Anda di halaman 1dari 27

FISIKA RADIASI

(1)

FISIKA UIN WALISONGO SEMARANG Heni Sumarti


FISIKA MEDIS ?
• Ilmu yg mempelajari tentang fisika mengenai konsep dan teknik
penerapan fisika dalam bidang medis/kedokteran.
• Fisikawan medis : individu professional yang mempraktikan ilmu fisika
medis.
• Menjadi fisikawan medis memerlukan pendidikan dan pelatihan
terstruktur mengenai konsep dan teknik penerapan fisika dalam
bidang medis.
Sejarah singkat fisika medis
• Muncul dari serapan bhs inggris “medical physics”
• Masyaraka fisika medis mengasisoasi lahirnya fisika medis dg
fenomena sinar-X di Würzburg oleh Prof. Wilhelm Röntgen pada
Desember 1894.
• Ada pula yg mengaitkan dg prof. Marie Curie (1867), yg pertama
kali menggunakan radioaktif utk keperluan medis (terapi kanker)
• Shg hari ulang tahun Marie Curie sbg hari fisika medis
Internasional : 7 November
• Namun istilah fisika medis sudah mulai ada sejak tahun 1779
(Physique Médicale' di Paris) sbg literatur
Fisika medis di Luar Negeri
• AAPM sebagai pemrakarsa organisasi Fisika Medis telah memiliki
kerangka yang begitu jelas mengenai deskripsi kerja, ruang lingkup,
bahkan sertifikasi berdasarkan spesialisasi (setiap spesialisasi memiliki
badan sertifikasi yang berbeda-beda).
• Dideskripsikan dalam AAPM Professional Policy No. 17 bahwa Fisika
Medis adalah cabang fisika yang berhubungan dengan praktik klinis
(medis).
• AAPM membagi spesialisasi menjadi 4, yakni; diagnostic medical
physics, therapeutic medical physics, nuclear medical physics, dan
medical health physics. Setiap sub-bidang (spesialisasi) inilah yang
disertifikasi oleh komite yang berbeda-beda.
• Secara praktik, tidak semua lulusan Fisika Medis bisa mengakui dirinya sebagai
seorang Fisikawan Medis.
• AAPM dalam Professional Policy No. 1 menyatakan bahwa Fisikawan Medis
Berkualifikasi (QMP, Qualified Medical Physicist) adalah mereka yang memiliki gelar
S2 atau S3 di bidang Fisika Medis, Biofisika, Fisika Radiologi, Fisika Kesehatan, serta
bidang lain yang dapat disetarakan dari perguruan tinggi yang terakreditasi.
• Mereka punya komite akreditasi sendiri untuk universitas yang memiliki program
Fisika Medis (CAMPEP, Commission on Accreditation of Medical Physics Education
Programs) dan kalau program itu tidak terakreditasi CAMPEP maka lulusannya
tidak bisa menjadi Fisikawan Medis.
• Para lulusan kampus terakreditasi CAMPEP ini harus lebih dahulu melaksanakan
Clinical Training (semacam co-ass kalau untuk dokter) selama minimal dua tahun
untuk menekuni sub-bidang atau spesialisasinya.
• Program training tambahan satu tahun lagi juga disarankan untuk mendalami sub-
sub-bidangnya
• (contohnya; seorang Fisikawan Medis di unit CT-Scan yang sudah lulus Clinical
Training untuk Radiologi Diagnostik selama dua tahun disarankan untuk mengambil
tambahan pelatihan satu tahun lagi untuk bidang CT-Scan).
• Menyusul AAPM, IOMP juga mengeluarkan statuta yang
mendefinisikan dan mengatur tugas dan peranan Fisikawan Medis. Dua
dokumen dipublikasikan secara bersamaan setelah disahkan pada
World Congress on Medical Physics di Beijing tahun 2012 silam.
• IOMP Policy Statement No. 1 mendeskripsikan mengenai tugas dan
tanggung jawab seorang Fisikawan Medis di situasi klinis, sedangkan
IOMP Policy Statement No. 2 merumuskan jenjang pendidikan dan
training yang harus dilalui oleh seseorang untuk menjadi Fisikawan
Medis.
• Secara garis besar, isi dari Policy Statement ini sama dengan dokumen
AAPM, hanya ada perbedaan redaksional dan istilah (AAPM menyebut
Qualified Medical Physicist sementara IOMP menyebut Certified
Medical Physicist, sebuah perbedaan kecil yang tak berarti).
• OMP dan AAPM terlihat sangat sinergis dalam menentukan aturan
Ruang Lingkup tugas Fisikawan Medis
• Melaksanakan layanan klinis, diantaranya pelaksanaan QA/QC,
perencanaan terapi (bagi Fisikawan Medis di Radioterapi), serta sederet
tugas lainnya yang spesifik berdasarkan spesialisasinya.
• Mengawasi keamanan dan keselamatan radiasi dengan
melaksanakan perancangan desain dan shielding ruangan, pengawasan
batas radiasi (survey), kalibrasi peralatan, dan lain-lain.
• Melayani konsultasi internal mengenai perencanaan pengembangan atau
perbaikan metode di lingkup kerjanya.
• Melakukan penelitian dan membuat inovasi
• Menjadi pendidik bagi sesama staf medis dan calon staf medis mengenai
keselamatan radiasi dan Fisika Medis, serta membimbing Fisikawan Medis
yang masih dalam masa training.
Status fisikawan medis di Indonesia
• Tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara no.
PER/12/M.PAN/5/2008 tentang jabatan fungsional Fisikawan Medis dan Angka
Kreditnya.
• Dalam aturan tersebut (pasal 26 ayat 1) seorang calon Fisikawan Medis harus
memiliki gelar minimum S1 Fisika Medis dan berpangkat paling rendah Penata
Muda (golongan III/a) dengan syarat penilaian prestasi kerja tertentu untuk dapat
diangkat menjadi Fisikawan Medis.
• Dalam regulasi ini disebutkan pula jenjang pangkat Fisikawan Medis yang terdiri
dari Fisikawan Medis Pertama, Fisikawan Medis Muda, dan Fisikawan Medis
Madya, dengan poin-poin tanggung jawab masing-masing.
• Ada keselarasan dengan dokumen AAPM sebagai deskriptor Fisika Medis
pertama. Perbedaan yang amat mencolok adalah dari segi pendidikan
prasyaratnya.
Apa itu kanker ?
• Pertumbuhan sel tubuh yg tidak normal (tumbuh sangat cepat dan
tdk terkontrol) mneginfiltrasi, menekan jaringan tubuh shg akan
mempengaruhi fungsi organ tubuh. (www.detak.org)
• Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan
pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel
tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau
dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). (Wikipedia
Indonesia)
• Hubungan dg fisika ? -> Radiasi
Apa itu radiasi ?
• Radiasi bisa dikatakan sebagai energi yang bergerak (merambat)
• Ada radiasi yang memiliki massa (atau disebut partikuler), dan ada
pula yang hanya berupa energi (gelombang elektromagnetik)
• Menurut tingkatan energinya, radiasi dibagi menjadi dua, yakni
radiasi non pengion dan radiasi pengion.
• Yang dimaksud dengan radiasi non pengion adalah radiasi yang tidak
dapat menyebabkan ionisasi atau ‘pengkutuban’
Apa itu pengkutuban ?
• Ionisasi adalah peristiwa di mana sebuah (atau lebih) partikel elektron
dalam sebuah atom terlepas dari atomnya.
• Kita tahu bahwa elektron bermuatan negatif, dan sebuah atom yang
kehilangan elektron akan bermuatan positif.
• Kata ‘pengkutuban’ disini maksudnya adalah atom yang tadinya netral
terbelah menjadi dua kubu (kutub), yakni kubu negatif—yang
merupakan elektron yang terpental—dan kubu positif—tidak lain
adalah atom yang ditinggalkan oleh elektron tersebut.
• Pada radiasi non pengion, radiasi yang datang tidak memiliki
energi yang cukup untuk ‘menendang’ elektron keluar dari
orbitnya, sehingga tidak bisa melakukan ionisasi.
• Ibaratnya, radiasi non pengion adalah angin yang, jikalaupun
masuk ke rumah tidak akan berinteraksi dengan pemilik rumah
dan keluar lagi lewat pintu belakang, sedangkan radiasi pengion
adalah bola tennis yang untuk masuk ke rumah harus
memecahkan kaca, melubangi dinding dan membuat sang pemilik
rumah marah-marah.
• Contoh dari radiasi non pengion adalah cahaya tampak (cahaya
lampu yang mungkin saja sekarang sedang menyinari wajah Anda
tanpa bereaksi dengan kulit Anda meskipun mungkin
menembusnya) dan radiasi panas.
• Sedangkan, untuk kasus radiasi pengion, sang radiasi
memiliki energi yang cukup untuk berinteraksi dengan
materi yang ditumbuknya untuk membuat elektron
yang sedang berada di orbitnya berpindah, bisa
terlempar dari atom tersebut (terionisasi) atau
sekedar pindah orbit (eksitasi).
Bagaimana radiasi bisa menyebabkan kanker?
• Dari pemaparan ringkas mengenai radiasi di atas, telah jelas bahwa radiasi
pengion dapat menendang elektron keluar dari orbitnya atau malah keluar
dari atomnya.
• Dari yang kita semua tahu, nomor atom—yang menyatakan jumlah proton,
dan pada atom netral memiliki nilai yang sama dengan jumlah elektron—dari
sebuah atom menentukan karakteristik atom tersebut secara kimiawi dan
fisika.
• Nomor atom juga menentukan tendensi ikatan atom tersebut dengan atom
lainnya, dan konsekuensinya juga mempengaruhi komposisi serta sifat fisika
dari suatu molekul.
• Sebuah atom oksigen dalam satu molekul air (H2O) bisa saja terlepas dari
ikatannya bersama atom hidrogen akibat kehilangan satu elektron (bilamana
elektron tersebut adalah elektron valensinya) dan, konsekuensinya H2O
tersebut bukan lagi H2O dan sifat fisisnya pun berubah.
• DNA (Deoxyribonucleic Acid) adalah sistem penyimpanan kode spesifik pada
suatu sel yang terikat dalam untaian benang kusut yang menyususn
kromosom dan terletak pada inti dari inti sel (nucleolus).
• Ibaratnya, jika seluruh tubuh ini adalah sebuah kesatuan tentara dan satu
selnya adalah satu orang prajurit, maka semua kromosom yang dimiliki
sebuah sel adalah surat perintah yang dikantongi oleh prajurit tersebut
tentang apa-apa yang harus dilakukannya selama bertugas (baca: selama sel
tersebut hidup).
• Surat tersebut terdiri dari beberapa lembar (tiap lembarnya adalah satu
kromosom) yang tiap lembarnya terdiri dari beberapa paragraf (DNA) yang
setiap kata-nya (kode genetik) menyusun kalimat-kalimat perintah dengan
huruf-huruf (atom).
• Setiap prajurit memiliki surat perintah yang berbeda, sesuai dengan posisi
struktural dan lokasi penugasannya. Karenanya, sel yang berada di rambut
tidak akan menjadi keras seperti sel pada tulang, dan sekumpulan sel kuku
tidak akan membentuk akar rambut seperti sekumpulan sel kulit.
• Bayangkan apa yang terjadi bila DNA, yang
notebene merupakan sebuah gabungan dari
makromolekul yang rumit dan terdiri dari buanyak
sekali atom, terkena ‘rombongan’ radiasi
pengion?
• (kalau yang datang cuma satu dan bukan
‘rombongan’, maka tidak akan sampai merusak
kode).
• Pasti atom yang menjadi satuan penyusun kode-
kode genetik akan rusak, dan ‘surat perintah’ tadi
akan berubah. bisa jadi, bagian yang
memerintahkan kode itu untuk mencegah
pembelahan sel berlebihan akan terhapus, dan
munculah sel-sel yang membelah tanpa henti.
Nah, sel-sel ini lah yang kemudian diidentifikasi
sebagai kanker!
Radiasi dan jenis-jenisnya
• Ada tiga partikel radiasi—selain elektron, proton, neutron dan photon—,
yakni partikel alpha, beta, dan gamma.
• Partikel alpha sebenarnya adalah inti dari Helium.
• Ia hanya terdiri dari sepasang proton dan sepasang neutron, tanpa elektron.
• Karena terdiri dari banyak penyusun bermuatan, partikel alpha adalah
partikel dengan daya rusak paling kuat, namun karena ia begitu ‘gemuk’
(dengan empat nomor massa), daya tembusnya lemah.
• Partikel beta memiliki sifat sama dengan elektron (memiliki massa yang
sama dan reaksi fisis yang sama)
• Partikel gamma adalah nama lain dari photon, yang merupakan gelombang
elektromagnetik tak bermassa.
Apa yang membedakan antara partikel beta
dengan elektron dan partikel gamma dengan
photon?
• Mereka memiliki sumber yang berbeda.
• Photon dan elektron adalah sebutan untuk mereka yang
berasal dari luar inti (berasal dari area orbital) dan muncul
akibat interaksi orbital, sedangkan gamma dan beta berasal
dari inti melalui mekanisme peluruhan radioaktif
• Ketiga partikel itu memiliki daya tembus yang berbeda dan
daya rusak yang berbeda pula.
Sinar - X
• Sinar – X ditemukan secara “tdk sengaja” oleh Contad Roentgen
(1894)
• Roentgen menyadari ada cahaya tak tampak yg mampu
menembus kertas hitam yg dipaiknya meghalangi tabung
Crookes
• Iapun segera mengalihkan risetnya dari mengamati sinar hinau
yg muncul dari tabung crooker menjadi mengamati secara jelas
pancaran sinar tak tampak namun berpendar tsb.
• Roentgen membuktikan bahwa sinar tersebut dapat menembus
tangannya dan memperlihatkan tulang yang ada di dalamnya
dengan mengambil gambar tangan istrinya dan menangkap
bayangannya pada film.
• Dapat nobel bidang fisika tahun 1901
• Untuk keperluan diagnostik sendiri, citra (image) sinar-X diperoleh pada
permukaan film fotografi.
• Citra terbentuk karena terjadi perbedaan intensitas sinar-X yang datang
(sampai) ke film setelah di’lewat’kan melalui bagian tubuh yang difoto.
• Bagian tubuh yang lebih rapat dan mengandung unsur kimia tertentu dapat
bereaksi dengan sinar-X dan menyebabkan kuantitas sinar-X yang sampai ke
film menjadi berkurang.
• Contoh kasusnya adalah pada pemotretan organ tulang. Tulang mengadung
banyak unsur kimia kalsium (Ca) dan unsur kalsium menyerap banyak
partikel sinar-X sehingga menyebabkan berkurangnya sinar-X yang tiba di
film pada daerah yg terhalangi tulang tersebut.
• Hasilnya adalah citra berwarna putih sebagai gambaran tulang pada film,
sedangkan organ lainnya akan dilewatkan begitu saja dan menghitamkan
film.
Terbentuknya sinar -X pada pesawat sinar-X
• Pada aplikasinya, penciptaan sinar-X tak lagi mengandalkan
mekanisme tabung Crookes, melakinkan dengan menggunakan
pesawat sinar-X modern.
• Pesawat sinar-X modern pada dasarnya membangkitkan sinar-X
dengan mem’bombardir’ target logam dengan elektron berkecepatan
tinggi.
• Elektron yang berkecepatan tinggi tentunya memiliki energi yang
tinggi, dan karenanya mampu menembus elektron-elektron orbital
luar pada materi target hingga menumbuk elektron orbital pada kulit
K (terdekat dengan inti).
• Elektron yang tertumbuk akan terpental dari orbitnya,
meninggalkan hole pada tempatnya semula.
• Hole yang ditinggalkannya itu akan diisi oleh elektron
dari kulit luar dan proses itu melibatkan pelepasan
foton (cahaya elektromagnetik) dari elektron pengisi
tersebut.
• Foton yang keluar itulah yang kemudian disebut sinar-
X, dan keseluruhan proses terbentuknya sinar-X
melalui mekanisme tersebut disebut mekanisme
sinar-X karakteristik.
• Adapun mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah emisi foton
yang dialami oleh elektron cepat yang dibelokkan oleh inti atom
target atas konsekuensi dari interaksi Coulomb antara inti atom
target dengan elektron cepat.
• Proses pembelokkan ini melibatkan perlambatan dan karenanya
memerlukan emisi energi berupa foton.
• Mekanisme ini disebut Bremsstrahlung (bahasa Jerman dari
‘radiasi pengereman’).
Bagian-bagian tabung sinar-X
Selanjutnya, pesawat sinar-X modern memanfaatkan kedua
kemungkinan di atas untuk memungkinkan produksi sinar-X.

• Seperti terlihat pada gambar ilustrasi, beda


potensial antara anoda dan katoda dibuat
sedemikian rupa sehingga mencapai angka
yang cukup untuk membuat elektron
melompat dengan kecepatan tinggi setelah
katoda diberi energy (biasanya 1000 Volt).
• Setelah elektron pada katoda melompat dan
menghantam filamen pada anoda, terjadilah
sinar-X yang terjadi dengan mekanisme sinar-
X karakteristik ataupun Bremsstrahlung.

Anda mungkin juga menyukai