan perbandingan belitan yang
tinggi jenis dua belitan dan jenis tiga belitan (untuk keperluan rangkaian kaskade). Trafo
tegangan tinggi bolak-balik untuk keperluan pengujian mampu menghasilkan tegangan yang
sangat tinggi namun menghasilkan daya yang kecil. Untuk keperluan pengujian peralatan
tegangan tinggi kapi sitif seperti kabel tegangan tinggi, kondensator atau pengujian peralatan
berisolasì gas SF6 yang memiliki daya reaktif yang besar dilakukan cara kompensasi disisi
primer atau sekunder dengan menggunakan rangkaian resonansi seri. Untuk membangkitkan
tegangan tinggi AC dibutuhkan banyak peralatan, antara lain sumber tegangan AC 220 V.
Regulator tegangan, Trafo Tegangan Tinggi, Resistor Tegangan Tinggi, Kapasitor, Konektor,
Elektroda Bola-Bola, Operating Terminal, Digital Measuring Instrument (DMI),dan jumper.
Tegangan suplai 220 V AC dihubungkan dengan regulator tegangan yang berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan. Karena kinerja dari regulator tegangan ini tidak dapat
dioperasikan dengan tangan secara langsung, maka kita dapat gunakan operating terminal,
operating terminal ini dapat menaikkan dan menurunkan tegangan input dan regulator
sehingga tegangan tersebut sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah keluar dari regulator,
tegangan mulai menyupali trafo. Keluaran dari trafo in adalah tegangan ac yang memiliki
tegangan dengan niai yang tinggi. Sekeluarnya dari trafo, akan melalui resistor. Resistor disini
berfungsi untuk menghindari arus balik yang besar menuju sumber ketika terjadi short circuit
sehingga tidak terjadi kerusakan pada trafo. Setelah itu, tegangan sumber akan menyuplai
kapasitor pembangkitan sehingga kapasitor tersebut akan terisi. Tegangan pada kapasitor
pembangkitan ini akan dicuplik dengan menggunakan jumper yang terdapat pada kapasitor
ujinya, sehingga tegangan dapat terukur melalui Digital Measuring Instrument (DMI),
Tegangan AC maksimal dan tegangan AC efektir dapat diukur.
Untuk lebih mengamankan trafo agar tidak terjadi kerusakan ketika ada tegangan lebih, maka
digunakanlah elektroda bola-bola yang disetting memiliki celah yang besar. Sehingga ketika
terjadi kelebihan tegangan yang berpotensi merusak trafo, dapat diatasi dengan flash yang
terjadi antar elektroda bola-bola.Untuk menghubungkan elektroda bola-bola dengan
kapasitor, dapat digunakan konektor.Masing-masing sisi ground dari komponen-komponen
tersebut dapat dijadikan satu dengan menggunakan jumper kemudian disambungkan
langsung dengan grounding yang tertancap di dalam tanah. Pastikan sebelum memulai
menggunakan peralatan-peralatan yang ada untuk digrounding terlebih dahulu.
Hal ini dikarenakan tegangan kerja dari peralatan yang tinggi, sehingga memungkinkan arus
sisa dari komponen tinggi. Sehingga berbahaya jika kita menyentuh peralatan-peralatan
tersebut secara langsung.
Selain itu, sebelum menggunakan peralatan, pastikan tahanan pentanahan grounding yang
tertancap di tanah bernilai rendah. Jika setelah diukur dengan menggunakan earth tester
tahanan pentanahannya tinggi, maka dapat diturunkandengan menyiram grounding tersebut
dengan menggunakan air atau lebih baik lagi dengan menggunakan air garam. Namun perlu
dingat, air garam dapat menimbulkan korosi pada elektrode grounding. Sehingga justru akan
bersifat merugikan.
Tegangan tinggi AC umumnya digunakan di laboratorium untuk pengujian dan percobaan
dengan tegangan DC dan tegangan impuls.
Perbedaantransformator uji dengan transformator day adalah kapasitas dayanya rendah,akan
tetapi ratio lilitannya tinggi. Transformator tegangan tinggi terdiri dari : Kumparan sekunder,
satu terminal pada level yang rendah dekat potensialtanah dan terminal lainnya terisolasi
dengan tanah sebagai terminal tinggi. Serta Kumparan primer yang dihubungkan dengan
tegangan rendah

Transformator Penguji
Pada umunya, kegagalan alat-alat listrik pada waktu sedang dipakai disebabkan karena
kegagalan isolasinya dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan tinggi.
Kegagalan isolator (insulation breakdown) ini disebabkan karena beberapa hal antara lain
isolasi tersebut sudah dipakai untuk waktu yang lama, kerusakan mekanis, berkurangnya
kekuatan dielektriknya, dan isolasi yang jenuh akibat tegangan tinggi.

Dalam hubungan ini, maka pengujian tegangan tinggi dimaksudkan untuk :

1. Menemukan bahan atau komponen yang kualitasnya tidak baik atau cara
pembuatannya yang salah
2. Memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan normalnya
untuk waktu yang tak terbatas
3. Memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat listrik dapat tahan terhadap tegangan
lebih (dalam praktek sehari-hari) untuk waktu terbatas.

Tegangan tinggi bolak-balik diperoleh dari suatu transformator yang disebut


transformator penguji (trafo uji), yaitu transformator satu phasa yang mempunyai
perbandingan belitan yang jauh lebih besar dari transformator daya. Belitan primer
transformator penguji dihubungkan ke sumber tegangan rendah bolak-balik, umumnya 220
Volt, 50 Hz, sedangkan belitan sekundernya membangkitkan tegangan tinggi dalam ratusan
kiloVolt. Rangkaian pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Rangkaian tegangan tinggi

Besar tegangan pengujian yang diterapkan kepada suatu peralatan tergantung kepada jenis
pengujian dan tegangan nominal peralatan. Oleh karena itu, tegangan keluaran transformator
penguji harus dapat bervariasi agar dapat memenuhi tegangan pengujian yang dibutuhkan.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, belitan primer transformator uji dihubungkan dengan
autotransformator (auto trafo).
Beban transformator penguji misalnya adalah isolator, maka arus keluarannya hanya
beberapa ratus milliamper, sehingga kapasitas transformator penguji hanya 5 s/d 10 KVA
atau kapasitas KVA-nya kecil dibandingan dengan kapasitas transformator daya, karena
untuk keperluan mengadakan lompatan api tidak diperlukan daya yang besar.
Yang diperlukan ialah tegangan. transformator penguji ini tidak dirancang untuk pemakaian
yang kontinu, karena digunakan hanya saat-saat pengujian yang periodenya berlangsung
singkat. Salah satu terminal tegangan tingginya harus dibumikan untuk pengamanan dan
keamanan serta menetralkan salah satu terminal tegangan tingginya.
Dalam pengujiannya, transformator uji memiliki karakteristik yang tidak sama seperti
transformator daya/tenaga. Transformator daya sering dipakai oleh beberapa pembangkit
seperti PLTA, PLTU dan PLTD.
Perbedaan karakteristik transformator uji dan transformator daya adalah :

1. Perbandingan lilitan transformator uji lebih besar dibanding transformator daya. Hal
tersebut dikarenakan trafo uji hanya memiliki catu sebesar 220 Volt atau tegangan
distribusi sedangkan yang akan dibangkitkan untuk pengujian tegangan tinggi bisa
mencapai satuan Kilo Volt. Maka dari pada itu perbandingan lilitan sekunder dan
primernya lebih besar transformator daya.
2. Kapasitas KVA-nya lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas transformator daya
oleh karena keperluan mengadakan lompatan api tidak perlu tenaga yang besar.Yang
diperlukan disini adalah tegangan, bukan daya/tenaga.
3. Hanya transformator satu fasa yang digunakan. Hal ini disebabkan karena biasanya
pengujian dilakukan fasa-demi-fasa.
4. Biasanya terminalnya (ujung lilitannya) ditanahkan (grounded) untuk keperluan
proteksi dan keamanan.
5. Pada waktu merencanakan isolasi untuk transformator penguji hanya diperhitungkan
isolasi terhadap tegangan penguji maksimum, karena tidak diharapkan
transformator tersebut tidak mengalami tegangan lebih.
6. Trafo uji dipasang pada sebuah laboratorium yang cukup dilindungi dari tegangan
lebih.

KARAKTERISTIK UJI TRANSFORMATOR


Karakteristik dari transformator uji ini berbeda dengan transformator daya. Pada transformator
daya berlaku hubungan :

Dimana : a = perbandingan belitan primer dan sekunder


V1 = tegangan primer
V2 = tegangan sekunder
Artinya, tegangan pada sekunder transformator daya dapat ditaksir dengan mengukur
tegangan di primer. Dengan perkataan lain, tegangan tinggi di sisi sekunder dapat ditentukan
dengan mengetahui tegangan di sisi primernya.
Pada transformator penguji cara di atas tidak dapat dilakukan, karena jumlah lilitan
transformator penguji relatif banyak, sebab perbandingan kumparannya tinggi, maka
kapasitas tersebar dari transformator penguji antara kumparan dengan inti atau tanki besar
sekali.
Oleh sebab itu maka meskipun transformator itu tak berbeban, arus pemuat (charging current)
mengalir di dalamnya. Oleh karena arus pemuat lebih besar daripada arus eksitasi, maka
hasilnya adalah arus mendahului (leading) yang mengalir di dalam transformator atau
spesiment yang diuji. Akibatnya adalah tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan yang
ditentukan oleh perbandingan lilitan.
Kinerja transformator uji tidak dapat dengan sempurna digambarkan dengan rangkaian
ekivalen transformator yang biasa karena pengaruh kapasitansi sendiri Ci dari belitan
tegangan tinggi dan kapasitansi objek uji Ca (kebanyakan berupa beban kapasitif). Pada
pihak lain arus maknetisasi dapat diabaikan selama inti besi belum jenuh.
Kinerja transformator uji dapat dikaji secara pendekatan dengan menggunakan rangkaian
pada Gambar 2 yang terdiri atas impedansi hubung singkat Rk + jwLk dan kapasitansi total
C = Ci + Ca pada sisi tegangan tinggi.

Gambar 2 Rangkaian ekivalen transformator penguji


Dengan Rk << wLk, sehingga Rk dapat diabaikan sehingga rangkaiannya menjadi seperti
Gambar 3
Gambar 3 Rangkaian ekivalen transformator penguji yg sederhana

Dari gambar 3 dapat diturunkan rumus sbb:

Dimana :

Jadi

Terlihat bahwa tegangan keluaran trafo uji tergantung pada kapasitansi C, sedangkan C
tergantung pada kapasitansi beban uji, sehingga tegangan keluaran terafo uji tergantung
pada kapasitansi beban uji. Jika dimisalkan harga , maka tegangan sekunder menjadi 1,25
tegangan sekunder trafo uji tanpa kapasitansi. Oleh karena itu, tegangan keluaran trafo uji
harus diukur langsung, sebab tegangan sekunder trafo uji tidak dapat diperkirakan dengan
melakukan pengukuran tegangan di sisi primer.

CONTOH SOAL

Buatlah gambar rangkaian ekivalen penguji sederhana?

Setelah itu buatlah turunan rumus dari rangkaian tersebuatp

Anda mungkin juga menyukai