Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI BERGERAK

POWER CONTROL
PADA SISTEM CDMA

IMAM KAHFI W (03111004030)


FARIS AFIF ALFARUQ (03111004058)
TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014

KATA PENGANTAR
Pertama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT. Yang
Maha Esa karena telah memberikan kesempaatan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah. Kemudian tidak lupa juga bagi berbagai sumber yang telah
kami pakai sebagai data dan fakta, terima kasih.
Kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan. Oleh karena itu tidak
ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu juga makalah
kami ini, Power Control Pada Sistem CDMA. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan.

Hanya

dilengkapi

keterbatasan

kemampuan,

namun

kami

melakukannyasemaksimal mungkin dengan menyatukan kemampuan yang kami


miliki. Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki makalah kami di masa datang. Sehingga,
semoga makalah berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan makalah ini, kami mengharapkan banyak manfaat yang
dapat diteladani.

Indralaya, 14 Februari 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........2
Daftar Isi ......3
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang ..4
I.2 Tujuan 4
I.3 Rumusan Masalah .4
Bab II Pembahasan
II.1 Pengertian Power Control ........5
II.2 Fungsi Power Control ..6
II.3 Jenis Power Control .6
II.4 Kinerja Power control ..9
II.5 Teknik Power Control ....10
Bab III Penutup
III.1 Kesimpulan .....13
Daftar Pustaka ...14

Bab I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Dalam dunia telekomunikasi selular saat ini masalah yang dihadapi adalah
makin meningkatnya jumlah pengguna yang menggunakan pita frekuensi yang
terbatas secara bersama. Pada sistem komunikasi bergerak, semua pengguna yang
ada dalam area layanan base station tertentu (suatu sel) akan mendapat layanan
berupa sinyal sinkronisasi dari sebuah base station yang ada didalam area layanan
tersebut. Besarnya sinyal (daya) pada satu kanal yang diterima tiap MS dari BS
atau sebaliknya bisa berbeda yang mengakibakan interferensi.
Oleh karena itu diperlukannya power control baik itu pada kanal forward
maupun kanal reverse, sehingga daya tersebut dapat dikontrol dan meminimalisir
terjadinya interfernesi. Selain itu untuk power control juga sangat berperan
penting pada kelancaran konektivitas antara MS dengan BS, serta untuk
mengatasi terjadinya fluktuasi daya.

I.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah
1. Memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Bergerak
2. Mengetahui peran dari Power control
3. Mengetahui prinsip kerja Power control
4. Mengetahui jenis-jenis dari Power control

I.3 Rumusan Masalah


Pembahasan materi pada makalah ini mempunyai rumusan sebagai berikut :
1. Apa itu Power control ?
2. Kenapa perlu menggunakan Power control pada sistem CDMA ?

3. Bagaimana cara kerja dari power control pada sistem CDMA ?


4. Apa saja jenis-jenis power control yang digunakan sistem CDMA ?

Bab II
PEMBAHASAN

II.1 Power Control


Power Control ialah suatu cara untuk mengatur level daya transmisi yang
diterima base station pada uplink dan downlink. Power control memiliki peran
penting dalam komunikasi wireless. Selain itu power control digunakan juga
untuk meminimalkan interferensi antara user aktif. Kanal uplink adalah kanal
ketika user mentransmisikan informasi kepada BS. Sedangkan kanal downlink
ialah kanal BS yang mentransmisikan informasi ke MS. Pada transmisi uplink,
sinkronisasi transmisi dari user yang berbeda sangat sulit diterapkan karena user
mentransmisikan dari lokasi yang berbeda. Maka dari itu, orthogonal spread
spectrum tidak digunakan dalam uplink karena ke-orthogonalan ini tidak dapat
diperbaiki. Sinyal dari user lain merupakan subjek noise. Hasil propagasi/noise
dan fading mempunyai level daya berbeda yang diterima BS.
Dalam sistem Direct Sequence - Code Division Multiple Access (DSCDMA), kebutuhan terhadap power control merupakan hal penting. Dikarenakan
pada system CDMA menggunakan satu kanal secara bersamaan dan menimbulkan
interferensi multiseluler (saling menginterferensi satu sama lain). Akibat
mekanisme pro-pagansi, sinyal yang diterima oleh base station dari sebuah MS
yang dekat dengan BS akan jauh lebih kuat dari-pada sinyal yang diterima dari
MS lain yang terletak pada perbatasan sel. Karenanya MS yang jauh akan
didominasi oleh MS yang dekat dengan BS. Jika ini terjadi, kapasitas sistem akan
turun dengan signifikan. Untuk mencapai kapasitas yang optimum, semua sinyal
tanpa tergantung pada jaraknya ke BS, harus diterima BS dengan daya yang sama.
Solusi untuk masalah ini adalah power control, yang berusaha agar daya yang
diterima BS tetap konstan untuk tiap MS.

Mekanisme power control dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas suara


dan kapasitas sistem. Pada sistem seluler berbasis CDMA, power control
dibutuhkan untuk mengurangi near/far effect pada arah reverse dan other cell
interference pada arah forward.
II.2 Fungsi power control
1. Manajemen interferensi
Pada system CDMA yang menggunakan kanal bersama sehingga
dapat terjadi multiple access interference dikarenakan daya dari BS ke tiap
MS berbeda atau sebaliknya , Untuk itu perlu adanya teknik power control
untuk memastikan daya dari tiap MS ke BS atau sebaliknya sama. Supaya
tidak terjadi interferensi.
2. Manajemen daya
Karena sifat baterai MS terbatas, untuk itu dengan daya yang kecil
tetapi masih bisa digunakan untuk mentransmit dan bisa didemodulasi di
penerima.
3. Manajemen konektivitas
Pada saat pengirim mentransmit sinyal ke receiver, receiver harus
mampu mempertahankan tingkat minimum sinyal yang diterima sehingga
dapat tetap terhubung dengan pengirim dan memperkirakan keadaan
saluran.

II.3 Jenis Power Control


1. Open-loop Power Control
Open-loop Power control didesain untuk mengatasi masalah nearfar yang terjadi pada kanal uplink (kanal untuk MS berkomunikasi ke BS).
Selain itu, Open-loop Power Control digunakan untuk memastikan
(mengontrol) besarnya daya yang diterima dari tiap MS pada BS akan
sama. Cara kerjanya :

2. Closed-loop Power control


Closed-loop Power control dirancang untuk mengatasi fluktuasi
sinyal yang diterima yang diakibatkan redaman small-scale propagation.
Berbeda dengan redaman large-scale, redaman small-scale pada kanal
uplink dan downlink tidak memiliki korelasi apapun sehingga untuk
mengendalikan fading pada kanal uplink, informasi kanal uplink harus
diestimasi pada BS dan di-feedback ke MS, sehingga MS bisa
menyesuaikan daya yang dipancarkan seseuai dengan informasi feedback.
Untuk memperoleh informasi kanal uplink, BS bisa mengestimasi daya
sinyal atau SIR.

Pengukuran informasi pada kanal uplink berupa SIR sinyal bukan


kuat sinyalnya. SIR tiap MS diestimasi setiap satu time-slot, T p, dimana Tp
merupakan interval dari power control itu. Pada BS dilakukan pengukuran
terhadap SIR sinyal yang diterima. SIR yang diukur dinyatakan dengan

est

dan bandingkan dengan SIR target yang dinyatakan dengan


esr

dengan

perbedaan

t, e(t), dikuantisasi sesuai dengan mode kuantisasi yang

digunakan sehingga diperoleh bit PCC (Power Control Command) yang


digunakan untuk memberitahu MS agar menaikan atau menurunkan daya
pancarnya pada kanal uplink. Namun pada saat ditransmisikan melalui
kanal downlink, bit PCC mengalami delay atau bahkan error. MS
melakukan deteksi bit PCC oleh detector PCC sehingga diperoleh PCC
yang merupakan factor pengali terhadap step-size

yang digunakan

untuk menyesuaikan daya pancar MS pada kanal uplink.


Step pada power control dipengaruhi oleh frekuensi Doppler MS.
Untuk frekuensi Doppler yang rendah, Step size Power control tidak boleh
terlalu tinggi. Hal ini disbebabkan karena fading yang dialami oleh sinyal
adalah fading lambat (slow fading). Jadi dengan step size yang kecil power
control mampu mengatasi permasalahan fading. Pada frekuensi Doppler
yang sangat tinggi, besaran step size juga tidak boleh terlalu tinggi. Hal ini
disebabkan karena variasi sinyal terjadi cukup cepat. Jika menggunakan
step size yang besar, pada suatu saat dapat terjadi keadaan dimana sinyal
terkontrol memiliki SIR melebihi SIR yang diinginkan. Dengan fixed-step
yang besar, SIR sinyal terkontrol akan diturunkan secara drastic sehingga
fluktuasi sinyal setelah dikendalikan power control masih bervariasi.
3. Outer-loop Power control
Untuk memperoleh BER yang sama, MS dengan nilai SIR yang
tinggi memerlukan nilai Eb/Io yang tinggi juga, bila dibandingkan terhadap
MS dengan nilai SIR rendah. Oleh karena itu untuk memperoleh kinerja
yang diinginkan, setiap MS memerlukan level SIR yang berbeda dan
untuk memlakukan hal ini diperlukan outer-loop power control.
Untuk memastikan SIR target yang benar, dilakukan pengukuran
BER. BS melakukan pengukuran BER yang akan dibandingkan dengan
BER yang diinginkan. Jika BER yang diukur lebih baik dari BER yang
diinginkan, SIR target diturunkan. Sebaiknya jika BER yang diukur tidak

lebih baik dari BER yang diinginkan, SIR target dinaikan. Jadi parameter
penting yang digunakan ialah BER.
II.4 Kinerja Power Control
Kinerja power control dievaluasi dalam BER sebagai fungsi dari E b/Io
(energy bit to Interference). Jika power control bekerja dengan sempurna maka
kinerja yang diperoleh adalah seperti kinerja AWGN yaitu kinerja maksimum,
tetapi sangat mustahil untuk memperolehnya dalam system real. Kinerja AWGN
untuk modulasi QPSK dapat ditulis sebeagai :

Sedangkan jika suatu sitem CDMA tidak menggunakakn power control,


maka kinerja yang diperoleh adalah kinerja fading yaitu bila sinyal melewati
kanal AWGN dan kanal fading Rayleigh. Untuk kanal fading Rayleigh modulasi
QPSK kinerja BER sebagai fungsi Eb/Io dinyatakan sebagai :

II.5 Teknik Power Control


1. Teknik Power Control konvensional
Teknik power control merupakan teknik paling awal diterapkan pada suatu
penerima yang dikenal dengan conventional receiver. Pada penerima
konvensional di gunakan sekelompok matched filter (MF). Gambar blok
diagram detektor konvensional ditunjukan seperti gambar dibawah

10

Pada detektor konvensional matched filter menggunakan metode deteksi


pengguna tunggal (single user), yaitu masing masing user dideteksi secara
terpisah, tanpa mempertimbangkan user yang lain. Dengan demikian
munculnya MAI (Multiple Interference Access) jika diterapkan pada sitem
CDMA dapat terjadi pada konvensional MF. Diasumsikan untuk untuk
detector konvensional untuk penerima sinyal

2. Teknik Multi User Detection (MUD)


Multi User Detection meruakan suatu teknik yag menerapkan daya yang
diterima dari semua MS stabil, dan sekaligus memodulasi semua sinyal
yang diterima dari semua user secara bersamaan. Pada detector
konvensional MF akan terjadi MAI (pada system CDMA), Untuk itu maka
dibuat suatu detector yang tidak memperlakukan pengguna lain sebagai
interferensi, melainkan sebagai sinyal yang dianggap penting. Ciri MUD
yaitu mampu mengubah nilai koefisien filter penerima, sehingga nilainya
tidak konstan lagi. Proses pendeteksian tersebut merupakan deteksi ke
semua user secara bersamaan.

11

MUD merupakan perkembangan dari teknik Power control konvensional


selain bisa mengatasi interferensi, MUD juga berperan dalam mengatasi
masalah jauh-dekat.

12

Bab III
PENUTUP

III. 1 Kesimpulan
Dari penjelasan tentang materi ini dapat kami simpulkan bahwa :
1. Power control pada system seluler sangat penting sekali untuk mencegah
terjadinya interferensi dan fluktuasi daya
2. Pada Closed loop power control, mengontrol daya dengan melakukan
komunikasi dua arah (feed back) antara MS dengan BS
3. Outer loop Power control digunakan untuk mendapatkan nilai BER yang
sama pada setiap BS

13

DAFTAR PUSTAKA

Chiang, Mung. hande, prashant. 2008. Power Control in Wireless Cellular Networks. USA : Publishers Inc
Gunawan. Kurniawan Usmaan, uke. Dwi Hartono, Gnadi. 2008. Konsep Teknologi Seluler. Bandung : Informatika
Agus, Dwi. 2007. Perancangan Program Simulasi Teknik Power Control dan MUD pada system CDMA. http://eprints.undip.ac.id. Diakses pada tanggal
14 Februari 2014 di Indralaya
No_name. 2012. Power Control. http://catatanengineer.com/2012/07/power-cont
rol.html. Diakses pada tanggal 2 14 Februari 2014 di Indralaya
No_name. 2014. Power Control Pada Sistem CDMA dan Diversitas Antena. http:/
/digilib.itb.ac.id/. Diakses pada tanggal 14 Februari 2014 di Indralaya

14

Anda mungkin juga menyukai