Anda di halaman 1dari 8

Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008)

Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008 ISSN : 1411-6286

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI


STUDI KASUS : CITRA USG JANIN
1)
Merly Indira
2)
Eva Yuliana
3)
Wahyu Suprihatin
4)
Bertalya

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi


Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok
Telp : (021) 78881112
1)
E-mail : merly.indira@gmail.com , 2) E-mail : eva_aghasta@yahoo.com
3)
E-mail : ayue_nduts@yahoo.com, 4)E-mail : bertalya@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Pada bidang kedokteran, citra USG janin digunakan untuk memberikan informasi
tentang perkembangan janin dalam rahim ibu tanpa perlu melakukan pemeriksaan
dalam rahim ibu. Namun citra yang dihasilkan oleh USG, khususnya citra USG
berdimensi dua belum dapat sepenuhnya memberikan informasi secara lengkap.
Untuk itu agar bentuk janin pada citra USG janin dapat terindentifikasi dengan
jelas maka pada proses analisis citra harus dapat mendeteksi adanya batas-batas
tepi objek yang dapat membedakan antara satu objek dengan objek lainnya pada
citra USG janin tersebut. Pada makalah ini, penulis mempresentasikan hasil
analisis tiga teknik deteksi tepi terhadap citra USG janin dengan tujuan untuk
menentukan metode pendeteksi tepi mana yang paling baik digunakan pada citra
USG janin. Dengan membandingkan antara ketiga metode pendeteksi tepi yakni:
Sobel, Canny, dan Laplacian of Gaussian (LoG), diharapkan memperoleh metode
pendeteksi tepi yang terbaik, dimana dapat digunakan dalam proses segmentasi
citra USG janin untuk memperoleh bentuk objek citra janin yang terbaik.

Kata kunci : citra USG janin, deteksi tepi, batas tepi objek, segmentasi

1. PENDAHULUAN diperoleh melalui USG khususnya


Di dalam bidang kedokteran, citra berdimensi dua, terkadang memiliki
USG janin dapat digunakan oleh seorang penurunan kualitas, yang dapat berupa
dokter untuk memberikan informasi rentang kontras, distorsi geometrik,
tentang perkembangan janin dalam rahim. kekaburan dan noise. Karena beberapa
Berkat adanya teknologi USG ini, seorang degradasi tersebut, dokter maupun pasien,
ibu hamil dapat melihat keadaan janin tidak dapat memperoleh informasi yang
yang berada di dalam rahimnya. dibutuhkan.
Khususnya di Indonesia, citra USG yang Untuk itu agar bentuk janin pada
umumnya digunakan adalah citra USG citra USG janin dapat terindentifikasi
berdimensi dua, walaupun ada beberapa dengan jelas maka pada proses analisis
rumah sakit atau klinik bersalin yang telah citra harus dapat mendeteksi adanya batas-
menggunakan citra USG berdimensi tiga batas tepi objek yang dapat membedakan
ataupun empat. Sebuah citra yang

366 Perbandingan Metode Pendeteksi


(Merly Indira)
Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008)
Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008 ISSN : 1411-6286

antara satu objek dengan objek lainnya konteks citra secara keseluruhan. Yang
pada citra USG janin tersebut. dimaksudkan dengan tepi adalah
Tujuan dari penelitian ini adalah perubahan nilai intensitas derajat keabuan
untuk menganalisa metode pendeteksi tepi yang mendadak (besar) dalam jarak yang
yang tepat untuk citra USG janin singkat.
khususnya yang berdimensi dua dengan Segmentasi
membandingkan antara ketiga metode Salah satu cara yang sering
pendeteksi tepi yakni: Sobel, Canny, dan digunakan dalam memilah citra dalam data
Laplacian of Gaussian (LoG). Dengan adalah segmentasi, yaitu membagi citra
menggunakan metode pendeteksi tepi yang menjadi bagian yang diharapkan termasuk
tepat diharapkan pada proses segmentasi objek yang dianalisis. Segmentasi sering
citra dapat diperoleh bentuk citra yang dideskripsikan sebagai proses analogi
mendekati bentuk sebenarnya. terhadap proses pemisahan latar depan dan
latar belakang.
2. TINJAUAN PUSTAKA Memilih bentuk dalam sebuah citra
Pengolahan citra merupakan proses sangat berguna dalam pengukuran atau
pengolahan dan analisis citra yang banyak pemahaman citra. Secara tradisional,
melibatkan persepsi visual. Proses ini segmentasi didefinisikan sebagai proses
mempunyai ciri data masukan dan pendefinisian jangkauan nilai gelap dan
informasi keluaran yang berbentuk citra. terang pada citra yang sebenarnya,
Namun citra yang dihasilkan dari proses memilih piksel dalam jangkauan ini
pengolahan citra memiliki kualitas yang sebagai latar depan dan menolak sisanya
lebih baik dibandingkan dengan citra sebagai latar belakang. Dengan demikian,
aslinya. Istilah pengolahan citra digital citra terbagi atas dua bagian, yaitu bagian
secara umum didefinisikan sebagai hitam dan bagian putih, atau warna yang
pemrosesan citra dua dimensi dengan membatasi setiap wilayah. Salah satu
komputer [Rinaldi, 2004]. Dalam definisi metode yang efektif dalam segmentasi citra
yang lebih luas, pengolahan citra digital biner adalah dengan memeriksa hubungan
juga mencakup semua data dua dimensi. piksel dengan tetangganya dan
Citra digital adalah barisan bilangan nyata memberinya label. Metode ini disebut
maupun kompleks yang diwakili oleh bit- pelabelan komponen.
bit tertentu. Pembagian citra menjadi beberapa
Operasi-operasi pada pengolahan daerah, berdasarkan sifat-sifat tertentu dari
citra diterapkan pada suatu citra jika citra yang dapat dijadikan pembeda,
kualitas penampakan suatu citra ingin disebut juga segmentasi citra. Suatu daerah
ditingkatkan atau untuk menonjolkan dalam citra adalah sekumpulan piksel yang
beberapa aspek informasi yang terkandung terkoneksi satu sama lain dan mempunyai
di dalam citra, juga jika elemen di dalam sifat yang secara umum sama. Dalam citra
citra perlu dikelompokkan, dicocokan atau ideal, sebuah daerah akan dibatasi dengan
diukur, selain itu operasi pengolahan citra kurva tertutup, artinya objek yang berada
dilakukan jika terdapat suatu citra yang di dalam citra itu tampil utuh, tidak
akan digabung dengan citra yang lain. terpotong atau menyentuh tepi bingkai
Penentuan tepian suatu objek dalam citra. Pada prinsipnya, segmentasi daerah
citra merupakan salah satu wilayah dan deteksi tepi membuahkan hasil yang
pengolahan citra digital yang paling awal sama, yaitu memisahkan objek atau objek
dan paling banyak diteliti. Proses ini yang menjadi pusat perhatian dalam
seringkali ditempatkan sebagai langkah menginterpresentasi suatu citra.
pertama dalam aplikasi segmentasi citra, Konsep dasar mengenai segmentasi
yang bertujuan untuk mengenali objek- daerah melalui operasi thresholding
objek yang terdapat dalam citra ataupun (binerisasi) yang bertujuan memisahkan

Perbandingan Metode Pendeteksi 367


(Merly Indira)
Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008)
Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008 ISSN : 1411-6286

daerah milik sebuah atau beberapa objek Deteksi tepi berfungsi untuk
dan latar belakang untuk menghasilkan mengidentifikasi garis batas dari suatu
citra biner. Thesholding atau binerisasi objek yang terdapat pada citra. Tepian
yaitu pengelompokan piksel dalam citra dapat dipandang sebagai lokasi piksel
berdasarkan batas nilai intensitas tertentu dimana terdapat nilai perbedaan intensitas
adalah salah satu contoh operasi tingkat citra secara ekstrem. Sebuah edge detector
titik. Untuk memperjelas pemisahan antara bekerja dengan cara mengidentifikasi dan
objek dengan latar belakang, citra menonjolkan lokasi piksel yang memiliki
dithreshold berdasarkan nilai ambang karakteristik tersebut.
tertentu dengan metode otsu. Keakuratan Pendeteksian Tepi dengan Operator
dari segmentasi ini sangat menentukan Gradien Pertama
keberhasilan dalam pemrosesan analisis Operator sobel adalah satu cara
citra secara otomatis. Konversi suatu citra untuk menghindari gradien yang dihitung
abu-abu menjadi citra biner adalah bentuk pada titik interpolasi dari pixel-pixel yang
sederhana dari segmentasi citra, di mana terlibat adalah dengan menggunakan
citra dipartisi menjadi dua bagian. Ada dua jendela 3x3 untuk perhitungan gradien,
pendekatan yang digunakan dalam sehingga perkiraan gradien berada tepat di
segmentasi objek yaitu segmentasi tengah jendela. Operator ini adalah
berdasarkan batas wilayah (tepi dari objek) operator yang paling banyak digunakan
dan segmentasi ke bentuk dasar (Munir, sebagai pelacak tepi karena kesederhanaan
2004). dan keampuhannya. Operator sobel
Pendeteksian Tepi dinyatakan dengan konstanta c=2 sebagai
berikut :
-1 0 1 -1 -2 -1
Sx = -2 0 2 Sy = 0 0 0
-1 0 1 1 2 1
Pendeteksian Tepi dengan Operator Turunan kedua memiliki sifat lebih
Turunan Kedua sensitif terhadap noise, selain itu juga
Operator turunan kedua disebut menghasilkan double edge. Oleh karena
juga operator Laplace. Operator Laplace itu, operator laplace dalam deteksi tepi
mendeteksi tepi lebih akurat khususnya pada umumnya tidak dipergunakan secara
pada tepi yang curam. Pada tepi yang langsung, namun dikombinasikan dengan
curam, turunan keduanya memiliki zero- suatu kernel Gaussian menjadi sebuah
crossing (persilangan nol), yaitu titik di operator Laplacian of Gaussian (LoG).
mana terdapat pergantian tanda nilai Operator LoG digunakan untuk
turunan kedua, sedangkan pada tepi yang mengurangi deteksi tepi yang palsu, yang
landai tidak terdapat persilangan nol. awalnya difilter terlebih dulu dengan
Operator Laplace termasuk ke dalam fungsi gaussian. LoG filtering bertujuan
penapis lolos tinggi sebab jumlah seluruh untuk menghilangkan noise dan
koefisiennya nol dan koefisiennya meningkatkan kwalitas detil.
mengandung nilai negatif maupun positif. Pendeteksian Tepi dengan Operator
Representasi turunan kedua dalam Lain
bentuk kernel operator Laplacian adalah Salah satu algoritma deteksi tepi
sebagai berikut: modern adalah deteksi tepi dengan
menggunakan metode Canny. Metode
0 -1 0 Canny ini tidak memiliki operator khusus,
L = -1 4 -1 namun metode ini terdiri dari beberapa
langkah khusus. Metode Canny akan
0 -1 0

368 Perbandingan Metode Pendeteksi


(Merly Indira)
Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008)
Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008 ISSN : 1411-6286

mendeteksi tepi dengan mencari nilai lokal adaptif. Pada pengambangan secara
gradien maksimal lokal dari sebuah citra I. global setiap piksel di dalam citra
Gradien tersebut dihitung menggunakan dipetakan ke dua nilai yaitu 1 atau 0
turunan dari Gaussian filter. Metode Canny dengan fungsi pengambangan :
menggunakan dua thresholds, yang 1, Fg(i,j) ≤ T
berguna untuk mendeteksi tepian yang Fb (i,j)
terlihat jelas, dan tepian yang kurang jelas 0, lainnya
atau lemah, termasuk juga tepian yang dimana Fg(i,j) adalah citra hitam putih, Fb
kurang jelas yang terlihat pada output yang (i,j) adalah citra biner, dan T adalah nilai
terhubung dengan tepian yang jelas. ambang yang dispesifikasikan. Dengan
Metode ini lain dengan metode operasi pengambangan tersebut, objek
sebelumnya, yang sebelum dilakukan dibuat berwarna gelap (1 atau hitam)
proses deteksi tepi harus dilakukan terlebih sedangkan latar belakang berwarna terang
dahulu proses penghilangan noise. Metode (0 atau putih). Pada pengambangan secara
Canny lebih utama akan mendeteksi tepian global tidak selalu tepat untuk seluruh
yang kurang jelas, yang tidak dapat macam gambar. Beberapa informasi
diperoleh dengan menggunakan metode penting di dalam gambar mungkin hilang
lain. karena pengambangan global ini. Lagipula
Untuk melihat kemampuan tiap tidak ada harga nilai ambang yang berlaku
operator pelacak tepi yang telah dibahas, secara global untuk seluruh daerah citra
kita harus melihat hasil operasi dari setiap (misalnya pada citra kedokteran).
operator tersebut terhadap citra yang sama Sedangkan pada pengambangan
dan membandingkannya satu sama lain secara lokal dilakukan terhadap daerah di
secara visual. Pelacakan tepi objek dalam citra. Dalam hal ini, citra dipecah
biasanya terdiri dari operasi yang berurutan menjadi bagian kecil kemudian proses
yaitu pengaburan untuk melemahkan noise pengambangan dilakukan secara lokal.
akibat distorsi, penguatan piksel-piksel Nilai ambang untuk setiap bagian belum
milik tepi, dan pelacakan yang seringkali tentu sama dengan bagian yang lain.
diwakili oleh operasi thresholding Dengan pengambangan secara lokal
(Rinaldi, 2004). adaptif, secara subjektif citra biner yang
Thresholding dihasilkan terlihat lebih baik dan sedikit
Konversi citra hitam putih ke citra informasi yang hilang (Rinaldi, 2004)
biner dilakukan dengan thresholding
(operasi pengambangan). Operasi 3. METODE PENELITIAN
pengambangan mengelompokan nilai Tahap-tahap dalam proses analisis
derajat keabuan setiap piksel ke dalam dua citra USG janin dengan teknik deteksi tepi
kelas yaitu hitam dan putih. Dua Sobel, LOG dan Canny dapat dilihat flow
pendekatan yang digunakan dalam versi chart pada Gambar 1.
pengambangan adalah pengambangan
secara global dan pengambangan secara

Perbandingan Metode Pendeteksi 369


(Merly Indira)
Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008)
Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008 ISSN : 1411-6286

Gambar 1. Flow chart Analisis Citra USG Janin

Gambar 2. Flow Chart Analisis Citra USG Janin dengan Metode Sobel

Gambar 3. Flow Chart Analisis Citra USG Janin dengan Metode Canny

Gambar 4. Flow Chart Analisis Citra USG Janin dengan Metode LOG

Pada flow chart Gambar 1 perintah se = strel('line',3,45). Struktur


diperlihatkan operasi pengolahan citra elemen yang dibuat berupa garis dengan
dasar yang dilakukan adalah operasi panjang 3 dan besar kemiringan garis
pembuatan struktur elemen garis[Gozales sebesar 45 derajat. Kemudian dilakukan
et al., 2005], dengan fungsi strel, dengan proses pengikisan citra [Gonzales et al.,

370 Perbandingan Metode Pendeteksi


(Merly Indira)
Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008)
Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008 ISSN : 1411-6286

2005] dengan perintah fe = imerode(I,se). adalah objek elemen struktur yang


Dengan perintah tersebut maka citra I akan dihasilkan dari fungsi strel.
dikikis (dihapus) oleh struktur elemen se Karena proses penghapusan area
(array hasil fungsi strel). Dilanjutkan sebelumnya, maka dalam citra dil akan
proses Global Thresholding dengan fungsi terbentuk lubang-lubang. Lubang-lubang
greythresh. Perintah level = graythresh(fe) ini kemudian akan diisi, perintah pengisian
akan melakukan proses pengambangan lubang-lubang ini adalah fill=imfill
global, dengan metoda otsu. Hasil dari (dil,'holes');. Argumen holes adalah nama
pengambangan disimpan dalam variable variable untuk lubang-lubang yang ada.
level. Hasil dari proses imfill ini disimpan
Citra fe yakni citra hasil operasi menjadi variable baru yaitu citra fill.
pengikisan, kemudian diubah menjadi citra Dalam citra yang dihasilkan dari
hitam putih (citra biner), dengan hasil proses sebelumnya, yaitu citra fill masih
pengambangan global, variable level. terdapat garis-garis yang terhubung dengan
Perintah yang digunakan adalah BW = batas luar citra, karena garis tersebut tidak
im2bw(fe,level);. Argumen level adalah diperlukan, maka garis tersebut akan
intensitas normal yang nilainya berada dihilangkan dengan fungsi imclearborder.
pada kisaran [0,1]. Dengan penggunaan Perintah untuk menjalankan fungsi tersebut
fungsi graythresh metoda Otsu, maka adalah bersih=imclearborder(fill,26).
variasi intraklas dari pixel hitam dan putih Dengan perintah tersebut struktur garis
akan diminimalkan. tipis yang lebih muda warnanya
Kemudian operasi pembuatan dibandingkan dengan bagian citra fill dan
struktur elemen garis kembali dilakukan. garis tersebut terhubung dengan batas luar
Pembentukan struktur elemen garis ini citra, akan dihilangkan. Argumen 26
dilakukan sebanyak dua kali dengan tujuan menyatakan nilai keterhubungan dimensi
agar dihasilkan garis yang saling terhubung yang lebih besar. Hasil dari proses ini
sehingga terbentuk suatu area. Struktur berupa citra biner dengan nama bersih.
elemen garis yang pertama dibentuk Selanjutnya, diaplikasikan ketiga
dengan perintah se90=strel('line',9,90);. metode deteksi tepi seperti terlihat pada
Dari perintah tersebut elemen yang flow chart Gambar 2, 3, dan 4.
terbentuk berupa garis dengan panjang 3
dan kemiringan sebesar 90 derajat, struktur 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
elemen ini disimpan dalam variable se90. Citra yang digunakan dalam
Sedangkan struktur elemen garis kedua percobaan untuk ketiga metode deteksi tepi
yang akan dibuat dilakukan dengan adalah citra USG janin yang berusia 11
perintah se0 = strel (‘line’,3,90). Maka minggu.
struktur elemen yang terbentuk adalah
garis dengan panjang 3 dan kemiringan
garis sebesar 90 derajat. struktur elemen ini
disimpan dalam variable se0.
Dilakukan penghapusan area yang
terbentuk dari elemen garis yang dibentuk
dari fungsi strel sebelumnya dengan
perintah dil=imdilate(BW, [se 90 se0]);.
Dengan perintah tersebut maka elemen
garis dalam citra BW yang membentuk
area, yang tidak digunakan, akan dihapus,
dan kemudian menghasilkan citra baru Gambar 5. Citra Asli USG Janin 11 minggu
yaitu citra dil. Argumen se90 dan se0

Perbandingan Metode Pendeteksi 371


(Merly Indira)
Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008)
Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008 ISSN : 1411-6286

a.Hasil Deteksi Tepi Sobel e.Hasil Deteksi Tepi Canny

b. Hasil Akhir Segmentasi f. Hasil Akhir Segmentasi

Dari percobaan yang telah


dilakukan, citra hasil deteksi tepi dengan 3
metode, yaitu metode Sobel, Canny, dan
LoG dibandingkan. Hasil dari deteksi tepi
dengan metode LoG menghasilkan
keluaran yang lebih baik dari metode
Sobel. Walaupun bentuk morfologi garis
yang dihasilkan dari metode LoG terlihat
lebih kasar, namun garis tepi yang
terbentuk dengan metode LoG saling
terhubung. Garis tepi yang dihasilkan
c.Hasil Deteksi Tepi LOG dengan metode sobel memang halus,
namun jika diperhatikan dengan lebih
cermat, masih terdapat garis yang tidak
terhubung. Deteksi tepi yang dihasilkan
dengan metode Canny merupakan deteksi
tepi yang paling sempurna, karena garis
yang dihasilkan dari deteksi tepi dengan
metode Canny morfologinya sangat halus,
dan semua garisnya terhubung.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari percobaan terhadap 3 metode
d. Hasil Akhir Segmentasi deteksi tepi dalam matlab yaitu, Sobel,

372 Perbandingan Metode Pendeteksi


(Merly Indira)
Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008)
Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008 ISSN : 1411-6286

Canny, dan metode LoG maka dapat DAFTAR PUSTAKA


diambil kesimpulan bahwa, deteksi tepi [1] Gunaidi Abdia. Away, 2006. The
paling baik dihasilkan dari penggunaan Shortcut of MATLAB Programming.
metode Canny. Deteksi tepi dengan Informatika Bandung, Bandung.
menggunakan metode Canny adalah [2] Gonzales, Rafael C, R.E. Woods
deteksi tepi terbaik dikarenakan morfologi and S.L.Eddins. 2005. Digital
garis yang dihasilkan oleh deteksi tepi ini Image Processing Using MATLAB.
lebih halus dan tidak terputus-putus. Pearson Education, India.
Karena alasan tersebut, maka sebagian [3] Rinaldi.Munir, 2004. Pengolahan
besar proses segmentasi maupun ekstraksi Citra Digital dengan Pendekatan
suatu citra lebih banyak menggunakan Algoritmik. Penerbit Informatika
metode Canny. Bandung, Bandung.
Pada penulisan ini telah digunakan
5 objek citra UGS janin yang berbeda,
namun hanya satu citra yang hasil deteksi
tepinya paling baik. Selain itu, besar
parameter-parameter yang digunakan
antara satu citra dengan citra yang lain
berbeda-beda. Dalam memproses suatu
citra USG janin yang berbeda tidak dapat
digunakan sebuah program dengan
parameter yang sama sehingga harus
dilakukan beberapa kali pengujian dengan
besar parameter yang berbeda-beda untuk
mendapatkan hasil yang terbaik.
Saran untuk pengembangan lebih
lanjut dari penelitian ini adalah citra USG
janin yang akan dideteksi tepi harus baik,
tidak boleh buram ataupun kabur, jika
tidak harus dilakukan terlebih dahulu
perbaikan kualitas citra. Kemudian perlu
dilakukan uji coba terhadap data citra USG
dalam jumlah yang besar.

Perbandingan Metode Pendeteksi 373


(Merly Indira)

Anda mungkin juga menyukai