Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

MENGGANTI CIRCUIT BREAKER (PMT) GARDU INDUK

NAMA : ARIANTO NIXON TRANSFERANDO TAMBUNAN

NRP : 07111948007005

JURUSAN TEKNIK SISTEM TENAGA


FAKULTAS TEKNOLOGI ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan yang dapat merusak kestabilan
sistem. Gangguan tersebut tidak dapat diprediksi waktu terjadinya. Maka dari hal itu,
suatu sistem tenaga listrik selalu dilengkapi dengan peralatan-peralatan proteksi yang
dapat digunakan untuk mengamankan sistem saat terjadi gangguan. Salah satu peralatan
yang dapat digunakan dalam sistem pengaman kelistrikan adlah berupa circuit breaker.
Circuit breaker mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pengaman
atau proteksi pada suatu sistem kelistrikan.Circuit breaker dapat meredam gangguan yang
tidak diinginkan . PMT mempunyai 2 kemampuan untuk menghilangkan arus hubung
singkat yang sangat besar yang melebihi nilai nominal dari arus beban yang melewati
konduktor maupun isolator. Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada
peralatan instalasi tegangan tinggi biasanya digunakan untuk memishakan beban yang
akan diperbaiki dari beban bertegangan.
1.2 Rumusan Masalah
 Alat dan bahan dalam proses pergantian circuit breaker
 Anggaran biaya pergantian circuit breaker
 Waktu yang dibutuhkan dalam proses pergantian Circuit breaker
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari proposal ini adalah merancang proyek penggantian circuit beaker dan
estimasi anggaran biaya proyek.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Pemutus Tenaga (PMT)[1]


Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker adalah suatu peralatan pemutus
rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup
rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya.
Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal.
Pemutus Tenaga (PMT) merupakan suatau alat listrik yang berfungsi untuk melindungi
sistem tenaga listrik apabila terjadi kesalahan atau gangguan pada sistem tersebut, terjadinya
kesalahan pada sistem akan menimbulkan berbagai efek seperti efek termis, efek magnetis
dan dinamis stability. Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu
rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi
arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatann lain.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Pemutus Tenaga dalam system tenaga
listrik adalah sebagai berikut :
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus menerus.

2. Mampu memutuskan dan menutupjaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung


singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.

3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan sangat cepat agar arus hubung singkat
tidak sampai merusak peralatan sistem, tidak membuat sistem kehilangan kestabilan, dan
tidak merusak pemutus tenaga itu sendiri.
Setiap Pemutus Tenaga dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu :
1. Tegangan efektif tertinggi dan Frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan
dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.

2. Arus maksimum continue yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini
tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus daya
tersebut terpasang.

3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini berhubungan
dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.

5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.

6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.

7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.

8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.

2.2. Fungsi Bagian Utama PMT[2]


Ruangan pemutus tenaga ini berfungsi sebagai ruangan pemadam busur api, yang terdiri dari:
a. Unit pemutus utama
Berfungsi sebagai pemutus utama. Unit pemutus utama ini berupa ruangan yang diselubungi
bagian luar oleh isolator dari porselen dan disebelah dalamnya terdapat ruangan udara,
kontak- kontak bergerak yang dilengkapi oleh pegas penekan dan kontak tetap sebagai
penghubung yang terletak melekat pada isolator porselen.
b. Unit pemutus pembantu
Berfungsi sebagai pemutus arus yang melalui tahanan.Unit pemutus pembantu ini berupa
ruangan yang diselubungi bagian luar oleh isolator dari porselen dan disebelah dalamnya
terdapat ruangan udara, kontak-kontak bergerak yang dilengkapi oleh pegas penekan dan
kontak tetap sebagai penghubung yang terletak melekat pada porselen.
c. Katup kelambatan
Berfungsi sebagai pengatur udara bertekanan dari pemutus utama ke unit pemutus pembantu,
sehingga kontak pada unit pemutus pembantu akan terbuka kurang dari 25 ms (micro detik)
setelah kontak-kontak pada pemutus utama terbuka. Katup kelambatan ini berupa bejana
berbentuk silinder yang berongga sebagi ruang udara dan juga terdapat ruang pengatur, katup
penahan, katup pengatur, rumah perapat, dan tempat katup. “
d. Tahanan.
Tahanan ini dipasang pararel dengan unit pemutus utama, yang berfungsi untuk :
 Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul
 Mengurangi arus pukulan pada waktu pemutusan
e. Kapasitor
Kapasitor ini dipasang pararel dengan tahanan, unit pemutus utama dan unit pemutus
pembantu, yang berfungsi untuk mendapatkan pembagian tegangan yang sama pada setiap
celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan pada setiap celah sama besarnya.

f. Kontak-kontak
Unit pemutus utama Kontak bergerak dilapisi dengan perak terdiri dari:
 Kepala kontak bergerak

 Silinder kontak

 Jari-jari kontak

 Batang kontak

e . Pegangan kontak

Kontak tetap, terdiri dari :

 Kepala kontak

 Pegangan kontak

Unit pemutus pembantu

 Kontak bergerak

 Kontak tetap, yang terdiri dari:

1. Jari-jari kontak

2. Pegangan kontak
2.3. Prinsip Kerja PMT[3]
2.3.1. Prinsip Kerja PMT dengan banyak menggunakan Minyak :
Untuk proses membuka dan menutup dari PMT ini adalah dengan menggerakkan batang
penggerak (Tension Rod), turun untuk membuka kontak-kontak dan naik untuk menutup
kontak-kontak. Batang penggerak digerakkan oleh mekanisme penggerak digeraakan oleh
mekanisme penggerak (Operating Mekanisme).
2.3.2. Prinsip Kerja PMT dengan sedikit menggunakan Minyak :
Untuk membuka dan menutup PMT adalah dengan menaikkan dan menurunkan posisi dari
kontak bergerak (Moving Contact) yang terhubung pada batang penggerak (Operating Rod)
yang digerakkan oleh mekanisme penggerak (Operating Mechanism).
 Pada Proses Penutupan :
Batang kontak penggerak (Moving Contact Rod) yang berhubungan dengan kontak bawah
(Lower Fixed Contact) bergerak kearah kontak tetap atas (Upper Fixed Contact) sehingga
kontak tetap dan kontak bergerak akan terhubung yang merupakan arus dari terminal atas
(Upper Terminal) ke terminal bawah (Lower Terminal).
 Pada Proses Pembukaan :
Batang kontak bergerak yang terhubung dengan kontak tetap bawah, meninggalkan kontak
tetap atas, sehingga kontak tetap dan kontak bergerak akan terlepas yang merupakan
terputusnya terminal atas dengan terminal bawah.
2.3.3. Prinsip Kerja PMT dengan Media Udara Hembus :
Pada keadaan PMT masuk, arus mengalir dari terminal pemutus pembantu (25) yang
selanjutnya terus melewati kontak tetap pemutus pembantu (13), kontak bergerak (14),
kontak jari-jari pemutus pembantu (17), penyangga pemutus pembantu (3), kontak tetap
pemutus utama (10), kontak bergerak pemutus utama (9), penyangga pemutus utama (4),
kemudian menuju kontak gerak, kontak tetap pemutus utama pada sisi berikutnya, terus ke
penyangga pemutus pembanutu, kontak jari-jari pemutus pembantu, kontak bergerak, kontak
tetap pemutus pembantu dan terus keterminal pemutus pembantu.
Seperti juga pada PMT yang lainnya, proses penutupan dan pembukaan PMT adalah dengan
cara menutup dan membuka kontak-kontak pada atau dari kontak-kontak tetap dengan
adanya perubahan tekanan udara didalam ruangan pemutus secara terperinci dengan
pembantu sebagai berikut :
 Cara Pembukaan PMT :
Setelah kumparan pelepas bekerja, maka katub pengatur membuka dan udara bertekanan
tinggi mengalir kesebelah bawah dari silinder penggerak (15). Dengan berputarnya poros
penggerak (24) searah jarum jam akan menyebabkan katub kerja (20) dan katub tekan (19)
membuka.
Ruangan didalam isolator penyangga (5) dan unit pemutus utama (2) akan terisi penuh
dengan udara bertekanan tinggi dari tangki, sehingga kontak bergerak (9) didalam pemutus
utama membuka. Busur api akibat pembukaan kontak dipadamkan oleh hembusan udara, dan
gas yang timbul akibat busur api tersebut keluar bersama-sama melalui lubang pembuang
udara (8). Setelah terjadi pembukaan pada pemutus utama, dengan kelambatan dua Cycle
yang diatur oleh katub kelambatan (11), maka udara tekan akan masuk kedalam unit pemutus
pembantu (1).
Setelah kontak pemutus pembantu membuka, serta arus sisa yang mengalir melalui tahanan
yang paralel dengan pemutus utama diputuskan. Pada akhir langkah kerja pembukaan, kontak
bergerak pemutus pembantu (14) menutup lubang pembuang udara (8). Ruang isolator
penyangga, pemutus utama dan pemutus pembantu terisi penuh oleh udara bertekanan tinggi.
Kontak bergerak pemutus utama masuk kembali setelah pegas penuh dengan tekan. Setelah
pemutus arus, pembukaan dari kontak pemutus pembantu dipertahankan membuka oleh
tekanan udara dalam ruangan tersebut.
 Cara Pemasukan PMT :
Dengan bekerjanya kumparan penutup, maka katub pengatur membuka dan udara tekan
mengalir ke sisi atas dari silinder penggerak (15) dan akan menyebabkan berputarnya poros
penggerak (24) yang berlawanan arah dengan putaran jarum jam, maka katub pembuangan
(21) terbuka. Sehingga udara yang bertekanan tinggi didalam ruangan isolator penyangga (5)
dan unit pemutus utama (2) terbuang melalui katub pembunag (21). Karena turunnya tekanan
udara tersebut dengan tiba-tiba , maka katub kelambatan (11) bekerja dan udara tekan dalam
ruang udara dari katub kelambatan (11) mengalir masuk kedalam silinder penutup (12) dan
mendorong kontak-kontak pemutus pembantu (14) masuk.
Keterangan :
1. Unit Pemutus Pembantu

2. Unit Pemutus Utama

3. Rumah Pemutus Pembantu

4. Penyangga Pemutus Utama

5. Isolator Penyangga

6. Tangki Udara

7. Terminal Unit Pemutus Pembantu

8. Lubang Pembuang Udara

9. Kepala Kontak Bergerak Pemutus Utama

10. Kontak Tetap Pemutus Utama

11. Ktub Kelambatan

12. Silinder Penutup

13. Kontak Tetap Pemutus Pembantu

14. Kontak Bergerak Pemutus Pembantu

15. Silinder Penggerak

16. Pegas Kontak Bergerak Pemutus Utama

17. Jari-jari Kontak Pemutus Pembantu

18. Torak Katub Tekan


19. Katub Tekan

20. Katub Kerja

21. Katub Pembuang

22. Torak Katub Pembuang

23. Katub Pengatur

24. Poros Penggerak

25. Torak

2.3.4. Prinsip Kerja PMT Dengan Media Gas SF6 :


Untuk membuka dan menutup dari CB adalah dengan menaikkan posisi dari kontak bergerak
yang terhubung pada batang batang penggerak yang digerakkan oleh mekanisme penggerak.
 Pada Proses Penutupan :
Tabung kontak bergerak (d) yang berhubungan dengan kontak –tetap bawah (b) bergerak
kearah bagi-bagian kontak tetap atas (a dan f) sehingga kontak tetap dan kontak bergerak
akan terhubung yang merupakan penghubung arus dari terminal atas keterminal bawah.
 Pada Proses Pembukaan :
Tabung kontak bergerak (d) yang berhubngan dengan kontak tetap bawah (b) meninggalkan
kontak tetap atas. Pertama kali, silinder bergerak (c) akan terpisah dengan jari-jari kontak
tetapa (a) kemudian jari-jari busur (e) akan terpisah batang busur (f) dan akhirnya ujung
busur (i) akan terpisah dengan batang busur (f). pada saat ujung busur (i) terpisah dengan
batang busur (f) akan terjadi loncatan busur api yang segera dipadamkan oleh hembusan gas
SF6.

Urutan prinsip kerja PMT dengan media udara hembus


Keterangan :
a. Jari-jari kontak tetap.
b. Kontak tetap.
c. Silinder bergerak
d. Tabung kontak bergerak
e. Jari-jari kontak busur bergerak
f. Kontak busur tetap
g. Nozzle dari bahan isolasi
h. Bagian Penyangga kontak
i. Kontak busur bergerak
BAB III
RANCANGAN DAN BENTUK KEGIATAN

3.1 Jadwal Kegiatan/Pekerjaan


Pekerjaan atau kegiatan penggantian Circuit Breaker/Pemutus Tenaga ini akan
memakan waktu selama 4 hari.
 Hari pertama, melakukan pemasangan interruptor, asesoris dari interruptor dan
terminal utama.
 Hari kedua, melakukan pemasangan lemari kontrol, terminal dan wiring kontrol.
 Hari ketiga, melakukan pemasangan isolator dan media pemadaman busur api.
 Hari keempat, melakukan pemasangan penggerak pegas, penggerak hidrolik,
penggerak pneumatic, SF6 gas dynamic.

3.2 Lokasi Kegiatan/Pekerjaan


Lokasi kegiatan atau pekerjaan ini dilaksanakan pada Gardu Induk.
3.3 Anggaran Biaya Kegiatan/Rencana Anggaran Biaya
Biaya yang diperlukan untuk pergantian diantaranya yaitu:
 Biaya bahan dan upah untuk para pekerja pemasangan Pemutus Tenaga (PMT)
No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga
Pekerjaan Primary
1. Pemasangan Interruptor, Asesoris dari Interruptor, Rp 20.500.000
dan Terminal Utama
Pekerjaan Secondary
2. Pemasangan Lemari Kontrol, Terminal dan Wiring Rp 50.000.000
Kontrol
Pekerjaan Dielectric
3. Pemasangan Isolator dan Media Pemadaman Busur Rp 150.000.000
Api
Pekerjaan Driving Mechanism
4. Pemasangan Penggerak Pegas, Penggerak Hidrolik, Rp 255.000.000
Penggerak Pneumatic, SF6 Gas Dynamic
Total Rp 475.500.000
3.4 Kurva S Pekerjaan
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Penggantian Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT)

Jumlah Harga Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


No. Uraian Pekerjaan Bobot (%) Keterangan
(Rp) Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 Hari Ke-4
I. Pekerjaan Primary 60
Pemasangan Interruptor, Asesoris dari 20,500,000.00 4.31125131 4.311251314
50
Interruptor dan Terminal Utama
II. Pekerjaan Secondary
40
Pemasangan Lemari Kontrol, Terminal dan 50,000,000 10.5152471 10.51524711
Wiring Kontrol
30
III. Pekerjaan Dielectric
Pemasangan Isolator dan Media Pemadaman 150,000,000.00 31.5457413 31.5457413 31.5457413
20
Busur Api
IV. Pekerjaan Driving Mechanism 10
Pemasangan Penggerak Pegas, Penggerak
255,000,000.00 53.6277603 53.6277603
Hidrolik, Penggerak Pneumatic, SF6 Gas 0
Dynamic
Total 475,500,000.00 100 14.82649842 31.5457413 31.5457413 53.6277603
BAB III
PENUTUP

Semoga dengan adanya proposal ini membuat kerja sama dalam membangun proyek
ini terwujud dengan baik. Mampu melaksanakan dan merealisasikan proyek “Penggantian
Circuit Breaker” dengan semaksimal mungkin, serta tanpa adanya kendala. Proyek ini akan
berhasil dengan dukungan seluruh pihak yang bersangkutan.
Job Safety Analisis Maintenance Trafo
No Langkah Kerja Bahaya Tindakan dan Prosedur yang
disarankan
1 Mempersiapkan APD 1.1 Tersandung 1.1.1 Waspada terhadap kondisi
sekitar area tempat menaruh APD.
Perhatikan langkah kaki & posisi
mengangkat peralatan
2 Mempersiapkan tools 1.2 Terjepit, 1.2.1 Briefing dilakukan dengan
Tersandung jelas, dan memastikan peserta
briefing paham
3 Safety Briefing/Toolbox 3.1 Tidak 3.1.1 Perhatikan langkah kerja
Talk memahami materi yang disampaikan dan kondisi
briefing sekitar
4 Berjalan ke area kerja 4.1 Tersandung 4.1.1 Perhatikan lokasi kerja dan
dan terjatuh pastikan aman dari personel yan
tidak bersangkutan
5 Brikade area kerja 5.1 Tersandung 5.1.1 Memperhatikan kondisi
dan terjatuh keseluruhan tempat kerja dan
menganalisa bahaya yang
mungkin terjadi.
6 Observasi area kerja 6.1 Terjepit, 6.1.1 Gunakan APD ( Safety
terbentur, tertimpa, shoes, safety helm, safety glass,
tersandung Sarung tangan)
7 Mematikan sumber 7.1Kerusakan 7.1.1 Pastikan personil yang
energi komponen Panel melakukan isolasi pada panel
incoming adalah orang yang
berkompeten
7.1.2 Pastikan tidak dilakukan
sendirian saat melakukan isolasi
energi.
7.2 Tersengat arus 7.1.3 Gunakan APD
listrik 7.2.1 Pastikan sumber energi
listrik telah diisolasi dan di Lock
out Tag out
7.2.2 Memastikan LBS panel
sudah Oen dan Grounding dan
sumber energi pada genset sudah
diisolasi dan diberi tagging
7.2.3 Gunakan APD
8 Membuka drain oil trafo 8.1 Tersengat Arus 8.1.1 Pastikan sumber energi
dan memasang hose oil listrik sudah terisolasi dan lockout
8.1.2 Gunakan APD
8.2 Terkilir 8.2.1 Pastikan saat melepas drain
oil trafo, posisi kaki berada
permukaan yang rata
8.2.2 Pastikan posisi untuk
berpijak bebas dari peralatan/tools
8.2.3 Pastikan sepatu safety yang
digunakan tidak licin
8.3.1 Pastikan Posisi tangan saat
8.3 Terjepit melepas plug oil drain dapat
terlihat dan tidak berada pada titik
jepit
8.3.2 Gunakan sarung tangan
9 Melepas seal safety 9.1 Tersengat arus 9.1.1 Pastikan sumber energi
relieve valve listrik sudah terisolasi dan lockout
9.1.2 Gunakan APD
9.2 Terjatuh 9.2.1 Pastikan tersedia alat
pelindung jatuh tangga /FBH
9.2.2 Pastikan saat menaiki tangga
posisi tangga 75°/ 4:1
9.2.3 Pastikan menggunakan
teknik 3 titik tumpu saat menaiki
tangga
9.2.4 Gunakan Sarung tangan
9.3 Terkilir 9.3.1 Pastikan pada saat melepas
seal safety reliefe valve, posisi
kaki berada pada permukaan yang
rata
9.3.2 Pastikan tidak memutas
punggung saat melakukan
pergerakan
9.3.3 Pastikan posisi untuk
berpijak bebas dari peralatan
/tools
9.3.4 Pastikan sepatu safety yang
digunakan tidak licin
9.4 Terjepit 9.4.1 Pastikan posisi tangan saat
melepas seal dapat terlihat dan
tidak berada pada titik jepit
9.4.2 Gunakan sarung tangan
10 Drain oil trafo ke mesin 10.1 Terpercik oil 10.1.1 Pastikan posisi badan tidak
purificator trafo terlalu dekat saat drain oli trafo
10.1.2 Gunakan sarung tangan
dan kacamata safety
10.2.1 Pastikan alat pencegahan
10.2 tumpahan telah tersedia
Terkontaminasi ke
lingkungan
11 Menanpung oli trafo dan 11.1 Terpercik oli 11.1.1 Pastikan posisi badan tidak
mengalirkan ke tabung trafo terlalu dekat saat drain oil trafo
oil trafo 11.1.2 Gunakan sarung tangan
dan kacamata safety

11.2.1 Pastikan alat pencegahan


11.2 tumpahan telah tersedia
Terkontaminasi
kelingkungan 11.3.1 Pastikan tersedia alat
11.3 Terjatuh pelindung jatuh tangga /FBH
11.3.2 Pastikan saat menaiki
tangga posisi tangga 75°/ 4:1
11.3.3 Pastikan menggunakan
teknik 3 titik tumpu saat menaiki
tangga
11.3.4 Gunakan Sarung tangan

12 Mengganti seal safety 12.1 Tersengat 12.1.1 Pastikan sumber energi


relieve valve pada trafo arus listrik sudah terisolasi dan lockout
12.1.2 Gunakan APD
12.2 Terjatuh 12.2.1 Pastikan tersedia alat
pelindung jatuh tangga /FBH
12.2.2 Pastikan saat menaiki
tangga posisi tangga 75°/ 4:1
12.2.3 Pastikan menggunakan
teknik 3 titik tumpu saat menaiki
tangga
12.2.4 Gunakan Sarung tangan
12.3 Terkilir 12.3.1 Pastikan pada saat melepas
seal safety reliefe valve, posisi
kaki berada pada permukaan yang
rata
12.3.2 Pastikan tidak memutas
punggung saat melakukan
pergerakan
12.3.3 Pastikan posisi untuk
berpijak bebas dari peralatan
/tools
12.3.4 Pastikan sepatu safety yang
digunakan tidak licin
12.4 Terjepit 12.4.1 Pastikan posisi tangan saat
melepas seal dapat terlihat dan
tidak berada pada titik jepit
12.4.2 Gunakan sarung tangan
13 Menormalkan sumber 13.1 Kerusakan 13.1.1 Pastikan personil yang
energi dan melepas komponen panel melakukan isolasi pada panel
LOTO pada panel incoming adalah orang yang
incoming pada MCC dan berkompeten
Gardu induk PLN 13.1.2 Pastikan tidak dilakukan
sendirian saat melakukan isolasi
energi.
13.1.3 Gunakan APD
13.2 Tersengat 13.2.1 Pastikan tidak dilakukan
listrik sendirian saat melakukan
penormalan isolasi energi
13.2.2 Gunakan APD

14 Cleaning area Kerja 14.1 Tersandung 14.1.1 Pastikan tidak ada tools
dan terjatuh yang berserakan diarea kerja
14.1.2 Perhatikan lokasi kerja dan
pastikan aman dari personel yang
tidak bersangkutan
15. Remove Barikade 15.1 Tersandung 15.1.1 Memperhatikan kondisi
dan terjatuh keseluruhan tempat kerja dan
menganalisa bahaya yang
mungkin terjadi

Anda mungkin juga menyukai