Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMUTUS TENAGA SULFUR HEXAFLUORIDA (PMT SF6)


diajukan untuk memenuhi sebagian tugas Mata Kuliah Sistem Tenaga Listrik

Disusun oleh :
Hening Putri Riyandhini
41418110025
Reguler-2

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komponen pembentuk sistem tenaga seperti jaringan transmisi, jaringan distribusi dan
pembangkit listrik harus dapat bekerja pada kondisi normal dan abnormal. Apapun gangguan
apapun yang terjadi dalam sistem, harus segera dideteksi dan dilepaskan dari sistem. Hal ini
perlu dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan akibat gangguan dan gangguan tidak
menyebar di dalam sistem juga pemulihan gangguan dengan cepat akan mengurangi
penghentian layanan pada konsumen.
Pada awalnya fungsi penyaklaran pada sistem dapat terpenuhi dengan bantuan
saklar(switch) dan pelebur(fuse) yang terpasang seri dengan jaringan. Namun terdapat
beberapa kesulitan seperti pergantian pelebur yang memakan waktu yang lama sehingga
penyediaan listrik kepada konsumen membutuhkan waktu yang lama untuk kembali normal.
Batasan lainnya tidak terputus sepenuhnya jaringan (terjadinya busur api) pada saat terjadi
arus gangguan yang sangat tinggi. Akibat kekurangan ini saklar dan pelebur hanya digunakan
pada tegangan rendah dan jaringan pada kapasitas kecil.
Dengan kemajuan dalam jaringan sistem tenaga dan berbagai peralatan yang
bekerja pada tegangan dan arus yang tinggi, saklar dan pelebur tidak mampu menyediakan
fungsi yang diinginkan dalam jaringan berkapasitas besar. Penggunaan pemutus tenaga(circuit
breaker) dapat memfalisitasi pembukaan dan penutupan jaringan listrik dengan lancar dan
efisien. Pemutus tenaga dapat menghubung atau memutuskan secara manual atau otomatis
pada saat kondisi tanpa beban, beban penuh atau pada saat gangguan. Fungsi ini sangat
penting dalam sistem proteksi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Gas SF6?
2. Bagaimana karakteristik gas SF6?
3. Apa saja bagian-bagian utama PMT dengan media SF66?
4. Bagaimana prinsip kerja PMT dengan media SF6?

1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan memahami tentang:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gas SF6.
2. Untuk mengetahui karakteristik gas SF6.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian utama pemutus tenaga SF6.
4. Untuk mengetahui prinsip kerja pmt dengan media SF6.
5. Untuk mengetahui cara mengoperasikan pemutus tenaga.
6. Untuk mengetahui jadwal pemeliharaan pemutus tenaga.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah


Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna menjadi penambah wawasan mengenai
pemutus tenaga gas SF6 serta bagaimana prinsip kerja pemutus tenaga gas SF6. Selain itu,
secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca untuk
menjadikan acuan bila suatu saat nanti akan bekerja atau berkecimpung dalam Sistem Tenaga
Listrik, khususnya pada bagian Gardu Induk dan Transmisi.

1.5 Metode Pengumpulan Data


Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data pada makalah ini adalah dengan
menggunakan studi lapangan, kajian pustaka atau studi literatur pada jurnal, buku, dan sumber-
sumber terkait.

1.6 Sistematika Penulisan Makalah


Untuk memudahkan dalam membaca dan memahami makalah ini, maka disusun
sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Memaparkan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

2
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
Memuat uraian tentang hasil kajian penulis terutama untuk memahami pemutus
tenaga gas SF6.

BAB III PENUTUP


Menyimpulkan hasil hasil kajian penulis mengenai pembahasan pemutus tenaga
gas SF6.

3
BAB II
PEMUTUS TENAGA SULFUR HEXAFLUORIDA
(PMT SF6)

2.1 Persyaratan Pemutus Tenaga


Persyaratan sebuah pemutus tenaga seperti berikut :
1. Arus kerja normal dan arus hubung singkat harus dapat diputus dengan aman oleh pemutus
tenaga.
2. Bagian yang terkena gangguan harus dapat diisolasi oleh pemutus tenaga secepat mungkin.
3. Tidak beroperasi ketika arus lebih mengalir selama kondisi jaringan normal.
4. Jaringan yang terganggu diisolasi tanpa mempengaruhi bagian yang lain.

2.2 Prinsip Kerja Umum Pemutus Tenaga

Gambar 2.1 Prinsip dasar Pemutus tenaga

Gambar 2.1 menggambarkan diagram dasar dari pemutus tenaga. Pemutus tenaga terdiri
dari dua kontak yakni kontak tetap dan kontak bergerak. Pengontrol terhubung pada ujung kotak
bergerak. Pengontrol ini dapat dioperasikan manual ataupun otomatis. Operasi otomatis
memerlukan mekanisme terpisah yang terdiri kumparan trip. Kumparan trip ini dienergisasi oleh
kumparan sekunder trafo arus.

4
Pada kondisi kerja normal e.m.f diproduksi dalam kumparan sekunder dimana tidak
mencukupi untuk membuat kumparan trip beroperasi. Maka kontak tetap dalam kondisi tertutup
yang dilewati arus kerja normal. Kontak dapat dibuka secara manual dengan pengontrol.
Pada kondisi abnormal atau gangguan, arus tinggi dalam kumparan primer trafo arus
menginduksi e.m.f ke kumparan sekunder maka kumparan trip akan terenergisasi. Ini akan
membuka proses pembukaan pada kontak. Aksi ini tidak secara spontan karena selalu adanya
waktu tunda antara energisasi kumparan trip dan terbukanya kontak secara penuh. Kontak bergerak
menjauhi kontak tetap ke arah kanan.

2.3 Macam-Macam Pemutus Tenaga (PMT)


Berdasarkan media pemadam busur api listrik tersebut, pemutus tenaga (PMT) dapat dibagi
menjadi :
1. PMT dengan media minyak (Oil Circuit Breaker)
a. PMT dengan banyak menggunakan minyak (Bulk Oil Circuit Breaker)
PMT dengan banyak menggunakan minyak secara umum digunakan pada sistem
tegangan sampai dengan 245 kV.
Pada tipe ini minyak berfungsi sebagai :
▪ Peredam loncatan bunga api listrik selama pemutusan kontak-kontak
▪ Bahan isolasi antara bagian-bagian yang bertegangan dengan badan.
b. PMT dengan sedikit menggunakan minyak (Low Oil Content Circuit Breaker).
Pada PMT denagan sedikit mengguanakan minyak ini, minyak hanya dipergunakan
sebagai peredam loncatan bunga api, sedangkan sebagai bahan isolasi dari bagian-
bagian yang bertentangan digunakan porselen atau material isolasi dari jenis organik.

2. PMT dengan media udara (Air Cicuit Breaker)


a. PMT udara hembus (Air Blast Cicuit Breaker)
PMT udara hembus (juga disebut compressed air circuit breaker), udara tekanan tinggi
dihembuskan ke busur api melalui nozzle pada kontak pemisah. Ionisasi media di
antara kontak dipadamkan oleh hembusan udara.
b. PMT dengan hampa udara (Vacuum Circuit Breaker)
PMT dengan jenis hampa udara belum banyak digunakan. Dimana kontak-kontak
pemutus dari PMT terdiri dari kontak tetap dan kontak bergerak yang ditempatkan
5
dalam ruang hampa udara. Ruang hampa udara ini mempunyai kekuatan dielektrik
(dielectric strength) yang tinggi dan mempunyai pemadam busur api yang baik. Jenis
biasanya digunakan pada tegangan 20 kV.

3. PMT dengan media gas (Gas Circuit Breaker)


Menggunakan gas SF6 sebagai pemadam busur api.

2.4 Pemutus Tenaga Sulphur Hexafluorida(PMT SF6)


2.2.1 Gas Sulphur Hexafluorida (SF6)
Sulfur Hexafluorida diperoleh dari larutan sulfur dan gas fluoride pada temperatur 3000C
dan diperoleh kemurniannya 99,9%, dengan reaksi kimia :
S + 3F2 SF6
Pada sistem periodik, unsur S dan F terletak pada golongan 6A dan 7A yang termasuk
salah satu unsur halogen. Dimana unsur ini bersifat elektronegatif atau kekurangan elektron
sehingga lebih cenderung untuk menerima atau menarik elektron lainnya.
Pada temperatur diatas 150o C gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastik,
serta peralatan lainnya yang digunakan dalam pemutus tenaga. Sebagai isolasi listrik, gas SF6
mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,5 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah
dengan pertambahan tekanan. Sifat lainnya adalah pengembalian kekuatan dielektrik gas secara
cepat. Inilah alasan mengapa gas SF6 digunakan sebagai media untuk pemutus tenaga 150 kV.

1. Karakteristik Gas SF6


Tabel 2.1 Spesifikasi Gas SF6
Penentuan Spesifikasi Unit Analisis
Kemurnian > 99.9 % wt > 99.9
CF4 ≤ 0.05 % wt < 0.03
Udara ≤ 0.05 % wt < 0.03
Air ≤ 50 Vppm < 50
Acidity as HF ≤ 0.3 mg/kg < 0.3
Hydrolye, fluor ≤1 mg/kg <1

6
Tabel 2.2 Karakteristik Gas SF6
Sublimation point (1.0133 bar) -63.9℃
Melting point (2.26 bar) -50.8℃
Vapour pressure (20℃) 21.08 bar
Critical temperature 45.55℃
Critical pressure 37.59 bar
Critical density 0.74 kg/l
Gas density (20℃, 1bar) 6.07 g/l
Liquid density (0℃, 12.65 bar) 1.56 kg/l
Acoustic velocity in SF6 129.06 m/sec.

2. Sifat-sifat gas SF6


a. Sifat-sifat fisik gas SF6
1) Tidak berbau
2) Tidak mempunyai warna
3) Tidak beracun
4) Bentuk fisik dari gas Sf6 akan berubah sesuai dengan perubahan suhu dan tekanan
absolutnya.
5) Tegangan tembus (disruptive voltage) gas SF6 akan semakin tinggi, jika tekanan
absolut gas SF6 semakin besar. Dan tegangan tembus (disruptive voltage) gas SF6
semakin rendah, jika persentase udara tegangan tembus bercampur dengan gas SF6
semakin besar.
b. Sifat-sifat gas SF6 sebagai pemadam busur api
a) Cepat untuk membentuk kembali kekuatan dielektrik (dielektric strength).
b) Tidak terjadi karbon selama terjadi busur api.
c) Tidak mudah terbakar.
d) Memiliki thermal conductivity yang baik.
e) Tidak menimbulkan bunyi yang besar pada saat pemutus tenaga menutup atau
membuka.

7
4.2.2 Bagian-bagian Utama Pemutus Tenaga SF6
1. Ruangan pemutus tenaga (circuit breaker compartment).
Ruangan pemutus tenaga berupa ruangan yang diselubungi oleh porselin dan dalam
ruang ini terdapat kontak-kontak, silinder bergerak atau silinder penghembus (moving
cylinder or blast cylinder), batang operasi dan gas SF6. Bagian-bagian Pemutus Tenaga SF6
dapat dilihat pada gambar 2.2
Secara umum ruangan Pemutus Tenaga dibagi menjadi dua yakni :
1. Unit interupsi

Terdiri dari kontak tetap (2 dan 3) , kontak bergerak (4 dan 5), silinder penghembus
(6) dan piston penghembus.
2. Sistem gas
Gas SF6 diisi dalam ruangan pemutus tenaga dengan tekanan tinggi untuk
mencegah terjadinya kebocoran.

Gambar 2.2 Bagian Dalam pemutus tenaga SF6

8
Keterangan :
1. Pinggiran koneksi atas
2. Kontak tetap arus (fixed continous-current contact)
3. Kontak busur tetap (fixed arcing contact)
4. Kontak busur bergerak (moving arcing contact)
5. Kontak bergerak arus (moving continous-current contact)
6. Silinder penghembus (puffer cylinder)
7. Insulator porselin (porcelain insulator)
8. Pinggiran koneksi bawah
9. Batang operasi (operating rod)

2. Bagian penyangga (supporting compartment).


Bagian penyangga terbuat dari porselen, dipasang vertikal pada rangka tangki (frame
tank) dan berfungsi sebagai penyangga dari ruangan pemutus tenaga. Di dalam bagian ini
terdapat batang penggerak dari bahan isolasi yakni batang operasi (9) pada gambar 2.2.
batang operasi ini terhubung dengan mekanis penggerak pemutus tenaga.

3. Mekanisme penggerak (operating mechanism).

Mekanisme penggerak berfungsi untuk menggerakkan kontak bergerak pada


pemutusan dan penutupan dari pemutus tenaga, mekanisme ini dapat berupa pegas,
pneumatik dan hidrolik. Mekanisme pegas mendominasi pada aplikasi tegangan rendah
dikarenakan rendahnya biaya dan tidak diperlukannya alat monitoring dan keandalan
berdasarkan kesederhanaannya. Sedangkan hidrolik dan pneumatik dipakai pada aplikasi
tegangan tinggi.

4.2.3 Prinsip Kerja PMT dengan Media SF6


Untuk membuka dan menutupnya pemutus tenaga yaitu dengan cara menaikkan dan
menurunkan posisi dari kontak bergerak (moving contact) yang terhubung pada batang penggerak
(operating rod) dan digerakkan oleh mekanisme penggerak. Proses tersebut dapat dilihat pada
gambar 2.3.

9
(a) Posisi tertutup (b) Proses pembukaan (c) Posisi terbuka

Gambar 2.3 Proses Kerja PMT SF6

a) Posisi tertutup

Arus mengalir antara terminal 1 dan 6 melalui kontak utama 2 dan 5, kontak bergerak 3
dan 5 dan batang operasi 4.
b) Proses pembukaan

Kontak bergerak utama 3 terpisah terlebih dahulu. Kemudian busur api akan terjadi pada
kontak busur 7 dan 8. Gas SF6 akan tertekan antara piston bergerak 9 dan piston tetap 10 dan
akan memadamkan busur api dalam dua arah berlawanan.
Gas di tekan dalam pemutus tenaga dengan dua alasan :
1. Gas SF6 relatif mahal sehingga tidak disalurkan dan di buang ke atmosfir.
2. Kemampuan gas SF6 dapat terurai pada pemadaman busur api, gas yang terurai ini tidak
stabil sehingga SF6 akan segera terbentuk lagi setelah busur api padam.

c) Posisi terbuka

Setelah busur api padam, permukaan sela kontak ruang pemadaman busur api akan terisi
lagi dengan gas SF6 sehingga kekuatan dielektrik pada busur pada sela kontak secara cepat
akan pulih kembali akibat sifat keelektronegatifan gas SF6 untuk menangkap elektron-elektron
bebas yang melewatinya sehingga PMT dapat dioperasikan kembali.

10
Pemutus Tenaga Sf6 ada 2 tipe :
1. Tipe tekanan tunggal
Untuk tipe tunggal, pemutus tenaga diisi dengan gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5
kgf/cm2. Gambar 2.2 menggambarkan kerja tipe tekanan tunggal ini.

Gambar 2.4 PMT SF6 tipe tekanan tunggal


Selama pemisahan kontak-kontak, gas SF6 (6) ditekan ke dalam suatu tabung yang menempel
pada kontak bergerak (2). Pada waktu pemutusan gas SF6 (7) ditekan melalui nozzle(4) dan
tiupan gas akan mematikan busur api.

2. Tipe tekanan ganda

Gambar 2.4 PMT SF6 tipe tekanan ganda


11
Pada tipe tekanan ganda, gas dari sistem tekanan tinggi (P1) dialirkan melalui nozzle ke
gas sistem tekanan rendah (P2) selama pemutusan busur api. Pada sistem gas tekanan
tinggi,tekanan gas kurang lebih 12 kgf/cm2 dan pada sistem tekanan rendah kurang lebih 2
kgf/cm2, gas pada sistem tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistem tekanan
tinggi.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Gas Sulfur Heksafluorida (SF6) murni adalah senyawa yang tidak bewarna, tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak beracun serta memliki kerapatan 5 (lima) kali lipat dari udara. Pada
temperature dan tekanan kamar senyawa ini berwujud gas. SF6 mempunyai sifat kimia:
tidak mudah terbakar, stabil dan inert (tidak mudah bereaksi) dengan metal, plastic, dan
material lain yang biasanya digunakan di dalam circuit breaker tegangan tinggi hingga suhu
1500C. Pada suhu tingi (4000C hingga 6000C), pada saat terjadi spark, ikatan gas SF6 mulai
pecah.
2. Pemutus tenaga dengan media gas SF6 PMT dapat digunakan untuk memutus arus. Gas SF6
ini mempunyai sifat elektronegatif yang berperan untuk menghambat busur api yang
mungkin terjadi ketika operasi switch.

3.2 Saran
Saran dan harapan penulis adalah makalah ini dapat digunakan oleh mahasiswa,
praktikan, ataupun semua kalangan yang ingin menambah atau memperdalam pemahaman
dalam bidang Sistem Tenaga Listrik, khususnya pada Gardu Induk dan Tegangan Tinggi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, A. & Kuwahara, S. (1979). Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik.


Jakarta: P.T. Pradnya Paramita
Kuffel, E., Zaengl, W.S., & Kuffel, J. (2000). High Voltage Engineering:
Fundamentals. Oxford: Newnes.
Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4518/Un40/Hk/2014
tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Upi Tahun Akademik 2014/2015
PT. PLN (PERSERO). (2009). Petunjuk Operasi & Pemeliharaan GIS Compartment.
Jakarta: PT. PLN (PERSERO).

Anda mungkin juga menyukai