Anda di halaman 1dari 7

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA GARDU INDUK 150 KV

KRAPYAK
Lukas Santoro.1, Ir. Yuningtyastuti, MT.2
1 2
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : lukassantoro@ymail.com

Abstrak

Instalasi sistem transmisi tenaga listrik mempunyai peralatan-peralatan yang digunakan


untuk melindungi sistem tenaga listrik tersebut terhadap gangguan. Salah satunya adalah Pemutus
Tenaga (Circuit Breaker ) yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau
arus gangguan.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) pun
mengalami penurunan kualitas pelayanan sehingga perlu dilakukan adanya upaya perawatan agar
dapat mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat prestasi awal dan dapat beroperasi
dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai.
Pada makalah kerja praktek ini akan dibahas bagaimana cara pemeliharaan pada
Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) serta mengetahui parameter-parameter yang digunakan untuk
mengetahui tingkat keandalan dari Pemutus Tenaga (Circuit Breaker).

Kata Kunci : Pemutus Tenaga, Circuit Breaker, Pemeliharaan.

I. PENDAHULUAN sangat merugikan atau mengganggu bagi


1.1 Latar Belakang keseluruhan operasi sistem tenaga listrik.
Pemeliharaan merupakan salah satu Jika PMT tidak bekerja saat terjadi
hal terpenting yang harus diperhatikan gangguan, maka arus gangguan tersebut
dalam pengoperasian sistem tenaga listrik, akan merusak peralatan yang lain, seperti
karena dengan sistem pemeliharaan yang trafo tenaga yang harganya mahal serta
baik, peralatan-peralatan pada sistem tenaga dapat menimbulkan ketidakstabilan sistem
dapat beroperasi dengan baik, sehingga tenaga listrik.
kebutuhan energi listrik ke konsumen dapat Baik buruknya pemeliharaan pada
terlayani dengan baik dengan tingkat peralatan listrik dapat dilihat dari umur
keandalan yang tinggi, selain itu harga peralatan listrik itu sendiri dan besar relatif
peralatan sistem tenaga listrik yang mahal beban yang ditanggung peralatan listrik
dan investigasi yang besar dalam sistem dalam operasi kerjanya. Umur operasi
ketenagaan listrik juga mendorong perlunya peralatan listrik dapat dijadikan tolok ukur
pemeliharaan peralatan sistem tenaga keberhasilan suatu sistem pemeliharaan,
listrik. Salah satu hal yang semakin lama umur operasi peralatan listrik
melatarbelakangi perlunya pemeliharaan dapat dikatakan baik pula sistem
terhadap peralatan listrik adalah karena pemeliharaan yang dilakukan, sebaliknya
peralatan listrik mempunyai peran yang apabila umur operasi peralatan listrik yang
menentukan dalam operasi suatu sistem, pendek menandakan sistem pemeliharaan
misalnya Pemutus Tenaga Listrik (PMT). yang kurang baik. Dengan demikian,
PMT memiliki peran untuk diharapkan dengan adanya pemeliharaan,
menghubungkan dan memutus arus beban peralatan listrik dapat bekerja lebih lama
atau arus gangguan. Kerusakan pada PMT dengan performa maksimal sehingga
meningkatkan kualitas sistem tenaga listrik.
1
1.2 Tujuan 5. Penyambung diantara no.4 dan no. 12
Tujuan penulisan laporan kerja praktek (linkages).
ini adalah: 6. Terminal-terminal.
7. Saringan (filters).
a. Mengetahui prinsip kerja Pemutus
8. Silinder bergerak (movable cylinder).
Tenaga Listrik.
9. Torak tetap (fixed piston)
b. Mengetahui dan memahami cara
10. Kotak tetap (fixed contact)
pemeliharaan pada peralatan listrik,
terutama pada PemutusTenaga Listrik
(Circuit Breaker). 2.2 Jenis Isolasi Pemutus Tenaga
1. PMT dengan media pemutus gas SF6
1.3 Pembatasan Masalah Media gas yang digunakan pada tipe
Dalam Laporan Kerja Praktek ini, PMT ini adalah Gas SF6 (Sulphur
penulis membatasi masalah pada pemutus Hexafluoride). Sifat-sifat gas SF6 murni
tenaga dan pemeliharaannya secara umum ialah tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak membahas mengenai sistem tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
proteksi menggunakan Pemutus Tenaga. Pada temperatur diatas 150°C gas SF6
mempunyai sifat tidak merusak metal,
plastik dan bermacam-macam bahan yang
II. DASAR TEORI
umumnya digunakan dalam pemutus tenaga
2.1 Pemutus Tenaga (PMT) tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas
Pemutus Tenaga (PMT) merupakan SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang
peralatan saklar / switching mekanis, yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan
mampu menutup, mengalirkan dan dielektrik ini bertambah dengan
memutus arus beban dalam kondisi normal pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas
serta mampu menutup, mengalirkan (dalam SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan
dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon
periode waktu tertentu) dan memutus arus
selama terjadi busur, tidak mudah terbakar
beban dalam spesifik kondisi abnormal / (thermal conductivit) yang baik,
gangguan seperti kondisi short circuit / tidak menimbulkan bunyi berisik.
hubung singkat.

Gambar 2 Prinsip kerja pemadaman PMT SF6


Gambar 1 Bagian-bagian PMT
Pada gambar 2 memperlihatkan
Keterangan gambar 1:
prinsip kerja PMT SF6 secara umum.
1. Mekanisme penggerak (operating
Sebelum terjadi gangguan atau dalam
mechanism).
kondisi normal, PMT dalam keadaan
2. Pemutus (interrupter).
tertutup, kontak tetap dan kontak bergerak
3. Isolator penyangga dari porselen
masih terhubung (a). Saat terjadi gangguan,
rongga (hollow support insulator
kontak bergerak ditarik oleh mekanik
porcelen).
penggerak namun gas SF6 belum
4. Batang penggerak.
dilepaskan (b). Ketika kontak bergerak dan
kontak tetap benar-benar terpisah, akan
2
muncul busur api akibat arus yang besar, menghembuskan udara ke ruang pemutus.
kemudian gas SF6 dilepaskan untuk PMT ini disebut PMT Udara Hembus (Air
memadamkan busur api tersebut (c). Blast Circuit Breaker). Pada PMT udara
Beberapa saat kemudian busur api padam hembus juga disebut compressed air circuit
(d). breaker, udara tekanan tinggi dihembuskan
ke busur api melalui nozzle. Setelah
2. PMT dengan media pemutus minyak pemadaman busur api dengan udara
Menggunakan minyak isolasi tekanan tinggi, udara ini juga berfungsi
mencegah restriking voltage (tegangan
sebagai media pemadam busur api yang
pukul). Kontak PMT ditempatkan di dalam
timbul pada saat PMT bekerja membuka isolator dan juga katup hembusan udara.
atau menutup. Minyak yang berada diantara
kontak sangat efektif memutuskan arus. 4. PMT dengan media pemutus hampa
Kelemahannya adalah minyak mudah udara (vacuum)
terbakar dan kekentalan minyak Kontak-kontak pemutus dari PMT
memperlambat pemisahan kontak, sehingga ini terdiri dari kontak tetap dan kontak
tidak cocok untuk sistem yang bergerak yang ditempatkan dalam ruang
membutuhkan pemutusan arus yang cepat. hampa udara. Ruang hampa udara ini
Gambar 3 memperlihatkan busur api yang mempunyai kekuatan dielektrik
(dielektrik strength) yang tinggi dan sebagai
timbul akibat pemutusan kontak-kontak
media pemadam busur api yang baik. PMT
pada PMT, busur api tersebut akan jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk
dipadamkan oleh media isolasi minyak tegangan menengah dan hingga saat ini
yang menyelubunginya masih dalam pengembangan sampai
tegangan 36 kV.

III. PEMELIHARAAN PEMUTUS


TENAGA (PMT) GARDU INDUK
KRAPYAK
3.1 Data Peralatan PMT

Gambar 3 Cara Kerja PMT Minyak


Jenis PMT dengan minyak ini dibedakan
menjadi :
o PMT menggunakan banyak minyak
(bulk oil)
o PMT menggunakan sedikit minyak
(small oil)
PMT jenis ini digunakan mulai dari
tegangan menengah 6 kV sampai tegangan Gambar 4 Pemutus Tenaga (PMT)
ekstra tinggi 425 kV dengan arus nominal
400A sampai 1250A dengan arus Merk : AEG
pemutusan simetris 12 kA sampai 50 kA Type : S1 – 170 F1
Nomor Seri : 3000 731/2
3. PMT dengan media pemutus udara Breaking cap/current : 10 KA
tekan (air blast circuit breaker) Arus Nominal : 3150 A
Tegangan Kerja : 170 kV
PMT ini menggunakan udara
Jenis Media Gas/Oil : SF6
sebagai pemutus busur api dengan
3
3.2 Pemeliharaan Pemutus Tenaga 5 Minyak (khusus jenis LOC)
(PMT) Level - - -
minyak
a. In Service / Visual Inspection
Kondisi - - -
In Service Inspection adalah minyak
inspeksi / pemeriksaan terhadap peralatan (warna)
yang dilaksanakan dalam keadaan peralatan Kebocoran - - -
beroperasi/bertegangan (on-line), dengan / rembes
Menggunakan 5 panca indera (five senses) 6 Percobaan ON /OFF PMT
Posisi ON Normal Normal Normal
dan metering secara sederhana, dengan
Posisi OFF Normal Normal Normal
pelaksanaan periode tertentu (Harian, Indikasi Normal Normal Normal
Mingguan, Bulanan, Tahunan). posisi ON
/OFF
Tabel 1 Data hasil pemeliharaan PMT Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa
No Peralatan Kondisi Kondisi Simpulan Pemutus Tenaga tersebut dalam kondisi
yang Awal Akhir
diperiksa
normal. Hasil pemeliharaan menunjukkan
1 Pentanahan (grounding) bahwa dengan dilakukannya pemeliharaan,
Kawat Baik Baik Normal kondisi peralatan menjadi lebih baik.
pentanahan
Terminal Baik Baik Normal b. Pengukuran Tahanan Isolasi
pentanahan Pengukuran tahanan isolasi pemutus
2 Lemari/Box Kontrol
Baut-baut Kencang Kencang Normal
tenaga (PMT) ialah proses pengukuran
wiring dengan suatu alat ukur Insulation Tester
kontrol & (megger) untuk memperoleh hasil
proteksi (nilai/besaran) tahanan isolasi pemutus
Kebersihan Kotor Bersih Normal tenaga antara bagian yang diberi tegangan
Heater Normal Normal Normal (fasa) terhadap badan (case) yang
Sumber Normal Normal Normal
tegangan
ditanahkan maupun antara terminal
AC/DC masukan (I/P terminal) dengan terminal
Lubang Tidak Tidak Normal keluaran (O/P terminal) pada fasa yang
binatang ada ada sama. Pada dasarnya pengukuran tahan
3 Bodi & Isolator isolasi PMT adalah untuk mengetahui
Kebersihan Kotor Bersih Normal besar/nilai kebocoran arus (leakage current)
Bagian Tidak Tidak Normal
bodi yang ada ada yang terjadi antara bagian yang bertegangan
lecet I/P terminal dan O/P terminal terhadap
/berkarat tanah.
Bagian Tidak Tidak Normal Tabel 2 Data hasil pengukuran tahanan isolasi PMT
bushing ada ada Titik Standa Fasa R Fasa S Fasa T
yang retak Ukur r (MΩ) (MΩ) (MΩ)
Mekanik Kotor Bersih Normal Atas– Standar 40.500 >1.000.000 199.000
penggerak Bawah VDE
4 Mekanik penggerak PMT Catalou
Mekanik Normal Normal Normal OFF
ge
penggerak Atas– 81.500 605.000 161.000
228/4
Mur baut Kencang Kencang Normal Tanah
Pelumas Baik Baik Normal PMT
OFF =
pada roda
gigi & Bawah 142.000 806.000 265.000
– 1kV/1
pegas
Tanah MΩ
transmisi
Pengungkit Normal Normal Normal PMT
/lengan OFF
penggerak

4
Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa Tabel 3 Data hasil pengukuran tahanan kontak PMT
tahanan isolasi rata-rata tidak mencapai Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T
Atas-Bawah (μΩ) (μΩ) (μΩ)
standard, yaitu 1 MΩ. Perlu dilakukan (PMT posisi ON)
pembersihan isolator dan uji ulang. 100 A 38.1 39.0 38.7
200 A 38.3 38.6 37.9
c. Pengukuran Tahanan Kontak 300 A 37.9 39.1 37.9
Rangkaian tenaga listrik sebagian Dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
besar terdiri dari banyak titik sambungan. Pemutus Tenaga (Circuit Breaker ) layak
Sambungan adalah dua atau lebih digunakan karena masih dalam batas yang
permukaan dari beberapa jenis konduktor diijinkan sesuai ketentuan P3B O&M
bertemu secara fisik sehingga arus/energi PMT/001.01, yakni R<100 μΩ.
listrik dapat disalurkan tanpa hambatan
yang berarti. Pertemuan dari beberapa d. Pengukuran Tahanan Pentanahan
konduktor menyebabkan suatu Peralatan ataupun titik netral system
hambatan/resistan terhadap arus yang tenaga listrik yang dihubungkan ke tanah
melaluinya sehingga akan terjadi panas dan dengan suatu pentanahan yang ada di gardu
menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat induk dimana system pentanahan tersebut
signifikan jika nilai tahanan kontaknya dibuat dalam tanah dengan struktur bentuk
tinggi. mesh, Nilai tahanan Pentanahan di Gardu
Sambungan antara konduktor Induk bervariasi besarnya nilai tahanan
dengan PMT atau peralatan lain merupakan tanah dapat ditentukan oleh kondisi tanah
tahanan kontak yang syarat tahanannya itu sendiri. Semakin kecil nilai
memenuhi kaidah Hukum Ohm sebagai pentanahannya maka akan semakin baik.
berikut: Cara kerja alat ukur pentanahan
E = I . R (1) menggunakan prinsip alat ukur
Galvanometer (Prinsip Kesetimbangan)
Jika didapat kondisi tahanan kontak
sebesar 1 Ohm dan arus yang mengalir Tabel 4 Data hasil pengukuran tahanan pentanahan
adalah 100 Ampere maka ruginya adalah PMT
W = 𝐼2 . R (2) Titik Ukur Standard Hasil Ukur
Terminal Pentanahan ≤ 1 Ohm 0.2 Ohm
W = 10.000 watts Dari data tabel 4 di atas menunjukkan
Prinsip dasarnya adalah sama bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker)
dengan alat ukur tahanan murni (Rdc), layak digunakan karena masih dalam batas
tetapi pada tahanan kontak arus yang yang diijinkan menurut standar pengujian
dialirkan lebih besar I=100 Ampere. Standart IEEE std 80 : 2000 (guide for
Kondisi ini sangat signifikan jika safety in ac substation – grounding), yakni
jumlah sambungan konduktor pada salah besarnya nilai tahanan pentanahan untuk
satu jalur terdapat banyak sambungan switchgear adalah ≤ 1 ohm.
sehingga kerugian teknis juga menjadi
besar, tetapi masalah ini dapat dikendalikan e. Pengukuran Keserempakan PMT
dengan cara menurunkan tahanan kontak Tujuan dari pengujian
dengan membuat dan memelihara nilai keserempakan PMT adalah untuk
tahanan kontak sekecil mungkin. Jadi mengetahui waktu kerja PMT secara
pemeliharaan tahanan kontak sangat individu serta mengetahui keserempakan
diperlukan sehingga nilainya memenuhi PMT pada saat menutup atau membuka.
syarat nilai tahanan kontak. Berdasarkan cara kerja penggerak, maka
PMT dapat dibedakan atas jenis three pole
(penggerak PMT tiga fasa) dan single pole
(penggerak PMT satu fasa). Untuk T/L Bay
5
biasanya PMT menggunakan jenis single 1. Pemeliharaan Pemutus Tenaga (Circuit
pole dengan maksud PMT tersebut dapat Breaker) adalah proses kegiatan yang
trip satu fasa apabila terjadi gangguan satu dilakukan terhadap Pemutus Tenaga
fasa ke tanah dan dapat reclose satu fasa (Circuit Breaker) sehingga didalam
yang disebut SPAR (Single Pole Auto operasinya Pemutus Tenaga
Reclose). Namun apabila gangguan pada (Circuit Breaker) dapat memenuhi fungsi
penghantar fasa-fasa maupun tiga fasa yang dikehendaki secara terus menerus
maka PMT tersebut harus trip 3 fasa secara sesuai karakteristiknya.
serempak. Apabila PMT tidak trip secara 2. Pemeliharaan Pemutus Tenaga berupa
serempak akan menyebabkan gangguan, monitoring dan dilakukan oleh petugas
untuk itu biasanya terakhir ada system operator setiap hari untuk Gardu Induk.
proteksi namanya pole discrepancy relay 3. Pemeliharaan Pemutus Tenaga berupa
yang memberikan perintah trip kepada pemeriksaan, pengukuran dan pengujian
ketiga PMT. dan dilakukan oleh petugas
Hal yang sama juga untuk proses Pemeliharaan setiap tahun.
menutup PMT maka yang tipe single pole 4. Sesuai dengan standar SPLN 50 – 1982
ataupun three pole harus menutup secara sebagaimana diuraikan juga dalam IEC
serempak pada fasa R, S, T, kalau tidak 76 (1976), hasil pemeliharaan Pemutus
maka dapat menjadi suatu gangguan di Tenaga (Circuit Breaker) Merk AEG
dalam system tenaga listrik dan Nomor Seri 3000 731/2 layak untuk
menyebabkan system proteksi bekerja. dioperasikan.
Pada waktu PMT trip akibat suatu
gangguan pada system tenaga listrik 5.2 Saran
diharapkan PMT bekerja dengan cepat 1. Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) yang
sehingga clearing time yang diharapkan menggunakan media gas SF6 harus
sesuai standar SPLN No 52-1 1983 untuk selalu dilakukan monitoring tekanan gas
system 70kV= 150 mili detik dan SPLN No SF6 untuk keandalan dalam bekerja.
52-1 1984 untuk system 150 kV= 120 mili 2. Mekanik Pemutus Tenaga (Circuit
detik dan final draft Grid Code 2001 untuk Breaker) harus selalu dibersihkan agar
system 500 kV= 90 mili detik. tidak terjadi korosi akibat kelembapan
udara.
Tabel 5 Data pengukuran keserempakan PMT
3. Pengecekan alarm harus dilakukan setiap
Pengukuran Standar Fasa Fasa Fasa
R S T hari agar dapat dipastikan peringatan
Close (mili ≤120 96 98.5 98.5 gangguan berfungsi saat terjadi
detik) mili detik gangguan.
Open (mili 41 41 41.5
detik)
DAFTAR PUSTAKA
Dari tabel 5 di atas menunjukkan bahwa
Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) layak [1] Buku Petunjuk Batasan Operasi dan
digunakan karena masih dalam batas yang Pemeliharaan Peralatan Penyaluran
diijinkan menurut standar SPLN No 52-1 Tenaga Listrik Pemutus Tenaga
1984. (PMT), No. Dokumen : 7-
22/HARLUR-PST/2009, PT. PLN
(Persero), 2010.
V. PENUTUP
[2] Tobing, Bonggas L. “Peralatan
5.1 Kesimpulan Tegangan Tinggi”, Jakarta : Penerbit
Kesimpulan yang dapat diambil dari PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
kerja praktek yang kami laksanakan di [3] Indramila, Venditya. “Tugas Instalasi
Gardu Induk 150 KV Krapyak adalah Tegangan Menengah, Jenis PMT
sebagai berikut : Berdasarkan Media Pemadam Busur
6
Api”, Semarang: Program Diploma BIODATA PENULIS
Teknik Elektro Politeknik Negeri
Semarang, 2012. LUKAS SANTORO
[4] Aslimeri, dkk. “Teknik Transmisi
Lahir di Bekasi pada
Tenaga Listrik”, Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah tanggal 6 Mei 1990.
Kejuruan, 2008. Riwayat Pendidikan
[5] Penulis adalah SD
http://arrester.wordpress.com/2011/06/ Sindang Sari 02 (1997-
03/klasifikasi-pmt-dayacircuit-breaker/ 2003), SMPN 1
[6] Sukatani (2003-2006),
http://www.scribd.com/doc/87291415/
SMAN 1 Cikarang Utara (2006-2009), dan
15/Jenis-Isolasi-Pemutus-Tenaga#
sekarang penulis sedang menempuh studi di
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro
Universitas Diponegoro dengan mengambil
konsentrasi Teknik Tenaga Listrik (Power).

Semarang, Desember 2012

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ir. Yuningtyastuti, MT
NIP. 195209261983032001

Anda mungkin juga menyukai