Anda di halaman 1dari 7

BAB 5

PENGUJIAN KETAHANAN AC PERALATAN

5.1 Tujuan Percobaan


Tujuan percobaan ini adalah untuk menguji ketahanan peralatan terhadap
tegangan lebih AC, yaitu tegangan frekuensi sistem yang besarnya di atas
tegangan nominal peralatan. Peralatan yang akan diuji adalah transformator
distribusi dan kabel tegangan menengah

5.2 Teori Percobaan


Pada saat terjadi gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, tegangan pada
dua fase sistm yang sehat (tidak terganggu) naik melebihi tegangan semula
dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi sistem. Kenaikan tegangan ini
tergantung pada metode pembumian sistem dan dapat mencapai 1,73 kali
tegangan semula. Tetapi sistem tenaga listrik selalu dilengkapi dengan sistem
proteksi arus lebih sehingga pemutus daya segera melokalisir jaringan yang
terganggu dan akibatnya tegangan jaringan kembali normal. Jadi kenaikan
tegangan pada fasa yang sehat berlangsung dalam waktu singkat, tergantung
kepada setting waktu rele dan waktu pembukaan kontak pemutus daya.
5.2.1 Pengujian Ketahanan AC Transformator
Dengan bertambahnya usia trafo daya, isolasi internal pada trafo dapat
mengalami penurunan sehingga meningkatkan terjadinya risiko kegagalan
isolasi. Degradasi isolasi merupakan salah satu penyebab utama kerusakan
trafo. Bagian terlemah dari sistem isolasi adalah kerentanan terhadap kadar
air, oksigen, panas berlebih dan tekanan mekanis. Ketiga unsur ini dapat
mempercepat proses terjadinya penuaan isolasi.1
Pengujian ini dilakukan untuk menguji ketahanan isolasi trafo
memikul tegangan-lebih AC sebab ketika trafo beroperasi, adakalanya trafo
tersebut mengalami tegangan-lebih AC. Dilihat dari pembangkit
tegangannya, pengujian ketahanan tegangan tinggi AC pada trafo dilakukan

1
Rifky Onrialdi, dkk. Analisis Pengujian Kualitas Isolasi Transformator Daya di PT. Indah Kiat
Pulp and Paper Perawang (Pekanbaru: SainETin, 2020), 72.
dengan dua cara, yaitu:
1. Pengujian dengan satu set trafo uji pembangkit tegangan tinggi AC. Cara
pengujian seperti ini disebut pengujian AC terpisah. Cara terpisah berarti
kedua kumparan tegangan (tegangan tinggi dan tegangan rendah)
dihubungkan dengan trafo uji.
2. Sumber tegangan AC dihubungkan ke belitan yang lebih rendah
tegangannya sehingga timbul tegangan induksi AC pada belitan tegangan
tingginya. Pengujian seperti ini disebut pengujian AC induksi.2

Terdapat pembedaan pengujian juga dengan diskriminasi waktu yang


disesuaikan dengan tempat pengujiannya. Pengujian di pabrik dilakukan
selama 1 menit, sedangkan pengujian dilapangan dilakukan selama 10 menit.
Menurut standard IEC, tegangan pengujian ketahanan AC dilapangan adalah
seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 5.1 berikut ini.

5.2.4 Pengujian Ketahanan AC Kabel


Kabel merupakan komponen penyaluran energi listrik yang sangat
penting karena kerusakan pada kabel berdampak pada kontinuitas penyaluran
energi listrik. Masalah yang paling sulit ialah jika kerusakan terjadi pada
kabel tanam. Kerusakan pada kabel ini sulit dilacak dan memerlukan waktu
yang lama untuk memperbaikinya. Karena itu, sifat elektrik kabel perlu
dimonitor denga melakukan pengujian tegangan tinggi.3
Dalam pengujian ini, kapasitansi kabel harus diperhitungkan agar arus
pengujian tidak melampaui kapasitansi trafo uji. Jika arus pengujian lebih
besar dari kapasitas trafo uji, maka suatu induktor perlu dipasang seri diantara
sumber tegangan dengan trafo uji atau dihubungkan seri dengan kabel uji.
Tegangan pengujian AC tergantung pada jenis isolasi kabel dan tegangan
nominal kabel. Umumnya pada uji rutin, pada kabel bertegangan 3,6 – 30 kV
diberikan tegangan pengujian sebesar 3,5 kali tegangan nominal dengan
durasi uji selama 5 menit. Jika kabel tiga inti diuji dengan trafo uji tiga fasa
2
Bonggas L. Tobing, Dasar-dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, edisi ke-3. (Jakarta:
Erlangga, 2017), 150.
3
Bonggas L. Tobing, Dasar-dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, edisi ke-3. (Jakarta:
Erlangga, 2017), 168
sehingga setiap inti kabel mendapat suplai tegangan yang berbeda-beda maka
tegangan pengujian ialah 1,73 tegangan pengujian satu fasa. Pengujian pada
uji jenis biasanya dilakukan dengan tegangan DC yang besarnya 1,8 kali
tegangan nominal. Berpolaritas negatif dan lama pengujian dilakukan selama
30 menit. Dielektrik kabel yang diuji adalah sebagai berikut :
1. Antara konduktor dengan tanah
2. Antara konduktor dengan konduktor beda fasa
3. Antara konduktor dengan selubung logam kabel yang dibumikan

5.3 Peralatan Percobaan


Adapun peralatan percobaan pengujian ketahanan AC peralatan sebagai
berikut :
1. Trafo Uji 0-220V/100 kV, 50 Hz 1 unit
2. Trafo Distribusi 20 KV, 50 Hz, 100 KVA 1 unit
3. Konduktor Tegangan Menengah 20 KV 1 unit
4. Multimeter 1 unit
5. Kabel pengujian secukupnya

5.4 Rangkaian dan Prosedur Percobaan


Adapun rangkaian dan prosedur percobaan pada bab ini adalah sebagai
berikut.
5.4.1 Pengujian Ketahanan AC Transformator
Adapun rangkaian pengujian ketahanan transformator ditunjukkan
pada Gambar 5.1 sebagai berikut.

Gambar 5.1 Rangkaian Pengujian Ketahanan AC Transformator


Adapun prosedur pengujian ketahanan AC transformator ditunjukkan
pada sebagai berikut.
1. Untuk pengujian trafo semua terminal kumparan tinggi dihubungkan ke
terminal tegangan tinggi trafo uji, sedang semua terminal kumparan
rendah dan badan trafo dihubungkan ke bumi. Ini merupakan pengujian
AC terpisah.
2. Tegangan pengujian lama pengujian ditentukan dari spesifikasi yang
diberikan misalkan nilainya adalah Vs dan t.
3. Penghitung waktu (Timer) diset sesuai dengan waktu pengujian (t).
4. Saklar primer (S1) ditutup dan AT diatur hingga tegangan keluarannya
nol.
5. Saklar sekunder (S2) ditutup.
6. Tegangan keluaran trafo uji dinaikkan secara bertahap dengan kecepatan
1 kV/detik sampai sama dengan tegangan pengujian (Vs). Saat tegangan
sekunder trafo uji mencapai Vs, penghitung waktu (T) dioperasikan
dengan menutup saklar ST.
7. Bila saklar sekunder (S2) tidak membuka setelah waktu t tercapai,
peralatan dinyatakan lolos uji, sebaliknya bila saklar itu membuka
sebelum waktu t tercapai, maka trafo dinyatakan tidak lolos uji
8. Data pengujian disusun seperti tabel 5.2 pada sub bab 5.5 data percobaan

5.4.2 Pengujian Ketahanan AC Kabel


Adapun rangkaian pengujian ketahanan AC kabel ditunjukkan pada
Gambar 5.2 sebagai berikut.

Gambar 5.2 Rangkaian Pengujian Ketahanan AC Kabel


Adapun prosedur pengujian ketahanan AC kabel ditunjukkan pada
sebagai berikut.
1. Untuk pengujian kabel, terminal kumparan tinggi dihubungkan ke kawat
inti kabel, sedangkan ujung inti kabel beda fasa yang terletak diujung
lainnya dihubungkan ke ground. Ini merupakan pengujian AC kawat-
kawat.
2. Tegangan pengujian lama pengujian ditentukan dari spesifikasi yang
diberikan misalkan nilainya adalah Vs dan t.
3. Penghitung waktu (Timer) diset sesuai dengan waktu pengujian (t).
4. Saklar primer (S1) ditutup dan AT diatur hingga tegangan keluarannya
nol.
5. Saklar sekunder (S2) ditutup.
6. Tegangan keluaran trafo uji dinaikkan secara bertahap dengan kecepatan
1 kV/detik sampai sama dengan tegangan pengujian (Vs). Saat tegangan
sekunder trafo uji mencapai Vs, penghitung waktu (T) dioperasikan
dengan menutup saklar ST.
7. Bila saklar sekunder (S2) tidak membuka setelah waktu t tercapai,
peralatan dinyatakan lolos uji, sebaliknya bila saklar itu membuka
sebelum waktu t tercapai, maka trafo dinyatakan tidak lolos uji!
8. Untuk pengujian selanjutnya, pindahkan konduktor fasa dari trafo uji ke
selubung metal yang melingkupi mantel kabel.
9. Data pengujian disusun seperti Tabel 5.3 pada sub bab 5.5 data
percobaan

5.5 Data Percobaan


Adapun data percobaan pada bab ini sebagai berikut.
5.5.1 Data Percobaan Pengujian Ketahanan AC Transformator
Adapun data percobaan AC transformator dapat dilihat pada Tabel 5.1
sebagai berikut.
Tabel 5.1 Data Percobaan Pengujian Ketahanan AC Transformator

Vuji Hubungan Kondisi


20 kV Terminal Teg. Tinggi - Terminal Teg. Rendah Baik

5.5.2 Data Percobaan Ketahanan AC Kabel


Adapun data percobaan pengujian ketahanan AC kabel dapat dilihat
pada Tabel 5.2 sebagai berikut
Tabel 5.2 Data Percobaan Pengujian Ketahanan AC Kabel
Vuji Hubungan Kawat - Kawat Kondisi
R-T Rusak
20 kV R-S Rusak
S-T Rusak
Vuji Hubungan Kawat - Selubung Kondisi
R- Selubung Baik
20 kV S-Selubung Baik
T-Selubung Baik

5.6 Analisa Data


Adapun analisa data percobaan pada bab ini sebagai berikut.
5.6.1 Analisa Percobaan Pengujian Ketahanan AC Transformator
Adapun analisa data percobaan pengujian ketahanan AC
transformator sebagai berikut.
Pada pengujian trafo dengan memberikan tegangan 20 kV selama 10
menit, isolator trafo mampu menahan beban tegangan 20 kV tanpa
mengalami kebocoran arus yang diikuti dengan saklar sekunder tidak terbuka.
Hal ini membuktikan trafo yang diuji dalam keadaan baik.

5.6.2 Analisa Percobaan Pengujian Ketahanan AC Kabel


Adapun analisa data percobaan pengujian ketahanan AC kabel sebagai
berikut.
a. Pengujian kawat-kawat
1. R-T dengan beban 20 KV, Kawat R mengalami kebocoran arus sebelum
waktu mencapai t yang ditentukan. Hal ini membuktikan hubungan kawat
R-T adalah buruk.
2. R-S dengan beban 20 KV, Kawat R mengalami kebocoran arus sebelum
waktu mencapai t yang ditentukan. Hal ini membuktikan hubungan kawat
R-S adalah buruk.
3. S-T dengan beban 20 KV, Kawat R mengalami kebocoran arus sebelum
waktu mencapai t yang ditentukan. Hal ini membuktikan hubungan kawat
S-T adalah buruk.

b. Hubungan kawat-selubung
1. R-Selubung dengan beban 20 KV, kawat R tidak mengalami kebocoran
hingga mencapai waktu t yang ditentukan. Hal ini membuktikan hubungan
R-Selubung = BAIK.
2. S-Selubung dengan beban 20 KV, kawat S tidak mengalami kebocoran
hingga mencapai waktu t yang ditentukan. Hal ini membuktikan hubungan
S-Selubung = BAIK.
3. T-Selubung dengan beban 20 KV, kawat T tidak mengalami kebocoran
hingga mencapai waktu t yang ditentukan. Hal ini membuktikan hubungan
S-Selubung = BAIK.

5.7 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
1. Pada pengujian trafo dengan memberikan tegangan 20 KV selama t yang
ditentukan. Trafo mampu menahan beban tegangan 20 KV tanpa mengalami
kebocoran arus dalam jangka waktu t yang ditentukan. Hal ini membuktikan
trafo yang diuji dalam keadaan baik.
2. Jika pengujian mengalami kebocoran sebelum memenuhi waktu t yang
ditentukan maka pengujian akan dianggap gagal.
3. Peralatan yang mengalami kebocoran menandakan bahwa peralatan tersebut
tidak layak lagi untuk digunakan.
4. Pengujian-pengujian ini memiliki tujuan untuk menentukan kelayakan
peralatan yang diuji untuk digunakan.

Anda mungkin juga menyukai