OLEH :
WALIZAQHI RIDHOALLBIS
DOSEN PENGAMPU :
HERU DIBYO LAKSONO, S.T.,M.T
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari LFC (Load Frequency Control).
2. Untuk mengetahui tipe dari LFC (Load Frequency Control).
3. Untuk mengetahui prinsip kerja dari LFC (Load Frequency Control).
4. Untuk mengetahui bentuk diagram blok dari LFC (Load Frequency Control).
5. Untuk mengetahui pemodelan dari LFC (Load Frequency Control).
6. Untuk mengetahui perkembangan dari LFC (Load Frequency Control).
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian LFC (Load Frequency Control)
Load Frequency Control (LFC) dapat diartikann sebagai suatu sistem kontrol yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan frekuensi sistem tenaga listrik pada nilai
nominalnya. Tujuan utama dari LFC adalah mengatur pembangkitan daya listrik agar
sesuai dengan permintaan beban, sehingga frekuensi sistem tetap berada dalam batas
yang diperbolehkan.
2.2 Tipe-tipe LFC (Load Frequency Control)
1. Proporsional-Integral (PI) Controller
Tipe LFC ini merupakan pendekatan yang umum digunakan dalam
mengendalikan frekuensi sistem. PI Controller menggabungkan unsur proporsional dan
integral untuk memberikan respons yang baik terhadap perubahan beban. Bagian
proporsional memberikan respons terhadap kesalahan saat ini, sedangkan bagian integral
menangani akumulasi kesalahan seiring waktu.
2. Optimal Control
Optimal Control menggunakan teknik-teknik optimasi matematis untuk
menentukan sinyal kontrol yang optimal guna meminimalkan kesalahan frekuensi.
Metode ini sering melibatkan penggunaan algoritma-algoritma seperti kontrol optimal
linier-kvadratik (LQ) atau kontrol optimal model prediktif.
4. Decentralized Control
Decentralized Control melibatkan penggunaan beberapa kontroler yang
terdistribusi di seluruh sistem tenaga listrik. Setiap kontroler bertanggung jawab untuk
mengatur pembangkitan daya di wilayah atau zona tertentu. Pendekatan ini memberikan
kestabilan lokal dan dapat meningkatkan respons sistem secara keseluruhan.
5. Predictive Control
Predictive Control menggunakan model matematis sistem tenaga listrik untuk
meramalkan perubahan beban dan frekuensi di masa depan. Dengan menggunakan
prediksi ini, kontroler dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk mengatur
pembangkitan daya.
6. Adaptive Control
Adaptive Control mencakup penggunaan algoritma yang dapat mengadaptasi diri
terhadap perubahan kondisi sistem. Dalam konteks LFC, kontroler dapat mengubah
parameter-parameter kontrol secara otomatis sesuai dengan kondisi beban dan frekuensi
aktual.
8. Hierarchical Control
Hierarchical Control melibatkan penggunaan beberapa tingkatan kontrol hierarkis.
Kontroler tingkat atas dapat mengambil keputusan besar seperti alokasi daya antar
wilayah, sementara kontroler tingkat bawah mengurus regulasi daya lokal.
2.4 Pemodelan dalam bentuk diagram blok pada Load Frequency Control (LFP)
Daya aktif mempunyai hubungan erat dengan nilai frekuensi dalam suatu sistem,
sedangkan beban sistem yang berupa daya aktif selalu berubah dari waktu ke waktu.
Sehubungan dengan hal ini, maka untuk mempertahankan frekuensi dalam batas toleransi
yang diijinkan, penyediaan daya aktif dalam sistem harus sesuai dengan beban daya aktif.
Pengaturan penyesuaian daya aktif ini dilakukan dengan cara mengatur besarnya kopel
penggerak generator.
2.5 Pemodelan matematis dalam bentuk fungsi alih dan persamaan keadaan
1. Model Generator
Generator merupakan instrument pembangkitan tenaga listrik yang mengubah
energi mekanis sebagai input menjadi energi listrik sebagai output. Generator terdiri dari
dua bagian yaitu bagian yang berputar yang disebut dengan rotor dan bagian yang diam
disebut dengan stator . Gambar pemodelan generator dapat dilihat pada gambar
Keterangan :
∆Ω(s) = Perubahan kecepatan (rad/s)
H = Konstanta inersia
∆Pm(s) = Perubahan daya mekanik (Watt)
∆Pe(s) = Perubahan daya akibat perubahan beban (Watt)
2.Model Beban
Beban pada sistem tenaga listrik terdiri dari gabungan peralatan listrik yang
dipasang pada sistem. Untuk beban resistif, seperti pencahayaan dan beban pemanasan,
daya listrik tidak bergantung pada frekuensi. Dalam kasus beban motor daya listrik sangat
tergantung pada perubahan frekuensi.
Komponen ΔPe(s) merupakan penjumlahan antara komponen frekuensi sensitive
(DΔω) dan non-frekuensi sensitive (ΔPL), seperti pada persamaan berikut ini.
Keterangan :
ΔPe : Perubahan nonfrequency-sensitive load
DΔω : Perubahan frequency-sensitive load
D : Konstanta redaman beban
Blok diagram beban dari persamaan diatas dapat dilihat pada gambar
Keterangan :
K = Power system gain (Hz/pu MW)
T = Area equivalent generating unit time constant (sec)
H = Inertia constant (sec)
3 Model Penggerak Mula
Pemodelan penggerak mula atau yang dimaksud dalam hal ini adalah turbin gas
adalah melihat adanya hubungan antara daya mekanik ΔPm dan perubahan posisi dari
katup (valve) ΔPV . Model matematis turbin dapat dituliskan dalam persamaan sebagai
berikut.
Blok diagram penggerak mula dengan persamaan di atas dapat dilihat pada gambar
Daya output governor ∆Pg tersebut diubah dari penguat hidraulik ke sinyal input
posisi katup (valve) ΔPV, sehingga hubungan antara keduanya menjadi persamaan
berikut
Keterangan :
TG = Kopel penggerak Generator
TB = Kopel Beban yang membebani Generator
H = Momen Inersia
ω = Kecepatan Sudut perputaran Generator