(2)
Nobel prizes
Roentgen (1901): Discovery of X-rays
Hounsfield & Cormack (1979): Computed tomography
• Dalam radiologi konvensional (radiografi dan fluoroskopi), pencitraan 2
dimensi, berhasil untuk pencitraan obyek dengan kontras tinggi,
namun tidak demikian untuk kontras rendah seperti perbedaan antara
berbagai jaringan lunak.
• Citra obyek yang saling tumpang tindih (obyek 3 dimensi, citra 2
dimensi) mengaburkan perbedaan obyek dengan kontras rendah.
• Disamping itu penentuan distribusi spasial tidak mudah meskipun
dengan menggunakan citra ortogonal.
• Pencitraan dengan CT memperbaiki pencitraan konvensional.
Diperoleh citra penampang lintang tubuh, menghadirkan obyek tidak
saling tumpang tindih.
• Kontras rendah relatif lebih mudah dibedakan.
Computed Tomography Principles
1. Projection measurement
2. Scanning modes
3. Scanner systems
4. Image reconstruction
Source and Detectors
Source
- Rotating anode disk
- Small focal spot
down to 0.6 mm
- Polychromatic beam
Detectors
- Xenon (50-60%)
- Scintillation (>90%)
(From Siemens)
Exponential Attenuation of X-ray
x
Ni No
N o Ni e
Ni: input intensity of X-ray
No: output intensity of X-ray
x : linear X-ray attenuation
Ni No ( 1 2 3 ) x
N o Ni e
x
Attenuated
more
X-rays
• Dengan komputer struktur internal tubuh 3 dimensi dapat
direkonstruksi, dan penampang lintang tubuh dapat diamati
• Tujuan pencitraan CT adalah menentukan koefesien atenuasi
dalam suatu matriks dari elemen volume jaringan dengan
ukuran sama yang disebut voxel pada suatu bidang dengan
ketebalan tertentu.
• Koefesien atenuasi pada setiap voksel dinyatakan sebagai
skala abu-abu pada piksel yang sesuai dalam citra irisan 2 D.
• Nilai numerik pada piksel sesuai dengan nilai rerata
koefesien atenuasi voksel, setelah dinormalisasikan dengan
sifat atenuasi air.
• CT membuat citra dua dimensi irisan/potongan penampang lintang
dari berbagai arah. Pembentukan citra dilakukan secara digital, tiap
irisan dibagi menjadi banyak elemen atenuasi dengan atenuasi linear
(x, y).
• Ukuran matriks 512 x 512 sesuai dengan ukuran piksel 0.5 mm untuk
diameter citra 25 cm. Untuk pengamatan, citra sering dilakukan
interpolasi menjadi 1024 x 1024.
• Ketebalan irisan z bervariasi dari 1 mm sampai 10 mm.
Bila diandaikan matriks digambarkan sebagai berikut, dengan berkasi
sinar X yang datang dianggap berkas pensil.
Ray-Sum of X-ray Attenuation
Ni No
k
x k x
No Ni e k
Ni Ni
k x ln ( x)dx ln No
k No
Computed Tomography Principles
1. Projection measurement
2. Scanning modes
3. Scanner systems
4. Image reconstruction
• Dalam waktu sekitar 30 tahun desain CT telah mengalami 5
generasi.
• Generasi pertama, Hounsfield original, menggunakan berkas
pensil dan sepasang detektor yang secara simultan
memperoleh daerah pandang untuk 2 irisan transversal tubuh
yang berdekatan.
• Untuk memperoleh data dari arah lain, berkas dan detektor
digerakkan translasi , dan kemudian rotasi mengelilingi pasien.
• Geometri berkas sempit memberikan pengaruh hamburan
minimum, namun waktu scanning menjadi lama (sekitar 5
menit untuk memperoleh 2 tingkat anatomi secara simultan.
First Generation
One detector
Translation-rotation
Parallel-beam
• Scanner generasi kedua menggunakan translasi linier yang
sama untuk memperoleh data, dan rotasi untuk
mendapatkan data dari daerah pandang berikutnya, namun
menggunakan berkas yang lebih lebar (berkas kipas sekitar
10°), yang dijatuhkan pada deretan detektor (sekitar 30).
• Waktu scan relatif lebih pendek menjadi sekitar 18 s per
scan. Detektor multipel hanya satu baris dan tidak sepanjang
sumbu z.
• Multipel detektor arah z akan digunakan mulai pertengahan
tahun 1990 yang dikenal dengan ”multiple detector row”.
Second Generation
Multiple detectors
Translation-rotation
Small fan-beam
• Scanner generasi ketiga , menggunakan geometri
”rotate/rotate”, tabung dan detektor berputar bersamaan
mengelilingi pasien.
• Berkas sinar X lebar (umumnya 45° – 55°) dan menggunakan
700 detektor atau lebih sehingga memungkinkan waktu scan
menurun drastis menjadi 0.33 s sampai 1.0 s per 360°
putaran sistem tabung dan detektor.
Third Generation
Simultaneous
•Source rotation
•Table translation
•Data acquisition
Cone-Beam Geometry
X
Scanning modes
• First generation
One detector, translation-rotation, Parallel-beam
• Second generation
Multiple detectors, translation-rotation, Small fan-beam
• Third generation
Multiple detectors, rotation-rotation, Large fan-beam
• Fourth generation
Detector ring, source-rotation
Large fan-beam
• Spiral/Helical scanning, cone-beam geometry
Perbandingan Desain
Generasi 1 Generasi 2 Generasi 3 Generasi 4 Generasi 5
Berkas pensil Berkas 10o Berkas 45°-55° Berkas 45°-55° Berkas ± 50°
Waktu/scan 150 sec 18 sec 0,33 – 1,0 sec 0,33 – 1,0 sec 0,05 – 0,1 sec
1. Projection measurement
2. Scanning modes
3. Scanner systems
4. Image reconstruction
Spiral CT Scanner
Gantry Network
Source
Computer Display
Table Recording
Parallel Control
processor console
Detectors
Data acquisition
system Storage units:
Tapes, disks
Data Acquisition System (DAS)
Pre-Collimator Post-Collimator
Scattering
Source Detector
Filter Patient
Data Acquisition System (DAS)
X-ray Tube Source
Filter
Detectors
CT Gantry
(From Siemens) Detector
Spiral CT Scanner
• Gantry
Data acquisition system
• Table
• Computer
Parallel processors
• Control console
• Storage units
Tapes, disks
• Recording device
• Network interface
(From Elscint) X-ray generator
Heat exchanger
E-Beam CT Scanner
(From Imatron)
• CT number, berkaitan dengan (x, y) piksel dan air atau (w)
1. Projection measurement
2. Scanning modes
3. Scanner systems
4. Image reconstruction
Reconstruction Idea
1 2 7
3
4
3 4
4 1 3 6
2 4 4
Algebraic Reconstruction Technique (ART)
• ART adalah sebuah algoritma iteratif untuk merekonstruksi citra dalam dua dimensi atau tiga
dimensi yang berasal dari sejumlah data proyeksi satu dimensi.
• Metode ART juga disebut sebagai teknik koreksi yang algoritma iterasinya dilakukan pada setiap
sinar (ray per ray) dengan minimalkan perbedaan antara citra yang disimulasikan dengan citra
sebenarnya
Fourier Transformation
f(x,y) F(u,v)
Fourier
Transform Image Fourier
Space Space
F (u, v) F f ( x, y ) f ( x, y )e j 2 (ux vy ) dxdy
f ( x, y ) F 1 F (u, v) F (u , v ) e j 2 ( ux vy )
dudv
Fourier Slice Theorem
y
P(t) v
t
F[P(t)]
x u
F(u,v)
f(x,y)
X-rays
Filtered Backprojection
P(t) P’(t)
f(x,y) f(x,y)
Projection
Example: Backprojection