Anda di halaman 1dari 7

MODUL PERKULIAHAN

Sistem Energi Listrik


Terbarukan

Dasar Konversi Energi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Teknik Teknik Elektro 191861903 Neris Peri Ardiansyah, S.Pd, M.T

Abstract Kompetensi
Dasar konversi energi memiliki Setelah mengikuti kegiatan belajar
beberapa bagaian baik dari aspek ini mahasiswa diharapkan dapat
Kelebihan Energi Listrik, memahami konsep konversi energi,
Penggunaan Energi Listrik, Segitiga perkembangan dan pemanfatanya
Konversi Energi Listrik, Macam dalam kehidupan sehari-hari.
Cara Konversi ke Energi Listrik,
Proses Penyaluran Tenaga Listrik,
serta Sumber Energi apa saja yang
dapat dikonversi menjadi energi
Listrik.
Dasar Konversi Energi

1. KELEBIHAN ENERGI LISTRIK


Pada perkuliahan Sistem Energi Listrik Terbarukan kita akan berfokus pada konversi
energi listrik, terutama konversi dari energi lainnya ke energi listrik, mengapa harus energi
listrik dikarnakan Energi listrik mempunyai beberapa kelebihan dibanding energi yang lain
diantaranya adalah :
1. Energi Listrik Lebih mudah disalurkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
2. Energi Listrik juga tentunya Lebih mudah didistribusikan ke daerah yang lebih luas
3. Selain itu energi listrik juga Lebih mudah diubah kedalam bentuk energi lain,
misalnya menjadi energi panas, cahaya atau tenaga mekanik

2. KONSEP KONVERSI ENERGI LISTRIK


Untuk memahami secara sederhana konsep dari konversi energi listrik dapat dilihat dari
gambar segitiga konversi energi listrik yang ditunjukan oleh gambar 1.2 berikut ini

Gambar 1.2 Segitiga Konversi Energi


Dari gambar 1.2 dapat dilihat bahwa dalam konversi energi listrik, energi listrik secara
umum dapat diubah menjadi 3 bentuk diantaranya adalah :
a. Perubahan energi listrik menjadi energi mekanis yang memerlukan bantuan motor
listrik , dimana motor listrik untuk memutar porosnya membutuhkan energi listrik
b. Perubahan energi mekanis ke energi listrik yang memerlukan generator listrik untuk
menghasilkan listrik dari putaran rotor generator listrik

‘20 Sistem Energi Listrik Terbarukan Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Neris Peri Ardiansyah,S.Pd., M.T http://www.widyatama.ac.id
c. Perubahan energi listrik menjadi energi listrik lainnya, terdapat beberapa bentuk
diantaranya jika yang diubah adalah energi listrik besar diubah menjadi kecil atau
sebaliknya maka kita membutuhkan transformator, jika yang diubah adalah listrik
bolak balik menjadi listrik searah maka kita membutuhkan converter berupa rectifier,
jika sebaliknya dari listrik searah menjadi listrik bolak balik maka membutuhkan
converter berupa inverter

3. MACAM CARA KONVERSI ENERGI LISTRIK


Pada prakteknya pembangkitan energi listrik dilakukan menggunakan bebeapa cara
dalam konversinya, pada bagian ini kita akan membahas beberapa cara yang dilakukan
untuk membangkitkan energi listrik melalui beberapa Teknik konversi diantaranya adalah :
a) Konversi Energi Mekanis Menjadi Energi Listrik (Generator DC)
Melalui media medan magnet, energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik.
Demikian pula sebaliknya. Alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
disebut generator, sedangkan alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
disebut motor. Melalui media medan magnet, energi listrik dapat juga dipindahkan.
Pemindahan ini biasanya disertai dengan perubahan tegangan, arus maupun impedansi.
Alatnya disebut transformator (transformer).
Penting untuk dipahami bahwa generator sebenarnya tidak ‘menciptakan’ energi listrik.
Sebagai gantinya, ia menggunakan energi mekanis yang dipasok untuk mengerakan
muatan listrik yang ada di kawat gulungannya melalui sirkuit listrik eksternal. Aliran muatan
listrik ini merupakan arus listrik keluaran yang dipasok oleh generator. Mekanisme ini bisa
dipahami dengan mempertimbangkan generator yang ada pada pompa air, yang
menyebabkan aliran air tapi sebenarnya tidak ‘menciptakan’ air yang mengalir melewatinya.
Generator modern bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yang ditemukan
oleh Michael Faraday pada tahun 1831-32. Faraday menemukan bahwa aliran muatan listrik
di atas dapat diinduksi dengan menggerakkan konduktor listrik(seperti kawat yang berisi
muatan listrik) di medan magnet. Gerakan ini menciptakan perbedaan tegangan antara dua
ujung kawat atau konduktor listrik, dengan begitu menyebabkan muatan listrik mengalir,
sehingga menghasilkan arus listrik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.3
berikut

‘20 Sistem Energi Listrik Terbarukan Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Neris Peri Ardiansyah,S.Pd., M.T http://www.widyatama.ac.id
Gambar 1.3 prinsip kerja generator listrik
b) Konversi Energi Panas Menjadi Energi Listrik (Termoelektrik)
Prinsip kerja dari Termoelektrik adalah dengan berdasarkan Efek Seebeck yaitu “jika 2
buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujungnya, kemudian diberikan suhu
yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu
dengan ujung yang lain”. Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh
ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam
sebuah rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi
logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui, hal ini
terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan
magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal
dengan efek Seebeck. Penemuan Seebeck ini memberikan inspirasi pada Jean Charles
Peltier untuk melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua
buah logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi
penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada
sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini saling berbalik begitu arah
arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1934 ini kemudian dikenal dengan efek
Peltier. Efek Seebeck dan Peltier inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan
teknologi termoelektrik.Terdapat tiga sifat bahan Termoelektrik yang penting, yaitu :
1. Koefisien Seebeck.
2. Konduktifitas panas.
3. Resistivitas.

‘20 Sistem Energi Listrik Terbarukan Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Neris Peri Ardiansyah,S.Pd., M.T http://www.widyatama.ac.id
Gambar 1.4 cara kerja termoelektrik berdasarkan efek seebeek

c) Konversi Energi Cahaya Menjadi Energi Listrik


Salah satu alat yang mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi listrik
adalah solar cell cara kerja dari solar cell sendiri yaitu ketika foton menghantam
semikonduktor tersebut maka akan menimbulkan energi yang mendorong elektron dan hole
untuk bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif
sedangkan Hole akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban
berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN
Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik. Untuk mengilustrasikan cara kerja
konversi energi matahari menjadi listrik dapat dilihat pada gambar 1.5 berikut.

‘20 Sistem Energi Listrik Terbarukan Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Neris Peri Ardiansyah,S.Pd., M.T http://www.widyatama.ac.id
Gambar 1.5 cara kerja konversi energi cahaya matahari menjadi listrik

d) Konversi Energi Kimia Menjadi Energi Listrik


Baterai merupkan kombinasi dua atau lebih sel elektrokimia yang bisa menyimpan
energi dan kemudian merubahnya menjadi energi listrik. Baterai merupakan alat yang
merubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari satu atau lebih voltaic cell
(tergantung besarnya voltase yang diinginkan contohnya baterai aki 6 Volt atau 12 Volt) .
Masing-masing voltaic cell terdiri dari dua half cells yang dihubungkan secara seri oleh
penghantar elektrolit. Satu half cells mempunyai elektroda positif (katoda) yang satunya
elektroda negatif (atoda). Daya baterai di dapat dari reaksi reduksi dan oksidasi.
Reduksi terjadi pada di katoda dan oksidasi terjadi di katoda. Elektroda tersebut tidak
bersentuhan dan arus listrik dihubungkan dengan elektrolit. Elektrolit dapat berupa cairan
atau padat. Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat yang
terdapat dalam bak baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan
elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak boleh ada
yang bocor/merembes). Di dalam satu sel terdapat susunan pelat pelat yaitu beberapa pelat
untuk kutub positif (antar pelat dipisahkan oleh kayu, ebonit atau plastik, tergantung
teknologi yang digunakan) dan beberapa pelat untuk kutub negatif. Bahan aktif dari plat
positif terbuat dari oksida timah coklat (PbO2) sedangkan bahan aktif dari plat negatif ialah
timah (Pb) berpori (seperti bunga karang).Pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit
yaitu asam sulfat (H2SO4).

‘20 Sistem Energi Listrik Terbarukan Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Neris Peri Ardiansyah,S.Pd., M.T http://www.widyatama.ac.id
Gambar 1.6 Baterai dalam bentuk accumulator maupun batu baterai
.

Daftar Pustaka

Abdul Kadir. 1995. Energi. Jakarta : UI Press.


B.M. Weedy. 1988. Electric Power System, Third Edition Revised. Singapore : John Wiley and Sons.
Bernhardt G.A. Skrotzki. Power Station Eengineering & Economics, Mc.Graw-Hill.
M.M. El Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya Jilid I. Penerbit Erlangga.
M.M.Dankekar. 1991. Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta : UI Press.
Syed A. Nasar. 1995. Electric Machines and Power System, Volume 1, Electric Machines,
International Edition. New York : Mc.Graw Hill Inc.
Soemarwanto 1997. Dasar Konversi Energi Elektrik, Jilid I dan II. Malang: FT.Universitas Brawijaya
Zuhal. 1993. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta : PT Gramedia
T.M. Soelaiman, 2001"Pengembangan Sumber Daya Energi.

‘20 Sistem Energi Listrik Terbarukan Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Neris Peri Ardiansyah,S.Pd., M.T http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai