Anda di halaman 1dari 16

Putu Wawan Adhitya

202011168
GENERATOR SINKRON
SHORT CIRCUIT CHARACTERISTIC

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, praktikan dapat mengetahui cara kerja karakteristik salient pole
tiga fasa dari generator sinkron dalam kondisi hubung singkat.

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat

1 DC Permanent-magnet Machine EM-3330-1A


1 Three-phase Salient Pole Synchronous Machine EM-3330-3A
1 DC Power Supply Module EM-3310-1A
1 Synchronous Machine Exciter EM-3310-1C
1 Three-phase Power Supply Module EM-3310-1B
1 Three-pole Current Limit Protection Switch Module EM-3310-2A

1 Digital DCA Meter EM-3310-3A


1 Digital DCV Meter EM-3310-3B

1 Digital RPM Meter EM-3310-3G


or Magnetic Poweder Brake Unit EM-3320-1A

1 Brake Controller EM-3320-1N


1 Digital Power Analysis Meter EM-3310-3H

or Digital ACA Meter EM-3310-3C


1 Digital ACV Meter EM-3310-3D

1 Laboratory Table EM-3380-1A


1 Experimental Frame EM-3380-2B
or Experimental Frame EM-3380-2A
1 Connecting Leads Holder EM-3380-2A

1 Coupling EM-3390-2A
1 Coupling Guard EM-3390-2B

1 Shaft End Guard EM-3390-2C


1 Connecting Leads Set EM-3390-3A

1 Safety Bridging Plugs Set EM-3390-4A

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
III. TEORI
Pengujian hubung singkat terkait dengan karakteristik hubung singkat yaitu hubungan
antara arus jangkar Ia dengan arus penguat/eksitasi If. Pada pengujian hubung singkat, mula- mula
arus medan dibuat menjadi nol dan terminal jangkar dihubung singkat melalui amperemeter. Lalu
arus jangkar diperbesar dengan menaikkan secara bertahap arus medan hingga tercapai nilai arus
jangkar maksimum yang masih aman sekitar 125% - 150% dariarus nominal jangkar. Karakteristik
hubung singkat merupakan garis lurus. Pada kondisi hubung singkat, tegangan terminal Vt = 0 dan
arus jangkar sama dengan arus hubung singkat (Ia=Isc),
Pembacaan arus jangkar atau arus hubung singkat dengan pengaruh variasi medan eksitasi
digambarkan dalam sebuah kurva yang ditunjukkan oleh Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Karakteristik Hubung Singkat


Kurva tersebut merupakan kurva linier karena tidak adanya efek saturasi. Saat tegangan
terminal sama dengan nol, lebih dari 90% tegangan jatuh muncul akibat reaktansi sinkron.

IV. REFERENSI
Berahim, Hamzah. 1996. Pengantar Teknik Tenaga Listrik Teori Ringkas dan Penyelesaian
Soal.Yogyakarta: Andi Offset.

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
V. TEORI TAMBAHAN
Jenis-jenis Gangguan Dalam sistem tenaga listrik, bagian yang paling sering terkena gangguan
adalah kawat transmisinya (kira-kira 70% s/d 80% dari saluran tegangan). Hal ini disebabkan
luasnya dan panjangnya kawat transmisi yang terbentang dan yang beroperasi pada kondisi udara
yang berbeda-beda. Pada sistem transmisi, suatu ganggun dapat terjadi disebabkan kesalahan
mekanis, thermis tegangan lebih atau karena material yang cacat atau rusak, misalnya gangguan
hubungan singkat, gangguan ketanah atau konduktor yang putus. Busur panah yang menetap
merupakan gangguan yang sangat ditakuti sebab busur tanah yang padam dan menyala merupakan
sumber gelombang berjalan yang mempunyai muka yang curam yang dapat membahayakan isolasi
dari alat-alat instalasi walaupun letaknya jauh dari titik gangguan. Gangguan yang sering terjadi
ialah gangguan hubungan singkat. Besar dari arus hubungan singkat itu tergantung dari jenis dan
sifat gangguan hubungan singkat itu. Kapasitas dari sumber daya, kongfigurasi dari sistem, metode
hubungan netral dari trafo, jarak gangguan dari unit pembangkit, angka pengenal dari
peralatanperalatan utama dan alat-alat pembatas arus, lamanya hubungan singkat itu dan kecepatan
beraksi dari alat-alat pengaman. Gangguan-gangguan singkat itu tidak hanya dapat merusak
peralatan atau elemen-elemen sirkuit, tetapi juga dapat menyebabkan jatuhnya tegangan dan
frekuensi sistem, sehingga kerja paralel dari unit-unit pembangkit menjadi tergantung pula.
Akibat-akibat yang disebabkan gangguan antara lain :

1. Menginterupsi kontinuitas pelayan daya kepada para konsumen apabila gangguan itu sampai
menyebabkan terputusnya suatu rangkaian (sirkuit) atau menyebabkan keluarnya suatu unit
pembangkit.

2. Penurunan tegangan yang cukup besar menyebabkan rendahnya kualitas tenaga listrik dan
merintangi kerja normal pada peralatan konsumen.

3. Pengurangan stabilitas sistem dan menyebabkan jatuhnya generator.

4. Merusak peralatan pada daerah terjadinya gangguan itu

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem transmisi tegangan tinggi
ialah

1. Burung atau daun-daun; Jika burung dan daundaun terbang dekat pada isolator gantung dari
saluran transmisi, maka clearance (jarak aman) menjadi berkurang sehingga ada kemungkinan
terjadi loncatan api.

2. Polusi (debu) Debu-debu yang menempel pada isolator merupakan konduktor yang bisa
menyebabkan terjadinya loncatan api.

3. Pohon-pohon yang tumbuh didekat saluran transmisi.

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
Klasifikasi dari gangguan dari dua segi yaitu :

1. Dari macam-macam gangguan :

a. Gangguan dua fasa atau tiga fasa melalui tahapan hubungan tanah.

b. Gangguan fasa ke fasa

c. Gangguan dua fasa ke tanah

d. Gangguan satu fasa ke tanah atau gangguan tanah.

2. Dari lamanya waktu gangguan :

a. Gangguan permanen

b. Gangguan temporer

Gangguan temporer yaitu apabila gangguan terjadi dalam hanya waktu yang singka saja dimana
kemudian sistem kembali pada keadaan normal. Misalnya gangguan yang disebabkan oleh petir
atau burung, dimana terjadi loncatan api pada isolasi udara atau minyak. Gangguan permanen baru
dapat dihilangkan atau diperbaiki setelah bagian yang terganggu itu isolir dengan bekerjanya
pemutus daya. Dari pengalaman telah ditunjukkan bahwa makin tinggi tegangan suatu sistem,
frekuensi terjadinya gangguan makin kecil, dan gangguan hubungan singkat yang paling banyak
terjadi adalah gangguan satu fasa ke tanah, dimana faktor penyebabnya yang paling sering adalah
petir. Tetapi untuk sistem transmisi diatas 380 KV penyebab utama gangguan biasanya adalah
surja hubung.

Defenisi MVAhs

Suatu metode yang meniadakan kebutuhan akan besaran dasar dengan merepresentasikan elemen
sistem daya dalam bentuk MVA dan menunjukan suatu proses yang lebih sederhana sehingga tidak
rentan dengan kesalahan yang tidak dikehendaki. Pada dasarnya, metode MVA-hubungan-singkat
dalam suatu modifikasi dari metode ohmic dimana, impedans rangkaian merupakan hasil
penjumlahan impedans-impedans dari berbagai komponen di dalam rangkaian. Berdasarkan
definisinya, admitansi adalah kebalikan dari impedansi, maka dengan sendirinya kebalikan dari
admitansi sistem adalah sama dengan hasil penjumlahan kebalikan kebalikan admitansi
komponen. Disamping itu harga admitansi suatu rangkaian atau komponen sama dengan harga
arus atau harga KVA maksimum pada tegangan per unit yang akan mengalir melalui rangkaian
atau komponen kesuatu titik gangguan bila mana mendapat suplai dari suatu sumber yang
kapasitasnya tak terhingga.

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168

Edy Saputra, Susilawati Susilawati, Muhammad Adam, Abdul Munir Dalimunthe. (2020, Juli).
Studi Analisa Gangguan Hubung Singkat Dengan Menggunakan Metode MV Ahs (Hubung
Singkat). III No. 1, 1 - 7.

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
VI. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168

Fig. 15-3-2 Connection diagram for short-circuit test

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah
rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi
bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa.

1. Letakkan DC Permanent-magnet Machine, Three-phase Salient Pole Synchronous Machine, dan


Digital RPM Meter pada meja laboraturium. Hubungkan DC Permanent- magnet (PM) Machine
pada Three-phase Salient Pole Synchronous Machine dan Digital RPM Meter dengan
menggunakan Couplings. Kunci dengan aman Machine Bases secara bersamaan menggunakan
sekrup delta. Pasangkan Coupling Guards dan Shaft End Guard.
2. Pasang yang diperlukan pada Modul Percobaan ini. Rangkai rangkaian sesuai dengan diagram
rangkaian pada Gambar. 15-3-2. Mintalah asisten untuk memeriksa rangkaian Anda yang sudah
selesai. Generator sinkron beropersasi pada delta.
3. Pasang knob tegangan (V) pada Modul Catu Daya DC ke posisi minimum. Atur knob kontrol
tegangan pada Synchronous Machine Exciter di posisi 0.
4. Dengan berurutan hidupkan 3-P Current Limit Protection Switch, Three-phase Power Supply, dan
DC Power Modules.
5. Pada DC Power Supply Module, tekan tombol START dan secara perlahan putar knob tegangan (V)
untuk menaikkan tegangan hingga generator berputar pada kecepatan laju. Pertahankan kecepatan
lajunya pada percobaan ini.
Catatan: kecepatan laju pada generator (Three-phase Salient Pole Synchronous Machine) adalah
1800 rpm untuk daya 60Hz (1500 rpm untuk daya 50Hz).
6. Hidupkan Synchronous Machine Exciter.
7. Dengan perlahan putar knob pengatur tegangan pada Synchronous Machine Exciter untuk
meningkatkan Tegangan keluaran hingga mencapai 220 V.
Pertahankan Tegangan Keluaran selama percobaan ini.
8. Pada percobaanm jika rotor dari generator terkunci oleh beban, matikan sumber secepatnya.
Catatan : Arus Motor (Prime Mover) tidak boleh melebihi 130% dari Arus nominal. Arus generator
tidak boleh melebihi 130% dari arus nominal (0.8A x 1.3 = 1.04A) dan arus medan tidak boleh
melebihi 130 % dari arus nominal (0.3A x 1.3 = 0.39).
9. Nyalakan Resistive Load module, atur posisi saklar pada daftar di tabel 15-5-1. Catat nilai arus
medan generator If (Diperoleh dari Digital DCA meter), Arus output generator Io, tegangan output
generator Eo, Daya output generator Po , dan faktor daya cos θ (diperoleh dari Digital Power
Analysist Meter) dan kecepatan generator N (Diperoleh dari Digital RPM Meter) di tabel 15-5-1
10. Nyalakan Resistive Load module dan inductive Load Module , atur posisi saklar pada daftar di tabel
15-5-2. Catat nilai arus medan generator If (Diperoleh dari Digital DCA meter), Arus output
generator Io, tegangan output generator Eo, Daya output generator Po , dan faktor daya cos θ
(diperoleh dari Digital Power Analysist Meter) dan kecepatan generator N (Diperoleh dari Digital
Laboratorium Mesin Listrik
Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
RPM Meter) di tabel 15-5-2
11. Nyalakan Resistive Load module dan capacitive Load Module, atur posisi saklar pada daftar di
tabel 15-5-3. Catat nilai arus medan generator If (Diperoleh dari Digital DCA meter), Arus output
generator Io, tegangan output generator Eo, Daya output generator Po , dan faktor daya cos θ
(diperoleh dari Digital Power Analysist Meter) dan kecepatan generator N (Diperoleh dari Digital
RPM Meter) di tabel 15-5-3
12. Secara berurutan matikan Resistive Load, inductive Load dan Capacitive Load, DC Power Supply,
Synchronous Machine Exciter, Three Phase Power Supply, and 3-P Current Limit Protection
Switch Modules
13. Gunakan hasil dari tabel 15-5-1 hingga 15-5-3, Buat kurva antara If vs Io pada Grafik ditunjukkan
pada gambar 15-5-4

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
VII. TABEL DATA PENGAMATAN
Tabel 15-3-1
If (A) 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
Io (A) 0 0,09 0,180 0,236 0,333 0,422
N (rpm) 1500 1500 1500 1500 1500 1500

If (A) 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.24


Io (A) 0,462 0,550 0,642 0,726 0,803 0,946
N (rpm) 1500 1500 1500 1500 1500 1500

Grafik Io terhadap If
0,946
1 0,803
0,726
0,8 0,642
0,55
Io (A)

0,6 0,422 0,462


0,333
0,4
0,18 0,236
0,2 0 0,09

0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
If (A)

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
VIII. PENGOLAHAN DATA
Tidak ada pengolahan data

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
IX. TUGAS AKHIR
1. Bagaimana pengaruh arus input dari generator If dengan arus keluaran Io pada
karakteristik Generator DC pada Hubung Singkat?
Jawab :
Pengaruh arus field untuk arus output yaitu semakin besar nilai arus field maka semakin besar
juga nilai arus output jadi dapat dikatakan arus field berbanding lurus dengan arus output.
2. Untuk apa dilakukan percobaan hubung singkat pada generator arus searah ini?
Jawab :
Untuk mengetahui adanya rugi rugi pada generator sinkron yaitu seperti hysteresis losses,
eddy current dan chopper losses.
3. Gambarkan dan jelaskan kurva hubung singkat!
Jawab :

Dapat dilihat grafik diatas adalah arus field dengan arus output, dari garid grafik menunjukkan
bahwa semakin besar nilai arus filed maka akan semakin besar juga nilai arus outputnya.

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
X. ANALISA

Pada pertemuan kedua praktikum mesin sinkron yaitu membahas tentang modul keempat, kelima
dan keenam dari mesin sinkron. Sebelum masuk pada pembahasan pada modul dijelaskan secara dasar
apa itu yang dinamakan mesin listrik. Mesin listrik merupakan alat yang digunakan untuk mengkonversi
atau mengubah energi dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Prinsip elektromagnetik
merupakan peristiwa atau momen dimana adanya arus yang disebabkan dari perubahan medan magnet.
Perubahan medan magnet ini dikarenakan adanya arus yang mengalir pada penghantar, maka dari itu
syarat dari adanya prinsip elektromagnetik yaitu adanya arus yang mengalir, adanya medan magnet dan
adanya fluks bolak balik. Sedangkan yang dimaksud dari induksi itu adalah pengaruh dari efek benda
sekitar atau dapat dicontohkan seperti magnet yang menarik konduktor karena medan magnetnya
menembus benda dan menyebabkan benda tersebut tertarik ke magnet. Dalam pembagiannya mesin
listrik terdapat dua jenis yaitu mesin listrik statis dan mesin listrik dinamis, mesin listrik statis yaitu
mesin listrik yang tidak bergerak sedangkan mesin listrik dinamis merupakan mesin listrik yang
bergerak. Contoh dari mesin listrik statis yaitu transformer atau trafo sedangkan contoh dari mesin listrik
dinamis yaitu motor AC dan motor DC. Motor AC terbagi lagi dalam dua jenis yaitu motor sinkron dan
motor asinkron sedangkan motor DC terbagi menjadi dua jenis yaitu PMDC atau permanen magnet DC
dan electromagnet DC. Dalam modul keempat dan kelima ini membahas tentang generator, generator
DC merupakan mesin listrik dinamis yang digunakan untuk konversi energy yaitu dari energy mekanik
ke energy listrik dengan menggunakan prinsip elektromagnetik dengan keluaran arus listrik AC.
Generator AC atau generator sinkron mempunyai dua jenis rotor yaitu salient pole atau kutub menonjol
dan non salient pole atau kutub silinder. Pada generator sinkron berlaku hukum hukum yaitu Hukum
Faradday. Hukum Faradday berbunyi penghantar yang terpengaruh oleh medan magnet akan timbul
gaya gerak listrik induksi, gaya gerak listrik ini ada karena fluks bolak balik yang terjadi karena
perpotongan medan magnet. Generator sinkron ini mempunyai beberapa bagian konstruksi yaitu stator,
rotor,brush, dan komutator. Bagian stator yaitu merupakan bagian dari generator yang tidak bergerak
atau statis, stator juga dapat disebut armature, pengertian dari armature pada generator ini merupakan
tempat untuk medan magnet terinduksi. Kemudian rotor merupakan bagian dari generator yang bergerak
atau dinamis, rotor dapat juga disebut sebagai field, field dalam generator pengertiannya yaitu tempat
dimana medan magnet terbentuk utuk pertama kalinya, tetapi pada generator sinkron sudah
menggunakan permanen magnet untuk dimanfaatkan medan magnetnya untuk membakitkan gaya gerak
listrik. Kemudian terdapat bagian brush atau sikat karbon, brush ini dibuat menggunakan bahan
semikonduktor, fungsi dari brush pada generator adalah untuk sebagai penghantar arus listrik. Kemudian
bagian dari generator yaitu komutator,jenis komutator pada generator yaitu slip ring atau belitan. Jenis
slip ring berfungsi untuk menyerahkan arus, yang dimaksud dengan meneyarahkan arus disini hanya
menyalurkan arus tidak seperti rectifier yang menyearahkan arus AC ke arus DC. Kemudian untuk
energy mekanik yang dihasilkan yaitu melalui prime mover yang berfungsi untuk menggerakkan rotor

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
agar rotor berputar. Kemudian dijelaskan yaitu prinsip kerja dari generator sinkron yaitu dari prime
mover yang bergerak akan menggerakkan rotor sehingga rotor akan berputar kemudian setelah rotor
berputar dan pada rotor menggunakan permanen magnet yang sudah terdapat medan magnet terjadi
perpotongan medan magnet yang mengakibatkan timbulnya gaya gerak listrik induksi yang kemudian
akan menginduksi stator dan listrik yang dihasilkan yaitu listrik AC. Pada generator terdapat system
eksitasi dan eksitasi, yang dimaksud dengan system eksitasi yaitu system yang digunakan untuk
memperkuat medan magnet sedangan eksitasi yaitu penguatan untuk medan magnet menggunakan arus
dc. Eksitasi terbagi menjadi input dan output, untuk inputnya yaitu torsi dan eksitasi dan ouputnya yaitu
untuk output dari torsi yaitu frekuensi dan daya aktif sedangkan untuk output dari eksitasi yaitu tegangan
dan daya reaktif. Eksitasi terbagi menjadi dua jenis yaitu eksitasi sendiri dan eksitasi terpisah, yang
dimaksud dengan eksitasi sendiri yaitu penguatan medan magnet yang memanfaatkan arus dc dari output
generator itu kemudian untuk eksitasi terpisah yaitu penguatan medan magnet menggunakan komponen
yang menghasilkan arus DC contoh seperti baterai atau generator DC itu sendiri. Namun pada generator
sinkron menggunakan eksitasi terpisah yaitu menggunakan generator dc untuk memperkuat medan
magnet pada rotor. Kemudian system eksitasi yang dijelaskan yaitu menggunakan generator itu sendiri
yang terbagi menjadi dua system yaitu system eksitasi dinamis dan statis. System eksitasi dinamis yaitu
penggunakan generator untuk eksitasi dalam satu system yang dimaksud satu system yaitu generator
bergerak bersamaan dengan generator utama yang digunakan sedangkan untuk eksitasi terpisah yaitu
penggunaan generator dc untuk eksitasi diluar dari system maksudnya yaitu gerak dari generator dc tidak
sama dengan generator utama. Jadi untuk generator sinkron ini menggunakan system eksitasi terpisah
karena menggunakan generator dc untuk eksitasinya. Untuk modul keempat mesin sinkron ini yaitu
berjudul short circuit characteristic atau diterjemahkan menjadi karakteristik hubung singkat. Pada
modul keempat mesin sinkron ini ingin melihat kondisi generator saat dihubung singkat, kondisi yang
menggambarkan hubungan arus eksitasi dan arus jangkar dalam generator yang terhubung singkat, yang
dimana penggambaran dari hubung singkat ini yaitu dari semua beban yang dijadikan satu. Pada
karakteristik hubung singkat ini juga untuk melihat rugi rugi yang ada. Dijelaskan untuk rugi rugi yaitu
histerysis losses, eddy current, dan chopper losses. Hsyterisis losses merupakan rugi yang diakibatkan
adanya pergesekan antar molekul saat arus mengalir. Pergesekan molekul akan mengakibatkan panas,
hysteresis losses di generator biasanya terjadi pada rotor dan stator, saat rotor menginduksi stator.
Hysterisis losses jika tidak ditangani dapat menyebabkan arus bocor yang akan mengurangi
penginduksian ke stator dan bisa saja akan menginduksi ke rotor itu sendiri. Hysteresis losses ini dapat
ditangani dengan pendingin berupa angin dan minyak. Kemudian terdapat Eddy current atau bisa disebut
arus pusar, rugi ini menimbulkan pusaran arus yang akan menimbulkan panas yang dapat mengakibatkan
kerusakan, untuk menanggulangi rugi ini dengan cara melaminasi supaya arus tidak mengalir di tempat
yang sama. Kemudian chopper losses, rugi ini disebabkan karena adanya hambatan jenis pada tembaga
rugi ini dapat menyebakan rugi daya. Untuk menanggulangi rugi ini dengan pemilihan konduktor dengan

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
nilai hambatan jenis yang kecil. Kemudian pada data pengamatan nilai yang akan dicari yaitu nilai arus
output dengan nilai arus field yang sudah diketahui dan nilai kecepatan diatur 1500 rpm. Untuk nilai
arus field yang diketahui yaitu 0 A, 0,02 A, 0,04 A, 0,06 A, 0,08 A dan 0,1 A, 0,12 A, 0,14 A, 0,16 A,
0,18 A, 0,2 A, 0,24 A. Dengan arus input 0 A didapatkan hasil arus output 0 A, kemudian dengan arus
input 0,02 A didapatkan hasil arus output 0,09 A, kemudian dengan arus input 0,04 A didapatkan hasil
arus output 0,180 A, kemudian dengan arus input 0,06 A didapatkan hasil arus output 0,236 A, kemudian
dengan arus input 0,08 A didapatkan hasil arus output 0,333 A, kemudian dengan arus input 0,1 A
didapatkan hasil arus output 0,422 A, kemudian dengan arus input 0,12 A didapatkan hasil arus output
0,462 A, kemudian dengan arus input 0,14 A didapatkan hasil arus output 0,550 A, kemudian dengan
arus input 0,16 A didapatkan hasil arus output 0,642 A, kemudian dengan arus input 0,18 A didapatkan
hasil arus output 0,726 A, kemudian dengan arus input 0,2 A didapatkan hasil arus output 0,803 A,
kemudian dengan arus input 0,24 A didapatkan hasil arus output 0,946 A. Dari hasil percobaan dengan
data yang didapatkan dapat dipahami semakin besar arus field dari generator dengan rpm yang sama
arus outputnya juga akan semakin meningkat, jadi dapat dikatakan arus field input berbanding lurus
dengan arus outputnya. Kesalahan pada praktikum kali ini yaitu pada saat merangkai praktikan belum
memahami betul gambar rangkaian pada saat merangkai di frame percobaan.

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN
Putu Wawan Adhitya
202011168
XI. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan pada praktikum modul keempat mesin sinkron ini yaitu :
 Mengetahui rugi rugi yang terdapat pada kondisi hubung singkat generator sinkron yaitu
hysteresis losses, eddy current dan chopper losses
 Mengetahui karakterisitik hubung singkat yaitu arus field yang berbanding lurus dengan arus
output, semakin besar arus field maka semakin besar juga rus ouputnya.

Laboratorium Mesin Listrik


Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai