Anda di halaman 1dari 23

PT.

PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

1. CIRCUIT BREAKER (CB)

1.1. Circuit breaker (CB) atau Pemutus Tenaga Listrik (PMT)

Circuit breaker atau Pemutus Tenaga Listrik adalah salah satu peralatan pemutus rangkaian
pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup suatu rangkaian
listrik pada semua kondisi, termasuk memutus arus hubung singkat sesuai dengan rating-nya
dalam kondisi normal atau tidak normal.

Agar PMT dapat bekerja sesuai keperluan tersebut, maka dibutuhkan syarat-syarat sebagai
berikut :

- Mampu menyalurkan arus maksimum secara terus-menerus sesuai dengan


kapasitasnya

- Mampu memutus dan menghubungkan jaringan dalam keadaan berbeban dan mampu
memutuskan arus hubung singkat tanpa merusakkan PMT itu sendiri

- Dapat memutuskan arus hubung singkat atau gangguan listrik dengan kecepatan yang
tinggi agar gangguan tersebut tidak dapat merusakkan peralatan dalam sistem rangkaian
tenaga listrik yang ada, tidak mengganggu kesetabilan sistem rangkaian yang lain dan tidak
merusakkan PMT itu sendiri.

Setiap pemasangan PMT harus dirancang sesuai dengan kebutuhan daya listrik yang akan
dibebankan pada suatu rangkaian sistem tenaga listrik.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada pemasangan PMT dalam suatu rangkaian listrik
adalah :

- Tegangan efektip tertinggi dan frekuensi jaringan listrik dimana PMT itu akan dipasang
(Tegangan kerja suatu sistem jaringan listrik).

- Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui PMT tersebut. Nilai arus tersebut
dapat tergantung pada arus maksimum dari sumber daya atau arus nominal dari beban
dimana PMT tersebut akan dipasang.

- Besarnya arus hubung singkat yang akan diputuskan secara aman oleh PMT tersebut
(Breaking Capasity).

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 1


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

- Waktu maksimum arus hubung singkat yang dibolehkan berlangsung, hal ini
berhubungan dengan waktu (kecepatan) yang dibutuhkan PMT untuk membuka kontak.

- Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan bagian lain di sekitarnya.

- Jarak arus bocor pada isolasinya.

- Kekuatan dielektrikummedia isolasi di antara kontak-kontaknya. Hal tersebut sesuai


dengan tegangan meksimum dalan suatu sistem tenaga listrik.

- Kondisi iklim dan ketinggian lokasi penempatan PMT tersebut.

Tegangan pengenal PMT dirancang untuk pemasangan pada ketinggian maksimum 1.000
meter di atas permukaan laut. Jika PMT akan dipasang pada ketinggian di atas 1.000 meter,
maka tegangan operasi maksimum PMT tersebut harus dikoreksi dengan faktor seperti tabel 1
dibawah ini.

Tabel 1. Faktor koreksi antara tegangan kerja vs Ketinggian lokasi.

Ketinggian (Meter) Fakto Koreksi

1 000 1,00

1 212 0,98

1 515 0,95

3 030 0,80

1.1.1. Bagian Utama Pemutus Tenaga Listrik (PMT)

Pada umumnya PMT yang ada terdiri atas tiga bagian utama yaitu :

- Bagian pemutus (Interrupter)

- Bagian mekanisme penggerak (Mechanism)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 2


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

- Bagian sistem kontrol

a. Pemutus (Interrupter)

Bagian pemutus (Interrupter) PMT merupakan peralatan utama yang menghubungkan dan
memutuskan rangkaian listrik. Bagian ini mempunyai komponen-komponen utama yaitu :

- Kontak diam (Fixed contact)

- Kontak gerak (moving contact)

- Tabir pemutus busur api listrik (Ark shute)

Yang semuanya diletakkan di dalam ruang media pemadam busur api.

Ditinjau dari media pemadam busur api listrik dalam interrupter, maka PMT dapat dibedakan
menjadi :

1. PMT dengan media pemadam minyak (Oil Circuit Breaker)

2. PMT dengan media pemadam udara tekan (Air Blast Breaker)

3. PMT dengan media Vacuum (Vacuum Breaker)

4. PMT dengan media Gas SF6 (Sulfur Hexaflouride)

Dalam uraian berikutnya akan dibahas PMT yang menggunakan Vacuum dan Gas SF6, karena
secara umum PMT ini banyak digunakan pada industri-industri saat ini dan mudah dalam
perawatan.

Apa yang terjadi saat PMT melakukan pemutusan beban listrik ?

Loncatan busur api listrik akan terjadi di antara kontak-kontak PMT saat terjadi pemutusan
beban / daya dalam suatu rangkaian tenaga listrik, hal tersebut terjadi karena adanya beda
potensial yang menimbulkan medan listrik di antara kontak-kontak PMT.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 3


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

Gambar 1 : Proses terjadinya busur api listrik di antara kontak PMT

Arus listrik yang mengalir pada kontak-kontak PMT yang pada saat terpisah akan menimbulkan
perbedaan potensial listrik yang akan memanaskan permukaan kontak dan menghasilkan emisi
pada permukaan kontak tersebut. Sedangkan medan listrik akan menimbulkan emisi medan
tinggi pada kontak katoda (K). Kedua emisi ini akan menghasilkan elektro bebas yang sangat
banyak dan bergerak menuju kontak anoda (A).

Elektron-elktron ini membentur molekul netral media isolasi di antara kontak di kawasan positip,
benturan-benturan ini akan menimbulkan proses ionisasi. Dengandemikian jumlah elektron
bebas yang menuju anoda akan semakin bertambah dan muncul ion positip hasil ionisasi yang
bergerak menuju katoda, perpindahan elektron bebas ke anoda akan menimbulkan arus dan
memanaskan kontak anoda.

Ion positip yang tiba di kontak katoda akan menimbulkan dua efek yang berbeda. Jika kontak
PMT tersebut terbuat dari bahan yang mempunyai titik lebur yang tinggi, maka ion positip hanya
akan menimbulkan efek panas yang tinggi pada katoda. Jika kontak terbuat dari bahan yang
titik leburnya rendah, maka ion positip akan menimbulkan emisi medan tinggi. Hasil emisi
thermis dan medan tinggi ini akan semakin melemahkan dielektrikum isolasi di antara kontak
PMT sehingga perpindahan muatan terus berlangsung. Perpindahan muatan inilah yang
disebut busur api listrik (Arc).

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 4


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

Busur api listrik yang timbul di antara kontak-kontak PMT dalam waktu yang cukup lama akan
menimbulkan panas yang cukup tinggi dan akan meleburkan atau merusakkan kontak-kontak
PMT tersebut, sehingga busur api yang timbul harus segera dipadamkan.

Usaha untuk pemadaman atau mencegah busur api listrik yang terjadi dalam interrupter PMT,
maka kontak-kontak PMT diletakkan dalam ruang interrupter dengan media yang telah
disebutkan di atas yaitu : media minyak, gas SF6, Vacuum dll.

b. PMT dengan media vacuum (Vacuum Interrupter)

PMT ini dapat digunakan untuk memutuskan rangkaian listrik dengan tegangan sampai 47 KV.
Pada PMT ini kontak-kontaknya ditempatkan di dalam ruang hampa udara, sehingga ruang
pemutus harus tertutup rapat dan kontak geraknya diikat dengan perapat logam yang fleksibel
(metal bellow) agar udara tidak dapat masuk ke ruang hampa. (Gambar 2)

Gambar 2a : Kontak-kontak Vacuum interrupter Gambar 2b : Bagan Vacuum


Interrupter

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 5


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

Jika kontak dibuka untuk memutuskan rangkaian beban listrik, maka akan terjadi emisi thermis
dan medan tegangan yang tinggi yang akan menimbulkan elektro-elektro bebas. Elektron hasil
emisi ini bergerak menuju anoda. Karena berada di dalam ruang hampa udara, maka elektro-
elektron bebas ini tidak bertemu dengan molekul udara sehingga tidak terjadi proses ionisasi.
Akibatnya tidak ada penambahan elektron bebas yang mengawali pembentukan busur api
listrik, sehingga tidak terjadi busur api di antara kontak-kontak PMT tersebut (gambar 3).

Gambar 3 : Busur api plasma yang terjadi pada Vacuum Interrupter.

Bagian pemutus PMT (Interrupter) ini tidak dapat dilakukan pemeliharaan (Maintenance) pada
kontak-kontaknya karena terletak di dalam ruang tertutup rapat dari pabrik pembuatnya.

c. PMT dengan Media Gas SF6 (Gas Circuit Breaker)

PMT dengan pemadam busur gas SF6 dapat digunakan untuk memutuskan arus listrik sampai
dengan 40 KA dan pada rangkaianyang bertegangan 765 KV. Gas yang digunakan adalah gas
SF6 (Sulfur Hexafluoride) yang memiliki sifat-sifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun,
dan tidak mudah terbakar. Pada suhu di atas 150°C gas SF6 tidak merusak metal, plastik dan
bermacam-macam bahan yang umum digunakan untuk pemutus tenaga bertegangan tinggi.

Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrikum yang cukup tinggi (2,35 kali
udara) dan dielektrikum ini akan bertambah dengan bertambahnya tekanan gas tersebut. Sifat
lain dari gas SF6 adalah mampu mengembalikan kekuatan dielektrikum dengan cepat, tidak
terjadi karbonisasi pada saat timbulnya busur api, dan tidak menimbukan bunyi saat
memutuskan dan menghubungkan beban. (Gambar 4).

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 6


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

d. PMT dengan Gas SF6 mempunyai dua tipe yaitu :

1. PMT tipe tekanan tunggal (single pressure type). PMT tipe ini diisi dengan gas SF6
dengan tekanan kira-kira 5 kg/Cm². Selama pemisahan kontak, gas SF6 ditekan ke
dalam suatu tabung yang menempel pada kontak gerak. Pada waktu pemutusan terjadi,
gas SF6 dihembuskan melalui nozle dan mematikan busur api.

2. PMT tipe tekanan ganda (double pressure type), tipe ini sudah tidak diproduksi lagi.
Pada tipe ini gas SF6 dari sistem tekanan tinggi dialirkan melalui nozle ke gas sistem
tekanan rendah selama pemutusan busur api. Pada sistem tekanan tinggi tekanan gas
kurang lebih 12 kg/cm² dan pada sistem tekanan rendah tekanan gas kurang lebih 2
kg/cm². Gas pada sistem tekanan rendah kemudia dipompakan kembali ke sistem
tekanan tinggi.

Gambar 4 : Ruang pemutus (Interrupter) Gas SF6 Circuit Breaker.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 7


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

1.1.2. Mekanisme Penggerak Kontak PMT

Mekanisme penggerak kontak adalah bagian dari peralatan PMT yang digunakan untuk
membuka dan menutup kontak PMT, sehingga mekanisme penggerak ini harus mampu
menggerakan kontak PMT secara cepat, tepat, dan serempak. Sebagai sumber energi untuk
menggerakkan kontak PMT ini dapat menggunakan energi listrik, pneomatik, hydrolik dan
mekanis pegas. Pada umumnya mekanisme PMT banyak menggunakan pegas.

Gambar 5a : Mekanisme Penggerak dengan Pegas (Spring Acting Mechanism)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 8


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

Gambar 5b : Mekanisme Penggerak Pegas untuk PMT Tegangan Tinggi

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 9


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

1.1.3. Bagian Kontrol PMT

Dalam mekanisme penggerak ditempatkan beberapa komponen kontrol dari PMT yang
berfungsi sebagai pengatur operasinya PMT tersebut, diantaranya adalah :

- Closing dan opening coil, berfungsi untuk menutup dan membuka kontak PMT dengan
menggunakan listrik, sehingga PMT dapat dioperasikan secara remote.

- Auxiliary contact (kontak bantu) yang berfungsi sebagai kontak bantu untuk kontrol,
indikator, dan sistem penguncian listrik (electrical interlock). Dalam hal ini dapat ditempatkan
beberapa auxiliary contact sesuai kebutuhan dengan model Normaly Close (NC) atau
Normaly Open (NO)

- Motor Spring Charging, berfungsi sebagai peregang pegas. Untuk mendapatkan energi
sebagai penggerak kontak, pegas harus diregang dahulu dengan manual (menggunakan
engkol) atau dengan motor listrik, sehingga sekali peregangan pegas harus dapat
digunakan untuk sekali menutup dan membuka kontak, setelah itu harus dilakukan
peregangan lagi.

- Penutup dan pembuka kontak secara mekanik.

- Sistem interlock (mekanik dan eletrik)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 10


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

2. PANEL SWTICH GEAR

Pada Pembangkit Listrik maupun Industri, circuit breaker di tempatkan di satu lokasi dalam
deretan beberapa panel untuk mendistribusikan sistem tenaga listrik sesuai kebutuhannya,
sehingga mudah untuk kontrol dan perawatannya, pengoperasian, penggantian atau perbaikan
dan aman bagi alat dan manusia (Gambar 6)

Gambar 6a : Panel PMT (Switch Gear)

Di dalam satu panel PMT terdiri atas beberapa ruang seperti gambar 6b yaitu :

1) Ruang PMT

2) Ruang Busbar

3) Ruang koneksi kabel

4) Sistem penggerak PMT

5) Ruang tegangan rendah (ruang sistem kontrol dan proteksi)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 11


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

Gambar 6b : Bagan Panel swicth gear

13. Pressure relief duct 21. Low voltage connection, plug-in type

14. Busbars 22. Vacuum interrupters

15. Bushing type insulators 23. Contact system

16. Bushing type current transfomators 24. Operating and interlocking unit for rack-

17. Voltage transformer ing the circuit breakerand for earthing,

18. Cable connection manual oroptionally motor operation.

19. Make-proof earthing switch

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 12


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

Pada gambar 6b. menunjukan bahwa PMT dalam posisi Rack-in atau dalam kondisi operasi
atau siap dioperasikan. Untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan atau test PMT, maka PMT
harus diposisikan Rack-out atau PMT terlepas dari system connection, sehingga PMT terbebas
dari sistem tegangan tinggi dan beban. System Connection juga berfungsi sebagai Pemisah
tegangan atau disconnecting swtch (DS).

Gambar 7 : Ruang PMT (Circuit Breaker Compartement)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 13


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

Gambar 8 : PMT pada Posisi Rack-out di luar panel

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 14


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

3. PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)

3.1. Pengertian dan tujuan pemeliharaan PMT.

Pemeliharaan sistem tenaga listrik khususnya pemeliharaan PMT adalah serangkaian tindakan
atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sehanggai dapat dicegah terjadinya gangguan yang
menyebabkan kerusakan.

Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah untuk menjamin kontinyunitas sistem tenaga listrik
dan menjamin keandalan, antara lain :

1. Untuk meningkatkan reliability, availability, dan effisiency.

2. Untuk memperpanjang umur peralatan

3. Mengurangi resiko kegagalan atau kerusakan peralatan

4. Meningkatkan safety peralatan

5. Mengurangi waktu padam karena sering terjadi gangguan.

Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah pada
sistem isolasinya, yaitu isolasi minyak, udara, gas, dan vacuum. Suatu peralatan akan sangat
mahal apabila sistem isolasinya sangat bagus. Dari isolasi inilah dapat ditentukan sebagai
dasar pengoperasian suatu peralatan. Dengan demikian isolasi merupakan bagian terpenting
dan sangat menentukan umur dari suatu peralatan listrik.

Untuk itu kita harus memperhatikan atau memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik
terhadap isolasinya ataupun penyebab kerusakan isolasinya.

3.2. Jenis-jenis pemeliharaan PMT adalah sebagai berikut :

a. Predictive maintenance, adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara


memprediksi kondisi PMT, apakah dan kapan kemungkinannya PMT tersebut akan gagal
atau menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala
kerusakan secara dini. Cara ini dapat dilakukan dengan memonitor kondisi secara on-line
baik pada saat PMT beroperasi atau tidak (tergantung jenis PMT dan lokasinya). Untuk ini
diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 15


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

b. Preventive maintenance, adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk


mencegah terjadinya kerusakan PMT secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk
kerja PMT yang optimum sesuai umur tehnisnya. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan
secara berkala dengan berpedoman kepada instruction manual dari pabrik pembuatnya,
instruksi kerja yang ada dari pengalaman pemeliharaan dan operasi di lapangan.

c. Correctiove maintenance, adalah pemeliharaan berencana yang dilakukan dalam


kurun waktu tertentu ketika PMT mengalami kelainan atau unjuk kerja yang rendah pada
saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula
disertai perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini dapat berupa
trouble shooting atau penggantian bagian-bagian (part) yang rusak atau tidak berfungsi
dengan baik, yang dilaksanakan dengan terencana.

d. Breakdown maintenance, adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi


kerusakan mendadak yang waktunya tidak tentu dan sifatnya darurat.

3.3. Persiapan pemeliharaan

Dalam melaksanakan pemeliharaan PMT diperlukan langkah-langkah atau prosedur yang harus
dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan atau kerusakan
peralatan dengan cara :

a. koordinasi dengan operator tentang pekerjaan yang akan dilakukan sesuai work-order
(WO) termasuk pembebasan PMT dari operasi dan pengamanannya serta memberi rambu-
rambu (tagging)

b. Siapkan alat kerja (tools) dan material yang diperlukan dalam pemeliharaan, dan
siapkan pedoman kerja atau instruksi kerja (IK) agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan
pemeliharaan atau perbaikan PMT.

c. Yakinkan bahwa PMT yang akan dipelihara sudah benar sesuai tag number dalam WO
dan telah bebas dari tegangan sistem (posisi disconnected) dan telah dilakukan pentanahan
pengaman (grounding)

d. Memutuskan power sistem kontrolnya dengan mematikan MCB atau melepas fuse-nya
dan melepas auxiliary contact block agar PMT tidak dapat beroperasi secara remote atau
lokal.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 16


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

e. Mengeluarkan PMT dari cubicle atau memisahkan PMT dari bagian yang bertegangan
(rack-out).

f. Sesaat PMT telah keluar dari cubicle, maka pastikan shuter dalam cubicle telah tertutup
secara otomatis sehingga breaker compartement telah terbebas dari tegangan tinggi.

g. Lakukan closing dan opening breaker secara manual di luar cubicle agar mekhanisme
penggerak PMT telah terbebas dari energi pegas dan tidak dapat bergerak lagi sehingga
PMT benar-benar aman dan siap dilakukan pemeliharaan.

3.4. Pelaksanaan Pemeliharaan

Prosedur Pemeriksaan dan pembersihan PMT.

Pemeriksaan secara visual dan pembersihan PMT diawal pekerjaan bertujuan untuk
mengetahui lebih awal kondisi peralatan secara keseluruhan apakah peralatan tersebut masih
bagus atau telah mengalami kerusakan. Pemeriksaan ini meliputi :

Pemeriksaan bagian mekanisme penggerak, dilakukan dengan cara :

a. Bersihkan dan periksa dengan seksama apakah tidak ada bagian-bagian yang rusak,
aus, kendor (longgar) dan yakinkan bahwa mekanisme penggerak dapat berfungsi dengan
baik.

b. Berikan pelumasan pada bagian-bagian penggerak yang bergesekan dengan pelumas


yang sesuai.

c. Periksa semua baut-baut dan pasak pengikatnya dan lakukan pengencangan apabila
ditemukan baut atau pasak yang kendor (longgar)

d. Periksa semua poros penggerak apakah masih dalam kedudukannya dan pastikan tidak
ada yang aus, retak, dan bengkok.

e. Periksa kondisi pegas-pegas (spring) penggerak dan pastikan tidak ada yang rusak,
kendor dan terlepas.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 17


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

f. Periksa kondisi motor spring charger-nya, bersihkan komutatornya dan ganti carbon
brushtle-nya apabila sudah pendek.

g. Periksa semua konektor, terminal listriknya, dan kontak-kontrak bantunya (auxiliary


contact), bersihakn dengan menggunakan cairan pembersih kontak (contact cleaner) dan
pastikan tidak ada yang kendor dan terlepas.

h. Periksa dan yakinkan bahwa closing coil dan opening (triping) coil dapat berfungsi
dengan baik.

i. Periksa dan yakinkan bahwa sistem interlock mekanisnya dapat bekerja dengan
sempurna.

Pemeriksaan Bagian Pemutus (Interrupter)

Bagian Pemutus PMT (interrupter) ini ada yang dapat dilakukan pemeliharaan, karena
modelnya dapat dibuka dan ada yang tidak dapat dilakukan pemeliharaan karena bentuknya
tertutup seperti vacuum interrupter. Maka pemeliharaan dilakukan pada PMT yang interupter-
nya dapat dibuka dan dengan cara seperti berikut :

a. Lepaskan semua bagian interrupter dari dudukannya sehingga tampak bagian kontak-
kontaknya dan dalam posisi terbuka (open position)

b. Periksa semua permukaan kontak, apakah tidak terjadi kerusakan pada permukaan
kontak-kontaknya, dan yakinkan semua permukaan kontak dalam keadaan rata dan baik.

c. Bersihkan semua permukaan kontak apabila terdapat kotoran atau jelaga akibat busur
api dengan menggunakan kertas gosok halus sampai tampak permukaan logamnya.

d. Periksa kondisi baut-baut dan pasak pengikatnya, pegas penekan kontak danj pastikan
semua permukaan kontak dapat menempel dengan sempurna saat kontak dalam posisit
tertutup, hal ini sangat penting karenakebersihan dan ratanya permukaan kontak akan
menjadikan sempurnanya hubungan kontak dalam mengal;irkan arus listrik dalam suatu
rangkaiannya.

e. Berikan sedikit pelumas kontak (contact grease) pada semua permukaan kontak, dan
pastikan semua kontak geraknya (moving contact) dapat bergerak bebas sesuai jalurnya,
cepat dan serempak.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 18


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

f. Periksa dan bersihkan tabir pemutus busur api (arc shute), arcing horn, dan pastikan
kisi-kisinya tidak tersubat oleh kotoran atau jelaga, dan tidak ada yang rusak/retak.

g. Periksa semua isolasi penyangga kontak-kontaknya.

h. Periksa semua konektor-konektornya dan pastikan tidak ada yang kendor, rusak, dan
terlepas.

i. Periksa dan bersihkan jari-jari kontak (contact finger), pastikan tidak ada yang rusak dan
berikan sedikit pelumas kontak (contact grease).

Gambar 9 : Kontak-kontak PMT (Air Break Breaker)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 19


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

Gambar 10 : Posisi Jari-jari kontak (contact finger) pada sistem kontak

Pemeriksaan dan pembersihan bagian kontrol

a. Bersihkan ruang kontrol PMT (LV Compartement)

b. Periksa sistem koneksi dan terminal-terminal kabel-nya, kencangkan bila ada baut yang
kendor.

c. Periksa kondisi zekring (fuse) beserta socket-nya dan MCB yang ada.

d. Periksa, bersihkan, uji fungsi dan kalibrasi rele sistem proteksi PMT.

e. Bersihkan dan yakinkan bahwa semua indikatornya berfungsi dengan baik.

f. Periksa dan uji fungsi semua tombol dan selector switch yang ada.

g. Periksa sistem catu daya (power supply) tagangan rendah AC ataupun DC.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 20


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

Pemeriksaan sistem penguncian pengaman otomatis (Interlock).

Pemeriksaan sistem penguncian otomatis bertujuan untuk meyakinkan bahwa PMT dapat
berfungsi dengan baik, sehingga dapat mengamankan peralatan dari kerusakan akibat
kesalahan operasi.

Pemeriksaan sistem interlock meliputi :

a. Pemeriksaan sisten mekanis interlock dengan meyakinkan bahwa semua mekanik dapat
bergerak dengan bebas dan sempurna.

b. Pastikan shuter dapat menutup rapat sistem koneksi tegangan tinggi, sehingga ruang
PMT terbebas dari tegangan tinggi dan aman untuk dilakukan pemeliharaan.

c. Yakinkan bahwa kunci mekaniknya dapat berfungsi dengan baik

d. Pastikan sistem electric interlocknya dapat berfungsi dengan baik, lakukan uji coba
operasi, periksa selenoid, closing dan opening coil-nya, dan kecangkan baut konektor yang
kendor

e. Lakukan uji coba operasi PMT secara menyeluruh dengan menempatkan PMT pada
posisi Test atau disconnect (secara simulasi) dengan menggunakan manual / lokal ataupun
remote.

f. Periksa interlock pressure gas SF6 (untuk switch gear Gas SF6) dapat bekerja dengan
baik yaitu apabila pressure gas SF6 di bawah pressure settingnya maka PMT tidak dapat
dioperasikan baik dalam posisi close ataupun open.

Pengujian PMT setelah Pemeliharaan.

Untuk meyakinkan bahwa PMT dapat bekerja dengan baik setelah dilakukan pemeliharaan,
maka perlu dilakukan pengujian-pengujian agar tidak terjadi kegagalan dalam operasinya yaitu
dengan cara :

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 21


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

Pengujian/pengukuran tahanan kontak dengan menggunakan peralatan micro ohm meter di


luar cubicle (gambar 11). pengujian ini dilakukan untuk mengetahui besaran tahan kontak saat
kontak-kontak breaker dalam kondisi terhubung dan konektor breaker secara keseluruhan
(dalam orde micro ohm) sehingga tidak terjadi drop tegangan yang terlampau tinggi dan tidak
timbul panas berlebih.

Gambar 11 : Rangkaian pengujian tahanan kontak (Contact resistance test)

Pengujian tahanan isolasi dengan menggunakan mega ohm meter (megger). Pengukuran ini
dilakukan untuk mengetahui tahanan isolasi dan dielektrikum media isolasi kontak serta isolasi
breaker secara keseluruhan, sehingga aman terhadap tegangan tinggi.

Pengujian keserempakan kontak-kontak breaker dengan menggunakan breaker analyzer.


pengujian ini dilakukan di luar panel cubicle, karena resetting keserempakan hanya dapat

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 22


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Breaker

dilakukan di luar panel. Pengujian ini dilakukan untuk menjaga agar gerakan kontak saat
membuka dan menutup selalu serempak diantara ketiga phasanya. sehingga tidak merusakan
peralatan dalam sistem instalasinya.

Pengujian operasi mekanisme penggerak PMT (operating mechanism test), hal ini dilakukan
secara manual di luar atau di dalam cubicle. dilakukan untuk mendapatkan unjuk kerja
mekanisme PMT yang handal.

Pengujian interlock mekanik PMT, pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan sistem interlock
dapat bekerja sesuai fungsinya agar keselamatan dan kerusakan peralatan akibat kesalahan
operasi dapat dicegah dengan cara memposisikan PMT ke dalam cubicle (rack-in) dan PMT
dalam kondisi tertutup (closed), saat PMT bergerak rack-in maka sebelum mencapai sistem
koneksi maka PMT harus terbuka secara otomatis.

Pengujian Fungsi PMT. Pengujian ini merupakan perlakuan terakhir sebelum PMT siap
dioperasikan secara normal. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa PMT akan bekerja
dengan baik sesuai fungsinya dan dilakukan dengan cara mengoperasikan PMT secara normal
(Lokal, Remote, dan Manual) pada posisi disconnect.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 23

Anda mungkin juga menyukai