Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 4 Tahun 2019

DESAIN SISTEM KONTROL AIR CIRCUIT BREAKER UTAMA PANEL


INCOMING LVMDP 1 PT. ARAMI DENGAN RELAY KONTROL RM35TF30

Silo Wardono1, Pandu Ahimsa2, dan Pramana Rahardiansah3


1,2,3
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. DR. Ir. G. A. Siwabessy Kampus Baru Universitas Indonesia, Depok, 16425, Indonesia

E-mail: panduahimsa@gmail.com

Abstrak

Pada sistem distribusi tenaga listrik dari Panel Utama Tegangan Menengah (PUTM) sampai Panel Utama Tegangan
Rendah PUTR) terdapat berbagai macam alat proteksi. Salah satu alat proteksi seperti saklar pemutus tenaga atau circuit
breaker dapat dikendalikan secara otomatis dengan sistem kontrol konvensional apabila terdapat gangguan sehingga
tanpa memerlukan tenaga manusia untuk pengoperasiannya. Pada bagian Incoming Panel Utama Tegangan Rendah
(PUTR) umumnya menggunakan circuit breaker utama dengan jenis Air Circuit Breaker (ACB). Pada bagian internal
Air Circuit Breaker (ACB) terdapat beberapa tiga macam coil dan satu solenoid motor yang merupakan bagian komponen
komponen untuk mengkontrol Air Circuit Breaker (ACB). Komponen tersebut dapat dikendalikan secara otomatis
menggunakan sistem kontrol konvensional dengan menambahkan komponen timer dan relay kontrol RM35TF30. Oleh
karena itu, untuk mendeteksi gangguan seperti overvoltage dan undervoltage dapat menggunakan relay kontrol
RM35TF30.

Kata kunci: Air Circuit Breaker, Relay Kontrol RM35TF30, Overvoltage, Undervoltage.

Abstract

Control System Design Main Air Circuit Breaker Incoming LVMDP 1 Panel PT. Arami With Control Relay
RM35TF30. In the electric power distribution system from the Medium Voltage Distribution Panel (MVMDP) to the Low
Voltage Distribution Panel (LVMDP) there are various kinds of protection devices. One of protection devices such as the
power breaker switch or circuit breaker can be used automatically with conventional control systems equipped without
human power for operation. In the Incoming section the Low Voltage Main Panel (PUTR) generally uses the main circuit
breaker with the type of Air Circuit Breaker (ACB). In the internal Air Circuit Breaker (ACB), there are several types of
coil and one motor solenoid which are parts of internal components to control Air Circuit Breaker (ACB). This component
can be used with a conventional control systems by adding a timer and a control relay RM35TF30. Therefore, to know
overvoltage and undervoltage can use the RM35TF30 control relay.

Keywords: Air Circuit Breaker, RM35TF30 Control Relay, Overvoltage, Undervoltage.

1. Pendahuluan industri, sistem kontrol pada alat proteksi circuit breaker


sangat diperlukan terutama pada sebuah sistem distribusi
Pada sistem distribusi tenaga listrik dari Panel Utama tenaga listrik dari Panel Utama Tegangan Menengah
Tegangan Menengah (PUTM) sampai Panel Utama (PUTM) sampai Panel Utama Tegangan Rendah (PUTR).
Tegangan Rendah (PUTR) terdapat berbagai macam alat Sebuah sistem kontrol pada alat proteksi circuit breaker
proteksi, tetapi tidak semuanya menggunakan sistem dibutuhkan terutama untuk mencegah adanya gangguan
kontrol pada alat proteksi circuit breaker. Pada beberapa listrik di sebuah sistem distribusi tenaga listrik secara
111
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 4 Tahun 2019

otomatis tanpa memerlukan tenaga manusia untuk ACB merupakan jenis circuit breaker dengan pemadam
pengoperasiannya. busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada
tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada
Alat proteksi utama yang digunakan adalah Circuit tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai pemadam
breaker yang merupakan electrical switch yang busur api yang timbul akibat proses switching maupun
beroperasi otomatis terhadap beban lebih dan hubung gangguan[1]. Gambar 1 adalah tampak depan Air Circuit
singkat. Circuit breaker dapat direset ( secara manual Breaker.
atau otomatis ) untuk kembali ke posisi normal. Circuit
breaker dibuat dengan bermacam macam kemampuan
dari tegangan rendah sampai tegangan tinggi tergantung
dari rating arus yang dimilikinya. Circuit breaker dapat
mendeteksi gangguan listrik dengan membuka
kontaknya untuk memutus rangkaian. Kontak dari circuit
breaker harus dapat menahan arus beban tanpa panas
yang berlebih, dan juga harus tahan terhadap busur api
yang dihasilkan karena menginterupsi rangkaian. Circuit
breaker didesain dengan fungsi utama untuk
mengamankan beban terhadap arus hubung singkat dan
arus beban lebih, membuka dan menutup rangkaian
listrik, serta sebagai pengaman terhadap kerusakan
isolator[1]. Gambar 1. Air Circuit Breaker

Circuit Breaker berfungsi untuk memutuskan atau


menghubungkan pada rangkaian sistem tenaga listrik dan 2.1.1. Prinsip Kerja Air Circuit Breaker
sisi beban yang dapat bekerja secara otomatis ketika
terjadi gangguan atau secara manual ketika dilakukan Circuit breaker ini menggunakan metode pemadaman
perawatan atau perbaikan. Ketika kontak circuit breaker busur api yang paling sederhana, yaitu dengan
dipisahkan, beda potensial di antara kontak tersebut memperpanjang lintasan busur apinya. Saat kontak
menimbulkan medan elektrik di antara kontak tersebut. bekerja dan menimbulkan percikan busur api pada bagian
Medan elektrik ini akan menimbulkan ionisasi yang bawah kontaknya. Busur api menimbulkan suhu lebih
dapat mengakibatkan terjadinya perpindahan elektron tinggi dari pada suhu bagian atasnya, sehingga terjadi
bebas ke sisi beban dan arus tetap mengalir. Karena hal aliran udara dari bawah ke atas. Busur api yang panjang
ini menimbulkan suhu yang cukup tinggi, maka timbul sangat mudah dipadamkan oleh konveksi udara[2].
busur api di antara kontak circuit breaker tersebut. Agar
tidak menganggu sistem, maka busur api tersebut harus 2.2. Aksesoris Elektrikal Internal Air Circuit Breaker
segera dipadamkan[2].
2.2.1. Solenoid Motor (MM)
Salah satu jenis circuit breaker yang umum digunakan
pada Panel Utama Tegangan Rendah (PUTR) adalah Air Solenoid motor adalah aksesoris internal ACB untuk
Circuit Breaker (ACB). ACB merupakan jenis circuit membantu proses charging dengan menarik tuas pada
breaker dengan pemadam busur api berupa udara. ACB ACB secara otomatis dengan penggerak tuas
dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menggunakan motor[3].
menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer
digunakan sebagai pemadam busur api yang timbul 2.2.2. Closing Coil (CC)
akibat proses switching maupun gangguan[1]. Air Circuit
Breaker dapat dikendalikan secara otomatis Closing coil atau perangkat kontrol yang mendorong
menggunakan sistem kontrol konvensional toggle mekanik Air Circuit Breaker (ACB) dari tempat
menggunakan komponen timer dan relay kontrol yang jauh ketika diisi tegangan secara terus menerus atau
RM35TF30. seketika ke terminal coil sehingga ACB dalam posisi
close/ON. Ketika ACB sudah close/ON maka sistem ke
2. Metode Penelitian closing coil harus terputus supaya toggle ACB kembali
ke posisi semula[3].
Berikut adalah beberapa komponen yang dipakai dalam
sistem kontrol Air Circuit Breaker pada bagian incoming 2.2.3. Shunt Coil (SHT)
Panel LVMDP 1 PT. Arami :
Shunt coil atau perangkat kontrol yang mendorong toggle
2.1. Air Circuit Breaker mekanik Air Circuit Breaker (ACB) dari tempat yang
jauh ketika diisi tegangan secara terus menerus atau
112
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 4 Tahun 2019

seketika ke terminal coil sehingga ACB dalam posisi


open/OFF. Ketika ACB sudah open/OFF maka sistim ke
shunt coil harus terputus supaya toggle ACB kembali ke
posisi semula[3]. Shunt coil ditunjukan pada gambar 4.

2.2.4 Under Voltage Trip Device (UVT)

UVT yang dipasang di dalam ACB berfungsi membuka


ACB ketika suplai atau tegangan kontrolnya turun di
bawah tegangan yang ditentukan[3]. UVT ditunjukkan
pada gambar 5.
Gambar 3. Penujukkan indikator ON/OFF dan pengisian.
2.3. Pengoperasian Air Circuit Breaker

2.3.1. Pengoperasian Secara Manual 2.3.2. Pengoperasian Secara Elektrikal

Berikut adalah cara charging Air Circuit Breaker secara Pengoperasian Air Circuit Breaker secara elektrikal
manual : dilakukan dengan cara charging closing spring secara
1. Tarik tuas penuh kebawah sebanyak 7 otomatis menggunakan solenoid motor yang dapat
sampai 8 kali. dikendalikan dari jarak jauh. Jika menekan OFF button,
2. Ketika closing spring telah terisi penuh, maka closing spring secara otomatis terisi oleh soleniod
maka indikator pengisian akan motor dan ACB akan menutup dengan menekan ON
CHARGED yang button.
ditunjukkan pada gambar 2.
Penutupan jarak jauh dapat dilakukan dengan cara
Kemudian, berikut adalah cara pengoperasian Air memberikan tegangan sesaat pada closing coil.
Circuit Breaker secara manual ( Manual Closing and Kemudian, pembukaan jarak jauh dapat dilakukan
Tripping ) : dengan cara memberikan tegangan sesaat pada shunt trip
1. Tekan ON button. ( SHT ) atau membuka sistem sesaat pada Under Voltage
2. ACB akan menutup ( close ). Trip (UVT)[3].
3. Kemudian, indikator ON/OFF
ON
DISCHARGED . Pada gambar 3 menunjukkan 2.3. Relay Kontrol RM35TF30
cara nomor 1 sampai 3.
4. Tekan OFF button. Relay kontrol RM35TF30 merek Schneider Electric ini
5. Kemudian, indikator ON/OFF merupakan relay kontrol dan pengukuran suplai tenaga
OFF [3] listrik. Relay ini dapat memonitor beberapa paramater,
yaitu asimetri pada fasa, mendeteksi kegagalan fasa,
phase sequence, undervoltage dan overvoltage. Pada
relay ini terdapat time delay yang dapat diatur sesuai
keinginan dengan jarak waktu dari 0,1 detik sampai 10
detik dan skala nilai yang dapat diatur juga hingga
10%[4]. Relay kontrol RM35TF30 ditunjukkan pada
gambar 4.

Gambar 2. Indikator Pengisian

Gambar 4. Relay kontrol RM35TF30

113
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 4 Tahun 2019

menggunakan push button atau otomatis dengan


2.3.1. Perhitungan Parameter Nilai Tegangan menggunakan timer H3CR A8.
Overvoltage dan Undervoltage
2.6. Pengujian Sistem Kontrol
Menghitung paramater nilai tegangan dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut : Pengujian sistem kontrol Air Circuit Breaker pada bagian
persamaan tegangan Overvoltage ditunjukkan pada Pers. incoming panel LVMDP 1 PT. Arami dilakukan dengan
(1) : mengatur parameter tegangan referensi terlebih dahulu
menjadi 400 VAC dan timer internal menjadi 3 detik
(1) pada relay kontrol RM35TF30 yang ditunjukkan pada
gambar 7 dengan suplai tegangan dari Panel Test QC.
persamaan tegangan Undervoltage ditunjukkan pada
Pers. (2) :

(2)

Keterangan :
>U = Tegangan overvoltage ( Volt )
<U = Tegangan undervoltage ( Volt )
U = Tegangan referensi ( Volt )
n% = Nilai parameter ( % )

2.4. Timer H3CR A8 OMRON

Saklar dimana kontak akan bekerja dipengaruhi oleh Gambar 7. Parameter Tegangan Referensi dan Timer
waktu yang ditentukan apabila kumparan diberi Internal
tegangan[5]. Timer ditunjukan pada gambar 5.

2.6.1 Pengujian dengan Gangguan Overvoltage

Pengujian sistem kontrol yang pertama dilakukan dengan


menguji gangguan overvoltage, dimana sistem akan diuji
dengan cara memberikan suplai tegangan di atas
tegangan referensi. Berikut adalah langkah langkah
pengujian :
1. Mengatur parameter skala persentase
Gambar 5. Timer H3CR A8 overvoltage ( > U ) terhadap tegangan referensi.
Skala diatur menjadi 8% dari tegangan referensi
yang ditunjukkan pada gambar 8.
2.5 Blok Diagram Sistem Kontrol 2. Selajutnya, memaasang kabel suplai tiga fasa
dari Panel Test QC ke bagian incoming panel
LVMDP 1 PT. Arami.
3. Setelah kabel suplai terpasang, mengaktifkan
suplai.
4. Selanjutnya, mengatur voltage regulator sampai
tegangan di atas tegangan referensi.
5. 3 detik kemudian relay kontrol RM35TF30
bekerja karena mendeteksi adanya gangguan
overvoltage dan membuka ( open ) Air Circuit
Gambar 6. Blok Diagram
Breaker.

Pada gambar 6 merupakan blok diagram sistem kontrol.


Suplai tenaga listrik pada sistem kontrol ini adalah 220
VAC. Cara kerja relay 220 VAC dipengaruhi oleh relay
kontrol RM35TF30. Kemudian, sistem kontrol Air
Circuit Breaker dipengaruhi oleh relay 220 VAC. Air
Circuit Breaker dioperasikan secara manual dengan

114
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 4 Tahun 2019

Berikut pada gambar 10 adalah gambar single line


diagram sistem kontrol.

Gambar 8. Parameter Overvoltage

2.6.2 Pengujian dengan Gangguan Undervoltage Gambar 10. Single Line Diagram

Pengujian sistem kontrol yang pertama dilakukan dengan


menguji gangguan undervoltage, dimana sistem akan 3.2. Deskripsi Kerja Single Line Diagram Sistem
diuji dengan cara memberikan suplai tegangan di bawah Kontrol.
tegangan referensi. Berikut adalah langkah langkah
pengujian : 3.2.1. Deskripsi Kerja Manual
1. Mengatur parameter skala persentase
overvoltage ( < U ) terhadap tegangan referensi. Berikut adalah deskripsi kerja manual dalam
Skala diatur menjadi -10% dari tegangan mengoperasikan Air Circuit Breaker :
referensi yang ditunjukkan pada gambar 9. 1. Saat Push Button ON ( Normally Open ) ditekan
2. Selajutnya, memasang kabel suplai tiga fasa sesaat maka closing coil akan mendapat
dari Panel Test QC ke bagian incoming panel tegangan sesaat sehingga membuat ACB
LVMDP 1 PT. Arami. tertutup ( close ).
3. Setelah kabel suplai terpasang, mengaktifkan 2. Saat Push Button OFF ( Normally Close )
suplai. ditekan sesaat maka UVT mendeteksi bahwa
4. Selanjutnya, mengatur voltage regulator sampai tegangan yang masuk ke UVT dibawah
tegangan di bawah tegangan referensi. tegangan referensi yang mengakibatkan ACB
5. 3 detik kemudian relay kontrol RM35TF30 terbuka ( open ).
bekerja karena mendeteksi adanya gangguan
undervoltage dan membuka ( open ) Air Circuit 3.2.2. Deskripsi Kerja Otomatis
Breaker.
Berikut adalah deskripsi kerja otomatis dalam
mengoperasikan Air Circuit Breaker :
1. Saat Selector Switch dipindahkan ke mode
otomatis maka timer H3CR A8 bekerja
menghitung waktu sampai 5 detik.
2. Setelah 5 detik kemudian, Kontak timer tersebut
memberi tegangan sesaat kepada closing coil
sehingga ACB tertutup ( close ).
3. Saat ACB tertutup maka kontak bantu ACB
membuka sistem pada timer membuat timer
tidak mendapat tegangan sehingga timer tidak
bekerja dan men-reset ulang waktu pada timer
tersebut.
4. ACB hanya akan terbuka ( open ) jika selector
Gambar 9. Parameter Undervoltage switch dipindahkan posisinya menjadi 0 dan
adanya gangguan pada sistem. Hal ini
3. Hasil dan Pembahasan menyebabkan UVT tidak mendapat tegangan.

3.1. Single Line Diagram Sistem Kontrol 3.2.3. Deskripsi Gangguan Overvoltage

115
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 4 Tahun 2019

Nasional Teknik Elektro Tahun 2018. Semoga jurnal ini


Pada saat pengujian, nilai tegangan overvoltage yang dapat bermanfaat untuk pembaca.
terdeteksi menurut hasil perhitungan :
5. Daftar Acuan
(1)
[1]
Beban Dari Jarak Jauh Menggunakan Smart
E-Journal Tek. Elektro dan Komput.,
vol. 5, p. 11, 2015.
[2] 4160 V
Pada kenyataannya nilai tegangan overvoltage yang pada PLTU Tambak Lorok PT Indonesia Power
terukur adalah 434 V. Ketika tegangan mencapai nilai
tersebut maka kontak bantu overvoltage relay kontrol [3] LSIS.Co, Susol & Metasol Air Circuit Breaker
RM35TF30 akan bekerja sehingga ACB akan terbuka ( Technical Catalogue 2012. 2012.
open ). [4] S. Electric, RM35TF30 multifunction phase
control relay RM35-T - range 194..528 V AC
3.2.3. Deskripsi Gangguan Undervoltage Product data sheet Characteristics. .
[5]
Pada saat pengujian, nilai tegangan undervoltage yang Waktu Dan Kontaktor Pada Panel Hubung Bagi
terdeteksi menurut hasil perhitungan : (PHB) Untuk Praktek Penghasutan Starting

(2)

Pada kenyataannya nilai tegangan undervoltage yang


terukur adalah 367 V. Ketika tegangan mencapai nilai
tersebut maka kontak bantu undervoltage relay kontrol
RM35TF30 akan bekerja sehingga ACB akan terbuka (
open ).

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Bagian aksesoris elektrikal internal yang
terdapat pada Air Circuit Breaker adalah
Solenoid Motor, Closing coil, Shunt Trip, dan
Under Voltage Trip Device.
2. Air Circuit Breaker dapat dioperasikan secara
manual dan elektrikal menggunakan solenoid
motor.
3. Pengoperasian Air Circuit Breaker dapat
dilakukan dengan sistem kontrol konvensional
menggunakan relay kontrol RM35TF30 dan
Timer.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Politeknik
Negeri Jakarta sebagai pihak institusi dan Jurusan Teknik
Elektro yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
untuk mendukung penulisan jurnal ini dan memberikan
kesempatan untuk menjadi pemakalah di acara Seminar

116

Anda mungkin juga menyukai